Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT. Pos Indonesia merupakan sebuah badan usaha milik Negara (BUMN)

Indonesia yang bergerak dibidang layanan pos yang berbentuk pengiriman surat,

pengiriman uang maupun pengiriman paket. Kantor pos pertama didirikan di

Batavia (sekarang Jakarta) oleh Gubernur Jenderal G.W Baron van Imhoff pada

tanggal 26 Agustus 1746 dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-

surat penduduk, terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar

Jawa dan bagi mereka yang datang dari dan pergi ke Negeri Belanda. Sejak itulah

pelayanan pos telah lahir mengembangkan peran dan fungsi pelayanan kepada

publik [1].

Dengan semakin pesatnya perkembangan zaman, kini kantor Pos Medan

memiliki kantor cabang di setiap daerah guna untuk membantu pekerjaan Kantor

Pusat selain itu memudahkan masyarakat dalam menerima pelayanan Pos tanpa

harus ke PT Pos Indonesia Medan. Namun pada kenyataannya dengan

dibentuknya kantor cabang akan menimbulkan perbedaan-perbedaan baik atau

buruknya pelayanan yang dilakukan, walaupun PT Pos Indonesia menerapkan

standar operasional prosedur yang sama. Maka dari itu PT Pos Indonesia Medan

perlu mengadakan evaluasi dan penilaian terhadap kantor Pos Cabang Pembantu

yang ada, sehingga setiap kantor cabang akan memiliki tolak ukur dalam

pelayanannya. Dari permasalahan tersebut dibutuhkan solusi dalam sebuah sistem

yaitu sistem pendukung keputusan.

1
2

Sistem Pendukung Keputusan adalah sebuah sistem yang mampu

memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan

pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak

terstruktur. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam

situasi semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur. Dalam Sistem

Pendukung Keputusan terdapat beberapa metode yang sesuai dengan

pemanfaatannya diantaranya : Weight Product, Moora, Oreste, Promethee, Profile

Matching dan sebagainya [2].

Weight product (WP) adalah sebuah metode yang menggunakan

perkalian dalam mengkorelasikan rating attribut dimana ratingnya dipangkatkan

dengan bobot attribut yang bersangkutan. Proses yang digunakan sama dengan

proses normalisasi. Metode Weight product (WP) merupakan salah satu pilihan

metode Multi Attribute Decision Making (MADM) yang dapat digunakan dalam

menyelesaikan masalah pemilihan alternatif dengan banyak atribut. Dalam

masalah yang dibahas pada penelitian ini akan di rancang sebuah perangkat lunak

kedalam aplikasi pengembangan Visual Basic yang diharapkan menjadi solusi

pemecahan masalah [3].

Berdasarkan deskripsi masalah di atas maka peneliti mengangkat judul

“SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN KANTOR POS

CABANG PEMBANTU TERBAIK PADA PT. POS INDONESIA KCU

MEDAN 20000 MENGUNAKAN METODE WEIGHT PRODUCT (WP).”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dibuat perumusan

masalahnya yaitu :
3

1. Bagaimana menganalisis permasalahan dalam menentukan Kantor Pos Cabang

Pembantu terbaik dengan tepat?

2. Bagaimana mengimplementasikan solusi atas masalah menentukan Kantor Pos

Cabang Pembantu terbaik dalam aplikasi menggunakan metode Weight

Product?

3. Bagaimana mengimplementasikan aplikasi yang dimaksud dalam menentukan

Kantor Pos Cabang Pembantu terbaik?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam skripsi ini dibuat agar penulisan skripsi yang

dilakukan lebih terarah, sehingga pembahasannya tidak menyimpang dari tujuan

yang ingin dicapai, maka diberi batasan sebagai berikut.

1. Sumber Data Alternatif diambil dari PT.Pos Indonesia KCU Medan 20000.

2. Kriteria yang dijadikan sebagai acuan adalah pelayanan, jumlah customer,

transaksi yang dilayani tiap bulan, dan jam kerja.

3. Sistem yang dibangun aplikasi pengembangan Visual Basic.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis permasalahan dalam menentukan Kantor Pos Cabang

Pembantu terbaik dengan tepat.

2. Untuk mengimplementasikan solusi atas masalah menentukan Kantor Pos

Cabang Pembantu terbaik dalam aplikasi menggunakan metode Weight

Product.
4

3. Untuk mengimplementasikan aplikasi yang dimaksud dalam menentukan

Kantor Pos Cabang Pembantu terbaik.

