Anda di halaman 1dari 20

RANCANG BANGUN GAME TOWER DEFENCE DENGAN

PENDEKATAN METODE MDLC (Multimedia Development Life Cycle)

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH :

ANWAR JAMIL FAKHRUDIN

NPM 160403010023

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
2019

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Game adalah merupakan salah satu bagian yang mengisi keseharian


dalam kehidupan manusia saat ini. Pada dasarnya game diciptkan sebagai
sarana hiburan, game dimainkan oleh banyak orang tidak memandang usia
yang dimiliki. Bermain game mempunyai dampak positif dan negatif,
dampak negatifnya adalah lebih sering lupa waktu karena terlalu seru
bermain game tetapi game juga mempunyai beberapa dampak positif. Salah
satu dampak positif yang didapat dari bermain game adalah mampu
memiliki respon yang cepat, dan mengasah keterampilan. Beberapa hal
yang menunjukkan bahwa dengan bermain game dapat membantu kita
mempelajari strategi, perencanaan dan komunikasi. Seiring berkembangan
jaman, game kini mulai merambah dari komputer (PC) ke perangkat
smartphone sebagai salah satu sarana bermain. Salah satu teknologi yang
berkembang sangat pesat saat ini adalah smartphone yang berbasis Android.

Genre game yang banyak dimainkan pada perangkat mobile salah


satunya adalah game bergenre RTS(real-time strategy). Game strategi lebih
banyak diminati oleh orang-orang dikarenakan selain untuk hiburan, game
strategi dapat mengasah otak dalam menyelesaikan tujuan permainan
tersebut. Jenis game strategi yang gameplaynya cukup banyak digunakan
adalah game Tower Defense.

Game Tower defense adalah merupakan subgenre dari game real-


time strategy, Game Tower Defense sendiri merupakan permainan strategi
untuk mengatur penempatan tower atau senjata yang bertujuan untuk
mencegah musuh yang melintas untuk masuk kedalam base. Biasanya tower
atau senjata yang
dibangun memiliki perbedaan pada saat menyerang atau menembak musuh.
Pemain akan mendapat poin ketika tower membunuh enemy yang dapat
digunakan untuk membangun tower lain dan meng-upgrade tower yang
bertujuan untuk menambah damage atau jarak tembak tower.

Game Tower defense yang ada saat ini kebanyakan masih


menggunakan sistem Static-line, yang artinya jalur yang di tempuh oleh
karakter Non Playable Character (NPC) masih monoton dan tidak dinamis.
Dalam gameplay-nya karakter NPC tidak bisa menyerang tower, hanya bisa
berjalan pada jalurnya saja, Dalam gameplay-nya juga pemain hanya
terpaku pada strategi penempatan tower saja tidak ada bentuk gameplay
lainnya yang membuat game lebih variatif.
Selain itu umumnya cerita pada game tower defence berkisah
tentang hal-hal fiksi dan peperangan, game ini memiliki pandagan yang
berbeda dengan menyisipkan unsur pendidikan, dibuat dengan maksud
sebagai media alternatif pembelajaran guna memudahkan anak-anak dalam
pengenalan tentang pentingnya macam-macam vitamin terhadap kesehatan
tubuh manusia dan mencegah dari berbagai penyakit jadi anak-anak tidak
hanya bermain game saja tetapi ada unsur edukasi di dalam game ini.

Berdasarkan uraian diatas game tower defence pada umumya hanya


untuk sarana hiburan tanpa adanya unsur pembelajaran, jadi penulis tertarik
untuk menyisipkan edukasi dalam game “DheVit” Diharapkan game ini
lebih variatif dan menyenangkan dengan menggunaknan pendekatan
metode MDLC,

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang ada di atas, maka yang
menjadi permasalahan adalah bagaimana cara mengimpelementasikan
pendekatan metedologi MDLC pada rancang bangun game tower defence

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah penelitian ini antara lain :
1. Game yang dibuat dengan tampilan jenis 2D
2. Game berupa single player game
3. Game berupa offline game
4. Target penggunanya adalah untuk umum
5. Metode yang digunakan adalah metode MDLC sebagai implementasi
pada rancang bangun game tower defence

1.4 Tujuan Penelitian


Membuat game tower defence yang tidak hanya menyenangkan melainkan
ada unsur edukasi dengan menggunkan pendekatan metode MDLC pada
rancang bangun game “DheVit”

1.5 Manfaat Penelitian


1. Menghasilkan game yang tidak hanya menyenangkan melainkan ada
unsur pengenalan macam – macam vitamin serta manfaatnya
2. Memberikan alternatif membuat game multimedia secara mudah
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Game

2.1.1 Pengertian Game

Dalam kamus bahasa Indonesia “Game”diartikan sebagai


permainan. Permainan merupakan bagian dari bermain dan bermain
juga bagian dari permainan keduanya saling berhubungan. Permainan
adalah kegiatan yang kompleks yang didalamnya terdapat peraturan,
play dan budaya. Sebuah permainan adalah sebuah sistem dimana
pemain terlibat dalam konflik buatan, disini pemain berinteraksi dengan
sistem dan konflik dalam permainan merupakan rekayasa atau buatan.
Teori permainan pertama kali ditemukan oleh sekelompok ahli
Matematika pada tahun 1944. Teori itu dikemukakan oleh (John von
Neumann and Oskar Morgenstern,1994) yang berisi: "Permainan terdiri
atas sekumpulan peraturan yang membangun situasi bersaing dari dua
sampai beberapa orang atau kelompok dengan memilih strategi yang
dibangun untuk memaksimalkan kemenangan sendiri atau pun untuk
meminimalkan kemenangan lawan. Peraturan-peraturan menentukan
kemungkinan tindakan untuk setiap pemain, sejumlah keterangan
diterima setiap pemain sebagai kemajuan bermain, dan sejumlah
kemenangan atau kekalahan dalam berbagai situasi
Dalam permainan terdapat peraturan yang bertujuan untuk
membatasi perilaku pemain dan menentukan permainan. Game
bertujuan untuk menghibur, biasanya game banyak disukai oleh anak –
anak hingga orang dewasa. Games sebenarnya penting untuk
perkembangan otak, untuk meningkatkan konsentrasi dan melatih untuk
memecahkan masalah dengan tepat dan cepat karena dalam game
terdapat berbagai konflik atau masalah yang menuntut kita untuk
menyelesaikannya dengan cepat dan tepat. Tetapi game juga bisa
merugikan karena apabila kita sudah kecanduan game kita akan lupa
waktu dan akan mengganggu kegiatan atau aktifitas yang sedang kita
lakukan, menurut Sekar Widyastuti (2017).

2.1.2 Klasifikasi Game


Berdasarkan Jenis Platform yang Digunakan Berdasarkan platform
yang digunakan game dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Arcade games, game yang dijalankan pada mesin dengan input
dan output audio visual yang telah terintegrasi dan tersedia
ditempat - tempat umum dan tidak jarang bahkan memiliki fitur
yang dapat membuat pemainnya lebih merasa “masuk” dan
“menikmati” permainan, seperti pistol, kursi khusus, sensor
gerakan, sensor injakkan dan setir mobil.
2. PC games, yaitu video game yang dimainkan menggunakan
personal computer, memiliki kelebihan yaitu tampilan antarmuka
yang baik.
3. Console games, yaitu video games yang dimainkan menggunakan
console tertentu seperti, Playstation 3, XBOX 360, dan Nintendo
Wii.
4. Handheld games, yaitu yang dimainkan di console khusus video
game yang dapat dibawa kemana-mana, contohnya Nitendo DS
dan Sony PSP.
5. Mobile games, yaitu game yang dapat dimainkan atau khusus
untuk mobile phone. (Iman, 2013)

2.1.3 Genre Game

Dalam buku yang berjudul “Langkah Mudah Membuat Game 3d”


yang ditulis oleh Ivan C. Sibero (2009) dijelaskan bahwa genre game
adalah klasifikasi game yang didasari interaksi pemainnya. Visualisasi
juga menjadi ukuran klasifikasi genre ini. Namun untuk beberapa kasus
pengembang game membuat kompilasi antar berbagai genre ini. Tentu
saja variasi format game lebih banyak. Berdasarkan genre-nya, game
dibagi menjadi beberapa jenis, seperti :

1) Action : Sebuah game yang membutuhkan pemain yang


mempunyai kecepatan reflex, akurasi, dan ketepatan
waktu untuk menghadapi sebuah rintangan.

2) Fighting : Game fighting biasanya mempunyai ciri pertarungan


satu lawan satu antara dua karakter, yang dimana salah
satu dari karakter di kendalikan oleh computer.

3) Shooter : Sub-genre dari permainan aksi, meskipun banyak


pemain yang menganggap bahwa ragam ini
merupakan ragam yang berdiri sendiri.

4) Racing : Permainan video yang menuntut keterampilan pemain


untuk mengemudi dalam sebuah kompetisi balap-
membalap. Game ini popular dengan jenis game yang
berkonsep menggunakan mobil atau motor.

5) Sport : Permainan video yang menuntut keterampilan pemain


untuk melakukan pertandingan olahraga secara virtual,
seperti pertandingan sepak bola, basket, dan sebagainya.

6) Adventure : Game adventure menggabungkan unsur-unsur jenis


komponen antara game action dan game adventure,
biasanya menampilkan rintangan yang berjangka
panjang yang harus diatasi menggunakan alat atau item
sebagai alat bantu dalam mengatasi rintangan, serta
rintangan yang lebih kecil yang hampir terus-menerus
ada.

7) Strategi : jenis permainan game seperti simulasi dengan tujuan


jelas, sehingga membutuhkan strategi si pemain dan
melibatkan masalah strategi, taktik, dan logika.
8) RPG (Role Playing Game) : sebuah permainan yang para
pemainnya memainkan peran tokoh-tokoh khayalan dan
berkolaborasi untuk merajut sebuah cerita bersama.

2.2 Game Engine

2.2.1 Pengertian Game Engine

Game Engine adalah sistem perangkat lunak yang dirancang untuk


menciptakan dan pengembangan video game. Banyak mesin
permainan yang dirancang untuk bekerja pada konsol permainan video
dan sistem operasi desktop seperti Microsoft Windows, Linux, dan
Mac OS X. Fungsionalitas inti biasanya disediakan oleh mesin
permainan mencakup mesin render untuk 2D atau 3D grafis, mesin
fisika atau tabrakan (dan tanggapan tabrakan), suara, script, animasi,
kecerdasan buatan, jaringan, streaming, manajemen memori,
threading, dukungan lokalisasi, dan adegan grafik. Engine bukanlah
executable program, artinya engine tidak bisa dijalankan sebagai
program yang berdiri sendiri. Diperlukan sebuah program utama
sebagai entry point atau titik awal jalannya program.

2.2.2 Unity Engine

Unity game engine merupakan sebuah game engine dan editor,


yang memungkinkan pengembang membuat object, meng-import
external asset dan menggabungkan semuanya dengan menggunakan
kode secara efisien dan cepat. Editor pada Unity dibuat dengan user
interface yang sederhana. Unity dapat beroperasi pada Mac OS dan
Windows dan dapat menghasilkan game untuk Mac, Windows, Wii,
iPhone, iPad dan Android. Scripting di dalam Unity dapat
menggunakan tiga bahasa pemrograman, yaitu JavaScript, C#, dan
Boo. (Santoso, R. 2014)
2.2.3 C#

C# (dibaca: C Sharp) merupakan sebuah bahasa pemrograman yang


berorientasi objek yang dikembangkan oleh Microsoft sebagai bagian
dari inisiatif kerangka .NET Framework. Bahasa pemrograman ini
dibuat berbasiskan bahasa C++ yang telah dipengaruhi oleh aspek-
aspek ataupun fitur bahasa yang terdapat pada bahasa-bahasa
pemrograman lainnya seperti Java, Delphi, Visual Basic, dan lain-lain
dengan beberapa penyederhanaan. C# juga dapat di jalankan ke dalam
komputer dan dapat di proses dalam mode offline. C# merupakan
bahasa pemrograman untuk pengembangan game dan juga bisa dapat
dipakai dalam unity untuk pembuatan game model 2D dan 3D oleh
karena itu C# dapat terintegrasi dengan unity untuk membuat game
arsitektur bangunan dan simulasi yang di rancang untuk modeling dan
rendering dalam aplikasi unity. Dalam unity C# adalah fitur untuk
scripting dan mudah digunakan untuk rotating dan scaling object
hanya perlu sebaris kode. Begitu pula dengan duplicating, removing
dan changing properties. C# juga mudah digunakan untuk visual
properties variables yang di definisikan dengan scripts ditampilkan
pada editor, yang dapat dijalankan dalam aplikasi unity, berbasis NET
artinya untuk run program dilakukan dengan open source.

2.3 Android

Android adalah sebuah sistem operasi untuk perangkat mobile yang


menyertakan middleware (virtual machine) dan sejumlah aplikasi
utama. Android merupakan modifikasi dari kernel Linux (Andry,
2011).

Pada awalnya sistem operasi ini dikembangkan oleh sebuah


perusahaan bernama Android, Inc. Dari sinilah awal mula nama
Android muncul. Android Inc. Adalah sebuah perusahaan start-up kecil
yang berlokasi di Palo Alto, California, AmerikaSerikat yang didirikan
oleh Andy Rubin bersama Rich Miner, Nick Sears, dan Chris White.
Pada bulan juli 2005, perusahaan tersebut diakuisisi oleh Google dan
para pendirinya bergabung ke Google. Andy Rubin sendiri kemudian
diangkatmenjadi Wakil Presiden divisi Mobile dari Google.

Tujuan pembuatan sistem operasi ini adalah untuk menyediakan


platform yang terbuka, yang memudahkan orang mengakses Internet
menggunakan telepon seluler. Android juga dirancang untuk
memudahkan pengembang membuat aplikasi dengan batasan yang
minim sehingga kreativitas pengembang menjadi lebih berkembang
(Andry, 2011).

2.4 Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini


adalah Multimedia Development Life Cycle (MDLC) versi Luther-
Sutopo. Menurut Luther (1994), metodologi pengembangan
multimedia terdiri dari 6 tahap yaitu concept (pengonsepan), design
(perancangan), material collecting (pengumpulan materi), assembly
(pembuatan), testing (pengujian), dan distribution (pendistribusian).
Keenam tahap ini tidak harus berurutan dalam praktiknya, tahap – tahap
tersebut dapat saling bertukar posisi. Meskipun begitu, concept
memang harus menjadi hal yang pertama kali di kerjakan. Sutopo
(2003), mengadopsi metodologi Luther dengan memodifikasi seperti
gambar berikut :
Gambar : Tahapan pengembangan multimedia
(Sumber : Binanto, I . 2010)

Berikut adalah penjelasan dari setiap tahapan dalam metode


MDLC

yaitu :

A. Concept
Tahap concept (pengonsepan) adalah tahap untuk menetukan
tujuan dan siapa pengguna program (identifikasi audiens). Tujuan
dan pengguna akhir program berpengaruh pada nuansa multimedia
sebagai pencerminan dari identitas organisasi yang menginginkan
informasi sampa pada pengguna akhir. Karakteristik pengguna
termasuk kemampuan pengguna juga perlu dipertimbangkan karena
dapat memengaruhi pembuatan desain. Selain itu, tahap ini juga
akan menentukan jenis aplikasi (presentasi,interaktif,dan lain-lain).
Dasar aturan untuk perancangan juga ditentukan pada tahap ini,
misalnya ukuran aplikasi, target, dan lain-lain. Output dari yahap ini
biasanya berupa dokumen yang bersifat naratif untuk
mengungkapkan tujuan projek yang ingin dicapai.

B. Design

Design (perancangan) adalah tahap pembuatan spesifikasi


mengenai arsitektur program, gaya, tampilan, dan kebutuhan
material/bahan untuk program. Spesifikasi dibuat serinci mungkin
sehingga pada tahap berikutnya, yaitu material collecting dan
assembly, pengambilan keputusan baru tidak diperlukan lagi,
cukup menggunakan keputusan yang sudah ditentukan pada tahap
ini. Meskipun demikian, pada praktiknya, pengerjaan proyek pada
tahap awal masih akan sering mengalami penambahan bahan atau
pengurangan bagian aplikasi, atau perubahan-perubahan lain.
Tahap ini biasanya menggunakan storyboard untuk
menggambarkan deskripsi tiap scene, dengan mencantumkan
semua objel multimedia dan tautan ke scene lain dan bagian alir
(flowchart) untuk menggambarkan aliran dari satu scene ke scene
lain. Pembuatan storyboard dapat menggunakan cara pembuatan
storyboard film/animasi, atau dapat menggunakan cara pembuatan
storyboard di multimedia. yang hanya menggunakan teks saja. Pada
bagian alir dapat dilihat komponen yang terdapat dalam suatu scene
dengan penjelasan yang diperlukan.

C. Material Collecting Material


Material Collecting adalah tahap pengumpulan bahan yang
sesuai dengan kebutuhan yang dikerjakan.Bahan-bahan tersebut,
antara lain gambar clip art, foto, animasi, video, audio, dan lain-lain
yang dapat diperoleh secara gratis atau dengan pemesanan kepada
pihak lain sesuai dengan rancangannya. Tahap ini dapat dikerjakan
secara paralel dengan tahap assembly. Namun, pada beberapa kasus,
tahap material collecting dan tahap assembly akan dikerjakan secara
linear dan tidak paralel.
D. Assembly

Tahap assembly adalah tahap pembuatan semua obyek atau


bahan multimedia. Pembuatan aplikasi didasarkan pada tahap
design, seperti storyboard, bagan alir, dan/atau struktur navigasi.
Tahap ini biasanya menggunakan perangkat lunak authoring, seperti
Macromedia Director. Selain itu, Macromedia Flash atau produk
open source yang gratis, yaitu Sophie yang dapat berjalan di Linux
maupun di Mac OS X juga dapat digunakan.

E. Testing

Tahap Testing (pengujian) dilakukan setelah menyelesaikan


tahap pembuatan (assembly) dengan menjalankan aplikasi/program
dan melihatnya apakah ada kesalahan atau tidak. Tahap pertama
pada tahap ini disebut tahap pengujian alpha (alpha test) yang
pengujiannya dilakukan oleh pembuat atau lingkungan pembuatnya
sendiri. Setelah lolos dari pengujian alpha, pengujian beta yang
melibatkan pengguna akhir akan dilakukan.

F. Distribution

Pada tahap ini, aplikasi akan disimpan dalam suatu media


penyimpanan. Jika media penyimpanan tidak cukup untuk
menampung aplikasinya, kompresi terhadap aplikasi tersebut akan
dilakukan. Tahap ini juga dapat disebut tahap evaluasi untuk
pengembangan produk yang sudah jadi supaya menjadi lebih baik.
Hasil evaluasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk tahap
concept pada produk selanjutnya.
BAB III

1 METODE PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan mengenai penggunaan metode pengembangan,

analisa pengguna (user) dan gambaran dari sistem yang ada serta bagaimana

perancangan program aplikasi game yang akan dibuat. Dalam mengembangkan

game ini penulis menggunakan metode Multimedia Development Life Cycle

(MDLC) versi Luther- Sutopo. Menurut Luther (1994), metodologi

pengembangan multimedia terdiri dari 6 tahap yaitu :

1. Konsep (Concept)

2. Perancangan (Design)

3. Pengumpulan bahan (Material collecting)

4. Perakitan (Assembly)

5. Pengujian (Testing)

6. Distribusi (Distribution)

3.1 Penentuan konsep (Concept)

Tahap concept (konsep) adalah tahapan untuk menentukan tujuan dan siapa

pengguna program (identifikasi audience). Selain itu menentukan macam aplikasi

(presentasi, interaktif, dain lain-lain) dan tujuan aplikasi (hiburan, pelatihan,

pembelajaran, dan lain-lain). Rincian konsep pada penelitian ini terdapat pada

tabel. Tabel 1
Kategori Kosep Deskripsi konsep
Judul Rancang bangun game tower defence
(“DheVit”)
Judul Multimedia Media pembelajaran pentingya vitamin
bagi tubuh berbasis game android
bergenre tower defence
Tujuan Membuat dan mengimplementasikan
edukasi pentingya vitamin bagi tubuh
pada game tower defence, game ini
diharapkan dapat memberi pembelajaran
bagi anak-anak melalui game yang
menyenangkan
Sasaran Wali kelas paud, dosen pgpaud
universitas kanjuruhan malang

Audio Backsound, dubbing, dan sound effect,


dengan format audio (.mp3)

Video Video berbentuk motion graphics dengan


format (.mp4)
Gambar Menggunakan gambar (2D)

Tabel 1. Tabel konsep

3.2 Perancangan (Design)

Design (perancangan) adalah tahap membuat spesifikasi mengenai arsitektur

program, gaya, tampilan dan kebutuhan material atau bahan untuk program. Pada

tahapan ini, membuat desain storyboard, perancangan game menggunakan

flowchart. Gambar 2
Gambar 2. Flowchart rancangan game

Storyboard merupakan rancangan yang berbentuk sketsa gambar yang

ditampilkan secara berurutan, sehingga dapat memberikan gambaran terhadap

game yang akan dibuat. Storyboard yang digunakan untuk membuat konten aplikasi

yang berbentuk motion graphic, berikut rancangan storyboard game berdasarkan

perancangan alur cerita yang telah dibuat dapat dilihat pada Gambar 3.1, Gambar

3.2, Gambar 3.3 dan Gambar 3.4


Pada suatu hari dikerajaan dhevit yang

indah nan damai, rakyat dikerajaan

tersebut hidup dengan damai,

Gambar 3.1

tiba-tiba diluar kerajaan muncul awan

hitam aneh disertai petir dan angin

puting beliung yang besar

Gambar 3.2

Ternyata dari awan hitam muncul portal

yang misterius yang mengeluarkan

berbagai monster-monster dengan

berbagai macam penyakit

Gambar 3.3
Para monster berusaha menerobos

benteng pertahan kerajaan dhevit,

Gambar 3.4

3.3 Pengumpulan bahan (Material collecting)

Material collecting adalah tahap dimana pengumpulan bahan yang sesuai

dengan kebutuhan dilakukan.Bahan-bahan yang penulis perlukan dalam pembuatan

aplikasi ini adalah sebagai berikut:

a. Unity 3D digunakan sebagai tools dan compiler untuk membuat game.


b. CorelDRAW, digunakan membuat desain dan perancangan.
c. Spriter, digunakan untuk membuat animasi.
d. FL Studio, digunakan untuk membuat sound.

Sedangkan spesifikasi perangkat keras yang digunakan dalam proses


pembuatan aplikasi game yang akan dibuat memiliki spesifiki rata-rata. Spesifikasi
perangkat keras yang digunakan dapat dilihat pada Tabel berikut :

Spesifikasi Hardware untuk Pengembangan

NO PERANGKAT SPESIFIKASI
1 PROCESSOR INTEL CORE I3-2370M
2 HARDISK 500 GB
3 RAM 8192 MB
4 VGA NVIDIA GEFORCE

Anda mungkin juga menyukai