2
dari khurafat dan kebatilan”. Meresapi perkataan rasulullah SAW rufaidah semakin bersemangat
menjalankan ilmu-ilmu keperawatan sesuai dengan ajaran islam. Dahulu ketika ia merawat
seseorang yang terluka ia tak pernah mencuci tangan dan lansung merawat pasien yang lainnya.
Sekarang semenjak ia mengenal islam ia mengetahui tentang kebersihan yang merupakan bagian
dari iman dan sarang penyakit ialah dari kondisi yang tidak bersih. Maa sekarang tak lupa ia
selalu berwudu sebelum merawat pasien dan mencucikan tempat praktenya dari kotoran dan
najis.
Rufaidah tak hanya melakukan perawatan dan pengobatan, ia juga aktif dalam bidang
sosial lain yakni memberikan bantuan pada setiap fakir miskin, anak yatim dan orang-orang yang
tidak mampu bekerja. Rufaidah juga menyelenggarakan pendidikan untuk para anak yatim,
memberikan pelajaran-pelajaran agama, ilmu keperawatan, serta mengasuh mereka.
Perjuangan rufaidah tidak berhenti sampai disitu saja. Ketika agama islam telah
menyelimuti madinah, rufaidah berkonsentrasi pada pekerjaan para medis yang mewarisi dari
para leluhurnya namun tidak menggunakan cara-cara para leluhur seperti berdoa pada patung
saat mengobati, ia hanya mengambil ilmu medis dan berdoa kepada Allah yang maha esa. Saat
itu ia hanya melakukan perawatan dan penyembuhan terhadapa masyrakat yang menderita
penyakit. Lalu ia beranjak bangkit ingin membantu rasulullah dan para sahabat berjihad dengan
cara mengobati dan merawat korban perang. Saat pasukan dikomando oleh rasulullah SAW
berada dalam kesulitan, datanglah rufaidah menemui rasulullah SAW. Ia datang bersama
sekelompok besar wanita di belakangnya. Ternyata rufaida telah mengorganisasi dan melatih
mereka dalam bidang keperawatan dan pengobatan.
Ia mendirikan kemah pengobatan disamping masjid nabawi. Pada saat gendering telah
ditabu untuk melawan kaum musyrik, rufaidah bersama rombongan turut bergabung di dalamnya
sebagai pelayan korban perang. Hal itu ia lakukan di perang badar, perang uhud, perang
khandaq, perang khaibar, dan beberapa perang lainnya.
Pada perang khandaq saat tentara al-ahzab mengepung madinah, rufaidah mendirikan
kemah disekitar medan pertempuran. Rasulullah SAW pernah memerintahkan untuk
memindahkan seseorang sahabatnya yang mulia bernama sa’ad ibn mu’az kekemmah rufaidah
agar diberi pertolongan, karena waktu itu sa’ad terkena panah dilengannya. Saat itu rufaidah
memberikan pengobatan dan mencabut anak panah dan menghentikan pendarahan dan ia
berhasil mengobatinya. Pada peristiwa tersebut rasulullah SAW lewat dan menemui sahabat
3
yang sedang terluka itu dikemah rufaidah beberapa kali dalam sehari dan bertanya : “bagaimana
keadaan mu pada sore hari ?”. Sahabat yang ditanya lalu menjawab dengan menerangkan
kadaannya sampai Allah mewafatkannya sesudah peristiwa perang bani Quraizah.
Pada saat terjadi perang uhud, inilah perang terbesar yang diikuti kaum wanita. Pada saat
itu rufaidah mengorganisasi setiap perempuan yang ikut dalam perempuan untuk menjaga setiap
baris tenda. Pada saat perang berlansung banyak yang terluka oleh kaum musyrikin. Satu per satu
barisan wanita meninggalkan tenda dan melanggar perintah. Beberapa kaum wanita ikut
berperang hingga akhirnya ada pula yang tumbang dalam nuansa jihadnnya melindungi
rasulullah, melindungi agama.
Sebuah kejadian tragis yaitu salah seorang yang lenganya hamper putus masuk kedalam
tenda rufaidah. Ia adalah rasyid ibnhafs seoranng musryik yang keji namun sekarang beralih
memeluk islam dan membela rasulullah di medan perang. Dahulu saat rasyid ibn hafs masih
tergolong kaum musyrikin ia sempat membunuh suami rufaidah.sekarang ini kondisi tengannya
hamper putus. Dengan segenap hati rufaidah mengobati rasyid tanpa membebani pikirannya
dengan status rasyid yang membunuh suaminya. Namun, dengan kerelaanya dab lansung
kembali bertempur melawan musyrikin membela rasulullah SAW rufaidah tercengang terharu
melihat hal tersebut.
Rufaidah bersama kaum wanita lainnya terus merawat dan mengobati korban luka
perang, sebelum akhirnya para pejuang tersebut bertempur lagi. Sungguh berat tugas dan peranan
rufaidah dan wanita-wanita lainnya. Hingga pada akhirnya mereka memenangkan perang
tersebut atas izin allah. Jikalau saja tidak ada tenda pengobatan dan perawatan yang dibuat oleh
rufaidah dan pasukan wanita lainnya, tentu akan lebih mempersulit lagi keadaan perang saat itu.
