UAS Sosiologi Indonesia Adiningtyas M. Pratiwi 11161110000036 7A

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

Reiss, K dan Renkl, A. (2001). Learning to Prove: The Idea of Heuristic Examples.

ZDM
Journal 2002 Vol. 34 (1).

Artikel ini menerangkan tentang bagaimana belajar untuk pembuktian geometri. Penulis
artikel ini mengungkapkan bahwa topik pembuktian sangat penting ada pada kurikulum
matematika dan merupakan aspek penting untuk kompetensi matematika. Alasan penulis menulis
artikel ini adalah adanya kesenjangan atau perbedaan yang sangat menyolok tentang pemahaman
siswa tentang bukti matematis. Menurut penulis pembuktian matematika adalah kegiatan yang
kompleks yang tidak dapat dikurangi hanya untuk membenarkan penggunaan argumentasi
deduktif. Ini menggabungkan, misalnya, proses sederhana argumentasi logis serta proses yang
lebih heuristik menghasilkan dugaan (konjektur) dan mencari argumen yang masuk akal untuk
mendukung dugaan tersebut. Penulis juga mengungkapakan bahwa ahli model pembuktian
menggambarkan pembuktian adalah aktivitas kognitif yang kompleks. Hal ini tidak hanya ditandai
dengan argumentasi logis tetapi dengan koneksi antara eksploratif, induktif, dan proses deduktif.
Orang yang sedang belajar matematika harus mengidentifikasi pilihan yang cocok dari unsur-unsur
yang dilibatkan dalam proses pengaturan skema logika yang konsisten. Disamping itu, penulis
mengutip perkataan Schoenfeld yang mengungkapkan bukti merupakan aspek penting dari
pembelajaran matematika tetapi tidak dimaksudkan untuk menjadi tujuan itu sendiri. Kemampuan
untuk mengeksplorasi situasi pemecahan masalah, pertukaran argumen sederhana, dan mengatur
argumen ini dalam serangkaian konsisten logis juga penting untuk menguasai materi matematika
lainnya. Dengan demikian, pembelajaran matematika tidak harus fokus pada semua aspek dari
proses pembuktian secara sama.
Untuk itu, penulis artikel ini bermaksud untuk menerapakan sebuah metode pengajaran
yang efektif dalam menyusun bukti yaitu dengan pembelajaran geometri dengan pendekatan
Scoenfield. Metode ini sangat tepat digunakan dalam pembelajaran matematika dan juga relative
mudah diterapkan dikelas matematika melalui cara bekerja dengan contoh heuristic. Bekerja
dengan contoh didasarkan pada masalah matematika yang kompleks yang telah disampaikan
kepada siswa. Para siswa tidak diharuskan untuk memberikan formulasi matematis yang benar.
Meskipun demikian, identifikasi argumen, yang mendukung bukti untuk menentukan solusi dari
masalah merupakan bagian penting dari contoh pekerjaan. Siswa diminta untuk mengeksplorasi
konteks masalah untuk memahami konjektur (dugaann) yang telah dibuat. Pada akhir proses
eksplorasi contoh pekerjaan heuristik menyajikan bukti yang benar dan rinci dari dugaan tersebut.
Dengan demikian, contoh pekerjaan heuristik akan mencakup sebagian besar langkah-langkah
pemecahan masalah (atau membuktikan) proses yang telah diuraikan oleh Boero (1999).
Mariotti, M.A. (2001). Introduction To Proof: The Mediation Of A Dynamic
Softwareenvironment. Educational Studies in Mathematics 44: 25–53, 2000. © 2001 Kluwer
Academic Publishers. Printed in the Netherlands.

Tulisan ini merupakan laporan hasil penelitian eksperimen jangka panjnag pada kelas 9 dan
10 sekolah menengah atas IPA dari sebuah proyek pengembangan pembelajaran. Tujuan penelitian
ini adalah untuk memperkuat peranan software Cabri Geomtry dalam pembelajaran matematika
khususnya dalam pembuktian geometri. Peneliti mengungkapkan bahwa perlu dilakukan analisis
pada kegiatan belajar mengajar dengan memanfaatkan dynamic geometry software terutama
berkaitan dengan karakteristik yang memungkinkan memperkenalkan siswa untuk berpikir
teoritis.Pada penelitian ini penggunaan dynamic geometry software digunakan sebagai sarana
penghubung antara pengetahuan dengan proses memunculkan bukti geometri yang disebut dengan
teorema geometri.
Peneliti mengungkapkan konstruksi geometri merupakan bagian yang penting sebagai
pengalaman siswa yang harus diorganisir. Adapun dalam pembelajaran peneliti menitik beratkan
pada praktik siswa yang terdiri dari pengalaman siswa dalam menggambarkan bangun geometri
yang ditimbulkan oleh:
a. Benda konkrit seperti gambar bangun geometri yang dituliskan di kertas dengan pensil, penggaris
dan busur derajat.
b. Penghitungan objek geometri yang dilakukan oleh Cabri Geomtry untuk eksplorasi
Analisi data pada penelitian eksperimen ini menyoroti perkembangan siswa dalam
memunculkan justifikasi (pembenaran) geometri dengan mengkonstruksi bangun geometri
menggunakan Cabri Geomtry melalui langkah-langkah: diskripsi dari solusi, pembenaran solusi,
membenarakn menurut aturan aksioamatis geometri.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa jika geometri dilakukan hanya menggunakan
pensil dan kertas perspektif teori geometri sulit untuk dipahami. Ketika siswa menggambar
dikertas siswa hanya dapat memfokuskan kepada gambar yang sedang dikonstruksi dan tidak dapat
memanipulasinya. Oleh karena itu, penggunaan Cabri Geomtry dapat mempermudahkan siswa
untuk menggambarkan bangun geometri sekaligus memanipulasinya sehingga ekplorasi geometri
lebih maksimal. Kegiatan eksplorasi membantu siswa untuk memahami konsep teorema geometri.

Anda mungkin juga menyukai