Anda di halaman 1dari 23

Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia

(PEGI)

Konsensus Nasional

Persiapan Kolon pada Pemeriksaan


Kolonoskopi Dewasa
2011
Konsensus Nasional KATA PENGANTAR
Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa
2011

Editor: Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Marcellus Simadibrata
Murdani Abdullah Pemeriksaan kolonoskopi semakin luas digunakan sebagai alat
Kaka Renaldi
diagnostik dan terapetik pada kelainan kolon. Secara umum,
vii + 25 hal. kolonoskopi merupakan prosedur yang aman, akurat dan dapat
14,5 x 20,5 cm diterima dengan baik oleh pasien. Namun persiapan kolonoskopi
ISBN No.: 978-602-8907-21-7
menjadi hal yang harus diperhatikan, karena dengan persiapan yang
baik akan menentukan kualitas kolonoskopi yang dilakukan.
Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang memperbanyak, mencetak dan menerbitkan sebagian atau Buku ini merupakan hasil diskusi dan kesepakatan bersama
seluruh isi buku ini dengan cara dan dalam bentuk apapun juga tanpa para pakar endoskopi gastrointestinal di Indonesia mengenai
seizin dari penulis dan penerbit.
Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa.
Dalam pengambilan kesepakatan, tim kerja dibagi menjadi
Diterbitkan pertama kali oleh: 2 (dua) kelompok diskusi untuk melakukan telaah isu-isu penting.
Selanjutnya dilakukan suatu pleno yang menyatukan hasil
Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI)
diskusi masing-masing kelompok menjadi kesepakatan bersama.
Bekerja sama dengan Buku konsensus ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi para
dokter spesialis praktisi endoskopi gastrointestinal dalam melakukan
Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam persiapan kolonoskopi sehari-hari.
d.a: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM Kepada seluruh peserta konsensus yang telah meluangkan
Jl. Diponegoro No. 71 Jakarta Pusat, 14030
waktunya dalam penyusunan buku ini, kami ucapkan terima
Email: pipfkui@yahoo.com
kasih yang sebesar-besarnya. Tidak lupa ucapan terima kasih juga
Jakarta, Juli 2011 kami sampaikan kepada Pengurus Besar Perhimpunan Endoskopi
Gastrointestinal Indonesia (PB PEGI), PT. Meiji Indonesia dan
PT. Medison Jaya Raya yang turut berpartisipasi dalam persiapan
penyusunan buku konsensus ini.

ii iii
Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, KATA SAMBUTAN
oleh karena itu kritik dan saran Sejawat sangat kami harap-
kan. Akhirnya dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat
A l l a h S W T a t a s k a r u n i a - N y a , k a m i p e r s e m ba h k a n b u k u
Konsensus Nasional Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Sejawat yang terhormat,
Kolonoskopi Dewasa 2011. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi
Sejawat praktisi endoskopi gastrointestinal di Indonesia. Kolonoskopi merupakan modalitas diagnostik standar untuk
evaluasi kelainan kolon. Ketepatan diagnostik dan keamanan terapi
sangat bergantung pada kualitas dari persiapan kolonoskopi.
Jakarta, Juli 2011
Persiapan yang ideal harus mencakup pengosongan feses dari
kolon dalam waktu singkat tanpa menyebabkan perubahan pada
mukosa kolon, tidak mengakibatkan gangguan cairan maupun
elektrolit, kenyamanan pasien ser ta biaya yang terjangkau.
Dr. dr. Murdani Abdullah, SpPD-KGEH, FACG, FINASIM
Namun, sampai saat ini belum tersedia persiapan yang memenuhi
Ketua Panitia semua kriteria tersebut.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka Pengurus Besar
Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PB PEGI)
memandang perlu untuk menyusun suatu konsensus nasional mengenai
persiapan kolon pada pemeriksaan kolonoskopi dewasa. Konsensus ini
diharapkan dapat menjadi pedoman bagi Sejawat praktisi endoskopi
gastrointestinal di Indonesia dalam melakukan prosedur pemeriksaan
kolonoskopi sehingga dapat dicapai hasil yang optimal.
Semoga dengan adanya buku konsensus ini dapat bermanfaat
bagi para praktisi endoskopi gastrointestinal di Indonesia dalam

v
rangka meningkatkan mutu pelayanan endoskopi gastrointestinal SUSUNAN PANITIA
khususnya kolonoskopi.
KONSENSUS NASIONAL
Jakarta, Juli 2011
persiapan kolon pada
pemeriksaan kolonoskopi dewasa
2011
Pengurus Besar

Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PB PEGI)

Penasehat : Prof. Dr. dr. Daldiyono, SpPD-KGEH, FINASIM


dr. Marcellus Simadibrata, PhD, SpPD-KGEH, FACG, FINASIM : Prof. dr. H. A Aziz Rani, SpPD-KGEH, FINASIM
: dr. Marcellus Simadibrata, Phd, SpPD-KGEH, FACG,
Ketua Umum
FINASIM

Ketua Panitia : Dr. dr. Murdani Abdullah, SpPD-KGEH, FACG, FINASIM


Sekretaris : dr. Kaka Renaldi, SpPD

Bendahara : dr. Ari Fahrial Syam, MMB, SpPD-KGEH, FINASIM

Seksi Ilmiah : Dr. dr. Murdani Abdullah, SpPD-KGEH, FACG, FINASIM


: dr. Ari Fahrial Syam, MMB, SpPD-KGEH, FINASIM
: dr. Achmad Fauzi, SpPD-KGEH, FINASIM

Seksi Acara : dr. M. Julwan Pribadi, SpPD

Sekretariat : Shinta Lestiani, SKM

vi vii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................iii
Kata Sambutan.........................................................................................................v
Susunan Panitia .....................................................................................................vii

I. Pendahuluan..................................................................................................1
II. Pemilihan Preparat Persiapan Kolon.....................................................4
III. Pemilihan Persiapan Kolon pada Keadaan Khusus....................... 19
IV. Skala Persiapan Pembersihan Kolon.................................................. 24
V. Kesimpulan.................................................................................................. 26

Daftar Pustaka....................................................................................................... 27
Daftar Hadir ......................................................................................................... 31

viii ix
I. PENDAHULUAN

Kolonoskopi semakin luas digunakan sebagai alat diagnostik


dan terapeutik pada kelainan kolon. Secara umum, kolonoskopi
merupakan prosedur yang aman, akurat dan dapat diterima dengan
baik oleh pasien.1 Kolonoskopi merupakan modalitas diagnostik standar
untuk evaluasi kelainan kolon. Sebagai alat pencitraan dan pengobatan
yang efektif, sangat penting dalam memvisualisasikan kolon mulai
dari anus hingga ileosekal.2 Kolonoskopi merupakan prosedur pilihan
untuk mengevaluasi kolon pada sebagian besar pasien dewasa dengan
gangguan pencernaan, anemia defisiensi besi, pencitraan kolon
dengan hasil abnormal, skrining kanker kolorektal yang positif,
surveilans pasca polipektomi dan reseksi kanker, surveilans inflammatory
bowel disease, dan pada pasien yang dicurigai terdapat massa kolon.1
Penggunaan kolonoskopi telah menjadi metode yang efektif dalam
skrining kanker kolon pada pasien dengan usia di atas 50 tahun dan
pasien lebih muda yang berisiko.3 Efektivitas ini tergantung pada
ketepatan visualisasi seluruh kolon, kecermatan dalam pemeriksaan
mukosa kolon, dan penerimaan pasien terhadap prosedur yang
dilakukan. Kualitas dalam persiapan kolonoskopi mempengaruhi
proses pemeriksaan, lamanya waktu pemeriksaan, dan penilaian untuk
membatalkan atau menjadwal ulang suatu prosedur.4,5 Persiapan kolon
(bowel preparation) yang kurang baik menyebabkan sepertiga
pemeriksaan tidak dapat dilakukan hingga selesai dan 10%
pemeriksaan bahkan tidak dapat dilakukan sama sekali.6 Persiapan
yang tidak efektif memberikan dampak yang lebih besar terhadap
biaya dan hasil pemeriksaan.7

