Anda di halaman 1dari 7

A.

Pengertian Rheologi
Rheologi berasal dari bahasa yunani rheo (mengalir) dan logos (ilmu).
Rheologi mempelajari hubungan antara tekanan gesek (shearing stress) dengan
kecepatan geser (shearing rate) pada cairan, atau hubungan antara strain dan stress
pada benda padat. Ada beberapa istilah dalam rheologi ini :
1. Rate of shear (D) dv/dr untuk menyatakan perbedaan kecepatan (dv) antara dua
bidang cairan yang dipisahkan oleh jarak yang sangat kecil (dr).
2. Shearing stress ( atau F ) F/A untuk menyatakan gaya per satuan luas yang
diperlukan untuk menyebabkan aliran.
Rheologi erat kaitannya dengan viskositas. Rheologi juga meliputi
pencampuran aliran dari bahan,pemasukan ke dalam wadah,pemindahan sebelum
digunakan,penuangan, pengeluaran dari tube, atau pelewatan dari jarum suntik.
Rheologi dari suatu zat tertentu dapat mempengaruhi penerimaan obat bagi pasien,
stabilitas fisika obat, bahkan ketersediaan hayati dalam tubuh (bioavailability).
B. Tipe-Tipe Aliran
Tipe aliran terdiri atas :
1. Sistem Newton
Pada cairan Newton, hubungan antara shearing rate dan shearing stress
adalah linear, dengan suatu tetapan yang dikenal dengan viskositas atau
koefisien viskositas. Tipe alir ini umumnya dimiliki oleh zat cair tunggal serta
larutan dengan struktur molekul sederhana dengan volume molekul kecil. Tipe
aliran yang mengikuti sistem Newton, viskositasnya tetap pada suhu dan
tekanan tertentu dan tidak tergantung pada kecepatan geser, sehingga
viskositasnya cukup ditentukan pada satu kecepatan geser.
2. Sistem non- Newton
Pada cairan non-Newton, shearing rate dan shearing stress tidak memiliki
hubungan linear, viskositasnya berubah-ubah tergantung dari besarnya tekanan
yang diberikan. Tipe aliran non-Newton terjadi pada dispersi heterogen antara
cairan dengan padatan seperti pada koloid, emulsi, dan suspense cair,salep. Ada

3 jenis tipe aliran dalam sistem non-Newton, yaitu plastis, pseudoplastis, dan
dilatan.
a) Aliran platis
Kurva aliran plastis tidak melalui titik (0,0) tapi memotong sumbu shearing
stress (atau auakan memotong jika bagian lurus dari kurva tersebut
diekstrapolasikan ke sumbu) pada suatu titik tertentu yang dikenal dengan
sebagai harga yield. Cairan plastis tidak akan mengalir sampai shearing
stress dicapai sebesar yield value tersebut. Pada harga stress di bawah harga
yield value, zat bertindak sebagi bahan elastis (meregang lalu kembali ke
keadaan semula, tidak mengalir). Persamaannya yaitu:
U= (F-f)/G
Keterangan :
U= Viskositas platis
F= yield value
Aliran plastis berhubungan dengan adanya partikel-partikel yang tersuspensi
dalam suspensi pekat. Adanya yield value disebabkan oleh adanya kontak
antara partikel-partikel yang berdekatan (disebabkan oleh adanya gaya Van
der Waals), yang harus dipecah sebelum aliran dapat terjadi. Akibatnya,
yield value merupakan indikasi dari kekuatan flokulasi. Makin banyak
suspensi yang terflokulasi, makin tinggi yield value-nya. Kekuatan friksi
antar partikel juga berkontribusi dalam yield value. Ketika yield value
terlampaui (shear stress di atas yield value), sistem plastis akan menyerupai
sistem newton.
b) Aliran Pseudoplastis
Aliran pseudoplastis ditunjukkan oleh beberapa bahan farmasi yaitu gom
alam dan sisntesis seperti dispersi cair dari tragacanth, natrium alginat, metil
selulosa, dan natrium karboksimetil selulosa. Aliran pseudoplastis
diperlihatkan oleh polimer-polimer dalam larutan, hal ini berkebalikan
dengan sistem plastis, yang tersusun dari partikel-partikel tersuspensi dalam

emulsi. Kurva untuk aliran pseudoplastis dimulai dari (0,0) , tidak ada yield
value, dan bukan suatu harga tunggal. Viskositas aliran pseudoplastis
berkurang dengan meningkatnya rate of shear. Rheogram lengkung untuk
bahan-bahan pseudoplastis ini disebabkan adanya aksi shearing terhadap
molekul-molekul polimer (atau suatu bahan berantai panjang). Dengan
meningkatnya shearing stress, molekul-molekul yang secara normal tidak
beraturan, mulai menyusun sumbu yang panjang dalam arah aliran.
Pengarahan ini mengurangi tahanan dari dalam bahan tersebut dan
mengakibatkan rate of shear yang lebih besar pada tiap shearing stress
berikutnya. Persamaannya yaitu:
FN = G
Eksponen N meningkat pada saat aliran meningkat hingga seperti aliran
newton. Jika N=1 aliran tersebut sama dengan aliran newton.
c) Aliran Dilatan
Aliran dilatan terjadi pada suspensi yang memiliki presentase zat padat
terdispersi dengan konsentrasi tinggi. Terjadi peningkatan daya hambat
untuk mengalir (viskositas) dengan meningkatnya rate of shear. Jika stress
dihilangkan, suatu sistem dilatan akan kembali ke keadaan fluiditas aslinya.
Pada keadaaan istirahat, partikel-partikel tersebuat tersususn rapat dengan
volume antar partikel pada keadaan minimum. Tetapi jumlah pembawa
dalam suspensi ini cukup untuk mengisi volume ini dan membentuk ikatan
lalu memudahkan partikel-partikel bergerak dari suatu tempat ke tempat
lainnya pada rate of shear yang rendah. Pada saat shear stress meningkat,
bulk dari sistem itu mengembang atau memuai (dilate). Hal itu menyebabkan
volume antar partikel menjadi meningkat dan jumlah pembawa yang ada
tidak cukup memenuhi ruang kosong tersebut. Oleh karena itu hambatan
aliran meningkat karena partikel-partikel tersebut tidak dibasahi atau
dilumasi dengan sempurna lagi oleh pembawa. Akhirnya suspensi menjadi
pasta yang kaku.

Tipe aliran berdasarkan bilangan Reynolds . Bilangan Reynolds merupakan


bilangan yang tak berdimensi yang dapat membedakan suatu aliran dinamakan
laminer, transisi dan turbulen.

Keterangan:
V = kecepatan fluida (m/s)
D = diameter dalam pipa (m)
= rapat massa fluida (kg/m3)
= viskositas dinamik fluida (kg/ms) atau (N.s/m2)
1. Aliran Laminar
Aliran laminar didefinisikan sebagai aliran dengan fluida yang bergerak dalam
lapisanlapisan atau laminalamina dengan satu lapisan meluncur secara
lancar. Aliran laminar ini mempunyai nilai bilangan Reynoldsnya kurang dari
2300 (Re < 2300).

2. Aliran transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminer ke aliran
turbulen. Keadaan peralihan ini tergantung pada viskositas fluida, kecepatan
dan lain-lain yang menyangkut geometri aliran dimana nilai bilangan
Reynoldsnya antara 2300 sampai dengan 4000 (2300<Re<4000) .

3. Aliran Turbulen
Aliran turbulen didefinisikan sebagai aliran yang dimana pergerakan dari
partikel-partikel fluida sangat tidak menentu karena mengalami percampuran
serta putaran partikel antar lapisan, yang mengakibatkan saling tukar
momentum dari satu bagian fluida ke bagian fluida yang lain dalam skala
yang besar. Dimana nilai bilangan Renoldsnya lebih besar dari 4000
(Re>4000).

C. Mekanisme Deformasi
Pada prinsipnya beban terhadap benda terdeformasi (Deformable Body)
adalah suatu gaya yang melakukan aksi terhadap benda padat sehingga
menyebabkan Causative Influences yang menyebabkan terjadinya deformasi.
Deformasi adalah perubahan bentuk, posisi dan dimensi dari suatu benda.
Sehingga berdasarkan definisi tersebut, deformasi dapat diartikan sebagai
perubahan kedudukan atau pergerakan suatu titik pada suatu benda secara absolut
maupun relative.

Mekanisme deformasi yang utama adalah

Grain Boundry

Sliding (pergeseran besar butir), sehingga dengan butir yang halus maka bidang
sliding semakin luas, akibatnya makin mudah terjadi sliding. Dengan bentuk butir

bulat

(equiaksial),

batas

butir

bersudut

besar

akan

mempermudah

sliding/pergeseran. Selain itu batas butir harus mudah bergerak agar tidak terjadi
konsentrasi tegangan lokal. Pada deformasi superplastis butir tetap berbentuk
equiaksial setelah mengalami deformasi besar, suatu bukti bahwa terjadi migrasi
batas butir.
D. Tipe-Tipe Viskometer
Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan
viskometer. Ada beberapa tipe viskometer yang biasa digunakan antara lain :
1. Viskometer kapiler / Ostwald
Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan
bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi
melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan
dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah
diketahui (biasanya air) untuk lewat 2 tanda tersebut.
2. Viskosimeter hoppler
Viskositas dapat juga ditentukan dengan cara hoppler, berdasarkan hukum
stokes. Hukum stokes berdasarkan jatuhnya benda melalui medium zat cair.
Benda bulat (bola) dengan jari-jari (r) dan massa jenis ( i ) yang jatuh karena
gaya grafitasi melalui fluida dengan massa jenis ( ) fluida akan mempunyai
gaya grafitasi sebesar:
f 1 = (4/3) r3 ( - i) g.
Benda yang jatuh mempunyai kecepatan yang makin lama makin besar. Tetapi
dalam medium ada gaya gesek yang makin besar bila kecepatan benda
bertambah besar. Pada saat kesetimbangan (Vmaks), besarnya kecepatan benda
jatuh tetap. Menurut George Stokes untuk benda jatuh tersebut besarnya gaya
gesekan pada kesetimbangan :

f1 = f2 = 6 r Vmaks = (4/3)r3 ( - i) g
= dengan t = waktu bola jatuh setinggi h.
3. Viskometer Cup and Bob
Dalam viskometer ini sampel dimasukkan dalam ruang antara dinding luar
bob/rotor dan dinding dalam mangkuk (cup) yang pas dengan rotor tersebut.
Berbagai alat yang tersedia berbeda dalam hal bagian yang berputar, ada alat
dimana yang berputar adalah rotornya, ada juga bagian mangkuknya yang
berputar . Alat viscotester adalah contoh viskometer dimana yang berputar
adalah bagian rotor. Terdapat dua tipe yaitu viscotester VT-03 F dan VT- 04 F.
VT -04 F digunakan untuk mengukur zat cair dengan viskositas tinggi, VT-03F
untuk mengukur zat cair yang viskositasnya rendah. Prinsip pengukuran
viskositas dengan alat ini adalah cairan uji dimasukkan kedalam mangkuk, rotor
dipasang .kemudian alat dihidupkan. Viskositas zat cair dapat langsung dibaca
pada skala .
4. Viskometer Cone and Plate (Brookefield)
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan,
kemudian dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh
motor dengan bermacam kecapatan dan sampelnya digeser didalam ruang semit
antara papan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar. Viscometer Cone/
Plate adalah alat ukur kekentalan yang memberikan peneliti suatu instrumen
yang canggih untuk menentukan secara rutin viskositas absolut cairan dalam
volume sampel kecil. Cone dan plate memberikan presisi yang diperlukan untuk
pengembangan data rheologi lengkap.

Anda mungkin juga menyukai