Anda di halaman 1dari 19

KEPERAWATAN MATERNITAS

TREND DAN ISSUE PERSALINAN WATER BIRTH

OLEH :
KELOMPOK 8

NI KADEK SHINTA ANGGRENI 17C10040


NI PUTU ASRI ERNADI 17C10042
NI MADE HEMI NURMANINGSIH 17C10043
NI KADEK SRI AGUSTINI 17C10045
NI KOMANG PRIMAYANTI 17C10046

SARJANA KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas karunia Tuhan Yang Maha Esa karena berkat, rahmat, dan
nikmatnya saya dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Trend Dan Issue Persalinan
Water Birth”. Makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan pihak-pihak yang rela
meluangkan waktunya. Maka pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada pihak
yang telah membantu menyelesaikan makalah ini hingga selesai

Saya juga mohon maaf jika ada kesalahan kalimat maupun kata-kata yang ada pada makalah
ini. Saya menyadari bahwa penulisan dalam makalah ini jauh dari sempurna. Maka saya
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi saya, pembaca, pihak yang membantu, dan kepada siapa
saja yang membutuhkan.
Denpasar, 9 November 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Depan
Kata Pengatar 2
Daftar Isi 3
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang 4
B Tujuan 5
BAB II TREND DAN ISSUE
A Definisi 6
B Indikasi 6
C Kontraindikasi 7
D Keuntungan Persalinan Water Birth 7
E Prosedur Persalinan 8
BAB IV ANALISA JURNAL
A. Analisa Jurnal Menggunakan Metode PICOT 12
BAB V PENUTUP
A Kesimpulan 16
B Saran 16
Daftar Pustaka

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan merupakan suatu proses yang normal yang dialami wanita. Persalinan adalah
suatu proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan
dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan yang cukup bulan (aterm) tanpa
disertai adanya penyulit. Proses persalinan dimulai sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan
terjadinya perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya
plasenta secara lengkap. Pada proses persalinan ini biasanya disertai dengan rasa nyeri persalinan
yang hebat dan perasaan cemas bagi si ibu. Namun saat ini sudah berkembang suatu metode
persalinan yang dapat mengurangi rasa nyeri persalinan, memberikan rasa nyaman, dan
meniadakan perasaan cemas bagi ibu. Metode ini adalah persalinan dengan menggunakan media
air hangat yang dikenal dengan nama water birth.
Metode water birth merupakan metode persalinan terbaru di Indonesia. Metode ini
dikategorikan sebagai persalinan normal karena dilakukan tanpa alat bantu. Perbedaan water
birth dengan persalinan normal konvensional adalah penggunaan kolam air sebagai tempat untuk
proses persalinan. Posisi ibu saat melahirkan tergantung pada kenyamanan ibu yang akan
melahirkan. Namun pada umumnya ibu melahirkan dengan posisi duduk dengan dua kaki
terlentang. Metode ini diperkenalkan oleh Igor Tjarkovsky di Rusia sejak tahun 1960-an dan
kemudian berkembang ke negara-negara Eropa dan Amerika serikat.
Beberapa keuntungan yang didapat diantaranya adalah ibu akan merasa lebih rileks,
sehingga mengurangi rasa nyeri persalinan, mengurangi penggunaan analgesik selama kala
persalinan, kecemasan yang terjadi selama persalinan berkurang, dan pemendekan fase
persalinan. Di Indonesia sendiri persalinan dengan menggunakan metode water birth ini masih
cukup baru dipraktekkan pada tahun 2006, dan mulai banyak dipilih ibu-ibu untuk melahirkan
anaknya. Untuk perkembangan water birth di Bali pun semakin maju dan berkembang. Penelitian
menyebutkan, bila prosedur dan tahapan pelaksanaan dari metode ini dilaksanakan dengan baik,
disertai dengan tenaga penolong baik itu dokter maupun bidan yang berkompeten dan sudah
berpengalaman dalam melakukan persalinan dengan metode water birth ini, maka risiko dan
komplikasi yang akan terjadi dapat dikurangi.

4
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik utnuk melakukan analisa jurnal
penelitian tentang pengaruh penggunaan persalinan water birth untuk kelahiran bayi.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui trend dan issue keperawatan maternitas pada persalinan water
birth.

5
BAB II
TREND DAN ISSUE

A. Definisi
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi dari rahim ibu melalui jalan
lahir atau dengan jalan lain, yang kemudian janin dapat hidup di dunia luar. Saat ibu hamil
memasuki masa persalinan timbul rasa tidak nyaman dan nyeri. Rasa tidak nyaman selama
persalinan disebabkan oleh dua hal yaitu pada tahap pertama persalinan, kontraksi rahim
menyebabkan dilatasi dan penipisan serviks serta iskemia rahim akibat kontraksi arteri
miomentrium. Nyeri persalinan sebagai kontraksi miomentrium, merupakan proses fisiologis
dengan intensitas yang berbeda pada masing - masing individu. Ada bebera metode untuk
mengurangi rasa nyeri pada persalinan salah satunya adalah dengan metode persalinan Water
birth.
Water birth adalah proses persalinan yang dilakukan di dalam air hangat. Pada saat di
kandungan, bayi berada dalam air ketuban, dengan melahirkan di dalam lingkungan yang sama,
akan lebih nyaman bagi bayi, sekaligus menurunkan tingkat stress pada ibu bersalin. Kunci
water birth sebagai coping stress terletak pada air sebagai komponen untuk melawan stressor,
sehingga menciptakan perasaan rileks dan tenang yang berefek positif secara fisik maupun
psikologis. Kemampuan ibu untuk mengapung akan menolong untuk relaksasi, selain itu
pergerakan selama persalinan water birth yang lebih leluasa menyebabkan ibu merasa lebih
nyaman dan rileks. Dengan berendam di air hangat akan membantu ibu untuk mengurangi nyeri,
meminimalkan kecemasan dan menurunkan tekanan darah.
Ada beberapa jenis water birth, yaitu :
1. Water birth murni, yaitu metode persalinan water birth dimana ibu masuk ke kolam
tempat persalinan setelah mengalami pembukaan 6 sampai proses melahirkan terjadi.
2. Water birth emulsion, yaitu metode persalinan water birth dimana ibu hanya berada di
dalam kolam tempat persalinan hingga masa kontraksi (Kala I persalinan) berakhir.
Proses melahirkan tetap dilakukan di tempat tidur.
B. Indikasi
1. Merupakan pilihan ibu

6
2. Ibu hamil dengan tidak ada faktor risiko dari medis dan obstetrik -kehamilan normal≥
37 minggu
3. Ibu hamil tidak mengalami infeksi vagina, saluran kencing, dan kulit
4. Kontraksi bagus dan reguler
5. Fetus tunggal dengan presentasi kepala
6. Body mass indexkurang dari 35
7. Ketuban pecah spontan < 24 jam
8. Tidak ada pendarahan
9. Denyut jantung normal
10. Persalinan spontan
11. Tidak menggunakan obat penenang
C. Kontraindikasi
1. Persalinan pre-term
2. Adanya pendarahan vagina yang banyak
3. Adanya demam pada ibu atau suspek infeksi pada ibu
4. Kondisi-kondisi yang memerlukan monitoring fetal heart rate
5. Infeksi yang dapat ditularkan melalui darah dan kulit
6. Menggunakan obat penenang atau epidural
7. Denyut jantung abnormal
8. Ibu yang memiliki penyakit infeksi menular
9. Posisi bayi sungsang
D. Keuntungan Persalinan Water Birth
1. Bagi ibu
a) Mengurangi nyeri persalinan
Water birth merupakan persalinan normal dalam air hangat, dimana dengan
penggunaan air hangat, wanita yang merasakan adanya pengurangan nyeri. Air
hangat juga mengurangi pelepasan hormon stress, sehingga ibu mengeluarkan
hormon endorfin yang berfungsi sebagai penghambat rasa sakit. Menurut penelitian
yang membandingkan water birth dengan cara yang konvensional menunjukkan
water birth ini dapat menurunkan penggunaan analgesik, dimana pada persalinan

7
secara konvensional, analgesik diberikan untuk mengurangi rasa nyeri terutama pada
kala I persalinan.
b) Pemendekan kala I persalinan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa water birth berpengaruh pada pemendekan
kala I persalinan. Studi terbaru menunjukkan pemendekan kala I persalinan ini
terbatas pada primigravida. Dalam hal ini ibu merasa lebih rileks, nyaman, tekanan
darah menurun, dan mengurangi trauma perineum.
c) Mengurangi tindakan episiotomy
Suatu laporan menunjukkan bahwa perineum menjadi lebih lentur saat berada di air
hangat, yang disebabkan karena air hangat dapat meningkatkan aliran darah sehingga
perineum bisa merenggang dengan lebih mudah. Hal ini dapat mengurangi terjadinya
trauma perineum. Dikatakan bahwa wanita yang melakukan water birth,
perbandingannya 1,5 kali lebih sering mengalami robekan perineal, akan tetapi 5 kali
lebih jarang dilakukan tindakan episiotomi. Perbedaan disebabkan karena kesulitan
dalam menjangkau perineum ibu selama berada dalam air yang menghasilkan
robekan atau trauma perineum, tetapi hal ini melindungi ibu dari tindakan
episiotomy.
2. Bagi bayi
Dengan metode waterbirth, bayi dilahirkan dalam lingkungan yang kondisinya kurang
lebih sama dengan kondisi intrauterin. Hal ini tentunya sangat berdampak baik pada bayi.
Ada beberapa teori yang menyebutkan bahwa dengan mengurangi stres atau tekanan saat
melahirkan akan mengurangi komplikasi mungkin terjadi pada bayi. Kondisi air yang
hangat membuat bayi tidak merasakan perbedaan suhu yang ekstrim dengan cairan
amnion, sehingga memudahkan transisi dari jalan lahir ke dunia luar dan bayi menjadi
tidak shock. Keuntungan lain yang didapat adalah mengurangi kemungkinan trauma pada
kepala bayi akibat jalan lahir. Hal ini disebabkan karena saat ibu berendam dalam air
hangat, otot-otot ibu di sekitar panggul menjadi lebih rileks, perineum dan vulva menjadi
lebih lentur saat merenggang, sehingga 5 panggul akan menjadi lebih besar dan
kemungkinan bayi lahir dengan trauma menjadi lebih kecil.
E. Prosedur Persalinan
Berikut tahapan-tahapan dalam persalinan dengan metode water birth:

8
1. Selama Persalinan
a) Ibu mulai masuk untuk berendam dalam air itu direkomendasikan saat fase aktif
pembukaan sudah 5 cm dengan kontraksi uterus yang baik. Pada fase ini biasanya
dibutuhkan waktu sebentar saja kira-kira 1-2 jam untuk menunggu kelahiran bayi.
b) Biasanya begitu ibu masuk ke dalam kolam air, maka ibu akan merasa lebih
nyaman, rileks, dan rasa sakitnya berkurang. Sehingga ibu lebih fokus pada
persalinannya.
c) Observasi dan monitoring:
1) Fetal heart rate seharusnya diauskultasi dengan menggunakan Doppler atau
fetoskop. Auskultasi dilakukan sebelum, selama, dan setelah kontraksi.
Pemeriksaan ini dilakukan selama satu menit penuh segera setelah akhir
kontraksi setiap 15 menit.
2) Penipisan dan pembukaan servik. Pada saat ini juga dilakukan pemeriksaan
terhadap posisi janin
3) Pemeriksaan ketuban, jika ketuban telah pecah, periksa fetal heart rate, dan
periksa juga apakah ada prolaps tali pusat
4) Tanda-tanda vital ibu diperiksa tiap jam. Hal ini penting untuk mengetahui
bagaimana status vital dari ibu
5) Pemeriksaan ibu terhadap gejala-gejala dehidrasi yang ditandai dengan
takikardi dan suhu ibu meningkat.
d) Managemen kala II:
1) Mengedan seharusnya dilakukan secara fisiologis. Dengan membiarkan ibu
untuk mengedan secara spontan, maka risiko ketidakseimbangan antara
oksigen dan karbondioksida pada sirkulasi ibu dan janin akan berkurang.
2) Pada proses persalinan, bila mungkin metode lepas tangan (hand off) dapat
dilakukan. Hal ini akan meminimalkan stimulasi untuk bayi yang muncul.
3) Tidak diperlukan palpasi atau meraba tali pusat ketika kepala bayi telah lahir,
karena tali pusat lepas dan melonggar ketika bayi lahir. Jangan melakukan
pengkleman dan pemotongan tali pusat di dalam air.
4) Bayi harus dilahirkan penuh dalam air. Setelah lahir, bayi dibawa ke
permukaan air sesegera mungkin. Namun hanya kepala bayi yang dibawa ke

9
permukaan air, sedangkan badan bayi masih berada di dalam air untuk
mencegah terjadinya hiportemia. Saat kepala bayi telah di permukaan air,
jangan merendamnya kembali.

e) Managemen kala III:


1) Managemen aktif dan fisiologi harus tetap diberikan sampai ibu keluar dari
kolam
2) Saat managemen kala III, syntometrinedapatdiberikan
3) Estimasi dari hilangnya darah ± 500 ml
4) Penjahitan perineum yang robek dapat ditunda sedikitnya 1 jam untuk
menghilangkan retensi air dalam jaringan. Hal ini dapat dilakukan jika terjadi
pendarahan yang tidak berlebihan.
2. Selama Proses Persalinan dan Mengedan
a. Ibu dapat mengambil sikap dan posisi yang diinginkan agar lebih merasa
nyaman dan rileks.Hal ini sangat membantu dalam proses mengedan.
b. Proses mengedan ini mengikuti irama datangnya kontraksi uterus. Bayi yang
keluar tidak memerlukan bantuan manipulasi tangan atau lainnya karena air
memiliki kemampuan dalam mengapungkan, kecuali terlihat agak susah
keluarnya.
c. Saat proses persalinan berlangsung, penolong dalam hal ini dokter kandungan
atau bidan sudah dalam keadaan siap dengan semua peralatannya untuk
menolong persalinan. Penolong juga selalu memperhatikan perineum dari ibu.
d. Kontraksi yang baik akan mempercepat pembukaan rahim dan mempercepat
proses persalinan. Apalagi dengan berendam dalam air hangat ini, dinding
vagina akan menjadi lebih rileks, lebih elastis, sehingga mudah dan cepat
dalam membukanya.
e. Setelah bayi lahir, maka secara otomatis bayi akan terendam beberapa saat di
dalam air (sekitar 5-10 detik). Setelah itu langsung diangkat ke permukaan air
dan diletakkan di dada ibu. Penolong langsung membersihkan hidung dan
mulut dari bayi. Perlu diperhatikan juga tali pusat dari bayi agar tidak sampai
putus.

10
f. Untuk melahirkan plasenta, direkomendasikan untuk dilakukan di luar air.
Namun hal ini tergantung dari keinginan ibu apakah plasentanya dilahirkan di
luar atau di dalam air. Ibu dianjurkan pula untuk menyusui bayi sesegera
mungkin.

11
BAB III
ANALISA JURNAL

A. Analisa jurnal dengan menggunakan metode PICOT


1. Analisa jurnal dengan judul “HUBUNGAN WATER BIRTH DAN PERSALINAN
KONVENSIONAL DENGAN LAMA KALA II PRIMIGRAVIDA DI RS PMC
PEKANBARU”

Problem Interventio Comperation Outcome Time


n
1. Masalah kematian 1. Metode Berdasarkan Berdasarkan hasil Periode 1
dan kesakitan ibu bersalin hasil penelitian penelitian didapatkan Januari–
di Indonesia masih konvension yang dilakukan hasil bahwa lama kala 31
merupakan al (control) di RS PMC, II ibu bersalin water Desember
masalah besar mengguna diperoleh hasil birth lebih pendek 2014
yang ditandai kan 36 bahwa ibu selama 32,28 menit
dengan masih sampel. bersalin dari kala II ibu
tingginya Angka 2. Metode primigravida bersalin konvensional
Kematian Ibu bersalin yang mengalami yang dua kali lebih
(AKI). Salah satu mengguna kala II lama lama yaitu 67,78
penyebab kematian kan water pada kelompok menit. Dan dapat
ibu yaitu birth kontrol disimpulkan bahwa
parsalinan (kasus) (persalinan penggunaan persalinan
lama/macet. mengguna konvensional) water birth lebih efekif
2. Populasi dalam kan 36 sebesar 25 % untuk mempercepat
penelitian ini sampel. lebih banyak kala II pada ibu
adalah seluruh ibu dibandingkan persalinan.
bersalin dengan
primigravida tanpa kelompok kasus
komplikasi (water birth) 5,6
bersalin yang %, sedangkan
mengunakan ibu yang
metoda bersalin di mengalami kala
air (water birth) II normal pada
dan konvensional kelompok
(bersalin dengan kontrol
media tempat (persalinan
tidur) di Rumah konvensional)
12
Sakit PMC periode sebesar 27 %
1 Januari– 31 lebih sedikit
Desember 2014. dibandingkan
Yang berjumlah 72 kelompok kasus
orang. (water birth) 34
%.

KESIMPULAN
Water Birth adalah metoda persalinan di air (water birth) merupakan trend saat ini karena
dapat mengurangi tingkat kesakitan. Dari manfaatnya, water birth dapat memperpendek durasi
persalinan, khususnya pada pembukaan serviks. Dari penelitian diatas terdapat hubungan water
birth dengan lama kala II primigravida serta lama kala II primigravida water birth lebih pendek
dari persalinan konvensional. Sehingga dapat mengurangi angka kejadian partus lama dan
kematian ibu melahirkan.

2. Analisa jurnal dengan judul ”WATER BIRTH DAN PENDAMPING PERSALINAN


DENGAN LAMA KALA I FASE AKTIF PADA PRIMIGRAVIDA”

P I C O T
Populasi dalam Ada beberapa 1. Berdasarkan Pada penelitan ini Maret 2014
penelitian ini metode hasil penelitian uji bivariat
adalah seluruh nonfarmakologis dan teori yang terhadap 2
status ibu ber- yang dapat ada maka dapat variabel, terdapat
salin diterapkan, yaitu disimpulkan hubungan
primigravida pendampingan metoda water signifikan dengan
tanpa saat persalinan, birth lama kala I fase
komplikasi teknik perna- mempengaruhi aktif pada
bersalin yang pasan saat lama kala I fase primigravida yaitu
menggunakan persalinan aktif pada Water Birth (p
metoda water “Lamaze”, primigravida. value = 0.000) dan
birth dan hidroterapi Water birth Pendamping
konvensional (bersalin dalam dapat Persalinan (p value
di RS PMC air “water birth”, memperpendek = 0.000).
13
Pekanbaru mandi), aro- durasi Berdasarkan nilai
periode 1 materapi, persalinan PR metoda
Januari 2010- audioanalgesia, khususnya pada konvensional
31 Desember akupuntur, pembukaan beresiko 3,059 kali
2012 yang Trans¬cutaneus serviks, hal ini mengalami
ber¬jumlah Electric Nerve dikarenakan air persalinan lama
142 kasus. Stimulation hangat dalam kala I fase
(TENS), menyebabkan aktif pada
kompres dengan efek relaksasi primigravida
suhu dingin pada otot dibandingkan
panas, serviks dengan metoda
sentu¬han sehingga water birth (95%
pijatan dan mengurangi CI 1,909-4,901),
hipnotis. kekakuan pada dan persalinan
otot serviks ibu yang tidak
primigravida, didampingi oleh
selain itu ibu suami ataupun
merasa lebih keluarga beresiko
relaks karena 2,965 kali
nyeri persalinan mengalami
tidak terlalu persalinan lama
dirasakan, dalam kala I fase
sehingga proses aktif pada
persalinan primigravida
dapat berjalan dibandingkan
lebih singkat dengan persalinan
se¬lama fase yang didampingi
aktif. suami ataupun
2. Berdasarkan keluarga (95% CI
teori dan hasil 1,769-4,969).
penelitian yang

14
ada maka dapat
disimpulkan
bahwa
pendamping
persalinan
dapat
memperce¬pat
proses
persalinan pada
kala I fase aktif
pada
primigravida.
Pendamping
persalinan
dapat membuat
ibu relaks dan
termotivasi
dalam
menjalani
proses
persalinan,
sehingga
kecemasan ibu
primigravida
yang bersalin
berkurang dan
berdampak
pada proses
du¬rasi kala I
fase aktif yang
semakin cepat.

15
KESIMPULAN
Metoda water birth mempengaruhi lama kala I fase aktif pada primigravida dan pendamping
persalinan dapat membuat ibu relaks dan termotivasi dalam menjalani proses persalinan,
sehingga kecemasan ibu primigravida yang bersalin berkurang.

16
3. Analisa jurnal dengan judul “SYARIAT ISLAM TERKAIT PERSALINAN
MENGGUNAKAN METODE WATER BIRTH”

P I C O T
jumlah populasi penelitian ini - Berdasarkan 1 Juni 2017
yaitu 22 pasien diambil melalui hasil pengujian
yang terdapat metode yang telah
dari Home Probability dilakukan
Water Birth Sampling, yaitu terhadap 11
Tangerang teknik sampling sampel air yang
Selatan. untuk digunakan pada
memberikan proses
peluang yang persalinan
sama pada setiap menggunakan
anggota populasi water birth,
untuk dipilih semua
menjadi anggota kandungan
sampel. kimia yang
Berdasarkan terdapat dalam
pertimbangan air tersebut
penarikan masih dalam
sampel di atas, batas yang tidak
maka sampel membahayakan
pada pengujian dan baik untuk
ini lebih digunakan.
spesifiknya di Berdasarkan
ambil dengan hasil
cara Simple pengamatan
Rendom Sample terhadap ke-11
yaitu dengan pasien pada
membuat tabel skala I, II dan III
angka acak dapat
(Table of disimpulkan
Random bahwa tidak ada
Numbers)17 satupun pasien
yang melewati
garis waspada,
tidak ditemukan
masalah yang
serius dan tidak
diperlukan
penatalaksanaan 17
khusus pada
pasien.
BAB IV

A Kesimpulan
Water birth adalah proses persalinan yang dilakukan di dalam air hangat. Pada saat di
kandungan, bayi berada dalam air ketuban, dengan melahirkan di dalam lingkungan yang sama,
akan lebih nyaman bagi bayi, sekaligus menurunkan tingkat stress pada ibu bersalin. water birth
dapat memperpendek durasi persalinan, khususnya pada pembukaan serviks. Dari penelitian
diatas terdapat hubungan water birth dengan lama kala II primigravida serta lama kala II
primigravida water birth lebih pendek dari persalinan konvensional. Sehingga dapat mengurangi
angka kejadian partus lama dan kematian ibu melahirkan. Metoda water birth mempengaruhi
lama kala I fase aktif pada primigravida dan pendamping persalinan dapat membuat ibu relaks
dan termotivasi dalam menjalani proses persalinan, sehingga kecemasan ibu primigravida yang
bersalin berkurang.

B Saran
Diharapkan tenaga kesehatan dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat
tentang water birth agar dapat mengurangi angka kematian ibu bersalin.

18
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, Ika Putrid an Leni Syafitri. 2014. “WATER BIRTH DAN PENDAMPING
PERSALINAN DENGAN LAMA KALA I FASE AKTIF PADA PRIMIGRAVIDA”.
Jurnal Ilmu Kebidanan. Volume II, Nomor 1, Maret 2014
Pratama, I Nyoman Satria dan I Nyoman Gede Budiana. 2010. “Persalinan Dengan
Menggunakan Metode Water Birth”.(tidak diterbitkan). Bagian/SMF Obstetri dan
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana / Rumah Sakit Umum Pusat
Sanglah Denpasar
Sartika, Yan. 2016. “Hubungan water birth dan persalinan konvensional dengan lama kala II
primigravida di Rs PMC Pekanbaru”. Jurnal Proteksi Kesehatan, Volume 5, Nomor
1, hlm 45-51.
Lukmanudin. M. I. (2018). SYARIAT ISLAM TERKAIT PERSALINAN MENGGUNAKAN
METODE WATERBIRTH, TAHKIM, 13(1).

19

Anda mungkin juga menyukai