Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan adalah salah satu hewan yang hidup di air yang menjadi salah satu dari

sekian banyak bahan makanan yang dibutuhkan manusia. Potensi usaha perikanan

pun semakin menggiurkan karena budidaya ikan air tawar memiliki kenaikan

permintaan dari kebutuhan rata-rata yang ada pada saat ini oleh sebab itu

peningkatan produksi ikan air tawar perlu digalakkan. Produksi perikanan air tawar

didominasi oleh ikan Mas, Mujair, Nila, Lele, Patin dan Gurame. Jenis-jenis

tersebut menyumbang lebih dari 80% dari total produksi sisanya adalah budidaya

tambak air payau, budidaya di laut, karamba dan jaring apung [2] Tetapi karena

perbedaan permintaan yang berubah-ubah maka petani budidaya ikan air tawar

harus selalu mempertimbangkan budidaya ikan yang menguntungkan untuk

dibudidayakan [1].

UD Purba adalah salah satu unit usaha yang membudidayakan sekaligus

menjual ikan mas. Dalam proses pembudidayaan ikan mas, UD Purba tidak

membudidayakan ikan dari reproduksi dan pembenihan ikan mas, oleh sebab itu

UD Purba harus menyuplai bibit ikan mas yang dipasok oleh supplier. Dengan

banyaknya pemasok bibit ikan mas, maka UD Purba diharapkan dapat menyeleksi

supplier tersebut. Oleh karena itu, UD Purba terus berusaha dalam mencari bibit

terbaik yang disuplay sehingga hasil panen ikan mas juga meningkat dan tidak

mengalami risiko kegagalan bagi pihak UD Purba.

1
2

Karena banyaknnya supplier yang menawarkan produk UD Purba kesulitan

dalam memlilih supplier dengan pertimbangan yang berbeda-beda. Hasil panen dan

keuntungan dari UD Purba akan menurun apabila supplier-suppliernya tidak

mampu memberikan bibit ikan mas yang berkualitas [2]. Oleh karena itu UD Purba

perlu memilih supplier secara cermat.

Dari permasalahan diatas, UD Purba perlu melakukan seleksi dari masing-

masing supplier agar tetap menjaga bibit ikan mas dengan baik dan hasil ikan mas

yang dipanen juga baik pula. Dalam menentukan pemilihan supplier terbaik tentu

tidak mudah, dibutuhkan sistem yang dapat membantu menentukan rekomendasi

supplier bibit ikan secara pasti dan akurat, sistem tersebut adalah sistem pendukung

keputusan.

Sistem pendukung keputusan sebelumnya sudah sering di implementasikan

pada beberapa penelitian dengan metode sistem pendukung keputusan. Sistem

Pendukung Keputusan merupakan suatu perangkat sistem yang mampu

memecahkan masalah secara efisien dan efektif, yang bertujuan untuk membantu

pengambilan keputusan, memilih berbagai alternatif keputusan yang merupakan

hasil pengolahan informasi yang diperoleh dengan menggunakan model

pengambilan keputusan [3]. Sistem yang digunakan untuk membantu pengambilan

keputusan dalam situasi semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur. Dalam

Sistem Pendukung Keputusan terdapat beberapa metode yang sesuai dengan

pemanfaatannya diantaranya : ORESTE, Promethee, Profile Matching, MOORA

dan sebagainya.

Tanpa adanya sebuah metode sistem pendukung keputusan tentunya tidak

akan bisa menghasilkan sebuah solusi maka dari itu metode yang digunakan untuk
3

menangani permasalahan diatas adalah metode MOORA, dimana MOORA

merupakan singkatan dari Multi Objective Optimization on the Basis of Ratio

Analisys (MOORA) yang berarti multiobjektif sistem mengoptimalkan dua atau

lebih attribut yang saling bertentangan secara bersamaan. Metode ini diterapkan

untuk memecahkan masalah dengan perhitungan matematika yang kompleks [4].

Dalam masalah yang dibahas pada penelitian ini akan di rancang sebuah perangkat

lunak berbasis Desktop Programming yang diharapkan menjadi solusi pemecahan

masalah.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka diangkatlah judul penelitian

yaitu : “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN

REKOMENDASI SUPPLIER BIBIT IKAN TERBAIK DI UD PURBA

DENGAN MENGGUNAKAN METODE MOORA “.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian tersebut yaitu :

1. Bagaimana menganalisis penentuan rekomendasi supplier bibit ikan terbaik pada

UD Purba ?

