PENDAHULUAN
Dalam perkembangan teknologi, seperti adanya mesin fax, telepon, hp, dan
internet membuat penyampaian pesan begitu mudah dan praktis. Kemajuan
teknologi berdampak besar bagi masyarakat khususnya dalam bidang
komunikasi. Sebelum teknologi semua ini muncul, pos merupakan salah satu
sarana komunikasi jarak jauh melalui surat-menyurat. Pos adalah layanan
komunikasi surat tertulis atau surat elektronik, layanan paket, layanan logistik,
layanan transaksi keuangan, dan layanan keagenan pos untuk kepentingan
umum. Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang Pos,
penyelenggaraan pos dapat dilakukan oleh badan usaha yang berbadan hukum
Indonesia, antara lain terdiri atas Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan
Usaha Milik Daerah (BUMD), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), danKoperasi.
PT. Pos Indonesia dalam bidang jasa keuangan memberikan inovasi baru
pada usahanya dengan menerapkan sistem pembayaran yang memanfaatkan
teknologi yaitu system pembayaran Offline (System Offline Payment). System
pembayaran Offline diterapkan dengan tujuan untuk mengembangkan suatu
produk layanan yang berbasis teknologi informasi. Adanya System pembayaran
Offline ini PT. Pos Indonesia menawarkan berbagai kemudahan dan kenyamanan
pembayaran, di antaranya adalah lokasi yang lebih dekat, pelayanan yang lebih
cepat, serta tingkat keamanan lebih terjamin.
Menurut Kotler & Keller, sistem informasi terdiri dari berbagai komponen
dan informasi yang tepat dan akurat untuk digunakan para pengambil keputusan
pemasaran. Di lain hal Kadir berpendapat bahwa sistem informasi pemasaran
adalah sistem informasi yang menyediakan informasi yang dipakai oleh fungsi
pemasaran.6 Sama halnya dengan aplikasi pospay yang menggunakan System
Offline Payment Point (SOPP). PT. Pos Indonesia, System Offline Payment Point
(SOPP) telah diterapkan oleh PT. Pos Indonesia semenjak tahun 2002, dan
2
tercatat pada tahun 2016 telah menjangkau hingga 4.800 jaringan kantor pos
seluruh Indonesia dan 40.000 agen pos.7 yang terus dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
a. Untuk mendeskripsikan jenis layanan jasa keuangan System Offline pada PT.
Pos Indonesia cabang Muntilan.
b. Untuk mendeskripsikan prosedur layanan jasa pembayaran menggunakan
System Offline pada PT. Pos Indonesia cabangMuntilan.
3
1.5 Sistematika Penulisan Laporan Magang
Secara garis besar laporan magang ini dijabarkan dalam empat Bab dengan
sistematika penulisan sebagai berikut:
A. BAB I PENDAHULUAN
Pada BAB ini menjelaskan tentang latar belakang praktek kerja industri,
tujuan praktek kerja industri, sistematika penulisan laporan
B. BAB II PEMBAHASAN
Pada BAB ini menjelaskan tentang isi judul
D. BAB IV PENUTUP
Pada BAB ini berisi kesimpulan dan saran
4
BAB II
PEMBAHASAN
6
2.2 Pelayanan Publik
Dalam bisnis, kita mengetahui bahwa bisnis tidaklah hanya tentang produk
tetapi ada juga bisnis atau usaha yang bergerak di bidang jasa, di mana di dalam
bisnis yang menjual produk maka hal yang kita nilai adalah produk fisik dari hal
tersebut. Namun berbeda dengan bisnis atau usaha yang bergerakdi bidang jasa di
mana yang dijual adalah dalam bentuk jasa. Kedua jenis usahaatau jenis bisnis ini
sama-sama mempunyai kesulitan di bidangnya masing- masing di mana di
bidang produk orang amat sangat melakukan penilaian terhadap produknya
sedangkan dalam hal jasa mereka sangat menilai dalam hal bagaimana cara
seseorang diperlakukan dengan jasa tersebut atau biasanya disebut dengan
pelayanan, dalam hal produk setiap orang pastinya ingin memperoleh produk
7
yang baik dan terbaik sesuai dengan biaya yang dikeluarkan, lain hal nya dengan
jasa maka setiap orang yang mengeluarkan biaya yang sesuai juga menginginkan
jasa yang baik dan terbaik pula.
Selain itu, definisi yang dirumuskan oleh Goetsh dan Davis yang dikutip
oleh Fandy Tjiptono dalam bukunya Manajemen Jasa (2006:51), Kualitas
merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
Fandy Tjiptono (2014: 282) menjelaskan bahwa ada lima dimensi kualitas
pelayanan yang dapat dipakai untuk mengukur kualitas layanan seperti berikut
ini:
1. Dimensi Tampilan fisik (Tangible) yang diberikan perusahaan kepada
konsumen meliputi fasilitas fisik, perlengkapan pegawai, dan sarana
komunikasi.
2. Dimensi Keandalan (Reliability) yang diberikan perusahaan dalam bentuk
kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan dengan segera
(kecepatan), keakuratan dan memuaskan.
3. Dimensi Daya Tanggap (Responsiveness) yang diberikan perusahaan dalam
bentuk keinginan para staff untuk membantu para konsumen dan
memberikan pelayanan dengan tanggap.
8
4. Dimensi Jaminan (Assurance) yang diberikan perusahaan mencangkup
pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dipercaya yang dimiliki para
staff, bebas dari bahaya, risiko atau keragu–raguan.
5. Dimensi Empati (Empathy) meliputi kemudahan dalam melakukan
hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami
kebutuhan para konsumen.
Dalam sebuah perusahaan, aturan dibuat dalam bentuk yang lebih formal,
yaitu Standard Operating Procedure atau yang kerap disebut SOP. Setiap
perusahaan tentu memiliki visi misi yang hendak dicapai, baik dalam jangka
waktu yang pendek maupun jangka panjang. Setiap visi misi yang hendak dicapai,
tentu tidak hanya melibatkan beberapa orang saja, namun seluruh anggota
perusahaan harus bergerak, agar visi misi tersebut dapat tercapai. Agar semua
anggota bergerak menuju titik yang sama, yaitu pencapaian visi misi, maka
perusahaan membutuhkan aturan, prosedur, dan sistem yang disusun dengan jelas,
lengkap, dan rapi, di situlah SOP bekerja (Fajar Nur’Aini, 2016:14).
9
1. Konsistensi
SOP dibuat agar setiap pelaksana/petugas/pegawai mengetahui standar
yang telah ditetapkan, sehingga mereka mampu menjaga konsistensi dan
tingkat kinerja petugas/pegawai/pelaksana atau tim.
2. Kejelasan Tugas
SOP dibuat agar setiap pelaksana/petugas/pegawai mengetahui dengan
jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi.
3. Kejelasan Alur
SOP dapat memperjelas alur tugas, wewenang, dan tanggung jawab
apa saja dari masing-masing pelaksana/petugas/pegawai terkait.
4. Melindungi Organisasi
Secara tidak langsung, SOP dibuat dengan tujuan untuk melindungi
organisasi atau unit kerja, serta petugas atau pegawai dari tindakan mal-
praktik, atau kesalahan yang bersumber dari administrasi atau faktor lainnya
yang dapat berdampak buruk bagi keberlangsungan hidup organisasi.
5. Meminimalisasi Kesalahan
Dengan kejelasan tugas, alur, tanggung jawab dan wewenang, maka
setiap pelaksana/petugas/pegawai dapat meminimalisasi atau menghindari
kegagalan,kesalahan, keraguan, dan duplikasi dalam bekerja.
6. Efisiensi
SOP dibuat dengan tujuan membuat semua pekerjaan menjadi lebih
efisien. Semua aktivitas kerja diharapkan dapat lebih cepat, cermat dan tepat
sesuai dengan tujuan atau hasil yang ingin diraih, dengan bantuan SOP yang
ada.
7. Penyelesaian Masalah
SOP berisi aturan dan batasan-batasan tertentu, bisa saja dalam
pelaksanaannya terjadi gesekan antar karyawan yang menyebabkan konflik
10
yang berkepanjangan. Selain perlu adanya campur tangan supervisor atau
atasan, SOP juga dapat dijadikan landasan agar setiap karyawan dapat
bekerja sesuai koridor kembali, yaitu tunduk pada aturan dan batasan sesuai
SOP.
8. Batasan Pertahanan
Terkadang banyak pihak eksternal yang dengan seenaknya ingin
mengetahui hal-hal yang sifatnya sangat privat bagi perusahaan. Sebagai
contoh, seorang peneliti yang menginginkan untuk melakukan penelitian
perilaku kerja dari sebuah organisasi (institusi). Dengan adanya SOP yang
baku, maka pihak peneliti wajib melewati beberapa prosedur. Mereka tidak
bisa langsung menujuke bagian departemen atau bagian tertentu.
Menurut Budiharjo (2014:10) ada beberapa landasan yang diperlukan
sebagai fondasi dalam penyusunan SOP Dengan begitu SOP yang disusun
akan sangat berguna bagi perusahaan atau organisasi apapun yang
berkomitmen untuk menerapkannya. Beberapa landasan yang dimaksud
adalah kriteria dokumen SOP. Dokumen SOP perlu memiliki beberapa
kriteria yang pada dasarnya dimaksudkan agar dokumen SOP yang
dihasilkan benar-benar baik, dapat dipercaya, serta sejauh mungkin berguna
bagi perusahaan yang menerapkannya. Beberapa kriteria yang dimaksud
adalah:
Penyusunan kalimat dengan bahasa sederhana dan mudah dimengerti
Mudah untuk diterapkan
Mudah dikendalikan
Mudah diaudit
Mudah diubah disesuaikan perkembangan.
11
2.5 Pospay
12
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
Lampung 35675
Phone : (0721)253014
Nama pemilik :-
A. Visi
Menjadi pilihan utama layanan logistik dan keuangan.
14
B. Misi
Memberikan solusi layanan logistik e-commerce yang kompetitif.
Menjalankan fungsi designated operator secara profesional dan
kompetitif.
Memberikan solusi jasa layanan keuangan terintregasi yang kompetitif
dalam rangka mendukung financial inclusion berbbasis digital.
Memberikan solusi layanan dokumentassii dan otentikasi digital yang
kompetitif.
15
Hari Masuk Istirahat Selesai
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
18