Anda di halaman 1dari 20

“GAS MULIA”

NAMA KELOMPOK:

KELOMPOK 1

ADINDA SAFIRA
ARUM ANISA ASPALAM
BIMA RAMA FARENSE
M. NURMAN ABADI
PUTRI NADIYA AGUSTIN
VIONA ANGELA LORENZA

SMA NEGERI 6 METRO


TAHUN PELAJARAN 2019/2020

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan YME karena atas rahmat dan
karuniaNya kami dapat menyelesaikan karya ilmiah tentang ´gas mulia´ ini dengan tepat
waktu. Penulisan karya ilmiah tentang gas mulia ini betujuan tidak lain adalah untuk
memenuhi tugas kimia kelas XII tentang kimia unsur. Selain itu, karya ilmiah ini juga
dibuat untuk meningkatkan rasa ingin tahu pembaca dan masyarakat mengenai gas-gas
golongan 8A yang jarang ditemui dan langka.

Dalam makalah ini, akan dibahas sifat fisis dan kimia, reaksi yang terjadi, proses
pembuatan, manfaat, serta dampak suatu unsur dan senyawa terhadap lingkungan. Unsur-
unsur yang akan dibahas adalah unsur yang terdapat dalam gas mulia. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada para anggota yang telah bekerja sama dengan baik untuk
menyelesaikan makalah tentang gas mulia ini sehingga kami dapat menampilkan yang terbaik
kepada pembaca.

Kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca karena makalah kami belumlah
sempurna. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih.

DAFTAR ISI

COVER......................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................5

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gas Mulia...........................................................................................................6


2.2 Sejarah Gas Mulia................................................................................................................6
2.3 Sifat-sifat Gas Mulia............................................................................................................8
2.4 Reaksi-reaksi Gas Mulia....................................................................................................16
2.5 Pembuatan Gas Mulia........................................................................................................
2.6 Pengunaan Gas Mulia.........................................................................................................

BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................

Daftar Pusaka...........................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Gas mulia adalah gas yang mempunyai sifat lengai, tidak reaktif, dan susah bereaksi
dengan bahan kimia lain. Gas mulia banyak digunakan dalam sektor perindustrian. Gas mulia
juga merupakan golongan kimia yang unsur-unsurnya memiliki elektron valensi luar penuh,
sehingga menjadi golongan yang paling stabil dalam sistem periodik unsur. Unsur-unsurnya
adalah He (Helium), Ne (Neon), Ar(Argon), Kr (Kripton), Xe (Xenon), dan Rn (Radon)
yang bersifat radioaktif. Karena sifat stabilnya, unsur-unsur Gas Mulia ditemukan di alam
dalam bentuk monoatomik. Konfigurasi elektron unsur-unsur Gas Mulia adalah ns2np6,
kecuali He 1s2.
Gas Mulia pertama ditemukan pada tanggal 18 Agustus 1868 oleh Pierre Janssen dan Joseph
Horman Lockyer. Ketika sedang meneliti gerhana matahari total mereka menemukan sebuah
garis baru di spektrum sinar matahari. Mereka menyakini bahwa itu adalah lapisan gas yang
belum diketahui sebelumnya, lalu mereka menamainya Helium.

Di tahun 1898, Huge Erdmann mengambil nama Gas Mulia (Noble Gas) dari bahasa
Jerman Edelgas untuk menyatakan tingkat kereaktifan Gas Mulia yang sangat rendah.
Nama Noble dianalogikan dari Noble Metal (Logam Mulia), emas, yang dihubungkan dengan
kekayaan dan kemuliaan.

Di abad ke-18, H. Cavendish menemukan komponen yang inert di udara.


Ditahun 1868, suatu garis di spektrum sinar matahari yang tidak dapat diidentifikasi
ditemukan dan disarankan garis tersebut disebabkan oleh unsur baru, helium. Berdasarkan
fakta ini, di akhir abad ke-19 keberadaan unsur-unsur Gas Mulia pertama kali ditemukan
oleh Sir William Ramsey. Beliau adalah ilmuwan pertama yang berhasil mengisolasi gas
Neon, Argon, Kripton, dan Xenon dari atmosfer. Beliau juga menemukan suatu gas yang
diisolasi dari peluruhan mineral Uranium, yang mempunyai spektrum sama seperti unsur di
matahari, yang disebut Helium. Helium terdapat dalam mineral radioaktif dan tercatat sebagai
salah satu gas alam di Amerika Serikat. Gas Helium diperoleh dari peluruhan isotop Uranium
dan Thorium yang memancarkan partikel α. Gas Radon, yang semua isotopnya radioaktif
dengan waktu paruh pendek, juga diperoleh dari rangkaian peluruhan Uranium dan Thorium.
Hadiah Nobel dianugerahkan pada Ramsay tahun 1904 atas keberhasilannya ini. Gas mulia
ditemukan di dekat golongan halogen dalam tabel periodik. Karena unsur gas
mulia memiliki konfigurasi elektron yan g penuh, unsur-unsur tersebut tidak
reaktif dan senyawanya tidak dikenal. Akibatnya gas -gas ini dikenal dengan gas
inert. Namun, setelah penemuan senyawa gas-gas ini, lebih tepat untuk
menyebutnya dengan unsur gas mulia, seperti yang digunakan di sini. Walaupun
kelimpahan helium di alam dekat dengan kelimpahan hidrogen, helium sangat jarang
dijumpai di bumi karena lebih ringan dari udara. Helium berasal dari reaksi inti di
matahari dan telindung di bawah kerak bumi.

Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki
kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik
karena sifat stabilnya. Unsur-unsur yang terdapat dalam gas mulia yaitu Helium (He), Neon
(Ne), Argon (Ar), Kripton (Kr), Xenon (Xe), Radon (Rn). Gas-gas ini pun sangat sedikit
kandungannya di bumi. Dalam udara kering maka akan ditemukan kandungan gas mulia
sebagai berikut :
Helium = 0,00052 %
Neon = 0,00182 %
Argon = 0,934 %
Kripton = 0,00011 %
Xenon = 0,000008
Radon = Radioaktif*
Gas Mulia terdapat dalam atmosfer bumi, untuk Helium terdapat di luar atmosfer.
Helium dapat terbentuk dari peluruhan zat radioaktif uranium dan thorium. Semua unsur -
unsur gas mulia terdiri dari atom -atom yang berdiri sendiri. Unsur gas mulia yang
terbanyak di alam semesta adalah Helium (banyak terdapat di bintang) yang merupakan
bahan bakar dari matahari. Radon amat sedikit jumlahnya di atmosfer atau udara. Dan
sekalipun ditemukan akan cepat berubah menjadi unsur lain, karena radon bersifat radioaktif.
Dan karena jumlahnya yang sangat sedikit pula radon disebut juga sebagai gas jarang.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian gas mulia ?
2. Bagaimana sejarah gas mulia ?
3. Bagaimana sifat-sifat gas mulia ?
4. Bagaimana reaksi-reaksi gas mulia ?
5. Bagaimana proses pembuatan gas mulia ?
6. Apa penggunaan dari gas mulia ?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gas Mulia


Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki
kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik
karena sifat stabilnya, mempunyai sifat lengai, tidak reaktif, dan susah bereaksi dengan bahan
kimia lain. Gas mulia juga merupakan golongan kimia yang unsur-unsurnya memiliki
elektron valensi luar penuh, sehingga menjadi golongan yang paling stabil dalam sistem
periodik unsur. Unsur-unsurnya
adalah He (Helium), Ne (Neon), Ar (Argon), Kr (Kripton), Xe (Xenon), dan Rn (Radon)
yang bersifat radioaktif. Konfigurasi elektron unsur-unsur Gas Mulia adalah ns2, np6, kecuali
He 1s2.
Gas Mulia yang sejati adalah unsur monoatomik. Disebut mulia karena unsur-unsur ini
sangat stabil, berfasa gas pada suhu ruang dan bersifat inert (sukar bereaksi dengan unsur
lain). Tidak ditemukan satupun senyawa alami dari gas mulia. Menurut Lewis, kestabilan gas
mulia tersebut disebabkan konfigurasi elektronnya yang terisi penuh, yaitu
konfigurasioktet (duplet untuk Helium). Kestabilan gas mulia dicerminkan oleh energi
ionisasinya yang sangat besar, dan afinitas elektronnya yang sangat rendah.
Berikut ini adalah asal-usul mana unsur-unsur Gas Mulia yang diambil dari bahasa
Yunani, yaitu:
1) Helium à ήλιος (ílios or helios) = Matahari
2) Neon à νέος (néos) = Baru
3) Argon à αργός (argós) = Malas
4) Kripton à κρυπτός (kryptós) = Tersembunyi
5) Xenon à ξένος (xénos) = Asing
6) Radon (pengecualian) diambil dari Radium

2.2 Sejarah Gas Mulia


-SEJARAH GAS MULIA
Ketika sedang meneliti gerhana matahari total, mereka menemukan sebuah garis baru
di spektrum sinar matahari. Mereka menyakini bahwa itu adalah lapisan gas yang belum
diketahui sebelumnya, lalu mereka menamainya Helium. Pada tahun 1894, seorang ahli kimia
Inggris bernama William Ramsay mengidentifikasi zat baru yang terdapat dalam udara.
Sampel udara yang sudah diketahui mengandung nitrogen, oksigen, dan karbon dioksida
dipisahkan. Ternyata dari hasil pemisahan tersebut, masih tersisa suatu gas yang tidak reaktif
(inert). Gas tersebut tidak dapat bereaksi dengan zat-zat lain sehingga dinamakan argon (dari
bahasa Yunani argos yang berarti malas). Empat tahun kemudian Ramsay menemukan unsur
baru lagi, yaitu dari hasil pemanasan mineral kleverit. Dari mineral tersebut terpancar sinar
alfa yang merupakan spektrum gas baru. Spektrum gas tersebut serupa dengan garis-garis
tertentu dalam spektrum matahari.

Pada saat ditemukan, kedua unsur ini tidak dapat dikelompokkan ke dalam golongan unsur-
unsur yang sudah oleh Mendeleyev karena memiliki sifat berbeda. Kemudian Ramsey
mengusulkan agar unsur tersebut ditempatkan pada suatu golongan tersendiri, yaitu terletak
antara golongan halogen dan golongan alkali. Untuk melengkapi unsur-unsur dalam golongan
tersebut. Ramsey terus melakukan penelitian dan akhirnya dengan mempelajari sifat-sifatnya,
ia dapat menunjukkan bahwa gas-gas tersebut adalah unsur – unsur baru. yang
sekarang dikenal sebagai unsur He, Ne, Ar, Kr, serta Xe (dari hasil destilasi udara cair).
Kemudian unsur yang ditemukan lagi adalah radon yang bersifat radioaktif. Karena
penemuaanya inilah, Ramsay memperoleh Hadiah Nobel pada tahun 1904. Pada masa itu,
golongan tersebut merupakan kelompok unsur-unsur yang tidak bereaksi dengan unsur-unsur
lain (inert) dan dibri nama golongan unsur gas mulia atau golongan nol. (purwoko.2009)

Sejarah gas mulia berawal dari penemuan Cavendish pada tahun 1785. Cavendish
menemukan sebagian kecil bagian udara (kurang dari 1/2000 bagian) sama sekali tidak
berreaksi walaupun sudah melibatkan gas-gas atmosfer.

Lalu pada tahun 1894, Lord Raleigh dan Sir William Ramsay berhasil memisahkan
salah satu unsur gas di atmosfer (yang sekarang di kenal sebagai gas mulia) berdasarkan data
spektrum. Lalu ia mencoba mereaksikan zat tersebut tetapi tidak berhasil dan akhirnya zat
tersebut diberi nama argon.