1.5 Manfaat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan agar dapat memberikan manfaat

untuk semua pihak yang membutuhkannya, diantaranya

1. Agar membantu pihak PT. Pos Indonesia dalam menentukan cabang pembantu

yang terbaik dan dapat meningkatkan pelayanan pos kepada masyarakat

khususnya wilayah Medan.

2. Dapat menyeragamkan pelayanan yang dilakukan setiap unit cabang.

3. Membantu meningkatkan dan memotivasi cabang lain dalam pelayanan kepada

masyarakat

4. Dapat membantu mahasiswa dalam memahami metode Weight Product serta

penerapannya pada penentuan kelayakan suatu kantor cabang pembantu.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 POS Indonesia

Pos Indonesia merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Indonesia yang bergerak di bidang layanan pos. Saat ini, bentuk badan usaha Pos

Indonesia merupakan Perseroan Terbatas dan sering disebut dengan PT. Pos

Indonesia. Bentuk usaha Pos Indonesia ini berdasarkan Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1995. Peraturan Pemerintah tersebut berisi

tentang pengalihan bentuk awal Pos Indonesia yang berupa perusahaan umum

(perum) menjadi sebuah perusahaan persero.

Berdiri pada tahun 1746, saham Pos Indonesia sepenuhnya dimiliki oleh

Pemerintah Indonesia. Saat ini Pos Indonesia tidak hanya melayani jasa pos dan

kurir, tetapi juga jasa keuangan, ritel, dan properti, yang didukung oleh titik

jaringan sebanyak lebih dari 4.000 kantor pos dan 28.000 Agen Pos yang tersebar

di seluruh wilayah Indonesia [4].

Sejarah mencatat keberadaan Pos Indonesia begitu panjang, Kantor Pos

pertama didirikan di Batavia (sekarang Jakarta) oleh Gubernur Jenderal G.W

Baron van Imhoff pada tanggal 26 Agustus 1746 dengan tujuan untuk lebih

menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama bagi mereka yang berdagang

dari kantor-kantor di luar Jawa dan bagi mereka yang datang dari dan pergi ke

Negeri Belanda. Sejak itulah pelayanan pos telah lahir mengemban peran dan

fungsi pelayanan kepada publik.Setelah Kantorpos Batavia didirikan, maka empat

1
2

tahun kemudian didirikan Kantorpos Semarang untuk mengadakan perhubungan

pos yang teratur antara kedua tempat itu dan untuk mempercepat pengirimannya.

Rute perjalanan pos kala itu ialah melalui Karawang, Cirebon dan Pekalongan.

Pos Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan status mulai dari

Jawatan PTT (Post, Telegraph dan Telephone). Badan usaha yang dipimpin oleh

seorang Kepala Jawatan ini operasinya tidak bersifat komersial dan fungsinya

lebih diarahkan untuk mengadakan pelayanan publik. Perkembangan terus terjadi

hingga statusnya menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN

Postel). Mengamati perkembangan zaman dimana sektor pos dan telekomunikasi

berkembang sangat pesat, maka pada tahun 1965 berganti menjadi Perusahaan

Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro), dan pada tahun 1978 berubah menjadi

Perum Pos dan Giro yang sejak ini ditegaskan sebagai badan usaha tunggal dalam

menyelenggarakan dinas pos dan giropos baik untuk hubungan dalam maupun

luar negeri. Selama 17 tahun berstatus Perum, maka pada Juni 1995 berubah

menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Pos Indonesia (Persero).

Dengan berjalannya waktu, Pos Indonesia kini telah mampu menunjukkan

kreatifitasnya dalam pengembangan bidang perposan Indonesia dengan

memanfaatkan insfrastruktur jejaring yang dimilikinya yang mencapai sekitar 24

ribu titik layanan yang menjangkau 100 persen kota/kabupaten, hampir 100

persen kecamatan dan 42 persen kelurahan/desa, dan 940 lokasi transmigrasi

terpencil di Indonesia. Seiring dengan perkembangan informasi, komunikasi dan

teknologi, jejaring Pos Indonesia sudah memiliki lebih dari 4.800 Kantorpos, serta

dilengkapi electronic mobile pos di beberapa kota besar. Semua titik merupakan

rantai yang terhubung satu sama lain secara solid & terintegrasi. Sistem Kode Pos
3

diciptakan untuk mempermudah processing kiriman pos dimana tiap jengkal

daerah di Indonesia mampu diidentifikasi dengan akurat [4].

2.2 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Sistem Pendukung Keputusna sebagai suatu informasi berbasis komputer

yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu manajemen

dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur maupun tidak

terstruktur dengan menggunakan data dan model.

2.2.1 Konsep Sistem Pendukung Keputusan

Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) pertama kali diungkapkan

pada tahun 1970 oleh Michael Scoot Morton dengan istilah Management

Decision System. Kemudian sejumlah perusahaan, lembaga penelitian dan

perguruan tinggi mulai melakukan penelitian dan membangun sistem pendukung

keputusan, sehingga dari produksi yang dihasilkan dapat disimpulkan bahwa

sistem ini merupakan suatu sistem yang berbasis komputer yang ditujukan untuk

membantu pengambilan keputusan dalam memanfaatkan data dan model tertentu

untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur [6].

DSS merupakan system yang memberikan fasilitas yang menyediakan

informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk

membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semi tersetruktur dan

situasi yang tidak tersetruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana

keputusan seharusnya dibuat.

2.2.2 Pengertian Sistem

Sistem merupakan kumpulan sub-sub sistem (elemen) yang saling

berkorelasi satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem
4

merupakan kumpulan elemen yang saling berkaitan yang bertanggung jawab

memproses masukan (input) sehingga menghasilkan keluaran (output).

Secara Sederhana Sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau

himpunan dari unsur, komponen, atau variable yang terorganisir, saling

berinteraksi, saling ptergantung satu sama lain, terpadu [7].

2.2.3 Pengertian Keputusan

Keputusan merupakan kegiatan memilih suatu strategi atau tindakan dalam

pemecahan masalah tertentu. Tindakan memilih strategi atau aksi yang diyakini

manajer akan memberikan solusi terbaik atas sesuatu disebut pengambilan

keputusan. [11]

2.2.4 Jenis-jenis Keputusan

Suatu keputusan yang diambil untuk menyelesaikan suatu masalah dilihat

dari keterstrukturannya yang bisa dibagi menjadi bermacam macam klasifikasi

dalam sistem pendukung keputusan dalam berbagai aspek permasalahan. berikut

adalah jenis-jenis keputusan:

1. Keputusan terstruktur (structure decision)

Keputusan terstruktur adalah keputusan yang dilakukan secara berulang-ulang

dan bersikap rutin. Misalnya, keputusan pemesanan barang dan keputusan

penagihan piutang.

2. Keputusan semiterstruktur (semistructured decision)

Keputusan semiterstruktur adalah keputusan yang memiliki dua sifat.

Sebagian keputusan bisa ditangani oleh computer dan yang lain tetap harus

dilakukan oleh pengambil keputusan. Contoh keputusan jenis ini adalah

pengevaluasian kredit, penjadwalan produksi, dan pengendalian sediaan.


5

3. Keputusan tak terstruktur (unstructured decision)

Keputusan tak terstruktur adalah keputusan yang penanganannya rumit

karena tidak terjadi berulang-ulang atau tidak selalu terjadi.

2.2.5 Komponen-komponen Sistem Pendukung Keputusan

Komponen-komponen Sistem Pendukung Keputusan terdiri dari:

1. Data Management

Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai

situasi dan diatur oleh software yang disebut Database Management System

(DBMS). [12]

2. Model Management

Melibatkan model financial, statistikal, management science, atau berbagai

model kuantitatif lainnya, sehingga dapat memeberikan ke sistem suatu

kemampuan analitis, dan manajemen software yang diperlukan.

3. Communication (dialog subsistem)

User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui

subsistem ini. Ini berarti menyediakan antarmuka.

4. Knowledge Management

Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak

sebagai komponen yang berdiri sendiri.

2.2.6 Tujuan Sistem Pendukung Keputusan

Tujuan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yaitu [10]:

1. Membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi

terstruktur.

2. Mendukung penilaian manajer bukan mencoba untuk menggantikannya.


6

3. Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan manajer daripada

efisiensinya.

4. Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil keputusan

untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah.

5. Peningkatan produktivitas. Membangun satu kelompok pengambil keputusan,

terutama para pakar, bisa sangat mahal. Pendukung terkomputerisasu bisa

mengurangi ukuran kelompok dan memungkinkan para anggotanya untuk

berada di berbagai lokasi yang berbeda-beda (menghemat biaya perjalanan).

