dia berwudhu
ketika itu maka wudhunya tidak sah jika sesudah berwudhu nyatanya dia sebelumnya belum berwudhu,
jika sudah berwudhu sebelumnya maka wudhu yang kedua itu menjadi tajdid wudhu(memperbaharui
wudhu).
12- Kekalnya niat secara hukum, dengan bahwa ketika dia berwudhu tidak mendatangkan sesuatu yang
meniadakan niat seperti Murtad(niat keluar dari islam).
13- Ketiadaan menggantungkan niat, contohnya: seperti iya berniat di dalam wudhu atau sholat: jika si
pulan datang/ hari hujan makan aku akan membatalkan wudhuku/sholatku, maka ketika itu wudhu dan
sholatnya batal walaupun iya tidak membatalkannya.
14 dan 15- Masuknya waktu sholat dan mualat, ini khusu bagi orang yang berkekalan berhadats seperti
silsil baul(air kencing keluar terus/kada ti.is bakamih) atau silsil madzi dan silsil istihadoh(darah penyakit
yang keluar terus bagi perempuan).