Dan pada tahun1895 Ramsay berhasil mengisolasi Helium, hal ini berawal dari penemuan
Janssen pada tahun 1868 saat gerhana matahari total. Janssen menemukan spektrum Helium
dari sinar matahari berupa garis kuning. Nama Helium sendiri merupakan saran dari Lockyer
dan Frankland.

Lalu pada tahun 1898 Ramsay dan Travers memperoleh zat baru yaitu Kripton, Xenon
serta Neon. Kripton dan Xenon ditemukan dalam residu yang tersisa setelah udara cair
hampir menguap semua. Sementara itu Neon ditemukan dengan cara mencairkan udara dan
melakukan pemisahan dari gas lain dengan penyulingan bertingkat.

Pada tahun 1900 Radon ditemukan oleh Friedrich Ernst Dorn, yang menyebutnya sebagai
pancaran radium. Pada tahun William Ramsay dan Robert Whytlaw-Gray menyebutnya
sebagai niton serta menentukan kerapatannya sehingga mereka menemukan Radon adalah zat
yang paling berat di masanya (sampai sekarang). Nama Radon sendiri baru dikenal pada
tahun 1923.
Pembuatan unsur gas mulia sendiri baru ditemukan pada tahun 1962. Pembuatan unsur
tersebut diawali oleh seorang ahli kimia yang berasal dari Kanada yaitu Neil Bartlett. Neil
Bartlett barhasil membuat senyawa xenon yaitu XePtF6, sejak saat itu barulah ditemukan
berbagai gas mulia lain yang berhasil di buat. Dan akhirnya istilah untuk menyebut zat-zat
telah berganti. Yang awalnya disebut gas inert (lembam) telah berganti menjadi gas mulia
yang berarti stabil atau sukar bereaksi.

2.3 Sifat-Sifat Gas Mulia


Sifat-Sifat Umum :
1. Tidak Berwarna, tidak berbau, tidak berasa, sedikit larut dalam air
2. Mempunyai elektron valensi 8, dan khusus untuk Helium elektron valensinya 2
3. Molekul-molekulnya terdiri atas satu atom (monoatom).
Gas mulia merupakan unsur gas pada suhu kamar dan mendidih hanya beberapa derajat di
atas titik cairnya. Jari-jari, titik leleh serta titik didih gasnya bertambah seiring bertambahnya
nomor atom. Sedangkan energi pengionnya berkurang.
Berikut merupakan beberapa sifat dari gas mulia.
Tabel 1. Sifat-sifat Gas Mulia
Helium Neon Argon Kripton Xenon Radon
Nomor atom 2 10 18 32 54 86
Elektron valensi 2 8 8 8 8 8
Jari-jari atom(Ǻ) 0,50 0,65 0,95 1,10 1,30 1,45
Massa atom (gram/mol) 4,0026 20,1797 39,348 83,8 131,29 222
Massa jenis (kg/m3) 0.1785 0,9 1,784 3,75 5,9 9,73
0
Titik didih ( C) -268,8 -245,8 -185,7 -153 -108 -62
0
Titikleleh ( C) -272,2 -248,4 189,1 -157 -112 -71
Bilangan oksidasi 0 0 0 0;2 0;2;4;6 0;4
Keelekronegatifan - - - 3,1 2,4 2,1
Entalpi peleburan (kJ/mol) * 0,332 1,19 1,64 2,30 2,89
Entalpi penguapan (kJ/mol) 0,0845 1,73 6,45 9,03 12,64 16,4
Afinitas elektron (kJ/mol) 21 29 35 39 41 41
Energi ionisasi (kJ/mol) 2640 2080 1520 1350 1170 1040

Gas mulia memiliki titik didih dan titik leleh yang sangat rendah, oleh karena itu di alam
gas mulia berwujud gas. Gas mulia tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa.

Berdasarkan jari-jari atom, gas mulia seharusnya Paling reaktif menangkap elektron.
Namun, pada kenyataannya golongan gas mulia sangat sulit bereaksi. Di alam unsur ini
kebanyakan ditemukan sebagai gas monoatomik. Hal ini dikarenakan konfigurasi elektronnya
yang memenuhi kulit terluar sehingga menjadi stabil.

Kereaktifan gas mulia akan bertambah seiring dengan bertambahnya nomor atom.
Bertambahnya nomor atom akan menambah jari-jari atom pula. Hal ini mengakibatkan gaya
tarik inti atom terhadap elektron terluar berkurang, sehingga lebih mudah melepaskan diri
dan ditangkap zat lain. Sampai saat ini, senyawa gas mulia yang sudah dapat bereaksi dengan
zat lain adalah xenon dan kripton, sedangkan helium, neon, dan argon masih sangat stabil.

Menurut percobaan yang dilakukan Neil Bartlett dan Lohmann, gas mulia hanya dapat
bereaksi dengan unsur Oksigen (O) dan Fosfor (F). Senyawa gas mulia yang ditemukan
pertama kali adalah XePtF6.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa:
a. Jari-jari atom unsur-unsur Gas Mulia dari atas ke bawah semakin besar karena
bertambahnya kulit yang terisi electron
b. Energi Ionisasi dari atas ke bawah semakin kecil karena gaya tarik inti atom terhadap
elektron terluar semakin lemah
c. Afinitas Elektron unsur-unsur Gas Mulia sangat kecil sehingga hampir mendekati nol
d. Titik didih unsur-unsur Gas Mulia berbanding lurus dengan kenaikan massa atom
e. Titik lebur unsur-unsur Gas Mulia mengikuti sifat titik didih.
Kestabilan unsur-unsur golongan gas mulia dan semakin besarnya harga energi ionisasi
suatu atom menyebabkan unsur-unsur gas mulia sukar membentuk ion (terionisasi), artinya
sukar untuk melepas elektron agar berubah jadi ion positif. Selain itu makin besar ukuran
sebuah atom, makin mudah melepas elektron kulit terluarnya, karena jaraknya makin jauh
dari intinya yang bermuatan positif.

Kereaktifan gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya, jadi kereaktifan gas
mulia akan bertambah dari He ke Rn hal ini disebabkan pertambahan jari-jari atom yang
mengakibatkan gaya tarik inti atom terhadap elektron kulit terluar berkurang,
sehingga lebih mudah melepaskan diri dan ditarik oleh atom lain. Tetapi gas mulia adalah
unsur yang tidak reaktif karena memiliki konfigurasi elektron yang sudah stabil, hal ini
didukung kenyataan bahwa gas mulia di alam selalu berada sebagai atom tunggal atau
monoatomik. Tetapi bukan berarti gas mulia tidak dapat bereaksi, hingga sekarang gas mulia
periode 3 ke atas (Ar, Kr, Xe, Rn) sudah dapat berreaksi dengan unsur yang sangat
elektronegatif seperti Flourin dan Oksigen. Sampai saat ini, senyawa gas mulia yang sudah
dapat bereaksi dengan zat lain adalah xenon dan kripton, sedangkan helium, neon, dan argon
masih sangat stabil.

Titik didih dan titik leleh unsur-unsur gas mulia lebih kecil dari pada suhu kamar (250C
atau 298 K) sehinga seluruh unsur gas mulia berwujud gas. Karena kestabilan unsur-unsur
gas mulia, maka di alam berada dalam bentukmonoatomik. Titik leleh dan titik didih unsur –
unsur gas mulia perbedaannya sangat sedikit misalnya Neon meleleh pada suhu -2490C dan
mendidih pada suhu -2460C karena gaya tarik atom – atom gas mulia sangat kecil.

Adapula hal penting yang menyebabkan gas mulia amat stabil yaitu konfigurasi
elektronnya. Elektron valensi gas mulia sudah memenuhi kaidah Duplet untuk He dan kaidah
Oktet untuk Ne, Ar, Kr, Xe dan Rn. Konfigurasi elektron gas mulia (kecuali He) berakhir
pada ns2 np6. Konfigurasi tersebut merupakan konfigurasi elektron yang stabil, sebab semua
elektron pada kulitnya sudah berpasangan. Oleh sebab itu, tidak memungkinkan terbentuknya
ikatan kovalen dengan atom lain. Energi ionisasi yang tinggi menyebabkan gas mulia sukar
menjadi ion positif dan berarti sukar membentuk senyawa secara ionik.
Berikut adalah konfigurasi elektron gas mulia
Tabel 2. Konfigurasi elektron gas mulia

Unsur Nomor Atom Konfigurasi Elektron


2
He 2 1s
Ne 10 [He] 2s2 2p6
Ar 18 [Ne] 3s2 3p6
Kr 36 [Ar] 4s2 3d10 4p6
Xe 54 [Kr] 5s2 4d10 5p6
Rn 86 [Xe] 6s2 5d10 6p6

Karena konfigurasi elektronnya yang stabil gas mulia juga biasa digunakan untuk
penyingkatan konfigurasi elektron bagi unsur lain.
contoh :
Br = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p5
menjadi
Br = [Ar] 4s2 3d10 4p5
Dua elektron dari He membuat subkulit s menjadi penuh dan unsur-unsur gas mulia yang
lain pada kulit terluarnya terdapat 8 elektron karena kulit terluarnya telah penuh maka gas
mulia bersifat stabil dan tidak reaktif. Jadi afinitas elektronnya mendekati nol.

Sifat Fisis
Gas mulia merupakan unsur gas pada suhu kamar dan mendidih hanya beberapa derajat di
atas titik cairnya. Jari-jari, titik leleh serta titik didih gasnya mulanya bertambah seiring
bertambahnya nomor atom. Sedangkan energi pengionnya berkurang.
Dari data-data di atas kita bisa lihat bahwa nomor atom, jari-jari atom, massa atom, massa
jenis, titik didih, titik beku, entalpi peleburan dan entalpi penguapan selalu bertambah dari He
ke Rn. Sedangkan energi ionisasi mengalami penurunan dari He ke Rn. Beberapa dari sifat
tersebut mengalami kenaikan karena gaya london terutama pada entalpi peleburan dan entalpi
penguapan. Elektron valensi gas mulia sudah memenuhi kaidah Duplet untuk He dan kaidah
Oktet untuk Ne, Ar, Kr, Xe dan Rn. Sedangkan untuk He, Ne, Ar tidak memiliki nilai
keelektronegatifan.

Dan bilangan oksidasi yang di atas adalah bilangan oksidasi yang sudah di ketahui hingga
sekarang.

Sifat Kimia
Kereaktifan gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya, jadi kereaktifan gas
mulia akan bertambah dari He ke Rn hal ini disebabkan pertambahan jari-jari atom
menyebabkan daya tarik inti terhadap elektron kulit luar berkurang, sehingga semakin mudah
ditarik oleh atom lain. Tetapi gas mulia adalah unsur yang tidak reaktif karena memiliki
konfigurasi elektron yang sudah satbil, hal ini didukung kenyataan bahwa gas mulia di alam
selalu berada sebagai atom tunggal atau monoatomik. Tetapi bukan berarti gas mulia tidak
dapat berreaksi, hingga sekarang gas mulia periode 3 ke atas (Ar, Kr, Xe, Rn) sudah dapat
berreaksi dengan unsur yang sangat elektronegatif seperti Flourin dan Oksigen.

