Anda di halaman 1dari 10

Modul-3

ANALISA PELAT LANTAI DUA ARAH


METODE KOEFISIEN MOMEN TABEL PBI-1971

Sistem lantai yang memiliki perbandingan bentang panjang terhadap bentang


pendek berkisar antara 1,0 s.d. 2,0 sering ditemui.
Ada empat metode dasar untuk menganalisis pelat jenis ini, yang termuat di dalam
peraturan-peraturan standar (untuk beban gravitasi), yaitu:
 Metode Koefisien Momen (Tabel PBI-71)
 Metode Desain Langsung (direct design method)
 Metode Portal Ekivalen (equivalent frame method)
 Metode garis leleh (yield line method)

Dalam PBI-71 diberikan tabel koefisien momen lentur yang memungkinkan


penentuan nilai momen-momen dari masing-masing arah. Setiap panel pelat dianalisis
tersendiri, berdasarkan kondisi tumpuan bagian tepinya (lihat Gambar 1.).
Tepi-tepi ini dapat dianggap terletak:
 Bebas
 Terjepit penuh
 Terjepit Elastis

Terjepit penuh:
Terjadi bila penampang pelat diatas tumpuan tersebut tidak dapat berputar akibat
pembebanan pada pelat.
Misalnya:
 Apabila bagian tepi pelat menjadi satu kesatuan monolit dengan balok pemikul yang
relatif sangat kaku.
 Apabila penampang pelat diatas tumpuan itu merupakan bidang simetri terhadap
pembebanan dan terhadap dimensi pelat.

Struktur Beton Bertulang – II --- Metode Koefisien Momen Tabel PBI-1971 1


Modul-3

Terjepit Elastis:
Terjadi bila bagian pelat tersebut menjadi satu kesatuan monolit dengan balok yang relatif
tidak kaku dan sesuai dengan kekakuannya memungkinkan pelat tersebut untuk berputar
pada tumpuannya.

Terjepit Bebas:
Tepi-tepi pelat yang menumpu atau tertanam didalam tembok bata, harus dianggap sebagai
tepi yang terletak bebas

Ada 9 set koefisien momen yang sesuai dengan Tabel PBI-71:

3 8

9 2

5
4

6
1

Gambar 1. Sembilan jenis kondisi tumpuan pelat pada Tabel PBI-71

Nilai-nilai koefisien momen pelat dapat ditentukan berdasarkan Tabel 1 dan 2 yang
parameternya adalah nilai ly/lx dan kondisi tumpuan tepi pelat.

Struktur Beton Bertulang – II --- Metode Koefisien Momen Tabel PBI-1971 2


Modul-3

Tabel 1. Momen Pelat Persegi akibat beban merata kondisi tumpuan bebas dan menerus
atau terjepit elastis

Struktur Beton Bertulang – II --- Metode Koefisien Momen Tabel PBI-1971 3


Modul-3

Tabel 2. Momen Pelat Persegi akibat beban merata kondisi tumpuan bebas dan terjepit
penuh

Struktur Beton Bertulang – II --- Metode Koefisien Momen Tabel PBI-1971 4


Modul-3

Contoh Soal: Perencanaan Pelat Dua Arah


Sebuah pelat lantai suatu gedung mempunyai tebal pelat 120 mm, direncanakan akan
memikul beban hidup = 250 kg/m2, beban mati selain berat sendiri = 200 kg/m2. Mutu
beton fc’ = 15 MPa, dan mutu baja sebesar fy = 240 MPa. Tentukan tulangan lentur yang
dibutuhkan dengan Metode Koefisien Momen Tabel PBI-71.
Catatan : lx dan ly adalah bentang bersih

ly = 6,00 m

lx = 4,00 m

Penyelesaian:
1. Beban-beban yang bekerja pada pelat lantai

Beban mati (DL)
a. berat sendiri pelat : 0,12 x 2400 = 288 kg/m2
b. mati lain (penutup lantai, ducting ac, pipa-pipa dll.) = 200 kg/m2
Total Beban Mati(DL) = 488 kg/m2

Beban hidup (DL) = 250 kg/m2

Kombinasi beban:
U = 1,2xDL + 1,6xLL
U = 1,2 x 488 + 1,6 x 250
U = 985,60 kg/m2

2. Perbandingan ly dan lx
ly = 6,00 m
lx = 4,00 m
ly 6
  1,50
lx 4

Struktur Beton Bertulang – II --- Metode Koefisien Momen Tabel PBI-1971 5


Modul-3

3. Perhitungan Momen Pelat


Nilai momen yang bekerja pada pelat lantai ditentukan dengan Tabel Koefisien Momen
PBI-1971.
Mlx = 0,001 x U x lx2 x 56
= 0,001 x 985,6 x 4,02 x 56
= 883,10 kg.m = 8,83 kN.m