1
Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI) Konsensus Nasional Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2011

Prinsip persiapan kolon yang ideal adalah pembersihan kolon yang cukup menyengat dirasakan sangat mengganggu bagi pasien
dari materi tinja dengan cepat dan mudah tanpa menyebabkan sehingga menurunkan kepatuhan. Oleh karena itu, dilakukan
perubahan makroskopis dan mikroskopis mukosa kolon. 8,9 modifikasi larutan PEG dan dosis pemberian serta evaluasi ulang
Selain itu idealnya dapat dikonsumsi dan dievaluasi dalam waktu terhadap larutan osmotik lainnya sebagai contoh adalah natrium
singkat, nyaman, tidak menyebabkan gangguan keseimbangan phosphate (NaP). Chang dkk kemudian mengembangkan teknik irigasi
cairan atau elektrolit, 10 mudah dikonsumsi, serta harga yang rektal berkala yang dikombinasikan dengan magnesium sitrat. Saat
terjangkau. 6 Hal lain yang tidak kalah penting adalah dapat ini, teknik persiapan kolonoskopi yang ideal terus disempurnakan
men-deteksi penyakit kolon, terutama polip dan karsinoma. 5 dengan berbagai faktor tambahan yang juga menjadi perhatian seperti
Walaupun terdapat beberapa metode yang cukup baik, namun tidak rasa preparat, suplementasi elektrolit, pembagian dosis dan waktu
semua kriteria ideal ini dapat terpenuhi dengan berbagai metode pemberian.9,12
yang sudah ada.6 Pada buku konsensus ini akan dibahas mengenai berbagai teknik
Teknik persiapan kolon telah mengalami perkembangan persiapan kolon untuk pemeriksaan kolonoskopi. Persiapan kolonoskopi
yang cukup pesat dalam beberapa dekade terakhir. Pada idealnya dapat dilakukan di berbagai tingkat pelayanan kesehatan
awalnya persiapan kolonoskopi dilakukan dengan pembatasan mulai dari praktik pribadi, pusat pelayanan kesehatan sekunder dan
diet, penggunaan katartik, dan enema. Meskipun preparat ini tersier. Sehingga saat pasien dirujuk ke pusat pelayanan endoskopi
dapat membersihkan kolon dengan baik, namun waktu yang saluran cerna akan menghemat biaya dan waktu tunggu tindakan.
diperlukan untuk melakukannya cukup lama (48-72 jam), tidak Teknik persiapan kolon mulai dari yang paling sederhana dan murah
nyaman, dan menyebabkan gangguan keseimbangan cairan dengan segala keterbatasannya hingga yang lebih mahal dan kompleks
dan elektrolit. Teknik pembersihan kolon yang lebih cepat dapat akan dibahas dalam buku ini, sehingga klinisi dapat menyesuaikan
dilakukan dengan lavase usus peroral dengan menggunakan teknik yang dipilih dengan ketersediaan di tempat masing-masing.
larutan salin/elektrolit dalam jumlah yang besar (7-12 liter).
Namun teknik ini juga tetap menimbulkan masalah yang sama, yaitu
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit yang cukup
bermakna serta kepatuhan pasien yang rendah. Pada tahun 1980,
Davis dkk memperkenalkan larutan polyethylene glycol (PEG), suatu
larutan osmotik dengan elektrolit seimbang. Volume standar yang
diberikan satu hari sebelum tindakan yaitu sekitar 4 liter, dikatakan
aman dan efektif, yang kemudian menjadi baku emas untuk
persiapan kolonoskopi.11 Namun rasanya yang asin dan aroma sulfat

2 3
Konsensus Nasional Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2011

II. PEMILIHAN PREPARAT PERSIAPAN KOLON makanan padat selama minimal dua jam. Total dosis yang
diberikan pada pasien dewasa adalah 4 liter, dengan
pemberian 240 ml peroral setiap 10 menit, atau diberikan
melalui pipa nasogastrik dengan kecepatan pemberian
Secara umum, preparat yang digunakan pada persiapan kolon 20-30 ml/menit.6,9
dapat dibagi dalam tiga kategori berdasarkan mekanisme kerjanya,
3). Sediaan
yaitu isoosmotik, hiperosmotik dan preparasi stimulan. Perbedaan
Berbagai macam bentuk sediaan PEG terus dikembangkan
dalam mekanisme fisiologis tersebut berdampak pada pemilihan
untuk meningkatkan kenyamanan dan kepatuhan pasien.
preparat, terutama pada pasien dengan komorbiditas, usia lanjut,
Sediaan PEG terdiri dari:
dan anak-anak.6
• Sulfate-free PEG (SF-PEG)
Sulfate-free PEG merupakan sediaan dengan rasa dan
Medikamentosa aroma yang lebih baik dari PEG. Rasa yang lebih baik karena
pada sediaan ini konsentrasi kalium lebih rendah, klorida
a. Polyethylene Glycol (PEG)
lebih tinggi serta tidak adanya sodium sulfat. Pada sediaan
PEG merupakan preparat isoosmotik yang banyak digunakan.
ini kandungan sodium sulfat dihilangkan dengan akibat
Volume yang besar (4 liter) diperlukan untuk menghasilkan efek
menurunkan konsentrasi natrium dalam lumen. Dosis yang
katartik.9
diberikan sama dengan PEG. SF-PEG tidak asin, lebih dapat
1). Farmakokinetik ditoleransi, dan memiliki efektifitas yang sama dengan PEG
Preparat isoosmotik adalah larutan elektrolit yang seimbang, dalam membersihkan kolon. SF-PEG memiliki keunggulan
bervolume besar, tidak diabsorbsi, dan tidak difermen- dalam rasa, sehingga dapat digunakan sebagai alternatif
tasikan. Larutan ini membersihkan kolon secara mekanik pada kondisi yang membutuhkan PEG.9
melalui konsumsi cairan yang tidak diabsorbsi dalam jumlah
• PEG-volume rendah/PEG-3350 dan bisakodil tablet lepas
besar tanpa perubahan cairan, mineral dan elektrolit.6,13,14
lambat
Penambahan sulfat natrium menurunkan absorpsi natrium
Penggunaan PEG dengan volume yang lebih rendah di-
di usus halus karena tidak adanya ion klorida yang berfungsi
gunakan untuk memperbaiki toleransi pasien dan dapat
melawan gradien elektrokimia dalam absorpsi aktif.6 Gerakan
mengurangi efek samping, seperti perut kembung dan
usus terjadi dalam satu jam setelah pemberian larutan.15
nyeri. Untuk mempertahankan efektivitas digunakan
2). Dosis preparat bisakodil dan magnesium sitrat. Sebelum tindakan
Sebelum penggunaan PEG pasien tidak boleh makan

4 5
Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI) Konsensus Nasional Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2011

pasien mengkonsumsi cairan jernih. Dosis 4 buah tablet 5). Indikasi


bisakodil (5 mg) saat siang hari, tunggu sampai terjadi PEG relatif aman digunakan pada pasien dengan gangguan
gerakan usus atau maksimal 6 jam, minum 240 ml setiap elektrolit dan pada pasien yang tidak boleh mendapat
10 menit sampai 2 liter cairan habis. Banyak studi yang beban cairan dalam jumlah besar (pasien dengan gagal ginjal,
membandingkan efektivitas pemberian 4 liter PEG dengan gagal jantung kongestif atau penyakit liver dengan asites).
2 liter PEG 4 jam sebelum tindakan yang dikombinasikan PEG merupakan metode pilihan pada bayi dan anak-anak.9
dengan bisakodil atau magnesium sitrat menunjukkan
6). Efek samping
efektivitas yang sama, namun dengan toleransi pasien
Secara umum PEG aman diberikan. Efek samping yang paling
yang lebih baik pada volume rendah.9
banyak terjadi adalah perut kembung dan penuh, mual serta
4). Efektivitas muntah. Nyeri perut dan kram juga dapat terjadi pada pemberian
PEG lebih efektif dan dapat ditoleransi dengan baik PEG dengan bisakodil. 18 Ho dkk melaporkan insidensi
dibandingkan regimen diet yang dikombinasikan dengan hipokalemia sebesar 9,6% pada pasien usia lanjut yang dirawat
katartik yang digunakan sebelum tahun 1980. PEG lebih aman dengan komorbiditas (penyakit jantung dan ginjal). Hal ini
dan efektif daripada regimen larutan elektrolit seimbang menunjukkan bahwa pada kelompok usia yang rentan, pemberian
lainnya. Dibandingkan dengan larutan berbahan dasar manitol, PEG harus diikuti dengan monitoring elektrolit serum.19,20
PEG lebih aman (menghasilkan gas hidrogen yang lebih sedikit), Tiga peneliti melaporkan bahwa terjadi lima kasus gangguan
efektif, dan dapat ditoleransi dengan baik. Angka kegagalan keseimbangan natrium. Pada empat kasus disebabkan karena
5-15% terjadi akibat gangguan pencernaan dan/atau pengeluaran hormon antidiuretik yang berlebihan akibat stress,
volume yang besar. Kombinasi dengan preparat enema tidak muntah, penggunaan obat-obatan seperti thiazid, selective
menunjukkan perbaikan dalam efektivitas PEG, namun serotonin reuptake inhibitor (SSRI), atau adanya penyakit penyerta.
meningkatkan ketidak-nyamanan pasien. PEG diberikan dalam
9
Satu kasus terjadi pada pasien dengan gangguan ginjal yang
dosis terbagi (3 liter pada malam hari sebelum tindakan dan 1 mengalami hipernatremia berat akibat muntah yang terus
liter saat pagi hari sebelum tindakan) lebih efektif dibandingkan menerus, diare, dan sulit meningkatkan intake cairan. Delapan
pemberian dosis tunggal 4 liter dalam satu hari sebelum peneliti juga melaporkan terjadinya tujuh kasus Mallory-
tindakan. Aoun dkk melaporkan bahwa metode dan/atau Weiss tears, tiga kasus perforasi esophagus akibat muntah.
waktu pemberian preparat dosis terbagi dengan diet biasa Efek samping lain yang dilaporkan adalah terdapat dua kasus
lebih efektif dan meningkatkan kualitas serta toleransi pasien anafilaksis dan satu kasus angioedema setelah pemberian PEG.
dibandingkan pemberian preparat dosis tunggal dengan diet Satu kasus pankreatitis pernah dilaporkan yang dihubungkan
cair. 16,17
dengan distensi duodenal dan refluks pankreas.21

6 7
Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI) Konsensus Nasional Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2011

7). Kontraindikasi dalam jangka waktu minimal 10 hingga 12 jam di antara


Larutan per oral tidak boleh diberikan pada pasien dengan dua dosis. Setiap dosis dikonsumsi dengan cairan minimal
ileus, retensi gaster, obstruksi usus, kolitis berat, atau gangguan 8 ml diikuti dengan tambahan cairan minimal 16 ml. Dosis
neurologis dengan kesulitan menelan.15 kedua harus diminum dalam waktu minimal 3 jam sebelum
tindakan dilakukan.9
b. Natrium Phosphate (NaP) • Tablet NaP
NaP merupakan preparat hiperosmotik yang tersedia dalam bentuk Tablet NaP merupakan preparat NaP untuk memper-
cairan dan tablet. baiki rasa dan membatasi jumlah cairan yang dikonsumsi.
1). Farmakokinetik Setiap 2 gram tablet mengandung 1.500 mg zat aktif (NaP
Preparat hiperosmotik adalah larutan bervolume rendah, bersifat monobasic dan dibasic) dan 460 mg selulosa mikrokristalin
menarik cairan ke dalam lumen usus sehingga menstimulasi sebagai pengikat.9 Sediaan dalam bentuk tablet belum
terjadinya peristaltik usus dan evakuasi isi usus dengan cara tersedia di Indonesia.
mempengaruhi tekanan osmotik intralumen dan meningkat- 3). Efektivitas
kan retensi cairan di dalam lumen. Waktu rata-rata aktifitas NaP dibandingkan dengan 4 liter PEG lebih efektif dan
usus adalah 1,7 jam setelah pemberian dosis awal dan 0,7 jam lebih dapat ditoleransi oleh pasien. NaP lebih dapat
setelah pemberian dosis kedua. Durasi kerja rata-rata adalah diterima dibandingkan dengan larutan PEG. 13 Regimen
4,6 jam setelah pemberian dosis pertama dan 2,9 jam setelah NaP dengan dosis terbagi dimana dosis pertama diberikan
dosis kedua. Aktifitas usus akan menurun dalam 4 jam (83%) pada 15 jam sebelum tindakan dan dosis kedua diberikan
hingga 5 jam (87%).13,14,22,23 3 jam sebelum tindakan, lebih efektif dibandingkan dengan
2). Sediaan dan Dosis dosis NaP yang diberikan satu hari sebelum tindakan atau 4
• Larutan NaP liter PEG.9 NaP harus disertai dengan minum yang banyak,
Larutan NaP merupakan larutan hiperosmotik dengan ± 2-3 liter.
volume rendah yang mengandung 48 gram (400 mmol) 4). Indikasi
NaP monobasic dan 18 gram (130 mmol) NaP dibasic per NaP dalam bentuk sediaan cair dan tablet dapat diberikan
100 ml.9,10 NaP harus dilarutkan sebelum dikonsumsi untuk sebagai alternatif PEG pada pasien sehat tanpa komorbiditas
mengatasi mual, muntah dan harus disertai dengan seperti gangguan keseimbangan elektrolit, gagal ginjal, asites,
konsumsi cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi. gagal jantung kongestif atau riwayat infark miokardium.18
Pasien hanya mengkonsumsi cairan jernih. Dua dosis
larutan, 30 sampai 45 ml (2-3 sendok makan), diberikan

8 9
Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI) Konsensus Nasional Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2011

