Anda di halaman 1dari 32

Perhimpunan Endoskopi GastrointesƟnal Indonesia

(PEGI)

KONSENSUS NASIONAL
PERSIAPAN KOLON PADA
PEMERIKSAAN KOLONOSKOPI DEWASA
2016

a
Konsensus Nasional
Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa
2016

Editor:
Dadang Makmun
Murdani Abdullah
Ari Fahrial Syam
Achmad Fauzi

vii + 43 hal
14,5 x 20,5 cm
No. ISBN:

Hak cipta dilindungi undang-undang


Dilarang memperbanyak, mencetak dan menerbitkan sebagian atau seluruh isi
buku ini dengan cara dan dalam bentuk apapun juga tanpa seizin dari penulis
dan penerbit

Diterbitkan pertama kali oleh:


Perhimpunan Endoskopi GastrointesƟnal Indonesia (PEGI)

bekerja sama dengan

Interna Publishing
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo
Jl. Diponegoro No. 71 Jakarta 10430
Telp/Faks. 021-3148680/3148681
Email: pbpegi@yahoo.com

Jakarta, Agustus 2016

b
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

P
emeriksaan kolonoskopi semakin luas digunakan sebagai
alat diagnosƟk dan terapeuƟk pada kelainan kolon. Secara
umum, kolonoskopi merupakan prosedur yang aman,
akurat, dan dapat diterima dengan baik oleh pasien. Namun
persiapan kolonoskopi menjadi hal yang harus diperhaƟkan, karena
dengan persiapan yang baik akan menentukan kualitas kolonoskopi
yang dilakukan.

Buku ini merupakan hasil diskusi dan kesepakatan bersama para pakar
endoskopi gastrointesƟnal di Indonesia mengenai persiapan kolon
pada pemeriksaan kolonoskopi dewasa yang pertama kali diterbitkan
pada tahun 2011 lalu. Berdasarkan perkembangan keilmuan dalam
hal persiapan bersihan kolon, teknik kolonoskopi, obat-obat laksaƟf
serta rekomendasi terbaru, maka revisi konsensus ini perlu dilakukan.
Buku konsensus revisi ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para
dokter spesialis prakƟsi endoskopi gastrointesƟnal dalam melakukan
persiapan kolonoskopi sehari-hari.

i
Kepada seluruh peserta konsensus yang telah meluangkan
waktunya dalam penyusunan buku ini, kami ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya. Tidak lupa ucapan terima kasih
kami haturkan kepada Pengurus Besar Perhimpunan Endoskopi
GastrointesƟnal Indonesia (PB PEGI) dan PT. Meiji Indonesia yang
turut berparƟsipasi dalam persiapan penyusunan buku konsensus
revisi ini.

Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kriƟk dan saran teman sejawat sangat kami harapkan.
Akhirnya dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah
SWT, kami persembahkan buku Konsensus Nasional (Revisi)
Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2016.
Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi seluruh rekan prakƟsi
endoskopi gastrointesƟnal di Indonesia.

Jakarta, Agustus 2016

Dr. dr. Dadang Makmun, SpPD-KGEH, FACG

Ketua PaniƟa

ii
KATA SAMBUTAN

Sejawat yang terhormat,

K
olonoskopi merupakan modalitas diagnostik standar
untuk evaluasi kelainan kolon. Ketepatan diagnosƟk dan
keamanan terapi sangat bergantung pada kualitas dari
persiapan kolonoskopi. Persiapan yang ideal harus mencakup
pengosongan feses dari kolon dalam waktu singkat tanpa
menyebabkan perubahan pada mukosa kolon, Ɵdak mengakibatkan
gangguan cairan maupun elektrolit, kenyamanan pasien serta biaya
yang terjangkau. Namun sampai saat ini belum tersedia persiapan
yang memenuhi semua kriteria tersebut.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka Pengurus Besar


Perhimpunan Endoskopi GastrointesƟnal Indonesia (PB PEGI)
memandang perlu untuk merevisi konsensus nasional mengenai
persiapan kolon pada pemeriksaan kolonoskopi dewasa.
Konsensus revisi ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi
sejawat prakƟsi endoskopi gastrointesƟnal di Indonesia dalam
melakukan prosedur pemeriksaan kolonoskopi sehingga dapat

iii
dicapai hasil yang opƟmal. Semoga buku konsensus revisi ini
dapat bermanfaat bagi para prakƟsi endoskopi gastrointesƟnal di
Indonesia dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan endoskopi
gastrointesƟnal khususnya kolonoskopi.

Jakarta, Agustus 2016

Pengurus Besar

Perhimpunan Endoskopi GastrointesƟnal Indonesia

Dr. dr. Dadang Makmun, SpPD-KGEH, FACG

Ketua Umum

iv
SUSUNAN PANITIA KONSENSUS
NASIONAL PERSIAPAN KOLON PADA
PEMERIKSAAN KOLONOSKOPI DEWASA
2016

Penasihat : Prof. Dr. dr. Daldiyono Hardjodisastro, SpPD-KGEH


Prof. dr. H. Abdul Aziz Rani, SpPD-KGEH
Prof. dr. Marcellus Simadibrata, PhD, SpPD-KGEH,
FACG, FASGE
Ketua PaniƟa : Dr. dr. Dadang Makmun, SpPD-KGEH, FACG
Sekretaris : dr. Kaka Renaldi, SpPD-KGEH
Bendahara : dr. Achmad Fauzi, SpPD-KGEH
Seksi Ilmiah : Dr. dr. Dadang Makmun, SpPD-KGEH, FACG
Dr. dr. Murdani Abdullah, SpPD-KGEH, FACG
Dr. dr. Ari Fahrial Syam,MMB,SpPD-KGEH, FACP
dr. Achmad Fauzi, SpPD-KGEH
Seksi Acara : dr. Hasan Maulahela, SpPD
dr. Rabbinu Rangga Pribadi, SpPD
Sekretariat : Shinta LesƟani, SKM

v
vi
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................... i

Kata Sambutan .........................................................................iii

Susunan PaniƟa .........................................................................v

DaŌra Isi ..................................................................................vii

I. Pendahuluan ....................................................................... 1

II. Pemilihan Preparat Persiapan Kolon ................................... 5

III. Pemilihan Persiapan Kolon pada Keadaan Khusus ............ 24

IV. Skala Persiapan Bersihan Kolon ......................................... 30

V. Kesimpulan ........................................................................ 31

DaŌar Pustaka ........................................................................ 33

Lampiran................................................................................. 38

DaŌar Hadir ............................................................................ 39

vii
I. PENDAHULUAN

K
olonoskopi semakin luas digunakan sebagai alat diagnostik
dan terapeutik pada kelainan kolon. Secara umum
kolonoskopi merupakan prosedur yang aman, akurat,
dan dapat diterima dengan baik oleh pasien.1 Sebagai modalitas
diagnostik standar untuk evaluasi kolon serta modalitas terapeutik
yang efektif, kolonoskopi sangat penting untuk melakukan visualisasi
kolon mulai dari anus hingga ileosekal.2 Kolonoskopi merupakan
prosedur pilihan untuk mengevaluasi kolon pada sebagian besar
pasien dewasa dengan gangguan saluran cerna bagian bawah
(SCBB), anemia defisiensi besi, pencitraan kolon dengan hasil
abnormal, penapisan kanker kolorektal yang positif, surveilans
pasca polipektomi dan reseksi kanker, surveilans inflammatory
bowel disease (IBD), dan pada pasien yang dicurigai terdapat
massa kolon.1 Penggunaan kolonoskopi telah menjadi metode yang
efektif dalam skrining kanker kolon pada pasien dengan usia 50
tahun ke atas dan pasien lebih muda yang berisiko.3 Efektivitas ini
tergantung pada ketepatan visualisasi seluruh kolon, kecermatan
dalam pemeriksaan mukosa kolon, penerimaan pasien terhadap
prosedur yang dilakukan serta kualitas persiapan kolon.

