JAN
Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan
i
4 Votes
(https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumus‑
tentang‑kontrak‑lumpsum‑dan‑harga‑
satuan/rumuskontrak/)“An agreement between two or
more persons which creates an obligation to do or not to do a particular thing. It’s essentials are competent
parties, an mutuality obligation…the writing which contains the agreement of parties, with the terms and
conditions, and which serves as a proof of the obligation.” (Black, Henry Campbell. 1990. Black’s Law
Dictionary).
Kurang lebih menjelaskan bahwa kontrak adalah suatu persetujuan antara dua orang atau lebih
yang menimbulkan kewajiban untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan secara sebagian.
Dilakukan oleh pihak‑pihak yang berkompeten dalam kesepakatan yang saling
menguntungkan… dokumen tertulis yang berisi persetujuan dari para pihak, dengan syarat dan
ketentuan sebagai bukti dari segala kewajiban. (Black’s Law Dictionary)
Perpres 54/2010 pasal 1 ayat 22 menjelaskan hal serupa tentang Kontrak Pengadaan Barang/Jasa
adalah perjanjian tertulis antara PPK dengan Penyedia Barang/Jasa atau pelaksana Swakelola.
Dalam modul Tingkat Menengah yang dikeluarkan LKPP menyebutkan bahwa prakteknya tidak
dibedakan antara kontrak (contract) dan nama lainnya. Nama lain dari kontrak (contract) adalah:
1. Perjanjian (Agreement)
2. Nota Kesepakatan (Memorandum of Agreement)
3. Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding)
4. Surat Pernyataan Keinginan (Letter of Intent)
5. Treaty
6. Convenant
7. Accord
Berdasarkan keterangan ini saya berkesimpulan bahwa bentuk lain dari kontrak dalam
pengadaan barang/jasa adalah Dokumen Pengadaan. Sesuai dengan pasal 1 ayat 21 disebutkan
Dokumen Pengadaan adalah dokumen yang ditetapkan oleh ULP/Pejabat Pengadaan yang
memuat informasi dan ketentuan yang harus ditaati oleh para pihak dalam proses Pengadaan
https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumustentangkontraklumpsumdanhargasatuan/ 1/37
10/27/2015 Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan | Demi Masa
memuat informasi dan ketentuan yang harus ditaati oleh para pihak dalam proses Pengadaan
Barang/Jasa. Artinya Dokumen pengadaan adalah merupakan persetujuan para pihak yang
terlibat dalam sebuah proses pemilihan barang/jasa.
Simpulannya pada tahap pemilihan penyedia persetujuan awal antara para pihak adalah
dokumen pengadaan. Kemudian pada tahap pelaksanaan status persetujuan awal ditingkatkan
menjadi kesepakatan untuk melaksanakan pekerjaan yang disebut dengan perjanjian (kontrak).
Jenis Kontrak dalam P54/2010
Jenis kontrak dijelaskan lengkap dalam pasal 50 seperti ini:
1. PPK menetapkan jenis Kontrak Pengadaan Barang/Jasa dalam rancangan kontrak.
2. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa meliputi :
a. Kontrak berdasarkan cara pembayaran;
b. Kontrak berdasarkan pembebanan Tahun Anggaran;
c. Kontrak berdasarkan sumber pendanaan; dan
d. Kontrak berdasarkan jenis pekerjaan.
3. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan cara pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a, terdiri atas:
a. Kontrak Lump Sum;
b. Kontrak Harga Satuan;
c. Kontrak gabungan Lump Sum dan Harga Satuan;
d. Kontrak Persentase; dan
e. Kontrak Terima Jadi (Turnkey).
4. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan pembebanan Tahun Anggaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf b, terdiri atas:
a. Kontrak Tahun Tunggal; dan
b. Kontrak Tahun Jamak.
5. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan sumber pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf c, terdiri atas:
a. Kontrak Pengadaan Tunggal;
b. Kontrak Pengadaan Bersama; dan
c. Kontrak Payung (Framework Contract).
6. Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan jenis pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
d, terdiri atas:
a. Kontrak Pengadaan Pekerjaan Tunggal; dan
b. Kontrak Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi.
Lumpsum dan Satuan
Tulisan kali ini akan membahas jenis kontrak yang pada intinya mendasari jenis‑jenis kontrak
pengadaan barang/jasa dan paling sering digunakan. Kontrak ini adalah kontrak berdasarkan
cara pembayaran jenis Lumpsum dan Satuan.
Untuk memahami ini saya sering menggunakan rumus sederhana seperti gambar yang saya
https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumustentangkontraklumpsumdanhargasatuan/2/37
10/27/2015 Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan | Demi Masa
Untuk memahami ini saya sering menggunakan rumus sederhana seperti gambar yang saya
pakai sebagai penanda tulisan ini. Komponen kontrak terdiri dari item pekerjaan, volume, harga
satuan dan total nilai kontrak.
Secara sederhana kemudian dirumuskan sebagai berikut :
Item Pekerjaan : Harga Satuan x Volume = Total
Item Pekerjaan adalah komponen yang membentuk daftar kuantitas dan harga.
Harga Satuan adalah nilai harga pasar per satuan item pekerjaan.
Volume adalah jumlah item pekerjaan dalam satu satuan. Volume ini tidak sama dengan
kuantitas. Volume mengikat pada pencapaian Value for Money (VFM) bahasannya ada pada
artikel Pembangunan Yang Terjebak Harga
(https://samsulramli.wordpress.com/2011/04/14/pembangunan‑yang‑terjebak‑harga/) atau
Barang/Jasa dan Penyedia (https://samsulramli.wordpress.com/2011/08/08/barangjasa‑dan‑
penyedia‑2/) dan beberapa lagi. Jadi volume disini terdiri dari komponen kualitas, kuantitas,
waktu dan lokasi.
Total adalah total biaya bukan total harga. Pada artikel Pembangunan Yang Terjebak Harga
(https://samsulramli.wordpress.com/2011/04/14/pembangunan‑yang‑terjebak‑harga/) telah
dibahas perbedaan antara biaya (cost) dan harga (price). Biaya mengandung 5 unsur VFM
sedangkan harga adalah salah satu pembentuk biaya itu sendiri.
Item pekerjaan dalam penawaran dan kontrak penyedia tidak boleh berubah terkecuali dalam
keadaan kahar atau terjadi perubahan ruang lingkup atas perintah pengguna barang/jasa.
Harga Satuan bersifat tetap baik itu dalam dokumen penawaran maupun dokumen kontrak.
Terkecuali terjadi keadaan kahar seperti diatur dalam pasal 91 ayat 2 ataupun juga untuk
kontrak yang melewati 12 bulan seperti diatur dalam pasal 92 ayat 2.
Komponen volume dan total biaya adalah dua hal yang saling mempengaruhi dan dapat
berubah sesuai jenis kontrak. Dalam hal volume harus melalui screaning atau penyesuaian antara
dokumen pengadaan/pemilihan dan dokumen penawaran penyedia. Proses screaning ini disebut
dengan koreksi aritmatik. Tentang ini Insya Allah akan dibahas dalam artikel berbeda.
Fleksibilitas Volume dan Total Biaya inilah yang membedakan antara jenis Kontrak Lumpsum
dan Harga Satuan.
Kontrak Lumpsum
Kontrak Lumpsum mengikat pada Total Biaya. Ketepatan pencapaian keseluruhan komponen
sesuai kontrak terkait item pekerjaan, harga satuan dan volume menjadi ukuran mutlak. Dalam
konsepsi ini maka kontrak Lumpsum, selama tidak terjadi keadaan kahar, tidak mengenal adanya
perubahan kontrak.
Untuk itu dalam kontrak lumpsum kebutuhan barang/jasa harus diperhitungkan dengan detail
dan setepat mungkin utamanya item pekerjaan. Kontrak lumpsum lebih tepat untuk pekerjaan
yang sifatnya sederhana dan volume mudah diperhitungkan ketepatan kualitas, kuantitas, waktu,
https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumustentangkontraklumpsumdanhargasatuan/ 3/37
dan setepat mungkin utamanya item pekerjaan.
10/27/2015 Kontrak lumpsum lebih tepat untuk pekerjaan
Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan | Demi Masa
yang sifatnya sederhana dan volume mudah diperhitungkan ketepatan kualitas, kuantitas, waktu,
lokasi dan harga/biayanya.
Item Pekerjaan : Harga Satuan x Volume = TETAP
Total
Hal ini selaras dengan bunyi Pasal 51 yang menyatakan bahwa :
1. Kontrak Lump Sum merupakan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa atas penyelesaian seluruh
pekerjaan dalam batas waktu tertentu sebagaimana ditetapkan dalam Kontrak, dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. jumlah harga pasti dan tetap serta tidak dimungkinkan penyesuaian harga;
b. semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia Barang/Jasa;
c. pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang dihasilkan sesuai dengan isi
Kontrak;
d. sifat pekerjaan berorientasi kepada keluaran (output based);
e. total harga penawaran bersifat mengikat; dan
f. tidak diperbolehkan adanya pekerjaan tambah/kurang.
Kontrak Harga Satuan
Kontrak Harga Satuan mengikat pada komponen Harga Satuan dan item pekerjaan. Dengan
sendirinya Total Biaya dan Volume tidak mengikat dan bersifat perkiraan. Dalam konsepsi ini
Kontrak harga satuan harus disadari dapat berubah atau dapat dilakukan perubahan kontrak
seperti diatur dalam pasal 87.
Dapat terjadi tambah/kurang namun total biaya sesuai perkiraan awal atau CCO (Contract
Change Order) ataupun juga pekerjaan tambah atau addendum dengan syarat tidak boleh
mengakibatkan penambahan harga kontrak melebihi 10% atau batas ketersediaan anggaran/pagu.