1) Helium
Sifat Fisis:

 Fase gas

 Massa jenis (0 °C; 101,325 kPa) 0,1786 g/L

 Titik lebur (pada 2,5 MPa) 0,95 K (-272,2 °C, -458,0 °F)

 Titik didih 4,22 K (-268,93 °C, -452,07 °F)

 Konduktivitas termal (300 K) 151,3 mW/(m·K)

 Struktur kristal heksagonal

 Kapasitas kalor (25 °C) 20,786 J/(mol·K)

Sifat Kimia:

 Tak berwarna, tak berbau, tak berasa, tak beracun, hampir inert

 Deret kimia gas mulia

 Tidak bisa diubah bentuknya menjadi benda padat hanya dengan menurunkan suhu

 Molekul-molekul gasnya mengembang dengan cepat ketika dipanaskan ke suhu
ruangan.

Sumber/ siklus:

 Helium merupakan elemen kedua terbanyak di alam semesta. Helium diproses dari
gas alam, karena banyak gas alam yang mengandung gas helium
 Secara spektroskopik helium telah dideteksi keberadaannya di bintang-bintang,
terutama di bintang yang panas. Helium juga merupakan komponen penting dalam
reaksi proton-proton dan siklus karbon yang memberikan bahan bakar matahari dan
bintang-bintang lainnya
 Pemfusian hidrogen menjadi helium menghasilkan energi yang luar biasa dan
merupakan proses yang dapat membuat matahari bersinar secara terus-menerus.
Kadar helium di udara sekitar 1 dalam 200,000. Walau banyak terdapat dalam
berbagai mineral radioaktif sebagai produk-produk radiasi, sebagian besar pasokan
helium untuk Amerika Serikat terdapat di sumur-sumur minyak Texas, Oklahoma,
dan Kansas. Di luar AS, pabrik ekstraksi helium hanya terdapat di Polandia, Rusia
dan di India (data tahun 1984).

2) Neon
Sifat Fisis:

 Fase gas
 Kapasitas kalor (25 °C) 20.786 J/(mol·K)
 Massa jenis (0 °C; 101,325 kPa) 0.9002 g/L
 Titik lebur 24.56 K (-248.59 °C, -415.46 °F)
 Titik didih 27.07 K (-246.08 °C, -410.94 °F)
 Konduktivitas termal (300 K) 49.1 mW/(m·K)
 Struktur kristal kubus berpusat badan

Sifat Kimia:

 Tidak mudah bereaksi (inert), tak berwarna



 Dapat bersenyawa dengan fluor
 Dalam tabung vakum yang melepaskan muataaan listrik, Neon menyala
oranye kemerahan
 Memiliki kemampuan mendinginkan refrigerator 40 kali lipat dari helium cair dan 3
kali lipat lebih dari hidrogen cair

Sumber/ siklus:
Neon adalah unsur gas mulia yang terdapat atmosfer hingga 1:65000 udara. Neon
diperoleh denganmencairkan udara dan melakukan pemisahan dari gas lain dengan
penyulingan bertingkat.

3) Argon
Sifat Fisis:

 Fase gas dan tidak berwarna


 Titik lebur 83,80 K, (-189,35 °C, -308,83 °F)
 Titik didih 87,30 K, (-185,85 °C, -302,53 °F)
 Kapasitas kalor (25 °C) 20,786 J/(mol·K)
 Struktur kristal kubus pusat muka
 Konduktivitas thermal (300 K) 17,72 mW/(m·K)

Sifat Kimia:

 Argon larut dalam air, 2.5 kali lipat daripada nitrogen


 Memiliki kelarutan yang sama dengan oksigen
 Merupakan campuran dari 3 isotop
 Bukan gas yang mudah terbakar
 Molekul argon hanya terdiri dari satu atom argon, yaitu Ar
 Mudah larut dalam air
 Tidak berbau dan tidak berasa
 Argon tidak mudah ber-reaksi dengan elemen lain

Sumber:
Argon dihasilkan dari penyulingan cair karena atmosfer mengandung 0,94% argon.
Atmosfer mars mengandung 1,6 % isotop argon 40 dan sebesar 5 ppm untuk isotop argon 36.

4) Kripton
Sifat Fisis:

 Warna spektrum hijau dan tanda spectral berwarna jingga


 Kapasitas Kalor : (25 °C), 20,786 J/(mol·K)
 Fase gas
 Titik Lebur : 115,79 K
 Titik Didih : 119,93 K
 Massa Jenis : (0 °C; 101,325 kPa) 3,749 g/L
 Pada temperature yang rendah, krypton dapar berbentuk sebagai cairan atau padat

Sifat Kimia:

 Krypton sebuah gas mulia yang tanpa warna, bau, dan rasa
 Krypton memiliki sifat inert (tidak reaktif) dan stabil
 Saat Krypton bercampur dengan Argon, ketika mengisi gas lampu penghemat energi,
Krypton dapat mengurangi voltase dan konsumsi pengeluaran dan menghemat biaya
dalam penerangan

Sumber/ Siklus:
Kripton terdapat di udara dengan kadar 1 ppm. Atmosfer Mars diketahui mengandung 0.3
ppm kripton. Kripton didapat dari hasil destilasi udara cair. Kripton akan ditemukan terpisah
dari gas-gas lain. Krypton juga dapat diperoleh dari pembelahan uranium.

5) Xenon
Sifat Fisis:

 Fase gas
 Struktur kristal kubus
 Kapasitas Kalor (100 kPa, 25 °C) 20,786 J·mol-1·K-1
 Massa Jenis (0 °C, 101,325 kPa) 5,894 g/L
 Titik Lebur (101,325 kPa) 161,4 K (-111,7 °C, -169,1 °F)
 Titik Didih (101,325 kPa) 165,03 K (-108,12 °C, -162,62 °F)

Sifat Kimia:

 Tidak berwarna
 Tidak berbau
 Tidak beracun
 Sifat oksidatornya yang sangat kuat.