1
Konsensus Nasional Konsensus Nasional
Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2016 Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2016

Kualitas persiapan kolon merupakan hal yang menjadi perhatian dengan pembatasan diet, penggunaan katartik, dan enema.
penting bagi para ahli gastroenterologi di seluruh dunia karena Meskipun preparat ini dapat membersihkan kolon dengan baik,
dampaknya yang besar terhadap efektivitas kolonoskopi. Kualitas namun waktu yang diperlukan untuk melakukannya cukup
persiapan kolon memengaruhi proses pemeriksaan, lamanya lama (48-72 jam), tidak nyaman, dan menyebabkan gangguan
waktu pemeriksaan, dan penilaian untuk membatalkan atau keseimbangan cairan dan elektrolit. Pada tahun 1980, Davis dkk.11
menjadwal ulang suatu prosedur kolonoskopi.4,5,6 Persiapan kolon memperkenalkan larutan polyethylene glycol (PEG), suatu larutan
yang kurang baik mengakibatkan sepertiga pemeriksaan tidak osmotik dengan elektrolit seimbang. Selain PEG, juga terdapat
dapat dilakukan hingga selesai, 10% pemeriksaan tidak dapat larutan garam magnesium dan natrium phosphate (NaP) sebagai
dilakukan sama sekali serta terjadi peningkatan biaya. 7
preparat persiapan kolon. Saat ini teknik persiapan kolon terus
disempurnakan dengan berbagai faktor tambahan yang juga
Mengingat besarnya dampak persiapan kolon terhadap efektivitas
menjadi perhatian seperti rasa preparat, suplementasi elektrolit,
kolonoskopi, maka diperlukan tata cara persiapan kolon yang
pembagian dosis dan waktu pemberian.9,12
ideal, aman, nyaman serta terjangkau. Prinsip persiapan kolon
yang ideal adalah pembersihan kolon dari materi tinja dengan Selain penyempurnaan teknik persiapan kolon, terdapat
cepat dan mudah tanpa menyebabkan perubahan makroskopis perkembangan yang amat penting akhir-akhir ini terkait
dan mikroskopis mukosa kolon.8,9 Selain itu preparat bersihan dengan prosedur persiapan kolon. Pertama, American Society
kolon dapat dikonsumsi dan dievaluasi dalam waktu singkat, of Gastrointestinal Endoscopy (ASGE) dan European Society of
nyaman, tidak menyebabkan gangguan keseimbangan cairan atau Gastrointestinal Endoscopy (ESGE) dalam panduan terbarunya
elektrolit, mudah dikonsumsi, serta harga yang terjangkau. 6,10
Hal merekomendasikan PEG dosis terbagi (split dose) sebagai metode
lain yang tidak kalah penting adalah dapat mendeteksi penyakit bersihan kolon terpilih. Kedua, preparat tablet NaP mendapatkan
kolon, terutama polip dan neoplasma. Walaupun terdapat
5
label box warning dari Food and Drug Administration (FDA)
beberapa metode yang cukup baik, namun tidak semua kriteria karena memiliki efek samping gangguan ginjal serta gangguan
ideal ini dapat terpenuhi dengan berbagai metode yang sudah keseimbangan elektrolit.8,9
ada.6
Uraian di atas menjadi dasar perlunya konsensus nasional ini
Teknik persiapan kolon mengalami perkembangan yang cukup direvisi. Adanya informasi tersebut perlu dipertimbangkan oleh
pesat dalam beberapa dekade terakhir untuk mencapai kriteria ahli gastroenterologi dan praktisi endoskopi gastrointestinal
seideal mungkin. Pada awalnya persiapan kolonoskopi dilakukan se-Indonesia dalam melakukan persiapan kolon di tingkat

2 3
Konsensus Nasional
Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2016

pelayanan kesehatan sekunder dan tersier. Teknik persiapan


kolon mulai dari yang paling sederhana dan murah dengan segala
keterbatasannya hingga yang lebih mahal dan kompleks akan
dibahas, sehingga para klinisi dapat menyesuaikan teknik yang
II. PEMILIHAN PREPARAT PERSIAPAN
dipilih dengan ketersediaan di tempat masing-masing dengan
tetap mengutamakan patient safety. KOLON

S
ecara umum preparat yang digunakan pada persiapan kolon
dapat dibagi dalam 4 kategori berdasarkan mekanisme
kerjanya yaitu isosmotik, hiposmotik, hiperosmotik dan
adjunctive measures.8 Perbedaan dalam mekanisme fisiologis
tersebut berdampak pada pemilihan preparat, terutama pada
pasien dengan komorbiditas, usia lanjut, dan anak-anak.6 Preparat
persiapan kolon yang direkomendasikan adalah PEG. Preparat
pilihan berikutnya adalah garam Inggris. Sediaan NaP masih dapat
diberikan dengan kewaspadaan tinggi karena efek sampingnya
yang berat.
•• Medikamentosa
a. Polyethylene Glycol
Polyethylene glycol (PEG) merupakan suatu polimer inert
dari ethylene oxide yang merupakan larutan yang tidak
diabsorpsi dan dapat melewati usus tanpa mengalami
proses absorpsi ataupun sekresi. Penggunaan PEG-
electrolyte solutions (PEG-ELS) merupakan salah satu
metode bersihan kolon yang sering digunakan. Preparat

4 5
Konsensus Nasional Konsensus Nasional
Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2016 Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2016

PEG-ELS 4 liter dengan dosis terbagi merupakan metode 3. Sediaan


standar terpilih saat ini.8 Terdapat berbagai macam preparat PEG seperti PEG
1. Farmakokinetik volume tinggi, sulfate-free PEG-ELS, dan PEG volume
Preparat isosmotik adalah larutan elektrolit yang rendah. Preparat PEG terus dikembangkan untuk
seimbang, bervolume besar, tidak diabsorpsi, dan meningkatkan kenyamanan dan kepatuhan pasien.
tidak difermentasikan. Larutan ini membersihkan kolon Berikut uraian mengenai beberapa preparat tersebut:
secara mekanik melalui konsumsi cairan yang tidak XX Sulfate-free polyethylene glycol
diabsorpsi dalam jumlah besar tanpa perubahan cairan, Sulfate-free polyethylene glycol (SF-PEG) merupakan
mineral dan elektrolit.6,13,14 Penambahan natrium sulfat preparat dengan rasa dan aroma yang lebih baik
menurunkan absorpsi natrium di usus halus karena tidak dari polyethylene glycol-electrolyte solutions (PEG-
adanya ion klorida yang berfungsi melawan gradien ELS). Rasa yang lebih baik karena pada preparat ini
elektrokimia dalam absorpsi aktif.6 Gerakan usus terjadi konsentrasi kalium lebih rendah, klorida lebih tinggi
dalam 1 jam setelah pemberian larutan.15 serta tidak adanya natrium sulfat. Pada preparat ini
2. Dosis kandungan natrium sulfat dihilangkan dengan akibat
Maksimal 2 jam sebelum diberikan PEG, pasien boleh menurunkan konsentrasi natrium dalam lumen. Dosis
makan bubur kecap tanpa sayuran atau buah. Total yang diberikan sama dengan PEG-ELS. Preparat SF-
dosis yang diberikan pada pasien dewasa adalah 4 liter, PEG tidak asin, lebih dapat ditoleransi, dan memiliki
dengan pemberian 240 ml peroral setiap 10 menit, atau efektivitas yang sama dengan PEG-ELS dalam
diberikan melalui pipa nasogastrik dengan kecepatan membersihkan kolon. Preparat SF-PEG memiliki
pemberian 20-30 ml/menit.6,9 Dosis pemberian yang keunggulan dalam rasa, sehingga dapat digunakan
direkomendasikan ASGE dan ESGE saat ini adalah sebagai alternatif pada kondisi yang membutuhkan
pemberian PEG 4 liter dalam dosis terbagi. Jika PEG.9
kolonoskopi dilakukan pagi hari, dosis pertama diberikan XX PEG-volume rendah/PEG-3350 dan tablet bisakodil
malam hari dan dosis kedua diberikan tidak lebih dari 4 lepas lambat
jam dari jadwal kolonoskopi. Jika kolonoskopi dilakukan Penggunaan PEG dengan volume yang lebih rendah
sore hari, PEG bisa diberikan dosis penuh saat pagi hari.8 digunakan untuk memperbaiki toleransi pasien dan

