Anda di halaman 1dari 17

PERANCANGAN ULANG INTERIOR PERPUSTAKAAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

REDESIGN INTERIOR OF SUNAN GUNUNG DJATI STATE


ISLAMIC UNIVERSITY LIBRARY

Oleh:

Husnah Nur Indahsari, Ratri Wulandari S.T., M.Sc, Setiamurti Rahardjo S.T., M.T

Prodi S1 Desain Interior , Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom

hnisdarwis@gmail.com, ratri.wulandari@gmail.com, icusrahardjo@telkomuniversity.ac.id

ABSTRAK
mencirikan keislaman sesuai dengan ciri
Univeristas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Universitas
Bandung merupakan salah satu universitas yang
berkembang setiap tahunnya. Perkembangan Melihat permasalahan diatas maka diperlukan
tersebut berasal dari jumlah mahasiswa yang sebuah perancangan perpustakaan yang mampu
semakin bertambah setiap tahun dan penambahan memenuhi standar kebutuhan fasilitas yang mampu
fakultas dan jurusan yang disesuikan dengan memberikan pengalaman baru, meningkatkan
kemajuan pekerjaan yang ada di dunia kerja saat aktifitas, serta memberikan waktu istirahat dengan
ini. Oleh sebab itu Univeristas Islam Negeri Sunan memberikan hubungan bangunan dengan
Gunung Djati Bandung harus memenuhi sistem pengguna perpustakaan agar mencapai sasaran
pendidikan yang semakin bertambah dan sebagai Smart Library
berkualitas
Kata Kunci : Perpustakaan, Universitas, Smart
Dalam memajuka sistem pendidikan Library, Universitas Islam Negeri, Bandung.
didalam lingkungan Univeristas Islam Negeri
ABSTRACT
Sunan Gunung Djati Bandung maka telah dibangun
sebuah perpustakaan seb1agai pemenuhan
The State Islamic University of Sunan
kebutuhan mahasiswa dalam menambah ilmu.
Gunung Djati Bandung is one of the universities
perpustakaan tersebut telah dirancang
that develops every year. This development comes
menggunakan teknologi yang cukup maju
from the increasing number of students every year
dibandingankan perpustakaan universitas lainnya,
and the increase in faculties and departments that
namun perpustakaan tersebut belum memenuhi
are adjusted to the progress of work in the
standar ketetapan pemerintah seperti kebutuhan
workforce today. Therefore, the State Islamic
ruangan dan layouting. Serta pengaplikasian
University of Sunan Gunung Djati Bandung must
teknologi untuk mencapai sasaran smart library
fulfill an increasing and quality education system
didalam perpustakaan dan suasana yang
Exposing the education system in the Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung dalam
State Islamic University of Sunan Gunung Djati rangka melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi
Bandung, a library has been built as a means of maka dibangunlah Unit Pelaksana Teknis
fulfilling students' needs in increasing knowledge. Perpustakaan pada l8 April 1968 di atas areal tanah
This library has been designed to use technology seluas 2100 m2 dengan memiliki 4 lantai dengan
that is quite advanced compared to other university total keseluruhan banguanan 4.928 m2 sebagai
libraries, but the library does not meet the standards sumber pembelajaran serta sumber intelektual yang
of government regulations such as room needs and amat penting dalam fungsinya sebagai pusat
layout. And the application of technology to layanan informasi yang diperlukan oleh civitas
achieve the goals of intelligent libraries in libraries akademika.
and changes that characterize Islam in accordance Pada Standar Nasional Perpustakaan tahun
with the characteristics of the University 2017 menerangkan bahwa salah satu fungsi
perpustakaan adalah fungsi rekreasi, fungsi
A library design that is capable of meeting tersebut masih belum diterapkan di dalam
standard needs is needed which is able to provide perpustakaan. Dengan menambah fungsi rekreasi
new experiences, improve activities, and provide akan memberikan pengalaman bagi pengunjung
rest periods by providing library buildings with sehingga menghasilkan keinginan untuk kembali
library users to achieve goals as Smart Library lagi. Selain hal tersebut Pada Standar Nasional
Perpustakaan tahun 2017 diterangkan bahwa
Keyword : Library, University, Smart Library, jumlah koleksi wajib adalah 3 judul permata
The State Islamic University, Bandung kuliah, pada Universitas Islam Negeri Sunan
Gunung Djati memiliki 45 program studi dengan
1. Pendahuluan apabila program studi memiliki 72 mata kuliah
1.1 Latar Belakang
setiap program studi maka judul buku wajib yang
Universitas merupakan lembaga pendidikan diperlukan adalah 9.720 judul. Serta diterangkan
yang mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang bahwa jumlah buku pengayaan adalah 2 kali
mampu melayani masyarakat dimasa depan oleh jumlah buku wajib berarti 19.440 judul buku. Dan
sebab itu sebuah perpustakaan dijadikan sebagai penambahan judul buku pertahun adalah 3% dari
lembaga pendidikan yang mampu memenuhi jumlah total koleksi berarti jumlah keseluruhan
kebutuhan civitas dalam memperoleh pendidikan koleksi yang harus dimiliki Universitas Islam
oleh sebab itu Universitas harus memenuhi Negeri Sunan Gunung Djati adalah 29.882 judul
berbagaia fasilitas yang mendukung aktifitas sedangkan pada koleksi buku yang dimiliki
civitasnya. Dalam memajukan perguruang Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Undang-undang No 2 Tahun 1989 tentang Sistem hanya kuranglebih 17.148 judul koleksi. Selain itu
Pendidikan Nasional pada pasal 55 menyebutkan pada Standar Nasional Perpustakaan tahun 2017
bahwa salah satu syarat untuk menyelenggarakan dijabarkan bahwa perpustakaan harus melakukan
Perguruan Tinggi harus memiliki Perpustakaan. pengembangan koleksi 3% pertahun dari jumlah
Perpustakaan perguruan tinggi merupakan unit kolesi yang ada dan melakukan cacah ulang
pelaksana teknis yang bersama-sama dengan unit maksimal 1 kali per 3 tahun namun pada
lain melaksanakan Tri Dharma Perguruan tinggi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
melalui menghimpun, memilih, mengolah, tidak terdapat bagian untuk menyimpan koleksi
merawat serta melayankan sumber informasi yang telah dicacah ulang dan menyimpan koleksi
kepada lembaga induk khususnya dan masyarakat lama yang digantikan dengan koleksi yang lebih
akademis pada umumnya termaksud Universitas baru. Selain itu layouting ditata dengan tidak
seimbang karena sarana diletakan pada satu sisi
saja sedangkan disisi lain terlihat kosong dan pada 1.2 Identifikasi masalah
area lantai 4, sama sekali tidak digunakan selain
sebagai area untuk mengadakan seminar. Selain itu Hasil penjelasan latar belakang diketahui
tingkah laku mahasiswa yang sering duduk di bahwa identifikasi masalah pada perpustakaan
lantai bukan pada area baca dikarenakan bahwa Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
mahasiswa lebih menyukai berada didekat bagian berupa :
koleksi yang diinginkan. Berdasarkan hasil survey 1) Belum tersedianya kelengkapan fasilitas
pada bangunan perpustakaan diperoleh hasil bahwa sesuai kebutuhan pengguna perpustakaan
belum ada fasilitas dan layanan untuk difabel yang berbasis teknologi untuk mencapai
meskipun civitas Universitas Islam Negeri Sunan sasaran visi perpustakaan
Gunung Djati adalah manusia yang berbadan sehat 2) Belum optimalnya layouting serta mengisi
dengan seluruh anggota tubuh yang berfungsi area kosong dengan kebutuhan fasilitas yang
dengan baik, tidak menutup kemungkinan bahwa belum ada
suatu saat nanti akan ada mahasiswa yang 3) Belum tersedianya layanan dan fasilitas
memerlukan fasilitas tersebut seperti Universitas difabel pada bangunan perpustakaan
Sebelas Maret yang telah memulai memerhatikan 4) Belum banyaknya penerapan sarana yang
kebutuhan para penyandang disabilitas berbasis terknologi untuk menunjang
Sebagai perpustakaan yang memiliki visi pencapaian Visi perpustakaan menjadi Smart
menuju Smart Library 2025 yang Unggul dan Library di ASEAN
Kompetitif di Asean yang telah memiliki layanan
sirkulasi mandiri dan otomatis seharusnya 1.3 Tujuan perancangan
memiliki fasilitas teknologi yang memumpuni
seperti perangkat komputer yang digunakan Perancangan perpustakaan Universitas Islam
pemustaka. Pada perpustakaan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati memiliki tujuan
Negeri Sunan Gunung Djati perangkat komputer sebagai berikut :
hanya 8 unit yang merupakan komputer yang 1) Perancangan diharapkan dapat menjadi
digunakan untuk kepentingan mahasiswa yang perpustakaan yang sesuai dengan Standar
ingin wisuda dan hanya memiliki 1 unit komputer Nasional tahun 2017 Djati yang memenuhi
untuk mencari buku. Selain itu sarana penunjang layanan perpustakaan yang berbasis
seperti self-service yang harus diperbanyak dan teknologi dalam mencapai sasaran visi
perlu memishakan pengembalian dan peminjaman 2) Mengoptimalkan layoting agar setiap sisi
agar tidak terjadi penumpukan pada 1 sarana saja. dapat digunakan untuk kepentingan
Oleh sebab itu diperlukan perancangan ulang perpustakaan
sebuah perpustakaan Universitas Islam Negeri 3) Mengoktimalkan ruangan sesuai kebutuhan
Sunan Gunung Djati yang bertujuan untuk dapat dengan sarana teknologi yang memumpuni
menampung semua koleksi yang sesuai dengan
kebutuhan civitas dan mengoptimalkan layouting 1.4 Metode Perancangan
didalam bangunan serta mengisi bagian yang Dalam menyelesaikan perancangan
kosong dengan fasilitas yang membantu perpustakaan kota Universitas Islam Negeri
pemustaka, dan staf agar melakukan aktifitas Sunan Gunung Djati, maka metode desain
didalam perpustakaan dengan baik yang berbasis berdasarkan buku bentuk ruang dan tatanan edisi
teknologi yang mampu memberikan pengalaman 2 oleh D.K Ching yang dilakukan berupa :
baru 1) Penentuan Perancangan
Menentukan sebuah rancangan sebagai dalam pembuatan desain yang menjawab
tujuan perancangan yang menentukan hasil- berbagaimasalah yang telah ditemukan pada
hasil dalam pengumpulan data untuk saat pengumpulan data.
mempermudah bagaimana pengolahan
desain pada tugas akhir 4) Sintesa data
Tahap ini akan muncul hasil dari analisa
2) Pengumpulan data data yang berupa programing yang
Dalam pengungmpulan data akan dibagi atas merupakan hasil dari semua kesimpulan dari
dua tahap yaitu : tahap yang telah dilewati seperti :
a. Observasi  Identifikasi proyek berupa dari hasil
Pada tahap ini untuk mengumpulkan data-data yang diperoleh dalam
data akan dilakukan beberapa tahap yaitu perpustakaan Universitas Islam Negeri
 Mendatangi area yang menjadi Sunan Gunung Djati
objek perancangan dan Melakukan  Konsep perancangan berupa hasil
pengukuran dan pengamatan pemecahan dari berbagai permasalahn
terhadap objek yang memiliki dari data yang diperoleh untuk
tipologi yang sama mencapai tujuan perancangan
 Melakukan dokumentasi sebagai perpustakaan
tambahan referensi  Program perancangan berupa
 Wawancara dan quisoner kepada penerapan konsep yang disesuaikan
sivitas Universitas Islam Negeri dengan kebutuhan dalam pemecahan
Sunan Gunung Djati masalah seperti buble diagram, matriks
 Mendata jumlah koleksi yang akan kedekatan ruang, tabel kebutuhan
dipamerkan yang sesuai dengan ruang, zoning, blocking
kebutuhan sivitas Universitas Islam 5) Evaluasi
Negeri Sunan Gunung Djati Pada tahap ini hasil dari sintesa dinilai
b. Studi literatur ulang kelayakan yang sesuai dengan tujuan
Dalam mendesain akan dilakukan perancangan
kajian untuk mengambil data-data yang 6) perancangan
diperlukan untuk merancang sebuah Pada tahap ini hasil dari evaluasi berupa
perpustakaan yang dapat diambil lalu diaplikasikan pada sebuah perancangan yang
diolah dari buku-buku yang berkaitan berupa hasil dari permasalahan objek seperti
dengan pembangunan sebuah layout, ceiling plan, floor plan, furnitur,
perpustakaan, jurnal yang berkaitan section, dan elevation dan setelah itu Setelah
dengan cara menarik minat baca, dan tahap perancangan akan ada tahap refisi
peraturan pemerintah dalam membangun untuk menilai kelayakan perancangan objek
sebuah perpustakaan yang sesuai yang menjadi tahap penentuan untuk hasil
peraturan sebagai referensi standar- perancangan yang benar
standar dan teori yang berkaitan dengan
objek perancangan 2. Kajian Literatur
3) Proses analisa data
Setelah data terkumpul yang dilakukan 2.1 Tinjauan Perpustakaan
adalah menganalisa data yang telah
dikumpulkan untuk dijadikan sebuah acuan Pada Undang-Undang Republik Indonesia
No.43 tahun 2007 disebutkan bahwa perpustakaan
universitas atau perguruan Tinggi merupakan mengajar dan materi pendukung pelaksana
perpustakaan yang diselenggarakan oleh lembaga evaluasi pembelajaran.
universitas untuk menunjang pelaksanaan 2) Fungsi Informasi
kegiatan-kegiatan di universitas seperti Perpustakaan merupakan sumber informasi
pendidikan, penelitian, pengembangan, dan yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna
pengabdian masyarakat. informasi.
3) Fungsi Riset
Menurut Standar Nasional perpustakaan Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan
tahun 2011 bahwa Perpustakaan perguruan tinggi primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai
adalah sebuah institusi pengelola koleksi karya bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian
tulis, karya cetak dan/atau karya rekam secara ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
profesional dengan sistem baku guna memenuhi 4) Fungsi Rekreasi
kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, Perpustakaan harus menyediakan koleksi
informasi, dan rekreasi para pemustaka yang rekreatif yang bermakna untuk membangun dan
bertujuan memenuhi kebutuhan informasi pengajar mengembangkan kreativitas, minat dan daya
dan mahasiswa di perguruan tinggi. Perpustakaan inovasi pengguna perpustakaan.
perguruan tinggi dapat juga terbuka untuk publik. 5) Fungsi Publikasi
Perpustakaan selayaknya juga membantu
Berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh
Perguruan Tinggi Nomor 13 Tahun 2017 bahwa warga perguruan tingginya yakni sivitas
Perpustakaan perguruan tinggi merupakan bagian akademika dan staf non-akademik.
integral dari kegiatan pendidikan, penelitian, dan 6) Fungsi Deposit
pengabdian kepada masyarakat dan berfungsi Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk
sebagai pusat sumber belajar untuk mendukung seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan
tercapainya tujuan pendidikan yang berkedudukan oleh warga perguruan tingginya.
di perguruan tinggi. 7) Fungsi Interpretasi
Perpustakaan sudah seharusnya melakukan
Jadi Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap
fasilitas yang harus dimiliki sebuah perguruan sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk
tinggi dalam memenuhi kebutuhan civitas membantu pengguna dalam melakukan
akademika untuk menunjang pendidikan yang dharmanya.
didalami
2.1.2 Koleksi perpustakaan Perguruan tinggi
2.1.1 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi Berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan
Perguruan Tinggi Nomor 13 Tahun 2017 bahwa
Berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi sebagai
Perguruan Tinggi Nomor 13 Tahun 2017 bahwa berikut:
fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi sebagai
a. Jenis koleksi perpustakaan perguruan
berikut:
tinggi
1) Fungsi Edukasi 1) Koleksi perpustakaan berbentuk karya
Perpustakaan merupakan sumber belajar para tulis, karya cetak, digital dan/atau karya
sivitas akademika, oleh karena itu yang rekam terdiri atas fiksi dan non fiksi.
mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, 2) Koleksi non fiksi terdiri atas buku wajib
pengorganisasian bahan pembelajaran setiap mata kuliah, bacaan umum, referensi,
program studi, koleksi tentang strategi belajar
terbitan berkala, muatan lokal, laporan
penelitian, dan literatur kelabu. e. Penyiangan koleksi perpustakaan
b. Jumlah koleksi perpustakaan perguruan perguruan tinggi
tinggi Penyiangan dilakukan paling sedikit 1
1) Jumlah buku wajib per mata kuliah paling (satu) kali dalam 3 (tiga) tahun melalui
sedikit 3 (tiga) judul. koordinasi dengan jurusan/program studi
2) Judul buku pengayaan 2 (dua) kali jumlah terkait. Penyiangan dilakukan dengan
buku wajib. mempertimbangkan kondisi koleksi
3) Koleksi audio visual disesuaikan dengan perpustakaan yang rusak dan tidak dapat
kebutuhan masing-masing perguruan diperbaiki, serta tidak dapat dikonversi dalam
tinggi atau 2% dari total jumlah judul bentuk lain. Disamping itu
koleksi non Audiovisual mempertimbangkan jumlah koleksi
4) Koleksi sumber elektronik (e-resource) perpustakaan yang terlalu banyak atau
jumlah dan materinya disesuaikan dengan melebihi ketentuan dalam kebijakan
kebutuhan masing-masing perguruan pengembangan koleksi.
tinggi.
5) Jurnal ilmiah paling sedikit 2 (dua) judul f. Klasifikasi koleksi perpustakaan
(berlangganan atau menerima secara perguruan tinggi
rutin) per program studi. Klasifikasi koleksi dalam buku Dewey
6) Majalah ilmiah populer paling sedikit 1 Decimal classification tahun 1876 oleh Melvil
(satu) judul (berlangganan atau menerima Dewey secara umum klasifikasi dibagi
secara rutin) per program studi menjadi 10 golongan besar yaitu sebagai
berikut:

