1 2018
ABSTRAK
Sikap perawat tentang penatalaksanaan syok hipovolemik harus lah dimiliki oleh perawat meliputi Sikap
afektif (emosi), tindakan (keterampilan) dan pengetahuan dalam melakukan penatalaksanaan pada pasien
dengan syok hipovolemik. Syok hipovolemik adalah syok yang sering dijumpai, yang disebabkan oleh
penurunan volume intravaskular yang di akibatkan oleh kehilangan cairan eksternal. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui sikap perawat tentang penatalaksanaan syok hipovolemik. Jenis penelitian adalah
Deskriptif kuantitatif dengan desain cross sectional. Tempat penelitian di ruang instalasi gawat darurat di
RSU Meuraxa Kota Banda Aceh. Alat pengumpulan data kuesioner skala likert dan multiple choise. Sampel
penelitian adalah total sampling 31 perawat instalasi gawat darurat. Hasil penelitian di instalasi gawat darurat
didapat bahwa sikap afektif perawat tentang penatalaksanaan syok hipovolemik berada pada kategori baik
sebanyak 23 orang (74,2%), keterampilan perawat tentang penatalaksanaan syok hipovolemik berada pada
katagori baik sebanyak 22 orang (71%), sedangkan pengetahuan perawat tentang penatalaksanaan syok
hipovolemik berada pada katagori baik sebanyak 23 orang (74,2%) .
ABSTRACT
The nurse's attitude about managing hypovolemic shock must be owned by the nurse including affective
attitude (emotion), actions (skills) and knowledge in performing management in patients with hypovolemic
shock. Hypovolemic shock is a common shock, caused by a decrease in intravascular volume resulting from
external fluid loss. The purpose of this study is to determine the attitude of nurses about the management of
hypovolemic shock. The research type is descriptive quantitative with cross sectional design. Place of study
in emergency room at Meuraxa Hospital of Banda Aceh City. Literary data collection tool likert scale and
multiple choise. The sample was total sampling of 31 emergency department nurses. The results of the study
at the emergency department showed that the nurse's affective attitude about the management of hypovolemic
shock was in the good category as many as 23 people (74.2%), the nurse's skill about hypovolemic shock
management was in the good category of 22 people (71%), about the management of hypovolaemic shock is
in the good category as many as 23 people (74.2%).
13
JIM FKep Volume IV No. 1 2018
14
JIM FKep Volume IV No. 1 2018
Berdasarkan tabel 1 dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan tabel 6 dapat disimpulkan bahwa
dari 31 usia perawat instalasi gawat darurat dari 31 perawat didapatkan 22 perawat
rata-rata 30,77 tahun dengan standar deviasi (74,2%) dengan katagori baik.
3,72 tahun.
Tabel 7. Pengetahuan
Tabel 2. Jenis Kelamin Kategori f %
Jenis Kelamin f % Baik 23 74,2
Laki-laki 18 58,1 Kurang 8 25,8
Perempuan 13 41,9 Jumlah 31 100
Total 31 100 Berdasarkan tabel 7 dapat disimpulkan
Berdasarkan tabel 2 dapat disimpulkan bahwa bahwa dari jumlah 31 perawat didapatkan 23
dari 31 perawat didapatkan jenis kelamin perawat (74,2%) dengan kategori baik.
laki-laki sebanyak 18 pasien (58,1%).
PEMBAHASAN
Tabel 3. Pendidikan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Pekerjaan f % distribusi tertinggi sikap afektif perawat
D III Keperawatan 24 77,4 tentang penatalaksanaan syok hipovolemik
S1 Keperawatan 1 3,2 mayoritas berada pada kategori baik sebanyak
Ners 6 19,4 23 orang (74,2%). Adapun wujud dari afektif
Jumlah 31 100 (emosi), seperti : amarah, kesedihan, rasa
Berdasarkan tabel 3 dapat disimpulkan bahwa takut, empati, cinta terkejut dan malu (Azwar,
dari 31 perawat didapatkan pendidikan 2005, p.64). Berpijak dari penjelasan tersebut
sebanyak 24 perawat (77,4%). maka apabila perawat mampu menampilkan
wujud afektif yang positif di depan pasien
Tabel 4. Lama Bekerja maka perawat pun dinilai mampu memberikan
Kategori f % pelayanan yang baik, begitu pula sebaliknya.
> 2 tahun 9 29 Dari hasil penelitian (mundakir, 2006,
< 2 tahun 22 71 p.6) perawat yang mempunyai afektif yang
Jumlah 31 100
baik mampu memahami apa yang sedang
Berdasarkan tabel 4 dapat disimpulkan
dialami oleh pasien serta mengekpresikannya
bahwa dari 31 perawat didapatkan 22 dan mencoba melakukan sesuatu sebagai
perawat (71%) lama bekerja di bawah 2
bentuk kepeduliannya. Jika perawat memiliki
tahun.
hal tersebut maka lebih mudah untuk
Tabel 5. Sikap Afektif memasuki kehidupan seorang pasien sehingga
Kategori f % pasien lebih mudah dalam menerima tindakan
Baik 23 74,2 asuhan keperawatan yang diberikan oleh
Kurang 9 25,8 perawat.
Jumlah 31 100 Dari hasil penelitian Rahmadhani
Berdasarkan tabel 5 dapat disimpulkan (2014, p.38) terkait tentang afektif perawat,
bahwa dari 31 perawat didapatkan 23 mendapatkan gambaran afektif perawat
perawat (74,2%) dengan katagori baik. terhadap perawatan pasien kritis di ruang ICU
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit I
Tabel 6. Tindakan & II sudah pada kategori baik dengan
Kategori f % persentase 71,4 %. adanya perawat yang
Baik 22 74,2 belum sepenuhnya berperilaku empati
Kurang 9 25,8 khususnya pada pasien kritis, di karenakan
Jumlah 31 100 perawat hanya berfokus untuk memenuhi
kebutuhan pasien secara fisiologis namun
15
JIM FKep Volume IV No. 1 2018
16
JIM FKep Volume IV No. 1 2018
17
JIM FKep Volume IV No. 1 2018
REFERENSI madiyahYogyakartahttp://thesis.umy.
Azwar, S. (2005). Sikap Manusia : Teori dan ac.id/datapublik dikases pada tanggal
Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka 15 Mai 2017
Pelajar. Mundakir. (2006). Komunikasi Keperawatan
Bachtiar, A. (2008). “hubungan tingkat Aplikasi Dalam Pelayanan.
pengetahuan agama tentang islam Yogyakarta : Graha Ilmu.
dengan sikap perilaku seks remaja di Mangkunegara, A.P. (2011). Manajemen
madrasah Aliyah negeri III malang” Sumber Daya Manusia Perusahaan.
jurnal kesehatan volume 6/no.1/2008 : Bandung: Rosda
23-32. Notoatmodjo, S. (2005). Promosi Kesehatan,
Diantoro, D.G., (2014). Syok Hipovolemik. Teori dan Aplikasinya.. Jakarta : PT
RSUD Margono Soekarjo. Diakses Rineka Cipta.
dari jurnal. unsrittomohon.ac.id/in-
dex.php/jurnalprint/article/download/
119/109, pada tanggal 15 Mai
2017.Dewi, E., & Rahayu, S. (2010).
Kegawat Daruratan Syok
Hipovolemik. ISSN 1979-2697, Vol.
2.No.2. Halaman 93-96.Di akses dari
http://journal.ums./index.php/BIK/arti
cle/download/3799/2459. Pada tang-
gal 12 Mai 2017.
Eriawan, D.R. (2003), Hubungan Tingkat
Pengetahuan Perawat dengan
Tindakan Keperawatan Pada Pasien
Pasca Operasi Dengan “GENERAL
AENESTHESIA” Di Ruang
Pemulihan IBS RSD dr. Soebandi
Jember. Diakses dari
http://repository.unej.ac.id/.../Riezky
%20Dwi%20 Eriawan % 20
%20082310101011_1.pdf.Pada tang-
gal 14 Mai 2017.
Hardisman. (2013). Memahami Patofisiologi
dan Aspek Klinis Syok
Hipovolemik:UpdatedanPenyegar.htt
p://jurnal.fk.unand.ac.id/images/articl
es /vol2/no3/178182.pdf Diakses
tanggal 12 Mai 2017.
Notoatmodjo,S. (2010). Metodologi Penelitian
Kesehatan.. Jakarta : PT Rineka
Cipta.
Notoatmodjo,S.(2011).Kesehatan Masyarakat
Ilmu dan Seni.. Jakarta : PT Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehetan
dan Perilaku Kesehatan.. Jakarta : PT
Rineka Cipta.
Rahmadhani, N. (2014). Gambaran Perilaku
Empati Perawat Terhadap Perawatan
End Of Life Pasien Kritis Di Ruang
ICU RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta Unit I & II, Skripsi
Keperawatan, Universitas Muham-
18