6 7
Konsensus Nasional Konsensus Nasional
Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2016 Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2016

dapat mengurangi efek samping, seperti perut kembung PEG lebih aman (menghasilkan gas hidrogen yang lebih
dan nyeri. Untuk mempertahankan efektivitas, sedikit), efektif, dan dapat ditoleransi dengan baik. Angka
digunakan preparat bisakodil dan magnesium sitrat. kegagalan 5-15% terjadi akibat gangguan pencernaan
Sebelum tindakan pasien mengonsumsi cairan jernih. dan/atau volume yang besar. Kombinasi dengan
Dosis 2 buah tablet bisakodil (@5 mg) diberikan saat preparat enema tidak menunjukkan perbaikan dalam
siang hari, kemudian ditunggu sampai terjadi gerakan efektivitas PEG, namun meningkatkan ketidaknyamanan
usus atau maksimal 6 jam. Jika gerakan usus terasa pasien.9,16 Aoun, dkk.17 melaporkan bahwa metode dan/
atau maksimal 6 jam setelah bisakodil diberikan, atau waktu pemberian preparat dosis terbagi dengan
larutan PEG diminum 240 ml setiap 10 menit sampai diet biasa lebih efektif dan meningkatkan kualitas serta
2 liter cairan habis. toleransi pasien dibandingkan pemberian preparat dosis
XX PEG Volume Tinggi tunggal dengan diet cair.
Preparat PEG ini memiliki volume 4 liter seperti yang 5. Indikasi
direkomendasikan oleh ASGE dan ESGE. Sebanyak PEG relatif aman digunakan pada pasien dengan
5-15% pasien tidak dapat menghabiskan sediaan gangguan elektrolit dan pada pasien yang tidak boleh
ini karena rasanya tidak enak dan volumenya yang mendapat beban cairan dalam jumlah besar (pasien
banyak. Efek samping lainnya adalah rasa kembung dengan gagal ginjal, gagal jantung kongestif atau
dan kram perut.9 penyakit hati dengan asites). PEG merupakan metode
4. Efektivitas pilihan pada bayi dan anak-anak.9
Larutan PEG-ELS dapat digunakan pada pasien yang 6. Efek samping
diduga IBD tanpa mengganggu kemampuan diagnostik Secara umum PEG aman diberikan. Efek samping yang
kolonoskopi atau analisis sampel jaringan. PEG dinilai paling banyak terjadi adalah perut kembung dan penuh,
aman pada pasien dengan kondisi ketidakseimbangan mual serta muntah. Nyeri perut dan kram juga dapat
elektrolit dan untuk pasien yang tidak dapat menoleransi terjadi pada pemberian PEG dengan bisakodil. 18,19
asupan natrium yang tinggi seperti gagal ginjal, gagal Ho, dkk.20 melaporkan insidensi hipokalemia sebesar
jantung kronik, atau penyakit hati lanjut dengan asites. 9,6% pada pasien usia lanjut yang dirawat dengan
Dibandingkan dengan larutan berbahan dasar manitol, komorbiditas (penyakit jantung dan ginjal). Hal ini

8 9
Konsensus Nasional Konsensus Nasional
Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2016 Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2016

menunjukkan bahwa pada kelompok usia yang rentan, 1. Farmakokinetik


pemberian PEG harus diikuti dengan memonitor Preparat hiperosmotik adalah larutan bervolume
elektrolit serum.19,20 Tiga peneliti melaporkan bahwa rendah, bersifat menarik cairan ke dalam lumen usus
terjadi lima kasus gangguan keseimbangan natrium. sehingga merangsang terjadinya peristaltik usus dan
Pada empat kasus disebabkan karena pengeluaran evakuasi isi usus dengan cara memengaruhi tekanan
hormon antidiuretik yang berlebihan akibat stres, osmotik intralumen dan meningkatkan retensi cairan
muntah, penggunaan obat-obatan seperti tiazid, di dalam lumen. Waktu rerata aktivitas usus adalah 1,7
selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), atau adanya jam setelah pemberian dosis awal dan 0,7 jam setelah
penyakit penyerta. Satu kasus terjadi pada pasien pemberian dosis kedua. Durasi kerja rerata adalah 4,6
dengan gangguan ginjal yang mengalami hipernatremia jam setelah pemberian dosis pertama dan 2,9 jam
berat akibat muntah yang terus menerus, diare, dan setelah dosis kedua. Aktivitas usus akan menurun dalam
sulit meningkatkan asupan cairan. Delapan peneliti 4 jam (83%) hingga 5 jam (87%).13,14,22,23
juga melaporkan terjadinya tujuh kasus Mallory-Weiss 2. Sediaan dan Dosis
tears, tiga kasus perforasi esofagus akibat muntah. XX Larutan NaP
Efek samping lain yang dilaporkan adalah terdapat Larutan NaP merupakan larutan hiperosmotik dengan
dua kasus anafilaksis dan satu kasus angioedema volume rendah yang mengandung 48 gram (400
setelah pemberian PEG. Satu kasus pankreatitis pernah mmol) NaP monobasic dan 18 gram (130 mmol) NaP
dilaporkan yang dihubungkan dengan distensi duodenal dibasic per 100 ml.9,10 NaP harus dilarutkan sebelum
dan refluks pankreas.21 dikonsumsi untuk mengatasi mual, muntah dan harus
7. Kontraindikasi disertai dengan konsumsi cairan yang cukup untuk
Larutan per oral tidak boleh diberikan pada pasien mencegah dehidrasi. Pasien hanya mengonsumsi
dengan ileus, retensi gaster, obstruksi usus, kolitis berat, cairan jernih. Dua dosis larutan, 30 sampai 45 ml
atau gangguan neurologis dengan kesulitan menelan.15 (2-3 sendok makan), diberikan dalam jangka waktu
b. Natrium Phosphate minimal 10 hingga 12 jam di antara dua dosis. Setiap
Natrium phosphate (NaP) merupakan preparat hiperosmotik dosis dikonsumsi dengan cairan minimal 8 ml diikuti
yang tersedia dalam bentuk cairan dan tablet. dengan tambahan cairan minimal 16 ml. Dosis kedua

10 11
Konsensus Nasional Konsensus Nasional
Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2016 Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2016

harus diminum dalam waktu minimal 3 jam sebelum hiperfosfatemia, 58% pasien mengalami hipokalsemia,
tindakan dilakukan.9 serta hipokalemia pada 56% pasien. Beloosesky, dkk.24
XX Tablet NaP mengatakan bahwa pada kelompok usia lanjut sangat
Tablet NaP merupakan preparat NaP untuk rentan mengalami gangguan keseimbangan elektrolit.
memperbaiki rasa dan membatasi jumlah cairan yang NaP memiliki efek dehidrasi yang dapat menyebabkan
dikonsumsi. Setiap 2 gram tablet mengandung 1500 penurunan berat badan, peningkatan osmolalitas
mg zat aktif (NaP monobasic dan dibasic) dan 460 plasma dan mulut kering terutama pada pasien dengan
mg selulosa mikrokristalin sebagai pengikat.9 Sediaan usia lebih atau sama dengan 80 tahun. NaP dapat
dalam bentuk tablet belum tersedia di Indonesia. menimbulkan aphthous ulcers pada rektosigmoid
3. Efektivitas yang dapat mengganggu penilaian tindakan. Efek
Sediaan NaP diberikan dengan dosis terbagi dimana samping yang jarang terjadi namun fatal akibatnya
dosis pertama diberikan pada 15 jam sebelum tindakan adalah nefropati fosfat akut (NFA). Pada NFA terjadi
dan dosis kedua diberikan 3 jam sebelum tindakan, lebih pembentukan kristal kalsium fosfat yang menyebabkan
efektif dibandingkan dengan dosis NaP yang diberikan gangguan fungsi ginjal kronis.19,21,24
satu hari sebelum tindakan atau 4 liter PEG.9 NaP harus
Preparat tablet NaP mendapatkan label box warning dari
disertai dengan minum yang banyak lebih kurang 2-3 liter.
FDA karena memiliki efek samping gangguan ginjal serta
4. Indikasi
gangguan keseimbangan elektrolit sehingga ASGE tidak
NaP dalam bentuk sediaan cair dan tablet dapat
merekomendasikan NaP diberikan pada lansia, pasien
diberikan sebagai alternatif PEG pada pasien sehat
dengan gangguan ginjal serta ketidakseimbangan
tanpa komorbiditas seperti gangguan keseimbangan
elektrolit.8,9
elektrolit, gagal ginjal, asites, gagal jantung kongestif
atau riwayat infark miokardium.18 6. Kontraindikasi
5. Efek samping • Pasien berusia di bawah 5 tahun
Penggunaan preparat NaP dapat menyebabkan • Gangguan motilitas saluran cerna bagian atas atau
gangguan keseimbangan cairan, mineral dan elektrolit. bawah, seperti ileus, pseudoobstruksi, megakolon
Setelah mengonsumsi NaP, pada 87% pasien terjadi toksik, gastroparesis berat

12 13
Konsensus Nasional Konsensus Nasional
Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2016 Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2016

