Anda di halaman 1dari 19

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Konsep Harga

Harga adalah sejumlah uang yang ditentukan oleh perusahaan

berdasarkan kalkulasi biaya yang dikeluarkan seperti biaya produksi,

biaya oprasional, biaya marketing, keuntungan yang diinginkan

perusahaan dan lainnya yang diadakan oleh perusahaan untuk

memuaskan dan keinginan dan kebutuhan konsumen. Atau dengan kata

lain harga di tetapkan karena adanya keinginan, kebutuhan dan daya

beli konsumen.

Menurut Kotler dan Armstrong (2001), pengertian harga adalah

sejumlah uang yang dibebankan terhadap suatu produk (barang atau

jasa), atau jumlah nilai yang harus dibayar konsumen demi

mendapatkan manfaat dari produk tersebut.

Imamul Arifin (2007) menyataka bahwa harga adalah kompensasi

yang harus dibayar konsumen demi memperoleh produk barang atau

jasa.

Dalam teori ekonomi, harga, nilai dan faedah merupakan istilah-

istilah yang saling berhubungan. Faedah adalah atribut suatu barang

yang dapat memuaskan kebutuhan. Sedangkan nilai adalah ungkapan

secara kuantitif tentang kekuatan barang untuk dapat menarik barang

lain dalam pertukaran. Tetapi perekonomian kita bukan sistem barter,

13
14

maka untuk mengadakan pertukaran atau untuk mengukur nilai suatu

barang kita menggunakan uang, dan istilah yang dipakai adalah harga.

Jadi, harga adalah nilai yang dinyatakan dalam rupiah.

Biasanya seorang penjual menetapkan harga berdasarkan suatu

kombinasi barang secara fisik ditambah beberapa jasa lain serta

keuntungan yang memuaskan. Memang sulit untuk mendefinisikan

harga. Contohnya pada sebuah mobil, harga yang di tetapkan termasuk

pula harga radio, kaset atau alat pendingin udara (AC), dan sebagainya.

Tetapi dalam keadaan yang lain harga dapat didefinisikan sebagai

jumlah yang dibayarkan oleh pembeli. Jadi, secara singkat dapat

dikatakan bahwa : Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa

barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah

kombinasi dari barang beserta pelayanannya.

2.1.2 Fungsi Harga

Fungsi dari harga sendiri adalah sebagai alat ukur nilai suatu

barang, cara membedakan suatu barang, menentukan jumlah barang

yang akan diproduksi dan pembagiannya kepada konsumen. Sesuai

dengan pengertian harga yang dijelaskan, berikut ini adalah beberapa

fungsi harga secara umum:

a. Untuk membantu aktivitas transaksi, dimana harga yang sudah

terbentuk akan mempermudah proses jual beli.

b. Menjadi acuan dalam memperhitungkan nilai jual suatu barang

atau jasa.
15

c. Membantu konsumen dalam pengambilan keputusan yang

berkaitan dengan manfaat produk dan daya beli konsumen.

d. Menjadi salah satu acuan bagi konsumen dalam menilai suatu

barang atau jasa.

e. Penetapan harga yang tepat akan memberikan keuntungan bagi

penjual atau produsen.

2.1.3 Macam-Macam Harga

Menurut Tjiptono (2002), Harga merupakan satuan moneter atau

ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang, ditukarkan

agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau

jasa. Harga merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap

laba perusahaan.

menurut Harini (2008: 55) “Harga adalah uang (ditambah beberapa

produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah

kombinasi dari produk dan pelayanannya.”

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa harga adalah satuan

moneter yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan dan

mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya. Setiap

perusahaan biasanya sudah mengenal macam-macam harga,

diantaranya adalah :

a. Harga Objektif, yaitu harga yang disepakati atau disetujui oleh

kedua belah pihak antara penjual dan dan pembeli.


