Anda di halaman 1dari 19

Adam Air Tutup dengan Penuh Misteri

Bisnis angkasa di Indonesia bak madu yang tengah dikerubungi sejumlah perusahaan penerbangan
lokal dan internasional. Ratusan unit pesawat dari pabrikan raksasa, Boeing dan Airbus, bakal
mengarungi angksasa Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.

Kabar terakhir, bisnis penerbangan domestik makin disesaki dengan kehadiran anggota baru. Nam
Air, anak usaha milik Sriwijaya Air yang ingin mencicipi sedikit ceruk untung dari bisnis berbiaya
mahal ini.

Lompatan besar bisnis penerbangan nasional yang terjadi saat ini, tak muncul begitu saja. Uang
miliaran serta hilangnya nyawa menjadi awan kelam yang menyelimuti bisnis ini.

Sayang, sisi gelap industri penerbangan nasional belum sepenuhnya menghilang. Uni Eropa masih
mengenakan larangan terbang bagi pesawat-pesawat komersial dari Indonesia. Status yang tak
mengenakan hati tentunya.

Ketatnya persaingan bisnis mau tak mau memang memicu seleksi alam maskapai penerbangan
nasional. Sejumlah maskapai telah menjadi korban. Lalu, siapa saja maskapai yang akhirnya harus
rela menutup bisnisnya? Berikut paparan yang akan kami sajikan dalam artikel berseri sepekan ini.
Bisnis antara politisi dan pengusaha

Berdiri 2002 dan mulai mengudara 2003, Adam Air pernah menjadi perusahaan penerbangan murah
dengan pertumbuhan bisnis paling cepat. Hanya dalam 7 tahun, Adam Air mampu meningkatkan
jumlah penumpang dari 5 juta menjadi 25 juta orang.

Perusahaan bernama lengkap Adam PT SkyConnection Airlines ini didirikan pada 22 November
2002 oleh mantan anggota DPR Agung Laksono dan mitranya Sandra Ang sehingga perusahaan ini
terbentuk dari kongsi antara politisi dan pengusaha. Pada awal berdirinya, Adam Air dikenal sebagai
perusahaan keluarga.

Dari laporan Asian Times, terungkap, Putra Agung Laksono, David Laksono, pernah mengabdi
sebagai Vice Presiden pada masa-masa awal berdirinya perusahaan. David selanjutnya
membaktikan diri sebagai direksi.

Sementara, putra Sandra Ang, yaitu Adhitya Suherman dan Gunawan Suherman masing-masing
menjabat presiden direktur dan chief executif officer. Sedangkan Yudhi Suherman bertindak selaku
chief commercial officer.

Kecelakaan Misterius Menenggelamkan Adam Air

Senin, 1 Januari 2007, jadi hari paling nahas bagi Adam Air. Pesawat Boeing 737-4Q8 hilang tak berjejak.
Pesawat membawa 96 penumpang dan 6 orang awak pesawat. Kendati koordinat pesawat nahas sudah
diketahui, korban tak bisa diangkat.

Kecelakaan dengan jumlah korban terbanyak dalam beberapa tahun ini, jelas mencoreng muka Boeing.
Apalagi, kecelakaan menimpa Adam Air yang sebelumnya didaulat menjadi maskapai penerbangan
berbiaya murah paling populer.

Berbagai isu-isu miring pun bermunculan. Para pilot yang selama ini menjadi garda terdepan perusahaan
membuka aib Adam Air sebagai maskapai penerbangan yang mengutamakan keuntungan dibandingkan
keselamatan.

Tercatat 20 orang pilot yang pernah bekerja di Adam Air memutuskan mengundurkan diri dengan alasan
faktor keselamatan. Padahal para pilot tersebut baru bekerja kurang dari satu bulan.
Faktor keselamatan Adam Air memang sudah banyak menjadi pembicaraan publik. Manajemen
dikabarkan pernah menyuap sejumlah pilot untuk menerbangkan pesawat yang diketahui tak aman.
Sejumlah masalah keselamatan lain juga bermunculan mulai dari kerusakan gagang pintu yang rusak
selama berbulan-bulan, mengganti suku cadang dari pesawan lain, menerbangkan pesawat yang sudah
melewati batas jam terbang pilot, serta menerbangkan pesawat dengan jendela yang rusak.

"Setiap kali Anda akan menerbangkan pesawat, Anda harus bertengkar hebat dengan staf di lapangan
dan manajemen terkait regulasi yang dilanggar," kata sejumlah pilot seperti dikutip Associated Press.

Kena Hukuman dari pemerintah

Mencuatnya berbagai pelanggaran yang terjadi membuat otoritas berwenang yaitu Kementerian
Perhubungan, turun tangan. Pada 16 Maret 2007, pemerintah mengumumkan akan menghentikan
sementara sejumlah maskapai penerbangan. Meski belum merilis nama-nama maskapai, publik
langsung menunjuk hidung Adam Air sebagai salah satu maskapai yang terkena hukuman tersebut.

Dugaan publik pun tepat. Pada 22 Maret 2007, otoritas terkait akhirnya mengumumkan tujuh maskapai
penerbangan yang dilarang terbang selama tiga bulan sebelum bisa menunjukkan perbaikan dalam
standarisasi keselamatan. Selain Adam Air, maskapai yang terkena hukuman serupa adalah Batavia Air,
Transwisata Prima Aviation, Tri-MG Intra Asia Airlines, Manunggal Air Services, Jatayu Airlines dan
Kartika Airlines.

Adam Air akhirnya mampu lolos dari hukuman pertamanya ini. Perusahaaan berhasil meningkatkan
mutu standar keselamatannya ke level middle tier. Imbasnya, Adam Air harus mengurangi frekuensi
penerbangan dan hanya memiliki dua bandara keberangkatan yaitu Jakarta dan Surabaya.

Selamat tinggal Adam Air yang penuh misteri

Pada 16 Maret 2009, pemerintah Indonesia kembali mengultimatum Adam Air terkait keberlangsungan
bisnisnya. Hal ini terkait dengan penarikan separuh porsi saham perusahaan oleh investor. Beberapa
hari kemudian, bos Adam Air mengumumkan telah mengandangkan lebih dari separuh armadanya
karena gagal bayar.
Terpaan prahara yang melanda Adam Air mencapai puncaknya ketika salah satu pesawat mengalami
kecelakaan di Batam. Kegagalan mendarat Boeing 737 di Bandara Batam membuat pemerintah
bertindak lebih tegas, mencabut Air Operator Certificate bagi Adam Air. Pemerintah juga
menginstruksikan Adam air menunjukan upaya perbaikan faktor keselamatan.

Tepat pada 18 Juni 2008, karier Adam Air, maskapai murah yang pernah menjadi terbaik di Indonesia,
akhirnya berakhir. Pemerintah mencabut AOC Adam Air sekaligus larang terbang secara permanen dan
sejak itu tidak ada lagi Adam Air di Indonesia.

Dan tentu saja tutupnya Adam Air masih menyisakan misteri atas kecelakaan fatal pada 1 Januari 2007
karena hingga kini tak ada satu pun korban yang bisa ditemukan. Korban dan pesawat hilang di lautan
Sulawesi. (Shd/Igw)

Akibat tidak mengindahkan peringatan tersebut, Adam Air akhirnya dicabut izin terbangnya pada 18
Maret 2008, Operation Specification milik Adam Air ini dicabut Departemen Perhubungan, yang artinya
secara otomatis Adam Air sudah tidak diizinkan beroperasi lagi menyusul kemudian dicabut pula AOC
(Aircraft Operator Certificate) milik Adam Air pada 19 Juni 2008.

Insiden Adam Air 782 Rute Jakarta – Makassar

Adam Air untuk kode penerbangan 782 rute Jakarta-Makassar menggunakan armada pesawat Boeing
737-300 saat itu kehilangan kontak dan arah sehingga harus mendarat di Bandara Tambolaka, NTT.
Dalam kasus ini tidak ada korban jiwa maupun luka-luka karena sejumlah 152 orang penumpang
semuanya dinyatakan selamat.

Insiden Adam Air 574 Rute Surabaya – Manado

Insiden ini disebut-sebut sebagai kecelakaan terburuk dari Adam Air. Armada Adam Air untuk
penerbangan 574 yang menggunakan pesawat jenis Boeing 737-400 jatuh pada kedalaman 2.000 meter
di Selat Makassar. Dalam kecelakaan ini 102 orang dinyatakan hilang dan tewas di perairan dan hingga
saat ini belum ada korban yang ditemukan.

Insiden Adam Air 172 Rute Jakarta – Surabaya


Pada insiden ini, Armada pesawat Adam Air KI 172 yang menggunakan pesawat jenis Boeing 737-33A
untuk rute penerbangan Jakarta menuju Surabaya tergelincir di Bandara Juanda, Surabaya. Sejumlah
149 penumpang semuanya dinyatakan selamat.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Sejarah singakat perusahaan Adam Air

Adam Air (didirikan sebagai PT Adam SkyConnection Airlines) adalah maskapai penerbangan swasta yang
berbasisi di Jakarta Barat. Maskapai penerbangan ini mengoperasikan penerbangan berjadwal domestik ke
20 kota dan layanan internasional ke Penang dan Singapura. Basis utama dari maskapai penerbangan ini
adalah di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta. Meskipun kadang dikatakan sebagai
maskapai penerbangan bertarif rendah, ia memasarkan dirinya sebagai maskapai penerbangan yang
berada di antara maskapai penerbangan bertarif rendah dan tradisional, menyediakan layanan makanan di
atas pesawat dan tarif murah, mirip dengan yang diadaptasi oleh maskapai penerbangan yang berbasis di
Singapura, Valuair. Sebelum kecelakaan Penerbangan 574, maskapai penerbangan ini menjadi maskapai
penerbangan bertarif rendah dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia.
Maskapai penerbangan ini didirikan oleh Sandra Ang dan Agung Laksono, yang juga menjabat sebagai
Ketua DPR, dan mulai beroperasi pada 19 Desember 2003 dengan penerbangan perdana ke Balikpapan.
Pada awal beroperasi Adam Air menggunakan dua Boeing 737 sewaan. Saat pertama diluncurkan, Adam
Air mengklaim bahwa mereka menggunakan "Boeing 737-400 baru" walaupun ternyata pesawat Boeing
mereka sebenarnya merupakan sewaan yang telah berusia lebih dari 15 tahun. Boeing telah menghentikan
produksi 737-400 selama beberapa tahun.

Pada 9 November 2006, Adam Air menerima penghargaan Award of Merit dalam the Category Low Cost
Airline of the Year 2006 dalam acara 3rd Annual Asia Pacific and Middle East Aviation Outlook Summit di
Singapura. Setelah berbagai insiden dan kecelakaan yang menimpa maskapai-maskapai penerbangan di
Indonesia, pemerintah Indonesia membuat pemeringkatan atas maskapai-maskapai tersebut. Dari hasil
pemeringkatan yang diumumkan pada 22 Maret 2007, Adam Air berada di peringkat III yang berarti hanya
memenuhi syarat minimal keselamatan dan masih ada beberapa persyaratan yang belum dilaksanakan dan
berpotensi mengurangi tingkat keselamatan penerbangan. Akibatnya Adam Air mendapat sanksi
administratif yang ditinjau ulang kembali setiap 3 bulan. Setelah tidak ada perbaikan kinerja dalam waktu
3 bulan, Air Operator Certificate Adam Air kemudian dibekukan. Pada April 2007, PT Bhakti Investama
melalui anak perusahaannya Global Air Transport membeli 50% saham Adam Air dari keluarga Sandra Ang
dan Adam Suherman, namun setahun kemudian pada 14 Maret 2008 menarik seluruh sahamnya karena
merasa Adam Air tidak melakukan perbaikan tingkat keselamatan serta tiadanya transparansi. Kegiatan
operasional Adam Air kemudian dihentikan sejak 17 Maret 2008 dan baru akan dilanjutkan jika ada investor
baru yang bersedia menalangi 50 persen saham yang ditarik Bhakti Investama tersebut.

Pada 18 Maret 2008, izin terbang atau Operation Specification Adam Air dicabut Departemen Perhubungan
melalui surat bernomor AU/1724/DSKU/0862/2008. Isinya menyatakan bahwa Adam Air tidak diizinkan lagi
menerbangkan pesawatnya berlaku efektif mulai pukul 00.00 tanggal 19 Maret 2008. Sedangkan AOC
(Aircraft Operator Certificate)nya juga ikut dicabut pada 19 Juni 2008, mengakhiri semua operasi
penerbangan Adam Air.

BAB II
PENYEBAB PERUSAHAAN BANGKRUT

2.1 Faktor –Faktor Yang Menyebabkan Bangkrutnya Adam Air

Berikut ini beberapa penyebab bangkrutnya Adam Air, diantaranya faktor manusia, mesin, metode, dan
lingkungan. Isu-isu mengenai ketidak terampilan pilot Adam Air dalam mengemudikan pesawat
mengindikasikan adanya proses rekrutmen yang buruk dan kurangnya pelatihan yang diberikan dari pihak
Adam Air. Selain itu, terdapat kontrak kerja yang tidak jelas antara para pegawai dan pihak manajemen.

Korupsi pun menjadi salah satu isu penting dalam runtuhnya Adam Air ini. Kasus-kasus korupsi yang
terdapat pada Adam Air diantaranya korupsi BBM, audit tidak transparan, bukti-bukti pembelian suku
cadang yang mahal namun tidak berkualitas baik dan adanya penipuan pada laporan kewajiban pajak.

Faktor usia pesawat menyumbang resiko yang cukup besar pada terjadinya kecelakaan pesawat. Mayoritas
aircraft di Indonesia memang cukup tua. Hal ini berarti lower ownership cost. Namun dibutuhkan higher
maintenance cost agar pesawat tetap dapat berfungsi dengan semestinya. Pesawat Adam Air sendiri sudah
berumur 18 tahun saat kecelakaan terjadi dan telah melalui inspeksi seminggu sebelum kecelakaan. Diduga
Adam Air tidak memiliki sistem maintenance yang baik dan memadai.

Etika bisnis yang buruk juga salah satu hal yang patut disoroti dalam kasus Adam Air ini. Tekanan psikologis
yang diberikan pihak manajemen kepada seluruh karyawan termasuk pilot dan pramugari menjadi hal yang
cukup menyalahi aturan. Selain itu sistem pembayaran hutang yang tidak teratur menjadikan Adam Air
perusahaan penerbangan dengan tingkat hutang yang tinggi.
Ditinjau dari faktor lingkungan, Adam Air merupakan organisasi dengan tekstur lingkungan yang kacau dan
memiliki ketidakpastian lingkungan yang tinggi. Adam Air juga melakukan Interlocking Directorates, yaitu
pengangkatan Direktorat Keuangan yang berasal dari investor yaitu PT Bhakti Investama.

2.2 Kronologis Masalah PT Adam Air

Adam Skyconnection Airlines atau yang lebih dikenal dengan Adam Air mengalami pailit. Bermula kejadian
jatuhnya pesawat Adam Air tahun 2008 dan merembet berbagai masalah selanjutnya. Klimaksnya pada 20
Maret 2008 maskapai tersebut di putus pailit. Berikut ini adalah kecelakaan-kecelakaan yang menimpa
Adam Air :

1. 11 Februari 2006, Adam Air Penerbangan 782, Boeing 737-300, PK-KKEØ BH-782, Jakarta-Makassar,
kehilangan arah dan mendarat di Bandara Tambolaka, NTT.

2. 1 Januari 2007, Adam Air Penerbangan 574, PK-KKW DHI-574, BoeingØ 737-400 Jakarta-Manado via
Surabaya yang membawa 96 penumpang dan 6 awak pesawat, hilang di perairan Majene, Sulawesi Barat.
Pesawat hancur berkeping-keping setelah hilang kendali dan menghunjam laut. Sementara itu, hanya
sebagian kecil bagian pesawat yang dapat ditemukan. Sebanyak 102 penumpang dan awak pesawat tidak
ditemukan. Penyebab kecelakaan seperti yang diumumkan oleh Komisi Nasional Keselamatan Transportasi
(KNKT) adalah cuaca buruk, kerusakan pada alat bantu navigasi Inertial Reference System (IRS), dan
kegagalan kinerja pilot dalam menghadapi situasi darurat.

Pada 7 Januari 2007, 16 pilot Adam Air mengundurkan diri karena mereka menilai buruknya standar
keamanan dan sistem navigasi di pesawat-pesawat yang dinilai berkualitas jelek. Adam Air kemudian
menuntut balik semua pilot ini karena kontrak kerja mereka belum habis. Dan tidak lama terjadi kecelakaan
lagi pada tanggal 21 Februari 2007, Adam Air Penerbangan KI 172, PK-KKV, Boeing 737-33A Jakarta-
Surabaya tergelincir di Bandara Juanda, Surabaya. Badan pesawat melengkung namun semua penumpang
selamat. Atas peristiwa ini, Departemen Perhubungan Republik Indonesia memerintahkan untuk
menghentikan sementara pengoperasian tujuh pesawat Boeing 737-300 milik Adam Air.

Pada 10 Maret 2008, pesawat Adam Air KI-292 Boeing 737-400 jurusan Jakarta-Batam tergelincir di
landasan Bandar Udara Hang Nadim, Batam. Kondisi ini menimbulkan perselisihan antar pemegang saham
dan manajemen perusahaan sehingga menyulitkan kondisi perusahan dan akhirnya PT. Bhakti Investama
pada 14 Maret 2008 menarik seluruh sahamnya karena merasa Adam Air tidak melakukan perbaikan tingkat
keselamatan serta tiadanya transparansi.

Kegiatan operasional Adam Air kemudian dihentikan sejak 17 Maret 2008 dan baru akan dilanjutkan jika
ada investor baru yang bersedia menalangi 50 persen saham yang ditarik Bhakti Investama tersebut. Pada
18 Maret 2008, izin terbang atau Operation Specification Adam Air dicabut Departemen Perhubungan
melalui surat bernomor AU/1724/DSKU/0862/2008. Isinya menyatakan bahwa Adam Air tidak diizinkan lagi
menerbangkan pesawatnya berlaku efektif mulai pukul 00.00 tanggal 19 Maret 2008. Sedangkan AOC
(Aircraft Operator Certificate) nya juga terancam dicabut apabila dalam 3 bulan mendatang tidak ada
perbaikan. Sementara disisi lain nasib sekitar 3000 karyawan maskapai penerbangan Adam Air terancam
di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).

