Anda di halaman 1dari 10

UJI KOMPETENSI KENAIKAN JENJANG

JABATAN FUNGSIONAL
PENYULUH PERTANIAN

Disampaikan pada:
FGD STRATEGI PENDERASAN HILIRISASI INOVASI TEKNOLOGI BALITBANGTAN –
SINERGI OPERASIONAL PENYULUHAN BALITBANGTAN DAN BPPSDMP
19 November 2019

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian


Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
2019
PENGANTAR
 Uji Kompetensi merupakan kewajiban bagi PNS/ASN untuk
memasuki Jabatan Fungsional Penyuluh dan bagi Pejabat
Fungsional Penyuluh Pertanian untuk Kenaikan Jenjang
jabatan fungsional yang lebih tinggi.

 Sistim Pelaksanaan Uji Kompetensi meliputi Aspek Teknis,


Aspek Managerial dan Aspek Sosial Kultural dengan melalui
tahapan sebagai awal berupa test tertulis dengan
menggunakan Sistim CAT, tahap berikut wawancara dan atau
presentasi.
 Berdasarkan Pengalaman Pelaksanaan Ujikompetensi yang telah
di ikuti Penyuluh Pertanian Balitbangtan diperoleh jumlah
penyuluh yang lolos dalam melalui CAT sangat jauh yang
diharapkan (1 – 2 penyuluh saja yang lulus setiap kali pelaksanaan
Uji Kompetensi). Saat ini sudah 3 -4 kali pelaksanaan
Ujikompetensi sistim CAT.

 Beberapa faktor peserta tidk lulus dalam mengikuti CAT :


1. Waktu terlalu singkat, sehingga waktu banyak tersita hanya
untuk membaca soal saja yang cukup panjang.
2. Bentuk soal yang cukup rumit untuk dipahami karena tidak
fokus pada permasalahan/pertanyaan.
3. Standar kelulusan dirasakan terlalu tinggi,
4. Walaupun Lulus CAT pada saat mengikuti Wawancara
disuguhi dng pertanyaan yang sulit dijawab cenderung
pertanyaanseakan menduduki Pejabat Struktural.
 SARAN / MASUKAN

1. Waktu perlu ditambah disesuaikan dengan jumlah


soal yang ada.
2. Bentuk soal agar disederhanakan hingga mudah
dipahami dengan baik.
3. Standar kelulusan diturunkan,
4. Materi Wawancara dipermudah agar dapat dii jawab
dng benar.
5. Perlu diawali dengan pembekalan yang memadai
berupa pelatihan.
 Alternatip I : Merubah Bentuk /Sistim Ujikompetensi
ujikompetensi berupa kombinasi berbagaai Uji :
 a).uji portofolio yaitu membuktikan kebenaran dokumen-
dokemen yang dimiliki antara lain : Ijasah Sarjana
Pertanian, SK Pangkat,SK Jabatan Fungsional ,sertifikat
Pendidikan Dasar Ahli Penyuluh Pertanian,sertifikasi
Profesi Penyuluh Pertanian.
 b).Test Tertulis berupa pilihan ganda (merupakan aspek
kompetensi dasar dan bidang)

 c).Wawancara (aspek managemen dan sosial Kultural)


 d). Presentase Makalah
1. Calon Penyuluh ke Penyuluh Pertama.: Sistim ujinya
berupa
a)’ uji portofolio barang bukti antara lain : Ijasah Sarjana
Pertanian, SK CPNS, SKPNS , sertifikat Diklat Dasar Ahli
Penyuluh Pertanian.
b).Wawancara untuk mengetahui sejauhmana minat dan
mampu menjadi penyuluh.

2. Penyuluh Pertama ke Jenjang Penyuluh Muda.


a). Uji Portofolio barang bukti antara lain : Ijasah pendidikan
terakhir, SK Fungsional Penyuluh Pertama, SK Pangkat
Terakhir(III B), .Sertifikasi Profesi Penyuluh Pertanian.
b). Test tertulis berupa Pilihanganda.
c). Test Wawancara.
3. Penyuluh Muda ke Jenjang Penyuluh Madya
a). Uji Portofolio barang bukti antara lain Ijasah Pendidikan
Terakhir, SK Fungsional Penyuluh Muda, SK Pangkat Terakhir
(III C), Sertifikasi Profesi Penyuluh Pertanian terbaru.
b). Test tertulis berupa Pilihan ganda.
c). Test Wawancara.
d) Presentase Makalah

4. Penyuluh Madya ke jenjang Penyuluh Utama


a). Uji Portofolio barang bukti antara lain Ijasah Pendidikan
Terakhir, SK Fungsional Penyuluh Madya, SK Pangkat Terakhir
(IV C), Sertifikasi Profesi Penyuluh pertanian terbaru.
b). Test tertulis, berupa essay.
c). Test Wawancara
d) Presentase Makalah
Alternatip ke II
a). Sistim CAT tetap dilaksanakan setiap saat dan
diselenggarakan di Propinsi peserta berdomisili
untukmenghemat biaya peserta dalam mengikuti uji
kompetensi.
b). Setelah lolos CAT, pelaksanaan Wawancara di regionalkan
atau tetap di propinsi peserta berdomisili.
Alternatip ke III.
a). Sistim CAT tetap diterapkan tetapi isi soalnya dirubah total.
b). Soal dan jawaban dibuat baru oleh team penyusun soal
dari unsur Pejabat Fungsional Penyuluh Pertanian dari pusat
dan daerah tidak melibatkan Pejabat fungsional lainnya
(Dosen dan atau Widyaswara)
 Esensi dari revitalisasi uji kompetensi
adalah: pada akhirnya penyuluh pertanian
yang ada di Balitbangtan dapat
melanjutkan pengembangan karier
fungsional ke jenjang yang lebih baik,
Dapat menjalankan program strategis
Kementan secara profesional sebagai
penyuluh pertanian yang handal.
Hal berikut yang perlu dicermati terkait dengan
perolehan angka kredit:
 Karya Tulis Ilmiah, diformulasikan dalam kemasan Materi
Diseminasi, merupakan bagian keg. merancang model
 Kegiatan pengkajian di BPTP, agar memasukan variabel-
variabel sosial yang mengarah pada penyelenggaraan
penyuluhan
 Meningkatkan kapasitas penyuluh dalam bentuk
pelatihan dan pendidikan, magang, lokakarya, seminar
dan sejenisnya bukan tugas dari penyuluh pertanian di
BPTP, dan dianggap sebagai tahapan untuk meningkatan
kapasitas pelaku utama, sehingga tidak diberikan nilai
angka kredit.

Anda mungkin juga menyukai