5). Efek samping hiperkalsemia


Penggunaan preparat NaP dapat menyebabkan gangguan • Hiperparatiroid
keseimbangan cairan, mineral dan elektrolit. Setelah meng- • Gangguan ginjal, seperti insufisiensi ginjal (meningkatnya
konsumsi NaP, pada 87% pasien terjadi hiperfosfatemia, 58% kreatinin atau laju filtrasi glomerulus (LFG) < 60 mL/
pasien mengalami hipokalsemia, serta hipokalemia pada 56% menit/1,73 m2), transplantasi ginjal
pasien. Beloosesky dkk mengatakan bahwa pada kelompok • Gangguan elektrolit
usia lanjut sangat rentan mengalami gangguan keseimbangan • Pasien yang berisiko untuk terjadinya dehidrasi karena
elektrolit. NaP memiliki efek dehidrasi yang dapat menyebab- intake yang sulit
kan penurunan berat badan, peningkatan osmolalitas plasma • Inflammatory bowel disease, pada saat eksaserbasi akut
dan mulut kering terutama pada pasien dengan usia ≥ 80 atau saat baru terdiagnosis
tahun. NaP dapat menimbulkan ulkus aptosa pada rekto- • Pasien dengan mual, muntah atau nyeri perut dengan
sigmoid yang dapat mengganggu penilaian tindakan. Efek intake cairan yang kurang
samping yang jarang terjadi namun fatal akibatnya adalah • Pasien yang memiliki reaksi hipersensitifitas terhadap
nefropati fosfat akut (NFA). Pada NFA terjadi pembentukan kandungan natrium fosfat
kristal kalsium fosfat yang menyebabkan gangguan fungsi
ginjal kronis.19,21,24 c. Garam Inggris
Garam Inggris atau magnesium sulfat (MgSO4) merupakan suatu
6). Kontraindikasi
laksatif tradisonal yang telah lama dikenal dapat meningkatkan air
• Pasien berusia di bawah 5 tahun
dalam saluran cerna dan menstimulasi peristalsis. Suatu kombinasi
• Gangguan motilitas saluran cerna bagian atas atau bawah,
antara garam Inggris dan sodium pikosulfat sering digunakan
seperti ileus, pseudoobstruksi, megakolon toksik, gastro-
dalam persiapan kolon. Efek laksatif dimulai dalam 3-4 jam, penting
paresis berat
untuk tetap mempertahankan jumlah asupan cairan yang cukup
• Konstipasi berat dengan frekuensi buang air besar < 1 kali/
selama periode ini. Kombinasi ini tidak boleh diberikan pada pasien
minggu)
dengan gagal jantung dan gangguan fungsi ginjal dimana dapat
• Kelainan jantung, seperti angina tidak stabil, sindrom koroner
menyebabkan terjadinya dehidrasi dan kondisi hipermagnesemia
akut dalam 6 bulan terakhir, gagal jantung kongestif,
berat.25 Obat-obatan yang dapat mengganggu persiapan atau
pemanjangan interval QT
pemeriksaan harus dihentikan (misal: obat yang mengandung
• Asites
preparat besi atau obat yang menimbulkan konstipasi).26
• Sirosis
• Gangguan metabolisme kasium, seperti hipokalsemia atau

10 11
Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI) Konsensus Nasional Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2011

Petunjuk penggunaan:26 kolon, satu atau dua NaP enema dapat digunakan untuk mem-
• Selama 2-3 hari sebelum kolonoskopi, pasien makan bubur bersihkan kolon bagian distal. Enema sangat berguna untuk
kecap atau makanan cair yang jernih dan diharuskan banyak membersihkan usus bagian distal pada pasien dengan stoma
minum (2-3 liter/hari) proksimal atau disfungsi kolon bagian distal. Oleh karena itu,
• Sepuluh jam sebelum pemeriksaan kolonoskopi, pasien diberi penggunaan enema hanya pada pasien dengan persiapan kolon
garam Inggris 10-30 gram bagian distal yang buruk atau terjadi disfungsi kolon bagian
• Dua jam sebelum pemeriksaan kolonoskopi, pasien diklisma distal.9
sampai bersih
c. Irigasi per rektal
Irigasi per rektal dikombinasikan dengan 10 oz (280 gram atau
Pendamping Medikamentosa 300 ml) magnesium sitrat pada malam sebelum kolonoskopi
dapat digunakan sebagai cara yang potensial untuk membersih-
a. Diet kan usus. Pasien diberikan infus air hangat melalui rektum dengan
Pembatasan diet yang dianjurkan adalah konsumsi cairan menggunakan pipa rektal selama 30 menit segera sebelum
jernih dan diet lunak, rendah serat tanpa pewarna, serta tindakan kolonoskopi. Kerugian cara ini adalah waktu yang
mudah dicerna selama 1 hingga 4 hari sebelum tindakan. Pasien dibutuhkan cukup lama dan sangat bergantung pada keahlian
harus menghentikan pengobatan yang mengandung besi atau perawat untuk memasukkan cairan tersebut, serta biaya yang
makanan yang menyebabkan konstipasi dalam waktu 7 - 10 hari mahal. Chang dkk melaporkan efektifitas yang sama dengan
sebelum tindakan. Pasien tidak boleh mengkonsumsi daging merah, PEG. Oleh karena itu, irigasi per rektal dapat digunakan sebagai
jus buah atau buah-buahan yang berwarna ungu. Pemanis buatan alternatif bagi pasien yang tidak dapat mengkonsumsi PEG.9,12
tidak boleh dikonsumsi karena akan menyebabkan perubahan
d. Pipa nasogastrik/orogastrik
osmolalitas plasma sehingga meningkatkan absorpsi air dan garam.
Pipa nasogastrik telah digunakan sebagai alat bantu dalam pem-
Katartik seperti magnesium sitrat atau ekstrak senna dapat diberi-
berian larutan PEG, baik pada anak-anak maupun dewasa Namun
kan 1 hari sebelum tindakan. Pembatasan diet ini cukup bermanfaat
pemberian cairan melalui pipa nasogastrik harus hati-hati, karena
sebagai pendamping medikamentosa dalam persiapan kolon.9,10
dapat menyebabkan komplikasi terjadinya aspirasi.9,27
b. Enema
e. Larutan elektrolit-karbohidrat
Air matang atau NaP enema diberikan pada malam hari atau pagi
Larutan elektrolit-karbohidrat telah digunakan sebagai
hari sebelum tindakan. Untuk membersihkan kolon, enema biasanya
kombinasi baik dengan larutan PEG maupun larutan NaP
diberikan bersamaan dengan pembatasan diet atau katartik.
untuk memperbaiki rasa dan menghindari terjadinya gangguan
Pada pasien dengan kecenderungan sulit untuk membersihkan

12 13
Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI) Konsensus Nasional Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2011

keseimbangan elektrolit yang bermakna. 9 Barclay dkk pendamping PEG. Penggunaan senna dikombinasikan dengan
melaporkan bahwa rehidrasi dengan larutan elektrolit-karbohidrat PEG telah menunjukkan perbaikan dalam kualitas persiapan
secara signifikan menurunkan kontraksi volume intravaskular, kolon. 9 Senna yang dikombinasikan dengan 2 liter PEG
sehingga lebih aman bagi pasien.28 Walaupun menguntungkan, menunjukkan kualitas dan toleransi pasien yang lebih baik
penambahan larutan dengan bahan dasar karbohidrat ini dapat dengan nyeri abdomen yang lebih minimal dibandingkan
meningkatkan risiko ledakan yang dipicu oleh kauter jika karbo- pemberian senna tanpa PEG.30
hidrat ini dimetabolisme menjadi gas oleh bakteri usus.9
g. Obat-obatan
f. Laksatif 1). Metoklopramide
Terdapat dua jenis laksatif yang dapat digunakan sebagai pen- Metoklopramide adalah suatu golongan gastroprokinetik
damping medikamentosa, yaitu salin dan senna. 9
antagonis dopamine yang mensensitisasi jaringan terhadap
asetilkolin. Mekanisme kerja dari metoklopramide dengan
1). Salin
meningkatkan kontraksi lambung, peristaltik duodenum
Magnesium sitrat adalah suatu hiperosmotik laksatif
dan jejunum, namun tanpa mengubah motilitas kolon.
salin yang bekerja dengan meningkatkan volume intraluminal
Sediaan Preparat ini dapat digunakan bersamaan dengan PEG
sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan motilitas usus.
untuk mengurangi efek samping mual dan perut kembung.9
Magnesium juga menstimulasi pengeluaran kolesistokinin
yang menyebabkan akumulasi cairan dan elektrolit intra- 2). Simethicone
luminal. Penggunaan magnesium sitrat tidak dianjurkan pada Simethicone adalah suatu agen anti-flatulen, anti-gas yang
pasien dengan gangguan fungsi ginjal. Pemberian PEG dengan
9
digunakan bersamaan dengan PEG untuk mengurangi
magnesium sitrat lebih baik dibandingkan dengan bisakodil. pembentukan gas setelah persiapan kolonoskopi dan
Keuntungan pemberian 2 liter PEG dengan magnesium sitrat memperbaiki gambaran saat kolonoskopi. Simethicone
adalah lebih ditoleransi oleh pasien serta biaya yang lebih menurunkan pembentukan gas (bubble), memperbaiki
murah. 29
toleransi dan efektivitas. Namun mekanisme kerja simethicone
masih belum diketahui dengan jelas.9
2). Senna
Senna mengandung zat aktif antrakuinon yang diaktivasi 3). Bisakodil
oleh bakteri usus, yang memiliki efek langsung terhadap Bisakodil merupakan preparat difenilmetana yang kurang
mukosa usus, meningkatkan motilitas kolon, meningkatkan diabsorpsi serta mampu menstimulasi peristaltik usus.
transit cairan di kolon, dan menghambat sekresi air dan elek- Bisakodil dan magnesium sitrat digunakan bersamaan dengan
trolit. Senna, seperti juga bisakodil, telah digunakan sebagai PEG memungkinkan penggunaan larutan PEG dengan volume