Kontrak harga satuan lebih tepat untuk pekerjaan yang bersifat kompleks dan volume sulit
diperhitungkan ketepatan dari sisi kualitas, kuantitas, waktu, lokasi dan harga/biayanya.
Hal ini selaras dengan pasal 51 yang menyatakan bahwa :
1. Kontrak Harga Satuan merupakan Kontrak Pengadaan Barang/ Jasa ataspenyelesaian seluruh
pekerjaan dalam batas waktu yang telah ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Harga Satuan pasti dan tetap untuk setiap satuan atau unsur pekerjaan dengan
spesifikasi teknis tertentu;
b. volume atau kuantitas pekerjaannya masih bersifat perkiraan pada saat Kontrak
ditandatangani;
c. pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang
benar‑benar telah dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa; dan
d. dimungkinkan adanya pekerjaan tambah/kurang berdasarkan hasil pengukuran bersama
atas pekerjaan yang diperlukan.
https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumustentangkontraklumpsumdanhargasatuan/ 4/37
10/27/2015 Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan | Demi Masa
atas pekerjaan yang diperlukan.
Yang menjadi catatan adalah bahwa dalam kontrak harga satuan, item pekerjaan ideal harus
dicantumkan dalam RAB atau Rancangan Daftar Kuantitas. Hal ini untuk mengantisipasi
kondisi lapangan apabila dimungkinkan terjadinya optimalisasi output. Maka tidak
mengherankan apabila dalam Daftar Kuantitas ditemukan satu item pekerjaan dalam
Dokumen Pemilihan Harga Satuannya ada namun Volumenya = 0 dan harus juga ditawarkan
oleh penyedia dalam dokumen penawaran.
Untuk itu effort terhadap jenis harga satuan sangat berbeda dengan kontrak lumpsum.
Contoh :
Jumlah Anggaran/Pagu : 300.000.000,‑
Daftar Kuantitas & Harga
Pemasangan wall cover 200,000.00 0 m2 –
Jumlah Pekerjaan II 236,300,000.00
PPN 10% 23,630,000.00
Jumlah + PPN 10 % 259,930,000.00
Contoh ini hanya untuk mempermudah pemahaman bukan perhitungan riil.
Item Pekerjaan Pemasangan wall cover meskipun Volume 0, tetap ditawar oleh penyedia dalam
Harga Satuan Penawaran. Hal ini dimaksudkan apabila memungkinkan pengecatan dinding
diganti dengan wall cover akibat optimalisasi selisih Harga Satuan Penawaran dengan Harga
https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumustentangkontraklumpsumdanhargasatuan/ 5/37
10/27/2015 Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan | Demi Masa
diganti dengan wall cover akibat optimalisasi selisih Harga Satuan Penawaran dengan Harga
Satuan HPS. Sehingga target minimal pekerjaan tadinya hanya berupa pengecatan dapat
dioptimalisasi dengan Wall Cover melalui perubahan kontrak (CCO).
Untuk jenis kontrak lainnya seperti Gabungan, Persentase maupun Turnkey pada dasarnya
diilhami oleh jenis kontrak lumpsum dan satuan disesuaikan dengan kompleksitas barang/jasa
yang dibutuhkan.
Tentang iklan-iklan ini (https://wordpress.com/about-these-ads/)
88%
Rp 806.667
Rp 92.700 Redmi 2 Edisi Prime 4.7""
16 GB Dark Grey
Tags: ahli pengadaan (https://samsulramli.wordpress.com/tag/ahli‑pengadaan/), ahli pengadaan
barang (https://samsulramli.wordpress.com/tag/ahli‑pengadaan‑barang/), batal
(https://samsulramli.wordpress.com/tag/batal/), biaya
(https://samsulramli.wordpress.com/tag/biaya/), blacklist
(https://samsulramli.wordpress.com/tag/blacklist/), bukti
(https://samsulramli.wordpress.com/tag/bukti/), bukti perjanjian
(https://samsulramli.wordpress.com/tag/bukti‑perjanjian/), cost
(https://samsulramli.wordpress.com/tag/cost/), daftar hitam
(https://samsulramli.wordpress.com/tag/daftar‑hitam/), gabungan
(https://samsulramli.wordpress.com/tag/gabungan/), GU
(https://samsulramli.wordpress.com/tag/gu/), Harga
(https://samsulramli.wordpress.com/tag/harga/), harga satuan
(https://samsulramli.wordpress.com/tag/harga‑satuan/), hitam
(https://samsulramli.wordpress.com/tag/hitam/), keuangan daerah
(https://samsulramli.wordpress.com/tag/keuangan‑daerah/), kontrak
(https://samsulramli.wordpress.com/tag/kontrak/), kuhp
(https://samsulramli.wordpress.com/tag/kuhp/), kuitansi
(https://samsulramli.wordpress.com/tag/kuitansi/), LS
(https://samsulramli.wordpress.com/tag/ls/), lumpsum
(https://samsulramli.wordpress.com/tag/lumpsum/), nota
(https://samsulramli.wordpress.com/tag/nota/), pengadaan barang dan jasaʹ pengendalian kontrak
(https://samsulramli.wordpress.com/tag/pengadaan‑barang‑dan‑jasa‑pengendalian‑kontrak/),
pengadaan langsung (https://samsulramli.wordpress.com/tag/pengadaan‑langsung/), pengguna
anggaran (https://samsulramli.wordpress.com/tag/pengguna‑anggaran/), perjanjian
(https://samsulramli.wordpress.com/tag/perjanjian/), permendagr 13
(https://samsulramli.wordpress.com/tag/permendagr‑13/), price
(https://samsulramli.wordpress.com/tag/price/), sp (https://samsulramli.wordpress.com/tag/sp/),
spk (https://samsulramli.wordpress.com/tag/spk/), TU
https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumustentangkontraklumpsumdanhargasatuan/ 6/37
10/27/2015 Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan | Demi Masa
spk (https://samsulramli.wordpress.com/tag/spk/), TU
(https://samsulramli.wordpress.com/tag/tu/), TUP (https://samsulramli.wordpress.com/tag/tup/),
turnkey (https://samsulramli.wordpress.com/tag/turnkey/), vfm
(https://samsulramli.wordpress.com/tag/vfm/)
KOMENTAR 77 Komentar
KATEGORI pembangunan, Pengadaan Barang/Jasa
77 Tanggapan to “Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan”
Raighin Maret 14, 2013 pada 8:33 pm #
2
0
i
Rate This
Terima kasih atas penjelasannya pak…. Semoga ilmu yg bermanfaat yang dibagikan menjadi
amal jariah bagi anda…
samsulramli Maret 14, 2013 pada 8:35 pm #
0
0
i
Rate This
sama‑sama Aamiin atas doanya… doa yang lebih baik juga buat bapak..
nurslan Maret 24, 2013 pada 1:58 pm #
1
0
i
Rate This
Apakah y mnjadi konsekuensi apabila penambahan pekerjaan pada kontrak harga satuan y
melebihi 10%??
samsulramli Maret 24, 2013 pada 2:01 pm #
https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumustentangkontraklumpsumdanhargasatuan/ 7/37
10/27/2015 Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan | Demi Masa
samsulramli Maret 24, 2013 pada 2:01 pm #
0
0
i
Rate This
Melanggar ketentuan pasal 87 ayat 2 huruf a. Kontrak yang melanggar Ketentuan Peraturan
diatasnya berpotensi menjadi kontrak yang tidak halal secara KUHPerdata, maka kontrak
batal demi hukum.
ainurozanah April 19, 2013 pada 4:22 pm #
1
0
i
Rate This
Kalau kontrak lumpsum terjadi wanprestasi oleh penyedia barang/jasa, sehingga harus
diputus. Apakah pemberi kerja wajib membayar sebesar progress pekerjaan yang
dilaksanakan penyedia B/J pada saat diputus, atau tidak ada kewajiban membayar karena
pemberi pekerjaan dirugikan karena pekerjaan tidak selesai?
samsulramli April 19, 2013 pada 8:22 pm #
2
0
i
Rate This
Lumpsum mengikat pada total pekerjaan jd kalau tdk selesai td bisa dibayar
fahlevi as Mei 11, 2013 pada 8:48 pm #
0
0
i
Rate This
apakah bisa diterapkan pada pengadaan ATK pak..? dibawah 50 juta, apakah bunyi
https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumustentangkontraklumpsumdanhargasatuan/ 8/37
10/27/2015 Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan | Demi Masa
apakah bisa diterapkan pada pengadaan ATK pak..? dibawah 50 juta, apakah bunyi
kontrak/perjanjiannya cukup dibuat pada BAHPL/Surat Pesanan..?? mengingat dibawah 50
juta cukup hanya menggunakan Surat Pesanan.
fahlevi as Mei 11, 2013 pada 8:51 pm #
0
0
i
Rate This
upzz..ada yang kelewatan pak.. seandainya barang mau dipesan dengan 4 kali
pesanan..,dapatkan pembayaran dilakukan untuk setiapkali barang yang dipesan(dalam
artian 4 kali pembayaran)..?
samsulramli Mei 12, 2013 pada 2:08 am #
0
0
i
Rate This
Untuk pengadaan langsung yang sifatnya sederhana cukup lumpsum saja karena dari sisi
jumlah sudah bisa dipastikan… pada P54/2010 tidak disebutkan Surat Pesanan untuk
pengadaan yang menggunakan Bukti Pembelian/Kuitansi.. saya pikir itu ada diwilayah
peraturan pembayaran ya Pak jadi silakan cek ketentuannya di PMK salah satunya PMK
190/2012 atau Perda Pengelolaan Kueuangan daerah masing‑masing…
Untuk pembayaran disesuaikan dengan berapa kali pemesanan menurut saya tidak masalah
sejauh tetap efektif dan efisien… misal kontrak pengadaan ATK selama satu tahun kemudian
pemesanan setiap triwulan kemudian pembayaran juga setiap triwulan tinggal diatur dalam
klausul pembayaran pada SPK/SP…
didik Mei 13, 2013 pada 3:59 am #
0
0
i
Rate This
Selamat malam mau menanyakan bagaimana aritmatik kalau volume benar tetapibarang yang
https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumustentangkontraklumpsumdanhargasatuan/
9/37
10/27/2015 Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan | Demi Masa
Selamat malam mau menanyakan bagaimana aritmatik kalau volume benar tetapibarang yang
ditawar salah misal aspal acwc 38 m3 ditawar aspal acbc 38 m3, dibetulkan atau dianggap
tidak menawar, terima kasih
samsulramli Mei 13, 2013 pada 4:57 am #
0
0
i
Rate This
Terkait item pekerjaan Perpres 70/2012 hanya menambahkan tentang koreksi atas item
pekerjaan yang tidak ada, namun tidak memberikan kewenangan pokja untuk membetulkan
item pekerjaan yang ada namun tidak sesuai dengan dokumen pengadaan.. Sehingga menurut
saya hal tersebut tidak termasuk bagian yang dikoreksi aritmatik dan dapat digugurkan pada
evaluasi teknis karena spesifikasi teknis tidak sesuai dengan yang diminta.
Linda Ho Mei 25, 2013 pada 2:15 pm #
0
0
i
Rate This
Untuk kontrak lumsump, bila setelah koreksi aritmatika, nilai penawaran peserta melebihi
HPS, apakah peserta tersebut gugur atau bagaimana ?? thanks pak
samsulramli Mei 25, 2013 pada 2:32 pm #
0
0
i
Rate This
Untuk kontrak lumpsum koreksi artimatik tidak dilakukan terhadap perkalian Harga satuan
dengan volume tetapi hanya pada volume saja sehingga tidak akan ada harga penawaran
terkoreksi… untuk itu apabila penawaran masih dibawah HPS tidak mungkin terjadi nilai
penawaran melebihi HPS…
weelhia Juli 8, 2013 pada 12:41 pm #
1
https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumustentangkontraklumpsumdanhargasatuan/ 10/37
10/27/2015 Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan | Demi Masa
1
0
i
Rate This
pak samsul yth;
Di daerah saya pernah ada kasus seperti ini pak, pada paket pekerjaan gedung dengan
kontrak lumpsum senilai 500jt, pada awal pekerjaan kontraktor menarik uang muka sebesar
30%.
di akhir pekerjaan kontraktor lebih memilih tidak mengerjakan pekerjaan keramik yang di
dalam RAB hanya sebesar 20jt karena jika dikerjakan kontraktor harga riil di lapangan sekitar
50 jt (artinya harga riil lebih besar dibanding harga penawaran).
1. Jika dilakukan pemutusan kontrak berapakah yang harus di bayar pada kontraktor
tersebut? (bobot 96%)
2. Disisi lain ppk merasa keberatan membayar sebesar 96% karena ada item pekerjaan lain
yang harga satuannya besar sedangkan harga riil kecil. namun tidak bisa berbuat banyak
karena menimbang pembobotan yang ada dalam RAB?
3. Kontaktor tersebut adalah orang “kuat” yang nekankan pembayaran harus sesuai
pembobotan dalam RAB walaupun kontrak lumpsum ditambah lagi kebiasaan di daerah kami
lumpsum dibayarkan sesuai progres.
4. Diatas saya mengutip kalimat bapak “Lumpsum mengikat pada total pekerjaan jd kalau tdk
selesai td bisa dibayar” seandainya kalimat bapak bisa diterapkan bagaimana solusi karena
uang muka sudah di tarik 30%?
Terima kasih atas bantuannya pak, Sukses Selalu!!
samsulramli Juli 8, 2013 pada 1:21 pm #
1
0
i
Rate This
1. Jika dilakukan pemutusan kontrak berapakah yang harus di bayar pada kontraktor
tersebut? (bobot 96%) karena Kontrak lumpsum maka pekerjaan hanya bisa dibayar 100%
apabila pekerjaan telah selesai 100%. Apabila sampai akhir kontrak penyedia tidak
menyelesaikan maka penyedia dinyatakan wanprestasi Jaminan Pelaksanaan dicairkan,
jaminan uang muka dicairkan, apabila telah dilakukan pembayaran termin maka
pembayaran tersebut wajib dikembalikan oleh penyedia dan berlaku sanksi blacklist.
2. Disisi lain ppk merasa keberatan membayar sebesar 96% karena ada item pekerjaan lain
yang harga satuannya besar sedangkan harga riil kecil. namun tidak bisa berbuat banyak
karena menimbang pembobotan yang ada dalam RAB? Jawaban seperti diatas konsekwensi
kontrak lumpsum baru bisa dibayar 100% setelah pekerjaan 100% selesai
https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumustentangkontraklumpsumdanhargasatuan/ 11/37
karena menimbang pembobotan yang ada dalam RAB? Jawaban seperti diatas konsekwensi
10/27/2015 Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan | Demi Masa
kontrak lumpsum baru bisa dibayar 100% setelah pekerjaan 100% selesai
3. Kontaktor tersebut adalah orang “kuat” yang nekankan pembayaran harus sesuai
pembobotan dalam RAB walaupun kontrak lumpsum ditambah lagi kebiasaan di daerah kami
lumpsum dibayarkan sesuai progres?
PPK wajib melakukan proses penagihan untuk pembayaran termin yang telah dibayar
termasuk mengeluarkan Surat Peringatan yang menunjukkan PPK telah melaksanakan
kewajiban untuk menyelamatkan uang negara.
4. Diatas saya mengutip kalimat bapak “Lumpsum mengikat pada total pekerjaan jd kalau tdk
selesai td bisa dibayar” seandainya kalimat bapak bisa diterapkan bagaimana solusi karena
uang muka sudah di tarik 30%? Uang muka yang sudah ditarik karena sudah dijamin
dengan jaminan uang muka maka Jaminan bisa dicairkan ketika penyedia wanprestasi…
inspektoratbanjar Juli 9, 2013 pada 11:25 am #
0
0
i
Rate This
Maaf, saya membaca komen terakhir ada kerancuan antara kontrak lumpsum dan turnkey
kontrak berkaitan dengan cara pembayaran
samsulramli Juli 9, 2013 pada 11:30 am #
0
0
i
Rate This
Bisa dijelaskan persisnya Pak.. agar bisa dikoreksi..
inspektoratbanjar Juli 9, 2013 pada 1:18 pm #
1
0
i
Rate This
seingat saya (berdasarkan pengalaman praktis), pekerjaan hanya bisa dibayar 100% apabila
pekerjaan telah selesai 100% itu pada turnkey contract
Sementara cara pembayaran untuk lumpsum dilakukan dengan sistem termyn berdasarkan 12/37
https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumustentangkontraklumpsumdanhargasatuan/
10/27/2015 Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan | Demi Masa
Sementara cara pembayaran untuk lumpsum dilakukan dengan sistem termyn berdasarkan
pencapaian fisik pada prosentase tertentu (sesuai kontrak) yang di hitung berdasarkan bobot
setiap iem pekerjaan
Salah satu permasalahan yang disampaikan oleh bpk/ibu weelhia (yang bisa saya tangkap)
adalah “memberi bobot item pekerjaan sebagai bahan pembayaran termyn berdasarkan pada
dokumen penawaran kontraktor”, seharusnya pembobotan pekerjaan berdasarkan dokumen
perencanaan sehingga nggak akan terpengaruh oleh permainan kontraktor dalam
menempatkan harga satuan penawaran.
kedua, mengelompokan pekerjaan lumpsum sebagai cara pembobotan (yang biasanya sangat
banyak) harus memperhatikan satu kesatuan fungsional pekerjaan, sehingga apabila ada
pekerjaan yang tidak terselesaikan, maka penghitungannya berdasarkan nilai bobot kesatuan
funsional pekerjaan tersebut
Apabila pekerjaan hanya bisa dibayar 100% ketika pekerjaan telah selesai 100% berlaku di
kontrak lumpsum, maka Kita bisa membayangkan pada suatu ketika ada kontrak lumpsum
dengan nilai 1 trilyun, karena terjadi putus kontrak pada fisik mencapai 95%, maka kontraktor
harus mengembalikan semua termyn2 yang pernah diambil, Mungkinkah ini bisa kita lakukan
dan tidak melanggaran aturan ? padahal filosofi pembayaran termyin adalah suatu bentuk
pengakuan atas barang/jasa yang telah diserahkan, karena termyn tidak sama dengan Uang
Muka.
Maaf, ini sekedar pendapat dari orang yang lupa‑lupa ingat
samsulramli Juli 9, 2013 pada 9:55 pm #
1
0
i
Rate This
Pasal 51
(1) Kontrak Lump Sum merupakan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa atas penyelesaian
seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu sebagaimana ditetapkan dalam Kontrak,
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. jumlah harga pasti dan tetap serta tidak dimungkinkan penyesuaian harga;
b. semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia Barang/Jasa;
c. pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang dihasilkan sesuai dengan isi
Kontrak;
d. sifat pekerjaan berorientasi kepada keluaran (output based);
e. total harga penawaran bersifat mengikat
Sepemahaman saya ada perbedaan antara Lump Sum dari sisi penilaian output yaitu
https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumustentangkontraklumpsumdanhargasatuan/ 13/37
10/27/2015 Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan | Demi Masa
Sepemahaman saya ada perbedaan antara Lump Sum dari sisi penilaian output yaitu
penyelesaian seluruh pekerjaan dan Lump Sum dari sisi pembayaran didasarkan pada
tahapan produk/keluaran yang dihasilkan sesuai dengan isi Kontrak. Terkait klausul
pembayaran kontrak lumpsum memang tidak dilarang membayar dengan termin/persentase
namun Output tidak boleh kurang yang diperjanjikan disinilah yang saya maksud dengan
Kontrak lumpsum maka pekerjaan hanya bisa dibayar 100% apabila pekerjaan telah selesai
100%.
Karena sifat lump sum yang mengikat pada total pekerjaan/biaya apabila kemudian pekerjaan
dibayar berdasar progres maka telah terjadi perubahan output yang tadinya 100% menjadi
kurang dari 100%. Melekatkan kontrak lumpsum dengan metode pembayaran termyn dan
prosentase, yang filosofinya satuan, meski tidak dilarang tapi beresiko untuk kedua belah
pihak. Bagi penyedia disisi prestasi pekerjaan dan pembayaran dan PPK disisi
pertanggungjawaban pembayaran yang telah direalisasikan. Untuk itulah harus sangat
berhati‑hati menerapkan kontrak lumpsum pada pekerjaan yang output/volume‑nya sukar
untuk dipastikan, nilainya sangat besar dan item pekerjaan yang beragam, apalagi untuk
konstruksi. Untuk konstruksi disarankan menggunakan kontrak harga satuan atau gabungan
lumpsum dan satuan. Hal ini selaras dengan Penjelasan Pasal 51 Ayat (1) bahwa Pengadaan
Barang/Jasa yang dapat dilaksanakan dengan Kontrak Lumpsum, antara lain:
1. pengadaan kendaraan bermotor;
2. pengadaan patung;
3. konstruksi bangunan sederhana, seperti ruang kelas;
4. pembuatan aplikasi komputer.
Dalam kasus bpk/ibu weelhia penyedia sudah tidak berniat menyelesaikan pekerjaan 100%
karena dalam RAB Penawaran Harga Satuan sangat rendah dan dianggap kecil dibanding
96% pekerjaan yang dianggap selesai, ini sudah merupakan pengingkaran atas ketentuan
kontrak lumpsum. “di akhir pekerjaan kontraktor lebih memilih tidak mengerjakan pekerjaan
keramik yang di dalam RAB hanya sebesar 20jt”.
Hendri Juli 10, 2013 pada 6:29 am #
0
0
i
Rate This
Bagaimana dgn pengadaan bibit ikan pagu 60jt, dilakukan penarikan dana 6x pemecahan
sesuai dengan kondisi lapangan. Apa bisa dilaksanakan kegiatan menurut Harga Satuan?
samsulramli Juli 10, 2013 pada 6:57 am #
0
0
https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumustentangkontraklumpsumdanhargasatuan/ 14/37
10/27/2015 0
Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan | Demi Masa
i
Rate This
menurut saya kalau volume dapat dipastikan sebaiknya lumpsum dan metode pembayaran
sekaligus (100%) karena jumlah dana yang relatif kecil… bisa diinformasikan kondisi
lapangan yang mempengaruhi pembayaran dengan hanya 60jt?
inspektoratbanjar Juli 10, 2013 pada 11:32 am #
1
0
i
Rate This
Bila kontrak lumpsum menggunakan pembayaran 100 % setelah pekerjaan selesai,lalu apa
bedanya dengan turnkey contract ?
Kalau saya, untuk pekerjaan yang disebutkan dalam penjelasan pasal 52 ayat 1 (yang berbunyi
“dapat”) akan saya gunakan turnkey contract karena dalam pekerjaan tersebut tidak perlu
proses (pentahapan) dan transfer pengetahuan.
saya memahami kontrak lumpsum dipergunakan untuk pekerjaan yang volumenya pasti,
sementara pekerjaan yang volumenya tidak pasti menggunakan kontrak harga satuan.
di Bidang infrastruktur, pekerjaan yang volumenya pasti itu biasanya bangunan sehingga
digunakan kontrak lumpsum, dan oleh karena “kepastiannya” maka bagi konsultan
perencana maupun pengawasnyapun telah dan dapat ditentukan prosentase besaran
biayanya.
Sementara untuk ke bina margaan dan sumber daya air (irigasi) memiliki volume yang tak
pasti sehingga kontrak yang digunakan harga satuan (unit price).
Jenis kontrak berdasarkan pembayaran tidak terlepas dari cara pembayarannya sendiri.
Kontrak Lumpsum dibayar berdasarkan Termyn sesuai bobot dengan prosentase tertentu (
tidak sama dengan harga satuan), Kontrak Harga satuan biasanya dengan sertifikat bulanan
(monthly Certificate yang dibayar berdasarkan volume terpasang),
sementara kontrak prosentase dibayar berdasarkan prosentase yang dikaitkan dengan
kegiatan lain, dalam arti yang saya pahami kontrak prosentase (yang biasanya ada konsultan
pengawas) dibayar sesuai dengan kemajuan fisik dari pekerjaan yang diawasi
sesuai namanya, untuk turnkey contract dibayar apabila pekerjaan telah diterima 100 %
samsulramli Juli 10, 2013 pada 11:21 pm #
1
https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumustentangkontraklumpsumdanhargasatuan/ 15/37
10/27/2015 Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan | Demi Masa
1
0
i
Rate This
Pertanyaan yang sama juga sempat saya tanyakan dengan beberapa senior yang kebetulan
juga berkontribusi dalam konsep p54 dan memang ada paradigma yang berbeda antara P54
dengan Kemen PU. P54 memahami lumpsum sebagai output total sehingga muncul kalimat
dalam kontrak lumpsum tidak boleh ada perubahan dan semua resiko ditanggung penyedia.
Sementara di Kemen PU ada PP No. 29 Tahun 2000 Pasal 21 Ayat (1) yang menyebutkan
Lump Sum merupakan kontrak jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam jangka waktu
tertentu dengan jumlah harga yang pasti dan tetap serta semua risiko yang mungkin terjadi
dalam proses penyelesaian pekerjaan yang sepenuhnya ditanggung oleh penyedia jasa
“sepanjang gambar dan spesifikasi tidak berubah”. Artinya Lumpsum masih mungkin ada
perubahan karena perubahan ruang lingkup dalam hal ini dokumen perencanaan berubah
misalnya…
Kebetulan saya sepakat dengan P54/2010 karena memang latar belakang pengetahuan saya
yang mungkin terbatas. Jadi saya berpendapat kontrak lumpsum sesuai P54/2010 sebaiknya
digunakan untuk pekerjaan konstruksi yang bersifat sederhana dimana bisa dipastikan tidak
terjadi perubahan volume dalam kondisi apapun. Disisi praktis tentu justifikasi peraturan bisa
dipakai salah satu dalam lingkup Konstruksi Ke‑PU‑an tentu sah saja menggunakan PP
29/2000.
Pemahaman bapak tentang kontrak lumpsum dipergunakan untuk pekerjaan yang
volumenya pasti, sementara pekerjaan yang volumenya tidak pasti menggunakan kontrak
harga satuan saya sepakat dan Alhamdulillah artikel saya tidak bertentangan.
Yang saya keliru, terimakasih telah diluruskan, adalah kalimat saya “apabila telah dilakukan
pembayaran termin maka pembayaran tersebut wajib dikembalikan oleh penyedia” karena
setelah juga berdiskusi dengan beberapa teman di P3I perbedaan disisi pembayaran (bukan
output) kontrak lumpsum dan turnkey adalah pada kontrak lumpsum yang dimaksud pasal
51 ayat 1 bahwa c. pembayaran didasarkan pada “tahapan produk/keluaran” yang dihasilkan
“sesuai dengan isi Kontrak” bukan total loss seperti yang saya pahami, tetapi tahapan
pekerjaan yang diperjanjikan.
Sehingga untuk kasus ibu/bapak weelhia penyedia masih bisa dibayar sesuai progres yang
bisa dibayar sesuai yang diperjanjikan dalam hal ini tentu tidak 96% tapi dibayar misal 65%,
apabila tahapan termin yang disepakati adalah 65%, meski progress fisik sudah 96%. Dengan
demikian apabila penyedia berkeras tidak mau menyelesaikan maka penyedia hanya dibayar
65%, diputus kontrak, jaminan pelaksanaan 5% dicairkan dan penyedia di BL dalam hal ini
negara tidak dirugikan… ini menurut teman2 P3I yang bisa saya terima logikanya.
Untuk ibu/bapak weelhia saya mohon maaf, utk Pak Inspektorat Banjar terimakasih telah
https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumustentangkontraklumpsumdanhargasatuan/ 16/37
10/27/2015 Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan | Demi Masa
Untuk ibu/bapak weelhia saya mohon maaf, utk Pak Inspektorat Banjar terimakasih telah
diluruskan….
inspektoratbanjar Juli 11, 2013 pada 10:13 am #
1
0
i
Rate This
Memang ketika kita mempersepsikan bahwa kontrak lumpsum itu berorientasi output “total”
( memisahkan secara tegas kriteria tersebut dengan kriteria pentahapan ) , maka seolah P54
berbeda dengan aturan kementerian teknis lainnya bahkan dengan PP
Namun, apabila kita memperhatikan peraturan tentang oengadaan sebelumnya (mulai
keppres 29/84 sampai keppres 80/2003), saya pikir tidak ada perbedaan PP 54 dan kepmen,
karena memahami output tidak pada hasil total ( istilah “total” tidak disebutkan secara
tersurat dalam P54). Tetapi “berorientasi output” tetap dikaitkan dengan “pentahapan”. Jadi
output tersebut berkaitan dengan hasil dari suatu tahapan Dan tahapan tersebut berkaitan
dengan pembobotan yang nantinya dijadikan dasar untuk pembayaran termyn.
KIta sama2 belajar karena belajar itu ibadah…………………
samsulramli Juli 12, 2013 pada 7:05 am #
0
0
i
Rate This
Siap Pak terimakasih atas pencerahannya untuk sama‑sama belajar…
ilham Juli 29, 2013 pada 10:54 pm #
0
0
i
Rate This
apakah jenis kontrak harga satuan bisa diubah menjadi kontrak lumpsum pada saat
pelaksanaan telah berjalan
samsulramli Juli 30, 2013 pada 3:43 am #
https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumustentangkontraklumpsumdanhargasatuan/ 17/37
10/27/2015 Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan | Demi Masa
samsulramli Juli 30, 2013 pada 3:43 am #
0
0
i
Rate This
Menurut saya tidak bisa Pak.. karena penetapan rancangan kontrak bukan tentang kontrak
semata tapi tentang “peta persaingan” sehingga perubahan jenis kontrak ditengah
pelaksanaan pekerjaan akan mencederai peta kompetisi awal pada saat pemilihan penyedia.
Sutrisno Juli 31, 2013 pada 2:24 pm #
0
0
i
Rate This
Maaf saya masih perlu pemahaman lebih banyak, ketika dalam pelaksanaan terjadi kesalahan
pemasukan data volume misal volume kolom masuk ke volume balok, dan sebaliknya dari
volume balok masuk ke volume kolom, bagaimana menanggapi permasalahan ini, apa kita
perlu cco terhadap volume tersebut..mohon saran penjelasannya kontrak gabungan ( lunsum
dan satuan ).
samsulramli Juli 31, 2013 pada 2:42 pm #
0
0
i
Rate This
Bisa diperjelas dulu pak kesalahan pelaksanaan ini maksudnya apa ya..
Kalau kesalahan ada di dok penawaran penyedia maka volume tersebut mengikat kepada
item pekerjaan yang ditawar.. kalau volumenya tidak memenuhi spesifikasi otomatis gugur…
Kalau kesalahan ada dalam dok pemilihan maka item pekerjaan tersebut tetap mengikat ke
volume yang tertuang pada Dok Pemilihan atau addendum kalau ada addendum dokumen
pemilihan… Apabila sudah terlanjur kontrak maka perubahan hanya bisa dilakukan hanya
untuk item pekerjaan yang sifatnya Harga Satuan..
ulin Agustus 2, 2013 pada 10:39 am #
https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumustentangkontraklumpsumdanhargasatuan/ 18/37
10/27/2015 Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan | Demi Masa
0
0
i
Rate This
pak, kalau pengertian jenis kontrak lampsum fix press, itu seperti apa? thx
ulin Agustus 2, 2013 pada 10:43 am #
0
0
i
Rate This
o maaf pak, “lumpsum fixed price” mungkin ya..
samsulramli Agustus 2, 2013 pada 10:50 am #
0
0
i
Rate This
Kontrak Lump Sum bagian dari jenis fixed priced contract atau harga tetap yang terdiri atas
fixed price lump sum contract (harga tetap mengikat harga total) dan fixed priced unit rate
contract (harga tetap mengikat bagian/unit kontrak).
ulin Agustus 4, 2013 pada 8:48 am #
0
0
i
Rate This
trimakasih pak penjelasannya, akan tetapi saya msh sedikit bingung dg salah satu penjelasan
yg kemarin saya terima dr salah seorang anggota Proyek, bahwa :
jenis kontrak “lumpsum” = volume bisa berubah dan harga satuan juga bisa berubah.
https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumustentangkontraklumpsumdanhargasatuan/ 19/37
10/27/2015 Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan | Demi Masa
jenis kontrak “lumpsum” = volume bisa berubah dan harga satuan juga bisa berubah.
dan jenis kontrak “lumpsum fixed price” = Volume bisa berubah, akan tetapi harga satuan
tetap.
Apa penjelasan itu tepat pak? Terimakasih
samsulramli Agustus 4, 2013 pada 6:29 pm #
0
0
i
Rate This
berarti berbeda dengan apa yang saya pelajari dan pahami Pak..
Kontrak Lumpsum mengikat pada Volume sesuai ruang lingkup pekerjaan yang
diperjanjikan, sehingga volume tetap selama ruang lingkup pekerjaan tidak terjadi perubahan.
Misal untuk gedung kantor: Direncanakan membangun MCK luasan 4x4m (Lumpsum) maka
tidak boleh berubah dari 4x4m kecuali ruang lingkup dirubah menjadi membangun gardu
jaga, dimana berarti dok perencanaan juga berubah.
Untuk Harga Satuan kecuali untuk keadaan kahar atau melewati 12 bulan baru diperbolehkan
ada perubahan/penyesuaian.
Menurut saya pendapat tersebut keliru…
rebimun Agustus 16, 2013 pada 10:48 am #
0
0
i
Rate This
minta saran pak, saya sedang melaksanakan pekerjaan dg kontrak lumpsump design and
build pekerjaan jalan raya, waktu pelaksanaan 7 bulan. karena ada kenaikan BBM apa bisa
mengajukan eskalasi harga, karena di kontrak tidak ada pasal eskalasi harga. terima kasih.
samsulramli Agustus 16, 2013 pada 9:08 pm #
0
0
i
Rate This
https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumustentangkontraklumpsumdanhargasatuan/ 20/37
10/27/2015 Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan | Demi Masa
Rate This
Pasal 91 Keadaan kahar termasuk f. gangguan industri lainnya sebagaimana dinyatakan
melalui keputusan bersama Menteri Keuangan dan menteri teknis terkait
ayat (6) Setelah terjadinya Keadaan Kahar, para pihak dapat melakukan kesepakatan, yang
dituangkan dalam perubahan Kontrak
Jadi menurut saya selama memenuhi pasal 91 tersebut perubahan kontrak termasuk
melakukan eskalasi… yang menjadi catatan tidak untuk penambahan pekerjaan…
Udin September 2, 2013 pada 10:14 am #
0
0
i
Rate This
bagaimana jika terjadi kekeliruan dari proses perencanaan dalam memasukkan volume beton
misalnya. Volumenya sangat tinggi dibandingkan dengan real volume lapangan/semestinya.
Jika sistem kontrak gabungan lump sum dan harga satuan. Apa solusinya, karena
dihawatirkan dianggap mark up dalam proses perencanaan.trims
samsulramli September 2, 2013 pada 11:33 am #
0
0
i
Rate This
Untuk kasus2 aplikatif seperti ini memang harus mempelajari kronologis dan dokumen secara
komprehensif.. namun dari yang bisa saya tangkap kesalahan diperencanaan artinya bukan
kesalahan pelaksana.. pelaksana harus mengerjakan sesuai perencanaan apabila ini termasuk
dalam item lumpsum.. kalau termasuk dalam item satuan dapat dilakukan perubahan
kontrak…
La Ode Yusuf Efendi September 16, 2013 pada 9:52 pm #
1
0
i
Rate This
Assalamu Alaikum Warrohmatullahi Wabbarrokatuh, kami ingin menambambah wawasan 21/37
https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumustentangkontraklumpsumdanhargasatuan/
10/27/2015 Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan | Demi Masa
Assalamu Alaikum Warrohmatullahi Wabbarrokatuh, kami ingin menambambah wawasan
selaku kontraktor, untuk itu kami sangat memerlukan input dari sahabat – sahabat kami
diforum ini, dan ini mengenai gabungan kontrak lumpsum dan harga satuan, kita sebut saja
pekerjaan pembuatan patung yang membutuhkan keahlian khusus atau pekerjaan spesifik,
petanyaan kami apakah pekerjaan seni yang merupakan hak kekayaan intelektual Negara,
apakah bisa dibatasi keuntungan yang harus diperoleh kontraktor seperti halnya pekerjaan
sipil dan arsitektur yakni 15 % maksimal keuntungan. mohon input dari sahabat yang
mengerti tentang proyek seni dan tolong dengan landasan hukumnya. wassalam
………………
samsulramli September 18, 2013 pada 8:50 pm #
0
0
i
Rate This
Waalaikumsalam pak.. saya pikir konteks antara jenis kontrak dengan keuntungan harus
dipisahkan ya pak… Untuk kontrak ssaya tidak melihat ada pertanyaan.
Menurut saya harus dipisahkan antara konstruksi patung dan desain patung… Untuk
konstruksi patung tetap mengikat perhitungan keuntungan yang wajar dalam HPS silakan
dibaca artikel tentang HPS https://samsulramli.wordpress.com/2012/05/14/lika‑liku‑
menyusun‑hps/
Untuk desain patung sepakat adalah karya seni yang mengandung HAKI dan tidak ada Harga
satuannya sehingga tidak dapat disusun HPS maka yang paling tepat adalah metodenya
pemilihannya adalah Sayembara….
Fathurrahman Oktober 10, 2013 pada 12:00 pm #
0
0
i
Rate This
siang pak, apakah kontrak lunsum untuk jasa konsultan bisa dilakukan perubahan jadwal
dikarenakan ketidaksiapan PPK/KPA? apa syarat yang harus dipenuhi untuk perubahan
jadwal?
samsulramli Oktober 11, 2013 pada 10:41 am #
0
0
https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumustentangkontraklumpsumdanhargasatuan/ 22/37
10/27/2015 Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan | Demi Masa
0
i
Rate This
Kontrak lumpsum mengikat pada total biaya dan total kuantitas termasuk waktu sehingga
adalah hak penyedia utk dibayar sesuai kontrak dalam tanggungjawab menyelesaikan
pekerjaan dalam waktu yang diperjanjikan. Saya pikir ketidaksiapan PPK/KPA adalah bukan
hal yang dapat dijadikan dasar perubahan kontrak. Ketika kontrak telah ditandatangani
adalah kewajiban PPK/KPA mempersiapkan semuanya maksimal 14 hari setelah di ttd
kontrak utk kemudian dibuat SPMK bagi penyedia…
Najwan November 12, 2013 pada 12:18 pm #
0
0
i
Rate This
Pekerjaan saya bersifat lump sum, ada kesalaha dalam BOQ ynag di buat oleh penyelengara
pengadaan. dimana Perhitungan PPN menjadi Double. SPMK sudah di tanda tangani dengan
harga awal sebelum revisi sebutlah sebesar Rp. 1.000, lalu revisi oleh pihak PPK menjadi Rp.
800 di karenakan PPN yang double. sedangkan saya mengitung keuntungan dari Rp. 1.000,
BISAKAH HAL ini terjadi? perubahan sepihak yang di lakukan PPK.
samsulramli November 13, 2013 pada 4:00 pm #
0
0
i
Rate This
Apabila sudah dalam tahap kontrak menurut saya segala hal yang dilakukan terhadap
kontrak harus disepakati kedua belah pihak tidak bisa dilakukan sepihak terkecuali terjadi
wanprestasi atau kondisi yang telah diatur membolehkan salah satu pihak bisa bertindak
secara sepihak..
wulan November 22, 2013 pada 5:18 pm #
0
0
i
https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumustentangkontraklumpsumdanhargasatuan/ 23/37
10/27/2015 Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan | Demi Masa
i
Rate This
mohon info, untuk kontrak lumpsum, apakah harga satuan dari setiap item tidak boleh
melebihi harga yang tercantum di DPA? contoh: benang bedah, di DPA : Rp 50000,di rincian
penawaran rekanan Rp 55000. apakah hal ini menyalahi aturan? meskipun nilai totalnya
dibawah HPS. mohon sharingnya. terimakasih.
samsulramli November 23, 2013 pada 8:27 am #
0
0
i
Rate This
Apabila lebih dari 110% maka harga satuan tersebut adalah harga satuan timpang. Dan hal ini
sah saja.
TitisDarsono November 27, 2013 pada 10:58 am #
0
0
i
Rate This
Bagaimana dengan kontrak unit rate dimana pada saat ini ada kenaikan BBM yg
mempengaruhi kenaikan material, apakah bisa dilakukan eskalasi harga?
samsulramli November 27, 2013 pada 6:42 pm #
0
0
i
Rate This
Eskalasi hanya utk kontrak yang melebihi 12 bulan atau keadaan kahar salah satunya
gangguan industri yang ditetapkan oleh menteri terkait….
royan2 Desember 1, 2013 pada 10:38 pm #
0
https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumustentangkontraklumpsumdanhargasatuan/ 24/37
10/27/2015 Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan | Demi Masa
0
i
Rate This
Salam Pak…
mau numpang konsultasi ni…
bagaimana prosedur yang harus di lalui oleh konsultan supervisi apabila pekerjaan konstruksi
tidak selesai sesuai tanggal kontrak karena kelalaian kontraktornya…
dari pihak konsultan sudah memberikan laporan kerja pada ppk dan surat teguran
berulangkali yang tidak di hiraukan oleh kontraktor yang bersangkutan, yang pada akhirnya
konsultan melaporkan dan merekomendasikan untuk tidak memberikan adendum waktu
dengan alasan walau diberikan waktu selama 30 hari pekerjaan tetap tidak akan
selesai.kontrak fisik adalah lumsump sehingga tidak ada pembayaran pada masa akhir
kontraknya.
apakah pihak konsultan berhak mendapat pembayaran atau tidak ?
apabila konsultan tidak meminta pembyaran karena merasa gagal dalam pengawasan, apakah
ada sanksi hukum yang akan mengenainya…
sekian dan terima kasih atas pencerahannya.
salam…
samsulramli Desember 2, 2013 pada 11:47 pm #
0
0
i
Rate This
Tergantung pada kontrak konsultannya menurut saya… kalau pekerjaan fisiknya tidak selesai
maka konsultan pengawas selama tidak wanprestasi tetap dibayar berdasarkan
prestasi/progres pekerjaan yang dapat dibayar. Untuk Kontrak lumpsum berdasarkan termin
yang disepakati. Sedangkan untuk kontrak satuan/persentase sesuai prestasi pekerjaan secara
berkala.
Sekali lagi sanksi hanya bisa dikenakan kepada pihak yang wanprestasi, apabila kegagalan
pelaksanaan memang benar‑benar disebabkan pengawasan maka harus kena sanksi. Apabila
pengawasan telah dilakukan dengna baik sesuai tahapan yang diatur dalam kontrak
meskipun pelaksanaan gagal tetap dapat dibayar sesuai dengan prestasi yang dapat
dibayarkan.
mufti kh Desember 4, 2013 pada 11:45 am #
0
0
https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumustentangkontraklumpsumdanhargasatuan/ 25/37
10/27/2015 Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan | Demi Masa
0
i
Rate This
Ass. Wr. Wb
Terkait dengan diskusi kontrak ini, yang ingin kami tanyakan terkait dengan jawaban
perubahan kontrak yang semula kontrak harga satuan kemudian dalam pelaksanaaannya
menjadi kontrak lumpsum (apakah jenis kontrak harga satuan bisa diubah menjadi kontrak
lumpsum pada saat pelaksanaan telah berjalan dan ditanggapi sebagai berikut :”Menurut saya
tidak bisa Pak.. karena penetapan rancangan kontrak bukan tentang kontrak semata tapi
tentang “peta persaingan” sehingga perubahan jenis kontrak ditengah pelaksanaan pekerjaan
akan mencederai peta kompetisi awal pada saat pemilihan penyedia” apakah ada
hubungannya dengan pernyataan : “Kontrak yang melanggar Ketentuan Peraturan diatasnya
berpotensi menjadi kontrak yang tidak halal secara KUHPerdata, maka kontrak batal demi
hukum”. Apabila berdasarkan bangunan berfikir demikian dan akhirnya kontrak
dinilai/dikatagorikan tidak halal dan batal demi hukum, pertanyaanya siapakah pihak yang
berwenang menilai/mengkatagorikan kontrak batal demi hukum (pada gilirannya kontrak
tidak bisa dibayar) (PTUN kah, KPPU kah atau siapa). Selanjutnya kami mohon pertimbangan
untuk perubahan kontrak ini dengan kejadian sbb : Kontrak jasa travel (jenis kontrak
lumpsum misal nilainya 250 juta) akan diubah menjadi kontrak harga satuan dengan alasan,
peserta semula 25 orang (25 x 10 juta=250 juta) yang jadi berangkat 15 orang (15 x 10 jt = 150
juta). apabila tetap menggunakan kontrak lumpum maka akan terjadi kelebihan pembayaran
250 juta‑150 juta = 100 juta. artinya apakah dengan pertimbangan prinsip efesiensi perubahan
kontrak dapat dilakukan. Selanjutnya tentang koreksi aritmatika yang tidak berpengaruh
terhadap harga kontrak lumpsum, kejadiannya pada pengadaan komputer. Penyedia kurang
cermat menghitung volume (metoda evaluasi sistem gugur, tidak dilakukan klarifikasi karena
penawaran peserta jelas/tidak meragukan, dalam dokumen pengadaan dipersyaratkan 37 unit,
oleh penyedia terbacara 32 unit dan menawarakan harga dengan perhitungan 32 x
harg.satuannya). pada saat ditetapkan jadi pemenang (sistem gugur dan terendah) Penyedia
tersebut keberatan ditetapkan sebagai pemenang, ketidak sediaaanya tentu berdampak
pencaian jaminan penawaran dan berpotensi blacklist. pertanyaannya apakah sikap pokja
sudah cukup tepat, dan bagaimana penjelasannya. Terima Kasih
samsulramli Desember 5, 2013 pada 4:31 am #
0
0
i
Rate This
Terkait dengan diskusi kontrak ini, yang ingin kami tanyakan terkait dengan jawaban
https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumustentangkontraklumpsumdanhargasatuan/ 26/37
10/27/2015 Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan | Demi Masa
Terkait dengan diskusi kontrak ini, yang ingin kami tanyakan terkait dengan jawaban
perubahan kontrak yang semula kontrak harga satuan kemudian dalam pelaksanaaannya
menjadi kontrak lumpsum (apakah jenis kontrak harga satuan bisa diubah menjadi kontrak
lumpsum pada saat pelaksanaan telah berjalan dan ditanggapi sebagai berikut :”Menurut saya
tidak bisa Pak.. karena penetapan rancangan kontrak bukan tentang kontrak semata tapi
tentang “peta persaingan” sehingga perubahan jenis kontrak ditengah pelaksanaan pekerjaan
akan mencederai peta kompetisi awal pada saat pemilihan penyedia” apakah ada
hubungannya dengan pernyataan : “Kontrak yang melanggar Ketentuan Peraturan diatasnya
berpotensi menjadi kontrak yang tidak halal secara KUHPerdata, maka kontrak batal demi
hukum”. Apabila berdasarkan bangunan berfikir demikian dan akhirnya kontrak
dinilai/dikatagorikan tidak halal dan batal demi hukum, pertanyaanya siapakah pihak yang
berwenang menilai/mengkatagorikan kontrak batal demi hukum (pada gilirannya kontrak
tidak bisa dibayar) (PTUN kah, KPPU kah atau siapa).
SYARAT SAHNYA PERJANJIAN
Syarat SUBJEKTIF
1. Kesepakatan para pihak dalam perjanjian
2. Kecakapan para pihak dalam perjanjian
Syarat OBJEKTIF
1. Suatu hal tertentu
2. Sebab yang halal
Jika suatu perjanjian tidak memenuhi syarat subjektif, maka perjanjian tersebut dapat
dibatalkan. Sedangkan, jika suatu perjanjian tidak memenuhi syarat objektif, maka
perjanjian tersebut adalah batal demi hukum.
Dapat dibatalkan artinya salah satu pihak dapat memintakan pembatalan itu.
Perjanjiannya sendiri tetap mengikat kedua belah pihak, selama tidak dibatalkan (oleh
hakim) atas permintaan pihak yang berhak meminta pembatalan tadi (pihak yang tidak
cakap atau pihak yang memberikan sepakatnya secara tidak bebas).
Sedangkan batal demi hukum artinya adalah dari semula dianggap tidak pernah ada
dilahirkan suatu perjanjian dan tidak pernah ada suatu perikatan.
Karena Jenis Kontrak ditetapkan pada saat rancangan pelaksanaan pengadaan oleh PPK
kemudian menjadi komponen dokumen pemilihan yang dipersaingkan dalam pelelangan
maka jenis kontrak tidak dapat diubah dalam pelaksanaan kontrak. Boleh jadi akibat
perubahan ini maka kontrak melanggar syarat obyektif “kehalalan” kontrak. Namun perlu
diingat hal ini berada dalam ranah perikatan perjanjian atau ranah perdata. Maka dari itu
harus diselesaikan hanya antara para pihak yang berikat kontrak. Keputusan hukum tentang
syarat sah sebuah perjanjian apabila terjadi permasalahan adalah peradilan perdata atau
non peradilan seperti diatur dalam kontrak seperti melalaui arbitrase.
Selanjutnya kami mohon pertimbangan untuk perubahan kontrak ini dengan kejadian sbb :
Kontrak jasa travel (jenis kontrak lumpsum misal nilainya 250 juta) akan diubah menjadi
kontrak harga satuan dengan alasan, peserta semula 25 orang (25 x 10 juta=250 juta) yang jadi
berangkat 15 orang (15 x 10 jt = 150 juta). apabila tetap menggunakan kontrak lumpum maka27/37
https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumustentangkontraklumpsumdanhargasatuan/
10/27/2015 Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan | Demi Masa
berangkat 15 orang (15 x 10 jt = 150 juta). apabila tetap menggunakan kontrak lumpum maka
akan terjadi kelebihan pembayaran 250 juta‑150 juta = 100 juta. artinya apakah dengan
pertimbangan prinsip efesiensi perubahan kontrak dapat dilakukan.
Prinsip efisien dan efektif juga tidak boleh melanggar prinsip akuntabilitas. Akan melanggar
prinsip keadilan ketika penyedia juga menanggung akibat dari sebab kesalahan penetapan
jenis kontrak yang ditetapkan PPK. Kemudian berkurangnya peserta yang berangkat juga
bukan kesalahan penyedia.
Selanjutnya tentang koreksi aritmatika yang tidak berpengaruh terhadap harga kontrak
lumpsum, kejadiannya pada pengadaan komputer. Penyedia kurang cermat menghitung
volume (metoda evaluasi sistem gugur, tidak dilakukan klarifikasi karena penawaran peserta
jelas/tidak meragukan, dalam dokumen pengadaan dipersyaratkan 37 unit, oleh penyedia
terbaca 32 unit dan menawarakan harga dengan perhitungan 32 x harg.satuannya). pada saat
ditetapkan jadi pemenang (sistem gugur dan terendah) Penyedia tersebut keberatan
ditetapkan sebagai pemenang, ketidak sediaaanya tentu berdampak pencaian jaminan
penawaran dan berpotensi blacklist. pertanyaannya apakah sikap pokja sudah cukup tepat,
dan bagaimana penjelasannya.
Koreksi aritmatik terhadap kontrak lumpsum hanya pada penyesuaian komponen Volume
antara Dok Pemilihan dan Dok Penawaran. Ketika terjadi perbedaan dan dilakukan
penyesuaian (koreksi aritamatik) maka pokja “wajib melakukan klarifikasi” kewajaran
harga kepada penyedia walaupun total harga tidak berubah. “Jelas/tidak meragukan” bukan
soal kejelasan bacaan saja tapi soal kejelasan dasar perhitungan dan penawaran. Menurut
saya perbedaan volume antara Dok Pemilihan dan Dok Penawaran sudah indikasi
ketidakjelasan yang harusnya menimbulkan keraguan bagi pokja dalam menilai penawaran
penyedia. Maka mestinya dilakukan klarifikasi.
Dalam kasus ini menurut saya kesalahan ada di Pokja yang tidak melakukan klarifikasi
sehingga ketika penyedia menolak menjadi pemenang sah‑sah saja. Dan Penyedia tidak
dapat dikenakan sanksi apapun.
Terima Kasih
mufti kh Desember 5, 2013 pada 9:59 am #
0
0
i
Rate This
saya pernah melihat jawaban lkpp seperti ini :
Apakah ULP/Pejabat Pengadaan melakukan kekeliruan bilamana melakukan koreksi aritmatik
terhadap volume pekerjaan yang terdapat dalam dokumen penawaran peserta lelang, dimana
kontrak yang digunakan adalah kontrak lumpsum?
Jawaban:
https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumustentangkontraklumpsumdanhargasatuan/ 28/37
10/27/2015 Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan | Demi Masa
Jawaban:
Untuk jenis kontrak lumpsum, daftar kuantitas dan harga hanya sebagai pelengkap, dan tidak
dapat dijadikan dasar untuk menggugurkan penawaran. Koreksi aritmatik untuk penawaran
kontrak lump sum yang melampirkan daftar kuantitas dan harga hanya dilakukan untuk
menyesuaikan volume pekerjaan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga dengan
yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan tanpa mengubah nilai penawaran (Lampiran II/III
bagian B.1.f.3)).
e). Namun bilamana pengadaan tersebut menggunakan kontrak lumpsum, maka rincian DKH
tidak diperlukan;
Jika dalam dokumen pengadaan disebutkan jenis Kontrak lumpsum, bukan harga satuan,
maka yang diperlukan Panitia memang hanya harga total tidak perlu perincian harga yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Jadi jika Kontrak lumpsum, maka hal tersebut
tidak mengugurkan dan tidak menggagalkan penawaran, sehingga harga total itu dianggap
mencakup harga seluruh item
Pertanyaanya : apakah dengan demikian kesalahan penyedia dalam dokumen penawarannya
(daftar kuantitas dan harga) menjadi risiko yang harus ditanggungnya.
terima kasih
samsulramli Desember 6, 2013 pada 1:57 pm #
0
0
i
Rate This
Koreksi aritmatik terkait kontrak lumpsum adalah koreksi atas penyesuaian volume dalam
Dokumen Pemilihan dengan Dok Penawaran. Dalam hal penyedia tidak terdapat DKH maka
dianggap seluruh volume telah sesuai dengan kebutuhan dalam dokumen pemilihan.
Sehingga resiko penyedia adalah apabila menawarkan volume yang kurang dari yang
diminta, sedang jika volumenya lebih maka pengguna tidak berhak menggunakan kelebihan
tersebut.
Aryheryanto Putro Februari 3, 2014 pada 2:14 pm #
0
0
i
Rate This
Assalamualaikum
https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumustentangkontraklumpsumdanhargasatuan/ 29/37
10/27/2015 Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan | Demi Masa
Assalamualaikum
Kantor kami mengadakan kontrak pengadaan bahan makan dengan harga satuan. Kami
menyusun HPS berdasarkan kebutuhan bahan makan yang sudah diatur dalam permen.
Ketika kontrak sudah berjalan, ada edaran dari pimpinan bahwa kebutuhan gas yang semula
0,256g/orang sehari berubah menjadi 0,175g/orang sehari. Walaupun tidak merubah harga
satuan, hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap total harga karena volume barang yang
dikirim berubah. Yang ingin kami tanyakan, apakah dibenarkan membuat adendum
perubahan volume barang tersebut ?
Terimakasih semoga menjadi pencerahan bagi kami
samsulramli Februari 3, 2014 pada 3:03 pm #
0
0
i
Rate This
Boleh selama total kontrak bertambah maksimal 10% dan tersedia pagu anggaran yang
cukup..
zulkarnain Februari 27, 2014 pada 3:44 am #
0
0
i
Rate This
Assalamuaalaikum pak..
mohon penjelasannya tentang gabungan kontrak harga satuan dan lump sum, kaitannya
dengan pemilahan pada item pekerjaan di RAB… kira kira gimana pak, kalo boleh dengan
contohnya… misal pekerjaan pembangunan gedung sekolah…
samsulramli Februari 27, 2014 pada 12:50 pm #
0
0
i
Rate This
Bagian lumpsum dalam RAB biasanya menggunakan satuan LS atau Kegiatan atau paket… 30/37
https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumustentangkontraklumpsumdanhargasatuan/
10/27/2015 Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan | Demi Masa
Bagian lumpsum dalam RAB biasanya menggunakan satuan LS atau Kegiatan atau paket…
sedangkan bagian Harga Satuan biasanya menggunakan satuan yang merujuk pada unit misal
buah, item, bungkus, sak dll.. Pada pekerjaan konstruksi biasanya terdapat pada bagian
persiapan atau pembongkaran yang satuannya sulit dirinci….
Alfha Maret 21, 2014 pada 1:49 am #
0
0
i
Rate This
Assalamu’alaiku wr wb
Saya ingin bertanya satu hal, Pak Samsul. Apakah penyesuaian harga/eskalasi harga wajib
diberikan untuk kontrak dengan durasi masa pelaksanaan lebih dari 12 bulan atau
penyesuaian harga/eskalasi harga dapat tidak diberikan untuk kontrak dengan durasi masa
pelaksanaan lebih dari 12 bulan?
Sebelum dan sesudahnya, saya ucapkan terima kasih.
samsulramli Maret 21, 2014 pada 3:42 am #
0
0
i
Rate This
Sesuai Pasal 92 ayat 2 huruf a untuk kontrak yang melewati 12 bulan diberlakukan
penyesuaian harga. Penyesuaian harga tidak hanya bertujuan untuk menaikan harga satuan
tapi juga mengkoreksi harga satuan sehingga mungkin saja turun meski umumnya naik.
jack Mei 11, 2014 pada 6:46 pm #
0
0
i
Rate This
dalam klarifikasi dan negosiasi konsultan apakah jenis kontrak dapat digunakan,,?,,mohon
penjelasan,pengertiannya dan apakah perubahan yg dimaksud itu pada saat kontraknya
sudah ditanda tangani
samsulramli Mei 13, 2014 pada 8:47 am #
https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumustentangkontraklumpsumdanhargasatuan/ 31/37
10/27/2015 Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan | Demi Masa
samsulramli Mei 13, 2014 pada 8:47 am #
0
0
i
Rate This
Jenis kontrak adalah kesepakatan awal yang harus disepakati pada saat penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pengadaan oleh PPK untuk itu Jenis Kontrak tidak mungkin berubah pada saat
kontrak. Perubahan kontrak tidak termasuk perubahan jenis kontrak menurut saya.
jack Mei 13, 2014 pada 4:59 pm #
0
0
i
Rate This
dalam klarifikasi dan negosiasi pokja melakukan salah satu klarifikasi dan negosiasi harga
sebagai berikut :
1. CV TA setelah dikoreksi OB nya lebih kecil dari yg disyaratkan dlm KAK misal : dlm CV 7
thn dalam KAK 10 thn
2. Pokja melakukan negisosiasi harga sesuai OB dalam CV tersebut
3. Jenis kontraknya Gabungan lumpsum dan harga satuan
mohon penjelasannya pak ?
samsulramli Mei 13, 2014 pada 7:19 pm #
0
0
i
Rate This
bisa diperjelas pak ini paket pengadaan apa ya?
jack Mei 14, 2014 pada 6:09 am #
0
0
https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumustentangkontraklumpsumdanhargasatuan/ 32/37
10/27/2015 Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan | Demi Masa
i
Rate This
jasa konsultan pak,
samsulramli Mei 16, 2014 pada 6:58 pm #
0
0
i
Rate This
yang saya agak bingung pada contoh ini adalah OB nya kok ada dalam CV (Curriculum Vitae)
dan 7 tahun… sepemahaman saya yang ada dalam CV adalah terkait pengalaman bukan
tentang volume yang ditawarkan… dan pengalaman adalah kualifikasi teknis yang diukur
melalui nilai teknis bukan kemudian dinegosiasikan… mungkin bisa lebih detail melalui email
saya pak.. samsulramli@yahoo.com
dadang Arifin Mei 17, 2014 pada 12:57 pm #
0
0
i
Rate This
Ijin tanya mas..klo penyajian boq untuk lelang pasca kualifikasi kontraktor unk lelang lump
sum, harga satuan atau gabungan ada bedanya gak?
samsulramli Mei 17, 2014 pada 9:46 pm #
0
0
i
Rate This
Pak Dadang Arifin: Lumpsum, harga satuan dan gabungan adalah jenis kontrak bukan jenis
lelang… BoQ/DKH/RAB tidak ada perbedaan yang berbeda hanya pada metode koreksi
aritmatik dan perlakukan terhadap komponen kontrak…
Miftah Mei 19, 2014 pada 2:33 am #
https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumustentangkontraklumpsumdanhargasatuan/ 33/37
10/27/2015 Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan | Demi Masa
0
0
i
Rate This
Assalamu’alaikum Pak. Mohon pertimbangan, bagaimana menyikapi penyedia yang dlm
penawarannya sengaja mengatur harga satuan dan juga bobot item‑ item pekerjaan menjadi
timpang dan tidak wajar (di atas 140 % hps atau di bawah 20% hps). Pada saat volume untuk
harga yang timpang harus bertambah sekitar 10% saja , maka item dengan harga tidak wajar
terpaksa dihilangkan karena tdk tersedia anggaran. Padahal jika penyedia tersebut menawar
dengan harga yg wajar, semua item pekerjaan dapat terlaksana walaupun ada yang harus
mengalami penambahan volume.
Mohon saran dari Bapak.
Miftah Mei 19, 2014 pada 2:40 am #
0
0
i
Rate This
Maaf Pak, ada yang lupa saya sampaikan
Kontrak pekerjaan tersebut harga satuan. Dan untuk kelebihan volume sudah dikalikan juga
dengan harga satuan di HPS pada item yang memiliki harga timpang. Tks
samsulramli Mei 20, 2014 pada 6:53 pm #
0
0
i
Rate This
@Miftah: Saya coba menangkap pertanyaan dulu…
HPS
item A : 10 x 10.000 = 100.000
item b : 20 x 10.000 = 200.000
Total: 300.000
HPS
item A : 10 x 12.000 = 120.000
item b : 20 x 6.000 = 120.000
Total : 240.000
https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumustentangkontraklumpsumdanhargasatuan/ 34/37
item b : 20 x 6.000 = 120.000
10/27/2015 Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan | Demi Masa
Total : 240.000
Selisih Total HPS dan Penawaran = 300.000 – 240.000 = 60.000
Jika terjadi penambahan volume pada item A sebanyak 6 satuan maka perubahan kontrak
menjadi:
item A : 10 x 12.000 = 120.000
Item A+ : 6 x 10.000 = 60.000
item b : 20 x 6.000 = 120.000
Total : 300.000
Ilustrasinya seperti ini…
Abdul hairin Juni 12, 2014 pada 1:30 am #
0
0
i
Rate This
Ass, pak sy mohon bantuan bisa tidak dikirimkan contoh format atau dokumen untuk CCO
atau format adendum kontrak untuk pekerjaan pengadaan bahan makanan pasien soalx
ditempat sy kerja pengadaan tersebut rutin dilakukan setiap tahun. Kalau bisa lewat email ini :
hairinabdul@yahoo.co.id. sy sangat berharap skali terima kasih banyak
samsulramli Juni 12, 2014 pada 5:39 pm #
0
0
i
Rate This
saya kebetulan tidak punya pak.. karena memang tidak ada format bakunya.. dalam
prakteknya dokumen perubahan kontrak adalah bagian yang tak terpisahkan dari kontrak
awal sehingga dalam dokumen perubahan hanya menjelaskan klausul yang dirubah beserta
rinciannya…
sutikno Juli 10, 2014 pada 10:30 am #
0
0
i
Rate This
bisa untuk sharing terkait pengadaan, baru gabunga
https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumustentangkontraklumpsumdanhargasatuan/ 35/37
10/27/2015 Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan | Demi Masa
bisa untuk sharing terkait pengadaan, baru gabunga
samsulramli Juli 11, 2014 pada 8:18 am #
0
0
i
Rate This
silakan
rian September 10, 2014 pada 7:33 am #
0
0
i
Rate This
Jika ada perubahan kontrak(cco) yang dituangkan dalam adendum kontrak . terdapat item
baru yang belum ada dalam hps termasuk harga satuannya. Apakah PPK harus membuat
ulang HPS. Maksudnya menambahkan item baru di HPS baru. Hal ini terjadi perubahan
setelah penandatngan kontrak dan pemeriksaan lapangan bersama. Apakah HPS baru ini
tanggung jawab Panitia Peneliti Kontrak setelah ada justifikasi teknis dari konsultan
pengawas. Mohon sharing infonya
samsulramli September 10, 2014 pada 8:03 am #
1
0
i
Rate This
Pak Rian: harus dilihat jenis kontraknya pak.. kalao Kontrak lumpsum penambahan item
tersebut tidak boleh menambah biaya.. untuk kontrak non Lumpsum penambahan item
pekerjaan ini adalah kesalahan perencanaan.. harus dilihat apakah ini kesalahan perencana
atau karena kesalahan PPK jika kesalahan perencana meskinya perubahan perencanaan
ditanggung konsultan perencana termasuk biaya penamabahan item pekerjaan tersebut
(denda)… jika kesalahan PPK maka apabila item tersebut memang sangat urgent dan
berkaitan dengan fungsi total bangunan perubahan perencanaan dan penambahan item
tanggungjawab PPK.. termasuk melakukan survey harga item baru… kemudian penyedia
menawarkan harga item.. yang harus jadi catatan item baru ini tidak boleh menambah total
kontrak melebihi 10%…
https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumustentangkontraklumpsumdanhargasatuan/ 36/37
10/27/2015 Rumus Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan | Demi Masa
kontrak melebihi 10%…
HPS tetap tanggungjawab PPK.. panitia peneliti kontrak hanya memberikan rekomendasi
apakah penambahan item dan perubahan kontrak ini memang diperlukan atau tidak serta
pertimbangan dari sisi legal kontraknya.. keputusan ada ditangan PPK…
BUAT SITUS WEB ATAU BLOG GRATIS DI WORDPRESS.COM.
THE BUENO THEME.
https://samsulramli.wordpress.com/2013/01/01/rumustentangkontraklumpsumdanhargasatuan/ 37/37