Kasus dugaan penggelapan investasi di Adam Air senilai Rp 157 miliar dengan tersangka Wakil Komisaris
Utama PT Adam Air, Sandra Ang disebut-sebut juga menjadi faktor runtuhnya Adam Air. Kasus ini bermula
dari laporan Direktur Keuangan Adam Air yang juga perwakilan PT Global Transportation Services,
Gustianto Kustianto. PT Global Transportation Services sendiri merupakan anak usaha Bhakti Investama
yang memiliki 19 persen saham di Adam Air. Pada 26 Maret 2008, Gustianto melaporkan empat pendiri
dan tiga direksi Adam Air dengan tudingan penggelapan dana perusahaan senilai Rp 157 miliar.
BAB III
STANDAR KEBANGKRUTAN

3.1 Pengertian Kebangkrutan

pengertian kebangkrutan merupakan kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk
menghasilkan laba. Kebangkrutan juga sering disebut likuidasi perusahaan atau penutupan perusahaan
atau insolvabilitas. Menurut Martin (1995) kebangkrutan sebagai suatu kegagalan yang terjadi pada sebuah
perusahaan didefinisikan dalam beberapa pengertian yaitu:

1. Kegagalan ekonomi (economi Distressed)

Kegagalan dalam arti ekonomi biasanya berarti bahwa perusahan kehilangan uang atu pendapatan,
perusahaan tidak mampu menutupi biayanya sendiri, ini berarti tingakat laanya lebih kecil dari biaya modal
atau nilai sekarang dari arus kas perusahaan lebih kecil dari kewajiba. Kegagalan terjadi bila arus kas
sebenarnya dari perusahaan tersebut jauh dibawah arus kas yang diharapkan. Bahkan kegagalan juga
dapat berarti bahwa tingakt pendapatan atas biaya historis dari investasinya lebih kecil daripada biaya
modal perusahaan yang dikeluarkan untuk sebuah investasi tersebut.

2. Kegagalan Keuangan (Financial Distressed)

Pengertian financial distressed adalah kesulitan dana baik dalam arti dana dalam pengertian kas atau dalam
pengertian modal kerja. Sebagian asset liability management sangat berperan dalam pengaturan untuk
menjaga agar tidak terkena financial distressed. Sedangkan menurut Adnan (2000) dalam Fakhrurozie
(2007) kegagalan keuangan biasa diartikan sebagai insolvensi yang membedakan antara dasar arus kas
dan dasar saham. Insolvensi atas dasar arus kas ada dua bentuk yaitu:

a. Insolvensi teknis (Technical Insolvency), terjadi apabila perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban
pada saat jatuh tempo walaupun total aktivanya sudah melebihi total hutangnya.

b. Insolvensi dalam pengertian kebangkrutan (Insolvency in bankruptcy) , dimana didefinisikan sebagai


kekayaan bersih negative dalam neraca konvensional atas nilai sekarang dan arus kas yang diharapkan
lebih kecil dari kewajiban.

3.2 Syarat-Syarat Kebangkrutan

Pasal 2 ayat (1) menyebutkan bahwa debitor yang mempunyai dua atau lebih Kreditor dan tidak membayar
lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan
Pengadilan, baik atas permohonannya sendiri maupun atas permohonan satu atau lebih kreditornya. Jadi,
pada dasarnya setiap debitor dapat dinyatakan pailit sepanjang memenuhi ketentuan dalam Pasal 2
Undang-Undang Kepailitan. Berdasarkan ketentuan pasal tersebut di atas, maka syarat-syarat yuridis agar
suatu perusahaan dapat dinyatakan pailit adalah sebagai berikut:

1. Adanya utang

Undang-Undang Kepailitan mengartikan utang dalam arti luas. Pengertian utang tidak terbatas pada utang
yang timbul dari perjanjian utang piutang saja. Dalam UUK utang diartikan sebagai kewajiban yang
dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam jumlah uang baik dalam mata uang Indonesia maupun mata uang
asing, baik secara langsung maupun yang akan timbul di kemudian hari atau kontinjen, yang timbul karena
perjanjian atau undangundang dan yang wajib dipenuhi oleh Debitor dan bila tidak dipenuhi memberi hak
kepada Kreditor untuk mendapat pemenuhannya dari harta kekayaan Debitor.
2. Minimal satu utang sudah jatuh tempo

Suatu utang yang jatuh tempo tentunya memberi hak bagi kreditor untuk menagih debitor seluruh jumlah
utangnya. Menurut Jono, adanya persyaratan ini menunjukkan bahwa utang harus lahir dari perikatan yang
sempurna. Dengan demikian utang yang lahir dari perikatan alamiah tidak dapat diajukan untuk
permohonan pailit. Misalnya, utang yang lahir dari perjudian yang telah jatuh tempo, maka hal ini tidak
melahirkan hak kepada kreditor untuk menagih utang tersebut. Dengan demikian meskipun debitor
mempunyai kewajiban untuk melunasi utang itu, kreditor tidak mempunyai alas hak untuk menuntut
pemenuhan utang tersebut yang berarti juga kreditor tidak berhak mengajukan permohonan pailit atas
utang yang lahir dari perjudian

3. Minimal satu utang dapat ditagih

Undang-Undang menentukan bahwasanya untuk mengajukan pailit bisa dengan cukup satu utang saja
yang telah jatuh tempo. Namun apakah setiap utangyang jatuh tempo ini selalu dapat ditagih. Misalnya,
dalam keadaan yang memaksa (force majeur) yang terjadi bukan kehendak debitor. Ini perlu
dipertimbangkan sebagai dasar alasan putusan pailit.

4. Adanya debitor

Adanya debitor ini harus dapat dibuktikan, siapa dan berapa jumlah utangnya. Debitor inilah yang nanti
akan mengalami keadaan pailit berdasarkan putusan pengadilan

5. Adanya kreditor

Undang-Undang Kepailitan pada Penjelasan Pasal 2 ayat (1) juga menyatakan bahwa kreditor yang dapat
mengajukan permohonan pernyataan pailit ialah ketiga golongan kreditor, yaitu :

a. Kreditor Khusus ( Separatis )

Kreditor khusus ialah kreditor yang mempunyai hak tanggungan, gadai, atau hak hak agunan atas
kebendaan lainnya yang dapat mengeksekusi haknya sendiri, seolah-olah tidak terjadi kepailitan.
Pemegang hak yang dapat mengeksekusi haknya tersebut, wajib memberikan pertanggung jawaban
kepada kurator tentang hasil penjualan barang yang menjadi agunan dan menyerahkannya kepada kurator
sisanya setelah dikurangi jumlah utang. Kreditor separatis ini diberikan kedudukan istimewa yang tidak
dimiliki oleh kreditor lain yaitu :

b. Kreditor Istimewa ( Preferens)

Kreditor istimewa ialah kreditor yang piutangnya mempunyai kedudukan istimewa. Kreditor tersebut berhak
atas pelunasan yang didahulukan atas penjualan harta pailit. Timbulnya hak istimewa yang dimiliki oleh
golongan kreditor ini karena hak tersebut telah diberikan oleh Undang-Undang. Pasal 1134 KUHPerdata
menyebutkan bahwa hak istimewa ialah suatu hak yang oleh undang-undang diberika kepada seorang
berpiutang sehingga tingkatnya lebih tinggi dari pada orangberpiutang lainnya, semata-mata berdasarkan
sifat piutangnya.

c. Kreditor Konkuren

Kreditor konkuren merupakan kreditor yang tidak termasuk golongan khusus atau golongan istimewa.
Pelunasan piutang-piutang mereka dicukupkan dengan sisa hasil penjualan atau pelelangan hartya pailit
sesudah diambil bagian golongan khusus dan golongan istimewa, sisa penjualan harta pailit itu dibagi
menurut imbangan besar kecilnya piutang para kreditor konkuren itu.
3.3 Hutang PT Adam Air

Hasil verifikasi kurator menyebut, ada tiga kelompok kreditur yang diakui yaitu:

1. kreditur konkuren,

kreditur konkuren, yaitu kreditur yang tidak memiliki jaminan. Total ada 46 kreditur yang masuk kelompok
ini, dengan nilai piutang sekitar Rp 96,23 miliar.

2. kreditur separatis

kreditur separatis yang terdiri 1.231 agen tiket dengan total piutang sekitar Rp 11,23 miliar. Selain itu, ada
empat kreditur di luar agen tiket dengan jumlah piutang sekitar Rp 1,35 miliar

3. kreditur preveren

kreditur preveren dengan total piutang Rp 105 miliar. Kreditur yang memiliki hak istimewa atau mendapat
prioritas pembayaran utang ini terdiri dari Forum Serikat Karyawan Adam Air (Forsikad), Ratih Sekarsari,
Serikat Buruh Anak Bangsa, dan Joko Puspito cs.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat dituliskan sebagai berikut:

1. penyebab bangkrutnya Adam Air, diantaranya faktor manusia, mesin, metode, dan lingkungan.

2. kebangkrutan merupakan kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk


menghasilkan laba.

3. Pasal 2 ayat (1) menyebutkan bahwa debitor yang mempunyai dua atau lebih Kreditor dan tidak
membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan
putusan Pengadilan, baik atas permohonannya sendiri maupun atas permohonan satu atau lebih
kreditornya.

4. Hasil verifikasi kurator menyebut, ada tiga kelompok kreditur yang diakui yaitu: kreditur konkuren,
kreditur separatis, kreditur preveren

4.2 Saran

Adapun saran yang dapat mungkin dijadikan masukan dan perbaikan sebagai berikut :

1. Agar perusahaan tidak bangkrut sebaiknya perusahaan tersebut menganalisis kembali konsep strategi

2. Perusahaan harus mematuhi undang-undang yang telah di tetapkan untuk mengagnti rugi kerugian yang
telah ditetapkan.

3. Pembaca dapat mengambil kesimpulan bahwa untuk membangun bisnis sebaiknya harus dengan strategi
bisnis yang baik, serta mematuhi undang-undang yang berlaku guna mendapatkan kepercayaan dari para
konsumen
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Sejarah singakat perusahaan Adam Air

Adam Air (didirikan sebagai PT Adam SkyConnection Airlines) adalah maskapai penerbangan swasta
yang berbasisi di Jakarta Barat. Maskapai penerbangan ini mengoperasikan penerbangan berjadwal
domestik ke 20 kota dan layanan internasional ke Penang dan Singapura. Basis utama dari maskapai
penerbangan ini adalah di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta. Meskipun kadang
dikatakan sebagai maskapai penerbangan bertarif rendah, ia memasarkan dirinya sebagai maskapai
penerbangan yang berada di antara maskapai penerbangan bertarif rendah dan tradisional,
menyediakan layanan makanan di atas pesawat dan tarif murah, mirip dengan yang diadaptasi oleh
maskapai penerbangan yang berbasis di Singapura, Valuair. Sebelum kecelakaan Penerbangan 574,
maskapai penerbangan ini menjadi maskapai penerbangan bertarif rendah dengan pertumbuhan
tercepat di Indonesia.

Maskapai penerbangan ini didirikan oleh Sandra Ang dan Agung Laksono, yang juga menjabat sebagai
Ketua DPR, dan mulai beroperasi pada 19 Desember 2003 dengan penerbangan perdana ke Balikpapan.
Pada awal beroperasi Adam Air menggunakan dua Boeing 737 sewaan. Saat pertama diluncurkan, Adam
Air mengklaim bahwa mereka menggunakan "Boeing 737-400 baru" walaupun ternyata pesawat Boeing
mereka sebenarnya merupakan sewaan yang telah berusia lebih dari 15 tahun. Boeing telah
menghentikan produksi 737-400 selama beberapa tahun.