14 15
Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI) Konsensus Nasional Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2011

yang lebih rendah. Afridi dkk melakukan penelitian memban- Dampak persiapan kolon yang kurang baik
dingkan kombinasi NaP dan bisakodil dan 4 liter PEG memiliki
Persiapan kolon yang kurang baik dapat menyebabkan hasil
efektivitas yang sama dan lebih ditoleransi oleh pasien.9,31
pemeriksaan yang kurang baik, pembatalan tindakan, waktu tindakan
yang lebih lama, serta meningkatkan angka kejadian komplikasi. Suatu
Efikasi dan Keamanan indikator bebas terhadap persiapan kolon yang kurang memadai
adalah waktu tindakan yang lebih lama, gagal dalam mengikuti
Untuk menilai efikasi persiapan kolon, harus dilakukan penilaian
aturan dalam mengkonsumsi preparat, pasien rawat inap, konstipasi,
gambaran subjektif mukosa kolon terhadap suatu parameter yang
penggunaan antidepresan trisiklik, jenis kelamin (pria), dan pasien
cukup objektif. Hingga saat ini, beberapa metode telah diajukan, namun
dengan riwayat sirosis, stroke, atau demensia.9
belum ada metode yang ideal dalam berbagai kondisi.9,22,32,33,34
Untuk mengatasi hal ini, maka dokter harus benar-benar mem-
Keamanan berbagai preparat persiapan kolon yang tersedia
berikan penjelasan dan perhatian kepada pasien. Identifikasi apakah
saat ini berhubungan dengan bahan dasar utama yang digunakan,
pasien mengkonsumsi preparat yang diberikan. Jika tidak, maka
yaitu PEG atau NaP. Secara umum, semua preparat yang telah
berikan ulang dengan preparat yang sama, namun untuk NaP tidak
diuraikan dalam makalah ini aman digunakan pada individu sehat
boleh diberikan dalam waktu 24 jam karena bersifat toksik. Jika pasien
tanpa komorbiditas. 22,35 Namun pada kelompok pasien dengan
telah mengkonsumsi preparat dengan benar, maka dokter dapat
penyakit jantung, ginjal, atau hepar serta pada usia lanjut, pemberian
mengulangi pemberian preparat dengan waktu pembatasan diet serta
preparat persiapan kolon harus sangat berhati-hati.9
cairan yang lebih lama, mengganti preparat ( jika pasien mendapat PEG,
Larutan isotonis PEG aman digunakan pada pasien dengan
dapat diganti dengan NaP atau sebaliknya), penambahan katartik lain,
gangguan keseimbangan elektrolit, penyakit hepar, gagal ginjal akut
seperti magnesium sitrat, bisakodil atau senna. Pemberian kombinasi
dan kronik, serta gagal jantung kongestif. PEG tidak menyebabkan
preparat (PEG dan NaP) juga memberikan hasil yang baik.29
perubahan pada struktur histologi mukosa kolon sehingga dapat
digunakan pada pasien dengan inflammatory bowel disease.9
NaP dapat menyebabkan perubahan yang signifikan terhadap Biaya
nilai elektrolit dan volume cairan tubuh. NaP tidak boleh digunakan
Biaya yang dikeluarkan pasien juga sangat berperan penting.
pada pasien dengan gangguan keseimbangan elektrolit, gagal ginjal
Larutan NaP merupakan sediaan yang paling murah sementara
akut dan kronik, infark miokardial yang baru terjadi, angina tidak
tablet NaP adalah sediaan yang paling mahal. Sementara sediaan
stabil, ileus, malabsorpsi, asites, serta gagal jantung kongestif. Banyak
PEG berada pada harga rata-rata. Kepatuhan pasien dan kecukupan
ahli yang menghindari penggunaan NaP pada pasien yang dengan
sediaan berdampak langsung pada biaya yang dikeluarkan. Suatu anal-
inflammatory bowel disease atau kolitis mikroskopis.9
isis biaya menunjukkan bahwa persiapan kolon yang kurang baik dapat

16 17
Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI)

memperpanjang waktu tindakan, meningkatkan risiko pembatalan III. PEMILIHAN PERSIAPAN KOLON
tindakan, serta pengulangan tindakan kolonoskopi dibandingkan PADA KEADAAN KHUSUS
dengan standar pelayanan yang ada. 9 Hsu dkk melakukan suatu
meta-analisis yang menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk
tindakan kolonoskopi (tanpa memasukkan biaya sediaan) adalah
sebesar $465 untuk NaP dan $503 untuk PEG, diasumsikan bahwa Secara umum persiapan pasien yang akan dilakukan persiapan
pemeriksaan ulang akibat persiapan yang kurang baik pada NaP kolon pada keadaan khusus meliputi usia lanjut, penilaian fungsi ginjal
sebesar 3% serta PEG sebesar 8%. Hasil ini menunjukkan NaP lebih dan jantung, status hidrasi, serta keseimbangan elektrolit.
murah dibandingkan PEG serta lebih mudah dikonsumsi.13

Usia Lanjut

Pada usia lanjut (≥ 65 tahun) sesuai kriteria WHO, tanpa


kelainan ginjal, jantung dan hati) terjadi perubahan faal tubuh yang
bermakna. Penurunan motilitas usus cenderung menyebabkan per-
siapan kolon yang lebih buruk. Konstipasi merupakan faktor yang
berperan dalam penurunan kualitas tindakan kolonoskopi. Depresi,
kebiasaan hidup sedenter, intake serat serta cairan yang kurang
berhubungan dengan konstipasi pada usia lanjut.36 Pada usia lanjut
persiapan kolon yang buruk 4 kali lebih besar dibandingkan pada
usia yang lebih muda.37 Pasien usia lanjut mengalami peningkatan
risiko intoksikasi fosfat karena penurunan fungsi ginjal, penggunaan
obat-obatan,penyakit sistemik dan gastrointestinal. 9 Pemberian
NaP menyebabkan peningkatan bermakna pada fosfat serum, dan
menyebabkan kerusakan ginjal ireversibel pada pasien usia lanjut
dengan fungsi ginjal yang normal sebelumnya, sehingga pemberian
NaP sebaiknya dihindari pada kelompok usia ini. Jika sangat
diperlukan, pasien dapat diberikan persiapan kolon dengan
perawatan di rumah sakit untuk menjamin status hidrasi yang
baik . PEG lebih aman diberikan karena tidak menyebabkan
gangguan pada keseimbangan cairan, elektrolit dan mineral. 19

18 19
Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI) Konsensus Nasional Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2011

Yakut dkk melaporkan bahwa NaP relatif aman pada pasien Gangguan Fungsi Ginjal
usia lanjut tanpa penyakit komorbiditas. Namun pemberian
Penggunaan NaP merupakan kontraindikasi pada pasien
NaP harus dengan tetap memperhatikan serum kreatinin dan
dengan gangguan fungsi ginjal. 9,39 NaP dapat menyebabkan
elektrolit.36 MgSO4 masih dapat digunakan dengan pengawasan yang
terjadinya nefropati fosfat akut (NFA). Patogenesis terjadinya NFA
ketat dalam hal fungsi ginjal dan gangguan keseimbangan elektrolit.
adalah akibat langsung dari beban fosfat setelah pemberian NaP.
Untuk usia lanjut jika diperlukan, kombinasi PEG dengan bisakodil
Asplin dkk mengatakan bahwa terbentuk cairan pekat pada tubulus
dapat dilakukan.
loop Henle akibat penumpukan ion kalsium dan fosfat, yang
menyebabkan terbentuknya bahan-bahan padat, terutama kristal
Gangguan Fungsi Jantung (Gagal Jantung Kongestif) kalsium fosfat. Kristal ini akan bergerak turun, berikatan dengan sel-
sel epitel, kemudian mengalami internalisasi yang memicu terjadinya
Pada pasien dengan gagal jantung kongestif tidak boleh diberikan
reaksi inflamasi dan kerusakan seluler.40,41 NFA merupakan efek samping
beban cairan yang berlebihan. Hal ini akan memperberat kerja jantung
yang fatal namun jarang terjadi. Hal ini disebabkan karena pada
yang menyebabkan terjadinya eksaserbasi. Pada pasien ini juga terjadi
sebagian besar pasien hanya sedikit saja tubulus ginjal yang meng-
peningkatan risiko hiponatremia yang disebabkan oleh kombinasi
alami kerusakan dan cenderung sulit dideteksi. Faktor risiko NFA adalah
hipovolemia dan intake cairan yang tinggi. PEG direkomendasikan
wanita, usia ≥ 60 tahun, menderita penyakit ginjal kronis, hipertensi,
sebagai persiapan kolon pilihan pada pasien gagaljantung kongestif.9,38
pasien dalam terapi penghambat ACE/ACEI, ARB, diuretik, dan/atau
Beberapa pengobatan yang diberikan pada pasien gagal jantung yang
NSAID, pasien dengan gagal jantung kongestif, diabetes melitus, serta
akan menjalani tindakan kolonoskopi perlu dievaluasi lebih lanjut.9
berat badan rendah (≤ 55 kg).
Pasien yang menggunakan penghambat angiotensin-converting
Toksisitas ginjal akibat NaP sangat minimal terjadi ketika diguna-
enzyme (ACE) dan angiotensin-receptor blocker (ARB) cenderung rentan
kan pada pasien dengan serum kreatinin < 1,5 mg/dL.36 Pada pasien
mengalami penurunan fungsi ginjal dan hipovolemia yang disebabkan
dengan gangguan fungsi ginjal (penyakit ginjal kronik stage 1-3
oleh preparat persiapan kolonoskopi. Pada pasien ini harus diperhatikan
menurut kriteria National Kidney Foundation K/DOQI),42 preparat yang
kandungan kalium pada PEG yang dapat menyebabkan hiperkalemia
lebih aman digunakan adalah PEG.9 MgSO4 tidak boleh diberikan pada
terutama pada pasien yang mengkonsumsi diuretik hemat kalium
pasien dengan gagal ginjal.
atau angiotensin-converting enzyme inhibitors (ACEI).38 Pada semua
pasien yang menggunakan diuretik harus dilakukan evaluasi status
hidrasi sebelum diberikan preparat persiapan kolonoskopi. 9 Pasien dengan Sirosis Hepatis
Penggunaan MgSO4 sebaiknya tidak diberikan pada pasien dengan
Pada pasien dengan gangguan fungsi hati tanpa sirosis dan sirosis
gagal jantung.
Child-Pough A, umumnya preparat persiapan kolon dapat digunakan.

20 21
Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI) Konsensus Nasional Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2011

Pada sirosis hepatis Child-Pough B dan C pemberian NaP merupakan Inflammatory Bowel Disease
kontraindikasi. Larutan PEG isotonis lebih aman digunakan di-
Secara khusus, pada pasien dengan IBD persiapan kolon perlu
bandingkan dengan NaP.9
diberikan dengan hati-hati mengingat kemungkinan terjadinya toksik
megakolon.
Kehamilan

Kolonoskopi jarang dilakukan pada kehamilan, oleh karena Konstipasi


itu keamanan persiapan kolon pada kelompok ini belum banyak
Pada pasien dengan konstipasi diperlukan persiapan yang
diteliti. Kolonoskopi dilakukan hanya untuk tujuan penyelamatan
baik. Persiapan dimulai dengan diet yang dianjurkan seperti
jiwa ibu. Oleh karena itu, penggunaan PEG dan NaP pada kehamilan
cairan jernih dan diet rendah serat tanpa pewarna seperti yang
yang sebenarnya termasuk kategori C masih dapat diberikan.
telah disebutkan sebelumnya selama 3-4 hari. Jumlah konsumsi
cairan 2-3 liter per hari. Pemberian laksatif oral dan enema
Diabetes Melitus diberikan setiap hari.

Diabetes melitus dihubungkan dengan gangguan motilitas usus.


Namun belum ada penelitian yang menyatakan apakah pasien dengan Obstruksi Usus
diabetes membutuhkan persiapan kolon yang berbeda dengan pasien
Secara umum tindakan kolonoskopi kontraindikasi pada obstruksi
tanpa diabetes. Taylor dkk menyatakan dalam penelitiannya bahwa
usus total, namun tindakan kolonoskopi untuk tujuan terapeutik
pasien rawat jalan dengan diabetes melitus yang diberikan larutan PEG,
pada pasien sigmoid volvulus dengan persiapan enema saja, dapat
secara signifikan kurang efektif dibandingkan pasien tanpa diabetes
dilakukan.44
melitus. Hanya 60% pasien dengan persiapan kolon yang baik,
sementara 10% dengan persiapan kolon yang kurang baik. Keluhan
gastrointestinal yang paling sering pada pasien dengan diabetes Perdarahan Saluran Cerna Bawah
adalah konstipasi (60%). Perubahan pada motilitas esofagus, gaster, Secara umum pada pasien dengan perdarahan saluran cerna
intestinal dan kolon berperan dalam gejala konstipasi yang terjadi. bawah yang akan dilakukan kolonoskopi dapat atau tanpa dilakukan
Belum ada bukti bahwa NaP lebih baik pada pasien dengan diabetes persiapan kolon. Perdarahan yang dimaksud adalah perdarahan yang
melitus.43 Pada pasien diabetes melitus pemberian PEG, NaP, serta tidak respon dengan pengobatan konservatif.
kombinasi dengan laksatif lainnya masih dapat diberikan.

22 23
Konsensus Nasional Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2011

IV. SKALA PERSIAPAN PEMBERSIHAN KOLON

The Boston Bowel Preparation Scale (BPPS) merupakan salah satu


skala yang dipakai untuk menilai tingkat kebersihan persiapan kolon.
Cara ini dilakukan dengan menjumlahkan poin pada 3 daerah besar di
kolon; kolon kiri (rektosigmoid dan kolon desenden), kolon tranversum
(termasuk daerah fleksura lienalis dan hepatica), dan kolon kanan
(caecum dan kolon asenden). Tiap lokasi diberi nilai 0 – 3, dimana 0
adalah paling kotor, dan 3 adalah paling bersih. Berikut adalah deskripsi
untuk pemberian poin 0 – 3 oleh BPPS:

0 = Segmen kolon yang tidak siap dengan mukosa yang tidak


terlihat karena feses padat yang tidak dapat dibersihkan
1 = Sebagian mukosa kolon terlihat, namun area lain tidak
terlihat dengan baik karena feses cair, sisa feses, dan
cairan keruh
2 = Jumlah kecil cairan feses, fragmen kecil feses atau cairan
keruh, namun mukosa segmen kolon terlihat baik
3 = Keseluruhan segmen mukosa kolon terlihat dengan Gambar 1. Skala persiapan pembersihan kolon45
baik tanpa adanya residu, fragmen kecil feses ataupun
cairan keruh

Kolon yang paling bersih memiliki nilai maksimal 9, dan


kolon yang tidak siap untuk dilakukan kolonoskopi memiliki nilai
minimal 0.45

24 25
Konsensus Nasional Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2011

V. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

1. Rex D, Petrini J, Baron T, Chak A, Cohen J, Deal S, Hoffman B, et al. Quality


indicators for colonoscopy. Gastrointest Endosc 2006;63:S16-28.
2. Belsey J, Eipstein O, Heresbach D. Systematic review: oral bowel
Kolonoskopi merupakan teknik umum yang digunakan untuk preparation for colonoscopy. Aliment Pharmacol Ther 2007;25:373-84.
melihat kelainan mukosa usus. Keamanan dan efektivitas kolonoskopi 3. Rex DK, Johnson DA, Lieberman DA, et al. Colorectal cancer prevention
2000: screening recommendations of the American College of Gastro-
dalam melihat kelainan mukosa usus secara langsung ditentukan oleh
enterology. Am J Gastroenterol 2000;95:868-77.
kualitas persiapan kolon yang baik. Klinisi lebih menyukai sediaan yang 4. Harewood GC, Sharma VK, de Garmo P. Impact of colonoscopy
lebih mudah dipatuhi pasien untuk mendapatkan hasil terbaik. Di sisi preparation quality on detection of suspected colonic neoplasia.
Gastrointest Endosc 2003;58:76-9.
lain, pasien lebih menyenangi preparat dengan volume yang lebih
5. Froelich F, Wietlisbach V, Gonvers JJ, et al. Impact of colonic cleansing
kecil, mudah dicerna, regimen lebih mudah, dan biaya yang terjangkau. quality and diagnostic yield on colonoscopy: the European Panel of
Baik pasien dan dokter lebih menyukai sediaan yang aman digunakan Appropriateness of Gastrointestinal Endoscopy European Multicenter
Study. Gastrointest Endosc 2005;61:378-84.
tanpa berdampak pada penyakit komorbid serta obat-obatan yang ada. 6. Mamula P, Adler DG, Conway JD, Diehl DL, Farraye FA, Kantsevoy SV,
Larutan NaP, tablet NaP, dan larutan PEG, terutama dengan volume et al. Colonoscopy preparation. Gastrointest Endosc 2009;69:1201-9.
rendah dapat diterima dan ditoleransi dengan baik oleh sebagian besar 7. Rex DK, Imperiale TF, Latinovich DR, et al. Impact of bowel preparation on
efficiency and cost of colonoscopy. Am J Gastroenterol 2002;97:1696-700.
pasien. Klinisi disarankan untuk memilih sediaan untuk setiap pasien
8. Barkun A, Chiba N, Enns R, et al. Commonly used preparations for
berdasarkan keamanan bahan dasar sediaan (PEG atau NaP), dengan colonoscopy: efficacy, tolerability, and safety: a Canadian Association of
Gastroenterology position paper. Can J Gastroenterol 2006;20:699-710.
memperhatikan kondisi pasien sehat atau dengan penyakit penyerta,
9. Wexner SD, Beck DE, Baron TH, et al. A consensus document on bowel
dan interaksi dengan medikasi yang sedang digunakan. Pada kondisi preparation before colonoscopy: prepared by a task force from the
khusus, seperti pada anak-anak, usia lanjut, pasien dengan gagal ginjal, American Society of Colon and Rectal Surgeons (ASCRS), the
American Society for Gastrointestinal Endoscopy (ASGE), and the Society of
penderita hipertensi yang mengkonsumsi ACEI atau ARB, disarankan American Gastrointestinal and Endoscopic Surgeons (SAGES). Gastrointest
untuk menggunakan larutan PEG. Endosc 2006;63:894-909.
10. Toledo TK, DiPalma JA. Colon cleansing preparation for gastrointestinal
procedures. Aliment Pharmacol Ther 2001;15:605-11

UCAPAN TERIMA KASIH 11. Davis GR, Santa Ana CA, Morawski SG, et al. Development of a lavage
solution with minimal water and electrolyte absorption or secretion.
Gastroenterology 1980;78:991-5.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dr. Andalia Fitri, dr. Aulia
12. Chang KJ, Erickson RA, Schandler S, et al. Per-rectal pulsed irrigation
Rizka, dan dr. Andree Kurniawan atas bantuannya dalam pengumpulan versus per-oral colonic lavage for colonoscopy preparation: a randomized,
data dan penyusunan manuskrip Konsensus Nasional Persiapan Kolon controlled trial. Gastrointest Endosc 1991;37:444-8.
pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2011. 13. Hsu CW, Imperiale TF. Meta-analysis and cost comparison of PEG lavage
versus sodium phosphate for colonoscopy preparation. Gastrointest
Endosc 1998;48:276-82.