2. Bagaimana menerapkan metode MOORA dalam menentukan rekomendasi

supplier bibit ikan terbaik di UD Purba ?

3. Bagaimana merancang dan membangun sistem yang dapat di jadikan sebagai

solusi pemecahan masalah untuk menentukan rekomendasi supplier bibit ikan

terbaik di UD Purba ?

4. Bagaimana menguji sistem yang digunakan dalam menentukan rekomendasi

supplier bibit ikan di UD Purba ?


4

1.3 Batasan Masalah

Agar permasalahan ini tidak menyimpang dari ruang lingkup pembahasan

maka perlu dibuat batasan masalah yang ada sebagai berikut :

1. Data diperoleh dari UD Purba dengan sampel nama supplier yang aktif

bekerjasama pada akhir tahun 2022 yaitu UD Santi, Awp, UD Posan, UD Zul,

UD Mak Nur, UD Tiga Dara. UD Kaban, Karya Sama, Manurung Fish,

Paimaham, dan Ikan Mas Hutagalung.

2. Metode yang digunakan adalah metode MOORA dengan kriteria yaitu bentuk

badan ikan, tingkat kecacatan, kecerahan mata dan gerak ikan.

3. Sistem ini dirancang berbasis Desktop Programming.

1.4 Tujuan Penelitian

Dari Rumusan Masalah yang telah dirangkum dalam kasus

perekomendasian supplier bibit ikan mas di UD Purba, maka dirangkum tujuan dari

penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis penentuan rekomendasi supplier bibit ikan yang terbaik

pada UD Purba .

2. Untuk menerapkan metode MOORA dalam menentukan rekomendasi supplier

bibit ikan terbaik di UD Purba.

3. Untuk merancang dan membangun sistem yang dapat di jadikan sebagai solusi

pemecahan masalah untuk menentukan rekomendasi supplier bibit ikan terbaik

di UD Purba.

4. Untuk menguji sistem yang digunakan dalam menentukan rekomendasi

supplier bibit ikan di UD Purba.


5

1.5 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka manfaat penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Dapat membantu mempermudah penentuan menentukan supplier terbaik di

UD Purba.

2. Dapat membantu dalam meningkatkan kualitas produksi ikan mas.

3. Secara tidak langsung peningkatan kualitas juga dapat meningkatkan nama

baik dari UD Purba sebagai penghasil ikan mas terbaik.

4. Dapat meningkatkan profit UD Purba, menurunkan mortalitas ikan dan

mengurangi risiko penurunan hasil panen ikan.

5. Dapat membantu pembaca dan peneliti sebagai referensi metode ORESTE

pada sistem pendukung keputusan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Mas

Ikan mas atau Ikan karper (Cyprinus carpio) adalah ikan air tawar yang

memiliki nilai ekonomis penting dan sudah tersebar luas di Indonesia. Di Indonesia,

ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920-an. Ikan mas yang terdapat di

Indonesia merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang

[5].

Ikan mas memiliki ciri morfologi dengan bentuk badan memanjang dan

memipih tegak (compressed). Mulut terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat

disembulkan (protaktil), serta memiliki dua pasang sungut di bagian anterior mulut

tetapi kadang-kadang satu pasang sungut tidak berfungsi. Selain itu di dalam mulut

terdapat gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) yang terdiri dari tiga baris gigi

geraham. Ikan mas memiliki sirip punggung (dorsal), sirip perut (ventral), sirip

dubur (anal), dan sirip ekor. Sirip punggung berbentuk memanjang terletak di

bagian atas permukaan tubuh dan berseberangan dengan permukaan sirip perut

bagian belakang sirip punggung. Pada bagian belakang sirip punggung memiliki

jari-jari keras, sedangkan pada bagian akhir berbentuk gerigi. Sirip dubur ikan mas

pada bagian belakang juga memiliki jari-jari keras, sedangkan pada bagian akhir

berbentuk gerigi seperti sirip punggung. Sirip ekor berbentuk cagak dan berukuran

cukup besar dengan tipe sisik berbentuk lingkaran yang terletak beraturan. Hampir

seluruh bagian tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik kecuali beberapa varietas yang

6
7

memiliki sedikit sisik. Sisik ikan mas berukuran relative besar dan digolongkan ke

dalam sisik tipe lingkaran (sikloid). Gurat sisi atau garis rusuk (linea lateralis) ikan

mas berada di pertengahan tubuh dengan posisi melintang dari tutup insang sampai

keujung belakang pangkal ekor [6].

2.2 Supplier

Dalam bisnis, pemasok atau supplier artinya seseorang atau bisnis yang

menyuplai barang atau jasa yang dibutuhkan oleh entitas bisnis lain. Karena itu,

supplier merupakan bagian dari rantai pasokan yang menyediakan nilai massal dari

produk tertentu. Supplier mungkin saja memproduksi sendiri barang yang

dipasoknya atau bertindak sebagai distributor yang membeli barang dari produsen

dan mendistribusikan produk sebagai suplai bagi bisnis lain [7].

Supplier mempunyai peranan penting dalam setiap tahap di siklus sebuah

produk. Siklus produk atau product life cycle merupakan waktu yang dibutuhkan

untuk menghasilkan produk sampai produk tersebut siap dipasarkan. Product life

cycle tentu bervariasi, terutama tergantung pada volume produksi. Akan tetapi,

tidak diragukan lagi bahwa perusahaan membutuhkan pemasok andal untuk

menghasilkan produk berkualitas. Kepercayaan konsumen sangat dipengaruhi oleh

keandalan bisnis dalam menangani permintaan. Sebuah bisnis akan dianggap andal

salah satunya bila mampu mengirimkan pesanan tepat waktu.

[8].

2.2.1 Tugas Supplier

Karena memiliki peran yang cukup penting dalam bidang pengadaan

barang atau jasa, dalam melaksanakan kegiatannya, tentu supplier memiliki tugas

utama yang harus dilakukan, maka tugas supplier bisa digolongkan menjadi:
8

1. Memastikan ketersediaan bahan baku

2. Menjaga proses produksi bahan baku

3. Mengontrol kualitas bahan baku

4. Mengatur penyimpanan bahan baku

5. Mengatur proses pengiriman bahan baku

6. Memastikan bahan telah diterima dengan baik oleh produsen

2.3 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan suatu ilmu untuk

memecahkan masalah dan melakukan komunikasi terhadap masalah semi

terstruktur dan tidak terstruktur, tidak seorangpun mutlak mengetahui keputusan

bagaimana seharusnya dibuat. SPK dapat menyediakan informasi, prediksi dan

mengarahkan pengguna informasi untuk melakukan pengambilan keputusan secara

tepat dan baik [9].

2.3.1 Konsep Sistem Pendukung Keputusan

Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) pertama kali diungkapkan

pada tahun 1971 oleh Michael Scoot Morton dengan istilah Management Decision

Sistem (DSS). DSS merupakan sistem yang memberikan fasilitas yang

menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem itu

digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dimana tak seorangpun tahu

secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat [10].

2.3.2 Pengertian Sistem

Sistem merupakan kumpulan sub-sub sistem (elemen) yang saling

berkorelasi satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem
9

merupakan kumpulan elemen yang saling berkaitan yang bertanggung jawab

memproses masukan (input) sehingga menghasilkan keluaran (output) [11].

2.3.3 Pengertian Keputusan

Keputusan merupakan kegiatan memilih suatu strategi atau tindakan dalam

pemecahan masalah tertentu. Tindakan memilih strategi atau aksi yang diyakini

manajer akan memberikan solusi terbaik atas sesuatu disebut pengambilan

keputusan [10].

2.3.4 Jenis-jenis Keputusan

Suatu keputusan yang diambil untuk menyelesaikan suatu masalah dilihat

dari terstrukturannya yang bisa dibagi menjadi bermacam macam klasifikasi dalam

sistem pendukung keputusan guna untuk mempermudah penerapan ilmu sistem

pendukung keputusan dalam berbagai aspek permasalahan. Jenis-jenis keputusan

juga bisa membantu dalam menganalisis sebuah permasalahan yang akan di

selesaikan dengan sistem, berikut adalah jenis-jenis keputusan:

1. Keputusan terstruktur (structure decision)

Keputusan terstruktur adalah keputusan yang dilakukan secara berulang-ulang

dan bersikap rutin.

2. Keputusan semiterstruktur (semistructured decision)

Keputusan semiterstruktur adalah keputusan yang memiliki dua sifat. Sebagian

keputusan bisa ditangani oleh komputer dan yang lain tetap harus dilakukan

oleh pengambil keputusan.

3. Keputusan tak terstruktur (unstructured decision)

Keputusan tak terstruktur adalah keputusan yang penanganannya rumit karena

tidak terjadi berulang-ulang atau tidak selalu terjadi.


10

2.3.5 Komponen-komponen Sistem Pendukung Keputusan

Komponen-komponen Sistem Pendukung Keputusan terdiri dari:

1. Data Management

Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai

situasi dan diatur oleh software yang disebut Database Management Sistem

[12].

2. Model Management

Melibatkan model financial, statistikal, management science, atau berbagai

model kuantitatif lainnya, sehingga dapat memeberikan ke sistem suatu

kemampuan analitis, dan manajemen software yang diperlukan.

3. Communication (dialog subsistem)

User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui

subsistem ini. Ini berarti menyediakan antarmuka.

4. Knowledge Management

Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak sebagai

komponen yang berdiri sendiri.

2.3.6 Tujuan Sistem Pendukung Keputusan

Tujuan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yaitu:

1. Membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi

terstruktur.

2. Mendukung Penilaian manajer bukan mencoba untuk menggantikannya.

3. Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan manajer daripada

efisiensinya.
11

4. Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil keputusan

untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah.

5. Peningkatan produktivitas.

6. Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang

dibuat.

7. Berdaya saing. Manajemen dan pemberdayaan sumber daya perusahaan.

Tekanan persaingan menyebabkan tugas pengambilan keputusan menjadi sulit.

8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemprosesan dan penyimpanan.

2.3.7 Proses Pengambilan Keputusan Dalam Sistem Pendukung Keputusan

Ada tiga fase dalam proses pengambilan keputusan.

1. Intelligence

Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian ruang lingkup

problematika secara proses pengenalan masalah masukan diperoleh, diproses

dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.

2. Design

Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan dan menganalisis

alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi kelayakan solusi.

3. Choice

Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan

yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian

diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan.


12

2.2.8 Elemen Sistem Pendukung Keputusan

Elemen sistem pendukung keputusan adalah suatu pembagian ataupun

entitas yang ada pada sistem pendukung keputusan itu sendiri. Secara konsep ada 3

(tiga) elemen yang terkait dengan sistem pendukung keputusan, yaitu :

1. Masalah

Dalam sebuah sistem pendukung keputusan terdapat beberapa jenis masalah

yaitu: Masalah terstruktur, masalah semiterstruktur dan masalah tidak

terstruktur.

2. Solusi

Dalam sebuah sistem pendukung keputusan terdapat beberapa jenis solusi

pemecahan masalah diantaranya yaitu: Multi Attribute Decision Making

(MADM) seperti: Metode Simple Additive Weighting (SAW), Metode Weight

Product (WP), Metode Analythical Hierarchy Process (AHP), Metode Topsis

dan lain-lain. Kemudian Metode Multi Criteria Decision Making (MCDM)

seperti: Metode Promethee, Metode Electre, Metode Oreste, Metode Entropi

dan lain-lain. Selain terdapat juga Metode Multi Factor Evaluation Process

(MFEP), Metode Multi Attribute Utility Theory (MAUT), serta Metode

FMADM (Fuzzy Multi Attribute Decision Making) yang terdiri dari F-AHP, F-

SAW, dan lain-lain.

3. Hasil

Hasil atau keluaran dari sebuah sistem pendukung keputusan yaitu berupa

sebuah keputusan yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur sebuah kebijakan

dari sebuah masalah yang diteliti atau dibahas.


13

2.3 Metode MOORA

MOORA (Multi Objective Optimization On the basis of Ratio Analysis)

adalah multiobjektif sistem mengoptimalkan dua atau lebih atribut yang saling

bertentangan secara bersamaan. Metode ini diterapkan untuk memecahkan masalah

dengan perhitungan matematika yang kompleks. MOORA diperkenalkan oleh

Brauers dan Zavadskas pada tahun 2006. Pada awalnya metode ini diperkenalkan

oleh Brauers pada tahun 2004 sebagai “Multi-Objective Optimization” yang dapat

digunakan untuk memcahkan berbagai msalah pengambilan keputusan yang rumit

pada lingkungan pabrik. Metode MOORA diterapkan untuk memecahkan banyak

permasalahan ekonomi, manajerial dan kontruksi pada sebuah perusahaan maupun

proyek [13].

Adapun algoritma penyelesaian metode MOORA yaitu sebagai berikut:

1. Langkah Pertama : Menginput Nilai Kriteria.

Menginputkan nilai criteria pada suatu alternatif dimana nilai tersebut nantinya

akan doproses dan hasilnya akan menjadi sebuah keputusan.

