Anda di halaman 1dari 22

1

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proposal oleh Nuliati Nurul, ini telah dipertahankan di depan dewan penguji Proposal, Fakultas
Agama Islam Universitas Yudharta Pasuruan, pada :

Hari : Selasa

Tanggal : 17 Desember 2019

Judul :Pengaruh Metode Role Playing Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Pada

Pembelajaran Anak Usia Dini Kb. Miftahul Ulum Dusun Purwo Desa Sekarmojo

Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan

Proposal oleh Nuliati Nurul ini

telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.

Pasuruan, ..........................................

Pembimbing Ketua Program Studi

Pendidikan Agama Islam*

(Askhabul Kirom, S.Pdi., M.Ag) (Dr. Achmad Yusuf M.Pd)

NIP.Y 0690911109 NIP.Y .0860905069

BAB I
2

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Usia dini merupakan priode awal yang paling penting dan mendasar dalam

sepanjang masa pertumbuhan anak serta perkembangan kehidupan manusia.

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu lembaga yang tepat untuk pendukung

perkembangan anak. Melalui lembaga atau sekolah paud, anak dapat rangsangan dari

guru untuk meningkatkan perkembangan anak. Anak mendapat stimulus untuk

perkembangannya, misalnya perkembangan membaca dan menulis, kemampuan

berhitung permulaan, perkembangan kreativitas, perkembangan bahasa, dan moral

anak. Selain itu perkembangan yang memerlukan stimulus dari luar atau dari lembaga

pendidikan yaitu perkembangan anak.1


Pentingnya untuk pengembangan kemampuan anak usia dini tidak berbeda

dengan potensi lainnya, karena pengembangan kemampuan anak usia dini berkaitan

dengan kehidupan anak. Perkembangan adalah kemampuan berhubungan dengan

orang lain atau kemampuan menjalin hubungan baik dengan orang lain dan dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya.


Berdasarkan observasi yang dilakukan di KB Miftahul Ulum Dusun Purwo

Desa Sekarmojo perkembangan anak adalah sebagian anak-anak belum bisa bekerja

sama atau bermain bersama secara kelompok dari lima belas anak dikelas hanya lima

anak yang belum bisa bersosialisasi dengan teman yang lain dengan baik. Sifat

egosentrisnya masih menonjol, berebut mainan, bahkan menggau teman yang sedang

bermain.
Melalui pengamatan yang kami teliti pada kegiatan pra tindakan, kami

menemukan bahwa permasalahan yang ada yaitu seringnya guru menggunakan

metode ceramah sedangakn pada masa mereka metode ceramah itu sangat tidak

efektif bagi umur mereka karena mereka masih sangat aktif bergerak.

1
Yuliani Nurani Sujiono,(2011),Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini,Jakarta:Indeks, Hlm. 6-7
3

Supaya anak belajar secara efektif dan tidak membosankan agar tergali semua

aspek yang perlu dikembangkan pada anak usia dini maka perlu membuat metode

yang sesuai dengan dunia anak, mampu menggunakan keberaniannya untuk

melakukan interaksi dengan teman lainnya. Pembelajaran yang baik yaitu memberi

kesempatan pada anak untuk terlibat secara aktif dalam kegiatannya. Perkembangan

anak usia dini dapat berkembangan dengan optimal maka rangsangan melalui

kegiatan pembelajaran perlu diterapkan dengan metode yang menyenangkan.

Bermain bagi anak usia dini adalah belajar banyak hal, seperti dapat mengenal aturan,

bersosialisasi dengan sesama teman, menata emosi, menempatkan diri, kerja sama,

dan menjunjung tinggi sportifitas. Maka dari itu, bagi anak usia dini tidak ada hari

tanpa bermain, dan anak kecil tidak mengenal kata lelah, karena dengan bermain bagi

mereka merupakan kegiatan pembelajaran yang sangat menyenangkan.


Dalam dunia anak sulit sekali mencari pengganti kegiatan yang sepadan

dengan bermain, termasuk pembelajaran formal dikelas, karena bermain jauh lebih

efektif mencapai tujuan dibandingkan dengan pembelajaran formal dikelas. Sala satu

metode pembelajaran yang stimulus adalah metode role playing. Role playing adalah

bermain pura-pura, dramatik dan fantasi. Kegiatan ini adalah jenis permainan yang

mudah diterapkan bagi masa mereka yang dapat dilakukan dengan teman atau seorang

diri menggunakan alat atau tanpa alat permainan. Dengan adanya menggunakan

metode role playing anak dapat bekerja sama dengan temannya dan tidak pilih-pilih

dalam berteman.
Berdasarkan penelitian Engga, atti yudiernawati dan neni maemunah bahwa

metode role playing berpengaruh dalam perkembangan sosial anak. Dalam penelitian

engga ini perkembangan indikator yang ingin dicapai yaitu komunikasi yang baik dan

dapat bergaul dengan temannya. Dari penelitian egga ini terbukti bahwa dengan
4

menggunakan metode role playing anak dapat berkomunikasi dengan baik dan dapat

bergaul dengan teman-temannya.2


Dalam penelitian Engga ini role playing yang digunakan adalah berjualan di

pasar. Role playing berjualan di pasar disukai oleh anak-anak karena pada usia ini

anak kecenderungan suka untuk berbelanja. Dalam peran ini anak akan terjadi banyak

komunikasi antara anak seperti saat menanyakan harga barang, proses tawar menawar

dan lain-lain. Dari penelitian Kadek bahwa indikator perkembangan yang ingin

dikembangkan melalui role playing ini adalah anak akan diajarkan berperilaku

proposial terhadap orang yang ada disekitarnya seperti anak berbagi dengan orang

lain, mengetahui perasaan teman, bermain dengan teman sebaya, dan merespon wajar.

Dan penelitian ini bahwa tercapai perkembangan yang diinginkan.3


Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, peneliti menggunakan

metode role playing sebagai metode pengajaran. Karena metode ini bertujuan

membantu menemukan pola dan membuat hubungan antar pemeran sehingga

membentuk perasaan yang baru dalam pergaulan. Oleh karena itu peneliti ingin

menerapkan metode role playing yang dimana role playing yang digunakan yaitu role

playing yang sederhana. Perbedaan penelitian yang akan kami lakukan dengan

penelitian Engga dan Kadek adalah permainan yang akan kami gunakan yaitu sesuai

dengan tema, dan tema yang akan kami pilih yaitu "profesi" dimana bermain peran

yang akan kami gunakan yaitu bermain peran supir dan penumpang dan juga profesi

pedagang. Kami memilih karena profesi ini sudah hampir setiap hari dilihat oleh anak,

jadi anak lebih mudah memainkan peran ini.


Indikator yang akan kami teliti yaitu anak tidak pilah-pilih teman, mau bekerja

sama dan mematuhi aturan.

2
Engga, Atti Yudiernawati,(2017), Pengaruh Bermain Peran Terhadap Perkembangan Sosial Anak Usia
Prasekolah Di TK Tunas Bangsa Bonti Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat,vol. 2, Hlm. 435
3
Kadek Novia Dewi, (2017), Pengaruh Metode Bermain Peran Terhadap Perkembangan Sosial Emosional Pada
Anak Kelompok B Di Taman Kanak-Kanak Gugus VII Kecamatan Buleleng, vol. 5
5

Berdasarkan uraian diatas, kami tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul " PENGARUH METODE ROLE PLAYING TERHADAP PENINGKATAN

HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI KB.

MIFTAHUL ULUM DUSUN PURWO DESA SEKARMOJO KECAMATAN

PURWOSARI KABUPATEN PASURUAN "


B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan tahapan mendeskripsikan masalah yang

berkaitan dengan latar belakangdi atas, dan masalah yang diidentifikasi seperti
1. Rasa percaya diri, mandiri, dan rasa ingin tahu anak belum berkembang.
2. Imajinasi anak belum berkembang.
3. Penerapan Metode bermain peran sudah sepenuhnya dilakukan secara

maksimal dan sesuai dengan langkah-langkah metode bermain peran namun

kreatifitas anak belum berkembang.

C. Rumusan Masalah Penelitian


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :


1. Bagaimana hasil belajar sebelum menggunakan metode role playing terhadap

peningkatan kemampuan hasil belajar pada anak usia dini KB Miftahul Ulum

Dusun Purwo Desa Sekarmojo Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan?


2. Bagaimana hasil belajar sesudah menggunakan metode role playing terhadap

peningkatan kemampuan hasil belajar pada anak usia dini KB Miftahul Ulum

Dusun Purwo Desa Sekarmojo Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan?


3. Adakah pengaruh hasil belajar sebelum dan sesudah menggunakan metode

role playing terhadap peningkatan kemampuan hasil belajar pada anak usia

dini KB Miftahul Ulum Dusun Purwo Desa Sekarmojo Kecamatan Purwosari

Kabupaten Pasuruan?
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
6

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

lebih jauh mengenai " Penerapan Metode Bermain Peran Terhadap Peningkatan Hasil

Belajar Pada Pembelajaran Anak Usia Dini di KB Miftahul Ulum Dusun Purwo Desa

Sekarmojo Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan"


1. Untuk mengetahui hasil belajar dari metode ceramah sebelum menggunakan

metode role playing terhadap peningkatan kemampuan hasil belajar pada anak

usia dini KB Miftahul Ulum Dusun Purwo Desa Sekarmojo Kecamatan

Purwosari Kabupaten Pasuruan


2. Untuk mengetahui hasil sesudah menggunakan metode role playing terhadap

peningkatan kemampuan hasil belajar pada anak usia dini KB Miftahul Ulum

Dusun Purwo Desa Sekarmojo Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan


3. Untuk mengetahui pengaruh hasil sebelum menggunakan metode role playing

dan sesudah menggunakan metode role playing terhadap peningkatan

kemampuan hasil belajar pada anak usia dini KB Miftahul Ulum Dusun Purwo

Desa Sekarmojo Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan


Adapun manfaat yang diperoleh baik secara praktis yaitu:
1. Sarana untuk Mengembangkan hasil belajar melalui metode role

playing, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

semua pihak, yakni:


a) Guru
Dengan adanya penelitian ini di harapkan dapat menjadi

sumber inspirasi, bahan masukan, serta bahan bacaan dalam

mengoptimalkan perkembangan anak.


b) Anak
Melalui kegiatan yang dilakukan, mudah-mudahan

nantinya perkembangan anak akan lebih optimal lagi sehingga

anak dapat berkembang sesuai dengan harapan yang nantinya

akan menjadi bekal baginya untuk menuju jenjang pendidikan

yang lebih lanjut lagi.


c) Sekolah
7

Bagi sekolah mempunyai guru yang berkualitas dan

mengarah pada peningkatan profesionalisme guru. Sehingga

akan semakin berkembang program pengembangan anak usia

dini di KB Miftahul Ulum Dusun Purwo Desa Sekarmojo.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Pengertian Metode Bermain Peran
Metode berasal dari Bahasa Yunani "Methodos"4 yang berarti cara atau

jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode

menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi

sasaran ilmu yang akan dicapai. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

metode adalah cara kerja yang sistematis dan terpikir secara baik untuk

mencapai tujuan yang ditentukan.


Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan

rencana yang telah disusun dalam kegiatan nyata, agar tujuan yang disusun

tercapai optimal. metode mengajar adalah alat yang merupakan bagian dari

perangkat dan cara dalam pelaksanaan suatu strategi dalam mengajar. 5

Penggunaan metode di Kelompok Bermain memiliki keterkaitan dengan

dimensi perkembangan anak-anak, dan beberapa perkembangan dimensi

tersebut yaitu: Kognitif, Bahasa, Kreatifitas, Emosional dan Sosial.6

4
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990),
Hlm.581.
5
Moejono Hasiban, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), Hlm. 3.
6
Moeslichatoen, Metode Pengajaran Ditaman Kanak-Kanak, (Jakarta : Rineka Cipta, 2004), Hlm, 38.
8

Berdasarkan pengertian metode di atas disimpulkan bahwa metode

adalah suatu cara yang dilakukan oleh seorang guru agar menciptakan proses

belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.


Bermain peran disebut juga bermain simbolis, pura-pura, fantasi,

imajinasi, dan main drama, sangat penting untuk perkembangan kognisi, sosial

emosional anak usia tiga sampai empat tahun. 7 Menurut Gilstrap dan Martin,

bermain peran adalah memerankan karakter/tingkah laku dalam pengulangan

kejadian yang diulang kembali, kejadian masa depan, kejadian yang masa kini

yang penting atau situasi imajinatif.8 Anak-anak mencoba menjadi orang lain

dengan memahami peran untuk menghayati tokoh yang diperankan sesuai

dengan karakter dan motivasi yang dibentuk oleh tokoh yang telah ditentukan.
Supriyati juga berpendapat bahwa Metode Bermain Peran adalah

pemain yang memerankan tokoh-tokoh atau benda-benda sekitar anak

sehingga dapat mengembangkan daya khayal (imajinasi) dan penghayatan

terhadap bahan kegiatan yang dilaksanakan. Bermain Peran berarti

menjalanjakn fungsi sebagai orang yang dimainkannya, misalnya berperan

sebagai dokter, ibu guru, nenek tua renta.9


Sedangkan menurut Yuliani Nurani Sujiono dan Bambang Sujiono10

Bermain Peran adalah kegiatan yang berfokus pada kegiatan dramatisasi,

tempat anak bermain untuk memerankan tugas-tugas anggota keluarga, tata

cara, dan kebiasaan dalam keluarga dengan berbagai kelengkapan rumah

tangga serta kegiatan dilingkungan sekitarnya.


Pengertian Bermain Peran Menurut Buku Didaktik Metodik Ditaman

Kanak-Kanak (Depdikbud 1998) adalah memerankan tokoh-tokoh atau benda-

7
Diana Mutiah, Psikologi Bermain Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana,2010), Hlm, 115.
8
Winda Gunarti Dkk, Metode Pengembangan Perilaku Dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini, (Jakarta :
universitas terbuka,2010), Hlm.10.9
9
Nur Azizah, Yuli Kurniawati, Tingkat Keterampilan Berbicara Ditinjau Dari Metode Bermain Peran Pada
Anak Usia 5-6 Tahun, Indonesia Journal Of EArly Childhood Education Studies,2013, Hlm, 52.
10
Yuliani Nuraini Sujiono dan Bambang Sujiono, bermain kreatif berbasis kecerdasan jamak, Jakarta : PT
Indeks), Hlm. 81
9

benda di sekitar anak dengan tujuan mengembangkan tokoh-tokoh atau benda-

benda di sekitarnya anak dengan tujuan mengembangkan daya khayal

(imajinasi) dan penghayatan terhadap bahan pengembangan yang

dilaksanakan. Dengan demikian metode bermain peran, artinya

mendramatisikan cara tingkah laku didalam hubungan sosial.11


Pengertian bermain peran menurut Dhieni adalah "memerankan tokoh-

tokoh atau benda benda di sekitar anak dengan tujuan untuk mengembangkan

daya khayal (imajinasi) dan penghayatan terhadap bahan pengembangan yang

dilaksanakan". Dengan demikian metode bermain peran, artinya

mendramatisikan cara tingkah laku didalam hubungan sosial.12


Dari paparan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

metode bermain peran yaitu memerankan peran tokoh-tokoh, benda-benda

disekitarnya baik itu kejadian masa lampau atau masa depan dengan tujuan

mengembangkan anak.
Ibrahim dan Syaodih menambahkan bahwa metode bermain peran

yang sering digunakan dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam

hubungan sosial dengan orang-orang dilingkungan keluarga, sekolah maupun

masyarakat. Dalam melaksanakannya, siswa-siswa diberi berbagai peran

tertentu dan melaksanakan peran tersebut serta mendiskusikannya dikelas.13


Dalam bermain peran ini anak diperbolehkan menempatkan dirinya

kemasa depan atau mengulang kemasa lampau. Hubungan sosial yang

dibangun anak menjadi bermain peran sebaiknya didukung untuk semua anak

baik yang berkebutuhan khusus maupun tidak karena kemampuan anak tidak

sama. Akan tetapi mereka semua berhak untuk mengembangkan potensinya.

11
Winda Gunarti, Op.Cit. Hlm.10.10
12
Gede Purnajati Dkk, Implementasi Metode Mengajar Dengan Teknik Bermain Peran Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berbahasa Siswa Kelompok B Tk Widya Kumara Sari, Kubutambahan, Jurnal, Tahun pelajaran
2012/2013. Hlm, 4.
13
Anayanti Rahmawati, Metode Bermain Peran Dan Alat Permainan Edukatif Untuk Meningkatkan Empati
Anak Usia Dini, jurnal pendidikan anak, colume III edisi I, juni 2014
10

Peran diartikan sebagai suatu rangkaian perasaan, ucapan dan tindakan

individu yang ditujukan kepada orang lain.14 Peran seseorang dalam kehidupan

dipengaruhi oleh penilaian oleh dirinya dan orang lain. Agar dapat berperan

dengan baik, diperlukan pemahaman tentang peran dan tindakan yang

tersembunyi dalam perasaan, persepsi dan sikap.


Kegiatan bermain peran ini pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad

SAW bersama cucu-cucu beliau, yaitu Hasan dan Husen. Di mana Hasan dan

Husen bermain seraya menaiki punggung Nabi mereka seolah-olah berperan

sebagai kuda.15 Dari uraian di atas di simpulkan kegiatan bermain peran dapat

mengembangkan kemandirian anak terbukti anak dapat menentukan

permainan yang anak pilih.


2. Macam-macam Bentuk Metode Bermain Peran
Pembentukan pola dalam bermain peran disesuaikan dengan tujuan-

tujuan yang menuntut bentuk partisipasi tertentu, yaitu pemain, pengamatan

dan pengaji. Ada tiga macam bentuk dalam kegiatan bermain peran yaitu:
1) Bermain Peran Tunggal/Single Role Playing
Pada organisasi ini mayoritas siswa bertindak sebagai pangamat

terhadap permainan yang sedang dipertunjukan. Adapun tujuan yang

akan dicapai yaitu membentuk siap dan nilai.


2) Bermain Peran Jamak/Multiple Role Playing
Para siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan banyak anggota

yang sama da penentuannya disesuaikan dengan banyak peran yang

dibutuhkan.
3) Bermain Peran Ulangan/Role Repetition
Peranan utama pada suatu drama dapat dilakukan oleh siswa secara

bergilir. Dalam hal ini setiap siswa belajar melakukan, mangamati, dan

membandingkan perilaku yang dimainkan pemeran sebelumnya.16

14
Mukhtar Latif Dkk, Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta : Prenada Media Group, 2014), Hlm, 208.
15
Imam Musbiin, Buku Pintar PAUD (dalam perspektif islam) (Yokyakarta: Laksana,2010), Hlm. 107.
16
Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,2010), Hlm. 20.
11

Dengan adanya tiga pola organisasi dalam bermain peran ini

setiap anak mempunyai hak yang sama, dalam kegiatan ini anak akan

diberikan tugas secara bergilir.


Menurut erik-erikson, ada 2 jenis bermain peran yaitu:
a) Main peran makro
Yaitu anak memainkan peran melalui alat bermain atau

benda yang berukuran kecil. Contoh :


a. Rumah boneka : perabotan dan ruang
b. Kereta api : rel lokomotif, gerbong-gerbongnya
c. Bandar udara : pesawat, boneka, dan truk-truk
d. Kebun binatang : binatang-binatang liar, boneka

pebgunjung.
e. Jalan-jalan kota : jalan, orang, kota dan mobil
b) Main peran makro
Anak bermain menjadi tokoh menggunakan alat

berukuran seperti sesungguhnya yang digunakan untuk

menciptakan dan memaikan peran-peran. contoh :


a. Rumah sakit : dokter, perawat, pengunjung, apoteker
b. Kantor polisi : polisi, penjahat
c. Kantor pos : pengantar surat, pegawai kantor pos
d. Kantor : direktur, sekretaris, pegawai biasa, cleaning

service.17
3. Tujuan Manfaat dan Fungsi Metode Bermain Peran
Fledman berpendapat bahwa di dalam area drama, anak-anak memiliki

kesempatan untuk bermain peran dalam situasi kehidupan sebenarnya,

melepaskan emosi, mempraktekkan kemampuan berbahasa, membangun

keterampilan sosial dan mengekspresikan diri dengan kreatif.18


Menurut vygotsky, bermain peran mendukung munculnya dua

kemampuan penting, yaitu :


a. Kemampuan untuk memisahkan pikiran dari kegiatan dan benda
b. Kemampuan menahan mendorong hati dan menyusun tindakan yang

diarahkan sendiri dengan sengaja dan fleksibel.19


anak usia dini karena dapat:
a. Mengembangkan daya khayal (imajinasi) anak
b. Menggali kreatifitas anak
17
Mukhtar Latif, Op.Cit. Hlm. 207
18
Winda Gunanti Dkk, Op.Cit. Hlm.10.11
19
Makmun khairani, Psikologi Perkembangan, (Yokyakarta : Aswaja Pressindo,2013), Hlm. 21
12

c. Melatih motorik kasar anak untuk bergerak


d. Melatih penghayatan anak terhadap peran tertentu
e. Menggali perasaan anak.20

B. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan bagian yang mengemukakan teori yang relefan

dengan masalah yang diteliti. Kajian pustaka merupakan kerangka teoritis mengenai

permasalahan yang akan dibahas. Adapun yang menjadi bahan kajian pustaka :
1. Skripsi Nor Hanifah yang berjudul "Pengaruh Bermain Peran terhadap

perkembangan bahasa anak TK Al- Husna Malang" dalam skrispi ini menitik

beratkan pada bagaimana menerapkan kemampuan yang diamati dengan cara

berkomunikasi lisan maupun tertulis.21


2. Skripsi Cari Ulina Br Bangun yang berjudul "Pengaruh Bermain Peran

terhadap kemampuan sosial anak usia 4-5 tahun di TK IT Insan Madani

Bandar Setia tahun ajaran 2017/2018" dalam skripsi ini menitik beratkan

pada bagaimana menemukan pola dan memahami hubungan-hubungan serta

membuat hubungan antar pemeran sehingga membntuk perasaan yang baru

dan lazim dalam pergaulan.22


3. Skripsi Ria Elyana yang berjudul "Pengaruh penggunaan metode bermain

peran makro terhadap perilaku prososial anak usia 5-6 tahun di TK kesuma

segalamider tanjung karang barat tahun ajaran 2015/2016" dalam skripsi ini

menitik beratkan padanelelitian tentang penggunaan metode bermain peran

makro terhadap prososial anak.23

20
Winda Gunanti Dkk, Op.Cit. Hlm.10.11
21
Nor Hanifah " Pengaruh Bermain Peran terhadap perkembangan bahasa anak TK Al- Husna Malang ",
skripsi, Psikologi UIN MAULANA MALIK IBRAHIM Malang, 2018
22
Cari Ulina Br Bangun " Pengaruh Bermain Peran terhadap kemampuan sosial anak usia 4-5 tahun di TK IT
Insan Madani Bandar Setia tahun ajaran 2017/2018", skripsi, PAI Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Medan, 2018
23
Ria Elyana " Pengaruh penggunaan metode bermain peran makro terhadap perilaku prososial anak usia 5-6
tahun di TK kesuma segalamider tanjung karang barat tahun ajaran 2015/2016", skripsi, Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung Bandar lampung, 2016
13

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan

kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah suatu pendekatan yang apabila data

yang telah di kumpulkan dan telah diperoleh berupa data kuantitatif atau jenis

data lain yang dapat dikuantitatifkan dan dinilai dengan menggunakan teknik

statistik.24
Pendekatan penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode

penelitian yang berlandasan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti

pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada

umumnya dilakukan secara radom, pengumpulan datanya menggunakan

instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistic dengan

tujuan untuk menguji hipotesis yang telah diterapkan.25


Pendekatan penelitian kuantitatif digunakan untuk mengetahui

hubungan antara dua variabel. Variabel dalam penelitian ini yaitu peningkatan

motivasi dan keterampilan siswa.


2. Jenis Penelitian
Dengan penelitian kuantitatif, jenis penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan

tipe penelitian yang lebih akurat dalam menentukan relasi hubungan sebab

akibat karena dalam dalam penelitian eksperimen ini peneliti dapat melakukan

24
Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, (Jakarta: Kencana, 2014),
Hlm . 43
25
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2015), Hlm. 14
14

pengawasan terhadap variabel bebas baik sebelum penelitian maupun selama

penelitian.26
Dengan melakukan eksperimen peneliti dapat menunjukan pengaruh

secara langsung satu variabel yang diteliti dan dapat menunjukan serta

memperlihatkan hubungan sebab akibat antara variabel bebas dan variabel

tergantung atau menguji suatu hipotesis yang telah dirumuskan.


Desain penelitian eksperimen ini peneliti menggunakan desain Quasi

Experimental Desaign atau rancangan eksperimen kuasi. Desain ini

mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya

mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan

ekperimen.27
Rancangan eksperimen kuasi memiliki dua bentuk desain yaitu Time

Series dan Non-Equivalent Control Group Desaign. Dalam penelitian ini,

peneliti mengambil bentuk desaign Non-equivalent Control Group Desaign.

atau rancangan kelompok non-ekuivalen. Dalam rancangan ini, subjek

penelitian atau partisipan penelitian tidak dipilih secara acak untuk dilibatkan

dalam langkah-langkah dalam rancangan ini sama seperti rancangan pratest-

post test experimental control group desaign.28


Rancangan penelitian ini digambarkan sebagai berikut :
OXO
O O

atau sebagai berikut:


O1 X O2 (eksperimen)
O3 O4 (kontrol)
keterangan:
O1 = Kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan yang
menggunakan metode monoton
O2 = Kelas ekperimen setelah diberikan perlakuan yang
menggunakan metode role playing
O3 = Kelas control sebelum diberikan perlakuan yang
menggunakan metode role playing
O4 = Kelas control yang tidak diberikan perlakuan yang
26
Ibid, Hlm. 77
27
Ibid, Hlm. 114
28
Ibid, Hlm. 210
15

menggunakan metode role playing


Rancangan di atas (rancangan kuasi-eksperimen) tidak menggunakan

random eassigment sehingga ada kelemahan jika dibandingkan rancangan

yang sebernarnya. Garis lurus di antara kedua kelompok menunjukan

kelompok-kelompok yang ditetapkan tidak dipilih secara random (non

randomly assigned group).29


Rencana untuk melakukan penelitian dilakukan selama empat hari.

Hari pertama akan digunakan pada kelas eksperimen, dan untuk hari ke dua

digunakan pada kelas kontrol. Pada kelas eksperimen, sebelum memberikan

perlakuan menggunakan metode role playing terlebih dahulu peneliti

memberikan pretest dengan cara memberitahukan sipa saja yang ada dipasar,

apa saja yang dijual. Kemudian anak-anak memahami apa yang telah

ditunjukan oleh peneliti. Setelah dilakukan pretest peneliti langsung

memberikan perlakuan dengan menggunakan metode role playing.


Pada hari ke dua di kelas kontrol, peneliti juga memberikan pretest

dengan cara yang sama seperti di kelas eksperimen. Perlakuan yang diberikan

tetap menggunakan metode penerapan seperti biasanya. Hari ke empat

digunakan peneliti untuk memberikan posttest.


B. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti memilih lokasi yang berada di wilayah Jawa

Timur yang berada di Desa Sekarmojo Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan.

Yang mana sekolah tersebut berada di dalam naungan Yayasan Miftahul Ulum yang di

dalamnya ada lembaga PAUD, RA, MI, MADIN.


C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruahan dari objek, orang, peristiwa,

atau sejenisnya yang menjadi perhatian dan kajian dalam penelitian

dan biasanya dipakai untuk menggeneralisasikan hasil penelitian.30

29
Ibid, Hlm. 211
30
PunajiSetyosari, Metode Penelitian Pendidikan..,. Hlm. 220
16

Dalam penelitian ini menggunakan anak di Kb Miftahul Ulum Purwo

Sekarmojo tahun pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 15 siswa.


2. Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

sampel jenuh. Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila

semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.31 Peneliti

menggunakan teknik ini karena jumlah populasi dari penelitian ini

relative kecil.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua.

Sebaliknya jika subjeknya lebih besar dari 100 dapat diambil antara

10-15% atau 20-25%”.dalam penelitian ini adalah seluruh anak KB

Miftahul Ulum yang berjumlah 15 dalam 1 kelas.32


D. Instrumen Penelitian
1) Pengertian Metode Role Playing
Role playing merupakan bagian yang terpisah dalam pembelajaran

anak. Ketersediaan alat permainan tersebut menunjang

terselenggaranya pembelajaran anak secara efektif dan menyenangkan

sehingga anak-anak dapat mengembangkan berbagai potensi yang

dimilikinya secara optimal.33


Role playing adalah sarana yang dapat merangsang aktivitas

anak untuk mempelajari sesuatu tanpa anak menyadarinya, baik

menggunakan teknologi modern maupun teknologi sederhana bahkan

bersifat tradisional.34
2) Meningkatkan daya ingat anak
Daya ingat menurut Kamus Lengkap Psikologi adalah fungsi yang

terlibat mengenang atau mengalami lagi pengalaman masa lalu. 35 Daya ingat

31
Sugiyono, Metode Penelitian..., Hlm. 124
32
Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
33
Wiyani, Novan dan Barnawi. 2014. Format PAUD. Yogyakarta. Ar-Ruzz Media. Hlm. 149
34
Ismail, Andang. 2009. Education Games. Yogyakarta: Pro-U Media.
35
James Patrick Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi diterjemahkan oleh Kartini Krtono Jakarta, Raja Grafindo
Persada, Hlm. 295
17

merupakan kemampuan seseorang untuk memanggil kembali informasi yang

telah dipelajari dan yang telah disimpan dalam otak. Daya ingat seseorang

tidak terlepas dari kemmpuan otaknya untuk menyimpan informasi. Informasi

dalam bentuk memori.


Bruno menyatakan ingatan merupakan proses mental yang elibatkan

pengkodean, penyimpanan, pemanggilan kembali informasi dan

pengetahuan.36 Teori awal tentang memori adalah hasil koneksi mental antara

ide dengan konsep. Salah satu pendukung teori ini adalah Ebbinghaus yang

melakukan penelitian tentang dasar belajar dan kelupaan. 37 Sedangkan

Suharman berpendapat bahwa ingatan merujuk pada proses penyimpanan dan

pemeliharaan sepanjang waktu.38 Dari beberapa pendapat tersebut dapat

disimpulkan daya ingat merupakan kemampuan seseorang untuk memanggil

kembali ingatan yang telah dipelajarinya.


E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian karena bertujuan untuk mendapatkan data. Dalam penelitian ini, teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:


a) Tes
Dalam konteks pembelajaran, tes digunakan untuk mengukur

hasil belajar siswa. Instrumen tes diberikan dengan tujuan untuk

mengetahui kemampuan atau hasil belajar siswa sebelum dan sesudah

menerima materi pelajaran dengan menggunakan Metode cooperative


39
script . Tes diberikan dua kali yaitu pre test yang digunakan untuk

mengetahui hasil belajar siswa sebelum perlakuan dan post test yang

digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah perlakuan.


36
Syah Muhibbin,op.cit.,Hlm.96
37
Romi Anshorullah, Efektivitas Metode Menemionik Dalam MeNINGKATKAN Daya Ingat Siswa Pada Mata
Pelajaran Sejarah Di Mts Persiapan Negeri Kota Batu, Skripsi, Malang. UIN Maulana Malik Ibrahaim Malang,
2008, Hlm.12
38
Romi Anshotullah.,op.cit., Hlm.13
39
Hamzah B. Uno, Satria Koni, Assesment Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Hlm.109.
18

Dalam penelitian ini menggunakan tes dengan bentuk soal yang

berjumlah 20 soal pilihan ganda (multiple choice test) dan setiap

jawaban yang benar diberikan skor 5. Penetapan skor yang digunakan

tanpa hukuman dimana skor sama dengan jumlah jawaban yang

benar.40 Sedangkan penetapan soal dalam bentuk pilihan ganda ini

dibuat untuk menghindari terjadinya unsur-unsur subjektifitas baik

dalam penilaian maupun jawaban. Selain itu, dengan menggunakan

bentuk pilihan ganda banyak aspek dapat dimuat untuk mendapatkan

informasi dan data yang berkaitan dengan pemahaman siswa.


b) Dokumentasi
Dokumentasi adakah mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

prasati, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.41


Metode ini digunakan untuk memperoleh data dan catatan

mengenai profil lembaga, keadaan guru, keadaan siswa, keadaan

sarana prasarana, kurikulum yang ada di lembaga KB Miftahul Ulum

Dusun Purwo Desa Sekarmojo Kecamatan Purwosari Kabupaten

Pasuruan.

F. Teknik Analisi Data


Teknik analisa data adalah proses mencari dan menyusun sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara

mengorganisasikan data kedalam suatu kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,

melakukan sintesis, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang

akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri

atau orang lain.42

40
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Bandung: PT Bumi Aksara, 2006), hal. 262.
41
Arikunto Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.(Jakarta: PT. Rineka Cipta). Hlm 127.
42
Ibid. Hlm 122.
19

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisa data dengan

menggunakan data statistik dengan menggunakan SPSS 15.


G. Hipotesis
Menurut Ridwan , hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus

diuji lagi kebenarannya.43 Sedangkan menurut Margono menambahkan bahwa

jawaban yang bersifat sementara (dugaan) memiliki dua kemungkinan yaitu benar

atau salah, dia akan ditolak jika salah dan akan diterima jika fakta-fakta

membenarkannya.44
Ho : Tidak ada Pengaruh dalam menggunakan metode role playing
terhadap hasil belajar siswa pada anak usia dini Kb Miftahul Ulum Dusun

Purwo Desa Sekarmojo?


Ha : Ada pengaruh dalam menggunakan metode role playing
terhadap hasil belajar siswa pada anak usia dini Kb Miftahul Ulum Dusun

Purwo Desa Sekarmojo?

43
Ridwan, Dasar-dasar Statistik, (Bandung: PT. Alfabeta, 2013), Hlm 163
44
S. Margono, Metodelogi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), Hlm 63
20

DAFTAR PUSTAKA

Anayanti Rahmawati. 2014. Metode Bermain Peran Dan Alat Permainan Edukatif Untuk

Meningkatkan Empati Anak Usia Dini, jurnal pendidikan anak, colume III edisi I,

juni.

Arikunto Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka

Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.


Cari Ulina Br Bangun . 2018. " Pengaruh Bermain Peran terhadap kemampuan sosial anak

usia 4-5 tahun di TK IT Insan Madani Bandar Setia tahun ajaran 2017/2018",

skripsi, PAI Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka.

Diana Mutiah. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana.

Engga, Atti Yudiernawati. 2017. Pengaruh Bermain Peran Terhadap Perkembangan Sosial

Anak Usia Prasekolah Di TK Tunas Bangsa Bonti Kabupaten Sanggau Kalimantan

Barat,vol. 2.

Gede Purnajati Dkk. 2012/2013. Implementasi Metode Mengajar Dengan Teknik Bermain

Peran Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Siswa Kelompok B Tk Widya

Kumara Sari, Kubutambahan, Jurnal, Tahun pelajaran .

Hamzah B. Uno, Satria Koni. 2012. Assesment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Imam Musbiin. 2010. Buku Pintar PAUD (dalam perspektif islam) . Yokyakarta: Laksana.

Ismail, Andang. 2009. Education Games. Yogyakarta: Pro-U Media.

James Patrick Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi diterjemahkan oleh Kartini Krtono

Jakarta, Raja Grafindo Persada.


21

Kadek Novia Dewi. 2017. Pengaruh Metode Bermain Peran Terhadap Perkembangan Sosial

Emosional Pada Anak Kelompok B Di Taman Kanak-Kanak Gugus VII Kecamatan

Buleleng, vol. 5

Makmun khairani. 2013. Psikologi Perkembangan. Yokyakarta : Aswaja Pressindo.

Moejono Hasiban. 2012. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran Ditaman Kanak-Kanak. Jakarta : Rineka Cipta.

Mukhtar Latif Dkk. 2014. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Prenada Media Group.

Muri Yusuf. 2014. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan.

Jakarta: Kencana.

Nor Hanifah. 2018. " Pengaruh Bermain Peran terhadap perkembangan bahasa anak TK

Al- Husna Malang ", skripsi, Psikologi UIN MAULANA MALIK IBRAHIM Malang.

Nur Azizah, Yuli Kurniawati. 2013. Tingkat Keterampilan Berbicara Ditinjau Dari Metode

Bermain Peran Pada Anak Usia 5-6 Tahun, Indonesia Journal Of EArly Childhood

Education Studies. Hlm. 52.

Ria Elyana. 2016. " Pengaruh penggunaan metode bermain peran makro terhadap perilaku

prososial anak usia 5-6 tahun di TK kesuma segalamider tanjung karang barat tahun

ajaran 2015/2016", skripsi, Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Bandar lampung.

Ridwan. 2013. Dasar-dasar Statistik. Bandung: PT. Alfabeta.

Roestiyah. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Romi Anshorullah. 2008. Efektivitas Metode Menemionik Dalam MeNINGKATKAN Daya

Ingat Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Di Mts Persiapan Negeri Kota Batu,

Skripsi, Malang. UIN Maulana Malik Ibrahaim Malang.

S. Margono. 2007. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.


22

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D . Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bandung: PT Bumi

Aksara.

Winda Gunarti Dkk. 2010. Metode Pengembangan Perilaku Dan Kemampuan Dasar Anak

Usia Dini. Jakarta : universitas terbuka.

Wiyani, Novan dan Barnawi. 2014. Format PAUD. Yogyakarta. Ar-Ruzz Media.

Yuliani Nuraini Sujiono dan Bambang Sujiono, bermain kreatif berbasis kecerdasan jamak,

Jakarta : PT Indeks.

Yuliani Nurani Sujiono. 2011. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini,Jakarta:Indeks.

Anda mungkin juga menyukai