LAMPIRAN-LAMPIRAN
Uraian materi
Mengetahui Yogyakarta, November 2019
Kepala KUA Kecamatan Umbulharjo Praktikan/ Mahasiswa PPL
3. Jalin komunikasi
Banyak sekali pernikahan yang berakhir hanya karena kita lalai menjaga kehangatan
komunikasi. Di masa sekarang, fasilitas internet memudahkan kita berinteraksi dengan
berbagai orang, termasuk dengan orang-orang di masa lalu. Akibatnya, kita sering lupa
menjalin komunikasi dengan pasangan. Tanpa komunikasi kita tak mungkin bisa memahami
pasangan dengan baik. Akhirnya hubungan kita semakin renggang, bahkan menjadi asing satu
sama lain. Maka bila ingin membangun keluarga harmonis, redamlah ego, dan mulailah
sapalah dia. Ini memang berat pada mulanya, tetapi efektif untuk menyatukan hati.Tanpa
komunikasi kita tak akan bisa menyentuh hatinya dan memahami persoalan yang
membelenggu dirinya.
6. Memperbaiki diri
Kita tidak bisa mengharapkan orang lain berubah, tanpa terlebih dahulu kita yang
mengubah diri sendiri. Sebagaimana pasangan kita yang tak sempurna, sesungguhnya kita pun
jauh dari sempurna. Boleh jadi sikap dan kebiasaan buruk yang kita miliki – dan sering tidak
kita sadari-merupakan satu sebab yang memicu timbulnya perselisihan.
9. Berdoa
Mendekatkan diri pada Sang Pencipta serta berdoa, merupakan salah satu cara untuk
menyelamatkan sebuah pernikahan dan membentuk keluarga harmonis. Hanya dengan
memiliki keyakinan dan bersandar pada kekuatan Tuhan, kita mampu bertahan dan menjalani
kehidupan pernikahan dengan baik.
12. Hindari Sikap Emosional dan Egois dalam Menghadapi Masalah Keluarga
Sebagai manusia, setiap pasangan memang akan memiliki emosi sendiri-sendiri. Sisi
emosi ini ada yang bisa meletup dan meledak jika memang pasangan tidak mengendalikannya.
Nah ketika emosi seseorang ini tak terkendali, sebuah keluarga bisa jadi kemudian berlangsung
tidak harmonis. Nah dari sini pengendalian emosi saat terjadi perdebatan diantara pasangan
memang harus bisa dikendalikan sedemikian rupa. Hal ini bisa mulai dari diri Anda. Redam
dan mengalah saat terjadi debat kusir dengan pasangan. Mengalah bukan berarti kalah, Anda
hanya menyimpan sesuatu yang bisa berbahaya jika Anda tak mengalah. Jika Anda mau
konsisten bersikap demikian, maka pasangan lama-lama akan juga mengikuti sikap Anda
tersebut.
LAPORAN
PRAKTIK KONSELING INDIVIDUAL
E. Prognosis
Konselor akan membantu R dalam mengembangkan potensi untuk berfikir rasional
sehingga akan muncul keyakinan-keyakinan yang rasional. Perselingkuhan yang dilakukan
suami R bisa terjadi karena guna-guna dan bisa terjadi karena penyebab lain. Suami R bisa
hidup kembali bersama R, dan bisa hidup bersama membangun rumah tangga bersama wanita
pilihanya. Perubahan ini bertujuan agar R dapat memelihara diri, berbahagia, berpikir, dan
kompeten dalam kehidupannya.
F. Tujuan Konseling
RET ini bertujuan untuk mengubah keyakinan-keyakinan irasional menjadi keyakinan
yang rasional, serta menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang merusak diri sendiri
seperti rasa sedih, kecewa dan marah,yang akan berdampak bagi kehidupan R yang lebih baik.
G. Layanan Konseling
1. Terapi rasional emotif membantu konseli untuk menghilangkan pikiran-pikiran yang
irrasional yang telah diyakini oleh konseli dan sikap konseli.
2. Langkah-langkah konseling yang ditempuh:
a. Langkah pertama yaitu mengakses self talk konseli, konselor mendorong R untuk
berbicara tentang permasalahan perselingkuhan yang terjadi sehingga membuat R
menjadi sedih, kecewa, dan marah sehingga muncul keyakinan irasional jika
suami R berselingkuh diguna-guna oleh selingkuhanya.
b. Langkah kedua, yaitu menentukan keyakinan yang mendasari konseli, keyakinan
irasional yang muncul adalah R memiliki keyakinan irasional jika suaminya
berselingkuh karena diguna-guna oleh selingkuhanya sehingga gangguan-
gangguan emosi muncul.
c. Langkah ketiga, yaitu Konselor melawan dengan menkronfrontasikan keyakinan
irasional konseli , seperti, “Apa buktinya jika suami anda pasti diguna-guna oleh
wanita lain?”, “Apakah dengan kembali hidup bersama anda, suami anda tidak
kembali berselingkuh lagi?”.
d. Langkah keempat, yaitu konselor menyepakati sebuah keyakinan yang lebih
rasional, R dapat berpikir jika suaminya berselingkuh tidak karena diguna-guna,
sehingga R menerima itu semua dan R akan mulai meyakini keyakinan rasional.