2. Langkah Kedua : Merubah Nilai Kriteria menjadi matriks keputusan.

Matriks keputusan berfungsi sebagai pengukuran kinerja dari alternatif I th

pada atribut J th, M adalah alternatif dan n adalah jumlah atribut dan kemudian

sistem rasio dikembangkan dimana setiap kinerja dari sebuah alternatif pada

sebuah atribut dibandingkan dengan penyebut yang merupakan wakil untuk

semua alternatif dari atribut tersebut. Berikut adalah nilai kriteria menjadi

sebuah matriks keputusan:


14

𝑥11 𝑥12 𝑥13


𝑥 = [ 21 𝑥22 𝑥23 ]………………………………[2.1]
𝑥
𝑥𝑚1 𝑥𝑚2 𝑥𝑚3

Keterangan:

X = Matriks Nilai Kriteria

X11 ..Xm3 = Nilai Matriks

3. Langkah Ketiga : Normalisasi pada metode MOORA.

Normalisasi bertujuan untuk menyatukan setiap element matriks sehingga

MOORA dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut:

𝑥𝑖𝑗 = 𝑥𝑖𝑗 / √[∑𝑚 2


𝑖=1 𝑥𝑖𝑗 ]…………………………………[2.2]

Keterangan:

Xij = Nilai Normalisasi index i dan j

4. Langkah Keempat : Mengurangi nilai maximax dan minmax.

Untuk menandakan bahwa sebuah atribut lebih penting itu bisa dikalikan

dengan bobot yang sesuai (koefisien signifikasi). Saat atribut bobot

dipertimbangkan perhitungan menggunakan persamaan sebagai berikut:


𝑔
𝑌𝑖 = ∑𝑗=1 𝑤𝑗 𝑥𝑖𝑗 − ∑𝑛𝑔+1 𝑤𝑗 𝑤𝑖𝑗 ……………………………[2.3]

Keterangan:

Yi = Hasil pengurangan nilai Min dan Max

Wj = Nilai bobot untuk index ke - j

Xij = Nilai Normalisasi index i dan j

5. Langkah Kelima : Menentukan rangking dari hasil perhitungan MOORA.


15

2.5 Pemodelan Sistem

Pada perkembangan teknologi perangkat lunak, diperlukan adanya bahasa

yang digunakan untuk memodelkan perangkat lunak yang akan dibuat dan perlu

adanya standarisasi agar orang di berbagai negara dapat mengerti pemodelan

perangkat lunak [14]. Seperti yang kita ketahui bahwa menyatukan banyak kepala

untuk menceritakan sebuah ide dengan tujuan untuk memahami hal yang sama

tidaklah mudah. Oleh karena itu, diperlukan sebuah bahasa pemodelan perangkat

lunak yang dapat dimengerti oleh banyak orang. UML merupakan metode yang

banyak digunakan untuk memvisualisasikan dan mendokumentasikan desain

perangkat lunak sebuah sistem [15].

Unified Modelling Language (UML) adalah bahasa pemodelan untuk

sistem atau perangkat lunak yang memiliki paradigma berorientasi objek. Abstraksi

konsep dasar UML terdiri dari structural classification, dynamic behavior, dan

model management dapat kita pahami main concepts sebagai term yang akan

muncul pada saat membuat diagram dan view adalah kategori dari diagram tersebut

[16].

1. Use case Diagram

Use case atau diagram use case merupakan pemodelan yang digunakan

untuk menggambarkan sebuah kasus interaksi antara aktor dan sistem meliputi apa

yang dapat dilakukan seorang pengguna terhadap sistem yang dijalankan.

Suatu use case diagram akan ditujukan untuk menyatakan visualisasi

interaksi yang terjadi diantara pengguna (aktor) dengan sistem. Ada 2 elemen

penting yang harus digambarkan, yaitu aktor dan use case. Berikut ini adalah

simbol simbol use case diagram [17]:


16

Tabel 2.2 Simbol Use case Diagram

No Simbol Nama Keterangan


Use case menggambarkan fungsionalitas
yang disediakan sistem sebagai unit-unit
1 Use case yang bertukar pesan antar unit dengan aktif,
yang dinyatakan dengan menggunakan kata
kerja
Actor atau Aktor adalah Abstraction dari
orang atau sistem yang lain yang
mengaktifkan fungsi dari target sistem.
Untuk mengidentifika sikan aktif, harus
2 Aktor
ditentukan pembagian tenaga kerja dan
tugas-tugas yang berkaitan dengan peran
pada konteks target sistem. Orang atau
sistem bisa muncul dalam beberapa peran
Asosiasi antara aktor dan use case,
digambarkan dengan garis
Tanpa panah yang mengindikasikan siapa
3 Asosiasi
atau apa yang meminta interaksi secara
langsung dan bukannya mengindikasikan
data.
Asosiasi antara aktor dan use case yang
Asosiasi menggunakan panah terbuka untuk
4
Pasif mengindikasikan bila aktor berinteraksi
secara pasif dengan sistem
Include, merupakan di dalam use case lain
(required) atau pemanggilan use case oleh
5 Include use case lain, contohnya adalah
pemanggilan sebuah fungsi program

Extend, merupakan perluasan dari use case


6 Extend lain jika kondisi atau Syarat terpenuhi

Merupakan batasan yang menbatasi antara


7 <System> Boundary use case pada sistem dan pengguna.

2. Activity Diagram

Activity Diagram merupakan alur dari sistem atau perangkat lunak berikut

ini activity pada kasir yang berhubungan dengan sistem [18]. Diagram ini tidak

menggambarkan perilaku/proses internal sebuah sistem maupun interaksi antar


17

subsistem, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktifitas

secara umum atau global [19].

Tabel 2.3 Simbol Activity Diagram

No Simbol Nama Dekripsi


Start Point, diletakkan pada pojok
1 Status awal kiri atas dan merupakan awal
aktivitas

Activities, menggambar kan suatu


2 Aktivitas
proses/kegiatan bisnis

Decision Points, menggambar kan


Percabangan
3 pilihan untuk pengambilan
/ decision
keputusan, true atau false

4 Status akhir End Point, akhir aktivitas

Memisahkan aktivitas yang


bertanggung jawab terhadap aktivitas
5
Swimlane yang terjadi.
Atau

Fork/percabangan, digunakan untuk


menunjukkan kegiatan yang
6
Fork dilakukan secara paralel atau untuk
menggabungkan dua kegiatan paralel
menjadi satu
18

Tabel 2.3 Simbol Activity Diagram (Lanjutan)

No Simbol Nama Dekripsi

Join (penggabungan) atau rake,


7
Join digunakan untuk menunjukkan
adanya dekomposisi

3. Class diagram

Diagram kelas atau class diagram adalah diagram yang menggambarkan

struktur yang berjalan pada sistem dari segi pendefinisisan kelas-kelas yang akan

dibuat untuk membangun sistem. Kelas memiliki apa yang disebut atribut dan

metode atau operasi [17].

Tabel 2.4 Simbol Class Diagram

No Simbol Nama Dekripsi

kelas pada struktur system


1 Kelas

Sama dengan konsep interface


Antarmuka / dalam pemrograman
2 berorientasi objek
interface
nama_Interface

relasi antarkelas meliputi


Asosiasi / makna umum, asosiasi
3
association biasanya juga disertai dengan
multiplicity
19

Tabel 2.4 Simbol Class Diagram (Lanjutan)

No Simbol Nama Dekripsi

relasi antarkelas yang satu


Asosiasi berarah digunakan oleh kelas yang lain,
4 / directed asosiasi biasanya juga disertai
association dengan multiplicity

relasi antarkelas meliputi


5 generalisasi makna generalisasi-spesialisasi
(umum-khusus)

relasi antarkelas meliputi


kebergantungan. makna kebergantungan
6
/. dependency antarkelas

relasi antarkelas meliputi


Agregasi / makna semua-bagian (whole-
7
aggregation part)

2.6 Aplikasi Pengembangan Sistem

Adapun aplikasi-aplikasi yang digunakan yaitu sebagai berikut:

2.6.1 Microsoft Visual Studio 2008

Microsoft Visual Studio 2008 merupakan bagian dari kelompok bahasa

pemograman Visual Studio 2008 yang dikembangkan oleh Microsoft.Visual Basic

2008 terdiri dari beberapa bahasa pemograman di antaranya adalah Microsoft

Visual Basic 2008, Microsoft C# 2008, Micsoroft Visual C++ 2008, Micsoroft

Visual J# dan Visual Web Developer.

