Anda di halaman 1dari 23

TUGAS MANDIRI

RISET OPERASI

CONTOH DAN SOLUSI PEMBAHASAAN METODE


DUA FASE DAN METODE PRIMAL DUAL

Nama : Wehellnimet junior Missah (170210018)

Dosen : Nia Ekawati, S. Kom, M. SI.

Kode kelas : 182-MN007-N1

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN KOMPUTER

UNIVERSITAS PUTERA BATAM

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatNya tim penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mandiri mata kuliah Riset Operasi.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Nia Ekawati, S. Kom, M. SI.


selaku dosen pembimbing mata kuliah Riset Operasi.karena telah memberikan
wawasan mengenai mata kuliah tersebut, sehingga penulis mendapatkan wawasan
dalam menyusun makalah ini..

Penulis menyadari masih adanya kekurangan di dalam penyusunan karya


ilmiah ini, baik dalam sistematika maupun penulisan kalimat. Oleh karena itu tim
penulis juga ingin meminta maaf kepada Ibu Dosen dan pembaca jika terdapat
kata-kata yang kurang berkenan. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi para
pembaca.

Batam, 14 juli 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
BAB II ..................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 5
2.1. Metode Simpleks ....................................................................................... 5
2.1.1. Permasalahan 1 ........................................................................... 5
2.1.2. Permasalahan 2 ........................................................................... 8
2.2. Metode Dua Fasa ...................................................................................... 12
2.2.1. Permasalahan 1 ......................................................................... 14
2.2.2. Permasalahan 2 ......................................................................... 17
BAB III ................................................................................................................. 22
PENUTUP ............................................................................................................. 22
3.1. Kesimpulan .............................................................................................. 22
3.2. Saran ......................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 23

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bahasa Riset Operasional (Operation Reseach) pertama digunakan pada
tahun 1940 oleh Mc Closky dan Trefthen di kota kecil Bowdsey Inggris.
Riset Operasional ialah suatu metode pengambilan keputusan yang
dikembangkan dari studi operasional-operasional militer priode Perang
Duniake II.

Pada waktu perang tahun 1939, peimpin dari militer


Inggris mengundang sekelompok ahli-ahli sipil dan mengkoordinasi mereka
ke dalam satuan kelompok yang diberi tugas mencari cara-cara yang
efisien dan efektiv guna menggunakan alat yang baru ciptakan yang di
berinama radar dalam suatu sistem peringatanuntuk menghadapi serangan
udara. Team ahli nggris ini dan team-team lain berikutnya
melakukan percobaan (research) pada operasional-operasional
(operations) pada militer. Setelah keberhasilan team riset operasional,
militer Inggris dan Amerika Serikat melanjutkan mengaktifkan team riset
operasional. dan hasilnya, team riset operasional dan semakin
banyak menyebutdengan “peneliti operasional militer” yang
mengaplikasikan pendekatan riset operasional, permasalahan pertahanan
nasional.

1.2. Rumusan Masalah


1. Kenapa di perlukan metode simpleks dan dua fasa
2. Kenapa dalam metode simpleks tidak menggunkan bilangan negatif

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Metode Simpleks


Metode simpleks ini adalah metode yang biasanya digunakan
untuk memecahkan setiap permasalahan pada pemrogramman linear
yang kombinasi variabelnya terdiri dari tiga variabel atau lebih, untuk lebih
jelasnya mengenai metode simpleks, kita lihat beberapa definisi di bawah ini:
Ada tiga sifat dari bentuk baku linear programing untuk metode simpleks ini,
diantaranya:

1. Sifat yang pertama adalah semua batasan adalah persamaan (dengan


tidak ada nilai negatif pada sisi kanan)
2. Sifat yang kedua adalah semua variabel tidak ada yang bernilai negatif,
dan
3. Sifat yang ketiga adalah fungsi tujuan dapat berupa minimisasi atau
maksimisasi.

Sebelum menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan metode


simpleks. Terlebih dahulu masalah tersebut harus diubah kedalam bentuk
formulasi model linear programing. Setelah berbentuk suatu model linear
programming, maka model tersebut harus diubah terlebih dahulu ke dalam
bentuk baku, dimana semua batasan diekspresikan sebagai persamaan
dengan menambahkan variabel slack atau surplus sebagaimana diperlukan,
maka dapat diterapkan prosedur penyelesaian dengan menggunakan metode
simpleks.