Sumber/ siklus:
Ditemukan dalam residu yang tersisa setelah menguapkan udara cair. Xenon adalah
anggota gas mulia atau gas inert. Terdapat di atmosfer kita dengan kandungan satu bagian per
dua puluh juta bagian atmosfer. Xenon terdapat dalam atmosfer Mars dengan kandungan 0.08
ppm. Unsur ini ditemukan dalam bentuk gas, yang dilepaskan dari mineral mata air tertentu,
dan dihasilkan secara komersial dengan ekstraksi udara cair.

6) Radon
Berasal dari peluruhan panjang unsur radioaktif uranium dan peluruhan langsung radium.
Rn bersifat radioaktif dan mempunyai umur pendek sehingga setelah terbentuk, Rn akan
kembali meluruh menjadi unsur lainnya.

Rata-rata, satu bagian radon terdapat dalam 1 x 1021 bagian udara. Pada suhu biasa,
radon tidak berwarna, tetapi ketika didinginkan hingga mencapai titik bekunya, radon
memancarkan fosforesens yang teerang, yang kemudian menjadi kuning seiring menurunnya
suhu. Radon berwarna merah sindur pada suhu udara cair. Telah dilaporkan bahwa fluor
bereaksi dengan radon, membentuk senyawa fluorida. Radon klathrat juga telah ditemukan.

2.4 Reaksi-Reaksi Gas Mulia


Gas Mulia adalah gas yang sudah memiliki 8 elektron valensi dan memiliki kestabilan
yang tinggi. Tetapi gas mulia pun masih dapat bereaksi dengan atom lain. Karena sebenarnya
tidak semua sub kuit pada gas mulia terisi penuh.
Contoh:
Ar : [Ne] 3s2 3p6
Sebenarnya atom Ar masih memiliki 1 Sub kulit yang masih kosong yaitu sub kulit d
jadi
Ar : [Ne] 3s2 3p6 3d0
jadi masih bisa diisi oleh atom-atom lain.
Sampai dengan tahun 1962, para ahli masih yakin bahwa unsur-unsur gas mulia tidak
bereaksi. Kemudian seorang ahli kimia kanada bernama Neil Bartlet berhasil membuat
persenyawaan yang stabil antara unsur gas mulia dan unsur lain, yaitu XePtF6.
Keberhasilan ini didasarkan pada reaksi:
PtF6 + O2 → (O2)+ (PtF6)-
PtF6 ini bersifat oksidator kuat. Molekul oksigen memiliki harga energi ionisasi 1165
kJ/mol, harga energi ionisasi ini mendekati harga energi ionisasi unsur gas mulia Xe = 1170
kJ/mol.
Atas dasar data tersebut, maka untuk pertama kalinya Bartlet mencoba mereaksikan Xe
dengan PtF6 dan ternyata menghasilkan senyawa yang stabil sesuai dengan persamaan reaksi:
Xe + PtF6 → Xe+(PtF6)-
Setelah berhasil membentuk senyawa XePtF6, maka gugurlah anggapan bahwa gas mulia
tidak dapat bereaksi. Kemudian para ahli lainnya mencoba melakukan penelitian dengan
mereaksikan xenon dengan zat-zat oksidator kuat, diantaranya langsung dengan gas flourin
dan menghasilkan senyawa XeF2, XeF4, dan XeF6.
Reaksi gas mulia lainnya, yaitu krypton menghasilkan senyawa KrF2. Radon dapat
bereaksi langsung dengan F2 dan menghasilkan RnF2. Hanya saja senyawa KrF2 dan
RnF2 bersifat (tidak stabil).

Tabel 3. Beberapa senyawaan Xenon


Tingkat Senyawaan Bentuk Titik Struktur Tanda-tanda
Oksidasi Didih (˚C)
II XeF2 Kristal tak 129 Linear Terhidrolisis menjadi
berwarna Xe + O2; sangat larut
Kristal tak dalam HF
IV XeF4 117 Segi-4
berwarna Stabil
VI XeF6 Kristal tak 49,6 Oktahedral Stabil
berwarna terdistorsi
Padatan Archim.
Cs2XeF8 Stabil pada 400˚
kuning Antiprisma
XeOF4
XeO3 Cairan tak Piramid
berwarna -46 segi-4 Stabil
Piramidal Mudah meledak,
Kristal tak
berwarna higroskopik; stabil
dalam larutan
VIII XeO4 Gas tak Tetrahedral Mudah meledak
berwarna
Garam tak
XeO6 4- Oktahedral Anion- anion
berwarna HXeO6 , H2XeO62-,
3-

H3XeO6- ada juga

Senyawa gas mulia He dan Ne sampai saat ini belum dapat dibuat mungkin karena tingkat
kestabilannya yang sangat besar. Gas-gas ini pun sangat sedikit kandungannya di bumi.
dalam udara kering maka akan ditemukan kandungan gas mulia sebagai berikut : Helium =
0,00052 %; Neon = 0,00182 %; Argon = 0,934 %; Kripton = 0,00011 %; Xenon = 0,000008;
Radon = Radioaktif*

Berikut adalah beberapa contoh Reaksi dan cara pereaksian pada gas mulia
Tabel 4. contoh Reaksi dan cara pereaksian pada gas mulia
Nama senyawa
Gas Mulia Reaksi Cara peraksian
yang terbentuk
Senyawa ini dihasilkan oleh
Ar(Argon) Ar(s) + HF → HArF Argonhidroflourida fotolisis dan matriks Ar padat dan
stabil pada suhu rendah
Reaksi ini dihasilkan dengan cara
mendinginkan Kr dan F2pada suhu
Kr(Kripton) Kr(s) + F2 (s) → KrF2 (s) Kripton flourida
-196 0C lalu diberi loncatan
muatan listrik atau sinar X
XeF2 dan XeF4 dapat
Xe(g) + F2(g) → XeF2(s) Xenon flourida diperoleh dari pemanasan Xe dan
F2pada tekanan6 atm, jika umlah
Xe(Xenon) Xe(g) + 2F2(g) → peraksi F2 lebih besar maka akan
XeF4(s) diperoleh XeF6
Xenon oksida
Xe(g) + 3F2(g)→ XeF6(s)
XeO4 dibuat dari reaksi
disproporsionasi(reaksi dimana
unsur pereaksi yang sama sebagian
XeF6(s) + 3H2O(l) → teroksidasi dan sebagian lagi
XeO3(s) + tereduksi) yang kompleks dari
6HF(aq)6XeF4(s) + larutan XeO3 yang bersifat alkain
12H2O(l) → 2XeO3(s) +
4Xe(g) + 3O(2)(g) +
24HF(aq)
Rn(Radon) Rn(g) + F2(g) → RnF Radon flourida Bereaksi secara spontan.