• Konstipasi berat, dengan frekuensi buang air besar natrium pikosulfat sering digunakan dalam persiapan
kurang dari 1 kali/minggu kolon. Efek laksatif dimulai dalam 3-4 jam, penting untuk
• Kelainan jantung, seperti angina tidak stabil, sindrom tetap mempertahankan jumlah asupan cairan yang cukup
koroner akut dalam 6 bulan terakhir, gagal jantung selama periode ini.
kongestif, pemanjangan interval QT
Kombinasi ini tidak boleh diberikan pada pasien dengan
• Asites
gagal jantung dan gangguan fungsi ginjal dimana
• Sirosis
dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi dan kondisi
• Gangguan metabolisme kalsium, seperti hipokalsemia
hipermagnesemia berat. 25 Obat-obatan yang dapat
atau hiperkalsemia
mengganggu persiapan atau pemeriksaan harus dihentikan
• Hiperparatiroid
(misal: obat yang mengandung preparat besi atau obat yang
• Gangguan ginjal, seperti insufisiensi ginjal (meningkatnya
menimbulkan konstipasi).26
kreatinin atau laju filtrasi glomerulus (LFG) kurang dari
60 mL/menit/1,73 m2; transplantasi ginjal) Petunjuk penggunaan:26
• Gangguan elektrolit • Selama 2-3 hari sebelum kolonoskopi, pasien harus
• Pasien yang berisiko untuk terjadinya dehidrasi makan bubur kecap atau makanan cair yang jernih dan
karena asupan yang sulit diharuskan banyak minum (2-3 liter/hari)
• Inflammatory bowel disease pada saat eksaserbasi akut • Sepuluh jam sebelum pemeriksaan kolonoskopi, pasien
• Pasien dengan mual, muntah atau nyeri perut dengan diberi garam Inggris 30 gram
asupan cairan yang kurang • Dua jam sebelum pemeriksaan kolonoskopi, pasien
• Pasien yang memiliki reaksi hipersensitivitas terhadap dilakukan klisma sampai bersih
kandungan natrium fosfat
c. Garam Inggris • Adjunctive Measures
Garam Inggris atau magnesium sulfat (MgSO4) merupakan a. Diet
suatu laksatif tradisional yang telah lama dikenal dapat Pembatasan diet yang dianjurkan adalah konsumsi
meningkatkan air dalam saluran cerna dan menstimulasi cairan jernih dan diet rendah serat tanpa pewarna,
peristalsis. Suatu kombinasi antara garam Inggris dan serta mudah dicerna selama 1 hingga 4 hari sebelum

14 15
Konsensus Nasional Konsensus Nasional
Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2016 Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2016

tindakan. European Society of Gastrointestinal Endoscopy c. Irigasi per rektal


(ESGE) merekomendasikan bahwa pasien diberikan Irigasi per rektal dikombinasikan dengan 10 oz (280 gram
diet rendah serat 1 hari sebelum kolonoskopi.8 Pasien atau 300 ml) magnesium sitrat pada malam sebelum
harus menghentikan pengobatan yang mengandung kolonoskopi dapat digunakan sebagai cara yang potensial
besi atau makanan yang menyebabkan konstipasi dalam untuk membersihkan usus. Pasien diberikan infus air hangat
waktu 7 hingga 10 hari sebelum tindakan. Pasien tidak melalui rektum dengan menggunakan pipa rektal selama 30
boleh mengonsumsi daging merah, jus buah atau buah- menit segera sebelum tindakan kolonoskopi. Kerugian cara
buahan yang berwarna ungu. Pemanis buatan tidak ini adalah waktu yang dibutuhkan cukup lama dan sangat
boleh dikonsumsi karena akan menyebabkan perubahan bergantung pada keahlian perawat untuk memasukkan
osmolalitas plasma sehingga meningkatkan absorpsi air dan cairan tersebut, serta biaya yang mahal. Chang, dkk.12
garam. Katartik seperti magnesium sitrat atau ekstrak senna melaporkan efektivitas yang sama dengan PEG. Oleh karena
dapat diberikan 1 hari sebelum tindakan. Pembatasan diet itu, irigasi per rektal dapat digunakan sebagai alternatif bagi
ini cukup bermanfaat sebagai pendamping medikamentosa pasien yang tidak dapat mengonsumsi PEG.9,12
dalam persiapan kolon.9,10 d. Pipa nasogastrik/orogastrik
b. Enema Pipa nasogastrik telah digunakan sebagai alat bantu dalam
Air matang atau NaP enema diberikan pada malam hari atau pemberian larutan PEG, baik pada anak-anak maupun
pagi hari sebelum tindakan. Untuk membersihkan kolon, dewasa. Namun pemberian cairan melalui pipa nasogastrik
enema biasanya diberikan bersamaan dengan pembatasan harus hati-hati, karena dapat menyebabkan komplikasi
diet atau katartik. Pada pasien dengan kecenderungan sulit terjadinya aspirasi.9,27
untuk membersihkan kolon, satu atau dua NaP enema dapat e. Larutan elektrolit-karbohidrat
digunakan untuk membersihkan kolon bagian distal.Enema Larutan elektrolit-karbohidrat telah digunakan sebagai
sangat berguna untuk membersihkan usus bagian distal pada kombinasi baik dengan larutan PEG maupun larutan NaP
pasien dengan stoma proksimal atau disfungsi kolon bagian untuk memperbaiki rasa dan menghindari terjadinya
distal. Oleh karena itu, penggunaan enema hanya dianjurkan gangguan keseimbangan elektrolit yang bermakna. 9
pada pasien dengan persiapan kolon bagian distal yang buruk Barclay, dkk.28 melaporkan bahwa rehidrasi dengan larutan
atau terjadi disfungsi kolon bagian distal.9 elektrolit-karbohidrat secara signifikan menurunkan

16 17
Konsensus Nasional Konsensus Nasional
Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2016 Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2016

kontraksi volume intravaskular, sehingga lebih aman bagi sekresi air dan elektrolit. Senna, seperti juga bisakodil
pasien. Walaupun menguntungkan, penambahan larutan telah digunakan sebagai pendamping PEG. Penggunaan
dengan bahan dasar karbohidrat ini dapat meningkatkan senna dikombinasikan dengan PEG telah menunjukkan
risiko ledakan yang dipicu oleh kauter jika karbohidrat ini perbaikan dalam kualitas persiapan kolon.9 Senna
dimetabolisme menjadi gas oleh bakteri usus.9 yang dikombinasikan dengan 2 liter PEG menunjukkan
f. Laksatif kualitas dan toleransi pasien yang lebih baik dengan
Terdapat dua jenis laksatif yang dapat digunakan sebagai nyeri abdomen yang lebih minimal dibandingkan
pendamping medikamentosa, yaitu salin dan senna.9 pemberian senna tanpa PEG.30
1. Salin g. Obat-obatan
Magnesium sitrat adalah suatu laksatif salin hiperosmotik 1. Metoklopramid
yang bekerja dengan meningkatkan volume intraluminal Metoklopramid adalah suatu golongan antagonis dopamin
sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan motilitas yang mengakibatkan sensitisasi jaringan terhadap
usus. Magnesium juga menstimulasi pengeluaran asetilkolin. Mekanisme kerja dari metoklopramid adalah
kolesistokinin yang menyebabkan akumulasi cairan dengan cara meningkatkan kontraksi lambung, peristaltik
dan elektrolit intraluminal. Penggunaan magnesium duodenum dan jejunum, namun tanpa mengubah
sitrat tidak dianjurkan pada pasien dengan gangguan motilitas kolon. Preparat ini dapat digunakan bersamaan
fungsi ginjal.9 Pemberian PEG dengan magnesium sitrat dengan PEG untuk mengurangi efek samping mual dan
lebih baik dibandingkan dengan bisakodil. Keuntungan perut kembung.9
pemberian 2 liter PEG dengan magnesium sitrat adalah 2. Simetikon
lebih ditoleransi oleh pasien serta biaya yang lebih Simetikon adalah suatu agen anti-flatulen, anti-gas yang
murah.29 digunakan bersamaan dengan PEG untuk mengurangi
2. Senna pembentukan gas setelah persiapan kolonoskopi dan
Senna mengandung zat aktif antrakuinon yang diaktivasi memperbaiki gambaran saat kolonoskopi. Simetikon
oleh bakteri usus, yang memiliki efek langsung menurunkan pembentukan gas (bubble), memperbaiki
terhadap mukosa usus, meningkatkan motilitas kolon, toleransi dan efektivitas.
meningkatkan transit cairan di kolon, dan menghambat

18 19
Konsensus Nasional Konsensus Nasional
Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2016 Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2016

