Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

Memasuki Era Globalisasi, Terjadilah pertumbuhan dan perkembangan dunia

bisnis. Kompetisi dalam dunia usaha yang semakin meningkat membuat suatu

perusahaan harus siap bersaing dalam persaingan bisnis dunia. Setiap Perusahaan

pasti memiliki kegiatan yang mendukung kemajuan teknologi perusahaan dalam

jangka panjang. Kondisi ini membuat suatu perusahaan harus menerapkan suatu

kebijakan,agar perusahaan tersebut dapat beroperasi secara lebih efisien sehingga

dapat meningkatkan keuntungan secara maksimal.

Setiap Perusahaan pasti mempunyai suatu Modal yang digunakan untuk

mendukung operasional perusahaan. Salah satunya adalah kas, kas sangat penting

bagi suatu perusahaan karena kas adalah suatu unsur modal kerja dan merupakan

bagian dari aset lancar. Kas juga merupakan aset yang likuid, ibarat Manusia, kas

adalah darah yang mengalir di tubuh perusahaan. Jika kas yang mengalir

mengalami gangguan, maka operasional perusahaan juga akan terganggu. Begitu

pentingnya kas bagi Perusahaan, yang membuat Kas senantiasa diletakkan di

bagian atas di neraca perusahaan.

Menurut Suhayati (2009 : 55 ) kas adalah aset keuangan yang digunakan untuk

kegiatan operasional perusahaan. Kas merupakan aset yang paling likuid karena

dapat digunakan untuk membayar kewajiban perusahaan.


Munawir ( 2002 : 180 ) menyebutkan kas adalah aset yang sangat likuid , tanpa

tanda pemikiran, merupakan dasar pengukuran dan pencatatan, mudah

dipergunakan sebagai alat pembayaran, dan tidak ada pembatalan dalam

pengunaannya sehingga mudah terjadi kesalahan maupun ketidakberesan.

Salah satu aktivitas yang dilakuakn oleh perusahaan yang berkaitan dengan kas

adalah melakukan pengeluaran kas. Setiap perusahaan harus berhati hati dalam

melakukan aktivitas yang berhubungan dengan pengeluaran kas, artinya setiap

pengeluaran kas harus diperhitungakan manfaat dan keuntungan yang diperoleh.

Banyak perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan yang diakibatkan oleh

pengelolaan pengeluaran kas yang sangat buruk. Jadi untuk mendapatkan hasil yang

maksimal maka setiap perusahaan harus mempunyai kualitas sistem informasi

berbasis akuntansi yang baik dari segi pendidikan, keahlian ataupun keterampilan

dalam menjalankan tugasnya.

PT Pos Indonesia cabang Banda Aceh adalah Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) yang bergerak di bidang jasa kurir, Logistik dan transaksi keuangan. Saat

menjalankan kegiatan operasional perusahaan tidak terlepas dari pengeluaran kas.

Sistem Akuntansi sangat diperlukan dalam melakukan pengelolaan pengeluaran kas

agar tidak terjadinya kecurangan yang dapat menyebabkan perusahaan ini merugi.

Berdasarkan Latar belakang masalah di atas penulis tertarik membuat Laporan

kerja Praktek (LKP) yang berjudul “SISTEM AKUNTANSI PENGELUARAN

KAS PADA PT POS INDONESIA CABANG BANDA ACEH”.


Laporan Kerja Praktek (LKP) adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Ahli madya (Amd) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala

Banda Aceh. Adapun Manfaat yang ingin diperoleh dalam penulisan kerja praktek

ini adalah :

1. Bagi masyarakat Umum penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai

bahan bacaan dan penambahan pengetahuan mengenai Sistem Akuntasi

Pengeluaran kas.

2. Bagi Perusahaan sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam

menerapkan sitem akutansi pengeluaran kas.

3. Bagi penulis untuk menambah wawasan mengenai sistem Akutansi

pengeluaran kas dan penerapan dalam perusahaan.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam menulis laporan kerja Praktek (LKP)

adalah mengetahui bagaimana penerapan Sistem Akuntasi pengeluaran kas pada

PT Pos Indonesia Banda Aceh.

Pada saat melakukan pengumpulan data yang digunakan untuk menyusun

laporan kerja praktek (LKP ) penulis menggunakan metode pengumpulan data

sebagai berikut :

1. Penelitian Kepustakaan ( library Research )

Proses pengumpulan data dengan cara membaca baik dari buku buku di

perpustakaan maupun dari website internet yang berhubungan dengan judul

laporan kerja praktek


2. Pengamatan ( Observation )

Proses pengumpulan data dengan cara mengamati dan melihat langsung ke objek

penelitian yang berhubungan dengan Laporan kerja praktek.

3. Wawancara (interview)

Proses pengumpulan data dengan cara bertanya langsung kepada pihak

karyawan dan karyawati PT Pos Indonesia Banda Aceh yang dapat memberikan

informasi mengenai Sistem Akuntansi pengeluaran kas pada PT Pos Indonesia

Banda Aceh.
BAB II

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA

2.1 Tempat Praktek Kerja

Penulis melakukan praktek kerja lapangan (LKP) di PT Pos Indonesia Banda

Aceh yang bergerak dalam bidang jasa kurir, logistik dan transaksi keuangan yang

beralamat di jln T.Hamzah Bendahara No 33 Banda Aceh 23121. Selama Praktek

kerja lapangan dilaksanakan penulis ditempatkan pada bagian Adminitrasi dan

Korporat.

2.1.1 Sejarah Singkat

Berawal dari gagasan, kemudian berkembang seiring kebutuhan, gagasan

untuk memperlancar arus surat menyurat selama era kolonial Belanda telah

diwujudkan oleh gubernur jenderal G.W.Baron dengan mendirikan kantor pos yang

pertama di Batavia pada tanggal 26 Agustus 1946. Peranan kantor pos semakin

penting dan berkembang seletelah penemuan teknologi telegram dan telepon,

sehingga dibentuk Jawatan Pos Telegram (Jawatan PTT) berdasarkan statlad nomor

395 tahun 1906.

Saat dikeluarkan undang undang perusahaan negara Hindia Belanda. Sejak

tahun 1907 jawatan Pos Telegram dipegang oleh departemen perusahaan

perusahaan pemerintah ( Departement Van Government Bedrijventment).


Seiring datangnya Jepang yang mengambil ahli kekuasaan Belanda di

Indonesia, jawatan PTT Jawa dan jawatan PTT Sulawesi. Jawatan PTT republik

Indonesia berdiri secara resmi pada tanggal 27 september 1945 setelah dilakukan

pengambil alih kantor pos PTT di Bandung oleh angkatan muda PTT (AMPTT)

dari pemerintah militer Jepang. Pada tanggal 27 Desember 1949, Jawatan PTT

mulai memusatkan perhatiannya pada pembangunan yang meliputi bidang

kepegawaian, keuangan, perbaikan perlengkapan bangunan yang rusak dan

pembangunan gedung yang baru.

Pada tahun 1960 pemerintah mengadakan reorganisasi alat alat produksi dan

distribusi yang ditunjukkan kearah pelaksanaan pasal 33 UUD 1945. Untuk itu

dikeluarkan UU No. 19 prp Tahun 1960. Berdasarkan UU tersebut semua

perusahaan yang modal keseluruhannya merupakan kekayaan negara, baik yang

terjadi karena pemisahan dari kekayaan negara maupun nasionalisasi menjadi

Badan Usaha Milik Negara.

Saat PP no 24 tahun 1961 terbit, dibentuklah perusahaan Negara Pos dan

Telekomunikasi (PN POSTEL). Saat dikeluarkannya PP No. 30 Tahun 1965, PN

POSTEL dipecah menjadi dua perusahaan yaitu PN Pos dan Giro dan PN

Telekomunikasi. Kemudian diterbitkan UU no 9 tahun 1965 Status Badan Usaha

Milik Negara (BUMN) dikelompokkan menjadi tiga status yaitu : Perusahaan

jawatan (perjan), perusahaan Umum (perum), dan Perusahaan Perseroan (persero).

Selanjutnya status PN Pos dan Giro diubah menjadi Perum Pos dan Giro

berdasarkan PP 24 tahun 1978. Kemudian ditetapkan PP no 3 tahun 1983 yang

mengatur tata cara pengawasan dan pembinaan perjan, perum, dan persero untuk
menyesuaiakan diri dengan kententuan baru tersebut PP no 9 tahun 1978 yang

mengatur tentang Perum Pos dan Giro diganti dengan PP No 24 Tahun 1984.

Seiring semakin meningkatnya permintaan masyarakat akan pelayan jasa pos

serta dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha penyelenggaraan

jasa pos dan giro. Maka Perum pos dan Giro dirubah statusnya menjadi PT Pos

Indonesia (Persero) yang diatur melalui PP No 5 Tahun 1955 tanggal 27 Februari

1995. Tentang pengalihan status Perum Pos dan Giro menjadi perusahaan Perseroan

dengan nama PT Pos Indonesia (persero) yang secara resmi telah terdaftar dengan

akta notaris Sutjipto., SH No 107 Tahun 1995 tanggal 20 juni 1995.