Selain itu, produktivitas staf pendukung (misalnya analis keuangan dan

hukum) bisa ditingkatkan menggunakan peralatan optimalisasi yang

menentukan cara terbaik untuk menjalankan sebuah bisnis.

6. Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang

dibuat. Sebagai contoh, semakin banyak data yang diakses, makin banyak

juga alternatif yang bisa evaluasi.

7. Berdaya saing. Manajemen dan pemberdayaan sumber daya perusahaan.

Tekanan persaingan menyebabkan tugas pengambilankeputusan menjadi

sulit.

8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemprosesan dan penyimpanan.

2.2.7 Proses Pengambilan Keputusan Dalam Sistem Pendukung Keputusan

Ada tiga fase dalam proses pengambilan keputusan.

1. Intelligence

Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian ruang lingkup

problematika secara proses pengenalan masalah masukan diperoleh, diproses

dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.


7

2. Design

Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan dan menganalisis

alternative tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi kelayakan solusi.

3. Choice

Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternative

tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian

diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan.

2.2.8 Elemen Sistem Pendukung Keputusan

Elemen sistem pendukung keputusan adalah suatu pembagian ataupun

entitas yang ada pada sistem pendukung keputusan itu sendiri. Secara konsep ada

3 (tiga) elemen yang terkait dengan sistem pendukung keputusan, yaitu :

1. Masalah.

Dalam sebuah sistem pendukung keputusan terdapat beberapa jenis masalah

yaitu: Masalah terstruktur, masalah semiterstruktur dan masalah tidak

terstruktur.

2. Solusi.

Dalam sebuah sistem pendukung keputusan terdapat beberapa jenis solusi

pemecahan masalah diantaranya yaitu: Multi Attribute Decision Making

(MADM) seperti: Metode Simple Additive Weighting (SAW), Metode Weight

Product (WP), Metode Analythical Hierarchy Process (AHP), Metode Topsis

dan lain-lain.

3. Hasil.

Hasil atau keluaran dari sebuah sistem pendukung keputusan yaitu berupa

sebuah keputusan yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur sebuah kebijakan
8

dari sebuah masalah yang diteliti atau dibahas. Keputusan merupakan

kegiatan memilih suatu strategi atau tindakan dalam pemecahan masalah

tersebut. Tindakan memilih strategi atau aksi yang diyakini manajer akan

memberikan solusi terbaik atas sesuatu itu disebut pengambil keputusan.

2.3 Metode Weight Product

Metode Weight Product (WP) adalah salah satu metode penyelesaian pada

masalah Multi-Atribut Decision Making(MADM). Metode MADM merupakan

metode pengambilan keputusan yang didasarkan pada beberapa atribut [13].

Metode Weight Product (WP) merupakan salah satu metode yang

sederhana dengan perkalian untuk menghubungkan rating atribut, dimana setiap

rating setiap atribut harus dipangkatkan dengan bobot atribut yang bersangkutan”.

Hal tersebut di atas dinamakan normalisasi [14].

Adapun algoritma penyelesaian dari metode Weight Product yaitu sebagai

berikut:

1. Langkah 1 : Mendefinisikan terlebih dahulu kriteria-kriteria yang akan di

jadikan sebagai tolak ukur penyelesaian masalah yang akan

dicari keputusannya

2. Langkah 2 : Menormalisasi setiap nilai alternatif (nilai vektor)

3. Langkah 3 : Menghitung nilai bobot preferensi pada setiap alternatif

4. Langkah 4 : Melakukan perangkingan terhadap alternatif yang telah dihitung

nilai bobot preferensinya sehingga menghasilkan keputusan yang

bermanfaat [13].
9

Berikut ini adalah rumus untuk melakukan menormalisasi setiap nilai alternatif

(nilai vektor) yaitu sebagai berikut:


n
Si=∏ X ij
Wj

j =1

Dimana

Si = Nilai Vektor

Xij = Nilai dari alternatif ke-i terhadap kriteria ke-j

Wj= Nilai Bobot kriteria Ke-j

2.4 UML (Unified Modeling Language)

Pada perkembangan teknologi perangkat lunak, diperlukan adanya

bahasa yang digunakan untuk memodelkan perangkat lunak yang akan dibuat dan

perlu adanya standarisasi agar orang di berbagai negara dapat mengerti pemodelan

perangkat lunak. Seperti yang kita ketahui bahwa menyatukan banyak kepala

untuk menceritakan sebuah ide dengan tujuan untuk memahami hal yang sama

tidaklah mudah. Oleh karena itu, diperlukan sebuah bahasa pemodelan perangkat

lunak yang dapat dimengerti oleh banyak orang [16].

Unified Modelling Language (UML) merupakan satu kesatuan dari

bahasa pemodelan yang dikembangkan oleh Booch, Object Modelling Technique

(OMT) dan Object Oriented Software Enginering (OOSE). Metode Booch dari

Grady Booch sangat terkenal dengan nama Design Object Oriented. Unified

Modelling Language (UML) adalah salah satu alat bantu yang sangat handal di

dunia pengembangan sistem yang berorientasi obyek. Hal ini disebabkan karena

UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan bagi

penggembang sistem untuk membuat cetak biru atas visi mereka dalam bentuk
10

yang baku, mudah dimengerti serta dilengkapi dengan mekanisme yang efektif

untuk berbagi dan mengkomunikasikan rancangan mereka dengan yang lain [14].

2.4.1 Use Case Diagram

Use Case atau diagram use case merupakan pemodelan yang digunakan

untuk menggambarkan sebuah kasus interaksi antara aktor dan sistem meliputi

apa yang dapat dilakukan seorang pengguna terhadap sistem yang dijalankan.

Use case diagram digunakan untuk menangkap aspek dinamis dari sistem.

Secara spesifik, use case diagram digunakan untuk mengumpulkan kebutuhan

dari sebuah sistem baik karena pengaruh internal maupun eksternal [14].

Suatu use case diagram akan ditujukan untuk menyatakan visualisasi

interaksi yang terjadi diantara pengguna (aktor) dengan sistem. Ada 2 elemen

penting yang harus digambarkan, yaitu aktor dan use case. Berikut ini adalah

simbol simbol use case diagram [18]:

Tabel 2.1 Simbol Use Case Diagram

Gambar Keterangan
Use Case menggambarkan fungsionalitas yang disediakan
sistem sebagai unit-unit yang bertukar pesan antar unit dengan
aktif, yang dinyatakan dengan menggunakan kata kerja

Include, merupakan di dalam use case lain (required) atau


pemanggilan use case oleh use case lain, contohnya adalah
pemanggilan sebuah fungsi program
11

Extend, merupakan perluasan dari use case lain jika kondisi


atau Syarat terpenuhi

Actor atau Aktor adalah Abstraction dari orang atau sistem


yang lain yang mengaktifkan fungsi dari target
sistem. Untuk mengidentifika sikan aktif, harus
ditentukan pembagian tenaga kerja dan tugas-tugas yang
berkaitan dengan peran pada konteks target sistem. Orang
atau sistem bisa muncul dalam beberapa peran.
Perlu dicatat bahwa aktor berinteraksi dengan Use
Case, tetapi tidak memiliki kontrol terhadap use case

Tabel 2.1 Simbol Use Case Diagram (Lanjutan)

Gambar Keterangan
Asosiasi antara aktor dan use case, digambarkan dengan garis
Tanpa panah yang mengindikasikan siapa atau apa yang
meminta interaksi secara langsung dan bukannya
mengindikasikan data.
Asosiasi antara aktor dan use case yang menggunakan panah
terbuka untuk mengindikasikan bila aktor berinteraksi secara
pasif dengan sistem

Boundary System, digunakan untuk memperjelas batasan


<<System>>
lingkup antara aktor dengan sistem yang sedang berjalan
ataupun digunakan

2.4.2 Activity Diagram

Diagram ini menggambarkan berbagai aktifitas dalam sistem yang

sedang dirancang, mulai dari titik awal, melalui kondisi (decision) yang mungkin

terjadi, kemudian sampai pada titik akhir. Diagram ini tidak menggambarkan

perilaku/proses internal sebuah sistem maupun interaksi antar subsistem, tetapi

lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktivitas secara umum atau

global [18].
12

Tabel 2.2 Simbol Activity Diagram

Simbol Dekripsi

Status awal Start Point, diletakkan padapojok kiri atas


dan merupakan awal aktivitas

Join (penggabungan) atau rake, digunakan


untuk menunjukkan adanya dekomposisi

Tabel 2.2 Simbol Activity Diagram (Lanjutan)