Fluorida XeF2, XeF4, dan XeF6 diperoleh dengan mereaksikan xenon dengan flouor dalam
kuantitas yang makin bertambah. Dalam senyawa-senyawa ini, xenon mempunyai bilangan
oksidasi genap +2, +4, dan +6, yang khas bagi kebanyakan senyawaan xenon. Fluorida-
fluorida adalah lahan permulaan untuk mensintesis senyawaan xenon lainnya.
Satu-satunya produk yang diperoleh bila krypton bereaksi dengan fluor adalah
difluoridanya, KrF2. Tak dikenal lain-lain keadaan oksidasi selain +2. Dari kira-kira selusin
senyawaan krypton yang dikenal, semuanya merupakan garam kompleks yang diturunkan
dari KrF2. Karena radon bersifat radioaktif dan mempunyai waktu paruh empat hari,
kekimiawiannya sukar dipelajari. Namun, eksistensi radon fluorida, baik yang mudah
menguap maupun yang tak mudah menguap, telah didemonstrasikan.

2.5 Pembuatan Gas Mulia


Gas Helium
Helium (He) ditemukan terdapat dalam gas alam di Amerika Serikat. Gas helium
mempunyai titik didih yang sangat rendah, yaitu -268,8 0C sehingga pemisahan gas helium
dari gas alam dilakukan dengan cara pendinginan sampai gas alam akan mencair (sekitar -
156 0C) dan gas helium terpisah dari gas alam.
Gas Argon, Neon, Kripton, dan Xenon
Udara mengandung gas mulia argon (Ar), neon (Ne), krypton (Kr), dan xenon (Xe)
walaupun dalam jumlah yang kecil. Gas mulia di industri diperoleh sebagai hasil samping
dalam industri pembuatan gas nitrogen dan gas oksigen dengan proses destilasi udara cair.
Pada proses destilasi udara cair, udara kering (bebas uap air) didinginkan sehingga terbentuk
udara cair. Pada kolom pemisahan gas argon bercampur dengan banyak gas oksigen dan
sedikit gas nitrogen karena titik didih gas argon (-189,4 0C) tidak jauh beda dengan titik didih
gas oksigen (-182,8 0C). Untuk menghilangkan gas oksigen dilakukan proses pembakaran
secara katalitik dengan gas hidrogen, kemudian dikeringkan untuk menghilangkan air yang
terbentuk. Adapun untuk menghilangkan gas nitrogen, dilakukan cara destilasi sehingga
dihasilkan gas argon dengan kemurnian 99,999%. Gas neon yang mempunyain titik didih
rendah (-245,9 0C) akan terkumpul dalam kubah kondensor sebagai gas yang tidak
terkonsentrasi (tidak mencair).

Gas kripton (Tb = -153,2 0C) dan xenon (Tb = -108 0C) mempunyai titik didih yang lebih
tinggi dari gas oksigen sehingga akan terkumpul di dalam kolom oksigen cair di dasar kolom
destilasi utama. Dengan pengaturan suhu sesuai titik didih, maka masing-masing gas akan
terpisah.
Di tahun 1962, para ahli masih yakin bahwa unsur-unsur gas mulia tidak bereaksi. Kemudian
seorang ahli kimia kanada bernama Neil Bartlet berhasil membuat persenyawaan yang stabil
antara unsur gas mulia dan unsur lain, yaitu XePtF6.
Keberhasilan ini didasarkan pada reaksi:
PtF6 + O2 → (O2)+ (PtF6)-
PtF6 ini bersifat oksidator kuat. Molekul oksigen memiliki harga energi ionisasi 1165 kJ/mol,
harga energi ionisasi ini mendekati harga energi ionisasi unsur gas mulia Xe = 1170 kJ/mol.
Radon diperoleh dari peluruhan panjang unsure radioaktif U-238 dan peluruhan langsung
Ra-226. Rn bersifat radioaktif dan mempunyai waktu paro yang pendek yakni 3,8 hari
sehingga cenderung cepat meluruh menjadi unsur lain. Radon belum diproduksi secara
komersial.

2.6 Penggunaan Gas Mulia


Dalam kehidupan sehari-hari, unsur gas mulia digunakan dalam rumah tangga hingga
teknologi modern. Berikut beberapa kegunaan dari unsur-unsur gas mulia:

Helium
1) Sebagai gas mulia tameng untuk mengelas.
2) Sebagai gas pelindung dalam menumbuhkan kristal-kristal silikon dan germanium dan
dalam memproduksi titanium dan zirconium.
3) Sebagai agen pendingin untuk reaktor nuklir.
4) Sebagai gas yang digunakan di lorong angin (wind tunnels).
5) Campuran helium dan oksigen digunakan sebagai udara buatan untuk para penyelam dan
para pekerja lainnya yang bekerja di bawah tekanan udara tinggi.
6) Helium sangat banyak digunakan untuk mengisi balon ketimbang hidrogen yang lebih
berbahaya.
7) Untuk menekan bahan bakar cair roket. Roket Saturn, seperti yang digunakan pada misi-
misi Apollo, memerlukan sekitar 13 juta kaki kubik He.
8) Helium cair yang digunakan di Magnetic Resonance Imaging (MRI) tetap bertambah
jumlahnya, sejalan dengan ditemukannya banyak kegunaan mesin ini di bidang kesehatan.
9) Mendeteksi peluru-peluru misil yang terbang rendah.