16

b. Harga Subjektif, adalah harga taksiran penjual dan pembeli

terhadap barang yang akan dibeli ataupun yang akan dijual.

c. Harga Jual, yaitu harga pokok ditambah dengan laba yang

diharapkannya.

d. Harga Pokok, adalah nilai uang dari barang-barang yang

diberikan pada produksi dan langsung berkaitan dengan hasil

barang.

e. Harga Pemerintah, merupakan harga yang ditetapkan oleh

pemerintah. Misalnya seperti harga dasar padi, gula, terigu,

beras, semen dan lainnya.

f. Harga Dumping, merupakan harga yang ditentukan oleh

penjual, contohnya harga ekspor penjual dipasar luar negeri

untuk merebut pasaran international dan menjual dengan harga

yang lebih mahal dipasar dalam negeri.

g. Harga Bebas, yaitu harga yang ada dipasaran antara penjual

dengan penjual yang terjadi akibat adanya persaingan.

h. Harga Daftar (List Price), adalah harga yang diberitahukan

terlebih dulu. Dari harga produk ini umumnya pembeli akan

mendapatkan potongan.

i. Harga Gasal (Odd Price), merupakan harga yang angkanya

tidak bulat. Misalnya seperti Rp. 9.999,00. Cara seperti ini

dimaksudkan untuk mempengaruhi pandangan konsumen bahwa

harga produk tersebut lebih murah.


17

j. Harga Netto (Net Price), yaitu harga yang harus dibayarkan oleh

pembeli. Dengan kata lain harga netto adalah harga bersih.

k. Harga Titik dasar (Basing Point Price) merupakan harga yang

didasarkan atas titik lokasi tertentu. Contohnya basis harga

sebuah produk di Jakarta adalah Rp. 25.000,00 per unit, maka

harga basis di Bogor akan tetap Rp. 25.000,00 ditambah biaya

transport Jakarta-Bogor.

l. Harga Zone (Zone Price), yaitu harga yang sama untuk suatu

daerah (Zone) geografis tertentu. Misalnya harga 1 potong

kemeja batik di Jakarta adalah Rp. 50.000,00 sementara harga di

Bogor tetap sebesar Rp. 50.000,00 hanya ditambah dengan

ongkos transportasi Jakarta-Bogor.

m. Harga Stempel Pos (Postage Stamps Delivered Price),

merupakan harga yang sama untuk seluruh daerah pasarannya.

n. Harga f.a.s (Free longside), yaitu biaya angkutan yang

ditanggung oleh penjual sampai kapal merapat di pelabuhan

tujuan. Pembongkaran produk akan ditanggung oleh pembeli.

o. Harga Pabrik (Factory Price), adalah harga pabrik yang harus

dibayar oleh pembeli, sementara transportasi dari pabrik harus

ditanggung oleh pembeli. Bisa juga penjual menyerahkan

produknya sampai diatas kapal ataupun alat angkut lainnya yang

disediakan oleh pembeli. Harga pabrik disebut juga dengan f.o.b

factory atau f.o.b mill.


18

p. Harga c.i.f (Cost Insurance and Freight), merupakan harga

barang yang diekspor yang sudah termasuk biaya asuransi dan

biaya pengiriman sampai diserahkannya barang yang

bersagkutan tersebut kepada pembeli.

2.1.4 Metode Penetapan Harga

Dalam menetapkan harga, ada berbagai macam metode yang dapat

dapat digunakan. Penetapan harga biasanya dilakukan untuk menambah

nilai atau besarnya biaya produksi yang diperhitungkan terhadap biaya

yang dikeluarkan dan pengorbanan tenaga dan waktu dalam memproses

barang ataupun jasa. Dalam menetapkan harga jual suatu produk, suatu

perusahaan harus memperhatikan berbagai pihak seperti konsumen

akhir, penyalur, pesaing, penyuplai dana, para pekerja, dan pemerintah.

Karena tingkat harga tidak terlepas dari daya beli konsumen, reaksi para

pesaing, jenis produk dan elastisitas permintaan serta tingkat

keuntungan perusahaan.

Kotler menyebutkan beberapa rincian pada prosedur enam langkah

dalam menetapkan harga :

a. Memilih Tujuan dalam Penetapan Harga Pada awalnya perusahaan

harus memposisikan penawaran pada pasar, karena semakin jelas

tujuan perusahaan maka semakin mudah perusahaan menetapkan

harga. Tujuan tersebut adalah :

1) Kemampuan Bertahan Tujuan ini digunakan saat perusahaan

mengalami kondisi yang mendesak seperti kelebihan kapasitas,


19

persaingan ketat dan keinginan konsumen yang berubah.

Selama harga menutupi biaya variabel dan beberapa biaya

tetap dalam hal ini keuntungan tidak begitu terlihat menonjol

demi bertahan dalam menghadapi kepunahan.

2) Laba Saat Ini Maksimum Biasanya perusahaan menetapkan

haga yang akan memaksimalkan laba saat ini. Mereka

memperkirakan permintaan dan biaya yang berasosiasi dengan

harga alternatif dan memilih harga yang menghasilkan harga

saat ini.

3) Pangsa Pasar Maksimum Dengan memaksimalkan pangsa

pasar, maka akan semakin tinggi volume penjualan, biaya unit

akan semakin rendah dan laba jangka panjang semakin tinggi.

Saat menetapkan harga terendah asumsi nya pasar sensitif

terhadap harga, hal ini disebut dengan praktik penetapan harga

penetrasi pasar, hal ini dapat diterapkan dengan kondisi

berikut:

a) Pasar sangat sensitif terhadap harga dan harga rendah

merangsang pertumbuhan pasar.

b) Biaya produksi dan distribusi menurun seiring

terakumulasinya pengalaman produksi.

c) Harga rendah mendorong persaingan aktual dan potensial.

4) Pemerahan Pasar Maksimum Pada mulanya harga ditetapkan

tinggi dan turun secara perlahan seiring berjalan nya waktu


20

atau penetapan harga memerah pasar. Hal ini akan gagal bila

pesaing besar yang memutuskan untuk menurunkan harga.

Memerah pasar dapat dilakukan dengan kondisi :

a) Terdapat cukup banyak pembeli yang memiliki

permintaan yang cukup tinggi saat ini.

b) Biaya satuan memproduksi volume kecil yang tidak begitu

tinggi hingga menghilangkan keuntungan dari

mengenalkan harga maksimum yang mampu diserap

pasar.

c) Harga awal yang tinggi tidak menarik lebih banyak

pesaing ke pasar.

d) Harga tinggi mengkomunikasikan citra produk yang

unggul.

5) Kepemimpinan Kualitas Produk Perusahaan berusahaan

menjadi pemimpin kualitas produk di pasar dengan

mengedepankan merek “kemewahan terjangkau” produk dan

jasa yang ditentukan oleh tingkat kualitas anggapan, selera,

dan status yang tinggi dengan harga yang dapat dijangkau

konsumen.

6) Tujuan Lain Apapun tujuan khususnya, bisnis yang

menggunakan harga sebagai alat strategis akan menghasilkan

lebih banyak laba dibandingkan bisnis yang hanya harga atau

pasar menetukan penetapan harga mereka.


21

2.1.5 Tahap-tahap Penetapan Harga

Penetapan harga selalu menjadi masalah bagi setiap perusahaan

karena penetapan harga ini bukanlah kekuasaan atau kewenangan yang

mutlak dari seorang pengusaha ataupun pihak perusahaan. Penetapan

harga dapat menciptakan hasil penerimaan penjualan dari produk yang

dihasilkan dan dipasarkan. Meskipun penetapan harga merupakan hal

yang penting, namun masih banyak perusahaan yang kurang sempurna

dalam menangani permasalah penetapan harga tersebut. Karena

menghasilkan penerimaan penjualan, maka harga mempengaruhi

tingkat penjualan, tingkat keuntungan, serta share pasar yang dapat

dicapai perusahaan.

Dalam penetapan harga yang harus diperhatikan adalah faktor yang

mempengaruhinya, baik langsung maupun tidak langsung :

a. Faktor yang secara langsung adalah harga bahan baku, biaya

produksi, biaya pemasaran, peraturan pemerintah, dan faktor

lainnya.

