Anda di halaman 1dari 19

PREBIOTICS FOS & GOS

FOR ALLERGY PREVENTION


RABU, 7 SEPTEMBER 2016

TOPIK : Prebiotics FOS & GOS for Allergy prevention update on


the New WAO Guideline
PEMBICARA : Dr. NIA KURNIATI, Sp.A(K)
MODERATOR : Dr. ENDAH CITRARESMI, Sp.A(K)
PENCEGAHAN ALERGI
UPDATE
Nia Kurniati
UKK Alergi Imunologi IDAI
PENDAHULUAN

■ Alergi makanan paling banyak terjadi pada tahun pertama kehidupan,


insidensnya mencapai 6 – 8% pada 3 tahun pertama kehidupan
■ Alergi makanan berperan penting dalam perkembangan penyakit
alergi, contohnya asma, dan rinitis (allergic march)
■ Pencegahan penyakit alergi ditujukan pada masa “window of
vulnerability” atau masa rawan, yaitu pada masa dini bayi, untuk
mengurangi kejadian alergi atau perkembangan alergi pada masa
kehidupan berikutnya
Faktor intrinsik dan ekstrinsik yang berperanan
pada perkembangan penyakit alergi

Lingkungan Genetik

Interaksi Manifestasi klinis


maternal-fetal penyakit alergi

Kalliomaki M, et al. J Nutr 2010;140


Anak berisiko alergi

Anak yang memiliki kecenderungan untuk mengalami penyakit alergi


berdasarkan adanya riwayat penyakit atopi dalam keluarga seperti dermatitis
atopi, asma, dan atau rinitis alergi, pada minimal salah satu orangtua atau
saudara kandung

Bagaimana mengetahui anak yang berisiko alergi?

Ditentukan dari riwayat penyakit atopi dalam keluarga, yaitu dengan


menggunakan Kartu deteksi dini alergi
Kartu deteksi dini alergi

Kartu deteksi dini alergi


Dilakukan “sedini mungkin”…. Seberapa dini?
Bagaimana menginterpretasikannya?
PENCEGAHAN
Pencegahan primer:
■ pencegahan terhadap terjadinya sensitisasi (terbentuknya antibodi IgE)
■ syarat: menguntungkan bagi semua, tidak berdampak merugikan, tidak
mahal
Pencegahan sekunder:
■ pencegahan terhadap terjadinya sensitisasi selanjutnya
Pencegahan tersier:
■ pencegahan terhadap memberatnya gejala klinis atau terjadinya dampak
lebih lanjut akibat penyakit alergi yang diderita (misal kekerapan kambuh)
Mekanisme alergi

Exposure Sensitization Activation

Kartu Pencegahan Pajanan ulang dg Pengobatan


deteksi dini primer: alergen yg sama -Identifikasi
-ASI eksklusif alergen
alergi
- Hindari asap Pencegahan - Modifikasi susu
sekunder formula
rokok
-Obat
Identifikasi alergen
Penghindaran alergen
- Imunoterapi
Pencegahan primer
pencegahan terhadap terjadinya sensitisasi
(terbentuknya antibodi IgE)
syarat: menguntungkan bagi semua, tidak
berdampak merugikan, tidak mahal

• Hindari merokok dan paparan terhadap asap rokok, terutama


selama masa kehamilan dan fase anak dini
• Hindari paparan asap polusi
• Berikan ASI eksklusif hingga 6 bulan
• Tidak ada restriksi diit khusus pada ibu hamil & menyusui
Metaanalisis:
• Restriksi diit pada ibu hamil dan menyusui tidak mengurangi risiko penyakit alergi pada bayinya
• Restriksi diit pada ibu hamil dapat berdampak buruk bagi janin yang dikandungnya
• Restriksi diit selama kehamilan dan menyusui hanya ditujukan pada ibu untuk kesehatannya sendiri
• Suplementasi minyak ikan pada ibu hamil dan menyusui untuk mencegah alergi  tidak cukup bukti
UPDATE
■ Untuk pencegahan primer, ASI eksklusif memberikan
perlindungan paling baik untuk bayi yang memiliki risiko
atopi
■ GLAD-P (Guideline for Allergy Prevention) dari World Allergy
Organization tidak merekomendasikan tambahan upaya
pencegahan seperti pemberian prebiotik, probiotik atau
vitamin D bagi pasangan ibu bayi dengan risiko atopi. ASI
eksklusif telah memenuhi semua kebutuhan.