2.1.1. Permasalahan 1
PT. Eb07 akan membuat kain sutra dan kain wol, yang terbuat dari
benang sutra 3kg untuk pembuatan kain sutra dan benang sutra 4kg
dan benang wol 1kg untuk pembuatan kain wol. Masing-masing
membutuhkan masa kerja 2 jam untuk kain sutra dan kain wol.
Benang sutra kurang dari 120kg, benang wol kurang dari 20kg dan

5
masa kerja kurang dari 40 jam. Berapakah yang harus diproduksi PT.
Eb07 untuk mendapatkan laba maksimal dengan ( Z = 30x1 +
40x2 ) ?

Produk Benang Benang Masa Laba


Sutra (Kg) Wol (Kg) Kerja (keuntungan)
(jam)
Kain sutra 3 - 2
Kain Wol3 4 1 2
120 20 40
 Fungsi tujuan :
Z = 30x1 + 40x2
 Fungsi Kendala :
- Benang sutra : 3x1 + 4x2 ≤ 120
- Benang wol : x2 ≤ 20
- Masa kerja : 2x1 + 2x2 ≤ 40
 Batasan Non negatif
X1 , X2 , S1 , S2 , S3 ≥ 0
Pengerjaan :
1. Mengubah Fusngsi Tujuan dan Fungsi kendala:
 Fungsi Tujuan :
Z = 30x1 + 40x2 max Z - 30x1 - 40x2 = 0
 Fungsi Kendala:
- Benang sutra : 3x1 + 4x2 ≤ 120 3x1 + 4x2 + S1 ≤ 120
- Benang wol : x2 ≤ 20 x2 + S2 ≤ 20
- Masa kerja : 2x1 + 2x2 ≤ 40 2x1 + 2x2 + S3 ≤ 40

2. Menyusun persamaan kedalam tabel


NILAI
NB X1 X2 S1 S2 S3 INDEX
KANAN
Z -30 -40 0 0 0 0
S1 3 41 1 0 0 120
S2 0 1 0 1 0 20
S3 2 2 0 0 1 40

3. Menentukan Kolom kunci


Kolom kunci adalah kolom yang mempunyai nilai baris Z yang bernilai
negative dengan angka terbesar

NILAI
NB X1 X2 S1 S2 S3 INDEX
KANAN

6
Z -30 -40 0 0 0 0
S1 3 4 1 0 0 120
S2 0 1 0 1 0 20
S3 2 2 0 0 1 40

4. Menentukan baris kunci


Menentukan baris kunci adalah milai index terkecil
Index = Nilai kanan (NK)
Nilai kolom kunci
NILAI
NB X1 X2 S1 S2 S3 INDEX
KANAN
Z -30 -40 0 0 0 0 -
S1 3 4 1 0 0 120 30
S2 0 1 0 1 0 20 20
S3 2 2 0 0 1 40 20

5. Menentukan nilai baris kunci baru


Baris kunci baru = baris kunci / angka kunci Sehingga tabel menjadi
sebagai berikut :
NILAI
NB X1 X2 S1 S2 S3 INDEX
KANAN
Z
S1
S2
X2 1 1 0 0 1/2 20

6. Mengubah nilai-nilai selain baris kunci

Baris baru = baris lama – (nilai kolom kunci * nilai baris kunci baru)

Z | -30 -40 0 0 0 0

-40 | 1 1 0 0 ½ 20 -

10 0 0 0 20 800

S1 | 3 4 1 0 0 120

4|1 1 0 0 ½ 20 -

-1 0 1 0 -2 40

7
S2 | 0 1 0 1 0 20

1|1 1 0 0 ½ 20 –

-1 0 0 1 0

7. Masukan Nilai baris baru

NILAI
NB X1 X2 S1 S2 S3 INDEX
KANAN
Z 10 0 0 0 20 800
S1 -1 0 1 0 -2 40
S2 -1 0 0 1 -1/2 0
X2 1 1 0 0 1/2 20
Diperoleh hasil : X2 =20 ; Zmax = 800

