Anda di halaman 1dari 8

AUDIT KOMUNIKASI BANK BRI UNIT

UIN SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG
Laporan

Untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah Audit Komunikasi

Dosen pengampu Encep Dulwahab, S.Sos., M.I.Kom.

Disusun oleh:

Muhammad Maulana Yusup (1174060059)

Trias Uswatun Hasanah (1174060091)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI HUBUNGAN MASYARAKAT

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2019
1.1 Pendahuluan

Bank Rakyat Indonesia atau yang lebih dikenal BRI merupakan sebuah
bank konvensional yang dimiliki oleh pemerintah Indonesia. Didirikan pada
16 Desember 1895 oleh Raden Bei AriaWirjaatmadja di Purwokerto, Hindia
Belanda. BRI sendiri ada di bawah naungan PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk yang berkantor pusat di Jakarta. Bank BRI ini telah tersebar di
seluruh wilayah Indonesia dengan ketentuan adanya bank cabang, bank unit,
dan bank kantor kas. Secara keseluruhan Bank BRI memiliki keunggulan
kompetitif seperti:

1. Bank dengan jaringan kerja yang terbesar dan tersebar di seluruh


Indonesia
2. Manajemen resiko yang prudent
3. Brand regocnition and brand royalty yang kuat
4. Bank dengan margin yang tinggi yang secara konsisten mengungguli
tingkat ROA industri perbankan
5. Manajemen perusahaan yang profesional dan berpengalaman
6. Pemodalan yang cukup dan di atas ketentuan perbankan dengan
kualitas aset yang tetap terjaga
7. Komposisi simpanan yang menguntungkan dengan tingkat
pertumbuhan pinjaman yang tinggi
8. Posisi dominan di segen usaha Mikro Kecil dan Menengah

Dengan banyaknya keunggulan yang dimiliki Bank BRI haruslah diadakan


pengawasan terhadap jalannya kegiatan tersebut agar sesuai prosedur
sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. Sehubungan dengan hal tersebut
pula perlu diadakannya audit untuk mengidentifikasi atau mengevaluasi alur
komunikasi di dalam Bank BRI agar dapat meningkatkan pelayanannya dan
meningkatkan efektivitas organisasi. Dalam sistem kontrol Bank BRI ini
memiliki alur tersendiri yakni mulai dari jajaran manajemen lini yang
mengadakan kontrol internal sebagai proses inti sistem kontrol, kemudian
menuju manajemen resiko yang tujuannya adalah meminimalisasi resiko yang
terkait dengan kegiatan perbankan, ketiga adalah audit internal yang
kegiatannya melaksanakan audit berbasis resiko yang berkelanjutan,
mengadakan strategic business partner dan mengadakan jaminan gabungan
dari seluru elemen yang ada. Ketiga hal tersebut harus bersinergi secara baik
dalam pelaksanaannya sehingga dapat menghasilkan data yang nantinya akan
meningkatkan keefektivitasan organisasi.

Pada saat melakukan audit ini diperlukan pula keterampilan berkomunikasi


interpersonal yang baik. Tidak hanya itu, pengetahuan serta kemampuan
mengidenfitikasi resiko yang dihadapi perusahaan pun harus dikuasai. Di
bawah ini adalah hal-hal yang perlu dimiliki oleh seorang auditor BRI:

1. Berorientasi pada bisnis


2. Berorientasi pada stakeholder
3. Proaktif, antusias dan dinamis
4. Berkomunikasi secara efektif
5. Keberanian untuk berpendapat berbeda
6. Mencari penyelesaian yang aplikatif
7. Mengukur prestasi berdasarkan temuan
8. Tidak berkonsentrasi pada detail
9. Mengerti penyebab masalah
10. Mengerti kebutuhan manajemen
11. Memiliki sense of risk
12. Memahami banking control

Jika keduabelas atribut tersebut dipahami dan dikuasai oleh auditor, maka
akan memberikan manfaat kepada perusahaan tersebut. Terpenting lagi
adalah bagaimana cara auditor berkomunikasi untuk mendapatkan data-data
yang dibutuhkan dalam audit. Adapun beberapa manfaat dari audit
komunikasi adalah untuk membandingkan status komunikasi sebelum dan
sesudah diaudit, mengetahui dampak dari program, membandingkan data
sebelum dan sesudah survei, menentukan struktur organisasi yang sukses,
menentukan kelompok-kelompok kunci sebelum penugasan, mengetahui
biaya komunikasi yang penting bila organisasi hendak ekspansi, dan
mengembangkan program pelatihan komunikasi baru untuk mengatasi
persoalan dalam temuan audit.

Ada salah satu contoh di BRI Kecamatan Tapung Raya, Kabupaten


Kampar, Riau yang melakukan fraud audit atau investigasi karena adanya
laporan dari Kepala BRI Kabupaten Kampar, Sudirman dan seorang pegawai
BRI Rustian Marta terkait adanya transfer fiktif sebesar 1,6 milyar oleh
Kepala Unit BRI Kecamatan Tapung Raya. Dimana adanya pencatatan palsu
dalam pembukuan maupun di dalam kegiatan usaha. Transaksi yang
dilakukan oleh tersangka tidak disertai dengan uangnya dan hanya ada dalam
catatan ada transfer uang, nyatanya fiktif. Hal ini dibuktikan dengan hasil
pemeriksaan tim internal dari BRI Cabang Bangkinang, Ibukota Kabupaten
Kampar ke Unit BRI Tapung yang menyebutkan adanya kejanggalan antara
jumlah saldo neraca dengan kas tidak seimbang. Setelah adanya pemeriksaan
lebih lanjut, diketahui adanya pembukaan setoran kas sebanyak Rp.1,6 milyar
dari BRI Unit Pasir Pangaraian II ke Unit BRI Tapung.

Dalam audit komunikasi ini, kami melakukan audit pada Bank BRI KK
UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Bank BRI ini merupakan bank kantor kas
yang berada dibawah naungan institusi sehingga nasabah-nasabah yang
datang kebanyakan merupakan mahasiswa dan pegawai institusi. Namun
tidak menutup kemungkinan juga adanya nasabah dari pihak luar.

1.2 Tujuan
1. Pola komunikasi antar sesama pegawai bank.
a. Bagaimana budaya yang ada di organisasi ini?
b. Bagaimana pola interaksi sesama pegawai bank?
c. Bagaimana sikap yang ditunjukkan kepada sesama pegawai bank
2. Pola komunikasi pegawai bank dengan nasabah.
a. Bagaimana sikap yang ditunjukkan pegawai bank kepada nasabah?
b. Bagaimana komunikasi yang dilakukan oleh pegawai bank kepada
nasabah?
c. Apakah nasabah merasa terbantu oleh setiap pegawai bank?
d. Bagaimana fasilitas yang ditawarkan oleh Bank BRI KK?
1.3 Metode
Dalam melaksanakan audit komunikasi di Bank BRI KK ini kami
menggunakan metode peelitian wawancara, kuisioner dan observasi.
Penggunaan metode wawancara menghasilkan bukti yang lebih konkret dan
dapat dipercaya karena bersumber dari pegawai bank itu sendiri. Lalu
penggunaan metode kuisioner dan observasi dilakukan untuk menggali
informasi dari sudut pandang nasabah Bank BRI KK itu sendiri.

1.4 Hasil Dan Pembahasan


Setelah kami melakukan observasi dengan melakukan wawancara dan
menyebarkan kuisioner ada beberapa hal yang harus dilakukan audit, menurut
hasil wawancara dengan bapak Wawan S. selaku security Bank BRI unit UIN
Sunan Gunung Djati dan jawaban kuisioner mengenai pelayanan Bank BRI
unit UIN Sunan Gunung Djati, Bank BRI unit UIN Sunan Gunung Djati
memiliki satu teller, satu supervisor, satu costumer service. Menurut bapak
Wawan kantor kas Bank BRI unit UIN Sunan Gunung Djati bertujuan untuk
mempermudah administrasi mahasisawa UIN Sunan Gunung Djati.
Hampir semua nasabah Bank BRI yang mengisi kuisioner, merasa puas
dengan pelayanan dari pegawai Bank BRI, karena Bank BRI menerapkan 3S
dalam pelayanannya seperti senyum, salam dan sapa. Security mulai dari
pintu masuk menerapkan 3S lalu bertanya kepada nasabah mengenai
keperluan nasabah, dan mengarahkan nasabah sesuai dengan keperluannya.
Hal tersebut memudahkan nasabah dalam memenuhi keperluannya di Bank
BRI, apalagi jika nasabah pemula yang tidak tahu sama sekali alur yang harus
dilalui jika hendak ke Bank BRI.
Para nasabah merasa terbantu dengan bantuan dari security yang bertugas
selain menjaga keamanan juga bertugas sebagai pemberi arahan kepada
nasabah, namun karena mungkin security yang ditugaskan hanya satu, entah
karena ngurusin atm atau enta kemana sering membuat nasabah kebingunan,
selain itu dikarenakan di Bank BRI unit UIN Sunan Gunung Djati juga yang
ditugaskan hanya satu orang meskipun di Bank BRI unit UIN Sunan Gunung
Djati ini tidak ada program simpan pinjam, tetap saja sering terjadi penuhnya
antrian dikarenakan banyak mahasiswa yang ingin mengambil uang
Dari segi ruangan yang berukuran 4 meter x 4 meter, menurut beberapa
nasabah terasa sempit dan pengap sehingga menimbulkan ketidaknyaman,
karena banyaknya mahasiswa yang akan mengambil uang menjadi
permasalahan yang ada di Bank BRI unit UIN Sunan Gunung Djati, apalagi
ketika terjadi antrean yang sangat panjang seperti periode pembayaran UKT
yang biasanya dibayarkan satu semester sekali, hal tersebut membuat
mahasiswa malas untuk mebayar UKT secara langsung melalui teller,
sehingga banyak mahasiswa beralih melakukan pembayaran UKT melalui
ATM.

1.5 Rekomendasi
Dari hasil pembahasan diatas perlu adanya solusi untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut, dalam segi standar operasional prosedur dari Bank
BRI harus ditinjau ulang karena standar operasional prosedur yang menagatur
banyaknya pegawai yang di tugaskan di kantor kas terasa sangat kurang
untuk melayani nasabah terutama diperlukannya penambahan satu satu orang
teller untuk mengurangi antrean.
Selain itu diperlukan security yang tetap berjaga didepan kantor kas tanpa
mengurusi urusan lain. Hal tersebut akan memperlancar terjadinya
komunikasi antara nasabah dan pegawai, karena terkadang nasabah merasa
bingung ketika kebetulan security sedang tidak berjaga, mungkin karena ada
urusan yang lain seperti menegecek ATM dan lain-lain.
Dan terakhir yang perlu di audit yaitu ukuran dari kantor kas Bank BRI
unit UIN Sunan Gunung Djati Sangat sempit, perlu adanya perubahan tata
letak atau pelebaran ruangan dengan memanfaatkan lahan kosong yang
berada didepan kantor, karena melakukan pelebaran ruangan hal tersebut
dapat mengurangi antrean sehingga dapat membuat nasabah merasa nyaman
ketika akan melakukan transaksi.
1.6 Lampiran
DAFTAR PUSTAKA

Ema Surya Ningtyas. (2015). Kasus Fraud Pada Bank BRI, diakses pada 24
Desember 2019, dari
https://www.kompasiana.com/ema_surya/556c494b50f9fdd6048b4567/kasus-
fraud-audit-pada-bank-bri

https://2015natcon.iia-indonesia.org/docs/file//P3A-
Say%20it%20Right%20Effective%20Communication%20for%20Internal%20Au
ditor-BRI.pdf

Anda mungkin juga menyukai