Selain itu, kelebihan lain adalah memiliki Object Relational Designer

(O/RDesigner) untuk membantu mengedit LINQ ke SQL yang akan dihubungkan

dengan database dan fitur lain, seperti WPF (Windows Presentation Foundation)
20

dan WCF (Windows Communication Foundation). Semua hal yang baru tersebut

atas menambah kelengkapan aplikasi Microsoft Visual Basic 2008 dalam media dan

dokumen [20].

Microsoft Visual Basic 2008 setara dengan Visual Basic 9.0 yang memiliki

kelebihan-kelebihan, yaitu support dengan bahasa query Language-

IntegretedQuery (LINQ) dan suport dengan database Microsoft SQL Server

Compact 3.5.

Gambar 2.1 Start Page Visual Studio 2008

Berikut ini adalah keterangan dari gambar 2.1 yang menjelaskan tentang

lembar kerja Visual basic 2008:

1. ToolBox :adalah tempat menyimpan control yang akan kita gunakan pada

program yang dipasang pada form.

2. Form :adalah jendela untuk mendesain suatu form yang terpilih.

3. Solution Explorer :adalah sekumpulan komponen yang terkait pada suatu projek

(solution) yang sedang kita buat. Kita dapat bernavigasi komponen dari projek

kita buat atau tambahan (form, module, reference) melalui jendela Solution

Explorer ini.
21

4. Properties Windows :adalah jendela yang menunjukkan sekumpulan property

dari suatu komponen yang sedang kita pilih. Di sini kita dapat mengubah nilai

properti suatu komponen sesuai yang kita inginkan saat proses desain aplikasi.

Untuk menggunakan properti yaitu klik terlebih dahulu control yang ingin kita

setting.

5. Errorlist : Daftar error, peringatan dan pesan dari Visual basic untuk pengguna

sehingga kita dapat mengantisipasi kesalahan dalam berbagai penulisan kode

serta pengoptimalan penulisan kode karena Visual basic 2010 dilengkapi dengan

kecerdasan dalam memberikan pesan peringatan atau kesalahan dalam penulisan

kode oleh penggunanya.

6. ToolBar :adalah peralatan yang berfungsi mewakili suatu perintah yang ada pada

Menu bar.

2.6.2 Microsoft Office Access

Microsoft office access adalah aplikasi RDBMS (Relational Database

Management Sistem). Microsoft Access (atau Microsoft Office Access) adalah

sebuah program aplikasi basis data komputer relasional yang ditujukan untuk

kalangan rumahan dan perusahaan kecil hingga menengah [21]. Aplikasi ini

merupakan anggota dari beberapa aplikasi Microsoft Office, selain Microsoft Word,

Microsoft Excel dan Microsoft PowerPoint. Aplikasi ini menggunakan mesin basis

data Microsoft Jet Database Engine, dan juga menggunakan tampilan grafis yang

intuitif sehingga memudahkan pengguna.


22

Gambar 2.2 Tampilan Microsoft Office Access

2.6.3 Crystal Reports

Crystal Reports merupakan program khusus untuk membuat laporan yang

terpisah dengan program Microsoft Visual Basic 2008 tetapi keduanya dapat

dihubungkan (Lingkage). Mencetak dengan Crsytal Reports hasilnya lebih baik dan

lebih mudah. Hal ini karena pada Crystal Reports banyak tersedia obyek-obyek atau

komponen yang mudah digunakan [22].