Banyak studi yang menunjukkan bahwa pemberian merupakan prosedur yang amat bermanfaat karena pasien
simetikon tidak mengubah kualitas persiapan kolon, lebih toleran serta meningkatkan angka deteksi polip dan
tapi meningkatkan visualisasi kolon dengan mengurangi adenoma.9
gelembung gas di kolon.9
Berdasarkan penelitian, dosis kedua dari preparat bersihan
3. Bisakodil
kolon harus diberikan antara 3 sampai 8 jam sebelum
Bisakodil merupakan preparat difenilmetana yang kurang
kolonoskopi. Panduan American Society of Anesthesiologist
diabsorpsi serta mampu merangsang peristaltik usus.
(ASA) merekomendasikan bahwa pasien harus menyelesaikan
Bisakodil dan magnesium sitrat digunakan bersamaan
preparat tersebut setidaknya 2 jam sebelum sedasi dimulai
dengan PEG memungkinkan penggunaan larutan
untuk meminimalkan risiko aspirasi.9
31
PEG dengan volume yang lebih rendah. Afridi, dkk.
melakukan penelitian membandingkan kombinasi NaP • Efikasi dan Keamanan
dan bisakodil dan 4 liter PEG memiliki efektivitas yang Untuk menilai efikasi persiapan kolon, harus dilakukan
sama dan lebih ditoleransi oleh pasien.9,31 Penggunaan penilaian gambaran subjektif mukosa kolon terhadap suatu
bisakodil memungkinkan PEG-ELS diberikan dengan parameter yang cukup objektif. Hingga saat ini, beberapa
dosis 2 liter untuk pembersihan kolon yang adekuat. metode telah diajukan, namun belum ada metode yang ideal
Dosis bisakodil yang dianjurkan sebagai obat tambahan dalam berbagai kondisi.9,22,32,33,34
untuk persiapan kolon adalah 5-10 mg.12
Keamanan berbagai preparat persiapan kolon yang tersedia
saat ini berhubungan dengan bahan dasar utama yang
• Timing Persiapan Kolon digunakan, yaitu PEG atau NaP. Secara umum, PEG aman
Berbagai studi yang ada menunjukkan bahwa pemberian
digunakan pada individu sehat tanpa komorbiditas.22,35 Larutan
preparat bersihan kolon dalam dosis terbagi menghasilkan
isotonis PEG aman digunakan pada pasien dengan gangguan
luaran pemeriksaan kolonoskopi yang lebih baik dibandingkan
keseimbangan elektrolit, penyakit hati, gagal ginjal akut dan
dengan dosis penuh. Panduan ASGE terbaru merekomendasikan
kronik, serta gagal jantung kongestif. PEG tidak menyebabkan
pembagian dosis preparat bersihan kolon menjadi dosis malam
perubahan pada struktur histologi mukosa kolon sehingga
sebelum dan pagi hari menjelang prosedur kolonoskopi.
dapat digunakan pada pasien dengan IBD.9
Pemberian preparat bersihan kolon dalam dosis terbagi

20 21
Konsensus Nasional Konsensus Nasional
Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2016 Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2016

pemberian preparat dengan waktu pembatasan diet serta


Larutan NaP dapat menyebabkan perubahan yang signifikan cairan yang lebih lama, mengganti preparat (jika pasien
terhadap nilai elektrolit dan volume cairan tubuh. NaP tidak mendapat PEG, dapat diganti dengan NaP atau sebaliknya),
boleh digunakan pada pasien dengan gangguan keseimbangan penambahan katartik lain, seperti magnesium sitrat, bisakodil
elektrolit, gagal ginjal akut dan kronik, infark miokardium yang atau senna. Pemberian kombinasi preparat (PEG dan NaP) juga
baru terjadi, angina tidak stabil, ileus, malabsorpsi, asites, memberikan hasil yang baik.29
serta gagal jantung kongestif. Banyak ahli yang menghindari
penggunaan NaP pada pasien dengan IBD atau kolitis • Biaya
mikroskopik.9 Biaya yang dikeluarkan pasien juga sangat berperan penting.
Larutan NaP merupakan preparat yang paling murah sementara
• Dampak persiapan kolon yang kurang baik tablet NaP adalah preparat yang paling mahal. Sementara
Persiapan kolon yang kurang baik dapat menyebabkan hasil preparat PEG berada pada harga rata-rata. Kepatuhan pasien
pemeriksaan yang kurang baik, pembatalan tindakan, waktu dan kecukupan preparat berdampak langsung pada biaya yang
tindakan yang lebih lama, serta meningkatkan angka kejadian dikeluarkan.
komplikasi. Suatu indikator bebas terhadap persiapan kolon
Suatu analisis biaya menunjukkan bahwa persiapan kolon
yang kurang memadai adalah waktu tindakan yang lebih lama,
yang kurang baik dapat memperpanjang waktu tindakan,
gagal dalam mengikuti aturan dalam mengonsumsi preparat,
meningkatkan risiko pembatalan tindakan, serta pengulangan
pasien rawat inap, konstipasi, penggunaan antidepresan
tindakan kolonoskopi dibandingkan dengan standar pelayanan
trisiklik, jenis kelamin (pria), dan pasien dengan riwayat sirosis,
yang ada.9 Hsu, dkk.13 melakukan suatu studi meta-analisis
stroke, atau demensia.9
yang menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk
Untuk mengatasi hal ini, maka dokter harus benar-benar tindakan kolonoskopi (tanpa memasukkan biaya preparat)
memberikan penjelasan dan perhatian kepada pasien. adalah sebesar $465 untuk NaP dan $503 untuk PEG,
Identifikasi apakah pasien mengonsumsi preparat yang diasumsikan bahwa pemeriksaan ulang akibat persiapan yang
diberikan. Jika tidak, maka berikan ulang dengan preparat yang kurang baik pada NaP sebesar 3% serta PEG sebesar 8%. Hasil
sama, namun untuk NaP tidak boleh diberikan dalam waktu ini menunjukkan NaP lebih murah dibandingkan PEG serta
24 jam karena bersifat toksik. Jika pasien telah mengonsumsi lebih mudah dikonsumsi.13
preparat dengan benar, maka dokter dapat mengulangi

22 23
Konsensus Nasional
Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2016

obatan,penyakit sistemik dan gastrointestinal.9 Pemberian NaP


menyebabkan peningkatan bermakna pada fosfat serum, dan
menyebabkan kerusakan ginjal ireversibel pada pasien usia
III. PEMILIHAN PERSIAPAN KOLON lanjut dengan fungsi ginjal yang normal sebelumnya, sehingga
PADA KEADAAN KHUSUS pemberian NaP sebaiknya dihindari pada kelompok usia ini.
Jika sangat diperlukan, pasien dapat diberikan persiapan kolon
dengan perawatan di rumah sakit untuk menjamin status
hidrasi yang baik. PEG lebih aman diberikan karena tidak
Secara umum, evaluasi pasien sebelum dilakukan persiapan menyebabkan gangguan pada keseimbangan cairan, elektrolit
bersihan kolon meliputi usia, penilaian fungsi ginjal dan jantung, dan mineral.19 Preparat MgSO4 masih dapat digunakan dengan
status hidrasi, serta keseimbangan elektrolit. pengawasan yang ketat dalam hal fungsi ginjal dan gangguan
keseimbangan elektrolit. Untuk usia lanjut jika diperlukan,
• Usia Lanjut kombinasi PEG dengan bisakodil dapat diberikan.
Pada usia lanjut (lebih atau sama dengan 65 tahun) sesuai
kriteria World Health Organization (WHO) tanpa kelainan • Gagal Jantung Kronik
ginjal, jantung dan hati,terjadi perubahan faal tubuh yang Pada pasien dengan gagal jantung kronik tidak boleh diberikan
bermakna. Penurunan motilitas usus cenderung menyebabkan beban cairan yang berlebihan. Hal ini akan memperberat
persiapan kolon yang lebih buruk. Konstipasi merupakan kerja jantung yang menyebabkan terjadinya eksaserbasi. Pada
faktor yang berperan dalam penurunan kualitas tindakan pasien ini juga terjadi peningkatan risiko hiponatremia yang
kolonoskopi. Depresi, kebiasaan hidup sedentary, asupan serat disebabkan oleh kombinasi hipovolemia dan asupan cairan
serta cairan yang kurang berhubungan dengan konstipasi pada yang tinggi. Preparat PEG direkomendasikan sebagai persiapan
usia lanjut.36 Pasien usia lanjut memiliki risiko persiapan kolon kolon terpilih pada pasien kronik.9,38
yang lebih buruk sebesar 4 kali lebih tinggi dibandingkan pada
Beberapa pengobatan yang diberikan pada pasien gagal jantung
usia yang lebih muda.37
yang akan menjalani tindakan kolonoskopi perlu dievaluasi
Pasien usia lanjut mengalami peningkatan risiko intoksikasi lebih lanjut.9 Pasien yang menggunakan angiotensin-converting
fosfat karena penurunan fungsi ginjal, penggunaan obat- enzyme (ACE) inhibitor dan angiotensin-receptor blocker (ARB)

24 25
Konsensus Nasional Konsensus Nasional
Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2016 Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2016

rentan mengalami penurunan fungsi ginjal dan hipovolemia


yang disebabkan oleh preparat persiapan kolonoskopi. Pada ginjal kronis, hipertensi, pasien dalam terapi ACE inhibitor,

pasien ini harus diperhatikan kandungan kalium pada PEG yang ARB, diuretik, dan/atau non steroidal anti inflammatory drugs

dapat menyebabkan hiperkalemia terutama pada pasien yang (NSAID), pasien dengan gagal jantung kongestif, diabetes

mengonsumsi diuretik hemat-kalium atau ACE inhibitor.38 Pada melitus, serta berat badan rendah (≤ 55 kg).

semua pasien yang menggunakan diuretik harus dilakukan Toksisitas ginjal akibat NaP sangat minimal terjadi ketika
evaluasi status hidrasi sebelum diberikan preparat persiapan digunakan pada pasien dengan kreatinin serum kurang dari 1,5
kolonoskopi.9 Penggunaan MgSO4 sebaiknya tidak diberikan mg/dL.36 Pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal (penyakit
pada pasien dengan gagal jantung. ginjal kronik menurut kriteria Perhimpunan Nefrologi Indonesia),
preparat yang lebih aman digunakan adalah PEG.9Preparat
• Gangguan Fungsi Ginjal MgSO4 tidak boleh diberikan pada pasien dengan gagal ginjal.
Penggunaan NaP merupakan kontraindikasi pada pasien
dengan gangguan fungsi ginjal. 9,39,40 Preparat NaP dapat • Sirosis Hepatis
menyebabkan terjadinya nefropati fosfat akut (NFA). Pada pasien dengan gangguan fungsi hati tanpa sirosis dan
Patogenesis terjadinya NFA adalah akibat langsung dari beban sirosis Child-Pugh A, umumnya preparat persiapan kolon dapat
fosfat setelah pemberian NaP. Asplin, dkk.41 mengatakan bahwa digunakan. Pada sirosis hepatis Child-Pugh B dan C pemberian
terbentuk cairan pekat pada loop of Henle akibat penumpukan NaP merupakan kontraindikasi. Larutan PEG isotonis lebih
ion kalsium dan fosfat, yang menyebabkan terbentuknya aman digunakan dibandingkan dengan NaP.9
bahan-bahan padat, terutama kristal kalsium fosfat. Kristal
ini akan bergerak turun, berikatan dengan sel-sel epitel, • Kehamilan
kemudian mengalami internalisasi yang memicu terjadinya Kolonoskopi jarang dilakukan pada kehamilan, oleh karena
reaksi inflamasi dan kerusakan seluler.40,41,42 Nefropati fosfat itu keamanan persiapan kolon pada kelompok ini belum
akut merupakan efek samping yang fatal namun jarang terjadi. banyak diteliti. Kolonoskopi dilakukan hanya untuk tujuan
Hal ini disebabkan karena pada sebagian besar pasien hanya penyelamatan jiwa ibu. Oleh karena itu, penggunaan PEG
sedikit saja tubulus ginjal yang mengalami kerusakan dan dan NaP pada kehamilan yang sebenarnya termasuk kategori
cenderung sulit dideteksi. Faktor risiko NFA adalah wanita, C masih dapat diberikan.
usia lebih atau sama dengan 60 tahun, menderita penyakit

26 27
Konsensus Nasional Konsensus Nasional
Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2016 Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2016

• Diabetes Melitus • Konstipasi


Diabetes melitus dihubungkan dengan gangguan motilitas Pada pasien dengan konstipasi diperlukan persiapan yang baik.
usus. Namun belum ada penelitian yang menyatakan apakah Persiapan dimulai dengan diet yang dianjurkan seperti cairan
pasien dengan diabetes membutuhkan persiapan kolon jernih dan diet rendah serat tanpa pewarna seperti yang telah
yang berbeda dengan pasien tanpa diabetes. Taylor, dkk.43 disebutkan sebelumnya selama 3-4 hari.Jumlah konsumsi
menyatakan dalam penelitiannya bahwa pasien rawat jalan cairan 2-3 liter per hari. Pemberian laksatif oral dan enema
dengan diabetes melitus yang diberikan larutan PEG, secara diberikan setiap hari.
signifikan kurang efektif dibandingkan pasien tanpa diabetes
melitus. Hanya 60% pasien dengan persiapan kolon yang baik, • Obstruksi Usus
sementara 10% dengan persiapan kolon yang kurang baik. Secara umum tindakan kolonoskopi merupakan kontraindikasi
Keluhan gastrointestinal yang paling sering pada pasien dengan pada obstruksi usus total, namun tindakan kolonoskopi untuk
diabetes adalah konstipasi (60%). Perubahan pada motilitas tujuan terapeutik pada pasien volvulus sigmoid dengan
esofagus, gaster, usus halus, dan kolon berperan dalam gejala persiapan enema saja dapat dilakukan.44
konstipasi yang terjadi. Belum ada bukti bahwa NaP lebih baik
pada pasien dengan diabetes melitus.43 Pada pasien diabetes • Perdarahan Saluran Cerna Bagian Bawah
melitus pemberian PEG, NaP, serta kombinasi dengan laksatif Secara umum kolonoskopi yang akan dikerjakan pada pasien
lainnya masih dapat diberikan. perdarahan saluran cerna bagian bawah dapat dilakukan
dengan atau tanpa persiapan kolon. Perdarahan yang
• Inflammatory Bowel Disease dimaksud adalah perdarahan yang tidak memiliki respons
Secara khusus pada pasien dengan IBD persiapan kolon perlu dengan pengobatan konservatif. Pasien perdarahan saluran
diberikan dengan hati-hati mengingat kemungkinan terjadinya cerna bagian bawah dengan hemodinamik stabil dapat
megakolon toksik. European Society of Gastrointestinal dilakukan persiapan kolon. Jika hemodinamik tidak stabil,
Endoscopy (ESGE) merekomendasikan penggunaan PEG. kolonoskopi disarankan ditunda.
Preparat selain PEG dapat mengakibatkan kelainan mukosa
yang dapat menyerupai IBD.8

28 29
IV. SKALA PERSIAPAN BERSIHAN KOLON V. KESIMPULAN

B K
oston Bowel Preparation Scale (BBPS) merupakan suatu olonoskopi merupakan teknik umum yang digunakan untuk
skala yang dipakai untuk menilai tingkat kebersihan melihat kelainan mukosa usus. Dalam teknik persiapan kolon,
persiapan kolon. Cara ini dilakukan dengan menjumlahkan terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan, yaitu:
poin pada 3 daerah besar di kolon: kolon kiri (rektosigmoid dan 1. Pemeriksaan kolonoskopi memerlukan teknik persiapan kolon
kolon desendens), kolon transversum (termasuk daerah fleksura yang baik dan benar
lienalis dan fleksura hepatika), dan kolon kanan (sekum dan kolon 2. Diperlukan pemberian bubur rendah serat atau rendah residu
asendens). Tiap lokasi diberi nilai 0 – 3, dimana 0 adalah paling (contoh: bubur kecap) atau diet cair selama maksimal 1 (satu)
kotor, dan 3 adalah paling bersih. Berikut adalah deskripsi untuk hari sebelum prosedur kolonoskopi
pemberian poin 0 – 3 berdasarkan BBPS, yaitu: 3. Sediaan persiapan bersihan kolonoskopi yang dianjurkan
• 0 = Segmen kolon yang tidak siap dengan mukosa yang tidak adalah PEG. Pilihan berikutnya yang dapat diberikan adalah
terlihat karena feses padat yang tidak dapat dibersihkan. garam Inggris (magnesium sulfat). Preparat lain (NaP) masih
• 1 = Sebagian mukosa kolon terlihat, namun area lain tidak terlihat dapat diberikan, namun membutuhkan perhatian khusus
dengan baik karena feses cair, sisa feses, dan cairan keruh. karena adanya efek samping yang dapat ditimbulkan
• 2 = Jumlah kecil cairan feses, fragmen kecil feses atau cairan 4. Persiapan kolonoskopi boleh diberikan 3-8 jam sebelum
keruh, namun mukosa segmen kolon terlihat baik. tindakan. Minum air putih terakhir dapat diberikan maksimal
• 3 = Keseluruhan segmen mukosa kolon terlihat dengan baik 2 (dua) jam sebelum prosedur kolonoskopi dengan sedasi
tanpa adanya residu, fragmen kecil feses ataupun cairan keruh. 5. Pada kondisi khusus (anak-anak, usia lanjut, pasien gagal ginjal,
pasien hipertensi yang mengonsumsi ACE inhibitor atau ARB),
Kolon yang paling bersih memiliki nilai maksimal 9, dan kolon yang
disarankan untuk menggunakan PEG
tidak siap untuk dilakukan kolonoskopi memiliki nilai minimal 0.45

30 31
Konsensus Nasional
Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2016

6. PEG dapat diberikan baik dalam single dose maupun split dose
7. Secara umum pada pasien perdarahan saluran cerna bagian
bawah dengan hemodinamik stabil, dapat dilakukan persiapan
kolon. Jika hemodinamik tidak stabil, tindakan kolonoskopi DAFTAR PUSTAKA
ditunda

1. Rex DK, Petrini JL, Baron TH, Chak A, Cohen J, Deal SE, et
al. Quality indicators for colonoscopy. Gastrointest Endosc
2006;63(4 Suppl):S16-28.
2. Belsey J, Epstein O, Heresbach D. Systematic review: oral
0 1
bowel preparation for colonoscopy. Aliment Pharmacol Ther
2007;25(4):373-84.
3. Rex DK, Johnson DA, Anderson JC, Schoenfeld PS, Burke CA,
Inadomi JM. American College of Gastroenterology guidelines
for colorectal cancer screening 2009 [corrected]. Am J
Gastroenterol 2000;104(3):739-50.
4. Harewood GC, Sharma VK, de Garmo P. Impact of colonoscopy
preparation quality on detection of suspected colonic
neoplasia. Gastrointest Endosc 2003;58(1):76-9.
5. Froehlich F, Wietlisbach V, Gonvers JJ, Burnand B, Vader JP.
Impact of colonic cleansing on quality and diagnostic yield
of colonoscopy: the European Panel of Appropriateness
of Gastrointestinal Endoscopy European multicenter study.
Gastrointest Endosc 2005;61(3):378-84.
6. Mamula P, Adler DG, Conway JD, Diehl DL, Farraye FA,
Kantsevoy SV, et al. Colonoscopy preparation. Gastrointest
Endosc 2009;69(7):1201-9.
7. Rex DK, Imperiale TF, Latinovich DR, Bratcher LL. Impact of
bowel preparation on efficiency and cost of colonoscopy. Am
J Gastroenterol 2002;97(7):1696-700.
8. Hassan C, Bretthauer M, Kaminski MF, Polkowski M, Rembacken
2 3 B, Saunders B, et al.Bowel preparation for colonoscopy:
European Society of Gastrointestinal Endoscopy (ESGE)
guideline.Endoscopy 2013;45(2):142-50.
Gambar 1. Skala persiapan bersihan kolon45
9. Saltzman JR, Cash BD, Pasha SF, Early DS, Muthusamy VR,
Khashab MA, et al. Bowel preparation before colonoscopy.
Gastrointest Endosc 2015;81(4):781-94.

32 33
Konsensus Nasional Konsensus Nasional
Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2016 Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2016

10. Toledo TK, DiPalma JA. Review article: colon cleansing 22. Kastenberg D, Chasen R, Choudhary C, Riff D, Steinberg S,
preparation for gastrointestinal procedures. Aliment Pharmacol Weiss E, et al. Efficacy and safety of sodium phosphate tablets
Ther 2001;15(5):605-11. compared with PEG solution in colon cleansing: two identically
11. Davis GR, Santa Ana CA, Morawski SG, Fordtron JS. Development designed, randomized, controlled, parallel group, multicenter
of a lavage solution with minimal water and electrolyte phase III trials. Gastrointest Endosc 2001;54(6):705-13.
absorption or secretion. Gastroenterology 1980;78(5 Pt 1):991-5. 23. Linden TB, Waye JD. Sodium phosphate preparationfor
12. Chang KJ, Erickson RA, Schandler S, Coye T, Moody C. Per-rectal colonoscopy: onset and duration of bowel activity. Gastrointest
pulsed irrigation versus per-oral colonic lavage for colonoscopy Endosc 1999;50(6):811-3.
preparation: a randomized, controlled trial. Gastrointest Endosc 24. Beloosesky Y, Grinblat J, Weiss A, Grosman B, Gafter U, Chagnac
1991;37(4):444-8. A. Electrolyte disorders following oral sodium phosphate
13. Hsu CW, Imperiale TF. Meta-analysis and cost comparison administration for bowel cleansing in elderly patients. Arch Intern
of polyethylene glycol lavage versus sodium phosphate for Med 2003;163(7):803–8.
colonoscopy preparation. Gastrointest Endosc 1998;48(3):276-82. 25. Sarre R. Bowel preparation. Aust Prescr 2005;28:16-7.
14. Mathus-Vliegen EM, Kemble UM. A prospective randomized 26. Djojoningrat D. Persiapan pemeriksaan endoskopi saluran
blinded comparison of sodium phosphate and polyethylene cerna bagian atas dan saluran cerna bagian bawah. Naskah
glycol-electrolyte solution for safe bowel cleansing. Aliment lengkap simposium dan lokakarya endoskopi gastrointestinal
Pharmacol Ther 2006;23(4):543-52. diagnosis dan terapi ke-4. PEGI-PGI-PPHI bekerjasama dengan
15. Keeffe EB. Colonoscopy preps: what’s best? Gastrointest Endosc Panitia Pendidikan Berkesinambungan Ilmu Penyakit Dalam
1996;43(5):524-8. FKUI. Jakarta, 26-28 Juni 1994.p.1-9.
16. El Sayed AM, Kanafani ZA, Mourad FH, Soweid AM, Barada 27. Marschall HU, Bartels F. Life-threatening complications of
KA, Adorian CS, et al. A randomized single-blind trial of whole nasogastric administration of polyethylene glycol-electrolyte
versus split-dose polyethylene glycol-electrolyte solution for solutions (Golytely) for bowel cleansing. Gastrointest Endosc
colonoscopy preparation. Gastrointest Endosc 2003;58(1):36-40. 1998;47(5):408-10.
17. Aoun E, Abdul-Baki H, Azar C, Mourad F, Barada K, Berro Z,et 28. Barclay RL, Depew WT, Vanner SJ. Carbohydrate-electrolyte
al. A randomized single-blind trial of split-dose PEG-electrolyte rehydration protects against intravascular volume contraction
solution without dietary restriction compared with whole dose during colonic cleansing with orally administered sodium
PEG-electrolyte solution with dietary restriction for colonoscopy phosphate. Gastrointest Endosc 2002;56(5):633-8.
preparation. Gastrointest Endosc 2005;62(2):213-8. 29. Sharma VK, Chockalingham SK, Ugheoke EA, Kapur A, Ling
18. Lichtenstein GR, Cohen LB, Uribarri J. Review article: Bowel PH, Vasudeva R, et al. Prospective, randomized, controlled
preparation for colonoscopy--the importance of adequate comparison of the use of polyethylene glycol electrolyte lavage
hydration. Aliment Pharmacol Ther 2007;26(5):633-41. solution in four-liter versus two-liter volumes and pretreatment
with either magnesium citrate or bisacodyl for colonoscopy
19. Nyberg C, Hendel J, Nielsen OH. The safety of osmotically acting
preparation. Gastrointest Endosc 1998;47(2):167-71.
cathartics in colonic cleansing. Nat Rev Gastroenterol Hepatol
2010;7(10):557-64. 30. Amato A, Radaelli F, Paggi S, Terruzzi V. Half doses of PEG-ES
and senna vs. high-dose senna for bowel cleansing before
20. Ho JM, Juurlink DN, Cavalcanti RB. Hypokalemia following
colonoscopy: a randomized, investigator-blinded trial. Am J
polyethylene glycol‑based bowel preparation for colonoscopy
Gastroenterol 2010;105(3):675-81.
in older hospitalized patients with significant comorbidities. Ann
Pharmacother 2010;44(3):466–70. 31. Afridi SA, Barthel JS, King PD, Pineda JJ, Marshall JB. Prospective,
randomized trial comparing a new sodium phosphate-bisacodyl
21. Belsey J, Epstein O, Heresbach D. Systematic review: adverse
regimen with conventional PEG-ES lavage for outpatient
event reports for oral sodium phosphate and polyethylene
colonoscopy preparation. Gastrointest Endosc 1995;41(5):485-9.
glycol. Aliment Pharmacol Ther 2009;29(1):15-28.

