Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk mengetahui ukuran suatu partikel yaitu:
Pengayakan
Kata Kunci: flotasi senyawa, pengayakan senyawa
Ditulis oleh Zulfikar pada 20-12-2010
Teknik pemisahan ini merupakan teknik yang tertua, teknik ini dapat dilakukan untuk
campuran heterogen khususnya campuran dalam fasa padat. Proses pemisahan didasari
atas perbedaan ukuran partikel didalam campuran tersebut. Sehingga ayakan memiliki
ukuran pori atau lubang tertentu, ukuran pori dinyatakan dalam satuan mesh, contoh
ayakan dapat dilihat pada Gambar 15.2. Sebagai contoh sederhana kita dapat lakukan
pemisahan pasir dari sebuah campuran pasir dan batu kerikil, menggunakan ayakan yang
porinya cukup halus. Begitu pula, jika kita ingin memisahkan beras yang bercampur
Teknik lain penmisahan campuran dalam fasa padat juga dapat dilakukan dengan cara
flotasi (pengapungan). Pemisahan dengan cara ini didasari pada sifat permukaan dari
senyawa atau partikel. Senyawa atau partikel ada yang memiliki sifat suka air (hidrofilik)
dan ada yang tidak suka air (hidrofobik). Bila kedua sifat ini muncul maka pemisahan
dapat dilakukan dengan memberikan air kedalam campuran tersebut. Untuk senyawa atau
partikel yang suka air, zat ini akan tetap berada dalam fasa air. Sedangkan yang
hidrofobik menempel pada gelembung udara, dan akan naik ke permukaan, dan dapat
mengukur distribusi ukuran partikel dari suatu bahan. Distribusi ukuran partikel merupakan hal yang
sangat penting . Hal ini dapat digunakan untuk semua jenis non-organik atau organik bahan butiran
termasuk pasir, tanah liat, granit, batu bara, tanah, dan berbagai produk bubuk, termasuk untuk
diutarakan disini hanyalah metode yang digunakan secara luas dalam praktek di
bidang farmasi serta metode yang merupakan ciri dari suatu prinsip khusus. Pada
sedimentasi, dan penentuan jumlah volume. Namun, tidak ada satu pun cara
mikroskop kita dapat melihat gambaran partikel yang sesungguhnya, hasil yang
didapat kemungkinan besar tidak lebih ”langsung” dari pada menggunakan metode
lain, karena hanya dua dari tiga dimensi partikel yang bisa terlihat (1).
1. Mikroskopi Optik
Menurut metode mikroskopis, suatu emulsi atau suspensi, diencerkan atau tidak
diencerkan, dinaikkan pada suatu slide dan ditempatkan pada alat mekanik. Di bawah
partikel-partikel tersebut lebih mudah diukur, atau pemotretan bisa dilakukan dari
slide yang sudah disiapkan dan diproyeksikan ke layar untuk diukur (4).
Kerugian dari metode ini adalah bahwa garis tengah yang diperoleh hanya dari
dua dimensi dari partikel tersebut, yaitu dimensi panjang dan lebar. Tidak ada
perkiraan yang bisa diperoleh untuk mengetahui ketebalan dari partikel dengan
memakai metode ini. Tambahan lagi, jumlah partikel yang harus dihitung (sekitar
300-500) agar mendapatkan suatu perkiraan yang baik dari distribusi , menjadikan
metode tersebut memakan waktu. Namun demikian pengujian mikroskopis dari suatu
sampel harus selalu dilaksanakan, bahkan jika digunakan metode analisis ukuran
partikel lainnya, karena adanya gumpalan dan partikel-partikel lebih dari satu
2. Pengayakan
Suatu metode yang paling sederhana, tetapi relatif lama dari penentuan ukuran
geometrik partikel. Sampel diayak melalui sebuah susunan menurut besarnya lubang
ayakan penguji yang disusun ke atas. Bahan yang akan diayak dibawa pada ayakan
teratas dengan lebar jala paling besar. Partikel, yang ukurannya lebih kecil daripada
lebar jala yang dijumpai, berjatuhan melewatinya. Mereka membentuk bahan halus
(lolos). Partikel yang tinggal kembali pada ayakan, membentuk bahan kasar. Setelah
suatu waktu ayakan tertentu (pada penimbangan 40-150 g setelah kira-kira 9 menit)
ditentukan melalui penimbangan, persentase mana dari jumlah yang telah ditimbang
3. Sedimentasi
Keterangan :
E = viskositas media
t = waktu (jam)
Metode yang digunakan dalam penentuan partikel cara sedimentasi ini adalah
Partikel dari serbuk obat mungkin berbentuk sangat kasar dengan ukuran kurang
lebih 10.000 mikron atau 10 milimikron atau mungkin juga sangat halus mencapai
ukuran koloidal, 1 mikron atau lebih kecil. Agar ukuran partikel serbuk ini
mempunyai standar, maka USP menggunakan suatu batasan dengan istilah “very
coarse, coarse, moderately coarse, fine and very fine”, yang dihubungkan dengan
bagian serbuk yang mampu melalui lubang-lubang ayakan yang telah distandarisasi
yang berbeda-beda ukurannya, pada suatu periode waktu tertentu ketika diadakan
pengadukan dan biasanya pada alat pengaduk ayakan secara mekanis (8).
pipet, metode timbangan, dan metode hidrometer namun hanya metode pipet yang
pendeflokulasi yang sesuai dimasukkan ke dalam bejana selinder sampai tanda 550
merata keseluruh suspensi dan alat tersebut, dengan pipet di tempatnya, dijepit dengan
kuat dalam suatu bak yang bertemperatur konstan. Pada berbagai interval waktu,
Suatu alat yang mengukur volume partikel adalah Coulter counter. Alat khusus
ini bekerja berdasarkan prinsip bahwa jika suatu partikel disuspensikan dalam suatu
cairan yang mengkonduksi melalui suatu lubang kecil, yang pada kedua sisinya ada
elektroda, akan terjadi suatu perubahan aliran listrik. Dalam pengerjaan, suatu volume
Karena suspensi tersebut encer, partikel-partikel dapat melewatinya satu per satu pada
suatu waktu. Digunakan suatu tegangan listrik yang konstan melewati elektroda-
berjalan melewati lubang, partikel itu akan menggantikan volume elektrolitnya, dan
hal ini mengakibatkan kenaikan tahanan di antara kedua elektroda tersebut. Alat
yang ada dalam dua nilai ambang dari penganalisis. Dengan memvariasi nilai ambang
secara sistematik dan menghitung jumlah partikel dalam suatu ukuran sampel yang
Alat ini sanggup menghitung partikel pada laju kira-kira 4000 per detik, dan dengan
dalam waktu yang relatif singkat. Coulter counter telah berguna dalam ilmu farmasi
untuk menyelidiki pertumbuhan partikel dan disolusi serta efek zat antibakteri