7) Muatan lokal (local content) atau Kode Keterangan klasifikasi


repositori terdiri dari hasil karya ilmiah 100 Philosophy (Filsafat)
civitas academica (skripsi, tesis, disertasi, 200 Religion (agama)
makalah seminar, simposium, konferensi, 300 Social Sciences (Ilmu
laporan penelitian, laporan pengabadian Kemasyarakatan)
masyarakat, laporan lain-lain, pidato 400 Language (Bahasa)
pengukuhan, artikel yang dipublikasi di 500 Natural sciences (ilmu murni)
jurnal nasional maupun internasional, 600 Technology (teknologi)
publikasi internal kampus, majalah atau 700 The arts (kesenian, arsitektur dan
buletin kampus). olahraga)
800 Literature (kesustraan)
c. Pengembangan koleksi perpustakaan 900 History (sejarah, Biografi)
perguruan tinggi 000 General works (karya umum)
Penambahan koleksi per tahun paling
sedikit 3% dari total koleksi (judul) yang ada. Tabel 2.1 klasifikasi koleksi perpustakaan
Sumber buku Dewey Decimal
d. Cacah ulang (stock opname) koleksi classification tahun 1876
perpustakaan perguruan tinggi
Perpustakaan melakukan cacah ulang
koleksi perpustakaan paling sedikit sekali
dalam 3 (tiga) tahun.
Dalam kalsifikasi koleksi Dewey 2.1.3 Sarana dan prasaana perpustakaan
Decimal classification terdapat perguruan tinggi
pembagian kode 297 yang berarti seksi
agama islam namun belum dijelaskan Berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan
pembagian ilmu dalam agama islam oleh Perguruan Tinggi No 13 Tahun 2017 bahwa sarana
sebab itu pada tahun 1953 A. Kartawinata dan prasarana Perpustakaan Perguruan Tinggi
mengembangkan ide untuk memperjelas adalah :
jenis dalam kode 297 yang diganti 1) Gedung/luasan ruang
dengan 2X, dan ditulis menjadi 2X0 Luas gedung Perpustakaan Perguruan
karena sistem klasifikasi Dewey Decimal Tinggi paling sedikit 0,5 m2 x jumlah seluruh
classification harus minimal 3 digit. Oleh mahasiswa.
karena itu, maka notasi 2X ditambah 0 2) Ruang
menjadi 2X0. Pada tahun 1953 ide Komposisi ruang
tersebut disebarluaskan oleh kementrian Ruang Komposisi ruang
agama untuk diterapkan pada perpustakaan
perpustakaan termaksud PTAIN Area koleksi 45 %
(sekarang Universitas Islam Negeri) Area pemustaka 25 %
sebagai dalah satu Universitas Islam di Area kerja 10 %
Indonesia dan mulai diterapkan sebagai lobby 20 %
pedoman pada perpustakaan- Ruang khusus (area -
perpustakaan islam. Adapun pembagian lain/toilet, ruang
klasifikasinya sebagai berikut tamu, seminar/teater,
area ruang ekspresi
Kode Keterangan klasifikasi publik)
2x0 Islam (umum)
2x1 Al-Qur’an dan ilmu yang Tabel 2.3 komposisi Ruang berdasarkan
berkaitan SNP no. 13 tahun 2017
2x2 Hadis dan ilmu berkaitan Sumber Standar Nasional Perpustakaan
2x3 Aqaid dan ilmu kalam nomor 13 tahun 2017
2x4 Fiqih 3) Sarana
2x5 Akhlak dan tasawuf Perpustakaan menyediakan sarana
2x6 Sosial dan budaya islam perpustakaan disesuaikan dengan koleksi dan
2x7 Filsafat dan perkembangan pelayanan, untuk menjamin keberlangsungan
2x8 Aliran dan sekte dalam islam fungsi perpustakaan dan kenyamanan dengan
2x9 Sejarah islamdan biografi memperhatikan pemustaka yang memiliki
berkebutuhan khusus (disabilitas), seperti tabel
Tabel 2.2 klasifikasi koleksi perpustakaan berikut:
islam Jenis Ratio deskripsi
Sumber buku Dewey Decimal
classification tahun 1876
Perabot 1 set / Dapat menunjang
kerja penggu kegiatan memperoleh
na informasi dan mengelola
perpustakaan. Paling
sedikit terdiri atas kursi
dan meja baca 2.1.4 Pencahayaan
pengunjung, kursi dan Cahaya buatan, adalah cahaya yang
meja kerja pustakawan, ditimbulkan oleh benda atau gerakan benda yang
meja sirkulasi, dan meja dibuat manusia baik yang berupa lampu TL
multimedia maupun lampu pijar. Penggunaan lampu TL
sebagai alat penerangan sebaiknya dengan
menggunakan komponen TL (Ballast,
Perabot 1 set / Dapat menyimpan Kondensator, Starter) yang baik sehingga dapat
penyim perpust koleksi perpustakaan mengurangi getaran cahaya yang timbul dari
panan akaan dan peralatan lain untuk sumber cahaya tersebut
pengelolaan Berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan
perpustakaan. Paling Perguruan Tinggi No 13 Tahun 2017 bahwa
sedikit terdiri atas rak percahayaan Perpustakaan Perguruan Tinggi
buku, rak majalah, rak adalah :
surat kabar, lemari/ laci Area dalam perpustakaan Jumlah
katalog, dan lemari yang lumen
dapat dikunci Area baca (majalah dan surat 200 lumen
kabar)
Meja baca (ruang baca umum) 400 lumen
Peralat 1 set / Paling sedikit terdiri atas
Meja baca (ruang baca rujukan) 600 lumen
an perpust 1 set komputer
Area sirkulasi 600 lumen
multim akaan dilengkapi dengan
Area pengolahan 400 lumen
edia teknologi informasi dan
Area akses tertutup (closed 100 lumen
komunikasi
access)
Area koleksi buku 200 lumen
Perleng 1 set / Minimum terdiri atas Area kerja 400 lumen
kapan perpust buku inventaris untuk Area audio visual 100 lumen
lainnya akaan mencatat koleksi Tabel 2.5 pencahayaan area pada perpustakaan
perpustakaan, buku Sumber SNP nomor 13 tahun 2017
pegangan pengolahan
untuk pengatalogan 2.1.5 Penghawaan
bahan pustaka yaitu Berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan
bagan klasifikasi, daftar Perguruan Tinggi No 13 Tahun 2017 bahwa
tajuk subjek dan kelembaban Perpustakaan Perguruan Tinggi
peraturan pengatalogan, adalah :
serta papan
pengumuman Area dalam Standar
perpustakaan temperatur
Area baca pemustaka 20 o – 25o celcius
Tabel 2.4 sarana pada perpustakaan Area kolesi 20 o – 25o celcius
berdasarkan SNP no. 13 tahun 2017 Area kerja 20 o – 25o celcius
Sumber Standar Nasional Perpustakaan Tabel 2.8 temperatur area pada perpustakaan
nomor 13 tahun 2017 Sumber SNP nomor 13 tahun 2017
2.1.6 Furnitur cm – 60 cm. jarak sirkulasi antara meja dengan
Furnitur pada perpustakaan bertujuan meja yang lainnya ialah 150 cm – 200 cm.
untuk memberikan rasa nyaman bagi para
pengunjung perpustakaan tersebut dan
pengunjung dapat mengakses buku yang
diinginkan secara mudah yang tentunya
dengan perhitungan ukuran rak dan lemari
buku yang digunakan secara benar dan tepat
sasaran. Tinggi maksimum rak buku ialah 180
cm, jarak tinggi antara tiap rak ialah 35 cm –
45 cm. Untuk jarak sirkulasi antara setiap rak
buku ialah 100 cm – 200 cm.
Gambar 2.2 Ukuran meja
Sumber buku Data arsitek jilid 2,1991

2.1.7 Smart Library


Menurut wang tahun 2013 menyatakan smart
library bukan sekedar perluasan perpustakaan
secara fisik akan tetapi lebih dari dimana fokus
pada layanan prima perpustakaan dan manajemen
berkualitas tinggi dengan dukungan Teknologi
Informasi. Hal ini direpresentasikan dengan
interkoneksi, efisiensi yang tinggi dan
kenyamanan. 5 karakteristik smart library yaitu :
Gambar 2.1 Jangkauan Orang Dewasa
1) Smart Technology
Sumber Buku Time Saver, 2001
2) Smart Envirotment
Berdasarkan buku Data arsitek jilid 2,1991 3) Smart service
bahwa lebar meja yang diperlukan untuk 1 orang 4) Smart communities/user
dapat membaca dengan leluasa adalah 70 cm, 5) Smart librariants/staff
panjang meja 100 cm. sedangkan untuk meja baca Dalam menjalankan Smart Library. Manajemen
yang digunakan 2 orang yang berhadapan perpustakaan memiliki standar seperti:
diperlukan ukuran 140 cm. Berdasarkan buku
Human Dimension and Interior Space.1979 bahwa
tinggi suatu meja adalah 76 – 111 cm, sedangkan
ukuran meja yang dapat digunakan untuk
berdiskusi yang berbentuk lingkaran dengan
kapasitas 4 orang adalah 100-152 cm tinggi
dudukan kursi adalah 38.1-45.7 cm, kedalaman
kursi adalah 45.7-55.8 cm. sedangkan ukuran meja
yang dapat digunakan untuk berdiskusi dengan
kapasitas 8 orang adalah 137-153 cm dan luas
Gambar 2.2 managemen servis Smart Library
ruangan yang harus dimiliki dengan jarak bersih
Sumber laman JA Security dan Innovations,
sirkulasi adalah 9.3 meter persegi. Jarak kursi
2018
dengan kursi yang lainnya dalam satu meja ialah 30
1) Untuk mencegah pencurian buku tanpa 3.1 Konsep Bentuk
terdeteksi maka dipasangkan RFID Reader
Gate yang terhubung langsung dengan alarm
yang mampu memberikan sinyal langsung
apabila buku yang melewati gate tersebut
belum terdaftar dalam buku peminjaman untuk
dibawah pulang Gambar 3.1 logo UIN Bandung
2) Pemberian tagging untuk mempermudah Sumber Data pribadi, 2019
dalam manajemen peletakan koleksi dan
pengakses buku secara otomatis dalam Konsep bentuk akan diambil dari bentuk logo
peminjaman dan pengembalian serta Universitas UIN Bandung yang memiliki 12 sudut
pendeteksian buku secara otomatis tajam terluar berbentuk modifikasi segitiga, 12
3) Peletakan buku secara mandiri oleh pembaca, sudut berbentuk 2 segitiga yang digabungkan
namun hal ini terkadang dapat memberikan membentuk lambing hati, dan didalamnya terdapat
dampak negatif karena pembaca sering bintang persegi 6 dengan sudut tajam dan bentuk
meletakan buku bukan ditempat koleksi yang paling terakhir adalah bentuk bintang yang
sesuai dengan kode rak seperti pada saat memiliki 5 sudut tajam yang menggunakan banyak
pembaca mengambil buku sudut-sudut tajam, dan beberapa bentuk dinamis,
4) Pengembalian buku secara mandiri oleh atau sudut yang ditumpulkan sebagai aksen.
peminjam dengan menggunakan mesin yang Penerapan bentuk ini diaplikasikan pada furnitur
mampu mendeteksi tag nama pada bagian dan bentuk layouting serta ceilling agar mampu
buku tanpa melalui bagian sirkulasi yang harus mencirikan perpustakaan UIN Sunan Gunung Djati
dicek sama staf sirkulasi perpustakaan
5) Pencarian katalog koleksi buku secara mandiri
dengan menggunakan perangkat komputer
yang dihubungkan langsung OPAC
perpustakaan
6) Peminjaman dan pengembalian buku yang
dapat dilakukan dengan mudah dan cepat

2.2 Deskipsi Proyek


Proyek : redesign Perpustakaan Gambar 3.2 pengaplikasian bentuk furniture dari
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati logo
Bandung Sumber Data pribadi, 2019
Sifat proyek : fiktif
Jenis kepemilikian: pemerintah 3.2. Konsep Material
Alamat : kampus 1, Jalan Nasution Untuk menciptakan kesan modern dan alami
Nomor 105, Cibiru, Kota Bandung, Jawa Barat makan konsep material yang digunakan adalah
Luas lahan : 2.100 m2 material semi natural yang menggabungkan
Lantai : 4 lantai material unsur natural dan unsur moder. Menurut
Luas bangunan : 4.928 m2 Wicius Wong dalam bukunya Principles of Form
Luas lantai 1 : 1.280 m2 and Design, 1993 bahwa setiap material memiliki
Luas lantai 2 : 1.216 m2 tekstur untuk mendapatkan kesan tersendiri.
Luas lantai 3 : 1.216 m2 Tekstur mengarah pada karakteristik dari
Luas lantai 4 : 1.216 m2 permukaan sebuah bentuk. Setiap bentuk
mempunyai permukaan dan karakteristik, yang Hendraningsih, 1985, Warna bersifat
bisa dideskripsikan sebagai halus dan kasar, polos, membangkitkan perasaan lewat indera penglihatan,
atau dekoratif, buram atau mengkilap, empuk atau Pemberian warna-warna tertentu pada setiap
keras. Dalam buku Peran, kesan dan pesan bentuk- elemen dinding, langit-langit maupun lantai
bentuk arsitektur oleh Hendraningsih, 1985, memberikan efek psikologis kepada manusia di
Berberapa jenis material yang biasa digunakan dalam ruang tersebut
dalam arsitektur beserta kesan yang ditimbulkan
sebagai berikut warna Dinding
material kesan perawatan
Kayu Hangat, Di lap Aman
Lunak, menggunakan
Alamiah, kanebo
Menyenangkan
Rumput berkesan alami Dibersihkan Hangat (tua)
sintetis dengan vacuum Mengganggu (terang)
clener
Baja Keras ,Kokoh, Dicat anti karat
Kasar Sejuk, Aman, tenang
Metal Ringan, Dingin Dicat anti karat Dapat dipercaya
Kaca Ringkih, Dilap Mengganggu
Dingin, menggunakan air (tenang), Keruh (tua)
Dinamis Dingin
HPL Berkesan Dilap Jauh (bila terang)
natural dan menggunakan
bersih sesuai kanebo
dengan motif Tidak ceria
Keramik Mewah yang Dipel Seperti di penjara
menuntun
penggayaan
Netral
Membosankan
Tabel 3.1 material dan maknanya
Sumber buku Peran, kesan dan pesan bentuk-
bentuk arsitektur.1985
Netral dan Kosong
Steril
3.3 Konsep warna
Tidak ada energy
Konsep warna diambil dari warna-warna
natural dan warna yang tedapat di logo UIN
Bandung yaitu menggabungkan keharmonian
Tabel 3.2 warna dan maknanya
warna dari Analog Scheme, agar memberikan
Sumber buku Peran, kesan dan pesan bentuk-
kenyamanan warna dan pendekatan warna yang
bentuk arsitektur.1985
mudah digabungkan, karena berdekatan dalam
palet tone warna. Penggabungan warna dari warna
warm coklat menuju warna hijau. Dalam Buku
peran,kesan, dan pesan bentuk-bentuk arsitektur,
3.4 Konsep pencahayaan memiliki bagian AHU, AC Casette ini
diaplikasikan pada bagian koleksi umum maupun
skripsi dan koleksi referensi serta bagian kantor,
untuk area-area tertentu tidak memerlukan AC
khususnya lantai 1 karena lantai 1 terasa sejuk
karena jauh dari ceiling dan sangat tidak terkena
sinar matahari

3.6 Konsep keamanan


Pada Thesis Gustina Erlianti yang berjudul
“evaluasi penerapan sistem keamanan koleksi di
Gambar 3.3 contoh pencahayaan Perpustakaan Kota Yogyakarta” menerangkan
Sumber Data pribadi, 2019 bahwa kerusakan koleksi disebabkan oleh tindakan
manusia (seperti vandalism dan pencurian koleksi,
Konsep pencahayaan menggunakan faktor bencana, faktor biologis (seperti jamur dan
Pencahayaan buatan akan membantu pencahayaan serangga), dan faktor fisik (seperti cahaya, suhu,
alami yang dapat membantu menerapkan suasana debu, tinta, dan asam). Salah satu upaya mengatasi
nyaman dan Fresh sesuai dengan konsep ini diperlukan sistem keamanan yang baik untuk
perancangan. Tipe pencahayaan utama berupa menghindari kerusakan yang dapat dilakukan oleh
ambient lighting dengan teknik dengan manusia. Menurut Endang fatmawati dalam buku
menggunakan lampu recessed LED dan “the art of library” halaman 54 menerangkan
fluorescent merupakan jenis pencahayaan yang bahwa pengamanan di perpustakaan dapat
digunakan pada hampir di seluruh area. Sedangkan dilakukan secara fisik melalu pengawasan dan
pada bagian accent lighting berupa LED stipe yang pengontrolan pustakawan maupun dengan
tersembunyi di dalam perbedaan ketinggian teknologi seperti CCTV, RFID, security Gateway.
ceiling, di tepi kolom dan dipada furniture. Sedangkan untuk keamanan faktor bencana
(seperti gempa bumi, dan kebakaran) dapat diatasi
3.5 Konsep penghawaan dengan antisipasi springkler, smoke detector, heat
detector, tangga darurat dan emergency exit.
Selain dalam bentuk pemberian perangkat
keras untuk mejaga kemanan perpustakaan juga
diterapkan :
1) bahaya peramabatan api dengan cepat
diperpustakaan maka digunakan material baja
material untuk furnitur
2) Menjaga pengguna tidak mudah terpeleset maka
digunakan lantai berbahan tile yang memiliki
Gambar 3.4 AC Casette
tekstur (pada kamar mandi, dan tangga)
Sumber Data pribadi, 2019
3) Penggunaan guiding block sebagai bentuk pemberi
petunjuk jalan kepada pengguna Tuna Netra
Konsep penghawaan yang digunakan adalah
penghawaan buatan dengan menggunakan AC
Cassette untuk menjaga temperature didalam
ruangan agar koleksi buku dapat bertahan lama.
Penggunaan AC Casette karena bangunan tidak
No Nama Funsi Keterangan gambar
alat
1 Smoke mengaktifkan alarm -jarak max. 12 m pada
detector apabila ada asap yang ruang dan 18 m pada
berlebihan sirkulas

2 Springkle Mengeluarkan powder -Jarak 3 meter antar


dry apabila ada tanda springkler
powder kebakaran - area kerja maks. 144
m2
3 Hydrant tempat penyimpanan Diletakan pada dinding
box alat-alat perlengkapan bawah
guna memadamkan
kebakaran misalnya
selang kebakaran,
nozzle
dan hydrant valve
4 APAR alat yang digunakan Digantung pada dinding
(alat untuk memadamkan pada ruangan dan ada
pemadam api atau disetiap lantai
api mengendalikan
ringan) kebakaran kecil

5 CCTV Merekam segala Diletakan pada bidang


aktifitas pada bidang datar pada plafon
kerja

6 RFID sistem yang Diletakan pada saat


Gate memungkinkan keluar ruangan ruangan
identifikasi, pelacakan
dan pemantauan
barang

7 Turnstile Sistem pembacaan Diletakan pada saat


FID Gate identitas pada gerbang masuk kedalam
masuk menggunakan ruangan
kartu RFID

Tabel 3.3 alat keamanan


Sumber Data pribadi
3.7 Konsep Akustik 3.8 Smart Library
Penelitian Harfano tahun 2005 menyebutkan Penerapan unsur-unsur smart library
sumber kebisingan di dalam perpustakaan terbagi mengikuti tahap-tahap yang diterangkan dalam
menjadi dua jenis yaitu: manajemen perpustakaan seperti:
1) External Noise 1) Untuk mencegah pencurian buku tanpa
Suara yang berasal dari luar terdeteksi maka dipasangkan RFID Reader
perpustakaan seperti suara mesin yang berasal Gate yang terhubung langsung dengan alarm
dari sepeda motor dan mobil. yang mampu memberikan sinyal langsung
2) Internal Noise apabila buku yang melewati gate tersebut
Suara yang berasal dari dalam belum terdaftar dalam buku peminjaman untuk
perpustakaan seperti suara percakapan baik dibawah pulang
oleh pemakai maupun staff perpustakaan,
suara kursi yang digeser dan suara yang
berasal dari peralatan yang digunakan didalam
perpustakaan seperti trolly, mesin fotokopi,
printer maupun mesin ketik.
Didalam perpustakaan akan digunakan
material-mateial yang mampu mengurangi Gambar 3.7 RFID Gate reader
Maupun memblok suara sepeti Sumber laman google.com, 2019
2) Pemberian tagging untuk mempermudah
dalam manajemen peletakan koleksi dan
pengakses buku secara otomatis dalam
peminjaman dan pengembalian serta
pendeteksian buku secara otomatis
3) Peletakan buku secara mandiri pada bagian
Gambar 3.6 penggunaan kaca dan linoleum kotak peletakan buku yang nanti akan di susun
Sumber Data pribadi, 2019 kembali oleh pustakawan untuk menghindari
a) Kaca buku yang diletakan tidak sesuai kelompok
Kaca digunakan sebagai media dan akan menyusahkan proses pencarian buku
yang memblok suara internal perpustakaan orang lain
bagian void agar suara pada setiap lantai 4) Self- Sirculation adalah Pengembalian buku
tidak merambat ke lantai lainnya secara mandiri oleh peminjam dengan
b) Rumput sintetis menggunakan mesin yang mampu mendeteksi
Sebagai unsur pemberi kesan lebih tag nama pada bagian buku tanpa melalui
alami rumput sintetis juga mampu bagian sirkulasi yang harus dicek sama staf
menyerap suara yang dihasilkan dari sirkulasi perpustakaan
gerekan gesekan kaki pada bagian lantai
c) Linoleum
Bahan linoleum selain merupakan
bahan ecofriendly namun mampu
memberikan dampak pengurangan suara
19 db pada langkah kaki

Gambar 3.8 Self-Circulation


Sumber laman google.com, 2019
5) Pencarian katalog koleksi buku secara mandiri
dengan menggunakan perangkat komputer
yang dihubungkan langsung OPAC
perpustakaan
Gambar 3.10 Turnstile RFID gate
Sumber Data pribadi, 2019
b. Adanya penggunaan screen Digital yang
mampu dihubungkan dengan komputer
untuk membantu proses presentasi tanpa
memerlukan poyektor lagi

Gambar 3.8 pencarian buku dengan


perangkat touchscreen
Sumber laman google.com, 2019

6) Masuk kedalam perpustakaan dengan


menggunakan kartu Identitas dengan
menggunakan Turnstile RFID gate

Gambar 3.11 screen Digital


Sumber laman google.com, 2019
c. Penggunaan conveyor belt pada bagian
peminjaman buku yang sedang berada
pada bagian penyimpanan dan buku
Gambar 3.9 Turnstile RFID gate referensi agar lebih memudahkan proses
Sumber laman google.com, 2019 peminjaman tanpa antri lagi yang dapat
diakses dengan permohonan peminjaman
Selain tahap manajemen perpustakaan, langsung menggunakan tablet yang akan
pengembangan perpustakaan ke tahap smart juga langsung diproses oleh staf
didukung oleh karakteristik perpustakaan yang
dibagi menjadi 5 bagian yaitu :
1) Smart technology
Teknologi-teknologi yang digunakan
didalam perpustakaan mencangkup proses
mempermudah para pengunjung seperti
a. Adanya smart window yang mampu Gambar 3.12 conveyor belt
berubah menjadi jendela yang semula Sumber laman google.com, 2019
adalah jendela tembus pandang menjadi
jendela yang berwarna putih yang mampu d. Pemberian cahaya secara mandiri untuk
memblok sinar matahari dan pandangan memudahkan pengunjung dalam proses
ketika dialiri listrik pembelajaan dikarenakan masing manusia
memiliki intensitas cahaya penglihatan yang
baik masing-masing. Pemberian cahaya ini
diletakan pada bagian depan meja pada saat dan toilet difabel untuk pengguna tuna netra.
membaca buku, yang mampu digunakan Selain itu terdapat ruang multimedia, ruang
dengan cara disentuh sekali saja audiovisual dan ruang diskusi yang ruang-
ruang ini juga terdapat dilantai lain namun
untuk mempermudah para pengguna yang
memiliki kebutuhan khusus maka pada lantai
1 memiliki semua keperluan pengguna tanpa
haus berpindah lantai lagi
b. Pada lantai 2 akan tefokuskan pada area baca
umum dan koleksi umum area baca. Pada
Gambar 3.12 heliostouch lantai ini area koleksi akan menjadi area vocal
Sumber laman Instagram com, 2019 point dengan bentuk melengkung agar
e. Adanya sreen yang membantu proses memudahkan sirkulasi dan mampu
pencarian buku di dalam satu rak, jadi mengarahkan pengunjung, area koleksi ini
pengunjung tinggal menekan bagian pencarian akan dibagi menjadi dua bagian yang
untuk melihat buku berada pada baris dibedakan dengan warn rak dan lantai yaitu
keberapa dalam rak tersebut bagian pertama yang merupakan rak warna
biru merupakan rak yang berisi koleksi
penjabaran pelajaran agama islam (2X0)
sedangkan rak berwarna kuning merupakan
rak yang berisi ilmu penegetahuan umum.
Selain itu area baca akan terbagi 2 bagian yaitu
Gambar 3.12 Screen pada rak area baca untuk koleksi umum dan koleksi
Sumber Data Pribadi, 2019 penjabaran agama islam. Bentuk area baca
tebagi 2 juga yaitu lesehan dan duduk
2) Smart environment menggunkan kursi, alasannya karena setiap
Lingkungan yang mendukung proses individu memiliki cara belajar tersendiri agar
kegiatan pengguna perpustakaan di lebih nyaman. Di lantai 2 terdapat area
implementasikan pada pembagian kegiatan multimedia yang kedua untuk mempermudah
pada setiap lantai. Jadi setiap lantai akan pengguna dalam proses belajar. Pada lantai ini
memiliki focus masing-masing agar pengguna juga akan terlihat proses interaksi
tidak perlu berpindah tempat apabila sedang perpustakaan dengan pengguna seperti adanya
melakukan proses pembelajaran dan proses signage pada lantai untuk mempermudah
kerja seperti pencarian koleksi, adanya screen pada rak
a. Lantai pertama akan berisi area yang mampu untuk mencari buku¸komputer dan tablet
mendukung semua kegiatan pada 1 tempat dan untuk mempermuda akses katalog pada OPAC
mampu membantu kegiatan pengguna yang 3) Smart communities/users
memiliki keterbatan (difabel) seperti ada Untuk meningkatkan skil dan
loker, lobby,kafetaria (area ini mampu diakses pengalaman pengguna perpustakaan maka di
tanpa perlu masuk kedalam bagian utama sediakan ruang-ruang yang dapat dipakai
perpustakaan). Terdapat area self-sirculation untuk melakukan diskusi yang boleh
yang dilakukans secara mandiri didekat lobby dimanffatkan oleh pengguna sebagai ruang
untuk memudahkan proses pinjam dan rapat maupun ruang belajar kelompok. Ada
pengembalian buku ketika ingin keluar dari juga ruang belajar privat yang digunakan
perpustakaan. Terdapat ruang koleksi braille untuk memaksimalkan cara cara belajar
individu seperti belajar sambal mendengarkan 2) Penggunaan drop ceiling yang berbentuk
musik bunga pada bagian utama pada setiap lantai
4) Smart librariants/staff 3) Warna-warna yang digunakan merupakan
Untuk meningkatkan pelayanan warna-warna yang menunjukan kemewahan
perpustakaan maka staf dan petugas harus pada penggayaan maroko seperti warna emas
memberikan pelayanan yang baik berupa biru tua (sebagai aksen elegan) pada furniture
peningkatan koleksi menuju arah ligitalisasi dan ceiling
banyak buku yang mampu diakses oleh
pengunjung dimana saja hanya dengan masuk 4. Kesimpulan
ke dalam laman perpustakaan. Dengan Perancangan interior perpustakaan Universitas
peningkatan layanan seperti ini maka Islam Negeri Sunan Gunung Djati bertujuan
diperlukan ruang server yang mampu sebagai tempat penunjang pendidikan didalam area
menyimpan semua data koleksi buku yang ada Universitas yang memenuhi kebutuhan penyediaan
pada perpustakaan. fasilitas pokok serta mampu tumbuh menjadi
perpustakaan yang berbasis Smart Libraryseperti
3. 9 Penggayaan area koleksi, area baca, area sirkulasi, area
penyimpanan, area multimedia maupun area
Mendukung konsep dan menggambungkan penunjang kegiatan pengoprasian perpustakaan
unsur alam dan teknologi dan masih mencirikan dan memenuhi kebutuhan dalam menggali potensi
bentuk keislaman sesuai dengan universitas maka diri seperti ruang diskusi, home theater dan
perancangan perpustakaan UIN Bandung akan memudahkan pemustakan dalam melakukan
menggunakan penggayaan Kontemporer Maroko. aktifitas didalam perpustakaan dengan
Penggayaan kontemporer maroko adalah gaya menggunakan teknologi serta mampu memberikan
yang mempresentasikan masa kini yang pengalaman dalam menggunakan fasilitas
menampakan tampilan ruang yang rapi dan bersih perpustakaan
dengan segala perangkat modern yang telah
terpasang dengan unsur maroko sebagai bagian 5. Daftar pustaka
utama yang menonjol. Pembagian gaya dapat Standar nasional perpustakaan perguruan tinggi
dilihat dari : tahun 2011
Standar nasional perpustakaan perguruan tinggi
nomor 13 tahun 2017
Undang-Undang Republik Indonesia No.43 tahun
2007
perpustakaan dan masyarakat oleh Sutarno pada
tahun 2003
Pengantar Ilmu Perpustakaan oleh Sulistyo Basuki,
gramedia pustaka utama
Buku Pedoman Perlengkapan Perpustakaan 1992
Gambar 3.7 penerapan unsur maroko dan Buku managemen perpustakaan, LASA HS,
kontemporer pada desain penerbit ombak
Sumber Data pribadi, 2019 buku Human Dimension and Interior Space, 1979
Berdasarkan buku Data arsitek jilid 2,1991
1) Kolom yang memiliki ukiran berbentuk floral buku Architecture Form, Space, And Order
yang merupakan ciri desain dari maroko 1979.DK Ching
wucius wong Principles of Form and Design 1993

Anda mungkin juga menyukai