Percobaan ini mengukur partikel dari tingkatan tertentu untuk mengetahui dan
membandingkan ukuran partikel yang sedang diamati. Partikel yang akan diamati dibuat
suspensi encer agar mempermudah dalam penentuan ukuran diameter partikel. Berbeda jika
suspensi yang dibuat pekat, partikel didalamnya akan saling berhimpit dan bergerombol saat
dilihat dibawah mikroskop singga sulit untuk diamati dan menentukan ukuran partikel.
dln = 10,5 µm, yang menyatakan rata-rata jarak atas partikel dalam satu populasi
dsn = 11,87 µm, yang merupakan luas permukaan rata-rata tiap partikel pada satuan berat.
dvs = 15,11 µm, yang merupakan volume rata-rata tiap satuan luas
dwm= 16,06 µm, yang merupakan volume rata-rata tiap satuan berat
Dari data-data diatas dapat dikatakan bahwa suspensi yang dibuat memiliki ukuran
partikel yang cukup besar dan konsentrasi yang cukup tinggi.
Metode yang kedua dari penentuan ukuran partikel yaitu metode pengayakan.
Metode pengayakan dilakukan untuk menghitung persen (%) bobot diatas ayakan atau
dibawah ayakan. Ayakan yang digunakan adalah ayakan nomor 8,12,20,40,60,80,100 dan
disusun berdasarkan urutan nomornya, yaitu mulai dari nomor paling kecil hingga paling
besar dari atas kebawah. Arti dari no ayakan tersebut adalah misal ayakan nomor 100, artinya
setiap 1 inci terdapat 100 lubang.
Metode pengayakan dilakukan untuk partikel yang besar seperti serbuk kasar,
granul tablet dan granul garam, sedangkan dispersi koloid untuk mikroskop biasa dan partikel
emulsi, suspensi, serta serbuk halus di tentukan dengan mikroskop optik. Keuntungan metode
pengayakan ini adalah waktu yang digunakan untuk mengukur partikel relatif cepat dibanding
dengan metode mikroskopi, sedangkan kelamahannya yaitu tidak bisa digunakan untuk
mengukur partikel yang berukuran kecil.
Dari plot data pada kertas probabilitas lognormal dengan memplotkan ukuran
(µm) pada sumbu x dan persen bobot kumulatif diatas ukuran pada sumbu y di dapat nilai
diameter geometrik (dg) rata-rata sebesar µm, yang merupakan nilai 50 % ukuran partikel
yang merupakan titik 50 % pada skala probabilitas lognormal. Sedangkan standar deviasi (σg)
adalah ±
IX. Kesimpulan
1. Penentuan ukuran partikel dilakukan dengan metode mikroskopi dan pengayakan
3. Amylum pada percobaan merupakan sistem polidispers karena harga antilog SD ≥1,2
yaitu 3,162
4. Diperoleh diameter ukuran dln = 10,5 µm, dsn = 11,87 µm, dvn = 12,87 µm, dvs = 15,11 µm,
dwm= 16,06 µm
5. Jumlah total granul yang didapat dari hasil pengayakan yaitu 100 gram