Indeks Bias Nada Nabila Laporan Lengkap PDF
Indeks Bias Nada Nabila Laporan Lengkap PDF
NIM : 1932402004
NIP : 197610102001122001
Ka. Laboratorium : Zulkifli, ST, MT.
NIP : 195903021990011002
PENDAHULUAN
Indeks bias diukur dengan alat yang disebut refraktometer, yang menentukan
derajat pembiasan cahaya diantara cairan dan prisma.Indeks bias juga bergantung pada
panjang gelombang dan temperatur temperatur. Panjang gelombang cahaya yang
berbeda akan dibiaskan dalam jumlah yang berbeda. Ini merupakan alasan mengapa
sinar matahari dapat dipisahkan menjadi spektrum warna (pelangi) oleh titik-titik air.
Bila indeks bias digunakan sebagai konstanta fisik, hanya satu panjang gelombang
cahaya saja yang dipakai, biasanya sodium D line, pada 589,3 nm. Panjang gelombang
tunggal dapat diperoleh dari lampu sodium maupun cahaya putih dengan sistem prisma.
Dan temperatur selalu spesifik ketika indeks bias dilaporkan.
Indeks bias merupakan sifat fisik yang sangat sensitif. Kecuali jika komponen
sangat murni, hampir tidak mungkin untuk mendapatkan indeks bias seperti yang
tercantum pada literatur. Semakin dekat indeks bias yang teramati dengan indeks bias
yang tercantum pada literatur, semakin murni senyawa tersebut.
Dalam hal struktur, indeks bias adalah fungsi dari kepolaran atom dan gugus
dalam molekul. Semakin polar suatu molekul, maka indeks biasnya akan semakin
tinggi.Hukum Snellius
Pembiasan terjadi apabila cahaya melewati batas dua medium. Cahaya (sinar)
yang datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat akan dibiaskan mendekati
garis normal. Hal ini menyebabkan sudut datang (θi) lebih besar daripada sudut bias (θr).
Sudut datang adalah sudut yang dibentuk oleh sinar datang dengan garis normal
permukaan. Sementara, sudut bias adalah sudut yang dibentuk oleh sinar bias dengan
garis normal.
• Hukum Snellius II
“Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias selalu konstan. Nilai
konstanta dinamakan indeks bias.”
di mana:
Berdasarkan Hukum Snellius, maka besar sudut deviasi minimum dapat dinyatakan:
dan
BAB III
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
V Indeks
no. konsentrasi zero
V Etanol V air Total bias
0,3 (0,15) 4,85
1 ml ml 5 ml 2,90% 1,333 1,33566
2 0,4 ml 9,6 ml 10 ml 3,86% 1,33618 1,3859
3 0,5 ml 9,5 ml 10 ml 4,83% 1,33327 1,33368
4 0,6 ml 9,4 ml 10 ml 5,80% 1,40637 1,40637
5 0,7 ml 9,3 ml 10 ml 6,76% 1,41131 1,41131
6 0,8 ml 9,2 ml 10 ml 7,73% 1,33384 1,33384
7 0,9 ml 9,1 ml 10 ml 8,69% 1,33465 1,33465
1 (0,5 )
8 ml 4,5 ml 5 ml 9,66% 1,33563 1,33563
X X X 0,06% 1,27951 1,3485
Tabel 1
Dari data di atas dibuatlah kurva kalibrasi Indeks Bias seperti dibawah ini:
INDEK BIAS
12.00%
10.00%
8.00%
konsentrasi
6.00%
y = -0.14x + 0.2532
4.00% R² = 0.0433
2.00%
0.00%
1.32 1.33 1.34 1.35 1.36 1.37 1.38 1.39 1.4 1.41 1.42
indek bias
3.2 Data Perhitungan
Untuk mencari konsentrasi dari semua larutan yang di uji dapat mnggunakan
rumus berikut:
𝑁1 . 𝑉1 = 𝑁2 . 𝑉2
Keterangan :
𝑁1 = konsentrai awal sampel
𝑉1 = volume awal sampel
𝑁2 = konsentrasi akhir sampel
𝑉2 = volume akhir sampel
Contoh:
Menggunakan sampel kedua
Dik: 𝑉1 = 0,4 ml
𝑁1 = 96.6%
𝑉2 = 10 ml
Dit: 𝑁2 =……?
Jawab:
𝑉1 .𝑁1
𝑁2 = 𝑉2
0,4𝑚𝑙×96.6%
=
10 𝑚𝑙
= 3,864%
Dari kurva kalibrasi pada data pengamatan kita dapat mencari konsentrasi larutan
yang di beri acak oleh dosen dengan menggunakan persamaan y = -0,14x + 0,2532
yang didapat dari kurva dengan x diganti menjadi angka nilai indeks bias dari larutan
acak tersebut.
= 0,06441
Jadi, konsentrai dari larutan acak tersebut yaitu 0,06%
BAB IV
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
4.1 Pembahasan
Refraktometer merupakan alat untuk mengukur indeks bias suatu larutan. Indeks
bias yaitu perbandingan kecepatan rambat cahaya dalam udara dengan kecepatan rambat
udara dalam suatu medium.Indeks bias berfungsi untuk mengidentifikasi kemurnian
suatu zat. Dengan mengukur indeks bias suatu larutan , kita dapat mengetahui kemurnian
larutan terebut.
Pada praktikum kali ini kita menggunakan Automatic Refraktometer dengan
menggunakan 2 sampel yaitu etanol dan air. Kami melakukan 8 kali percobaan pada
masing masing sampel dengan volume yang berbeda serta satu kali percobaan sampel x.
Volume total yang kami gunakan pada kedua jenis sampel adalah sebanyak 10 ml, tetapi
pada dua percobaan kami menggunakan volum total sebanyak 5 ml, yakni pada
percobaan ke-1 dan pada pecobaan ke-8. Hal ini dilakukan karna kurangnya labu takar
10 ml sehingga kami menggunakan labu takar 5 ml. Hasil dari praktikum kami dapat
dilihat pada tabel 1. Seharusnya nilai dari penzeroan harus mendapatkan nilai yang sama
pada setiap percobaan pada sampel, tapi kemudian kami mendapatkan hasil yang berbeda
yang mungkin dikarenakan kurangnya ketelitian kami saat melakukan praktikum kali ini.
Setelah mendapatkan niai indeks bias dari semua sampel, kami kemudian membuat
kurva kalibrasi berdasarkan tabel dari hasil praktikum kami, fungsinya yaitu untuk
mendapatkan konsentrasi dari larutan acak yang dberikan oleh pembiming kami yang
disebut juga dengan sampel x.
4.2 Kesimpulan
Prinsip kerja dari refraktometer yaitu dengan pengukuran yang di dasarkan pada
perbandingan antara cepat rambat cahaya di udara dengan cepat rambat cahaya di
medium tersebut.
Pada percobaan pertama sampai percobaan terakhir, hasil yang kami dapatkan
atas konsentrasi secara berturut-turut adalah 2,90% , 3,86% , 4,83% , 5,80% ,
6,67% , 7,73% , 8,69% , 9,66% (sebagian konsentrasi telah dibulatkan)
Pada sampel x konsentasi yang kami dapatkan yaitu sebanyak 0.06%
Kegunaan dari indeks biias adalah untuk mengidentifikasi kemurnian dari suatu
zat
DAFTAR PUSTAKA
• Andrianto Suroso, Yonathan. 2013. Laporan Praktikum Fisika Dasar II- Deviasi
dan Indeks Bias Prisma. Id.scribd.com (diakses pada tanggal 13 November
2019)
• Dherew Fitrii, Chietra. 2014. Indeks Bias. Id.scribd.com (diakses pada tanggal
13 November 2019)
• Polsri, Egd. 2019. Indeks Bias.docx. Id.scribd.com (diakses pada tanggal 13
November 2019)
• Sarah, Siti. 2015. Indeks Bias. Id.scribd.com (diakses pada tanggal 13 November
2019)
LAMPIRAN