Anda di halaman 1dari 3

Percobaan dalam praktikum ini bertujuan untuk mengukur partikel zat dengan metode

mikroskopi dan pengayakan (shieving). Penentuan ukuran partikel secara mikroskopis


dilakukan dengan menggunakan alat berupa mikroskop. Metode ini dilakukan untuk
mengukur diamter partikel. Zat yang digunakan adalah amylum, yaitu serbuk halus, berwarna
putih, tidak berbau, tidak berasa.

Pada metode mikroskopi, sebelum digunakan, mikroskop harus di kalibrasi


terlebih dahulu dengan cara menempatkan mikrometer dibawah mikroskop. Kemudian garis
awal skala okuler dengan garis awal skala obyektif sama dengan 10 skala okuler. Dari hasil
kalibrasi didapat ukuran satu kotak pada mikrometer bernilai 100 µm dan ini yang akan
digunakan untuk membantu dalam menghitung ukuran-ukuran partikel dari suatu zat yang
diamati.

Percobaan ini mengukur partikel dari tingkatan tertentu untuk mengetahui dan
membandingkan ukuran partikel yang sedang diamati. Partikel yang akan diamati dibuat
suspensi encer agar mempermudah dalam penentuan ukuran diameter partikel. Berbeda jika
suspensi yang dibuat pekat, partikel didalamnya akan saling berhimpit dan bergerombol saat
dilihat dibawah mikroskop singga sulit untuk diamati dan menentukan ukuran partikel.

Apabila partikel sudah terlihat melalui pengamatan dibawah mikroskop, maka


selanjutnya ditentukan apakah partikel dari suspensi yang di buat termasuk dalam golongan
monodispers atau polidispers. Dikatakan monodispers apabila nilai antilog SD < 1,2 dan
dikatan polidispers apabila nilai antilog SD≥1,2. Dari percobaan yang kami buat didapat hasil
antilog SD = 3,162 sehingga digolongkan polidispers.

Setelah selesai dengan pengamatan dibawah mikroskop, maka dilakukan


grouping dengan membuat interval untuk mempermudah penggolongan masing-masing
partikel mulai dari yang terkecil hingga yang terbear untuk zat uji. Kemudian dihitungseluruh
partikeln yang dikelompokkan dengan masing-masing ukuran. Pada percobaan di kenal
frekuensi atau dengan kata lain dalah hasil perhitungan jumlah partikel data tiap jarak ukuran
atau kelas yang diamati.

Dengan metode mikroskopi ini terdapat beberapa kelemahan yaitu lamanya


waktu yang dibutuhkan dalam pengamatan dan menentukan ukuran partikel, diameter yang
diperoleh dari harga dua dimensi dari partikel,panjang, dan lebar tidak ada perkiraan dari tebal
partikel. Disamping itu jumlah partikel yang harus di hitung (300-500) agar diperoleh perkiraan
yang baik dari distribusi membuat metode ini agak lamban dan melelahkan serta penetuan
ukuran partikel bersifat relatif, tergantung dari persipsi dari orang yang menganalisa. Namun,
disamping beberapa kelemahannya, metode mikroskopi terdapat kelebihan yaitu data
pengukuran yang didapat lebih tepat dan akurat.
Untuk mengetahui distribusi sampel, maka dihitung diameter hubungan antara
mid size partikel (d) dengan jumlah partikel (n) dari percobaan yang dilakukan

Hasil perhitungan diameter yang didapat :

dln = 10,5 µm, yang menyatakan rata-rata jarak atas partikel dalam satu populasi

dsn = 11,87 µm, yang merupakan luas permukaan rata-rata tiap partikel pada satuan berat.

dvn = 12,87 µm, yang menyatakan volume rata-rata tiap partikel

dvs = 15,11 µm, yang merupakan volume rata-rata tiap satuan luas

dwm= 16,06 µm, yang merupakan volume rata-rata tiap satuan berat

Dari data-data diatas dapat dikatakan bahwa suspensi yang dibuat memiliki ukuran
partikel yang cukup besar dan konsentrasi yang cukup tinggi.

Metode yang kedua dari penentuan ukuran partikel yaitu metode pengayakan.
Metode pengayakan dilakukan untuk menghitung persen (%) bobot diatas ayakan atau
dibawah ayakan. Ayakan yang digunakan adalah ayakan nomor 8,12,20,40,60,80,100 dan
disusun berdasarkan urutan nomornya, yaitu mulai dari nomor paling kecil hingga paling
besar dari atas kebawah. Arti dari no ayakan tersebut adalah misal ayakan nomor 100, artinya
setiap 1 inci terdapat 100 lubang.

Pada perlakuan pertama yaitu dimulai dengan membersihkan ayakan


menggunakan vaccum cleaner, tujuannya adalah agar tidak terdapat granul-granul yang
menempel pada ayakan sehingga terjadi kesalahan penimbangan akibat percobaan
sebelumnya. Kemudian masing-masing ayakan kosong ditimbang. Setelah itu , ayakan disusun
berdasarkan urutan diatas, dimasukkan granul yang telah di timbang sebanyak 100 gram pada
ayakan paling atas. Diayak pada shaker selama 5 menit pada kecepatan 500 rpm, sehingga
granul dapat dipisahkan sesuai range ukurannya. Setalah selesai pengayakan, ayakan yang
berisi granul ditimbang dan di catat selisih antara ayakan yang berisi granul dengan ayakan
kosong sehingga di peroleh bobot pada masing-masing ayakan. Kesalahan pengayakan dapat
terjadi pada waktu pengisian ayakan, lama pengayakan, dan intensitas pengayakan Dari hasil
pengayakan di peroleh bobot granul 100 gr. Selanjutnya dicari % bobot diatas ukuran dan %
bobot dibwah ukuran.

Metode pengayakan dilakukan untuk partikel yang besar seperti serbuk kasar,
granul tablet dan granul garam, sedangkan dispersi koloid untuk mikroskop biasa dan partikel
emulsi, suspensi, serta serbuk halus di tentukan dengan mikroskop optik. Keuntungan metode
pengayakan ini adalah waktu yang digunakan untuk mengukur partikel relatif cepat dibanding
dengan metode mikroskopi, sedangkan kelamahannya yaitu tidak bisa digunakan untuk
mengukur partikel yang berukuran kecil.

Dari plot data pada kertas probabilitas lognormal dengan memplotkan ukuran
(µm) pada sumbu x dan persen bobot kumulatif diatas ukuran pada sumbu y di dapat nilai
diameter geometrik (dg) rata-rata sebesar µm, yang merupakan nilai 50 % ukuran partikel
yang merupakan titik 50 % pada skala probabilitas lognormal. Sedangkan standar deviasi (σg)
adalah ±

IX. Kesimpulan
1. Penentuan ukuran partikel dilakukan dengan metode mikroskopi dan pengayakan

2. Metode mikroskopi digunakan untuk mengukur partikel dalam suspensi, sedangkan


metode pengayakan untuk mengukur partikel dalam bentuk granul.

3. Amylum pada percobaan merupakan sistem polidispers karena harga antilog SD ≥1,2
yaitu 3,162

4. Diperoleh diameter ukuran dln = 10,5 µm, dsn = 11,87 µm, dvn = 12,87 µm, dvs = 15,11 µm,
dwm= 16,06 µm

5. Jumlah total granul yang didapat dari hasil pengayakan yaitu 100 gram

6. Diameter geometrik (dg) rata-rata yang didapat adalah µm berdasarkan kurva


probabilitas lognormal

7. Rentang standar deviasi (σg) yang di dapat adalah

Anda mungkin juga menyukai