Setelah perang selesai, rasulullah SAW mengambilkan harta hasil rampasan perang. Tak
kecuali rufaidah, ia dipangil rasulullah SAW belian menghadiahkan pada rufaidah sebuah kalung
pada rufaidah dan berkenan melilitkan kalung tersebut di leher rufaidah. Ia berwasiat bahwa
anugerah dari rasulullah tersebut harus dikubur bersama jasadnya nanti ketika ia telah
meninggal. Sungguh beruntung seorang rufaidah atas kerja kerasya membantu pasukan islam
dalam medan pertempuran, ia memperoleh kehormatan dari rasulullah SAW. Rufaidah seorang
wanita yang memperoleh kemuliaan dari orag mulia, rasulullah SAW.
Sejarah islam juga mencatat beberapa nama yang bekerja bersama rufaidah seperti :
ummu ammara, aminah, ummu ayman, safiyat, ummu sulaiman, dan hindun. Beberapa wanita
4
muslim yang terkenal sebagai perawat adalah : “ku’ayibat, aminah binti abi qays al ghifari,
ummu atiyah al ansariyat dan nusaibat binti ka’ab al maziniyat. Leteratur lain menyebutkan
beberapa nama yang terkenal menjadi perawa saat masa nabii Muhammad SAW saat perang dan
damai adalah : rufaidah binti sa’ad al-aslamiyyat, aminah binti qays al ghifariyat, ummu atiyah al
anasaiyat, nusaibat binti ka’ab al amziniyat, zainab dari kaum bani awad yang ahli dalam
penyampaian penyakit dan bedah mata.
Ummu amarajuga dikenal juga sebagai nusaibat binti ka’ab bin maziniyat, dan ibu dari
Abdullah dan habi,anak dari bani zayd bin asim. Nusaibat dibantu suami dan anaknya dalam
bidang keperawatan. Dia berpartisipasi dalam perjanjian aqabat dan perjanjian ridhwan, dan
andil dalam perang uhud dan perang melawan musailamah di yamamah bersama anak dan
suaminya. Dia terluka 12 kali, tangannya terputus dan ia meninggal dengan luka-lukanya. Dia
terlibat dalam perang uhud,merawat korban yang luka dan mensuplai air dan juga digambarkan
berperang menggunakan pedang membela nabi.
Keistimewaan tokoh rufaidah ialah seorang pelopor wanita yang berani ikut perang
bersama rasulullah SAW bahkan rufaidah membuat pasukan sendiri untuk ikut membela
rasulullah SAW di medan perang dengan memanfaatkan ilmu keperawatannya. Dahulu kaum
perempuan tidak banyak dan cenderung takut untuk untuk maju dalam barisan bersama
rasulullah dan para lekaki.
Rufaidah memiliki kemampuan dibidang keperawatan. Segala macam ilmu kedokteran,
tabib dan keperawatan juga ia miliki dengan baik. Ia pun tak segan-segan membaginya pada
irang lain. Ilmu-ilmunya diterapkan dan dipakai secara baik dengan cara mengobati orang lain
yang sakit ataupun terluka. Bahkan pada seorang yang telah membunuh suaminya pun rufaidah
tidak dendam dan mau mengobatinya sesaat ia terluka parah.
Ia juga termasuk orang-orang yang sabar. Ia sabar dalam menghadapi beragam cobaan
yang menderanya sesaat ia masuk dalam islam dan mulai menyebarkan agama islam pada
penduduk sekitar sebagai seorang perawat rufaidah mempunyai pengaruh sangat besar. Karena
setiap penduduk butuh terhadap rufaidah. Peranan rufaidah sebagai perawat di yastrib cukup
besar pengaruhnya terhadap masyarakat.
Rufaidah aktif dalam keperawatan juga pada aktivitas sosialnya. Ia memelihara anak
yatim dan menolong fakir miskin. Ia juga menyebarkan agama islam pada pasien-pasiennya
dengan cara menunjukkan lewat perbuatannya yang mencirikan seorang muslimah yang baik.
5
Oleh karena itu banyak orang yang terkesan terhadap agama islam lewat perilakunya yang
islami. Tokoh satu ini juga memiliki sikap bijaksana yang tinggi. Ia pandai mengatur strategi.
Hal ini terbukti dengan cara ia mengatur struktur orang-orang yang akan menjaga tenda. Ia juga
membagi tenda-tenda perawatan sehingga dapat difungsikan diberbagai kondisi.
Di Negara-negara timur tengah, konteks keperawatan sendiri banyak dipengaruhi oleh
sejarah keperawatan dalam islma, budaya dan kepercayaan di arab, keyakinan akan kesehatan
dari sudut pandang keperawatan di Negara barat, keyakinan akan spiritual islam tercermin dalam
budaya mereka.
Di indonesi mungkin hal serupa juga terjadi, tinggal bagaimana keperawatan dan islma
dapat berkembang sejalan dalam harmoni percepatan tuntutan asuhan keperawatan, kompleksitas
penyakit, perkembangan teknologi kesehatan dan informatika kesehatan. Agar tetap mengenang
dan menteladani sejarah perkembangan keperawatan yang di mulai oleh rufaidah binti sa’ad.