26 27
14. Mathus-Vliegen EMH, Kemble UM. A prospective randomized blinded 27. Marschall HU, Bartels F. Life-threatening complications of nasogastric
comparison of sodium phosphate and PEG solution for safe bowel administration of PEG solutions (Golytely) for bowel cleansing.
cleansing. Aliment Pharmacol Ther 2006;23:543-52. Gastrointest Endosc 1998;47:408-10.
15. Keeffe EB. Colonoscopy preps: what’s best?. Gastrointest Endosc 28. Barclay RL, Depew WT, Vanner SJ. Carbohydrate-electrolyte
1996;43:524-28. rehydration protects against intravascular volume contraction during
16. Sayed AMAE, Kanafani ZA, Mourad FH, Soweid AM, Barada KA, Adorian colonic cleansing with orally administered sodium phosphate. Gastro-
CS, Nasreddine WA, Sharara AI. A randomized single-blind trial of whole intest Endosc 2002;56:633-38.
versus split-dose PEG solution for colonoscopy preparation. Gastrointest 29. Sharma VK, Chockalingham SK, Ugheoke EA, Kapur A, Ling PH,
Endosc 2003;58:36-40. Vasudeva R, Howden CW. Prospective, randomized, controlled
17. Aoun E, Abdul-Baki H, azar C, Mourad F, Barada K, Berro Z, Tarchichi comparison of the use of PEG solution in four-liter versus two-liter
M, Sharara AI. A randomized single-blind trial of split-dose PEG-ELS volume and pretreatment with either magnesium citrate or bisacodyl for
without dietary restriction compared with whole dose PEG-ELS with dietary colonoscopy preparation. Gastrointest Endosc 1998;47:167-71.
restriction for colonsocopy preparation. Gastrointest Endosc 2005;63:213-18. 30. Amato A, Radaelli F, Paggi S, Terruzzi V. Half doses of PEG-ES and senna
18. Lichtenstein GR, Cohen LB, Uribarri J. Bowel preparation for colonos- vs. high-dose senna for bowel cleansing before colonoscopy: a random-
copy, the importance of adequate hydration. Aliment Pharmacol Ther ized, investigator-blinded trial. Am J Gatroenterol 2010;105:675-81.
2007;26:633-41. 31. Afridi SA, Barthel JS, King PD, et al. Prospective, randomized trial
19. Nyberg C, Hendel J, Nielsen OH. The safety of osmotically acting cathartics comparing a new sodium phosphate-bisacodyl regimen with convention-
in colonic cleansing. Nat Rev Gastroenterol Hepatol 2010;7:557-64. al PEG-ES lavage for outpatient colonoscopy preparation. Gastrointest
Endosc 1995;41:485-9.
20. Ho JM, Juurlink DN, Cavalcanti RB. Hypokalemia following polyethylene
glycol‑based bowel preparation for colonoscopy in older hospitalized pa- 32. Khashab M, Rex DK. Efficacy and tolerability of a new formulation of
tients with significant comorbidities. Ann Pharmacother 2010;44:466–70. sodium phosphate tablets and a reduced sodium phosphate dose, in
colon cleansing: a single-center open-label pilot trial. Aliment Pharmacol
21. Belsey J, Epstein O, Heresbach D. Systematic review: adverse event reports
Ther 2005;21:465-8.
for oral sodium phosphate and polyethylene glycol. Aliment Pharmacol
Ther 2008;29:15-28. 33. Aronchick CA, Lipshutz WH, Wright SH, Dufrayne F, Bergman G.
A novel tebleted purgative for colonoscopic preparation: efficacy and
22. Kastenberg D, Chasen R, Choudhary C, et al. Efficacy and safety of sodium
safety comparisons with colyte and fleet phosposoda. Gastrointest En-
phosphate tablets compared with PEG solution in colon cleansing: two
dosc 2000;52:346-52.
identically designed, randomized, controlled, parallel group, multicenter
Phase III trials. Gastrointest Endosc 2001;54:705-13. 34. Barclay RL. Safety, efficacy, and patient tolerance of a three-dose regimen
of orally administered aqueous sodium phosphate for colonic cleansing
23. Linden TB, Waye JD. Sodium phosphate preparation for colonoscopy: onset
before colonoscopy. Gastrointest Endosc 2004;60:527-33.
and duration of bowel activity. Gastrointest Endosc 1999;50:811-3.
35. Reddy DN, Rao GV, Sriram PV. Efficacy and safety of oral sodium
24. Beloosesky Y, Grinblat J, Weiss A, Grosman B, Gafter U, Chagnac A.
phosphate versus PEG solution for bowel preparation for colonoscopy.
Electrolyte disorders following oral sodium phosphate administration for
Indian J Gastroenterol 2002;21:219-21.
bowel cleansing in elderly patients. Arch Intern Med 2003;163:803–8.
36. Yakut M, Cinar K, Seven G, et al. The efficacy and safety of
25. Sarre R. Bowel preparation. Aust Prescriber 2005;28:16-7.
colonoscopy preparation with oral sodium phosphate in elderly patients.
26. Dharmika Djojoningrat. Persiapan pemeriksaan endoskopi saluran cerna Turk J Gastroenterol 2010;21:140-45.
bagian atas dan saluran cerna bagian bawah. Naskah lengkap simposium
37. Lukens FJ, Loeb DS, Machicao VI, et al. Colonoscopy in octogenarians:
dan lokakarya endoskopi gastrointestinal diagnosis dan terapi ke-4. PEGI-
a prospective outpatient study. Am J Gastroenterol 2002;97:1722-25.
PGI-PPHI bekerjasama dengan Panitia Pendidikan Berkesinambungan
Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta, 26-28 Juni 1994.p.1-9. 38. Parikh K, Weitz H. Can a bowel preparation exacerbate heart failure?.
Cleveland Clinic J Med 2011;78:157-60.

28
39. Singal AK, Rosman AS, Post JB, Bauman WA, et al. The renal safety of DAFTAR HADIR
bowel preparations for colonoscopy: a comparative study of oral sodium
phosphate solution and PEG. Aliment Pharmacol Ther 2008;27:41-7. Penyusunan Konsensus Nasional
40. Lien YH. Is bowel preparation before colonoscopy a risky business for the Persiapan Kolon pada Pemeriksaan
kidney?. Nat Clin Pract Nephrol 2008;4:606-14. Kolonoskopi Dewasa
41. Asplin JR, Mandel NS, Coe FL. Evidence of calcium phosphate super- Jakarta, 15 Mei 2011
saturation in the loop of Henle. Am J Physiol 1996;270:F604–F13.
42. National Kidney Foundation. K/DOQI clinical practice guidelines for
chronic kidney disease: evaluation, classification and stratification. Am J
Kidney Disease 2002;39:S1-266. Pengurus
No. Nama
PEGI Cabang
Tanda tangan
43. Taylor C, Schubert ML. Decreased efficacy of PEG solution (Golytely) in the
preparation of diabetic patients for outpatient colonoscopy: a prospective
and blinded study. Am J Gastroenterol 2001;96:710-14. 1 Prof. Dr. dr. Daldiyono, SpPD-KGEH, Jakarta
FINASIM
44. Rankin GB, Sivak MV. Indications, contraindications and complications of
colonoscopy. In: Sivak MV, ed. Gastroenterologic Endoscopy. 2nd ed. Vol 2 dr. Marcellus Simadibrata, PhD, Jakarta
2. Philadelphia: WB Saunders Co 2000.p.1222-52. SpPD-KGEH, FACG, FINASIM
45. Lai EJ, Calderwood AH, Doros G, Fix OK, Jacobson BC. The Boston Bowel
Preparation Scale: A valid and reliable instrument for colonoscopy-oriented
3 Dr. dr. Murdani Abdullah, SpPD- Jakarta
research. Gastrointest Endosc 2009;69:620-5. KGEH, FACG, FINASIM

4 dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, Jakarta


MMB, FINASIM

5 dr. Agus Sudiro Waspodo, SpPD- Jakarta


KGEH, FINASIM

6 dr. Med Waldemar Simanjuntak, Jakarta


SpPD-KGEH

7 dr. Dasril Nizam, SpPD-KGEH, Jakarta


FINASIM

8 dr. Syafruddin AR Lelosutan, SpPD- Jakarta


KGEH, MARS, FINASIM

9 dr. Tjahjadi R. Tedjasaputra, SpPD- Jakarta


KGEH, FINASIM

30 31
Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI) Konsensus Nasional Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2011

10 dr. Suyanto Sidik, SpPD-KGEH Jakarta 21 dr. Supriono, SpPD-KGEH Malang

11 dr. Ventje Kawengian, SpPD, FI-


dr. M. Julwan Pribadi, SpPD Jakarta 22 Manado
NASIM

12 dr. Kaka Renaldi, SpPD Jakarta 23 dr. Untung Syarifudin, SpPD Samarinda

dr. Titong Sugihartono, SpPD- dr. Ali Imron Yusuf, SpPD-KGEH,


13 Surabaya 24 Lampung
KGEH, FINASIM FINASIM

dr. Leonardo Basa Dairy, SpPD-


14 Medan 25 dr. Arles, SpPD Pekanbaru
KGEH, FINASIM

dr. Ali Djumhana, SpPD-KGEH,


15 Bandung
FINASIM 26 dr. Azzaki Abubakar, SpPD Banda Aceh

16 dr. AM Luthfi Parewangi, SpPD Makassar

17 dr. Arnelis, SpPD-KGEH Padang

Prof. dr. Siti Nurdjanah, MKes,


18 Yogyakarta
SpPD-KGEH, FINASIM

dr. Triyanta Yuli Pramana, SpPD-


19 Surakarta
KGEH, FINASIM

dr. Hery Djagat Purnomo, SpPD-


20 Semarang
KGEH

32 33

Anda mungkin juga menyukai