34 35
Konsensus Nasional Konsensus Nasional
Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2016 Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2016

32. Khashab M, Rex DK. Efficacy and tolerability of a new formulation patients for outpatient colonoscopy: a prospective and blinded
of sodium phosphate tablets (INKP-101) and a reduced sodium study. Am J Gastroenterol 2001;96(3):710-4.
phosphate dose, in colon cleansing: a single-center open-label 44. Rankin GB, Sivak MV. Indications, contraindications
pilot trial. Aliment Pharmacol Ther 2005;21(4):465-8. and complications of colonoscopy. In: Sivak MV, ed.
33. Aronchick CA, Lipshutz WH, Wright SH, Dufrayne F, Bergman G. A Gastroenterologic Endoscopy. 2nd ed. Vol 2. Philadelphia: WB
novel tableted purgative for colonoscopic preparation: efficacy Saunders Co 2000.p.1222-52.
and safety comparisons with Colyte and Fleet Phospho-Soda. 45. Lai EJ, Calderwood AH, Doros G, Fix OK, Jacobson BC. The
Gastrointest Endosc 2000;52(3):346-52. Boston Bowel Preparation Scale: A valid and reliable instrument
34. Barclay RL. Safety, efficacy, and patient tolerance of a three- for colonoscopy-oriented research. Gastrointest Endosc
dose regimen of orally administered aqueous sodium phosphate 2009;69(3 Pt 2):620-5.
for colonic cleansing before colonoscopy. Gastrointest Endosc 46. Bechtold ML, Mir F, Puli SR, Nguyen DL. Optimizing bowel
2004;60(4):527-33. preparation for colonoscopy: a guide to enhance quality of
35. Reddy DN, Rao GV, Sriram PV. Efficacy and safety of oral visualization. Ann Gastroenterol 2016;29(2):137-46.
sodium phosphate versus polyethylene glycol solution for
bowel preparation for colonoscopy. Indian J Gastroenterol
2002;21(6):219-21.
36. Yakut M, Cinar K, Seven G, Cetinkaya H, Bahar K, et al. The
efficacy and safety of colonoscopy preparation with oral
sodium phosphate in elderly patients. Turk J Gastroenterol
2010;21(2):140-5.
37. Lukens FJ, Loeb DS, Machicao VI, Achem SR, Picco MF,et al.
Colonoscopy in octogenarians: a prospective outpatient study.
Am J Gastroenterol 2002;97(7):1722-5.
38. Parikh K, Weitz H. Can a bowel preparation exacerbate heart
failure?Cleve Clin J Med 2011;78(3):157-60.
39. Singal AK, Rosman AS, Post JB, Bauman WA, Spungen AM,
Korsten MA, et al. The renal safety of bowel preparations for
colonoscopy: a comparative study of oral sodium phosphate
solution and polyethylene glycol. Aliment Pharmacol Ther
2008;27(1):41-7.
40. Lien YH. Is bowel preparation before colonoscopy a risky
business for the kidney? Nat Clin Pract Nephrol 2008;4(11):606-14.
41. Asplin JR, Mandel NS, Coe FL. Evidence of calcium phosphate
supersaturation in the loop of Henle. Am J Physiol 1996;270(4
Pt 2):F604–13.
42. National Kidney Foundation. K/DOQI Clinical practice guidelines
for chronic kidney disease: evaluation, classification and
stratification. Am J Kidney Dis 2002;39(2 Suppl 1):S1-266.
43. Taylor C, Schubert ML. Decreased efficacy of polyethylene
glycol lavage solution (golytely) in the preparation of diabetic

36 37
Lampiran
Tabel 1. Perbandingan Preparat Bersihan Kolon46
Preparat Volume Sediaan Keuntungan Kerugian
PEG-ELS 4 Liter -- 2 l i t e r m a l a m s e b e l u m -- dapat digunakan pada -- bisa mengakibatkan mual,
tindakan semua kondisi muntah, dan kembung
Konsensus Nasional

-- 2 liter pagi saat hari tindakan -- aman pada kondisi gagal -- harus diminum cepat
g i n j a l , ga ga l j a n t u n g
kronik, dan sirosis
PEG 2 Liter -- bisakodil 5-10 mg -- volume rendah -- risiko kolitis iskemik dengan
bisakodil -- 1 l i t e r P E G - E L S m a l a m -- dapat ditolerir jumlah tablet bisakodil lebih
sebelum hari tindakan atau sama dengan 10 mg

38
-- 1 liter PEG-ELS pagi saat hari
tindakan
NaP 180 ml -- 45 ml dan 45 ml air malam -- volume rendah -- risiko nefropati fosfat
sebelum hari tindakan -- hindari pada gagal jantung
-- 45 dan 45 ml air saat pagi hari kronik, gagal ginjal, dan sirosis
tindakan

Magnesium sulfat 2,84 liter -- 16 oz persiapan dan air diikuti -- hindari pada gagal ginjal
Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2016

dengan 32 oz air malam -- hindari pada pasien asam urat


sebelum hari tindakan
-- 16 oz persiapan dan air
diikuti 32 oz air pagi saat hari
tindakan

6
5
4
3
2
1
No.

KGEH
SpPD-KGEH

dr. Dharmika
Prof. Dr. dr. IDN
Nama

Prof. dr. Gontar A.

Prof. dr. Marcellus

Dr. dr. Chudahman


Siregar, SpPD-KGEH

KGEH, FACG, FASGE

Djojoningrat, SpPD-

Manan, SpPD-KGEH
Wibawa, SpPD-KGEH
Prof. Dr. dr. Nasrul Zubir,

Simadibrata, PhD, SpPD-

Jakarta
Jakarta
Jakarta
Medan
Padang

39
Cabang

Denpasar
DAFTAR HADIR
KONSENSUS NASIONAL

KOLONOSKOPI DEWASA
Jakarta, 14 Agustus 2016

Tanda Tangan
PERSIAPAN KOLON PADA PEMERIKSAAN
Konsensus Nasional Konsensus Nasional
Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2016 Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2016

No. Nama Cabang Tanda Tangan No. Nama Cabang Tanda Tangan
7 dr. Hirlan, SpPD-KGEH Semarang 15 Dr. dr. Murdani Jakarta
Abdullah, SpPD-KGEH,
FACG

8 dr. F. Soemanto Semarang 16 dr. Arles, SpPD-KGEH Pekanbaru


Padmomartono, SpPD-
KGEH, MSc

17 dr. Triyanta Yuli Surakarta


9 dr. Fuad Bakry, SpPD- Palembang Pramana, SpPD-KGEH
KGEH

18 dr. Putut Bayupurnama, Yogyakarta


SpPD-KGEH

10 dr. Ali Djumhana, SpPD- Bandung


KGEH
20 dr. Titong Sugihartono, Surabaya
SpPD-KGEH

11 dr. Leonardo B Dairy, Medan 21 dr. A. Wisjnu Wardhana, Jakarta


SpPD-KGEH SpPD-KGEH

22 dr. Fauzi Yusuf, SpPD- Banda Aceh


12 dr. Ali Imron Yusuf, Lampung KGEH
SpPD-KGEH

23 dr. Indra Marki, SpPD- Jakarta


13 Dr. dr. Dadang Makmun, Jakarta
KGEH
SpPD-KGEH, FACG

14 dr. Syafruddin AR Jakarta


Lelosutan, SpPD-KGEH,
MARS

40 41
Konsensus Nasional Konsensus Nasional
Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2016 Persiapan Kolon pada Pemeriksaan Kolonoskopi Dewasa 2016

No. Nama Cabang Tanda Tangan No. Nama Cabang Tanda Tangan
24 Dr. dr. Hery Djagat Semarang 32 dr. Hasan Maulahela, Jakarta
Purnomo, SpPD-KGEH SpPD

25 Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Jakarta


SpPD-KGEH, MMB, 33 dr. Amanda Pitarini Jakarta
FACP Utari, SpPD

26 Dr. dr. Begawan Bestari, Bandung


MKes, SpPD-KGEH,
FASGE

27 dr. Bogi Pratomo Malang


Wibowo, SpPD-KGEH

28 Dr. dr. Fardah Akil, Makassar


SpPD-KGEH

29 dr. Kaka Renaldi, SpPD- Jakarta


KGEH

30 dr. Ketut Mariadi, SpPD- Denpasar


KGEH

31 dr. Syifa Mustika, SpPD Malang

42 43

Anda mungkin juga menyukai