Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Propsal
ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Terapi Bermain Bongkar
pasang pada Anak Usia Preschool di Rumah Sakit “ proposal ini berisikan tentang
preplaining terapi bermain yang akan diberikan oleh kelompok kepada anak usia
perschool di rumah sakit.
Diharapkan Proposal ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
tentang bagaimana cara melakukan terapi bermain, salah satunya terapi bermain
mewarnai. Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan proposal ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan proposal ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2013 didapatkan jumlah anak usia
toddler (3 - 6 tahun) di Indonesia adalah 17,92 juta anak. Anak-anak pada usia
toddler dapat memainkan sesuatu dengan tangannya serta senang bermain
dengan warna, oleh karena itu bermain dengan mewarnai gambar menjadi
alernatif untuk mengembangkan kreatifias anak dan dapat menurunkan tingkat
kecemasan pada anak selama dirawat. Mewarnai gambar dapat menjadi salah
satu media bagi perawat untuk mampu mengenali tingkat perkembangan anak.
1.2 TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak.
2. TUJUAN KHUSUS
1. Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan.
2. Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress
karena penyakit dan dirawat
3. Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi
anak.
4. Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat
penyembuhan.
5. Untuk menambah pengetahuan mengenali warna.
6. Untuk mengembangkan imajinasi pada anak
BAB II
LAMPIRAN TEORI
Terapi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang merupakan salah satu
intervensi yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau mencegah kecemasan
sebelum dan sesudah tindakan operatif . Dengan demikian dapat dipahami bahwa
didalam perawatan pasien anak, terapi bermain merupakan suatu kegiatan
didalam melakukan asuhan keperawatan yang sangat penting untuk mengurangi
efek hospitalisasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya
( Nursalam, 2005).
2. Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakkan
aktivitas (hanya melihat)
Contoh: Memberikan support.
Peran Co Leader :
- Mengidentifikasi issue penting dalam proses, mengidentifikasi strategi yang
digunakan Leader, mencatat modifikasi strategi untuk kelompok pada sesion
atau kelompok yang akan datang, memprediksi respon anggota kelompok pada
sesion berikutnya
Peran Fasilitator :
- Mempertahankan kehadiran peserta, mempertahankan dan meningkatkan
motivasi peserta, mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik
dari luar maupun dari dalam kelompok
Peran Observer :
- Mengamati keamanan jalannya kegiatan play therapy, memperhatikan tingkah
laku peserta selama kegiatan, memperhatikan ketepatan waktu jalannya
kegiatan play therapy, menilai performa dari setiap tim terapis dalam
memberikan terapi.
C. Setting Tempat
: Co Leader
: Leader
: Peserta
: Observer
: Fasilitator
: Keluarga anak
D. Susunan Kegiatan
E. Lembar Observasi
No Nama Motorik Halus Keaktifan Mood
Aktif Kurang Baik Kurang
1 An. Syaila √ √ √
2 An. Syifa √
3 An. Raffa √ √ √
4 An. Neta √ √ √
5 An. Ariel √ √
F. Evaluasi
1. Evaluasi struktur yang diharapkan
a) Alat-alat yang digunakan lengkap
b) Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana
2. Evaluasi proses yang diharapkan
a) Terapi dapat berjalan dengan lancar
b) Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
c) Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
d) Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai tugasnya
3. Evaluasi hasil yang diharapkan
a) Anak dapat mengembangkan motorik halus dengan menghasilkan satu
gambar yang diwarnai, kemudian digantung
b) Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
c) Anak merasa senang
d) Anak tidak takut lagi dengan perawat
e) Orang tua dapat mendampingi kegiatan anak sampai selesai
f) Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan aktifitas
bermain
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bermain merupakan aspek penting dalam kehidupan anak yang mencerminkan
kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan social anak tersebut, Salah
satunya adalah menggambar dan mewarna. Menggambar dan mewarnai adalah
kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak. Lewat menggambar, mereka bisa
menuangkan beragam imajinasi yang ada di kepala mereka. Menggambar
menurut KBBI versi online merupakan suatu kegiatan meniru barang, orang,
binatang, dan sebagainya yang dibuat dengan coretan pensil atau alat lainnya
pada sebuah kertas. Menurut Olivia (2013) mewarnai merupakan suatru bentuk
kegiatan kreativitas, dimana anak diajak untuk memberikan satu atu beberapa
goresan warna pada pada suatu bentuk atau pola gambar, sehingga terciftalah
sebuah kreasi seni. Gambar-gambar yang mereka hasilkan juga dapat
menunjukkan tingkat kreativitas dan suasana hati masing-masing anak.
.
B. Saran
1. Orang tua
Sebaiknya orang tua lebih selektif dalam memilih permainan bagi anak agar
anak dapat tumbuh dengan optimal. Pemilihan permainan yang tepat dapat
menjadi poin penting dari stimulus yang akan didapat dari permainan tersebut.
Faktor keamanan dari permainan yang dipilih juga harus tetap diperhatikan.
2. Rumah Sakit
Sebagai tempat pelayanan kesehatan, sebaiknya rumah sakit dapat
meminimalkan trauma yang akan anak dapatkan dari hospitalisasi dengan
menyediakan ruangan khusus untuk melakukan tindakan.
3. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat tetap membantu anak untuk mengurangi dampak
hospitalisasi dengan terapi bermain yang sesuai dengan tahap tumbuh kembang
anak. Karena dengan terapi bermain yang tepat, maka anak dapat terus
melanjutkan tumbuh kembang anak walaupun dirumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA