Water birth merupakan metode melahirkan bayi yang berlangsung di dalam kolam atau bak
yang suhunya disesuaikan dengan suhu tubuh. Air hangat dapat mengurangi nyeri dalam
persalinan. Air dapat menyangga tubuh ibu hamil sehingga dapat bergerak lebih ringan. Bayi
pun tidak akan kaget dalam menghadapi perubahan lingkungan karena dalam rahim pun bayi
berada di dalam air ketuban (Wibisono ; Ayu Bulan, 2008).
Sebenarnya waterbirth ini sudah diterapkan sejak lama oleh suku-suku di Selandia baru,
Kepulauan Pasifik, Turki dan Afrika Selatan. Ibu yang akan melahirkan berendam di dekat
sumber air. Tujuannya agar persalinan lebih nyaman dan lebih mudah. Tahun 1700an teknik
persalinan di air tidak sengaja ditemukan di Perancis dikarenakan terdapat kasus bahwa
seorang ibu mengalami persalinan yang sulit dan lama. Hal ini dapat diatasi saat ibu
dipindahkan ke bak yang berisikan air hangat.
Pada sekitar tahun 1960, igor Tjarkovsky, seorang peneliti Rusia meneliti keuntungan dan
keamanan metode persalinan di dalam air di Soviet. Pada era modern, sekitar tahun 1970an
para bidan dan dokter di Rusia dan Perancis tertarik melakukan teknik persalinan dalam air
karena membantu bayi dalam beradaptasi dari lingkungan cairan ketuban menuju dunia baru
dan diharapkan bayi tidak mengalami trauma. Waterbirth merupakan bukanlah hal yang baru
Eropa, Australia, Amerika dan Kanada. Akan tetapi metode ini baru dikenalkan di Indonesia
sekitar tahun 2006 dan tidak semua fasilitas rumah sakit di Indonesia memiliki fasilitas
waterbirth (Suririnah, 2008).
Waterbirth di Indonesia
Berikut adalah beberapa rumah sakit yang menyediakan praktek water birth:
1. Sam Marie Hospital terletak di Jl. Wijaya I No. 45, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12170.
2. Rumah Sakit Ibu dan Anak Budhi Jaya terletak di Jl. Dr. Saharjo No. 120, Jakarta Selatan.
3. Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Jakarta terletak di Jl. Teuku Cik Ditiro No. 28,
Menteng, Jakarta Pusat.
4. Harapan Bunda Maternity Hospital Jl Tukad Unda , Renon, Denpasar.
5. Keluarga sehat hospital. Jalan Panglima Sudirman No. 9, Margorejo Pati, Jawa Tengah
6. Klinik Yayasan Bumi Sehat Desa Nyuh Kuning, Ubud-Bali
Riset waterbirth
1. Penelitian di Liverpool Inggris membandingkan antara 100 ibu yang melahirkan di air
dan 100 ibu yang melahirkan di darat hasilnya menyebutkan bayi yang lahir di air sama
sehatnya dengan bayi yang lahir di darat. Tidak satu pun bayi mengalami penanganan
khusus
2. Dua tahun kemudian, terbit sebuah artikel di British Medical Journal, peluang bayi yang
lahir bermasalah dan harus dirawat di ICU sama besarnya antara lahir di darat dan di air.
Jadi bukan pengaruh tempat persalinan.
3. Sejumlah penelitian di Sourthen Inggris 1989 -1994 menemukan bahwa persalinan di air
aman sepanjang ditolong oleh tenaga professional dan menguasai teknik persalinan di
air. Meskipun ada 2 laporan bayi meninggal dikarenakan tenggelam dan kemasukan air,
hal ini dikarenakan bayi terlambat diangkat dari air setelah persalinan selesai.
Keterlambatan dilaporkan mencapai 1 jam.
4. Penelitian menunjukkan bahwa persalinan di air mempercepat proses persalinan.
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa persalinan di air memperpendek kala II. Dua
studi penting lainnya menyebutkan persalinan di air mengurangi nyeri pada persalinan,
mengurangi robekan perineum pada ibu yang melahirkan pertama kali dan mengurangi
penggunaan alat bantu persalinan misalnya forsep (Danuatmaja, B ; Mila Meiliasari,
2004)
Daftar Pustaka
http://kosmo.vivanews.com/news/read/150733-plus_minus_melahirkan_dalam_air
http://bayikita.wordpress.com/2007/11/12/water-birth/
http://www.ksh.co.id/waterbirth.php
Danuatmaja, B dan Mila Meiliasari. 2004. Persalinan Normal tanpa Rasa Sakit. Jakarta :
Puspaswara.
Suririnah. 2008. Buku Pintar Kehamilan dan Persalinan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Danuatmaja, B dan Mila Meiliasari. 2004. Persalinan Normal tanpa Rasa Sakit. Jakarta :
Puspaswara.
Suririnah. 2008. Buku Pintar Kehamilan dan Persalinan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Wibisono, H dan Ayu Bulan FKD. 2008. Solusi sehat seputar kehamilan. Jakarta : Agro Media
Pustaka.