Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) Politeknik Kesehatan
Kemenkes Riau Tahun 2019 telah dapat diselesaikan. Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
merupakan salah satu syarat utama sebuah badan usaha dalam mengelola kegiatannya, khususnya didalam
hal pengelolaan, pemantauan dan pelestarian pada lingkup lingkungan usaha tersebut. Oleh karena itu,
Politeknik Kesehatan Kemenkes Riau menyusun laporan DPLH, berdasarkan data – data primer dan sekunder
yang telah dikumpulkan.
Penyusunan DPLH ini berdasar pada Undang – Undang Nomor 32 tahun 2009 dan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2010 tentang Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan atau yang
Telah Memiliki Izin Usaha dan atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup.
Sesuai dengan format penyusunan DPLH, laporan ini memuat uraiansebagai berikut :
1. Pendahuluan
3. Matriks DPLH
Diharapkan dokumen DPLH ini dapat digunakan sebagai acuan untuk mengimplementasikan program
pengelolaan lingkungan hidup kegiatan perkantoran dan kegiatan pendukung lainnya, dalam lingkungan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Riau pada masa sekarang dan mendatang.
Penyusun
Politeknik Kesehatan Riau adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Kementerian Kesehatan RI yang
berada dibawah Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kementerian
Kesehatan RI. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 298 /MENKES-KESOS/SK/IV/2001
tanggal 16 April 2001, ditetapkan berdiri dan mulai beroperasinya Poltekkes Kemenkes Riau, yang diperbaharui
dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.03.05/I.2/03086/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Politeknik Kesehatan.
Poltekkes Kemenkes Riau dalam menentukan visi, misi dan kebijakan merujuk kepada Visi
Badan PPSDM Kesehatan tersebut dan undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang mengisyaratkan perubahan atau penataan pengelolaan institusi pendidikan di
Indonesia termasuk pendidikan tinggi kesehatan di lingkungan Kementerian Kesehatan.
Sampai awal dekade tahun 2000, Propinsi Riau hanya memiliki 2 (dua) unit jenjang pendidikan menengah di
bidang kesehatan yaitu Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) Pekanbaru dan SPK Tanjung pinang didirikan sesuai
SK Menkes RI Nomor 245/Menkes/SK/VI/1979 tanggal 27 Juni 1979. Pendidikan dimulai pada Januari 1979 .
Dengan adanya peraturan mengenai perlunya peningkatan status dari jenjang pendidikan menengah ke
jenjang pendidikan tinggi, serta diikuti juga dengan perubahan disetiap komponen sistem pendidikan terutama
pilar kependidikan yang berubah kepada penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi, maka ditingkatkanlah status
pendidikan kesehatan dari Sekolah Perawat Kesehatan menjadi Akademi. Sejalan dengan perkembangannya
dan tingginya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan dan kebidanan maka dibukalah Akademi
Keperawatan (AKPER) dan Akademi Kebidanan (AKBID). Dalam perkembangan selanjutnya seiring dengan
terjadinya perubahan nomenklatur pendidikan maka terjadi pula perubahan dari bentuk Akademi menjadi
Politeknik Kesehatan yang menuntut pengembangan minimal 3 Jurusan Studi. Untuk memenuhi standar
pembentukan Politeknik Kesehatan, maka Akademi Keperawatan (AKPER) berubah nama menjadi Jurusan
Studi Keperawatan dan Akbid berubah nama menjadi Jurusan Studi Kebidanan dan dibentuk 1 Jurusan Studi
baru lagi yaitu Jurusan Studi Gizi. Dengan terbentuknya 3 Jurusan Studi tersebut, maka ditetapkanlah bentuk
pendidikan bagi tenaga kesehatan yang ada di Pekanbaru ini dengan nama Politeknik Kesehatan Riau.
Pada dasarnya perubahan dan penataan pengelolaan di Poltekkes Kemenkes Riau bertujuan untuk
meningkatkan mutu pendidikan yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu lulusan yang
dihasilkan. Produktifitas kinerja dan mutu pelayanan pendidikan di Poltekkes Kemenkes Riau
diharapkan terus meningkat melalui pengelolaan yang efektif dan efisien. Sesuai dengan UU Nomor
17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional telah ditetapkan arah
RPJMN Tahap II adalah perlunya memantapkan penataan dan meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM), membangun kemampuan IPTEK serta memperkuat daya saing perekonomian.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan
pembangunan nasional, maka sebagai salah satu pelaku pembangunan kesehatan, Poltekkes
Kemenkes Riau mengacu kepada Rencana Induk Pengembangan yang didalamnya terdapat visi,
misi, hasil analisis SWOT, arah, tujuan sasaran organisasi serta strategi Politeknik Kesehatan Riau
sebagai berikut
Kekuatan Tantangan
Peluang Peluang
Pelaksanaan Strategi :
Dalam menjalankan tugas dan fungsi Politeknik Kesehatan Kemenkes Riau tersebut, timbul
beberapa dampak yang dapat berpengaruh terhadap lingkungan baik secara langsung maupun
tidak langsung. Untuk meminimalisir dampak tersebut, perlu dilakukan upaya yang tepat dalam
menanganinya. Salah satu dampak dari kegiatan yang dilakukan oleh Politeknik Kesehatan
Kemenkes Riau adalah menghasilkan limbah, baik yang padat, cair dan limbah kimia yang apabila
tidak dikelola dengan baik akan berpengaruh terhadap lingkungan hidup.
Sesuai Undang-undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan Dan pengelolaan Lingkungan
Hidup, Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2009 Tentang Izin Lingkungan, Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidupnomor 05 tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan
Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Peraturan Walikota Pekanbaru No. 130
Tahun 2014 tentang Rencana Usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Dokumen Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan dan Pemantyauan Lingkungan Hidup di Kota Pekanbaru, Berita Acara Peninjauan Lapangan
oleh tim peninjau dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Pekanbaru pada tanggal 9
Juli 2019, Politeknik Kesehatan Kemenkes Riau dengan luas lahan 16.480m2 dan luas bangunan
9.303,6 m2 (< 10.000m2) wajib menyusun UPL-UKL ,namun karena sudah berjalan sebelum tahun
2009 ,maka dokumen yang disusun berupa Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) yang
berpedoman pada PERMEN LH NO 14 thn 2010.
Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) tersebut nantinya akan menjadi pedoman
bagi Politeknik Kesehatan Kemenkes Riau dalam pelaksanaan dan pengendalian dampak
lingkungan yang timbul dan sebagai Pedoman dalam Penyusunan AMDAL sehubungabn dengan
rencana Poltekkes Kemenkes Riau yang rencananya akan melakukan pengembangan Gedung
Perkuliahan dengan total luas pengembangan 12.314 m2.
Sebagai sebuah bentuk kegiatan perkantoran pemerintahan pada Unit Pelaksana Teknis (UPT) di
lingkungan Kementerian Kesehatan RI yang berada dibawah Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kementerian Kesehatan RI, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
hanya memiliki beberapa perizinan saja, yaitu berupa Sertifikat Hak Pakai dan Izin Mendirikan Bangunan
seperti pada tabel berikut. Status lahan yang dimiliki adalah milik PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA Cq.
KEMENTERIAN KESEHATAN, dengan pemanfaatan sebagai gedung direktorat, perpustakaan, laboratorium
terpadu, sekretariat program studi, kelas, asrama, lahan parker, dan lahan terbuka hijau.
IDENTITAS PEMRAKARSA
2. Pembantu Direktur I :
3. Pembantu Direktur II :
5. Senat Poltekkes :
Ketua :
Sekretaris :
Anggota : Perwakilan Jurusan/Prodi
6. Ka. Sub. Bag ADUM : Joni Rizal, S.Sos, MM
8. Ka. Pusat Pengembangan dan : Dr. Aslis Wirda Hayati, SP, M.SI
Penjaminan Mutu
Pengabdian Masyarakat
21. Ka. Urusan Kepegawaian : Lusi Sepriana Lasmaria Sinaga, SKM, MKM
Pelaporan
STRUKTUR ORGANISASI POLTEKKES KEMENKES RIAU TAHUN 2019
DIREKTUR
DEWAN Hj. Rusherina, SPd, S.Kep, M.Kes
PERTIMBANGAN/ SENAT
WADIR I WADIR II WADIR III
PENGAWAS
H. Husnan, SKp, MKM Hj. Juraida Roito Harahap, SKM, M.Kes Fitri, SP, MKM
di bawah ini.
Tabel I.1. JUMLAH SDM POLTEKKES KEMENKES RIAU MENURUT GOLONGAN, UMUR DAN GENDER TAHUN 2017
PENDIDIKAN TERAKHIR
PNS/ GOL TENAG UMUR (TAHUN) GENDER
DIREKTORAT/
6 A TO KESEHATAN NON KESEHATAN TO TO
JURUSAN JML TOTAL
TAL J J TAL TAL
PNS SDM
KO N SDM M JP JS M SDM 21 31 41 51 SDM
JPM JPM D D D D ≥
I II III IV TRAK SD SI S2 S3 L SD M M SI S2 S3 L - - - - L P
P A III IV III IV 61
P A 30 40 50 60
1 Direktorat 3 22 36 1 62 13 75 0 0 0 6 3 13 6 0 28 3 2 17 5 0 18 2 0 47 75 12 30 16 17 0 75 32 43 75
Prodi DIII
2 1 2 11 1 15 0 15 0 0 0 0 0 0 12 0 12 0 1 2 0 0 0 0 0 3 15 0 9 2 3 1 15 1 14 15
Kebidanan
Prodi DIII
3 0 1 9 1 11 2 13 0 0 0 0 0 1 9 0 10 0 1 2 0 0 0 0 0 3 13 0 6 3 3 1 13 6 7 13
Keperawatan
Prodi DIV
5 0 1 7 0 8 3 11 0 0 0 0 1 0 9 0 10 0 1 0 0 0 0 0 0 1 11 2 6 1 2 0 11 0 11 11
Kebidanan
Prodi DIV
6 0 0 8 1 9 1 10 0 0 0 0 0 2 8 0 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 4 4 2 0 10 2 8 10
Keperawatan
Kontrak = 20 orang
b. Jumlah Dosen
Jumlah dosen yang melaksanakan proses belajar dan mengajar di Poltekkes Kemenkes Riau pada Tahun 2017 dapat di lihat sebagaimana tertera pada tabel di bawah ini.
Tabel I.2. REKAPITULASI DOSEN TETAP DAN TIDAK TETAP POLTEKKES TAHUN 2017
1 D III Kebidanan 0 0 12 0 12 0 0 0 0 0 0 3 9 0 12 0 0 5 1 6 30
2 D III Keperawatan 0 0 8 0 8 0 0 0 0 0 0 0 7 0 7 0 0 3 2 5 20
3 D III Gizi 0 0 13 1 14 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 0 0 3 0 3 19
4 D IV Kebidanan 0 0 10 0 10 0 0 0 0 0 0 1 17 1 19 0 0 3 0 3 32
5 D IV Keperawatan 0 0 8 0 8 0 0 0 0 0 0 1 9 0 10 0 1 0 1 2 20
0 0 51 1 52 0 0 0 0 0 0 5 44 1 50 0 1 14 4 19 121
c. Jumlah SDM Poltekkes Kemenkes Riau berdasarkan kelompok tenaga fungsional, non funsional dan Gender Tahun 2017
Jumlah sumber daya manusia Poltekkes Kemenkes Riau berdasarkan kelompok fungsional, non fungsional dan gender pada Tahun 2017 adalah sebagaimana tertera pada tabel di bawah ini.
Tabel.1.3. JUMLAH SDM POLTEKKES KEMENKES RIAU MENURUT KELOMPOK FUNGSIONAL, NON FUNGSIONAL DAN GENDER TAHUN 2017
PNS POLTEKKES
JUML
L P L P L P L P L P L P L P L P L P
AH
5 24 0 0 0 0 1 1 6 25 2 22 35 51 37 73 43 98 141
JUMLAH
29 0 0 2 31 24 86 110 141 141
2. Sarana Dan Prasarana
a) Sarana
Pelakasanaan kegiatan belajar dan mengajar (KBM) di lingkungan Poltekkes Kemenkes Riau perlu dukungan sarana
gedung sebagai tempat proses belajar mengajar dan kegiatan admininistrasi.
M2
Luas tanah bangunan Poltekkes Kemenkes Riau + 16.480 yang terletak di tengah pusat kota Pekanbaru.
M2
Dengan luas tanah yang tersedia tersebut, lebih kurang 96% atau 15.944 telah dipergunakan untuk bangunan
gedung dan fasilitas lainnya.
I GEDUNG
1 Rektorat 2010 RR
Knopi Lantai 1 6 5 30
R.Rapat Direktur 6 5 30
2 Kantin 7 7 49 1993 RR
3 Pos Jaga
8 Ruangan Dosen
Lantai 1 32 29 928
Knovi Lantai 1 9 6 54
Lantai 2 32 24 784
Lantai 3 32 24 784
Lantai 4 32 24 784
Tabel di atas menunjukan luas lahan /tanah Politeknik Kesehatan Kemenkes Riau yang telah dipergunakan untuk pembangunan
gedung dan fasilitas lainnya seluas 15.944 M2 sisanya 536 M2 merupakan lahan yang dipergunakan untuk penghijauan dan saluran untuk
pembuangan limbah /kesling. Keadaan bangunan saat ini masih terdapat yang telah berumur antara 10 sampai dengan 25 tahun.
b) Prasarana
Prasarana Politeknik Kesehatan Kemenkes Riau sebagai satu kesatuan dengan bangunan fisik serta seluruh peralatan, yang terdiri dari
prasarana listrik, prasarana air, penanggulangan kebakaran, jaringan komunikasi, dan saluran buang limbah kamar mandi.
1). Listrik
Kebutuhan listrik dengan kapasitas daya tersambung dan PLN minimal 200 KVA dengan memiliki sistim jaringan listrik
tegangan menengah 20 KV (jaringan listrik TM 20 KV) sesuai ketentuan yang berlaku.
e) Grounding sistim panel gedung dan alat tidak terpisah, sehingga jika terjadi hubungan singkat jaringan instalasi gedung akan
mempengaruhi juga kinerja peralatan dan penerangan. nilai grounding sistem di Poltekkes belum memenuhi standard (untuk
peralatan 0,2 Ohm).
2). Air
Kebutuhan air bersih merupakan suatu kebutuhan pokok yang harus dapat dijamin kontinuitas distribusinya sehingga dapat memenuhi
kebutuhan yang cukup dan sesuai volume kebutuhan untuk pegawai, penghuni asrama dan kebutuhan instalasi dapur (kitchen). Jika
rata-rata kebutuhan air bersih 60 liter/hari, maka air bersih yang harus tersedia untuk PNS dan karyawan kontrak 141 orang x 60
liter = 8.460 liter/hari, sementara untuk penghuni asrama dibutuhkan air bersih minimal 100 liter x 200 Orang =20.000 liter/hari.
Sehingga total kebutuhan air bersih di Poltekkes Kemenkes Riau minimal 20.000 + 8.460 = 28.460 liter per hari. Penyediaan air bersih
saat ini memanfaatkan sumber air dari sumur bor dan perusahaan air minum.
c). Sistem Penyediaan air dengan menggunakan reservoir dan pompa listrik
4). Komunikasi
Komunikasi sangat berperan dalam menunjang kecepatan dan ketepatan informasi di seluruh unit. Sistim komunikasi yang
dipergunakan saat ini di Poltekkes Kemenkes Riau adalah :
a) Telepon Eksternal
b) Hootspot
c) Sound Sistem
d) Televisi
e) Komputerisasi dan infocus
f) HP
g) Blackberry messenger
h) Yahoo messenger
i) Whatsapp messenger
j) Mailing list
k) E- learning
Untuk pengamanan gedung, peralatan dan manusia maka setiap gedung perlu dilengkapi dengan instalasi penangkal petir. Namun
beberapa gedung yang ada di lingkungan poltekkes saat ini belum dilengkapi dengan instalasi penangkal petir. Mengingat Poltekkes
merupakan pusat pendidikan dimana tingkat mobilisasi mahasiswa yang cukup tinggi di sekitar kampus, maka sistim pengamanan dan
keselamatan manusia serta sarana, prasarana dan alat perlu mendapat prioritas utama.
Transportasi yang digunakan untuk kegiatan praktik mahasiswa ke lapangan dengan menggunakan kendaraan roda empat dan roda
enam /bus. Masalah yang dihadapi adalah ketersediaan kendaraan hanya 1 (satu) unit yakni kendaraan bus roda enam yang
dipergunakan untuk mengantar dan menjemput mahasiswa yang melakukan praktik ke lapangan, kondisinya masih baik.
8). Pagar
Pagar merupakan salah satu prasarana pengaman di lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Riau, dan sangat
bermamfaat untuk mengamankan tanah milik Poltekkes Kemenkes Riau. Kondisi pagar dalam keadaan baik .
Jumlah kendaraan operasional dalam menunjang kegiatan di lingkungan Poltekkes Kemenkes Riau berjumlah 9 unit kendaraan dengan
berbagai jenis. Kendaraan operasional menunjang kegiatan belajar mengajar.
TABEL I.5. JUMLAH KENDARAAN OPERASIONALPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU
TAHUN 2017
Kondisi
Jenis Keterangan
No Nama Kenda Merk/ Type Tahun
raan R RB Baik (No.Pol)
Tabel di atas menampilkan jumlah dan jenis kendaraan operasional Politeknik Kemenkes Riau periode bulan Desember 2017.
DATA – DATA UMUM :
No Dampak Lingkungan yang Harus Dikelola Pengelolaan yang Telah Dilakukan Pengelolaan Yang Akan Dilakukan
1. Kualitas Air Tanah Pengolahan limbah cairdomestik dengan
mengalirkan grey water ke saluran drainase
dan mengolah Black Water ke Septic Tank
2. Kuantitas Air Tanah Dilakukan penghematan air dengan Tidak melakukan pengambilan air bawah
mamatikan keran PDAM saat tidak tanah
digunakan
3. Asap dan Kebauan dari Genset - Penataaan tapak dengan meletakkan Menambah vegetasi di sekitar ruang
genset diluar gedung kantor pada ruang genset dan seluruh gedung kantor bila
tersendiri yang tertutup. perlu
- Penataan Ruang Terbuka Hijau dengan
penanaman vegetasi yang dapat
menghasilkan udara segar.
4. Kebisingan dari Genset - Penataaan tapak dengan meletakkan
genset diluar gedung kantor pada ruang
tersendiri yang tertutup.
- Penataan Ruang Terbuka Hijau dengan
penanaman vegetasi yang dapat
menyaring.
5. Sampah dari kegiatan perkantoran - Penyediaan tempat sampah di setiap - Melakukan promosi pemilahan
ruangan. dan pengurangan sampah dengan
- Pembuangan sampah dari kantor ke poster.
TPS disekitar lokasi setiap hari. - Pemanfaatan kedua sisi kertas
- Penyediaan dan Penempatan untuk mengurangi penggunaan
tempat sampah yang dipilah kertas.
menurut jenisnya pada ruang dan - Mulai menerapkan konsep
halaman ‘paperless’, yaitu mengurangi
sebanyak mungkin penggunaan
kertas. Semua dokumen dibaca
melalui komputer masing-masing.
6. Gangguan lalulintas mobilisasi karyawan - Penempatan petugas satpam untuk
dan mengatur parkir kendaraan
karyawan dan tamu kantor.
- Penempatan rambu dan petunjuk
arah agar memudahkan dalam