2.1.2. Permasalahan 2
Perusahaan Brilliant menghasilkan 2 jenis sepatu yaitu sepatu
dengan merk italy dan felix. Merk italy dibuat dengan sol dari bahan
karet. Sedangkan felix dibuat dengan sol dari bahan kulit. Untuk
membuat sepatu tersebut diperlukan 3 jenis mesin yaitu A (khusus
untuk sol karet), B (khusus untuk sol kulit), dan C (untuk finishing).
Untuk setiap lusin sepatu dibutuhkan waktu :

1. Italy dikerjakan pada mesin A selama 2 jam tanpa melalui


mesin B dan di mesin C selama 6 jam.
2. Felix dikerjakan tanpa melalui mesin A, melalui mesin B
selama 3 jam dan mesin C selama 5 jam.

Jam kerja maksimum setiap hari untuk mesin A = 8 jam, melalui


mesin B = 15 jam, dan mesin C = 30 jam. Perolehan keuntungan
untuk setiap lusin sepatu italy Rp. 30.000,00 dan felix Rp. 50.000,00.
Tentukan jumlah produksi sepatu yang menghasilkan laba maksimal.

8
Pengerjaan :

1. Merumuskan masalah
Tujuan : Zmax
Variable: Italy = x1
Felix = x2
Kendala : waktu dari masing-masing mesin
2. Menentukan model matematik
Model matematik
Mesin Waktu(jam)
Keuntungan
Sepatu A B C
x1 2 6 30.000
x2 3 5 50.000
Kapasitas 8 15 30

Fungsi Tujuan : Zmax: 30.000x1 + 50.000x2


Fungsi Kendala : 2x1 ≤8
3x2 ≤15
6x1 + 5x2 ≤30
x1,x2 ≥0
3. Menentukan persamaan Simpleks
Fungsi Tujuan : z -30.000x1 -50.000x2 = 0
Fungsi Kendala : 2x1 + s1 =8
3x2 + s2 = 15
6x1 + 5x2 + s3 = 30
4. Membentuk Tabel simpleks

Z X1 X2 S1 S2 S3 Nk Rasio
z 1 - 30.000 -50.000 0 0 0 0 0
S1 0 2 0 1 0 0 8 0
S2 0 0 3 0 1 0 15 5
S3 0 6 5 0 0 1 30 6

Dengan demikian, nilai negatif terbesar terletak pada kolom x2,


maka kolom kunci terlelak pada kolom x2. Hasil pembagian nilai

9
kanan dengan kolom kunci terdapat nilai positif terkecil pada
baris s2, maka baris kunci terletak pada baris s2, dan angka kunci
terletak pada kotak x2s2.

a. Angka Baru baris kunci (ABBK)


Z x1 x2 s1 s2 s3 nk
S2
z X1 X S1 S2 S3 nk Rasio
2
Z 1 -30.000 0 0 50.000/3 0 250.000 25/3
S1 0 2 0 1 0 0 8 4
X2 0 0 1 0 1/3 0 5 0
S3 0 6 0 0 -5/3 1 5 5/6

(0 0 3 0 1 0 15) /3
ABBK 0 0 1 0 1/3 0 5

b. Angka Baru baris Z

c. Angka baru baris S1


Angka baru baris s1 ini masih tetap, karena pada persilangan
antara baris s1 dengan kolom x2 nilainya sudah nol (0).

d. Angka baru baris s3

Pada iterasi 1 ini belum optimal, karena nilai pada baris z masih ada yang
negatif. Dengan demikian, pengoptimalan masih dilanjutkan. Nilai negatif

10
terbesar terlatak pada kolom x1, maka kolom kunci terletak pada kolom x1. Hasil
pembagian antara nilai kanan dangan kolom kunci terdapat nilai positif terkecil
pada baris s3, maka baris kunci terletak pada baris s3, dan angka kunci terletak
pada kotak x1s3.

a. Angka baru baris kunci

b. Angka baru baris Z

c. Angka baru baris S1

d. Angka baru baris X2


Angka baru baris x2 ini masih tetap, karena pada persilangan antara
baris x2 dengan kolom x1 nilainya sudah nol (0).