Pada 9 November 2006, Adam Air menerima penghargaan Award of Merit dalam the Category Low Cost
Airline of the Year 2006 dalam acara 3rd Annual Asia Pacific and Middle East Aviation Outlook Summit di
Singapura. Setelah berbagai insiden dan kecelakaan yang menimpa maskapai-maskapai penerbangan di
Indonesia, pemerintah Indonesia membuat pemeringkatan atas maskapai-maskapai tersebut. Dari hasil
pemeringkatan yang diumumkan pada 22 Maret 2007, Adam Air berada di peringkat III yang berarti
hanya memenuhi syarat minimal keselamatan dan masih ada beberapa persyaratan yang belum
dilaksanakan dan berpotensi mengurangi tingkat keselamatan penerbangan. Akibatnya Adam Air
mendapat sanksi administratif yang ditinjau ulang kembali setiap 3 bulan. Setelah tidak ada perbaikan
kinerja dalam waktu 3 bulan, Air Operator Certificate Adam Air kemudian dibekukan. Pada April 2007,
PT Bhakti Investama melalui anak perusahaannya Global Air Transport membeli 50% saham Adam Air
dari keluarga Sandra Ang dan Adam Suherman, namun setahun kemudian pada 14 Maret 2008 menarik
seluruh sahamnya karena merasa Adam Air tidak melakukan perbaikan tingkat keselamatan serta
tiadanya transparansi. Kegiatan operasional Adam Air kemudian dihentikan sejak 17 Maret 2008 dan
baru akan dilanjutkan jika ada investor baru yang bersedia menalangi 50 persen saham yang ditarik
Bhakti Investama tersebut.
Pada 18 Maret 2008, izin terbang atau Operation Specification Adam Air dicabut Departemen
Perhubungan melalui surat bernomor AU/1724/DSKU/0862/2008. Isinya menyatakan bahwa Adam Air
tidak diizinkan lagi menerbangkan pesawatnya berlaku efektif mulai pukul 00.00 tanggal 19 Maret 2008.
Sedangkan AOC (Aircraft Operator Certificate)nya juga ikut dicabut pada 19 Juni 2008, mengakhiri
semua operasi penerbangan Adam Air.

BAB II

PENYEBAB PERUSAHAAN BANGKRUT

2.1 Faktor –Faktor Yang Menyebabkan Bangkrutnya Adam Air

Berikut ini beberapa penyebab bangkrutnya Adam Air, diantaranya faktor manusia, mesin, metode, dan
lingkungan. Isu-isu mengenai ketidak terampilan pilot Adam Air dalam mengemudikan pesawat
mengindikasikan adanya proses rekrutmen yang buruk dan kurangnya pelatihan yang diberikan dari
pihak Adam Air. Selain itu, terdapat kontrak kerja yang tidak jelas antara para pegawai dan pihak
manajemen.

Korupsi pun menjadi salah satu isu penting dalam runtuhnya Adam Air ini. Kasus-kasus korupsi yang
terdapat pada Adam Air diantaranya korupsi BBM, audit tidak transparan, bukti-bukti pembelian suku
cadang yang mahal namun tidak berkualitas baik dan adanya penipuan pada laporan kewajiban pajak.

Faktor usia pesawat menyumbang resiko yang cukup besar pada terjadinya kecelakaan pesawat.
Mayoritas aircraft di Indonesia memang cukup tua. Hal ini berarti lower ownership cost. Namun
dibutuhkan higher maintenance cost agar pesawat tetap dapat berfungsi dengan semestinya. Pesawat
Adam Air sendiri sudah berumur 18 tahun saat kecelakaan terjadi dan telah melalui inspeksi seminggu
sebelum kecelakaan. Diduga Adam Air tidak memiliki sistem maintenance yang baik dan memadai.

Etika bisnis yang buruk juga salah satu hal yang patut disoroti dalam kasus Adam Air ini. Tekanan
psikologis yang diberikan pihak manajemen kepada seluruh karyawan termasuk pilot dan pramugari
menjadi hal yang cukup menyalahi aturan. Selain itu sistem pembayaran hutang yang tidak teratur
menjadikan Adam Air perusahaan penerbangan dengan tingkat hutang yang tinggi.
Ditinjau dari faktor lingkungan, Adam Air merupakan organisasi dengan tekstur lingkungan yang kacau
dan memiliki ketidakpastian lingkungan yang tinggi. Adam Air juga melakukan Interlocking Directorates,
yaitu pengangkatan Direktorat Keuangan yang berasal dari investor yaitu PT Bhakti Investama.

2.2 Kronologis Masalah PT Adam Air

Adam Skyconnection Airlines atau yang lebih dikenal dengan Adam Air mengalami pailit. Bermula
kejadian jatuhnya pesawat Adam Air tahun 2008 dan merembet berbagai masalah selanjutnya.
Klimaksnya pada 20 Maret 2008 maskapai tersebut di putus pailit. Berikut ini adalah kecelakaan-
kecelakaan yang menimpa Adam Air :

1. 11 Februari 2006, Adam Air Penerbangan 782, Boeing 737-300, PK-KKEØ BH-782, Jakarta-Makassar,
kehilangan arah dan mendarat di Bandara Tambolaka, NTT.

2. 1 Januari 2007, Adam Air Penerbangan 574, PK-KKW DHI-574, BoeingØ 737-400 Jakarta-Manado via
Surabaya yang membawa 96 penumpang dan 6 awak pesawat, hilang di perairan Majene, Sulawesi
Barat. Pesawat hancur berkeping-keping setelah hilang kendali dan menghunjam laut. Sementara itu,
hanya sebagian kecil bagian pesawat yang dapat ditemukan. Sebanyak 102 penumpang dan awak
pesawat tidak ditemukan. Penyebab kecelakaan seperti yang diumumkan oleh Komisi Nasional
Keselamatan Transportasi (KNKT) adalah cuaca buruk, kerusakan pada alat bantu navigasi Inertial
Reference System (IRS), dan kegagalan kinerja pilot dalam menghadapi situasi darurat.

Pada 7 Januari 2007, 16 pilot Adam Air mengundurkan diri karena mereka menilai buruknya standar
keamanan dan sistem navigasi di pesawat-pesawat yang dinilai berkualitas jelek. Adam Air kemudian
menuntut balik semua pilot ini karena kontrak kerja mereka belum habis. Dan tidak lama terjadi
kecelakaan lagi pada tanggal 21 Februari 2007, Adam Air Penerbangan KI 172, PK-KKV, Boeing 737-33A
Jakarta-Surabaya tergelincir di Bandara Juanda, Surabaya. Badan pesawat melengkung namun semua
penumpang selamat. Atas peristiwa ini, Departemen Perhubungan Republik Indonesia memerintahkan
untuk menghentikan sementara pengoperasian tujuh pesawat Boeing 737-300 milik Adam Air.

Pada 10 Maret 2008, pesawat Adam Air KI-292 Boeing 737-400 jurusan Jakarta-Batam tergelincir di
landasan Bandar Udara Hang Nadim, Batam. Kondisi ini menimbulkan perselisihan antar pemegang
saham dan manajemen perusahaan sehingga menyulitkan kondisi perusahan dan akhirnya PT. Bhakti
Investama pada 14 Maret 2008 menarik seluruh sahamnya karena merasa Adam Air tidak melakukan
perbaikan tingkat keselamatan serta tiadanya transparansi.
Kegiatan operasional Adam Air kemudian dihentikan sejak 17 Maret 2008 dan baru akan dilanjutkan jika
ada investor baru yang bersedia menalangi 50 persen saham yang ditarik Bhakti Investama tersebut.
Pada 18 Maret 2008, izin terbang atau Operation Specification Adam Air dicabut Departemen
Perhubungan melalui surat bernomor AU/1724/DSKU/0862/2008. Isinya menyatakan bahwa Adam Air
tidak diizinkan lagi menerbangkan pesawatnya berlaku efektif mulai pukul 00.00 tanggal 19 Maret 2008.
Sedangkan AOC (Aircraft Operator Certificate) nya juga terancam dicabut apabila dalam 3 bulan
mendatang tidak ada perbaikan. Sementara disisi lain nasib sekitar 3000 karyawan maskapai
penerbangan Adam Air terancam di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).

Kasus dugaan penggelapan investasi di Adam Air senilai Rp 157 miliar dengan tersangka Wakil Komisaris
Utama PT Adam Air, Sandra Ang disebut-sebut juga menjadi faktor runtuhnya Adam Air. Kasus ini
bermula dari laporan Direktur Keuangan Adam Air yang juga perwakilan PT Global Transportation
Services, Gustianto Kustianto. PT Global Transportation Services sendiri merupakan anak usaha Bhakti
Investama yang memiliki 19 persen saham di Adam Air. Pada 26 Maret 2008, Gustianto melaporkan
empat pendiri dan tiga direksi Adam Air dengan tudingan penggelapan dana perusahaan senilai Rp 157
miliar.

BAB III

STANDAR KEBANGKRUTAN

3.1 Pengertian Kebangkrutan

pengertian kebangkrutan merupakan kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan


untuk menghasilkan laba. Kebangkrutan juga sering disebut likuidasi perusahaan atau penutupan
perusahaan atau insolvabilitas. Menurut Martin (1995) kebangkrutan sebagai suatu kegagalan yang
terjadi pada sebuah perusahaan didefinisikan dalam beberapa pengertian yaitu:

1. Kegagalan ekonomi (economi Distressed)

Kegagalan dalam arti ekonomi biasanya berarti bahwa perusahan kehilangan uang atu pendapatan,
perusahaan tidak mampu menutupi biayanya sendiri, ini berarti tingakat laanya lebih kecil dari biaya
modal atau nilai sekarang dari arus kas perusahaan lebih kecil dari kewajiba. Kegagalan terjadi bila arus
kas sebenarnya dari perusahaan tersebut jauh dibawah arus kas yang diharapkan. Bahkan kegagalan
juga dapat berarti bahwa tingakt pendapatan atas biaya historis dari investasinya lebih kecil daripada
biaya modal perusahaan yang dikeluarkan untuk sebuah investasi tersebut.
2. Kegagalan Keuangan (Financial Distressed)

Pengertian financial distressed adalah kesulitan dana baik dalam arti dana dalam pengertian kas atau
dalam pengertian modal kerja. Sebagian asset liability management sangat berperan dalam pengaturan
untuk menjaga agar tidak terkena financial distressed. Sedangkan menurut Adnan (2000) dalam
Fakhrurozie (2007) kegagalan keuangan biasa diartikan sebagai insolvensi yang membedakan antara
dasar arus kas dan dasar saham. Insolvensi atas dasar arus kas ada dua bentuk yaitu:

a. Insolvensi teknis (Technical Insolvency), terjadi apabila perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban
pada saat jatuh tempo walaupun total aktivanya sudah melebihi total hutangnya.

b. Insolvensi dalam pengertian kebangkrutan (Insolvency in bankruptcy) , dimana didefinisikan sebagai


kekayaan bersih negative dalam neraca konvensional atas nilai sekarang dan arus kas yang diharapkan
lebih kecil dari kewajiban.

3.2 Syarat-Syarat Kebangkrutan

Pasal 2 ayat (1) menyebutkan bahwa debitor yang mempunyai dua atau lebih Kreditor dan tidak
membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit
dengan putusan Pengadilan, baik atas permohonannya sendiri maupun atas permohonan satu atau lebih
kreditornya. Jadi, pada dasarnya setiap debitor dapat dinyatakan pailit sepanjang memenuhi ketentuan
dalam Pasal 2 Undang-Undang Kepailitan. Berdasarkan ketentuan pasal tersebut di atas, maka syarat-
syarat yuridis agar suatu perusahaan dapat dinyatakan pailit adalah sebagai berikut:

1. Adanya utang

Undang-Undang Kepailitan mengartikan utang dalam arti luas. Pengertian utang tidak terbatas pada
utang yang timbul dari perjanjian utang piutang saja. Dalam UUK utang diartikan sebagai kewajiban yang
dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam jumlah uang baik dalam mata uang Indonesia maupun mata
uang asing, baik secara langsung maupun yang akan timbul di kemudian hari atau kontinjen, yang timbul
karena perjanjian atau undangundang dan yang wajib dipenuhi oleh Debitor dan bila tidak dipenuhi
memberi hak kepada Kreditor untuk mendapat pemenuhannya dari harta kekayaan Debitor.

2. Minimal satu utang sudah jatuh tempo


Suatu utang yang jatuh tempo tentunya memberi hak bagi kreditor untuk menagih debitor seluruh
jumlah utangnya. Menurut Jono, adanya persyaratan ini menunjukkan bahwa utang harus lahir dari
perikatan yang sempurna. Dengan demikian utang yang lahir dari perikatan alamiah tidak dapat diajukan
untuk permohonan pailit. Misalnya, utang yang lahir dari perjudian yang telah jatuh tempo, maka hal ini
tidak melahirkan hak kepada kreditor untuk menagih utang tersebut. Dengan demikian meskipun
debitor mempunyai kewajiban untuk melunasi utang itu, kreditor tidak mempunyai alas hak untuk
menuntut pemenuhan utang tersebut yang berarti juga kreditor tidak berhak mengajukan permohonan
pailit atas utang yang lahir dari perjudian

3. Minimal satu utang dapat ditagih

Undang-Undang menentukan bahwasanya untuk mengajukan pailit bisa dengan cukup satu utang saja
yang telah jatuh tempo. Namun apakah setiap utangyang jatuh tempo ini selalu dapat ditagih. Misalnya,
dalam keadaan yang memaksa (force majeur) yang terjadi bukan kehendak debitor. Ini perlu
dipertimbangkan sebagai dasar alasan putusan pailit.

4. Adanya debitor

Adanya debitor ini harus dapat dibuktikan, siapa dan berapa jumlah utangnya. Debitor inilah yang nanti
akan mengalami keadaan pailit berdasarkan putusan pengadilan

5. Adanya kreditor

Undang-Undang Kepailitan pada Penjelasan Pasal 2 ayat (1) juga menyatakan bahwa kreditor yang dapat
mengajukan permohonan pernyataan pailit ialah ketiga golongan kreditor, yaitu :

a. Kreditor Khusus ( Separatis )

Kreditor khusus ialah kreditor yang mempunyai hak tanggungan, gadai, atau hak hak agunan atas
kebendaan lainnya yang dapat mengeksekusi haknya sendiri, seolah-olah tidak terjadi kepailitan.
Pemegang hak yang dapat mengeksekusi haknya tersebut, wajib memberikan pertanggung jawaban
kepada kurator tentang hasil penjualan barang yang menjadi agunan dan menyerahkannya kepada
kurator sisanya setelah dikurangi jumlah utang. Kreditor separatis ini diberikan kedudukan istimewa
yang tidak dimiliki oleh kreditor lain yaitu :
b. Kreditor Istimewa ( Preferens)

Kreditor istimewa ialah kreditor yang piutangnya mempunyai kedudukan istimewa. Kreditor tersebut
berhak atas pelunasan yang didahulukan atas penjualan harta pailit. Timbulnya hak istimewa yang
dimiliki oleh golongan kreditor ini karena hak tersebut telah diberikan oleh Undang-Undang. Pasal 1134
KUHPerdata menyebutkan bahwa hak istimewa ialah suatu hak yang oleh undang-undang diberika
kepada seorang berpiutang sehingga tingkatnya lebih tinggi dari pada orangberpiutang lainnya, semata-
mata berdasarkan sifat piutangnya.

c. Kreditor Konkuren

Kreditor konkuren merupakan kreditor yang tidak termasuk golongan khusus atau golongan istimewa.
Pelunasan piutang-piutang mereka dicukupkan dengan sisa hasil penjualan atau pelelangan hartya pailit
sesudah diambil bagian golongan khusus dan golongan istimewa, sisa penjualan harta pailit itu dibagi
menurut imbangan besar kecilnya piutang para kreditor konkuren itu.

3.3 Hutang PT Adam Air

Hasil verifikasi kurator menyebut, ada tiga kelompok kreditur yang diakui yaitu:

1. kreditur konkuren,

kreditur konkuren, yaitu kreditur yang tidak memiliki jaminan. Total ada 46 kreditur yang masuk
kelompok ini, dengan nilai piutang sekitar Rp 96,23 miliar.

2. kreditur separatis

kreditur separatis yang terdiri 1.231 agen tiket dengan total piutang sekitar Rp 11,23 miliar. Selain itu,
ada empat kreditur di luar agen tiket dengan jumlah piutang sekitar Rp 1,35 miliar

3. kreditur preveren
kreditur preveren dengan total piutang Rp 105 miliar. Kreditur yang memiliki hak istimewa atau
mendapat prioritas pembayaran utang ini terdiri dari Forum Serikat Karyawan Adam Air (Forsikad), Ratih
Sekarsari, Serikat Buruh Anak Bangsa, dan Joko Puspito cs.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat dituliskan sebagai berikut:

1. penyebab bangkrutnya Adam Air, diantaranya faktor manusia, mesin, metode, dan lingkungan.

2. kebangkrutan merupakan kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk


menghasilkan laba.

3. Pasal 2 ayat (1) menyebutkan bahwa debitor yang mempunyai dua atau lebih Kreditor dan tidak
membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit
dengan putusan Pengadilan, baik atas permohonannya sendiri maupun atas permohonan satu atau lebih
kreditornya.

4. Hasil verifikasi kurator menyebut, ada tiga kelompok kreditur yang diakui yaitu: kreditur konkuren,
kreditur separatis, kreditur preveren

4.2 Saran

Adapun saran yang dapat mungkin dijadikan masukan dan perbaikan sebagai berikut :

1. Agar perusahaan tidak bangkrut sebaiknya perusahaan tersebut menganalisis kembali konsep strategi
2. Perusahaan harus mematuhi undang-undang yang telah di tetapkan untuk mengagnti rugi kerugian
yang telah ditetapkan.

3. Pembaca dapat mengambil kesimpulan bahwa untuk membangun bisnis sebaiknya harus dengan
strategi bisnis yang baik, serta mematuhi undang-undang yang berlaku guna mendapatkan kepercayaan
dari para konsumen

Anda mungkin juga menyukai