Simbol Dekripsi

Fork/percabangan, digunakan untuk


menunjukkan kegiatan yang dilakukan secara
paralel atau untuk menggabungkan dua
kegiatan paralel menjadi satu

Aktivitas Activities, menggambar kan suatu


proses/kegiatan bisnis

Percabangan / decision Decision Points, menggambar kan pilihan


untuk pengambilan keputusan, true atau false

Penggabungan / join asosiasi penggabungan dimana lebih dari satu


aktivitas digabungkan menjaadi satu

Status akhir End Point, akhir aktivitas


13

Swimlane memisahkan aktivitas yang bertanggung jawab


terhadap aktivitas yang terjadi.
Atau

2.4.3 Class diagram

Diagram kelas atau class diagram adalah diagram yang menggambarkan

struktur yang berjalan pada sistem dari segi pendefinisisan kelas-kelas yang akan

dibuat untuk membangun sistem. Kelas memiliki apa yang disebut atribut dan

metode atau operasi [19].

Tabel 2.3 Simbol Class Diagram

Simbol Dekripsi
Kelas kelas pada struktur system

Antarmuka / Sama dengan konsep interface dalam pemrograman


interface berorientasi objek

nama_Interface

Asosiasi / relasi antarkelas meliputi makna umum, asosiasi biasanya


association juga disertai dengan multiplicity

Asosiasi berarah / relasi antarkelas yang satu digunakan oleh kelas yang
directed lain, asosiasi biasanya juga disertai dengan multiplicity
association

generalisasi relasi antarkelas meliputi makna generalisasi-spesialisasi


(umum-khusus)
14

kebergantungan./. relasi antarkelas meliputi makna kebergantungan


dependency antarkelas

Agregasi / relasi antarkelas meliputi makna semua-bagian (whole-


aggregation part)

Class Diagram secara khas meliputi : Kelas (Class), Relasi Assosiations,

Generalitation dan Aggregation, attribut (Attributes), operasi (operation/method)

dan visibility, tingkat akses objek eksternal kepada suatu operasi atau attribut.

Hubungan antar kelas mempunyai keterangan yang disebut dengan Multiplicity

atau Cardinality [18].

Tabel 2.4 Simbol Kardinalitas Class Diagram

Multiplicity Penjelasan

1 Satu dan hanya satu

0..* Boleh tidak ada atau 1 atau lebih

1..* 1 atau lebih

0..1 Boleh tidak ada, maksimal 1

n..n Batasan antara. Contoh 2..4 mempunyai arti

minimal 2 maksimal 4

2.5 Aplikasi

Pemrograman Visual Berbasis Desktop adalah suatu pemrograman yang

dilakukan dengan menggunakan manipulasi dari elemen-elemen visual yang di

lakukan pada sebuah perangkat komputer tunggal secara offline yang


15

pengoperasiannya tidak bergantung pada komputer lain dalam jaringan maupun

web.

2.5.1 Microsoft Visual Basic 2010

Microsoft Visual Studio 2010 merupakan bagian dari kelompok bahasa

pemograman Visual Studio 2010 yang dikembangkan oleh Microsoft.Visual Basic

2010 terdiri dari beberapa bahasa pemograman di antaranya adalah Microsoft

Visual Basic 2010, Microsoft C# 2010, Micsoroft Visual C++ 2010, Micsoroft

Visual J# dan Visual Web Developer. [20]

Selain itu, kelebihan lain adalah memiliki Object Relational Designer

(O/RDesigner) untuk membantu mengedit LINQ ke SQL yang akan dihubungkan

dengan database dan fitur lain, seperti WPF (Windows Presentation Foundation)

dan WCF (Windows Communication Foundation). Semua hal yang baru tersebut

atas menambah kelengkapan aplikasi Microsoft Visual Basic 2010 dalam media

dan dokumen. [21]

Visual basic 2010 sering disebut juga Visual Basic 9. Visual Basic ini

terdapat dalam produk Microsoft, yaitu Visual Studio 2010. Visual studio 2010

dan semua anggotanya [22].


16

Gambar 2.2 Lembar kerja Microsoft Visual Basic 2010

Berikut ini adalah keterangan dari gambar 2.2 yang menjelaskan tentang

lembar kerja Visual Basic 2010:

1. ToolBox :adalah tempat menyimpan control yang akan kita gunakan pada

program yang dipasang pada form.

