Anda di halaman 1dari 8

SATUAN PER UNIT

Merupakan cara penyederhanaan suatu nilai perhitungan yang sangat bermanfaat dalam
analisa sistem tenaga listrik, yang melibatkan saluran transmisi, beberapa buah
transformator dan generator. Penyederhanaan perhitungan ini adalah dengan menyatakan
suatu nilai tertentu seperti Daya, Tegangan, Arus, Impedansi maupun Admitansi kedalam
satuan per-unit yang nantinya bila diinginkan untuk mengetahui nilai sebenarnya dapat
dirujuk kembali ke nilai referensinya.
Sistem per unit banyak digunakan dalam mengevaluasi aliran daya, evaluasi hubung
singkat, motor starting dll.
Bagaimana sebenarnya Sistim PU ini, akan menjai topik bahasan kita pada postingan kali
ini.
Kalau dilihat dari penggunaannya, sistim PU tersebut hanyalah merupakan metode atau
cara menskalakan suatu nilai parameter listrik terhadap nilai refrensi atau pada metode
Sistim PU dikenal dengan istilah base. Sehingga persamaan dasar untuk sistim PU ini
adalah sebagai berikut :
per-unit = actual_value / base_value

Dari persamaan dasar terlihat bahwa :


1. Nilai sebenarnya (actual_value) dibandingkan dengan nilai
referensi(base_value) menghasilkan nilai per-unit dari actual_value.
2. Nilai basis (base_value) dan Nilai sebenarnya (actual_value) haruslah merupakan
parameter yang sama, sehingga nilai per-unit yang dihasilkan tidak lagi memiliki
satuan. Dengan kata lain, misalkan nilai per-unit suatu tegangan hanya didapat dari
membandingkan actual_value tegangan dengan base_value tegangan.
3. Nilai basis (base_value) selalu merupakan bilangan real, sedangkan nilai
sebenarnya (actual_value) bisa juga bilangan kompek.

Jumlah per satuan sama dengan jumlah persen. Rasio dalam persen adalah 100 kali rasio
per unit. Misalnya, voltase 70kV pada basis 100kV akan menjadi 70% voltase basis. Ini
sama dengan 100 kali nilai per satuan 0,7 yang diturunkan di atas.
Langkah awal dalam menggunakan per-unit pada analisis sistim tenaga listrik adalah
dengan :

1. Menetapkan nilai basis (base_value) untuk Daya Semu (S)

Sbase = (Power base) basis daya, dalam satuan VA. Pada prinsipnya Sbase dapat
ditetapkan secara bebas, tetapi dalam praktiknya biasanya dipilih nilai 100 MVA.

2. Menetapkan nilai basis (base_value) untuk Tegangan (V)

Vbase = basis tegangan (V). Sama halnya dengan Sbase , Vbase juga dapat ditetapkan
secara bebas, dalam prakteknya Vbase sama dengan nilai nominal tegangan line-to-
line (VL-L) sistim yang akan dinalisa tersebut.

Istilah nominal tegangan line-to-line (VL-L) berarti nilai teganagan di mana sistem dirancang
untuk beroperasi dalam kondisi seimbang normal.

3. Menetapkan nilai basis (base_value) untuk Arus (I)

Dengan menggunakan rumus dasar : S3ϕ = √3VI , maka dengan rumus yang sama
untuk S3ϕ base menjadi :
S3ϕ base = √3VbaseIbase ,sehingga Ibase didapat :

Ibase = S3ϕ base / √3Vbase

Dikarenakan S3ϕ base biasanya ditulis dalam satuan kVA atau MVA dan
tegangan (V) dalam satuan kilo Volt atau kV , maka Ibase menjadi :
Ibase = kVAbase / √3kVbase ................... (Ampere)

4. Menetapkan nilai basis (base_value) untuk Impedansi (Z)

Untuk nilai basis impedansi Zbase didapat dengan menggunakan persamaan :

Zbase= Vbase / Ibase = (Vbase)2 / Sbase , atau


Zbase= (kVbase)2 x 1000 / kVAbase , atau
Zbase= (kVbase)2 / MVAbase .................... (Ω)

Setelah keempat kompnen diatas telah kita dapatkan ( S, V, I dan Z ) , untuk mendapatkan
nilai per-unit untuk suatu nilai sebenarnya (actual_value) dengan cara
membandingkannya, seperti berikut ini :

V = IZ
V / Vbase = IZ / Ibase Zbase
Vpu = Ipu Zpu

Setelah nilai basis didapat untuk setiap parameter diatas, maka nilai Zpu dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan dibawah ini :