Mly = 0,001 x 985,6 x 4,02 x 37


= 583,48 kg.m = 5,83 kN.m

Mtx = - 0,001 x 985,6 x 4,02 x 56


= - 883,10 kg.m = - 8,83 kN.m

Mty = - 0,001 x 985,6 x 4,02 x 37


= - 583,48 kg.m = - 5,83 kN.m

4. Perhitungan Tulangan Lentur Pelat


 Tulangan Lapangan/Tumpuan Arah x

dy dx t = 120 mm

Asumsi: selimut beton 20 mm dan digunakan tulangan utama f10


dx = 120 - 20 - ½ x10 = 95 mm
Mlx = Mtx = 8,83 kN.m

Momen nominal:
f  0,80 , karena lentur

Mu 8,83 10 6
Mn    11037500 N .mm
f 0,80

Rasio tulangan minimum:


1,4 1,4
 min    0,00583
fy 240

Rasio tulangan maksimum:

Struktur Beton Bertulang – II --- Metode Koefisien Momen Tabel PBI-1971 6


Modul-3

1  0,85 , karena fc’ = 15 MPa  30 MPa


 max  0,75   b
 0,85  fc '  600 
 max  0,75   1  
 600  f 
 fy  y 

 0,85  15  600 
 max  0,75  0,85     0,0242
 240  600  240 

Rasio tulangan perlu:


Mn 11037500
Rn    1,223
bd 2
1000  952
0,85  fc '  2  Rn  0,85 15  2 1.223 
  1  1  
  1  1  
fy  0,85  fc '  240  0,85 15 

  0,00537   min  0,00583 , maka dipakai  min  0,00583

Luas tulangan perlu:


As    b  d  0,00583  1000  95  554 mm 2

dicoba tulangan Ø = 10 mm.

1    f 2  b 1    10 2  1000
Jarak tulangan = 4 = 4  141 mm
As 554

Maka dipakai tulangan Ø10 - 140


Cek jarak antar tulangan 140 mm < 3h = 360 mm dan < 450 mm …. ok!

Struktur Beton Bertulang – II --- Metode Koefisien Momen Tabel PBI-1971 7


Modul-3

 Tulangan Lapangan/Tumpuan Arah y

dy dx t = 120 mm

Asumsi: selimut beton 20 mm dan digunakan tulangan utama f10


dy = 120 - 20 – 10- ½ x10 = 85 mm
Mly = Mty = 5,83 kN.m

Momen nominal:
f  0,80 , karena lentur

Mu 5,83 10 6
Mn    7287500 N .mm
f 0,80

Rasio tulangan minimum:


1,4 1,4
 min    0,00583
fy 240

Rasio tulangan maksimum:


1  0,85 , karena fc’ = 15 MPa  30 MPa
 max  0,75   b
 0,85  fc '  600 
 max  0,75   1  
 600  f 
 fy  y 

 0,85  15  600 
 max  0,75  0,85     0,0242
 240  600  240 

Rasio tulangan perlu:


Mn 7287500
Rn    1,009 Mpa
bd 2
1000  952
0,85  fc '  2  Rn  0,85 15  2 1.009 
  1  1  
  1  1  
fy  0,85  fc '  240  0,85 15 

  0,00438   min  0,00583 , maka dipakai  min  0,00583


Luas tulangan perlu:
As    b  d  0,00583  1000  85  496 mm 2

Struktur Beton Bertulang – II --- Metode Koefisien Momen Tabel PBI-1971 8


Modul-3

dicoba tulangan Ø = 10 mm.

1    f 2  b 1    10 2  1000
Jarak tulangan = 4 = 4  158 mm
As 496
Maka dipakai tulangan Ø10 - 150
Cek jarak antar tulangan 150 mm < 3h = 360 mm dan < 450 mm …. ok!

 Tulangan Susut dan suhu


SNI’1991 tidak mengatur untuk tulangan polos maka dipakai persyaratan dari PBI’71.
0,025  b  h
Assusut 
100
0,025  1000  120
Assusut   30 mm 2
100
atau
Assusut  20%  As pokok
Assusut  20%  554  110,80 mm 2

dicoba tulangan Ø = 8 mm.


1    f 2  b 1    8 2  1000
Jarak tulangan = 4 = 4  453,43 mm
As 110 ,80
Maka dipakai tulangan Ø8 - 300
Cek jarak antar tulangan 300 mm < 5h = 600 mm dan < 450 mm …. ok!

Kesimpulan Tulangan Lentur Pelat:


Momen Tulangan Tulangan
Tulangan Arah As
(kN.m) Teoritis Terpasang
x - 8,83 554 Ø10 -141 Ø10 -140
Tumpuan
y - 5,83 496 Ø10 -158 Ø10 -150
x + 8,83 554 Ø10 -141 Ø10 -140
Lapangan
y + 5,83 496 Ø10 -158 Ø10 -150
Susut/Pembagi Ø8 - 453 Ø8 - 300

Struktur Beton Bertulang – II --- Metode Koefisien Momen Tabel PBI-1971 9


Modul-3

 Sketsa Pemasangan Tulangan

f10 - 150
f10 - 150
f10 - 140 f8 - 250
f10 - 140 f8 - 250

1
4
lx
f10 - 280

f10 - 280

1 lx
f8 - 300
f8 - 300

f10 - 300

f10 - 300 5

1
5 lx

1 lx
5

1 lx
5

Struktur Beton Bertulang – II --- Metode Koefisien Momen Tabel PBI-1971 10

Anda mungkin juga menyukai