Gambar 2.3 Tampilan Crystal Report


23

DAFTAR PUSTAKA

[1] H. B. Lumentut, "Sistem Pendukung Keputusan untuk Memilih Budidayakan


Ikan Air Tawar Menggunakan AF-TOPSIS," IJCCS, vol. 9, no. 2, 2019.
[2] R. I. Handayani, "SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN
SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
PADA PT. CIPTA NUANSA PRIMA TANGERANG," Jurnal Techno Nusa
Mandiri, vol. 14, no. 2, 2017 .
[3] Asyahri Hadi Nasyuha, Muhammad Dahria, Tugiono, "SISTEM
PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MANDOR
MENGGUNAKAN METODE TOPSIS," Saintikom, vol. 16, no. 1, pp. 77-
86, 2017.
[4] S. Manurung, "SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN
GURU DAN PEGAWAI TERBAIK MENGGUNAKAN METODE
MOORA," Jurnal SIMETRIS, vol. 9, no. 1, 2018.
[5] Sabrina, Samliok Ndobe, Desiana T. Tobigo , "Pertumbuhan Benih Ikan Mas
(Cyprinus carpio) Pada Media Biofilter Berbeda," Jurnal Penyuluhan
Perikanan dan Kelautan, vol. 12, no. 3, 2018.
[6] Serlina, "Performa benih ikan mas (Cyprinus carpio) yang dipelihara pada
tingkat kepadatan yang berbeda dengan media biofilter," Agrokompleks, vol.
22, no. 2, 2022.
[7] D. A. K. Wardhana, "ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN
MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS,"
undip, vol. 3, no. 4, 2020.
[8] I. saidatuningtyas, "ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER DALAM PROSES
PENGADAAN DI PT KERTAS PADALARANG MENGGUNAKAN
METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)," Jurnal
Logistik Bisnis, vol. 9, no. 2, 2019.
[9] Juniar Hutagalung, Azlan, "Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Dana
BOS Menggunakan Metode Analitical Hierarchy Process (AHP)," Prosiding
Seminar Nasional Riset Dan Information Science (SENARIS), vol. 2, pp. 13-
23, 2020.
[10] T. Noviyanti, "SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN DALAM
PENERIMAAN BEASISWA PPA MENGGUNAKAN METODE
ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS:
UNIVERSITAS GUNADARMA)," Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa,
vol. 24, no. 1, pp. 35-45, 2019.
[11] M. Hasbiyalloh, "APLIKASI PENJUALAN BARANG PERLENGKAPAN
HAND PHONE DI ZILDAN CELL SINGAPARNA KABUPATEN
TASIKMALAYA," JUMANTAKA, vol. 1, no. 1, 2018.
24

[12] A. H. Hasugian and H. Cipta, "Analisa Dan Perancangan Sistem Pendukung


Keputusan Pemilihan Pasangan Hidup Menurut Budaya Karo Dengan
Menggunakan Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP)," ALGORITMA:
Jurnal Ilmu Komputer dan Informatika, p. 1, 2018.
[13] S. Manurung, "SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN
GURU DAN PEGAWAI TERBAIK MENGGUNAKAN METODE
MOORA," Jurnal SIMETRIS, vol. 9, no. 1, 2018.
[14] Suendri, "Implementasi Diagram UML (Unified Modelling Language) Pada
Perancangan Sistem Informasi Remunerasi Dosen Dengan Database Oracle
(Studi Kasus: UIN Sumatera Utara Medan)," ALGORITMA: Jurnal Ilmu
Komputer dan Informatika, p. 1, 2018.
[15] Fifin Sonata, Vina Winda Sari, "Pemanfaatan UML (Unified Modeling
Language) Dalam Perancangan Sistem Informasi E-Commerce Jenis
Customer-To-Customer," Jurnal Komunika, vol. 8, no. 1, pp. 23-31, 2019.
[16] M. T. Prihandoyo, "Unified Modeling Language (UML) Model Untuk
Pengembangan Sistem Informasi Akademik Berbasis Web," Jurnal
Informatika: Jurnal Pengembangan IT (JPIT, vol. 3, no. 1, 2018.
[17] S. Rosa, "Rekayasa perangkat lunak," Bandung, Informatika, 2017.
[18] Setiaji, "Implementasi Diagram UML (Unified Modelling Language) Pada
Perancangan Sistem Informasi Penggajian," Jurnal Teknik Komputer AMIK
BSI, vol. 7, no. 1, 2021.
[19] R. Nurmalina, J. A. Yani Km, T. Laut and K. Selatan, "Perencanaan dan
Pengembangan Aplikasi Absensi Mahasiswa Menggunakan Smart Card Guna
Pengembangan Kampus Cerdas (Studi Kasus Politeknik Negeri Tanah Laut),"
Jurnal Integrasi, vol. 9, no. 1, pp. 84-91, 2017.
[20] N. E. Putri and S. Azpar, "Sistem Informasi Pengolahan Data Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) Terpadu Amalia Syukra Padang," Jurnal Edik
Informatika , vol. 2, 2019.
[21] T. Nata Lega and B. Eka Purnama, "PEMBANGUNAN SISTEM
INFORMASI PERPUSTAKAAN PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS
NEGERI PUNUNG," IJCSS - Indonesian Jurnal on Computer Science, p. 1,
2019.
[22] M. Deval Gusrion, S.Kom, "MEMBUAT APLIKASI PENYIMPANAN
DAN PENGOLAHAN DATA DENGAN VB.NET," UPI YPTK Jurnal
KomTekInfo , vol. 5, no. ISSN :2356-0010 | eISSN :2502-8758, 2018.

Anda mungkin juga menyukai