2. Form :adalah jendela untuk mendesain suatu form yang terpilih.

3. Solution Explorer :adalah sekumpulan komponen yang terkait pada suatu

projek (solution) yang sedang kita buat. Kita dapat bernavigasi komponen dari

projek kita buat atau tambahan (form, module, reference) melalui jendela

Solution Explorer ini.

4. Properties Windows :adalah jendela yang menunjukkan sekumpulan property

dari suatu komponen yang sedang kita pilih. Di sini kita dapat mengubah nilai

properti suatu komponen sesuai yang kita inginkan saat proses desain aplikasi.

Untuk menggunakan properti yaitu klik terlebih dahulu control yang ingin kita

setting.

5. Errorlist : Daftar error, peringatan dan pesan dari Visual Basic untuk

pengguna sehingga kita dapat mengantisipasi kesalahan dalam berbagai

penulisan kode serta pengoptimalan penulisan kode karena Visual Basic 2010

dilengkapi dengan kecerdasan dalam memberikan pesan peringatan atau

kesalahan dalam penulisan kode oleh penggunanya.

6. ToolBar :adalah peralatan yang berfungsi mewakili suatu perintah yang ada

pada Menu bar.

2.5.2 Microsoft Access 2010


17

Microsoft Access adalah sebuah program yang digunakan untuk mengolah

database dengan model relasional karena pada aplikasi ini terdapat lajur kolom

dan lajur baris. Selain itu Microsoft access merupakan sebuah program aplikasi

yang tergolong sangat mudah dalam pengaplikasiannya dan sangat familiar untuk

digunakan dalam pembuatan dan perancangan sistem manajemen database.

Gambar 2.3 Tampilan Microsoft Access

Melalui Microsoft access user dapat menggunakannya untuk merancang dan

mengolah database yang saling terkait antara pembuatan Table, Form, Query,

Report, Macro, Modul sehingga dapat dikoordinasikan dalam pembuatan :

Tombol Macro, Menu Drop Down, dan Menu Switchboard. Untuk menjalankan

Microsoft access 2010 dapat dilakukan dengan memilih tombol Start pada

taskbar, pilih All Program, kemudian pilih Microsoft Office Access 2010 [23].

2.5.3 Crystal Report

Crystal report adalah program yang dapat digunakan untuk membuat

laporan yang terpisah dengan program Microsoft Visual Basic. Kelebihan dari
18

Crystal Report ini adalah hasil cetaknya lebih baik dan pembuatan laporannya pun

lebih mudah disusun, hal ini dikarenakan pada Crystal Report banyak tersedia

objek dan komponen yang mudah digunakan [24].

Gambar 2.4 Crystal Report

b.

c.

d.

Komponen yang terdapat dalam Crystal Report adalah:

1 Report Header, yaitu area yang digunakan untuk informasi yang akan

dimunculkan pada halaman pertama saja. Misalnya kop surat dengan logonya

2 Page Header, yaitu area ini digunakan jika akan memunculkan informasi

yang akan muncul pada setiap halaman posisi diatas. Misalnya nama kolom

3 Detail, yaitu area yang digunakan untuk menampilkan isi data


19

4 Report Footer, yaitu area yang digunakan untuk menampilkan informasi yang

akan muncul pada halaman akhir posisi dibawah, misalnya tanda tangan,total

atau petugas

Page Footer, yaitu area untuk memunculkan data setiap halaman dan posisi

dibawah. Misalnya nomor halaman.


DAFTAR PUSTAKA

[1] Mariana, "ANALISIS STRATEGI PEMASARAN LAYANAN POS


EXPRESS PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO) MAKASSAR," Jurnal
Profitability Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, vol. 3, no. 2, 2019.

[2] E. Ningsih, "SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN


PELUANG USAHA MAKANAN YANG TEPAT MENGGUNAKAN
WEIGHTED PRODUCT (WP) BERBASIS WEB," ILKOM Jurnal Ilmiah,
vol. 9, no. 3, 2017.

[3] Maha Rani, Ricki Ardiansyah, Dian Christina1, "Sistem pendukung keputusan
pemilihan supplier cosmetic dengan metode weighted product," JRTI (Jurnal
Riset Tindakan Indonesia), vol. 6, no. 1, 2021.

Anda mungkin juga menyukai