WAO-Mc Master University: Guidelines for Allergy Prevention


Series. 2015
UPDATE
Bayi Risiko Atopi yang Tidak Mendapat ASI sejak Lahir
■ Jenis susu formula modifikasi dapat menggunakan hidrolisis parsial
atau ekstensif. Metaanalisis dari Boyle et al (BMJ 2016;352:i974)
tidak menunjukkan ada superioritas penggunaan susu hidrolisis satu
dengan lainnya dalam hal pencegahan alergi (eczema atau wheeze).
US FDA dan Cochrane review masih merekomendasikan penggunaan
susu formula dihidrolisis dalam pencegahan alergi

Boyle RJ, et al. Hydrolised formula and risk of allergic and autoimmune disease: SR and
metaanalysis study. BMJ 2016;352:i974
Osborn D, Sinn J. Systematic review of formulas containing hydrolysed protein for prevention of
allergy. Allergy 2013;68(supp 97):627.
Osborn DA, Sinn JJ. Formulas containing hydrolysed protein for prevention of allergy and food
intolerance in infants. Cochrane Database Syst Rev 2006;4:CD003664.
UPDATE

Boyle, et al, BMJ 2016


UPDATE
■ Pemberian probiotik dan prebiotik bagi bayi yang tidak mendapatkan ASI masih
memberikan respon yang berbeda-beda.
■ Studi metaanalisis oleh Foolad et al menunjukkan risiko mengalami dermatitis atopi
berkurang pada bayi yang mendapat susu formula + prebiotik (HR 0.56, CI: 0.323–
0.971, NNT = 25)
■ Metaanalisis oleh Osborn menunjukkan tidak ada efek prebiotik dalam mencegah
asma. Namun untuk dermatitis atopi pemberian prebiotik dapat dengan efektif
mengurangi risiko (RR 0.68, 95 % CI: 0.48–0.97; NNT 25). Meskipun tidak ada
perbedaan apakah yang diberi itu bayi berisiko alergi atau tidak.
■ Tidak ada penekanan pada jenis prebiotik yang digunakan, akan tetapi lamanya
penggunaan dapat mempengaruhi efek proteksi.

Foolad N, et al. Effect of nutrient supplementation on atopic dermatitis in children: a systematic


review of probiotics, prebiotics, formula, and fatty acids. JAMA Dermatol. 2013;149: 350–5.
Osborn DA, Sinn JK. Prebiotics in infants for prevention of allergy. Cochrane Database Syst Rev.
2013;28;(3):CD006474
Pencegahan sekunder

Pencegahan terhadap terjadinya/timbulnya manifestasi penyakit alergi

• Menciptakan lingkungan tempat tinggal yang bersih


(misal: debu rumah, kecoa) bagi yang sudah
tersensitisasi terhadap alergen pada lingkungan tempat
tinggal

• Pengelolaan dermatitis atopi dengan baik sebagai


pencegahan terhadap alergi saluran pernapasan

• Pengelolaan rinitis alergi sebagai pencegahan terhadap


terjadinya asma
Pencegahan tersier
pencegahan terhadap memberatnya gejala klinis atau terjadinya dampak lebih
lanjut akibat penyakit alergi yang diderita (misal kekerapan kambuh)

• Bayi dengan alergi susu sapi harus menghindari protein susu sapi.

• Produk formula yang dianjurkan adalah susu hidrolisat atau asam amino (apabila harga
terjangkau) untuk memperbaiki gejala klinis

• Apabila terdapat kendala dalam masalah harga atau sulitnya didapat, maka alternatifnya
adalah susu soya. Untuk pemberian susu soya harus diberikan edukasi terhadap
munculnya gejala klinis kembali, karena adanya risiko alergi terhadap soya

• Kontrol lingkungan terhadap paparan indoor allergen misalnya mengganti bed cover
lebih sering, mencuci sprei dengan air panas

• Penggunaan medikamentosa atas rekomendasi dokter


Tatalaksana anak dg risiko alergi

Rekomendasi AAP-IDAI

Segera setelah lahir


Kehamilan

ASI eksklusif
Hindari asap Susu formula hidrolisis
rokok Hindari asap rokok

Tidak
menghindari
makanan
yang dianggap
Persalinan per vaginam
alergi
Tatalaksana anak dg risiko alergi. UPDATE

Rekomendasi AAP-IDAI

Segera setelah lahir


Kehamilan

ASI eksklusif
Hindari asap Susu formula hidrolisis
rokok Hindari asap rokok

Tidak PREBIOTIK
menghindari
makanan
yang dianggap
Persalinan per vaginam
alergi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai