Anda di halaman 1dari 17

TRANSFORMASI KOPERASI DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.

Oleh:

HIKMATUL MUTMAINNA 02220160123

D1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

MANAJEMEN

2019-2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, hidayah, dan karunianya yang

di berikan-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Dalam usaha meningkatkan kegunaan makalah ini kepada mahasiswa dan meningkatkan

mutu pengajaran dalam perkuliahan maka makalah ini dapat digunakan untuk memenuhi

kebutuhan mahasiswa dalam pembelajaran.

Makalah ini berisi materi tentang Transformasi Koperasi Di Era Revolusi 4.0. Diharapkan

dengan adanya makalah ini dapat meningkatkan pemahaman dasar materi Manajemen

Koperasi khususnya mengenai Pengaruh Koperasi Terhadap era revolusi 4.0 serta sebagai

pedoman bagi mahasiawa dalam melakukan penelitian – penelitian ekonomi. Selain

makalah ini juga dapat digunakan mahasiswa melihat keadaan perekonomian dan

disesuaikan dengan teori – teori ekonomi yang ada.

Dalam penyelesaian makalah ini tim penulis menyadari bahwa makalah yang berisi

tentang materi Transformasi Koperasi Di Era Revolusi 4.0 ini masih perlu disempurakan lagi

sehingga saran dan kritik untuk penyajian serta isinya sangat diperlukan, Dan kami ucapkan

terima kasih kepada Dosen mata kuliah Manajemen Koperasi yang telah memberikan

ilmunya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah tentang materi Transformasi Koperasi Di Era Revolusi 4.0 ini

bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Makassar, 1 Juni 2019

Hikmatul Mutmainna

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang…………………………………………………………………………….......1

Rumusan Masalah…………………………………………………………………………….1

Tujuan Penulisan………………………………………………………………………………1

BAB II PEMBAHASAN

Pengertian koperasi…………..……………………………………………….......................2

Kendala Koperasi Revolusi Industri 4.0…………………………………………………….3-6

E-Commers Koperasi Revolusi Industri 4.0………………………………………………...7-9

Pengembangan Koperasi Revolusi Industri 4.0………………………………………….10-12

BAB III PENUTUP

Kesimpulan…………………………………………………………………………………….13

DAFTAR PUSTAKA……..………………………………………………………………….14

ii
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Menurut UU Perkoperasian No. 25 Tahun 1992 Pasal 1 ayat 1, Koperasi adalah badan

usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan

melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan

ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Koperasi merupakan milik para

anggotanya sendiri dan diatur sesuai keinginan para anggota. Dalam koperasi tidak ada

paksaan atau campur tangan pihak lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan koperasi.

Pembagian pendapatan benar-benar harus berdasarkan besar kecilnya karya dan jasa

anggota.

RUMUSAN MASALAH

Apakah pengertian koperasi ?

Bagaimana kendala koperasi revolusi industry 4.0 ?

Bagaimana E-Commers koperasi revolusi industri 4.0 ?

Bagaimana pengembangan koperasi revolusi industri 4.0 ?

TUJUAN PENULISAN

Dengan menulis makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengerti akan koperasi pada era

revolusi industry 4.0 saat ini.

1
PEMBAHASAN

A. Pengertian Koperasi

Menurut UU Perkoperasian No. 25 Tahun 1992 Pasal 1 ayat 1, Koperasi adalah

badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan

melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan

ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Koperasi merupakan milik para

anggotanya sendiri dan diatur sesuai keinginan para anggota. Dalam koperasi tidak ada

paksaan atau campur tangan pihak lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan koperasi.

Pembagian pendapatan benar-benar harus berdasarkan besar kecilnya karya dan jasa

anggota.

Koperasi memiliki beberapa fungsi dan kewajiban, yaitu:

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi

dan sosial.

2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan

masyarakat.

3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan

perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.

4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang

merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Selain itu, koperasi juga memiliki tujuan untuk menyejahterakan anggota pada khususnya

dan masyarakat pada umumnya, serta mengikuti tatanan perekonomian nasional dalam

rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan

UUD 1945.

2
B. Kendala Koperasi Revolusi Industri 4.0

Perkembangan koperasi di Indonesia terus berkembang. Perkembangan tersebut

ditandai dengan banyaknya pertumbuhan koperasi di Indonesia. Tetapi di dalam

perkembangan tersebut banyak terjadi hambatan-hambatan. Ada bebeapa faktor penyebab

banyaknya koperasi tidak aktif, di antaranya pengelolaan yang tidak profesional. Namun

demikian hingga kini kementerian masih melakukan pendataan untuk mengetahui hal

tersebut. Dalam hal ini, kementrian terus melakukan pengkajian. Rencananya koperasi yang

tidak sehat tersebut akan dipilah sesuai kondisinya. Namun bila sudah tidak ada

pengurusnya, koperasi yang tidak aktif tersebut akan dibubarkan.

Beberapa kendala koperasi revolusi industri antara lain :

 Kurangnya Partisipasi Anggota

Bagaimana mereka bisa berpartisipasi lebih kalau mengerti saja tidak

mengenai apa itu koperasi. Hasilnya anggota koperasi tidak menunjukkan

partisipasinya baik itu kontributif maupun insentif terhadap kegiatan koperasi sendiri.

Kurangnya pendidikan serta pelatihan yang diberikan oleh pengurus kepada

paraanggota koperasi ditengarai menjadi faktor utamanya, karena para pengurus

beranggapan hal tersebut tidak akan menghasilkan manfaat bagi diri mereka pribadi.

Kegiatan koperasi yang tidak berkembang membuat sumber modal menjadi terbatas.

Terbatasnya usaha ini akibat kurangnya dukungan serta kontribusi dari para

anggotanya untuk berpartisipasi membuat koperasi seperti stagnan. Oleh karena itu,

semua masalah berpangkal pada partisipasi anggota dalam mendukung

terbentuknya koperasi yang tangguh, dan memberikan manfaat bagi seluruh

anggotanya, serta masyarakat sekitar.

3
 Sosialisasi Koperasi

Tingkat partisipasi anggota koperasi masih rendah, ini disebabkan sosialisasi

yang belum optimal. Masyarakat yang menjadi anggota hanya sebatas tahu koperasi

itu hanya untuk melayani konsumen seperti biasa, baik untuk barang konsumsi atau

pinjaman. Artinya masyarakat belum tahu esensi dari koperasi itu sendiri, baik dari

sistem permodalan maupun sistem kepemilikanya. Mereka belum tahu betul bahwa

dalam koperasi konsumen juga berarti pemilik, dan mereka berhak

berpartisipasimenyumbang saran demi kemajuan koperasi miliknya serta berhak

mengawasi kinerja pengurus. Keadaan seperti ini tentu sangat rentan terhadap

penyelewengan dana oleh pengurus, karena tanpa partisipasi anggota tidak ada

kontrol dari anggotanya sendiri terhadap pengurus.

 Manajemen

Kurang berkembangnya koperasi juga berkaitan sekali dengan kondisi modal

keuangan badan usaha tersebut. Kendala modal itu bisa jadi karena kurang adanya

dukungan modal yang kuat dan dalam atau bahkan sebaliknya terlalu tergantungnya

modal dan sumber koperasi itu sendiri. Jadi untuk keluar dari masalah tersebut harus

dilakukan melalui terobosan structural, maksudnya dilakukannya restrukturasi dalam

penguasaan faktor produksi, salah satu hambatan yang dihadapi selama

ini diantaranya manajemen dan modal usaha. Untuk mengantisipasi berbagai

hambatan dimaksud khususnya manajemen terus berupaya mengatasinya melalui

pendidikan dan pelatihan serta pemberian modal usaha.

4
 Sumber Daya Manusia

Banyak anggota, pengurus maupun pengelola koperasi kurang bisa

mendukung jalannya koperasi. Dengan kondisi seperti ini maka koperasi berjalan

dengan tidak profesional dalam artian tidak dijalankan sesuai dengan

kaidahsebagimana usaha lainnya. Dari sisi keanggotaan, sering kali pendirian

koperasi itudidasarkan pada dorongan yang dipaksakan oleh pemerintah. Akibatnya

pendirian koperasi didasarkan bukan dari bawah melainkan dari atas. Pengurus yang

dipilih dalam rapat anggota seringkali dipilih berdasarkan status sosial dalam

masyarakat itusendiri. Dengan demikian pengelolaan koperasi dijalankan dengan

kurang adanya control yang ketat dari para anggotanya. Pengelola ynag ditunjuk

oleh pengurusseringkali diambil dari kalangan yang kurang profesional. Sering kali

pengelola yang diambil bukan dari yang berpengalaman baik dari sisi akademis

maupun penerapan dalam wirausaha.

 Pemanjaan Koperasi

Pemerintah terlalu memanjakan koperasi, ini juga menjadi alasan kuat

mengapa koperasi Indonesia tidak maju maju. Koperasi banyak dibantu pemerintah

lewat dana dana segar tanpa ada pengawasan terhadap bantuan tersebut. Sifat

bantuanya pun tidak wajib dikembalikan. Tentu saja ini

menjadi bantuan yang tidak mendidik, koperasi menjadi ”manja” dan tidak

mandiri hanya menunggu bantuan selanjutnya dari pemerintah. Selain merugikan

pemerintah bantuan seperti ini pulaakan menjadikan koperasi tidak bisa bersaing

karena terus terusan menjadi benalu negara. Seharusnya pemerintah mengucurkan

bantuan dengan sistem pengawasannya yang baik, walaupun dananya bentuknya

hibah yang tidak perlu dikembalikan.Dengan demikian akan membantu koperasi

menjadi lebih profesional, mandiri dan mampu bersaing.

5
 Demokrasi ekonomi yang kurang

Dalam arti kata demokrasi ekonomi yang kurang ini dapat diartikan bahwa

masih ada banyak koperasi yang tidak diberikan keleluasaan dalam menjalankan

setiap tindakannya. Setiap koperasi seharusnya dapat secara leluasa memberikan

pelayanan terhadap masyarakat, karena koperasi sangat membantu meningkatkan

tingkat kesejahteraan rakyat oleh segala jasa-jasa yang diberikan, tetapi hal tersebut

sangat jauh dari apa ayang kita pikirkan. Keleluasaan yang dilakukan oleh badan

koperasi masih sangat minim, dapat dicontohkan bahwa KUD tidak dapat

memberikan pinjaman terhadap masyarakat dalam memberikan pinjaman, untuk

usaha masyarakat itu sendiri tanpa melalui persetujuan oleh tingkat kecamatan dll.

Oleh karena itu seharusnya koperasi diberikan sedikit keleluasaan untuk

memberikan pelayanan terhadap anggotanya secara lebih mudah, tanpa syarat yang

sangat sulit.

6
C. E-Commers Koperasi Revolusi Industri 4.0

Koperasi memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi di suatu negara

khususnya Indonesia. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar jumlah penduduknya

berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik di sektor tradisional mapun

modern. Peranan koperasi dan usaha kecil tersebut sangat diutamakan oleh pemerintah

Indonesia dalam setiap perencanaan tahapan pembangunan yang dikelola oleh dua

departemen, yaitu Departemen Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah serta Departemen

Perindustrian dan Perdagangan. Namun pada kenyataannya, usaha pengembangan yang

telah dilakukan oleh pemerintah masih belum memuaskan hasilnya dikarenakan kemajuan

keduanya sangat kecil dibandingkan dengan kemajuan yang sudah dicapai

perusahaanperusahaan besar. Era globalisasi telah merubah cara manusia berinteraksi

dengan manusia lainnya, khususnya pada sektor perekonomian. Era ekonomi baru ditandai

dengan penerapan teknologi informasi dalam menjalankan kegiatan ekonomi. Penerapan

teknologi informasi yang dibutuhkan oleh koperasi ialah pengembangan model aplikasi

bisnis berbasis web atau yang biasa disebut electronic commerce. Hal tersebut bertujuan

untuk meningkatkan daya saing para koperasi dari ancaman perusahaan-perusahaan besar.

Sehingga inovasi pada koperasi sangatlah dibutuhkan pada era globalisasi seperti saat ini.

Hal tersebut guna mempertahankan eksistensi koperasi yang sudah mulai tergerus oleh

perusahaan-perusahaan besar. Salah satu caranya ialah dengan pengimplementasian e-

commerce yang akan membantu koperasi dalam memperluas usahanya. Sudah banyak

contoh dari penerapan e-commerce yang sukses dalam mengembangkan bisnisnya di

Indonesia. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan banyaknya faktor pendukung dalam

pengimplementasian sistem e-commerce di negara ini.

7
Saat ini, industri e-commerce sedang berkembang pesat di Indonesia, hal tersebut

dapat dilihat dari maraknya iklan e-commerce yang ada pada televisi. Hal itu dapat terjadi

dikarenakan karakteristik Negara Indonesia dan masyarakatnya yang cocok untuk layanan

berbasis e-commerce. Indonesia merupakan negara berpulauan dengan belasan ribu pulau,

serta penduduknya yang berjumlah lebih dari dua ratus juta dan tersebar di kepulauan-

kepulauan tersebut. Dari karakteristik Indonesia yang berjenis kepulauan tersebut, maka

penerapan bisnis secara online sangatlah cocok untuk diterapkan di Indonesia karena para

pelaku koperasi akan dapat menjangkau seluruh penduduk Indonesia hingga yang berada di

kepulauan terpencil sekalipun. Tentu saja hal itu juga merupakan peluang bisnis bagi

sebuah koperasi untuk dapat mempertahankan eksistensinya di pasar Indonesia.