Z X1 X2 S1 S2 S3 Nk
Z 1 0 0 0 25.000/3 5.000 275.000
S1 0 0 0 1 5/9 -1/3 19/3
X2 0 0 1 0 1/3 0 5
X1 0 1 0 0 -5/18 1/6 5/6

Pada iterasi 2, nilai pada baris z sudah tidak ada yang bernilai negatif, maka tabel
sudah optimal, sehingga perhitungan iterasi dihentikan.
Solusi optimal : x1 = 5/6, x2 = 5 dan Z = 275.000, artinya untuk
mendapatkan keuntungan maksimum sebesar Rp. 275.000,00, maka

11
perusahaanBrilliant sebaiknya menghasilkan produk sepatu merk italy sebesar 5/6
lusin dan produk sepatu felix sebesar 5 lusin.
Status sumber daya dilihat dari keberadaan variabel basis awal dari setiap
fungsi kendala pada tabel optimal. Dalam kasus diatas, untuk fungsi kendala
pertama, keberadaan s1 pada variabel basis tabel optimal adalah 19/3, maka
sumber daya ini disebut berlebihan (abundant), keberadaan s2 dan s3 pada
variabel basis tabel optimal adalah 0, maka sumber daya ini disebut habis terpakai
(scarce).
Harga bayangan ini dilihat dari koefisien variabel slack atau surplus pada
baris fungsi tujuan. Koefisien s1 pada baris fungsi tujuan tabel optimal adalah 0,
dengan demikian harga bayangan sumber daya pertama adalah 0. Koefisien s2
pada baris fungsi tujuan tabel optimal adalah 25.000/3, dengan demikian harga
bayangan sumber daya kedua adalah 25.000/3. Koefisien s3 pada baris fungsi
tujuan tabel optimal adalah 5.000, dengan demikian harga bayangan sumber daya
ketiga adalah 5.000.

2.2. Metode Dua Fasa

Dalam menyelesaiakan suatu persoalan dimana variabelnya lebih dari dua,


juga menggunakan suatu metode yang bertahap. Metode ini disebut sebagai
metode dua phase.

Pada dasarnya Metode dua fase (phase) sama seperti metode big M yang juga
digunakan untuk menyelesaikan persoalan pemrograman linier yang memiliki
bentuk yang tidak standar. Berikut ini adalah prosedur menggunakan metode dua
fase.

1. Inisialisasi
Menambahkan variabel-variabel artifisal pada fungsi kendala yang
memiliki bentuk tidak standar. Variabel artificial ini ditambahkan pada
fungsi batasan yang pada mulanya memiliki tanda (³). Hal ini digunakan
agar dapat mencari solusi basic fesibel awal.

2. Fase 1

12
Digunakan untuk mencari basic fesibel awal. Pada fase 1 memiliki
langkah-langkah dimana tujuannya adalahm meminimalkan variabel
artifisial ( Min Y= Xa)

s.t : Ax = b

X=0

Pada fase pertama bertujuan untuk memperoleh penyelesaian yang


optimum dari suatu permasalahan. Pada fase pertama fungsi tujuan selalu
minimum variabel artificial, meskipun permasalahan yang ada adalah
permasalahan yang maksimum. Dalam meyelesaiakan pada fase pertama,
yaitu membuat nilai nol dulu pada variabel artifisial, kemudian
melanjutkan iterasi seperti proses iterasi biasanya(dengan aturan
meminimumkan). Berhenti ketika pada baris ke-0 bernilai £ 0.

Fase pertama dianggap telah selesai atau memperoleh penyelesaian yang


optimal adalah apabila variabel artifisial adalah merupakan variabel basis.
Sedangkan apabila variabel artifisial adalah variabel non basis, maka
masalah dianggap tidak mempunyai penyelesaian yang optimal, sehingga
harus dilanjutkan ke fase yang kedua.

Pada fase kedua, tujuannya sama seperti fase pertama, yaitu untuk
mendapatkan penyelesaian yang optimal dari suatu permasalahan yang ada.
Fase dua berhenti sesuai dengan tujuan awal permasalahan.