d. Diagnosis
Berdasarkan kerangka kerja teoritik, maka dapat diketahui bahwa permasalahan yang
dialami SI adalah belum memahami dan menyadari permasalahan-permasalaan yang terjadi
dalam kehidupannya. Permasalahan ini terjadi dikarenakan belum terungkapnya perasaan-
perasaan yang pernah terjadi dahulu. Karena tidak terungkapnya perasaan itu membuat
hubungan antara SI dan suaminya tidak baik dalam kehidupan rumah tangganya.
e. Prognosis
Permasalahan akan diatasi dengan bantuan konselor, konselor akan membantu konseli
dalam memahami dan menyelesaikan permasalahan yang belum terselesaikan dahulu, dengan
mendorong SI mengatakan perasaan-perasaan yang belum terungkap pada saat ini. konselor
akan membantu konseli dalam memperoleh pemahaman dan penyegaran tentang pikiran,
perasaan dan tingkah lakunya.
f. Tujuan Konseling
Perubahan terjadi melalui kesadaran dari "apa yang ada”. Konselor akan membantu SI
dalam memperoleh kesadaran dan pemahaman pribadi terkait kenyataan dan realitas. Konselor
akan membantu SI agar berani dalam menghadapi berbagai macam tantangan dan kenyataan
yang harus dihadapi, sehingga keputusan-keputusan yang telah diambil dapat dipertanggung
jawabkan dan dapat memperbaiki kehidupan SI yang lebih baik lagi.
g. Layanan Konseling
1. Pendekatan yang digunaka dalam pendekatan Gestalt, masalah akan dapat diatasi
melalui bantuan konselor dengan membantu SI dalam memperoleh kesadaran dan
pemahaman dalam mengatasi permasalahan hidupnya yang belum terselesaikan, dan
dapat bertanggung jawab dalam mengambil keputusan-keputusan bagi kehidupanya
nanti.
2. Teknik yang digunakan dalam pendekatan pendekatan Gestalt ini yaitu teknik Role
Play untuk mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang atau
melakukan perubahan dalam dirinya sendiri. Role play seseorang memainkan
perannya sendiri, peran orang lain, sejumlah keadaan di seputar sebuah situasi, atau
reaksi-reaksinya sendiri.
3. Langkah-langkah konseling yang ditempuh:
a. Langkah pertama yaitu Konselor menjelaskan kepada SI mengenai bagaimana
bermain role play.
b. Langkah kedua, yaitu konselor membantu SI dalam memahami perannya.
c. Langkah ketiga, yaitu konseli menyebutkan dan mendeskripsikan orang-orang
yang signifikan yang terlibat dalam adegan.
d. Langkah keempat, yaitu konseli memerankan perilaku menjadi dirinya sendiri,
SI mengungkapkan perasaan apa yang dirasakanya. Sebaliknya SI memerankan
respon dari peran suaminya.
e. Langkah kelima, yaitu konselor memberikan umpan balik yang spesifik dan
sederhana, dan dapat lebih mudah dipahami oleh SI.
f. Langkah keenam, yaitu konselor berulang-ulang mempraktikkan perilaku yang
ditaegetkan dalam dan diluar sesi konseling sampai SI dan konselor yakin
tujuanya sudah tercapai.
g. Langkah ketujuh, yaitu konseli memberi tahu konselor tentang hasil-hasil dan
kemajuan yang telah dicapai.
A. Identitas BS (disamarkan)
Nama : MM
Umur : 22 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Gambiran,Umbulharjo V
3. Saling Mengingatkan
Setiap manusia pasti pernah berbuat salah dan jika demikian maka jika
ingin membangun keluarga yang sakinah setiap anggota keluarga baik suami
atau istri harus saling mengingatkan dalam hal kebaikan dan ketaqwaan kepada
Allah. Jika suami atau istri tidak memenuhi ajaran agama maka keduanya harus
saling mengingatkan dan menasehati dengan cara yang baik. adapun misalnya
sang istri tidak mematuhi suami maka suami berhak untuk menghukumnya dan
bila istri merasa dizalimi suami maka ia boleh menggugat cerai suaminya. Islam
sendiri tidak melarang hal tersebut karena pada dasarnya pernikahan adalah
untuk kebaikan dan bukan untuk menyakiti satu sama lain.
4. Menjalankan Kewajibannya
Agar bisa membangun keluarga yang sakinah maka baik istri maupun suami
harus dapat menjalankan kewajibannya dengan baik dan memenuhi hak satu
sama lain. Memenuhi kebutuhan suami atau istri adalah suatu ibadah dan
dianjurkan dalam islam sebagaimana hadits berikut ini :
Dan di hubungan suami-isteri salah seorang diantara kalian adalah sedekah!
Mendengar sabda Rasulullah, para sahabat keheranan dan bertanya: “Wahai,
Rasulullah. Apakah salah seorang dari kita memuaskan syahwatnya (kebutuhan
biologisnya) terhadap isterinya akan mendapat pahala?” Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam menjawab: “Bagaimana menurut kalian, jika mereka (para
suami) bersetubuh dengan selain isterinya, bukankah mereka berdosa?” Jawab
para sahabat: “Ya, benar”. Beliau bersabda lagi: “Begitu pula kalau mereka
bersetubuh dengan isterinya (di tempat yang halal), mereka akan memperoleh
pahala!