Saat berjalannya waktu, PT Pos Indonesia kini telah mampu menunjukkan

kreatifitasnya dalam pengembangan bidang perposan Indonesia dengan

memanfaatkan insfraksturukur jejaring yang dimiliknya yang mencapai sekitar 24

ribu titik layanan yang menjangkau 100 persen kota/kabupaten, hampir 100 persen

kecamtan dan 42 persen kelurahan/desa, dan 940 lokasi transmigrasi terpencil di

Indonesia. Seiring dengan berkembang informasi, komunikasi dan teknologi,

jejaring Pos Indonesia sudah memiliki 3.700 kantor pos online, serta dilengkapi

elektronic mobile pos di beberapa kota besar. Semua titik merupakan rantai yang

terhubung satu sama lain secara solid dan terintegrasi. Sistem Kode Pos diciptakan

untuk mempermudah processing kiriman pos dimana tiap jengkal daerah di

indonesia mampu diidentifikasi dengan akurat.


2.1.2 Struktur Organisasi

Setiap Perusahaan memiliki struktur organisasi. Tujuan dibentuknya struktur

organisasi adalah sebagai pedoman bagi kegiatan pengarahan setiap bagian dan

kegiatan-kegiatan para anggota organisasi di perusahaan. Saat menjalankan

kegiatan perusahaan struktur organisasi PT Pos Indonesia Banda Aceh memberi

tanggung jawab dan tugas masing masing (terlampir di lampiran 1). Berikut ini

merupakan gambaran tugas dan wewenang dan tanggung jawab pada masing

maasing bagian struktur organisasi PT Pos Indonesia Banda Aceh :

1. Kepala kantor

- Melaksanakan Manajemen Operasional.

- Melaksanakan Pengawasan Intern.

- Melaksanakan Manajemen Keuangan.

- Bertanggung jawab dalam hasil kinerja setiap karyawan.

2. Manager Pelayanan

- Memeriksa Laporan harian atas neraca Loket.

- Memberikan arahan kepada setiap staff untuk dapat memberikan layanan

kepada konsumen secara maksimal.

- Memberikan layanan surat menyurat yang akan dilegalisir.

- Memeriksa laporan harian yang diberikan oleh loket.

3. Manager Pengolahan Pos

- Mengawasi kinerja para staf di bagian pengolahan.

- Bertanggung jawab dalam kelancaran operasional kegiatan pos.


- Membuat laporan pengolahan untuk diberikan kepada bagian adminitrasi

untuk dikirimkan kepada pusat.

- Menandangani bukti serah (rekening)

4. Supervisor Keuangan

- Melakukan pengisian buku kas dan register pembantu.

- Menyiapkan benda pos materai.

- Bertanggung jawab atas kelancaran di bagian keuangan.

- Melaksanakan penjemputan drooping induk taspen.

- Memberikan jawaban atas nota nota yang diterima berkaitan dengan bagian

keuangan.

5. Supervisor Akuntansi.

- Membuat Laporan akuntansi.

- Membuat laporan BKH (Buku Kas Harian).

- Membuat laporan Jurnal Mutasi.

6. Supervisor SDM dan Teksar, Terdiri dari :

- Kepegawaian (SDM).

- Tata usaha (Adminitrasi).

- Teknologi dan sistem Informasi (TSI).

- PO Box.

7. Supervisor Keuangan, terdiri dari :

- Pembendaharaan.

- Tata usaha Benda pos dan materai.

- Pembayaran Taspen dan Asabri.


8. Supervisor Akuntansi terdiri dari :

- Akuntansi.

- Statistik.

- Laporan.

9. Supervisor Bisnis dan Keuangan terdiri dari

- Loket SOP.

- Loket Wesel Pos.

- Loket e Batara.

10. Supervisor Giro terdiri dari :

- Tata Usaha Giro Pos.

- Tata Usaha Pajak.

- Tata Usaha Penyaluran Dana pihak ketiga.

11. Supervisor Bisnis Komunikasi, terdiri dari :

- Loket Surat Kilat Khusus (SKH).

- Loket Surat Express Mail Service (EMS).

- Loket Pos Express.

- Customer Service.

12. Supervisor pemasaran Unit Pelayana Luar (UPL), terdiri dari :

- Pemasaran.

- Pos Keliling Desa (PKD).

- Kantor Pos Cabang (KPC).

13. Supervisor Pengolahan Pos, terdiri dari :

- Sortir Trier.
- Kiriman terima kantor pos.

- Surat Kilat Khusus (SKH).

14. Supervisor Bisnis dan Logistik, terdiri dari :

- Loket paket Pos Luar Negeri dan Paket Luar Negeri.

- Proses paket Pos Luar Negeri dan Paket Pos Luar Negeri.

- Bea Kiriman Luar Negeri.

15. Supervisor Antaran, terdiri dari :

- Antaran Surat Standar Dalam Negeri/Luar Negeri.

- Antaran Pos Express.

- Antaran Surat Prioritas Dalam Negeri/Luar Negeri.