3. Fase 2
Digunakan untuk mencari solusi optimum pada permasalahan riil. Karena
variabel artifisial bukan merupakan termasuk variabel dalam permasalahan
riil, variabel artifisial tersebut dapat dihilangkan ( Xa=0). Bermula dari
solusi BF yang didapatkan dari akhir fase 1. Pada fase 2 ini memiliki
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Fungsi tujuan bisa memaksimalkan dan juga bisa meminimalkan
tergantung pada permasalahan yang dihadapi.

13
2. Menggunakan fungsi batasan (s.t) dari fase 1, melakukan proses iterasi
seperti biasanya dan berhenti sesuai funsi obyektif awal

2.2.1. Permasalahan 1
Selesaikan Soal Program Linear berikut:
Minimumkan : z = x1+ 6x2+ 2x3
x1  2 x 2  2
Dengan Kendala : x1  x 2  3x3  12
x1 , x 2 , x3  0
Penyelesaian:
Dengan cara serupa seperti soal nomor 1, kita mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut.
1. Ubah terlebih dahulu fungsi tujuan dan fungsi kendala dalam bentuk
simpleks.
2. Masukkan nilai-nilai yang bersesuaian pada tabel.
3. Cari nilai Zj , dan Zj - Cj.
Apabila ada nilai Zj - Cj bernilai positif, maka proses dilanjutkan
dengan mencari nilai Ri. Nilai Zj - Cj terbesar akan menjadi kolom
kunci, sedangkan nilai dari Ri terkecil akan menjadi baris kunci.
Perpotongan antara kolom kunci dengan baris kunci merupakan
bilangan pivot.
4. Transformasi ketiga baris tersebut. Pada transformasi pertama dilakukan
untuk baris kunci (baris yang terdapat bilangan pivotnya dengan cara
membagi baris dengan bilangan pivot). Transformasi selanjutnya adalah
transformasi baris-baris yang bukan baris kunci dengan cara dengan
mengurangi angka-angka pada baris yang bersangkutan dengan hasil
kali antara angka-angka pada baris kunci dengan rasio tetap.
5. Setelah semuanya ditransformasi, cek kembali nilai Zj - Cj apakah ada
nilai positif. Jika ada yang bernilai positif, maka langkah iii dan
seterusnya diulang kembali. Iterasi pada tahap pertama akan berhenti
jika nilai Zj - Cj tidak ada yang positif. Selanjutnya dilakukan ke Fase 2.

14
6. Pada fase 2, obyektif dan Cj-ny mengikuti kofisien dari fungsi yang
akan maksimumkan atau diminimumkan. Dan langkah selanjutnya
dilakukan seperti langkah pada fase 1.
Dari langkah-langkah tersebut, berikut ini akan langsung dipaparkan nilai-nilai
pada tabel berdasarkan langkah-langkah tersebut.

Tabel 1
0 0 0 0 0 1 1
Program Obyektif Kuantitas
X1 X2 X3 S1 S1 A1 A2
A1 1 2 1 2 0 -1 0 1 0
A2 1 12 1 1 3 0 -1 0 1

Tabel 2
0 0 0 0 0 1 1
Program Obyektif Kuantitas Ri
X1 X2 X3 S1 S1 A1 A2
A1 1 02 1 2 0 -1 0 1 0 2
A2 1 12 1 1 3 0 -1 0 1 2
Zj 2 3 3 -1 -1 1 1

Zj-Cj 2 3 3 -1 -1 0 0

Tabel 3
0 0 0 0 1 1 1
Program Obyektif Kuantitas
X1 X2 X3 S1 S1 A1 A2
X2 0 1 0,5 1 0 -0,5 0 0,5 0
A2 1 11 0,5 0 3 0,5 -1 -0,5 1

Tabel 4
0 0 0 0 0 1 1
Program Obyektif Kuantitas Ri
X1 X2 X3 S1 S1 A1 A2
X2 0 1 0,5 1 0 -0,5 0 0,5 0 8
A2 1 11 0,5 0 3 0,5 -1 -0,5 1 1/3

15
0,5 0 3 0,5 -1 -0,5 1
3 0,5 -1 -1,5 0
Tabel 5
0 0 0 0 0 1 1
Program Obyektif Kuantitas
x1 x2 x3 S1 S1 A1 A2
x2 0 1 0,5 1 0 -0,5 0 1/2 0

x3 0 11/3 1/6 0 1 1/6 1/3 -1/6 1/3

Tabel 6
0 0 0 0 0 1 1
Program Obyektif Kuantitas
x1 x2 x3 S1 S1 A1 A2
x2 0 1 0,5 1 0 -0,5 0 1/2 0

x3 0 11/3 1/6 0 1 1/6 1/3 -1/6 1/3


Zj 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 0 0 -1 -1
Zj - Cj

Tahap 2
Tabel 7
0 0 0 0 0
Program Obyektif Kuantitas Ri
x1 x2 x3 S1 S1
x2 6 1 0,5 1 0 -0,5 0 2
x3 2 11/3 1/6 0 1 1/6 1/3 22
Zj 10/3 6 2 -10/3 -2/3
Zj - Cj 7/3 0 0 -10/3 -2/3

16
Tabel 8
0 0 0 0 0
Program Obyektif Kuantitas
x1 x2 x3 S1 S1
x1 1 2 1 2 0 -2 0

x3 2 10/3 0 -1/3 1 1/3 -1/3

Tabel 9
0 0 0 0 0
Program Obyektif Kuantitas
x1 x2 x3 S1 S1
x1 1 2 1 2 0 -2 0

x3 2 10/3 0 -1/3 1 1/3 -1/3


Zj 1 4/3 2 -4/3 -2/3
Zj - Cj 0 -14/3 0 -4/3 -2/3

Karena Zj - Cj sudah semua tidak positif maka iterasi pada fase 2 berhenti. Jadi
didapatkan x3 = 10/3, x1 = 2, dan x2 = 2
Sehingga, nilai z minimum adalah z  2  6(0)  0  2(10 / 3)  26 / 3

2.2.2. Permasalahan 2
Selesaikan Soal Program Linear berikut:
Meminimumkan : z  3x1  5x2
x1  4
2 x 2  12
Dengan kendala :
3x1  2 x 2  184
x1 , x 2  0
Penyelesaian :
Meskipun soal di atas dapat diselesaikan dengan metode grafik tetapi
untuk contoh ini akan diselesaikan dengan metode simpleks dua fase.
Bentuk siap simpleks untuk soal ini :
Meminimumkan : z  3x1  5x2  0S1  0S 2  A1  A2

17
x1  S1  4
2 x 2  A1  12
Dengan Kendala :
3x1  2 x 2  S 2  A2  18
x1 , x 2  0

TAHAP 1
1. Tabel 1 (Tabel awal dengan memasukkan fungsi kendala)
0 0 0 0 1 1
Program Obyektif Kuantitas
x1 x2 S1 S2 A1 A2
S1 1 4 1 0 1 0 0 0
A1 1 12 0 2 0 0 1 0
A2 1 18 3 2 0 -1 0 1

2. Tabel 2 (dilengkapi dengan nilai Zj , Zj - Cj , dan nilai Ri)

 Cara mencari nilai Zj sebagai berikut :


Z1 = (1 x 1) + (0 x 1) + (3 x 1) = 4 Z2 = (0 x 1) + (2 x 1)
+ (2 x 1) = 4
Z3 = (1 x 1) + (0 x 1) +(0 x 1) = 1 Z4 = (0 x 1) +
(0 x 1) + (-1 x 1) = -1
Z5 = (0 x 1) + (1 x 1) + (0 x 1) = 1 Z6 = (0 x 1) + (0 x 1)
+ (1 x 1) = 1
 Cara mencari nilai Zj - Cj sebagai berikut :
Z1 – C1 = 4 - 0 = 4 Z2 – C2 = 4 - 0 = 4
Z3 – C3 = 1 - 0 = 1 Z4 – C4 = -1 - 0 = -1
Z5 – C5 = 1 - 1 = 0 Z6 – C6 = 1 - 1 = 0
 Nilai Zj - Cj terbesar berada pada kolom x1 dan kolom x2,
sehingga pemilihan kolom kunci dapat dipilih yang mana
ingin digunakan. Boleh pada kolom x1 ataupun pada kolom
x2. Pada pembahasan kali ini, akan digunakan kolom x1
sebagai kolom kunci.