Zpu= Z (Ω) / Zbase = ( Z . MVAbase ) / ( kVbase )2 ................. (Ω)

atau

Zpu = ( Z . kVAbase ) / ( 1000 . ( kVbase )2 ) ....................... (Ω)


Dalam penulisannya, sering juga penulisan pu (per-unit) dalam bentuk persentase (%),
contohnya pada nilai impedansi transformator utnu rating MVA yang ditulis dalam bentuk %.
Konversinya cukup sederhana, yaitu dengan menyatakan nilai Ipu = 100 % , sehingga
mendapatkan nilai nilai pu (per-unit) untuk nilai persentase lainnya cukup dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut :

pu (per-unit) = nilai persentase/ 100

Sehingga persamaan sebelumnya, yaitu :

Zpu= Z (Ω) / Zbase = ( Z . MVAbase ) / ( kVbase )2 .................. (Ω)

dapat ditulis menjadi

% Zpu= ( Z . 100 . MVAbase ) / ( kVbase )2

atau bila persamaanya adalah :

Zpu = ( Z . kVAbase ) / ( 1000 . ( kVbase )2 ) ....................... (Ω)

dapat ditulis menjadi

%Zpu = ( Z . kVAbase ) / ( 10 . ( kVbase )2 )

Tak jarang, pada kondisi tertentu ketika menggunakan sistim pu terutama sekali untuk nilai
impedansi (Z) kita perlu mengkonversi nilai pu (per-unit) nya dari menggunakan nilai basis
yang lama ke nilai basis yang baru , sehingga konversinya menjadi sebagai berikut :

Zpunew = Zpuold . ( Zbaseold / Zbasenew )

Zpunew = Zpuold . ( kVAbasenew / kVAbaseold ) . ( kVbasenew / kVbaseold )2

Zpunew = Zpuold . ( MVAbasenew / MVAbaseold )

Kita juga dapat dengan cepat megnkonversikan dari satu nilai impedansi dalam satuan ohm,
ke nilai impedansi lain dalam ohm dengan persamaan berikut :

Zohmnew = Zohmold . ( kVbasenew / kVbaseold )2

PER UNIT 2
Contoh I :

Sebuah sistim tenaga listrik memiliki Sbasesebesar 100 MVA, arus basis (Ibase) pada sistim
tersebut ketika tegangan base adalah Vbase = 230 kV dan 525 kV. Kemudian hitung
arus actual_value bila diketahui I = 4.95 pu , and V = 0.5 pu pada Vbase 230 kV and 525
kV.

Penyelesaian :

Dari parameter diatas, pertama kita apat mendapatkan nilai Ibase , dengan menggunakan
persamaan yang sudah kita bahas pada postingan sebelumnya Sistim PU (Per-Unit) ,
yaitu :

Ibase = kVAbase / √3 kVbase ..................................... (Ampere)

Sehingga didapat Ibase adalah :

1. Nilai Ibase pada Vbase = 230 kV dan Sbase = 100 MVA


Ibase = 1000 . 100 / √ 3 . 230
Ibase = 251 A

2. Nilai Ibase pada Vbase = 525 kV dan Sbase = 100 MVA


Ibase = 1000 . 100 / √ 3 . 525
Ibase = 110 A

Dari postingan sebelumnya (Sistim PU (Per-Unit), diketahui persamaan :

Iactual = Ipu . Ibase


Vactual = Vpu . Vbase

Sehingga Iactual dan Vactual didapat sebagai berikut :


1. Pada tegangan 230 kV :
Iactual = 4.95 x 251 A
Iactual = 1242 A
Vactual = 0.5 x 230 kV
Vactual = 115 kV
2. Pada tegangan 525 kV :
Iactual = 4.95 x 110 A
Iactual = 544 A

Vactual = 0.5 x 525 kV


Vactual = 262.5 kV
Contoh II :

Sebuah autotransformator dengan kapasitas 900 MVA, 525 kV/241.5 kV amemiliki


impedansi sebesar 10.14%. Tentukan
1. Nilai impedansi dalam ohm bila merujuk kes sisi tegangan 525 kV
2. Nilai impedansi dalam ohm bila merujuk kes sisi tegangan 241.5 kV
Penyelesaian :
Pertama kita konversi terlebih dahulu nilai %Z autotransformator tersebut ke nilai per-
unit (pu) dengan menggunakan persamaan yang sudah kita bahas pada
postingan Sistim PU (Per-Unit) , yaitu :

Zpu = %Z / 100

sehingga

Zpu = 10.14 / 100


Zpu = 0.1014

Kemudian dari persamaan postingan Sistim PU (Per-Unit)sebelumnya diketahui :

Z(Ω) = ( Zpu . kVbase 2) / MVAbase

sehingga
1. Nilai impedansi dalam ohm bila merujuk kes sisi tegangan 525 kV, adalah :

Z(Ω) = ( 0.1014 x 525 2) / 900


Z(Ω) = 31.05 Ω

2. Nilai impedansi dalam ohm bila merujuk kes sisi tegangan 241.5kV, adalah :

Z(Ω) = ( 0.1014 x 241.5 2) / 900


Z(Ω) = 6.57 Ω

CONTOH APLIKASI PADA SISTEM TRANSMISI


Contoh I :
Berikut merupakan sebuah contoh praktis aplikasi sistim per-unit (pu) yang ditunjukkan
dalam perhitungan pengaturan untuk relay pada saluran transmisi. Untuk relay jarak,
pengaturan umum untuk zona 1 adalah 85% dari impedansi pada saluran yang
dinamakan Zona 1 sedangkan Zona 2 harus diatur tidak kurang dari 125% dari
impedansi saluran transmisi , seperti pada gambar dibawah ini :

|Z|= 34,81<81° ohm

Dari gamar diatas, terdapat sebuah sistim tenaga lisrik dengan data sebagai berikut :
 Sebuah transformator 200 MVA 161/115 kV , dengan %Z = 6.796
 Impedansi saluran dari Bus 115 kV menuju sisi LV Trasnformator dinamakan
Zona 1 dengan nilai 34.81 @81o ohm
 Impedansi saluran dari Bus 115 hingga saluran yang keluar dari sisi HV
Trasnformator menuju beban, dinamakan Zona 2 dengan nilai 59.3 @81 o ohm
 Proteksi dengan kode ANSI 21, yaitu Distance Relay (Relay Jarak)
Perhitungan :
Berdasarkan aturan 85% dan 125% yang kita jelaskan diatas, maka nilai impedansi
untuk masing - masing zona (Zona 1 dan Zona 2) bila dilihat dari sisi 161 kV ( sisi yang
menuju beban) adalah :

Zona 1
 Z1(Ω) = 85% . (59.31 @81o )
 Z1(Ω) = 50.4 @81o
Zona 2
 Z2(Ω) = 125% . (59.31 @81o )
 Z2(Ω) = 74.1 @81o
Sehingga relay jarak (distance relay) untuk saluran disisi 161 kV diset dengan
nilai Z1(Ω) = 50.4 @81o dan Z2(Ω) = 74.1 @81o.
Jika sebelumnya kita menghitung dari sisi 161 kV, maka untuk relay yang kedua kita hitung
berdasarkan tegangan 115 kV, yaitu Relay Distance I, yang berarti nilai impedansi sebelum
masuk transformator.
Pertama, kita mengetahui %Z transforamtor tersebut adalah sebesar 6.796. Sehingga untuk
mencari nilai impedansi aktualnya, kita gunakan persamaan yang telah pernah kita bahas
pada Sistim PU (Per-Unit) -2

Z(Ω) = ( Zpu . kVbase 2) / MVAbase

Sehingga nilai impedansi transformator dari sisi 115 kVdidapat :

Z115kV (Ω) = ( 0.6796 . 1152) / 200


= 4.494 Ω

Berikutnya adalah, mengkonversi impedansi saluran disisi 161 kV yang nilainya 59.31
@81o kenilai impedansi disisi 115 kV, seperti berikut :
Dari persamaan yang pernah kita bahassebelumnya

Zohmnew = Zohmold . ( kVbasenew / kVbaseold )2


Zohmnew = 59.31 . ( 115 / 161 )2
Zohmnew = 30.3 ohm

Sehingga nilai total impedansi dihitung dari sisi 115 kV menjadi :

Z = Z115kV Z + Zohmnew ohmold

Z = 4.494 + 30.3 @81o


Z = 34.794 @81o ohm

Dengan metode yang sama untuk mencari nilai setting pada Zona 1 dan Z2 didapat nilai
setingan untuk proteksi relay distance (relay jarak) pada sisi 115 kV adalah
adalah :

Zona 1

 Z1(Ω) = 85% . (34.8 @81o )


 Z1(Ω) = 29.6 @81o

Zona 2
 Z2(Ω) = 125% . (34.8 @81o )
 Z2(Ω) = 43.5 @81o

Anda mungkin juga menyukai