Neon
1) Sebagai indikator tegangan tinggi.
2) Penangkap kilat, tabung wave meter dan tabung televisi.
3) Neon biasanya digunakan untuk mengisi lampu neon.
4) Neon cair sekarang tersedia secara komersial dan sangat penting diterapkan sebagai
pembeku embrio (bakal makhluk hidup) yang ekonomis.

Argon
1) Tanaman membutuhkan argon untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya.
Kelebihan unsur ini bisa menyebabkan keracunan pada tanaman. Keracunan akar oleh argon
banyak terdapat pada tanah persawahan.
2) Berfungsi dalam proses pengelasan.
3) Pembuatan bola lampu listrik.
4) Cairan argon, argon mencegah oksidasi dari baja cair dan akan berlangsung proses
pengurangan belerang dan gas-gas di dalam cairan baja.
5) Argon, baik murni maupun mengandung sedikit karbon dioksida, oksigen, hidrogen dan
helium, banyak dipergunakan sebagai gas pelindung dalam aplikasi pengelasan terhadap baja
karbon dan steinless, aluminium, magnesium, dan sebagainya.
6) Dipergunakan di bidang metalurgi untuk pengolahan panas sistem gas proteksi, khususnya
untuk memperkuat baja yang banyak mengandung karbon, dimana dekarburisasi harus
dihindari.
7) Argon bertindak sebagai gas pembawa silane pada pergantian komposisi silikon.
8) Argon dipergunakan di industri besi dan baja.
9) Argon juga digunakan sebagai gas pembawa dalam kromatografi.

Kripton
1) Pengisi bola lampu blitz pada kamera.
2) Kripton dapat digabungkan dengan gas lain untuk membuat sinar hijau kekuningan yang
dapat digunakan sebagai kode dengan melemparkannya ke udara.
3) Kripton bersama argon digunakan sebagai pengisi lampu fluoresen bertekanan rendah.
4) Krypton juga digunakan dalam lampu kilat untuk fotografi kecepatan tinggi.

Xenon
1) Xenon dapat digunakan dalam pembuatan lampu untuk bakterisida (pembunuh bakteri) dan
pembuatan tabung elektron.
2) Isotop-nya dapat digunakan sebagai reaktor nuklir.
3) Sebagai obat bius pada pembedahan.
4) Sebagai pengisi bola lampu disko yang berwarna-warni.
5) Digunakan dalam pembuatan tabung elektron.

Radon
1) Radon dapat digunakan dalam terapi kanker karena bersifat radioaktif. Namun demikian,
jika radon terhisap dalam jumlah banyak, malah akan menimbulkan kanker paru-paru.
2) Radon juga dapat berperan sebagai sistem peringatan gempa, karena bila lempengan bumi
bergerak kadar radon akan berubah sehingga bisa diketahui bila adanya gempa dari
perubahan kadar radon.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki
kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik
karena sifat stabilnya. Disebut mulia karena unsur-unsur ini sangat stabil, berfasa gas pada
suhu ruang dan bersifat inert (sukar bereaksi dengan unsur lain). Tidak ditemukan satupun
senyawa alami dari gas mulia.
Gas mulia adalah grup elemen kimia dengan sifat-sifat yang sama: di kondisi standar,
mereka semua tidak berbau, tidak berwarna, dan monoatomik dengan reaktivitas yang sangat
rendah. Mereka ditempatkan di grup 18 (8A) dari tebel periodik (sebelumnya dikenal dengan
grup 0), yaitu helium (He), neon (Ne), argon (Ar), krypton (Kr), xenon (Xe), dan radon yang
bersifat radioaktif (Rn).
Sifat-sifat gas mulia bisa dijelaskan dengan baik dengan teori modern tentang struktur
atom: valensi elektron kulit luar mereka dianggap "penuh", memberi mereka sedikit sekali
kesempatan untuk berpartisipasi dalam reaksi kimia, dan hanya beberapa ratus senyawa yang
telah disiapkan. Titik didih dan titik leleh gas mulia mempunyai nilai yang dekat, berbeda
kurang dari 10 °C (18 °F); yang mengakibatkan mereka berbentuk cairan dalam jangkauan
suhu yang pendek. Jari-jari atom unsur-unsur Gas Mulia dari atas ke bawah semakin besar
karena bertambahnya kulit yang terisi elektron. Energi Ionisasi dari atas ke bawah semakin
kecil karena gaya tarik inti atom terhadap elektron terluar semakin lemah. Afinitas Elektron
unsur-unsur Gas Mulia sangat kecil sehingga hampir mendekati nol. Titik didih unsur-unsur
Gas Mulia berbanding lurus dengan kenaikan massa atom.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Gas Mulia. http://gas-mulia.blogspot.com/2009/11/gas-mulia.html.Diakses
pada tanggal 16 Juli 2012
Anonim. 2010. Kegunaan Gas Mulia. http://www.e-
dukasi.net/index.php?mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Materi%20Pokok/view&id=369
&uniq=3266.Diakses pada tanggal 16 Juli 2012
Cotton dan Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-Press

Imas,Lim. 2011. Makalah Gas Mulia. http://bicindeivonk-iimimas-


chemistry.blogspot.com/2011/10/makalah-gas-mulia-iim-imas-pend-kimia.html.Diakses pada
tanggal 16 Juli 2012
Keenan, dkk. 1979. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga
Syahrun. 2011. Unsur-Unsur Penyusunan
Atmosfer. http://syahrun.blogdetik.com/2011/05/.Diakses pada tanggal 16 Juli 2012

Anda mungkin juga menyukai