18
 Mencari nilai Ri
4
R1  4
1
12
R2  
0
18
R3  6
3
Nilai Ri terkecil yang positif akan menjadi baris kunci.
Sehingga, yang menjadi baris kunci adalah baris S1.

 Sehingga, tabel yang terbentuk sebagai berikut.


Tabel 2
0 0 0 0 1 1
Program Obyektif Kuantitas Ri
x1 x2 S1 S2 A1 A2
S1 1 4 1 0 1 0 0 0 4
A1 1 12 0 2 0 0 1 0 

A2 1 18 3 2 0 -1 0 1 6

Zj 4 4 1 -1 1 1

Zj - Cj 4 4 1 -1 0 0

Tabel 3
 Transformasi Pertama dilakukan pada baris S1 (karena pada baris tersebut
terletak bilangan pivot)
a. Baris kunci dibagi dengan Bilangan Pivot (dibagi 1).
b. Program S1 diganti dengan kolom kunci, objektifnya adalah C(Kolom
Kunci)

 Transformasi Kedua dilakukan pada baris yang bukan merupakan baris


kunci.

19
Baris yang bukan baris kunci adalah baris kedua dan baris ketiga. Cara
mentransformasi baris kedua dan baris ketiga adalah dengan mengurangi
angka-angka pada baris yang bersangkutan dengan hasil kali antara angka-
angka pada baris kunci dengan rasio tetap. Tabelnya adalah seperti
gambar dibawah.
Tabel 3
0 0 0 0 1 1
Program Obyektif Kuantitas Ri
x1 x2 S1 S2 A1 A2
x1 0 4 1 0 1 0 0 0 R1
A1 1 12 0 2 0 0 1 0 R2
A2 1 6 0 2 -3 -1 0 1 R3

Tabel 4
 Cara mencari nilai Zj sebagai berikut :
Z1 = (1 x 0) + (0 x 1) + (0 x 1) = 0 Z2 = (0 x 0) + (2 x 1) + (2 x 1) = 4
Z3 = (1 x 0) + (0 x 1) +(-3 x 1) = -3 Z4 = (0 x 0) + (0 x 1) + (-1 x 1) = -1
Z5 = (0 x 0) + (1 x 1) + (0 x 1) = 1 Z6 = (0 x 0) + (0 x 1) + (1 x 1) = 1
 Cara mencari nilai Zj - Cj sebagai berikut :
Z1 – C1 = 0 - 0 = 0 Z2 – C2 = 4 - 0 = 4
Z3 – C3 = -3 - 0 = -3 Z4 – C4 = -1 - 0 = -1
Z5 – C5 = 1 - 1 = 0 Z6 – C6 = 1 - 1 = 0
Nilai Zj - Cj terbesar berada pada kolom x2 sehingga kolom tersebut
menjadi kolom kunci.
 Mencari nilai Ri
4
R1  
0
12
R2  6
2
6
R3   3
2

Nilai Ri terkecil yang positif akan menjadi baris kunci. Sehingga, yang
menjadi baris kunci adalah baris A1.

20
Sehingga, tabel yang terbentuk sebagai berikut.
Tabel 4
0 0 0 0 1 1
Program Obyektif Kuantitas Ri
x1 x2 S1 S2 A1 A2
x1 0 4 1 0 1 0 0 0 
A1 1 12 0 2 0 0 1 0 6
A2 1 6 0 2 -3 -1 0 1 3
Zj 0 4 -3 -1 1 1

Zj - Cj 0 4 -3 -1 0 0

21
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang saya ambil disini metode simpleks dan dua fasa adalah
salah satu metode yang di gunakan dalam RPL untuk untuk memecahkan suatu
PL (Program linier) cuman yang membedakan kedua metode ini adalah

Pada Simpleks : Sifat variabel tidak ada yang bernilai negatif


Pada Dua Fasa : Sifat variabel nya memiliki nilai negatif

3.2. Saran
Sebelu memahami atau mengetahui bagai mana cara menggunakan metode
simpleks atau dua fasa sebaiknya perbanyak menjawab soal atau latihan

22
DAFTAR PUSTAKA
http://myfatkhur.blogspot.com/2015/10/menyelesaikan-metode-simplek-
dengan.html

23

Anda mungkin juga menyukai