Anda di halaman 1dari 1

11- Kuatnya niat, mka jika iya ragu-ragu apakah dia sdh berwudhu atau belum maka jika

dia berwudhu
ketika itu maka wudhunya tidak sah jika sesudah berwudhu nyatanya dia sebelumnya belum berwudhu,
jika sudah berwudhu sebelumnya maka wudhu yang kedua itu menjadi tajdid wudhu(memperbaharui
wudhu).

12- Kekalnya niat secara hukum, dengan bahwa ketika dia berwudhu tidak mendatangkan sesuatu yang
meniadakan niat seperti Murtad(niat keluar dari islam).

13- Ketiadaan menggantungkan niat, contohnya: seperti iya berniat di dalam wudhu atau sholat: jika si
pulan datang/ hari hujan makan aku akan membatalkan wudhuku/sholatku, maka ketika itu wudhu dan
sholatnya batal walaupun iya tidak membatalkannya.

14 dan 15- Masuknya waktu sholat dan mualat, ini khusu bagi orang yang berkekalan berhadats seperti
silsil baul(air kencing keluar terus/kada ti.is bakamih) atau silsil madzi dan silsil istihadoh(darah penyakit
yang keluar terus bagi perempuan).

Anda mungkin juga menyukai