Untuk kegiatan usaha PT Pos Indonesia Banda Aceh :

1. Memberikan pelayanan pada masyarakat dalam pengiriman surat kilat

khusus, express dokumen dan pake pos.

2. Memberikan pelayanan bagi masyarajat yang ingin membuka rekening giro.

3. Menerima tabungan dalam bentuk tabanas.

4. Melayani pengiriman Uang melalui Wesel Pos dan Western union.

5. Menerima setoan pajak, Pembayaran listrik, TV berlangganan, dan

pembayaran kredit.

6. Melayani penjualan benda-benda pos seperti materai, perangko sampul

surat dan surat pos.


2.1.3 Visi dan Misi

Setiap perusahaan memiliki visi dan misi, Begitu juga dengan PT Pos

Indonesia Banda Aceh. Adapun visi PT Pos Indonesia Banda Aceh adalah

senantiasa berupaya untuk menjadi penyedia sarana komunikasi kelas dunia yang

peduli terhadap lingkungan yang dikelola oleh SDM yang profesional sehingga

mampu memberikan layanan yang terbaik bagi masyarkat serta tumbuh dan

berkembang sesuai konsep bisnis yang sehat.

Sedangkan misi PT Pos Indonesia adalah :

1. Berkomitmen kepada pelanggan untuk menyediakan layanan yang selalu

tepat waktu dan nilai yang terbaik.

2. Berkomitmen kepada karyawan untuk memberikan iklim kerja yang aman,

nyaman dan menghargai kontribusi.

3. Berkomitmen kepada pemegang saham untuk memberikan hasil usaha yang

menguntungkan dan terus bertumbuh.

4. Berkomitmen untuk berkontribusi positif kepada masyarakat.

5. Berkomitmen untuk berprilaku transparan dan terpercaya kepada seluruh

pemangku kepentingan.

2.1 Lama Waktu Praktek

Praktek kerja lapangan (PKL) yang penulis laksanakan di PT Pos Indonesia

Banda Acrh adalah selama 2 bulan, yaitu dimulai dari tanggal 9 februari 2016

sampai 8 april 2016. Selama melakukan kerja Praktek di PT Pos Indonesia Banda
Aceh penulis banyak mendapatkan ilmu dan wawasan. Waktu jam kerja dimulai

dari pukul 08.00 WIB sampai dengan selesai yaitu 17.00 WIB. Jam kerja tersebut

berlaku setiap hari kerja yaitu Senin sampai hari Jum’at.

2.2 Kegiatan Selama Praktek

Saat melakukan kerja praktek selama 2 bulan di PT Pos Indonesia Banda Aceh,

penulis mendapat banyak manfaat dan pengalaman. Secara keseluruhan kegiatan

yang penulis lakukan di PT Pos Indonesia Banda Aceh adalah sebagai berikut :

1. Menginput Data Surat.

2. Memasukkan nomor resi dengan menggunakan barcode.

3. Mengentri data surat.

4. Mengirim surat ke bagian Antaran.

5. Mencetak Backsheet.

6. Melacak resi yang hilang.

7. Meleges surat

8. Mengisi laporan harian.


BAB III

GAMBARAN UMUM SISTEM AKUNTANSI PENGELUARAN KAS

PADA PT BOS INDONESIA BANDA ACEH

3.1 Pengertian pengeluaran Kas


Kas adalah aset lancar yang sangat penting bagi suatu perusahaan karena

dengan kas setiap perusahaan dapat melakukan kegiatan operasionalnya. Kas juga

merupakan aset yang paling lancar dibangdingkan dengan aset lainnya.

Menurut Soermarso S.R ( 2004 : 299 ) pengeluaran kas adalah suatu transaksi

yang menimbulkan berkurangnya saldo kas dan bank milik perusahaan yang

diakibatkan adanya pembelian tunai, pembayaran utang maupun hasil transaksi

yang menyebabkan berkurangnya kas.

Menurut James A.Hall (2004 : 233) pengeluaran kas adalah sistem pengeluaran

kas yang memproses pembayaran kewajiban yang dihasilkan oleh sistem

pembelian.

Menurut Mulyadi (2010 : 509 ) “Pengeluaran kas adalah suatu catatan yang

dibuat untuk melaksanakan kegiatan pengeluaran Baik oleh cek maupun uang tunai

yang digunakan utnuk kegiatan umum perusahaan.

Menurut Azhar Susanto (2004:211), pengeluaran kas adalah transaksi yang

mengakibatkan berkurangnya saldo kas tunai dan atau rekening bank milik
perusahaan, baik karena pembelian tunai, pembayaran utang maupun pengeluaran-

pengeluaran lainnya.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengeluaran kas adalah suatu

hal yang melibatkan catatan-catatan atas transaksi-transaksi yang mengakibatkan

berkurangnya saldo-saldo kas tunai, dan atau rekening bank milik perusahaan baik

yang berasal dari pembelian tunai, pembayaran utang, pengeluaran transfer maupun

pengeluaran-pengeluaran lainnya.

3.2 Tujuan Pengeluaran Kas

Di setiap perusahaan setiap pengeluaran kas dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan operasional perusahaan itu. Adapun tujuan pengeluaran kas pada PT Pos

indonesia adalah sebagai berikut :

a. Membayar Gaji karyawan PT Pos Indonesia

b. Membayar biaya Pemeliharaan kendaraan

c. Membeli Aset Tetap

d. Membeli peralatan dan perlengkapan kantor

e. Membayar biaya Asunransi

f. Membayar biaya adminitrasi

g. Membayar Utang PT Pos Indonesia

h. Membayar uang pensiun


3.3 Bagian yang terkait dengan pengeluaran kas

Saat akan melakukan pengeluaran kas terdapat beberapa fungsi yang akan

terlibat dalam kegiatan tersebut. Dan pihak pihak yang terkait dalam pengeluaran

kas adalah sebagai berikut :

1. Bagian yang memerlukan pengeluaran kas

Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas, bagian ini akan mengajukan

permintaan pengeluaran kas dengan membuat surat pengajuan permintaan

pembayaran yang disetujui oleh bagian yang berwenang.

2. Bagian Keuangan

Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas, bagian ini bertanggung jawab

untuk melakukan pengisian cek, meminta otorisasi atas cek dan mengirimkan

kepada kreditur kas atau membayar langsung kepada kreditur.

3. Bagian Akuntansi

Dalam sistem Akuntansi pengeluaran kas fungsi ini bertanggung jawab

untuk melakukan perhitungan kas (cash count) secara periodik dan mencocokan

hasil perhitungannya dengan saldo kas menurut catatan akuntansi (akun kas

dalam buku besar) fungsi ini juga bertanggung jawab untuk melakukan

pemeriksaan secara mendadak terhadap saldo kas yang ada ditangan dan

membuat rekonsialisasi bank secara periodik.

4. Kepala Kantor
Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas di Pos indonesia banda aceh,

kepala kantor adalah bagian yang melakukan otorisasi dan melakukan

persetujuan atas dokumen yang terkait dengan pengeluaran kas.

5. Bagian Audit intern

Bagian ini bertanggung jawab untuk melakukan perhitungan kas (cash

count) secara periodik dan mencocokan hasil perhitungannya dengan saldo las

menurut catatan akuntansi (akun kas dalam buku besar). Fungsi ini juga

bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan secara mendadak (surprised

audit) terhadap saldo kas yang ada ditangan dan membuat rekonsialisasi bank

secara periodik.
BAB IV
SISTEM AKUNTANSI PENGELUARAN KAS PADA PT POS
INDONESIA BANDA ACEH

4.1 Prosedur Pengeluaran Kas


Mulyadi (2013 :5) mengemukakan bahwa definisi sistem dan prosedur adalah :

“Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu
untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Prosedur adalah suatu urutan
kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau
lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan serta seragam transaksi perusahaan
yang terjadi berulang-ulang.
Seperti halnya penerimaan uang, prosedur pengeluaran kas perlu dirancang

sedemkian rupa sehingga hanya pengeluaran. Pengeluaran yang telah disetujui dan

betul betul untuk perusahaan disajikan yang dicatat dalam pembukuan perusahaan.

Pada dasarnya untuk dapat menghasilkan sistem pengendalian yang baik prosedur

pengeluaran kas harus memperhatikan hal hal sebagai berikut :

1. Semua pengeluaran dilakuka dengan cek. Pengeluaran pengeluaran dalam

jumlah kecil dilakukan melalui dana kas kecil


2. Semua prngeluaran kas harus memperoleh persetujuan dari yang berwenang

terlebih dahulu.

3. Terdapat pemisahan tugas antara yang berhak menyetujui pengeluaran kas,

yang menyimpan uang kas dan melakukan pengeluaran serta mencatat

pengeluaran kas.

Sistem pengeluaran kas juga memiliki prosedur yang dirancang sedemikian rupa

sehingga terhindar dari pencurian, kehilangan kas ataupun pengeluaran-

pengeluaran yang tidak tepat pengalokasiannya, sehingga hanya pengeluaran-

pengeluaran yang telah disetujui dan betul-betul untuk kegiatan perusahaan saja

yang dicatat dalam pembukuan perusahaan. Prosedur pengeluaran kas adalah suatu

kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk melakukan sebuah transaksi

atau pembayaran biaya. Selain itu, prosedur pengeluaran kas dapat diartikan pula

sebagai prosedur pengeluaran cek untuk melunasi utang yang sudah disetujui dan

mencatat pengeluaran kas, serta pengeluaran-pengeluaran lain yang berhubungan

dengan kegiatan operasional perusahaan.

Adapun prosedur pengeluaran kas pada PT Pos indonesia Banda Aceh adalah

sebagai berikut:

1. Prosedur permintaan cek

Dalam prosedur ini fungsi yang memerlukan pengeluaran kas mengajukan

permintaan pengeluaran kas dengan membuat nota permintaan pembayaran

kepada direktur keuangan yang ditangani oleh pihak yang memerlukan

pengeluaran kas, manajer keuangan,manajer akuntansi dan kepala kantor.


Setelah mendapat persetujuan dari direkutur keuangan bagian yang

memerlukan pengeluaran kas membuat surat perintah bayar yang ditandangani

oleh bagian yang memerlukan pengeluaran kas,manajer keuangan,manajer

akuntansi dan disetujui oleh kepala kantor.yang dilengkapi dengan lampiran

terkait.

2. Prosedur pembuatan bukti kas keluar.

Berdasarkan dokumen pendukung seperti nota permintaan pembayaran

dan surat perintah bayar maka bagian akuntansi akan membuat bukti kas

keluar yang ditandangani oleh manajer akuntansi dan kepala kantor.

3. Prosedur pembayaran kas

Dalam prosedur ini, bagian keuangan akan mengisi cek, meminta tanda

tangan atas cek kepada kepala kantor, dan memberikan cek tersebut kepada

pihak yang memerlukan pengeluaran kas

4. Prosedur pencatatan kas keluar

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi akan mencatat pengeluaran kas di

dalam jurnal pengeluaran kas.

4.2 Dokumen pengeluaran kas

Dokumen adalah alat yang digunakan untuk mengetahui pengunaan wewenang

untuk memberikan otorisasi terjadinya transaksi di dalam suatu perusahaan.


Oleh sebab itu, pengunaan dokumen harus diawasi pengunaanya agar tidak

terjadi penyimpangan.

PT Pos Indonesia dalam melakukan pengeluaran kas selalu disertai dengan

dokumen dokumen yang diotorisasi oleh pejabat yang berwenang yang akan

menjadi bukti transaksi dalam melakukan pencatatan sehingga laporan yang

disajikan mudah diawasi. Adapun dokumen di PT Pos indonesia Banda Aceh

adalah :

1. Bukti kas keluar

Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas kepada bagian

keuangan sebesar yang tercantum dalam dokumen. Disamping itu dokumen ini

berfungsi sebagai surat pemberitahuan yang dikirmkan kepada krediut dokumen

sumber bagi pencatatan berkurangnya utang.

2. Cek

Cek merupakan dokumen yang digunakan untuk memerintahkan bank

melakukan pembayaran sejumlah uang kepada orang atau organisasi yang

namanya tercantum pada cek.

3. Bilyet Giro

Surat perintah dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro

nasabah tersebut, untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekening yang

bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan namanya atau nomor

rekening pada bank yang sama atau bank yang lain.


4. Nota Permintaan Pembayaran

Nota permintaan pembayaran adalah dokumen yang digunakan untuk

membuat permintaan permintaan pengeluaran kas yang diotorisasi oleh pejabat

yang berwenang.

4.3 Pencatatan Pengeluaran Kas PT Pos

Setiap terjadinya transaksi setiap perusahaan harus melakukan pencatatan. PT

Pos Indonesia Banda Aceh dalam melakukan pengeluaran kas selalu melakukan

pencatatan agar mudah diperiksa. Berikut ini merupakan contoh pencatatan

Pengeluaran kas pada PT Pos

Melakukan pembelian Kendaraan secara tunai

Kendaraan Kantor xxx

Kas besar xxx

Melakukan Pembayaran Utang pada Bank Swasta

Utang usaha xxx

Kas besar xxx

Membayar Gaji Karyawan

Beban Gaji xxx

Kas besar xxx


4.3 Pengendalian intern pengeluaran kas pada PT Pos

Sistem pengendalian intern yang baik dalam sistem kas mensyaratkan agar

dilibatkan pihak luar (bank) ikut serta dalam mengawasi kas perusahaaan dengan

cara sebagai berikut :

1. Semua penerimaan kas harus disetor penuh ke bank pada hari yang sama

dengan penemrimaan kas atau pada hari kerja berikutnya

2. Semua pengeluaran kas dilakukan dengan cek

3. Pengeluaran Kas yang tidak dapat dilakukan dengan cek (karena jumlahnya

kecila) dilakukan melalui dana kas kecil yang diselenggarakn dengan

imprest system.

Adapun unsur pengendalian adalah sebagai berikut :

1. Fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi. Pada PT Pos

indonesia banda aceh unsur ini dipisahkan yang membuat unsur sistem

pengendalian intern mengharuskan pemisahan fungsi akuntansi dari fungsi

penyimpanan, agar data akuntansi yang dicatat dalam catatan akuntansi

terjamin keandalannya. Dalam sistem kas, Fungsi penyimpanan kas akan

dipegang oleh bagian keuangan yang harus dipisahkan dengan fungsi

akuntansi yang dipegang oleh bagian jurnal yang menyelenggarakan

register cek atau jurnal pengeluaran kas dan jurnal penerimaan kas. Dengan

pemisahan ini, catatan akuntansi yang diselenggarakan oleh fungsi

akuntansi dapat berfungsi sebagai pengawasan semua mutasi kas yang

disimpan oleh fungsi penyimpanan kas.


2. Transaksi pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh bagian

keuangan sejak awal sampai akhir, tanpa campur tangan dari fungsi lain.

Unsur sistem pengendalian intern mengharuskan pelaksanaan setiap

transksaksi oleh lebih dar fungsi agar tercipta adanya internal check, dalam

transaski kas, bagian keuangan adalah pemegang fungsi penerimaan kas,

pengeluaran kas, dan fungsi penyimpanan kas. Transaksi penerimaan kas

dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi penerimaan kas, dan fungsi

akuntansi.Transkasi pengeluaran kas dilaksanakan oleh fungsi pembelian,

penerimaan barang, fungsi akuntansi dan fungsi pengeluaran kas. Dengan

pelaksanaan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas oleh lebih dari satu

fungsi ini, kas perusahaan terjamin keamannya dan data akuntansi yang

dicatat dalam catatan akuntansi dapat dijamin ketelitian dan keandalannya.

3. Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari kepala kantor. Transaksi

pengeluaran kas diotorisasi oleh kepala kantor dengan menggunakan

dokumen bukti kas keluar. Berdasarkan bukti kas keluar ini kas perusahaan

berkurang dan catatan akuntansi dimuktahirkan (up dated)

4. Pembukaan dan penutupan rekening bank harus mendapat persetujuan dari

kepala kantor

5. Sistem pengendalian intern mengharuskan setiap pembukaan dan

penutupan rekening bank mendapat persetujaun dari manajemen puncak.

Rekening giro perusahaan di bank merupakan sarana untuk menerima dan

mengeluarkan kas perushaan. Jiak terjadinya Pembukaan dan penutupan

rekening giro perusahaan di bank tanpa otorisasi dari kepala kantor, akan
terbuka kemungkinan penyaluran peberimaan kas perusahaan ke rekening

giro yang tidak sah dan pengeluaran kas perusahaan untuk kepentingan

pribadi.

6. Pencatatan dalam jurnal Pengeluaran Kas harus didasarkan atas bukti kas

keluar yang telah mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang dan yang

dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap. Sistem pengendalian

intern mengharuskan setiap pencatatan ke dalam catatan akutansi

didasarkan pada dokumen sumber yang diotorisasi oleh kepala kantor dan

yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap, yang telah

diproses melalui sistem otorisasi yang berlaku.

7. Saldo kas yang ada ditangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian

atau pengunaan yang tidak semestinya. Dalam sistem kas seperti yang

digambarkan di atas, saldo kas yang ada ditangan adalah berupa dana kas

kecil dan penerimaan kas dari penjualan tunrai dan dari piutang yang belum

disetor ke bank. Saldo kas ini perlu dilindungi dari kemungkinan pencurian

yang dengan cara menyimpannya dalam lemari besi dan menempatkan kasir

di suatu ruangan tepisah.

8. Dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksi pengeluaran kas harus

dibibihi cap lunas oleh bagian keuangan setelah transaksi pengeluaran kas

dilaukan. Dalam transaksi pengelyaran kas bukti kas keluar dibuat oleh

fungsi akuntansi setelah dokumen pendukungnya lengkap, bukti kas keluar

ini merupakan dokumen perintah dari kepala kantor kepada bagian

keuangan. Oleh karena itu, untuk menghindari pengunaan dokumen


pendukung lebih dari satu kali sebagai dasar pembuatan kas keluar, fungsi

keuangan harus membubuhkan tanda cap lunas pada bukti kas keluar

beserta dokumen pendukungnya segera setelah pengiriman cek kepada

kreditur dilakukan.

9. Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengam cek atas nama perusahaan

penerimaan pembayaran atau dengan pemindahanbukuan. Pembayaran

denganc cek dapat dilakukan dengan dua cara : menuliskan kata tunrai dan

dengan menuliskan nama penerima cek yang dituju. Pembayaran melalui

bank dapat pula dilakukan dengan pemindahbukuan dana dari rekening giro

perusahaan pembayar ke rekening giro perusahaan penerima. Pembayaran

dengan menggunaka cek atas nama dan dengan cara pemindahbukuan

dilakukan agar perusahan memperoleh kepastian bahwa kas yang dilakukan

sampai ke alamat yang dituju (tidak di tangan pribadi penagih atau

karyawan perusahaan penerima).

10. Jika pengeluaran kas hanya menyangkut jumlah yang kecil, pengeluaran ini

dilakukan melalui dana kas kecil, yang akuntansinnya diselenggarakan

dengan imprest system. Agar catatan akuntansi perusahaan dapat diawasi

ketelitian dan keandalannya dengan menggunakan jasa pihak luar yang

bebas, setiap pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek. Pengeluaran kas

yang tidak dapat dilakukan dengan cek (karena jumlah relatif kecil)

dilakukan mealui dana kas kecil yang penyelenggaraanya dengan imprest

system.
11. Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang ada ditangan

dengan jumlah kas menurut catatan. Penghitungan fisik kas (cash count)

yang ada di tangan perusahaan harus dilakukan secara periodik untuk

mencegah karyawan perusahaan melakukan penyelewangan pengeluaran

kas.

12. Kas yang ada ditangan ( cash in safe) dan kas yang ada diperjalanan ( cash

in transit) diasuransikan dari kerugian. Jika kas yang ada ditangan dan kas

yang ada diperjalanan jumlahnya relatif besar, sehingga diperkirakan akan

timbul kerugian yang besar jika terjadi perampokan atau pencurian,

perusahaan sebaikanya menutup asuransi untuk menghindar risiko tersebut.

13. Kasir diasuransikan (Fidelity Bond Insurance) Untuk menghindari kerugian

akibat penyelewangan kas yang dilakukan oleh karyawan yang diserahi

tugas sebagai penyimpanan kas, karyawan tersebut perlu diasuransikan.

Fidelity bond insurance menjamin penggantian atas kerugian yang timbul

seabagai akibat penyelewangan yang dilakukan oleh kasir.

14. Kasir dilengkapi dengan alat-alat mencegah terjadinya pencurian kas yang

ada ditangan (mislanya Mesin Register kas, Almari besi, dan strong room)

Untuk menjaga fisik kas yang ada ditangan, bagian keuangan diberi

perlengkapan yang memadai. Umumnya setiap perusahaan menempatkan

bagian keuangan dalam suatu ruangan yang tidak 15. setiap karyawan

diperkenankan melakukan akses ke dalamnya, tanpa ijin dari pejabat yang

berwenang. Mesin register kas, almari besi dan strong room merupakan
perlengkapan yang biasa disedikan oleh bagian keuangan untuk melidnungi

kas yang ada di tangan perusahaan.

15. Semua nomor cek yang harus dipertanggungjawabkan oleh bagian

keuangan. Karena formulir cek berfungsi sebagai perintah kepada bank

untuk membayarkan senjumlah uang perusahaan kepada orang tertentu atau

kepada pembawa cek tersebut, maka pengunaan cek diawasi dengan

mengontrol pengunaan nomor urut cek tersebut. Setiap nomor cek harus

dipertanggung jawabkan oleh bagian keuangan, karena bagian ini bertugas

untuk mengisi cek (berdasarkan bukti kas keluar yang diterbitkan oleh

fungsi pencatatan utang) dan memintakan otoritas atas cek tersebut kepada

kepala kantor.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Sebagai pembahasan akhir penulis akan mengambil kesimpulan dari pembahasan

yang telah penulis bahan dalam bab bab sebelumnya kemudian akan memberikan

saran atas pengamatan dalam praktek kerja lapangan yang bermanfaat bagi

organisasi

5.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis terhadap sistem akuntansi

pengeluaran kas pada PT Pos indonesia, maka dapat disimpulkan bahwa

pengeluaran kas telah dilaksanakan dengan sangat baik dimana setiap

transaksi terdapat bukti pendukung.

2. Tujuan pengeluaran kas adalah untuk melakukan pembayaran terhadap

utang dan pembayaran operasional perusahaan.

3. Ada dua sistem yang dilakukan pt pos indonesia yaitu menggunakan cek

dan uang tunai melalui dana kas kecil.

4. Setiap akan melakukan pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari

pejabat yang berwenang.

5. Terdapat pemeriksaan dari pusat untuk melakukan pengecekan secara

berkala.
5.2 Saran.

Adapun saran penulis terhadap perusahaan yang mungkin berguna :

1. Tanggung jawab untuk penerimaan kas harus dipisahkan dari

tanggung jawab pengeluaran kas

2. Sebaiknya diadakan pemantauan terhadap prosedur-prosedur yang

ada secara berkala dan teratur

3. Tetap menciptakan sistem-sistem baru yang dapat mempermudah

pekerjaan , sehingga pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai