Nama/NIM
Pendahuluan
PT Asuransi Jiwasraya
PT Asuransi Jiwasraya (Persero) adalah sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak
di bidang asuransi jiwa. Perusahaan ini telah eksis sejak tahun 1859 dan merupakan perusahaan
asuransi jiwa tertua di Indonesia. Jiwasraya memiliki beragam produk baik individu maupun
grup/kumpulan dan selalu mengalami disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat.
Untuk memberikan layanan prima bagi pemegang polisnya, saat ini Jiwasraya memiliki Kantor
Pusat Bancassurance & Strategi Aliansi, Kantor Pusat Program Manfaat Karyawan, 14 Kantor
Wilayah, 71 Kantor Cabang, dan 494 Unit Kerja Area dengan dukungan 15 ribu agen diseluruh
Indonesia
Latar Belakang
2012 2010-2011
04 03
Bapepam-LK memberikan izin produk JS
Proteksi Plan pada 18 Desember 2012. JS
Jiwasraya melanjutkan skema reasuransi
Proteksi Plan dipasarkan melalui kerja sama dan mencatatkan surplus sebesar Rp1,3
dengan bank (bancassurance). triliun pada akhir 2011
Kronologi
2014 2017
05 06
Jiwasraya menggelontorkan Laporan keuangan Jiwasraya pada
2017 dari JS Saving Plan naik
sponsor untuk klub sepakbola mencapai Rp21 triliun dan mendapat
asal Inggris, Manchester City laba Rp2,4 triliun, naik 37,64 persen
dari tahun 2016.
Kronologi ke-3
Pada tahun 2011, Jiwasraya melanjutkan skema reasuransi dan mencatatkan surplus sebesar Rp1,3 triliun. Skema
reasuransi ini merupakan salah satu langkah yang diambil perusahaan untuk mengatasi kondisi keuangan yang sulit.
Namun, meskipun tercatat surplus pada tahun tersebut, kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan tetap
mengalami tekanan, terutama akibat defisit yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
Pembahasan
Kronologi ke-4
Pada tahun 2011, Jiwasraya melanjutkan skema reasuransi dan mencatatkan surplus sebesar Rp1,3 triliun. Skema
reasuransi ini merupakan salah satu langkah yang diambil perusahaan untuk mengatasi kondisi keuangan yang sulit.
Meskipun tercatat surplus pada tahun tersebut, kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan tetap mengalami
tekanan, terutama akibat defisit yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
Kronologi ke-5
Pada tahun 2014, Jiwasraya menggelontorkan sponsor untuk klub sepakbola asal Inggris, Manchester City. Jiwasraya membayar
sekitar Rp7,5 miliar per tahunnya untuk bisa bekerja sama dengan klub tersebut. Selain itu, Jiwasraya juga memberikan biaya
kunjungan senilai Rp4 miliar jika klub melakukan kunjungan ke Indonesia, biaya suvenir Jiwasraya dengan logo klub senilai Rp1
miliar per tahun, dan biaya konsultan sebesar Rp1 miliar per tahun. Keputusan Jiwasraya untuk menjadi sponsor klub sepakbola
ini dianggap tidak etis oleh beberapa pihak, mengingat kondisi keuangan perusahaan yang sedang buruk pada saat itu.
Pembahasan
Kronologi ke-6
Laporan keuangan Jiwasraya pada tahun 2017 menunjukkan bahwa pendapatan premi dari produk JS Saving Plan
mencapai Rp21 triliun, dan laba sebesar Rp2,4 triliun, naik 37,64% dari tahun 2016. Hal ini disebabkan oleh
penjualan produk JS Saving Plan yang meningkat, sehingga meningkatkan pendapatan premi perusahaan. Namun,
kondisi keuangan perusahaan masih menjadi tekanan, terutama akibat defisit yang terjadi pada tahun-tahun
sebelumnya.
Kronologi ke-7
Hasil audit KAP PwC atas laporan keuangan 2017 dari Jiwasraya mengoreksi laporan keuangan interim dari laba sebesar Rp2,4 triliun menjadi hanya
Rp428 miliar. Hal ini disebabkan oleh pencadangan teknis yang diperlukan dalam laporan keuangan tersebut. Setelah PwC mengoreksi laporan keuangan
interim Jiwasraya dari laba sebesar Rp2,4 triliun menjadi hanya Rp428 miliar, Jiwasraya melakukan sejumlah langkah untuk mengatasi kondisi keuangan
yang sulit. Perusahaan meminta Kementerian BUMN, selaku pemegang saham, untuk menyiapkan langkah penyelamatan. Jiwasraya juga menyampaikan
alternatif penyehatan berupa penilaian ulang aset tanah dan mendirikan anak usaha, Jiwasraya Putra. Selain itu, perusahaan juga membutuhkan suntikan
modal sebesar Rp32,89 triliun untuk memenuhi rasio kecukupan modal yang ditetapkan oleh OJK.
Pembahasan
Kronologi ke-8
Setelah mengumpulkan direksi Jiwasraya untuk mendalami potensi gagal bayar perusahaan, Menteri BUMN Rini
Soemarno meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
untuk melakukan audit investigasi terhadap Jiwasraya. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap potensi gagal
bayar perusahaan dan untuk menyelidiki lebih lanjut kondisi keuangan Jiwasraya. Selain itu, pemerintah juga mencari
solusi yang tepat untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi, termasuk melalui langkah hukum dan politik.
Kronologi ke-9
Setelah mengumumkan ketidakmampuan untuk membayar klaim polis nasabah JS Saving Plan sebesar Rp802 miliar, Jiwasraya
menghadapi tekanan yang semakin besar. Pemerintah, melalui Kementerian BUMN, terus melakukan langkah-langkah untuk
menyelesaikan masalah ini. Selain itu, audit investigasi dilakukan oleh BPK dan BPKP untuk menyelidiki lebih lanjut kondisi
perusahaan. Pada akhirnya, Jiwasraya juga mengajukan permohonan restrukturisasi ke Pengadilan Niaga guna menyelesaikan
krisis keuangannya. Keputusan ini diambil setelah perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban keuangan yang semakin
memburuk.
Pembahasan
Kronologi ke-10
Jiwasraya membutuhkan dana sebesar Rp32,89 triliun untuk memenuhi RBC 120% dan ekuitas Jiwasraya negatif
sebesar Rp27,24 triliun. Selain itu, liabilitas dari produk JS Saving Plan yang bermasalah tercatat sebesar Rp15,75
triliun. Pada Oktober 2018, Jiwasraya mengumumkan ketidakmampuan untuk membayar klaim polis jatuh tempo
nasabah JS Saving Plan sebesar Rp802 miliar. Langkah-langkah penyelamatan, seperti audit investigasi oleh BPK dan
BPKP, serta langkah hukum dan politik, diambil sebagai respons terhadap kondisi keuangan yang sulit dan potensi
gagal bayar perusahaan.
Kronologi ke-11
Kementerian BUMN melaporkan tiga indikasi dugaan kecurangan di Jiwasraya ke Kejaksaan Agung dan Kejaksaan Tinggi yaitu
1. Janji investasi: Terdapat dugaan janji investasi yang tidak hati-hati, yang kemungkinan tidak sesuai dengan prinsip pengelolaan investasi yang sehat.
2. Produk investasi asset: Ada dugaan terkait produk investasi asset yang tidak hati-hati, yang mungkin menunjukkan adanya tindakan yang tidak
sesuai dengan prinsip pengelolaan investasi yang baik.
3. Laporan keuangan: Terdapat indikasi bahwa laporan keuangan Jiwasraya tidak transparan, menunjukkan adanya ketidakakuratan dalam pelaporan
keuangan perusahaan
Pembahasan
Kronologi ke-12
Pelanggaran prinsip kehati-hatian dalam berinvestasi dalam kasus Jiwasraya merujuk pada dugaan
pelanggaran prinsip pengelolaan investasi yang sehat. Hal ini terkait dengan adanya indikasi bahwa
Jiwasraya melakukan investasi yang tidak hati-hati dan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip
pengelolaan investasi yang baik. Pelanggaran ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan
kondisi keuangan Jiwasraya semakin buruk dan mengalami kesulitan dalam membayar klaim polis
nasabah.
Ditjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM telah mencekal 10 nama yang diduga bertanggung
jawab atas kasus Jiwasraya. Beberapa dari nama-nama yang dicekal tersebut termasuk mantan
Direktur Utama Jiwasraya, Hendrisman Rahim, serta mantan Direktur Pemasaran, De Yong Adrian.
Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya penegakan hukum terkait kasus Jiwasraya yang
melibatkan dugaan pelanggaran prinsip kehati-hatian dalam berinvestasi dan potensi tindak pidana
korupsi
Te r i m a
Ka s ih