Kelebihan yang akan didapatkan oleh koperasi dari pengimplementasian e-

commerce sangatlah banyak, yaitu :

1. Memperluas jaringan pemasaran baik di nasional bahkan hingga internasional.

2. Mempersingkat atau bahkan menghilangkan saluran distribusi pemasaran (intermediary).

3. Membantu koperasi untuk dapat berkompetisi dengan perusahaan skala besar.

4. Membuat saluran distribusi dari koperasi menjadi lebih jelas dan sistematis.

Selain itu pengaplikasian e-commerce juga akan memberikan banyak keuntungan

bagi pelanggan, yaitu :

1. Memberi kesempatan kepada pelanggan untuk memilih produk yang diinginkan

2. Memberikan informasi tentang produk secara detail dan cepat

3. Memberi kesempatan kepada para pelanggan untuk berinteraksi dalam suatu komunitas

secara digital dan dapat bertukar pikiran. Sehingga pengimplementasian e-commerce pada

koperasi akan menguntungkan segala pihak, baik itu pelaku koperasi maupun

pelanggannya.

8
Pada dasarnya, transaksi penjualan dan pembelian dalam sistem e-commerce

hampir sama dengan transaksi yang dilakukan secara tradisional. Hal yang membedakan

hanyalah cara pemesanan dan pembayarannya yang dilakukan secara online. Sehingga

seharusnya para pelaku koperasi tidak sulit untuk mempelajari cara e-commerce dapat

bekerja di bisnis mereka. Namun, pengimplementasian e-commerce di Indonesia masih

harus menempuh jalan yang panjang dan berliku. Berbagai hambatan dalam

pengimplementasiannya yang dapat berupa hambatan teknis dan nonteknis sangatlah

banyak, sehingga berbagai upaya dan dukungan sangatlah dibutuhkan. Dukungan yang

dibutuhkan antara lain berupa kerjasama yang utuh antara pemerintah, pengembang dari e-

commerce, pelaku koperasi dan para konsumen pemanfaatannya. Seperti produk teknologi

informasi lainnya, ecommerce juga masih membutuhkan waktu yang lama untuk dapat

dikenal dan diterima oleh masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat pedesaan yang

belum begitu mengenal internet.

9
D. Pengembangan Koperasi Revolusi Industri 4.0

Proses pendirian koperasi di Indonesia sangat berbeda dengan koperasi di negara

maju. Gerakan koperasi di Indonesia tidak mengalami proses perjuangan dan tantangan

serta konflik yang menyebabkan koperasi memang benar-benar matang dan perlu untuk

ditegakkan. Walaupun dalam merumuskan UUD'45 dirasakan perlu menegaskan adanya

sistem perekonomian yang bersifat kolektif (pasal 33), namun akar dan sejarah dari gerakan

koperasi sendiri tidak ada.

Dalam perjalanan pembangunan ekonomi Indonesia berbagai pihak

menginterpretasikan sendiri-sendiri makna rumusan yang ada dalam UUD'45 tersebut. ada

yang merumuskan perekonomian Pancasila, perekonomian kerakyatan dan perekonomian

gotong royong. Prinsipnya adalah kekeluargaan sehingga lahirlah koperasi.

Dalam perkembangannya koperasi memang menjadi beragam, namun praktek

kolektivisme koperasi tidak terjadi. Jadilah gerakan koperasi hanya dipahami sebagai jargon

yang didengang-dengungkan oleh pemerintah.

Belakangan banyak pihak lebih memilih membentuk yayasan ketimbang membentuk

koperasi. Sebagai yayasan, bisnis yang dilakukan yayasan akan terhindar dari pajak, dan

memungkinkan melakukan penumpukan kekayaan secara individual. Sedangkan bila badan

usahanya berbentuk koperasi akan menghambat penumpukan kekayaan yang dilakukan

oleh segelintir orang.

Dalam kondisi sosial dan ekonomi yang sangat diwarnai peranan dunia usaha, mau

tidak mau peran dan kedudukan koperasi dalam masyarakat akan sangat ditentukan oleh

peran pemerintah dan peran koperasi dalam kegiatan usaha (bisnis). Bahkan peran

kegiatan usaha koperasi menjadi penentu bagi peran lain, seperti peran koperasi sebagai

lembaga sosial.

10
Ke depan, strategi pengembangan usaha koperasi dapat dipertajam dengan jaringan

kerjasama dan keterkaitan usaha antar koperasi, bukan hanya keterkaitan organisasi tetapi

pada potensi untuk dikembangkan yaitu kerjasama antar koperasi primer dengan primer,

serta sekunder.

Sebagai komparasi di berbagai negara lain, koperasi telah kembali berkembang dan

salah satu kunci keberhasilannya adalah spesialisasi kegiatan usaha koperasi dan

kerjasama antar koperasi.

Dengan dimulainya era revolusi industri 4.0, tantangan baru yang dihadapi

perkoperasian di Indonesia terasa semakin kompleks dan rumit. Hal ini disebabkan adanya

perubahan gaya hidup generasi milenial yang begitu cepat dan tidak

menentu (disruptif), akibat perkembangan teknologi informasi, robotik, artifical inteligence,

transportasi, dan komunikasi yang sangat pesat.

Pola dan gaya hidup generasi milenial bercirikan segala sesuatu yang lebih cepat,

mudah, murah, nyaman, dan aman. Lalu bagaimana perkoperasian di Indonesia terkait

revolusi industri 4.0?

Seperti halnya manusia, setiap organisasi termasuk koperasi harus mampu

beradaptasi dengan lingkungannya. Jika tidak maka akan tergilas oleh adanya perubahan

lingkungan. Koperasi era revolusi industri 4.0 juga mangharuskan koperasi untuk dapat

beradaptasi dan bertransformasi dalam menghadapi lingkungan yang senantiasa dinamis

tersebut.

Langkah awal yang perlu dilakukan dalam transformasi koperasi adalah membangun

karakter kreatif dan inovatif bagi insan penggerak koperasi.

11
Kreatifitas mengharuskan insan koperasi dapat berpikir berbeda dibandingkan insan

yang lain, sedangkan inovatif mengharuskan insan koperasi dapat bertindak berbeda

dengan insan yang lain. Insan yang kreatif dan inovatif akan dapat lebih cepat beradaptasi

dengan lingkungannya.

Insan koperasi yang harus disiapkan di era revolusi industri 4.0 adalah insan

koperasi yang mempunyai kreativitas dan inovasi yang tinggi. Dengan insan yang kreatif dan

inovatif koperasi dapat memulai transformasi dirinya untuk menata organisasi dan strategi

bisnisnya sesuai era industri 4.0.

Adapun beberapa hal yang dapat dilakukan koperasi adalah: Pertama, melakukan

pengelolaan organisasi secara profesional dalam arti luas yaitu memilih insan koperasi yang

bertanggungjawab, bermoral, beretika, bermartabat dan memiliki keahlian bidang

pengelolaan koperasi serta bisnis. Kedua, Memanfaatkan tehnologi informasi dalam

menjalankan usaha koperasi. Ketiga, memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan

(anggota koperasi). Keempat, menjalankan koperasi sesuai dengan prinsip dan nilai-nilai

koperasi.

12
PENUTUP

KESIMPULAN

Menurut UU Perkoperasian No. 25 Tahun 1992 Pasal 1 ayat 1, Koperasi adalah badan

usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan

melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan

ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Koperasi merupakan milik para

anggotanya sendiri dan diatur sesuai keinginan para anggota. Dalam koperasi tidak ada

paksaan atau campur tangan pihak lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan koperasi.

Pembagian pendapatan benar-benar harus berdasarkan besar kecilnya karya dan jasa

anggota.

Dengan dimulainya era revolusi industri 4.0, tantangan baru yang dihadapi perkoperasian di

Indonesia terasa semakin kompleks dan rumit. Hal ini disebabkan adanya perubahan gaya

hidup generasi milenial yang begitu cepat dan tidak menentu (disruptif), akibat

perkembangan teknologi informasi, robotik, artifical inteligence, transportasi, dan komunikasi

yang sangat pesat. Pola dan gaya hidup generasi milenial bercirikan segala sesuatu yang

lebih cepat, mudah, murah, nyaman, dan aman. Lalu bagaimana perkoperasian di

Indonesia terkait revolusi industri 4.0?

Seperti halnya manusia, setiap organisasi termasuk koperasi harus mampu beradaptasi

dengan lingkungannya. Jika tidak maka akan tergilas oleh adanya perubahan lingkungan.

Koperasi era revolusi industri 4.0 juga mangharuskan koperasi untuk dapat beradaptasi dan

bertransformasi dalam menghadapi lingkungan yang senantiasa dinamis tersebut.

Langkah awal yang perlu dilakukan dalam transformasi koperasi adalah membangun

karakter kreatif dan inovatif bagi insan penggerak koperasi.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/391721068/MATERI-TENTANG-KOPERASI-REVOLUSI-
INDUSTRI-docx

14

Anda mungkin juga menyukai