Anda di halaman 1dari 5

KOPI TAK BERTUAN

-Depresiku-

Sutradara :Imam Syafiih

Penulis : Dewi Puspita

Cameramen : Lukman, Lucky Marta, Kusuma Gigih

Editor : Fanani, Aldi Saputra

Pemain:

Ariana : Denis

Galih :Arib

Dea :Tri

Juna : luky

Synopsis:

Menceritakan tentang seorang mahasiswa yang bernama Ariana. Dengan keadaan keluarga yang sudah
hancur, ditinggal sesorang yang sangat berharga ini menyebabkan dia menderita depresi ringan. Ariana
harus kehilangan kakak yang selalu ada untuk dia dikarenakan kesalahan sedirinya, dan disinilah depresi
itu di mulai. Hingga hadir sesorang bernama galih yang bisa menggantikan semua itu, dan disinilah cerita
dimulai.

Scane 1

Take 1

Ariana datang ke cafe yang sudah biasa dia datangin, memesan 2 kopi kepada pelayan. Duduk ditempat
biasa seakan tempat itu sudah menjadi hak milihnya.

Ariana:”terimakasih” ucapnya sambil tersenyum tulus kepada pelayan.

Ariana mengeluarkan hp nya, mengirim pesan untuk sesorang yang ingin dia temui. Ariana tercengang
melihat chat yang dikirim oleh seseorang yang telah ditunggunya. Merenung mengingat pertemuan
pertamanya dengan dia.
Scane 2

Alur mundur

Take 1

Pembuatan kopi.

Take 2

Ariana datang ke cafe yang sudah biasa dia datangin, memesan 2 kopi kepada pelayan. Duduk ditempat
biasa seakan tempat itu sudah menjadi hak milihnya. Dan ini sekarang kebiasaan dia, duduk termenung
sendiri dengan dua gelas kopi seakan-akan ada orang yang sedang menemani dia disetiap malamnya.

Ariana: “kakak, tadi di kampus ada yang mengejekku lagi”, ucapnya sedih.

Hal seperti ini mungkin bagi Ariana adalah hal wajar tapi untuk orang disekitar yang sudah terbiasa
melihat tingkahlaku Ariana akan berpikiran bahwa dia sedang tidak baik-baik saja. Wajar saja, setiap
harinya dia datang ke cafe yang sama, duduk di tempat yang sama seorang diri tapi selalu memesan 2
cangkir kopi, dan jangan lupa dia selalu berbicara, tertawa, nangis tanpa tau apa penyebabnya.

Dea: “Arin, stop!kendalikan dirimu” tiba-tiba seorang perempuan datang menghampirinya.

Arinana: “siapa lo?”

Dea:”arin, gue ini sahabat lo” ucapnya kesal

Arinana : “gue ngak pernah punya sahabat kayak lo”

Dea : “Ariana..”, ucapnya terpotong

Ariana: “lo pasti mau bilang kalau gue penyakitan kan?”, ucapnya sambil berdiri dan menunjukku Dea

Ariana: “Gue kasih tau ya sama lo. Lo itu sama aja kayak orang-orang di luar sana, munafik,” tekannya

Dea menggelengkan kepalanya tidak menyangka bahwa Arinan telah berpikiran sepicik itu tentangnya.

Dea: “degerin gue baik-baik ya” ucapnya sambil memegang bahu Ariana.
Dea: “tolong, kendalikan dirimu Arin. Kakak lo itu sudah meninggal kecelakaan 2 minggu yang lalu.”
Tambahnya. Ariana menyingkirkan tangan Dea dari bahunya.

Ariana: “jaga mulut lo ya” tunjuknya

Dea:”Arin lo harus terima kenyataanya, dia sudah tiada Arin. Apa perlu gue ingetin lagi biar lo sadar?
Oke”, Dea menghebuskan nafasnya rasanya seperti berat mengatakan ini, tapi dia harus lakukan.

Dea: “dia sudah meninggal. 2 minggu yang lalu, tepat disaat hari ulang tahunnya. Disaat dimana kita
sudah mempersiapkan semuanya untuk dia, dia menginggal dalam kecelakaan. Dan, “

Ariana: “ tidak, “ potongnya. Sambil berteriak dengan menutup kupingnya pertanda dia tidak mau lagi
dan lagi mendengar omongan itu.

Ariana: “tidak, itu semua tidak benar. Dia masih hidup, semuanya itu salah.” Teriaknya frustasi

Dea : “Arin tapi itu kenyataanya.” Ucapnya sambil menangis tidak tega melihat keadaan sahabatnya.

Ariana: “pergi lo dari sini, pergiii” ucapnya berteriak sambil menutup kupingnya.

Dea : “oke oke gue pergi, jaga diri lo baik2” ucapya pamit

Ariana duduk lemas sambil memegang rambutnyasambil menangis frustasi mengingat kembali kejadian
dimana saat kecelakaan itu terjadi. #nb, dikasih iya nggak dikasih nggak masalah.

Ariana melihat tempat duduk yang didepannya sudah tersedia secangkir kopi. Membayangkan kakaknya
berada di depannya sambil tersenyum menguatkan Ariana. Senyum itu secara otomatis menular kepada
Ariana. Dia tersenyum tulus kepada kakaknya sambil berkata,

Ariana: “kakak. Kakak janji kan tidak akan meninggalkan aku sendirian kan?”tanyanya sambil tersenyum
tulus kepada kakaknya.

Ariana menundukkan kepalanya, menutup mukanya dengan tangan dan menangis penyesalan.

Take 3

Tiba-tiba ada yang menggeser kursi didapan Ariana. Ariana mengangkat kepalanya, melihat siapa yang
berusaha duduk didepannya. Seorang laki-laki memakai kacamata tersenyum manis didepannya,
Ariana tercengang bingung melihat orang di depannya.

Galih: “panggil saja saya Galih” ucapnya sambil mengulurkan tangannya kepada Ariana

Ragu-Ragu Ariana menyambut tangan tersebut, seperti ada yang berbeda saat kulitnya bersentuhan
langsung dengan sosok laki-laki tersebut, seperti ada yang kembali dibalik diri Ariana. Ariana tersenyum
tulus, dan disinilah cerita ini dimulai. Dimana galih mencoba membuat Ariana senyaman mungkin
dengannya, berbagi bercerita tentang kehidupan dia, membuat lelucon untuknya, hingga tanpa disadari
Ariana tertawa. Malam inilah Ariana tertawa lepas, tersenyum manis menghilanggkan beban hidupnya.
Take 4

Dihari-hari berikutnya semua masih sama, yang berbeda hanyalah Ariana tidak duduk seorang diri. Galih
selalu ada menemani disetiap harinya tanpa terkecuali. Galih datang tersenyum saat melihat Ariana
sudah menunggunya dan sudah memesankan kopi untuknya. Ariana meyambut ceria saat Galih datang,
meyuruhnya untuk cepat duduk dan menunjukkan buku yang sudah ia bawa. Galih hari ini memang
sudah berjanji akan membantu dan menemani Arinan mengerjakan tugas kuliahnya.

Take 5

Seperti permintaan Ariana, Sore ini dia mengingikan pergi berjalan-jalan menaiki motor Galih. Galih bisa
melihat antusias dan wajah bahagia dari Ariana saat memesangkan helm untuknya.

Galih:” sudah siapa?” tanyanya saat Ariana sudah duduk dibocengannya

Ariana:”siap capten, hahah” jawabnya kegirangan.

Galih bahagia, melihat wajah girang Ariana dari spion motornya. Semua sudah kembali seperti awal, tapi
rasanya galih di buat gundah dengan keadaanya sekarang.

Mereka menyelusuri kota, berjalan-jalan menikmati keindahan sore hari.

Take 6

Sore ini untuk kesekian kalianya Galih mengajak Anita berjalan-Jalan di taman. Mereka berdua sama2
memegang sebuah balon, entah mengapa Ariana meminta dibelikan balon sore ini. Ariana menujukkan
caranya, menulis nama Galih disebuah kertas, dan Galih pun sebaliknya mengikuti Ariana. Mereka
mengikat balon itu dengan kertas lalu menerbangkangnya secara bersamaan. Bergandengan tangan dan
tertawa lepas.

Take 7

Malam ini seperti biasa, mereka bertemu di café yang biasa mereka kunjungi. Ariana melambaikan
tangannya kepada Galih yang sudah menunggu di tempat duduk mereka. Galih tersenyum menyambut
Ariana, membatunya untuk duduk dikursinya lalu memberikan buket bunga yang memang sudah galih
persiapkan sebelumnya. Malam ini Ariana sangat bahagia bisa menikmati moment ini bersama Galih.
Scane 3

Arina mengangkat kepalanya, matanya sudah basah dengan air mata. Dia mengeluarkan kue yang sudah
dia bawa sebelumnya. Menyalakan lilin dengan korek. Arinana menghembuskan nafas lelah,
dikehidupannya selalu seperti ini, banyak orang datang dan pergi dan dia harus terima kenyataanya.
Ariana tersenyum, melihat kehidupannya sendiri. Lucu itu dibenaknya.

Arinana : “Happy Birthday too me, happy birthday too me, happy biirthday, happy birthday, happy
birthday too me.” Ariana menyanyikan dengan sendu sambil menepuk tangannya.

Ariana : “Selamat ulang tahun Ariana.” Ucapnya kepada diri sendiri sambil meniup lilin.

Air matanya sudah tidak dapat dibendung lagi. Ariana menangis frustasi melihat kehidupannya, dia
menghempaskan gelas di samping nya lalu menelungkupkan kepalanya dengan tangan dan menangis
derita.

-End-

Anda mungkin juga menyukai