b. Faktor yang tidak langsung namun erat dengan penetapan harga

adalah antara lain yaitu harga produk sejenis yang djual oleh para

pesaing, pengaruh harga terhadap hubungan antara produk subtitusi

dan produk komplementer, serta potongan untuk para penyalur dan

konsumen.
22

Yang harus diperhatikan oleh manajemen pemasaran dapat

dialihkan kepada prosedur penentuan harga yang ditawarkan. Apabila

dalam sebuah perusahaan tidak memiliki prosedur yang sama dalam

menentukan atau menetapkan harga dimana menurut Wiliam J. Stanton

bahwa penetapan harga memiliki lima tahap yaitu :

a. Mengestimasi untuk permintaan barang pada tahap ini seharusnya

perusahaan dapat mengestimasi permintaan barang atau jasa yang

dihasilkan secara total yang akan memudahkan perusahaan dalam

melakukan penentuan harga terhadap permintaan barang yang ada

dibandingkan dengan permintaan barang baru. Dalam

mengestimasi permintaan suatu barang maka sebuah manajemen

bisa menggunakan cara berikut :

1) Menentukan harga yang diharapkan (expected price) yakni

harga yang diharapkan dapat diterima oleh konsumen yang

ditemukan berdasarkan perkiraan.

2) Mengestimasi volume penjualan pada berbagai tingkat harga.

b. Mengetahui terlebih dahulu reaksi dalam persaingan Kebijaksanaan

yang dilakukan oleh perusahaan dalam penentuan harga harus

mempertimbangkan kondisi persaingan barang yang terdapat di

pasar serta sumber-sumber penyebab lainnya. Seperti barang

sejenis yang dihasilkan oleh perusahaan lain barang pengganti atau

substitusi.
23

c. Barang lain yang dihasilkan oleh perusahaan lain yang sama-sama

menginginkan uang konsumen. Dalam menentukan sebuah pangsa

pasar yang dapat diharapkan oleh kalangan perusahaan yang ingin

bergerak maju lebih cepat dan tentu selalu mengharapkan market

share yang lebih besar. Memang harus disadari bahwa untuk

mendapatkan market share yang lebih besar ditunjang oleh kegiatan

promosi dan kegiatan lain dari persaingan non harga, disamping

dengan penentuan harga tertentu.

d. Strategi harga Memilih strategi harga untuk mencapai target pasar

terdapat beberapa strategi harga yang digunakan oleh perusahaan

untuk mencapai target pasar yang sesuai, yaitu :

1) Penetapan harga penyaringan (skimming price) Strategi ini

berupa penetapan harga yang ingin mencapai setinggi-

tingginya. Kebijaksanaan ini memiliki tujuan untuk menutupi

biaya penelitian, pengembangan dan promosi. Oleh karena itu,

strategi ini cocok untuk produk baru, karena :

a) Pada tahap perintisan (daur hidup produk) Harga bukan

merupakan suatu faktor penting karena masih sedikit

sekali. Kesendirian produk yang terdapat di pasar

merupakan kesempatan dalam pemasaran yang lebih

efektif.
24

b) Perusahaan dapat membagi pasar berdasarkan tingkat

penghasilan yakni menjual barang baru tersebut pada

pasar yang kompetitif.

c) Dapat pula berfungsi sebagai usaha berjaga-jaga terhadap

kekeliruan dalam penetapan harga. Apabila penetapan

harga pertama terlalu tinggi dan pasar tidak dapat

menyerapnya maka perusahaan dapat dengan mudah untuk

menurunkannya.

d) Harga perkenalan atau promosi. Yang tidak dapat

memberikan penghasilan dan laba yang tinggi.

e) Harga yang tinggi dapat membatasi permintaan terhadap

batas-batas kapasitas produksi dalam perusahaan.

2) Penetapan harga penetrasi (penetration price) Penetapan harga

penetrasi merupakan strategi penetapan harga yang serendah-

rendah nya untuk mencapai volume penjualan yang relatif

singkat. Strategi ini cenderung lebih bermanfaat dibanding

dengan penetapan harga penyaring (skimming) jika kondisi ini

terdapat di dalam pasar. Kondisi tersebut yaitu :

a) Kuantitas produk yang dijual sangat sensitif terhadap

harga, artinya produk mempunyai permintaan yang sangat

elastis.
25

b) Pengurangan-pengurangan yang penting dalam produk

unit dan biaya pemasaran dapat terlaksanakan melalui

operasi dalam skala besar.

c) Produk diperkirakan mengalami persaingan sangat kuat

setelah diluncurkan ke pasar.

d) Pasar dari golongan tinggi tidak cukup besar untuk

menopang harga yang ditetapkan dengan strategi harga

penyaring.

e. Mempertimbangkan politik pemasaran perusahaan Faktor-faktor

lainnya yang perlu dipertimbangkan pada penentuan harga seperti

mempertimbangkan politik pada pemasaran dengan melihat pada

barang, sistem distribusi dan program promosinya. Kotler dan

Amstrong mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi dan

harus diperhitungkan dalam penetapan harga yaitu:

1) Faktor Lingkungan Internal Dalam faktor lingkungan internal

terdapat beberapa faktor mendasar yang mempengaruhi

perusahaan dalam menentukan harga dari setiap produk yang

dihasilkan, seperti :

a) Tujuan pemasaran perusahaan, sebagai faktor utama

yang menentukan harga adalah tujuan perusahaan itu

sendiri misalnya memaksimalkan laba,

mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan,

meraih pangsa pasar yang besar, menciptakan


26

kepemimpinan dalam kualitas, mengatasi persaingan,

dan melaksanakan tanggung jawab sosial bagi

masyarakat.

b) Strategi bauran pemasaran, karena harga merupakan

salah satu elemen dalam bauran pemasaran, maka

dalam menentukan harga sebaiknya dikoordinasikan

lebih lanjut dengan elemen pemasaran lainnya seperti :

produk, tempat, promosi, biaya, dan organisasi.

2) Faktor Lingkungan Eksternal Faktor yang perlu diperhatikan

dengan seksama oleh perusahaan dalam penetapan harga dari

setiap produk yang diproduksi yaitu faktor lingkungan

eksternal, karena dalam fakor ini terdapat dua faktor utama

yaitu :

a) Sifat pasar dan permintaan Pihak yang ditugaskan

untuk bertanggung jawab dalam penetapan harga

hendaknya memperhatikan dan memahami dengan baik

sifat suatu pasar dan permintaan pasar yang dihadapi

atas produk yang dihasilkan. apakah pasar tersbut

termasuk dalam pasar persaingan sempurna, pasar

monopoli, oligopoli dan sebagainya.

b) Persaingan Aspek persaingan merupakan salah satu

faktor yang perlu mendapat perhatian yang intensif dari

pihak penting di perusahaan mengenai keputusan dalam


27

penetapan harga. Michael Porter mengatakan ada lima

kekuatan pokok yang berpengaruh terhadap persaingan

suatu industri, yaitu :

(1) Persaingan dalam industri yang bersangkutan

(2) Produk subtitusi

(3) Pelanggan

(4) Pemasok

(5) Ancaman pendatang baru

Dilihat dari beberapa persaingan di atas sangat

diperlukan berbagai informasi sebagai dasar untuk

menganalisis karakteristik persaingan yang sedang dan

akan dihadapi perusahaan pada masa sekarang dan

yang akan datang, meliputi :

(1) Jumlah perusahaan dalam industry

(2) Ukuran relatif setiap anggota dalam industry

(3) Diferensiasi produk

(4) Kemudahan untuk memasuki industri yang

bersangkutan

c) Unsur-unsur lingkungan lainnya Selain kedua faktor

tersebut, maka perusahaan juga perlu memperhatikan

dan mempertimbangkan faktor lainnya seperti, kondisi

ekonomi suatu negara karena terdapat berbagai

fenomena dapat mempengaruhi arus perekonomian


28

secara endemik seperti inflasi, serangan bom, resensi

maupun tingkat bunga bank. Dan juga peraturan dan

kebijakan pemerintah terhadap sosial lainnya.

2.1.6 Tujuan Penetapan Harga

Dalam teori ekonomi klasik, setiap perusahaan selalu berorientasi

pada seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh dari suatu produk

atau jasa yang dimilikinya, sehingga tujuan penetapan harganya hanya

berdasarkan pada tingkat keuntungan dan perolehan yang akan

diterimanya. Namun di dalam perkembangannya, tujuan penetapan

harga bukan hanya berdasarkan tingkat keuntungan dan perolehannya

saja melainkan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan non ekonomis

lainnya. Berikut adalah tujuan penetapan harga yang bersifat ekonomis

dan non ekonomis;

1. Memaksimalkan Laba

Penetapan harga ini biasanya memperhitungkan tingkat

keuntungan yang ingin diperoleh. Semakin besar marjin

keuntungan yang ingin didapat, maka menjadi tinggi pula harga

yang ditetapkan untuk konsumen. Dalam menetapkan harga

sebaiknya turut memperhitungkan daya beli dan variabel lain yang

dipengaruhi harga agar keuntungan yang diraih dapat maksimum.

2. Meraih Pangsa Pasar

Untuk dapat menarik perhatian para konsumen yang menjadi

target market atau target pasar maka suatu perusahaan sebaiknya


29

menetapkan harga yang serendah mungkin. Dengan harga turun,

maka akan memicu peningkatan permintaan yang juga datang dari

market share pesaing atau kompetitor, sehingga ketika pangsa pasar

tersebut diperoleh maka harga akan disesuaikan dengan tingkat

laba yang diinginkan.

3. Return On Investment (ROI) / Pengembalian Modal Usaha

Setiap usaha menginginkan tingkat pengembalian modal

yang tinggi. ROI yang tinggi dapat dicapai dengan jalan menaikkan

profit margin serta meningkatkan angka penjualan.

4. Mempertahankan Pangsa Pasar

Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu

adanya penetapan harga yang tepat agar dapat tetap

mempertahankan pangsa pasar yang ada.

5. Tujuan Stabilisasi Harga

Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap

harga, bila suatu perusahaan menurunkan harganya, maka para

pesaingnya harus menurunkan pula harga mereka. Kondisi seperti

ini yang mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi harga dalam

industri-industri tertentu (misalnya minyak bumi). Tujuan

stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk

mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu

perusahaan dan harga pemimpin industri (industry leader).


30

6. Menjaga Kelangsungan Hidup Perusahaan

Perusahaan yang baik menetapkan harga dengan

memperhitungkan segala kemungkinan agar tetap memiliki dana

yang cukup untuk tetap menjalankan aktifitas usaha bisnis yang

dijalani.

Tujuan-tujuan dalam penetapan harga ini mengindikasikan

bahwa pentingnya perusahaan untuk memilih, menetapkan dan

membuat perencanaan mengenai nilai produk atau jasa dan tujuan

yang ingin dicapai oleh perusahaan atas produk atau jasa tersebut.

2.2 Kerangka Berpikir

Persaingan Usaha Strategi Bersaing

Analisis Harga

Penjualan

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

Keterangan Gambar :

1. Persaingan Usaha, persaingan bisnis property di Indonesia semakin

ketat, perkembangannya pun semakin pesat, hal ini terlihat dari sibuknya

pengembang besar dan kecil membangun berbagai jenis produk properti


31

baru yang ditawarkan kepada masyarakat. Perkembangan ini diikuti pula

dengan perkembangan bisnis agen properti, dimana persaingan dapat

terlihat dari terus meningkatnya kegiatan jual beli properti baik itu di

pasar primer maupun pasar sekunder.

2. Strategi Bersaing, strategi yang harus dilakukan adalah mengetahui

pengetahuan umum mengenai properti. Karena tanpa adanya pengetahuan

mengenai properti maka usaha tidak akan berjalan dengan mulus.

Selanjutnya adalah merancang business plan atau perencanaan bisnis, jika

berbisnis tanpa perencanaan yang matang dan baik maka hasil yang

didapat tidak mungkin bisa optimal. Penetapan sasaran dan tujuan jangka

panjang sebuah perusahaan, dan arah tindakan serta alokasi sumber daya

yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu.

3. Analisis Harga, perkembangan bisnis didunia properti kini kian

meningkat. Properti merupakan salah satu investasi dengan risiko rendah

dan keuntungan yang menjanjikan. Analisis harga ini dilakukan supaya

dapat mencegah masuknya para kompetitor. Tujuan ini biasanya menjadi

acuan setiap bisnis untuk bertahan hidup, karena setiap bisnis

memerlukan laba.

4. Penjualan, penjualan properti semakin lama semakin menunjukkan

pergerakan yang positif. Prospek bisnis properti diproyeksi makin

meningkat. Pengenalan produk properti sudah seharusnya dapat dilakukan

dengan tepat sesuai dengan target pasar yang dituju.

Anda mungkin juga menyukai