Manual Mutu Puskesmas Bingin Teluk
Manual Mutu Puskesmas Bingin Teluk
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama (FKTP)
memiliki kekhususan dibandingkan dengan FKTP lainya (Klinik Pratama, Tempat
Praktik Perseorangan, dan lain-lain). Ada beberapa hal yang merupakan kekhususan dari
Puskesmas antara lain melaksanakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan
memiliki konsep wilayah. Dengan kekhususan ini tentu di perlukan manajemen yang
baik di dalam mengelolah seluruh upaya yang dilakukan, seluruh potensi dan sumber
daya, yang akan berbeda dengan FKTP lainnya. Kondisi tersebut telah diatur pada
Peraturan Menteri Kesehatan no 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
Puskesmas adalah Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerja Puskesmas Bingin Teluk.
Puskesmas bertugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Bingin Teluk dalam rangka
mendukung terwujudnya Kecamatan Rawas Ilir sehat. Dalam melaksanakan tugas
tersebut Puskesmas berfungsi sebagai penyelenggara UKM dan UKP tingkat pertama di
wilayah kerja Puskesmas Bingin Teluk.
Fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
dan pusat pemberdayaan masyarakat sebagaimana yang terdapat pada Surat Keputusan
Menteri Kesehatan No 128 tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
Masyarakat, tidak hilang dengan dikeluarkannya Permenkes no 75 tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat. Karena pada Permenkes no 75 tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat, kedua fungsi tersebut masuk pada wewenang Puskesmas untuk
melaksanakan fungsi UKM.
belum ada jalur darat. Hingga jalur darat di buka pada tahun 1982 pada
pemerintahan Camat Hasyim.
Pada tahun 1980 penambahan tenaga perawat sebanyak 10 orang, terjadi
peningkatan jumlah pasien hingga 100 pasien perhari. Pada tahun 1981 ada
penambahan gedung baru berupa Kantor dan Rumah Paramedis.
Pada tahun 1987-1988 Puskesmas Bingin Teluk Pindah ke gedung baru di
Desa Beringin Makmur II di karenakan terjadi banjir. Desa Bingin Teluk kerap
terjadi banjir setiap tahunnya. Puncaknya pada tahun 1982 banjir bandang
terjadi di desa Bingin Teluk hingga hampir menenggelamkan seluruh gedung
Puskesmas dan rumah warga.
Selama + 42 tahun Puskesmas Bingin teluk telah beberapa kali berganti
pimpinan yakni 16 kali, 8 di gedung lama dan 8 di gedung baru, diantaranya :
Pada saat gedung lama :
1. dr. Nurhanaroni, 2. dr Mas Idris, 3. dr. Zulkarnain (Bobby),
4. dr. Iwan, 5. dr. Irsan, 6. dr. Ronald, 7. dr. Nurhayati, 8. dr. Rapidia.
Pada saat gedung baru :
1. dr. Selamat, 2. dr. Yogi, 3. dr. Sopian Hadi, 4. dr. Henny Yulisar,
5. dr. Anyar Susanti, 6.Rodi, 7. Pirdaus, 8. dr. Lucky Sandi Centaury,
hingga saat ini.
roda empat. Jika melalui Jalur air dapat di tempuh dengan waktu + 90 menit
menggunakan kendaraan Speedboat, Dan dalam waktu 5 jam dengan
menggunakan Ketek.
Sampai akhir tahun 2017 UPT Puskesmas Bingin Teluk Masih
membawahi 3 Puskesmas Pembantu dan 4 Polindes serta 1 Poskeslur dengan
jenis pelayanan berupa Promotif, Preventif, dan Kuratif.
UPT Puskesmas Bingin Teluk beralamat di jalan Bukit Hijau Desa
Beringin Makmur II Kecamatan Rawas Ilir Kabupaten Musi Rawas Utara
31655.
UPT Puskesmas Bingin teluk dengan karyawan 68orang terdiri dari :
perawat 27 orang, dokter umum 2 orang, perawat gigi 1 orang, tenaga kesling
1 orang, tenaga kesehatan masyarakat 2 orang, bidan 27 orang, tenaga farmasi
2 orang, dan tenaga administrasi 3 orang, serta lain-lain berjumlah 3 orang.
Jumlah Penduduk
NO DESA / KELURAHAN KECAMATAN JUMLAH
PENDUDUK
1 BERINGIN MAKMUR I RAWAS ILIR 3240
2 BERINGIN MAKMUR II RAWAS ILIR 6248
3 BINGIN TELUK RAWAS ILIR 2638
4 MANDI ANGIN RAWAS ILIR 2223
5 BERINGIN SAKTI RAWAS ILIR 1301
TOTAL PENDUDUK 15.650
Dari tabel diatas bahwa jumlah penduduk di desa BM I berjumlah 3240 jiwa,
BM II 6248 jiwa, Bintel 2638 jiwa, Mandi Angin 2223 jiwa, dan desa
Beringin Sakti 1301 jiwa.
Jenis Kelamin
NO DESA / LAKI- PEREMPUAN JUMLAH
KELURAHAN LAKI
1 BERINGIN 1580 1660 3240
MAKMUR I
2 BERINGIN 3033 3215 6248
MAKMUR II
3 BINGIN TELUK 1278 1360 2638
4 MANDI ANGIN 1044 1179 2223
5 BERINGIN SAKTI 615 686 1301
TOTAL 7550 8100 15.650
Dari tabel diatas bahwa jumlah penduduk laki-laki di desa BM I 1580 dan
perempuan berjumlah 1660, desa BM II laki-laki 3033 dan perempuan 3215,
desa Bintel laki-laki 1278 dan perempuan 1360, desa Mandi Angin lai-laki
1044 dan perempuan 1179, Beringin Sakti laki-laki 615 dan perempuan 686.
2. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang menentukan bagaimana cara hidup yang
sehat, dan lebih mampu memahami penjelasan yang diberikan. Terutama
dalam pelayanan dan fasilitas kesehatan.
Fasilitas Pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Bingin Teluk meliputi 5
Taman Kanak-kanak/PAUD, 14 Sekolah Dasar/MI, 2 SMP/MTs dan 1
SLTA.
Fasilitas Pendidikan
NO SEKOLAH JUMLAH
1 TK / PAUD 5
2 SD / MI 14
3 SMP / MTs 2
4 SMA / MA 1
3. Budaya
Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Bingin Teluk masih menganut
sistem kekeluargaan yang kuat. Sistem pengobatan pun masih ditemui
pengobatan secara tradisional. Kebiasaan MCK (Masak Cuci Kakus) pun
masih ada yang dilakukan di sungai. Sehingga sangat berpengaruh
terhadap taraf hidup sehat masyarakat.
Masyarakat masih sering ingin melakukan perawatan dirumah, mereka
enggan untuk dilakukan perawatan di Puskesmas dengan Alasan ekonomi
serta kenyamanan di rawat di rumah.
Upaya yang telah di lakukan adalah dengan memperbaiki sistem rawat
inap, meningkatkan sarana dan prasarana di Puskesmas. Sosialisasi dan
penyuluhan mengenai peraturan dan akibat jika melakukan perawatan
sendiri dirumah. Mengadakan musyawarah bagaimana solusi yang di
berikan untuk keluarga yang kurang mampu yaitu dengan menggunakan
kartu sehat (KIS/BPJS/ASKES) dan sebagainya.
4. Fasilitas Pelayanan Puskesmas Bingin Teluk
Seluruh program tersebut difasilitasi dengan adanya ruang dan peralatan
yang memadai, program kerja, sumber daya manusia yang selalu
ditingkatkankemampuannya dan protap-protap sebagai standar
6
Konsultasi Sanitasi
Unit ini juga memberikan konsultasi mengenai kesehatan dan
kebersihan lingkunganrumah sehat, jamban sehat, sarana air bersih,
8
Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan dilakukan pada perorangan dan perkelompok
baik dilaksanakan di puskesmas,sekolah ataupun di tempat lain yang
membutuhkan. Pelayanan ini dilakukan oleh tenaga-tenaga penyuluh
yang menguasai materi yang dibahas.
Kegiatan ini meliputi didalam maupun diluar gedung.
a. Dalam Gedung
Dilakukan perorangan secara konseling di setiap bagian
pelayanan maupun perkelompok pada waktu-waktu tertentu di
dalam gedung.
b. Luar gedung
Agar dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, promosi
kesehatan dilakukan diluar gedung puskesmas, misalnya :
Di Sekolah Dasar melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
dan Pelatihan Dokter Kecil serta penyuluhan rutin setiap 3
bulan yang materinya meliputi : Personal Hygiene,
Kesehatan Lingkungan, Penyakit Menular, P3K, Gizi, Dan
Napza.
Di Sekolah Menengah Pertama dan Atas melalui Usaha
Kesehatan Sekolah, Pelatihan Kader Kesehatan Remaja
serta penyuluhan rutin setiap 3 bulan yang materinya
meliputi : Personal hygiene, Prilaku Hidup Sehat dan
Bersih, P3K, Kesehatan Reproduksi, Penyakit Menular,
HIV/AIDS, Gizi dan Napza.
Di lingkungan Desa/Dusun melalui kegiatan Musyawarah
/Pertemuan desa yang materinya meliputi : Desa Siaga,
Prilaku Hidup Bersih dan Sehat, Kesehatan Lingkungan
6. Unit Lansia
Unit ini memberikan, pelayanan kesehatan terhadap pasien lansia
yaitu usia lebih dari 45 tahun. Pelayanan kesehatan ini dilakukan
mengutamakan pasien lansia, baik diloket pendaftaran, pemeriksaan
kesehatan yang terpisah.
Hal ini bertujuan agar pasien lansia tidak lama-lama mengunggu
antrian. Pelayanan kesehatan yang dilakukan terhadap pasien lansia
adalah pemeriksaan antropometri (BB, TB, Lingkar Pinggang),
Tekanan darah, Hb, gula darah, reduksi protein, disamping terhadap
9
7. Unit DOTS
Unit ini khusus melakukan pelayanan kesehatan terhadap penderita
TB Paru dan Kusta. Unit ini dilayani oleh perawat terlatih. Unit
DOTS ini juga melakukan kegiatan luar gedung yaitu : pelacakan TB
mangkir, Kunjungan kontak serumah dan penemuan kasus Baru TB
BTA Positif.
8. Unit IVA
Unit ini khusus melakukan pemeriksaan kesehatan untuk mendeteksi
kanker servik dengan metode IVA (Inspeksi Visual dengan Asam
Asetat). Unit ini dilayani oleh dokter umum dan Bidan terlatih.
13. Lain-lain
Dalam memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah kerjanya
Puskesmas Bingin Teluk juga melakukan kegiatan-kegiatan luar
gedung. Kegiatan tersebut diantaranya Posyandu Balita, Posyandu
Lansia, Posbindu, Kelas Ibu Hamil, Kelas Ibu Balita, Penjaringan
siswa SD, SMP, UKS/UKSG, UKGMD serta melakukan kunjungan
ke rumah pasien bagi pasien-pasien yang membutuhkan.
B. RUANG LINGKUP
Lingkup pelayanan Mutu ini disusun berdasarkan persyaratan standar akreditasi
puskesmas, yang meliputi persyaratan umum, sistem manajemen mutu, tanggung jawab
manajemen, manajemen sumberdaya, proses pelayanan yang terdiri dari
penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat, yang meliputi pelayanan Promosi
kesehatan termasuk UKS, Pelayanan kesehatan lingkungan, Pelayanan KIA-KB yang
bersifat UKM, Pelayanan Gizi yang besifat UKM, Pelayanan pencegahan dan
pengendalian penyakit, Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat, dan
Penyelenggaraan pelayanan klinis (UKP). Dalam penyelenggaraan UKM dan UKP
memperhatikan keselamatan sasaran/pasien dengan menerapkan manajemen resiko.
B.1. TUJUAN
Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan bagi puskesmas dalam membangun
sistem manajemen mutu di Puskesmas Bingin Teluk.
Acuan yang digunakan dalam menyusun manual mutu ini adalah standar
akreditasi puskesmas.
5. Tindakan korektif
Tindakan korektif adalah tindakan menghilangkan penyebab ketidaksesuaian
yang ditemukan atau situasi yang tidak dikehendaki.
6. Tindakan Preventif
Tindakan preventif adalah tindakan menghilangkan penyebab ketidaksesuaian
yang potensial atau situasi potensial lain yang tidak dikehendaki.
7. Manual Mutu
Manual Mutu adalah acuan seluruh pegawai dalam mengimplementasikan sistem
manajemen mutu dengan penekanan adanya perbaikan berkelanjutan yang
berorientasi pada kepuasan pelanggan.
8. Dokumen
Dokumen adalah segala benda yang berbentuk barang, gambar, ataupun tulisan
sebagai bukti dan dapat memberikan keterangan yang penting dan absah.
9. Rekaman
Rekaman adalah suatu dokumen yang menyatakan bahwa sesuatu hasil telah
dicapai atau suatu bukti kegiatan telah dilaksanakan.
10. Efektifitas
Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,
kualitas, dan waktu) telah dicapai. Dimana makin besar persentase target yang
dicapai, makin tinggi efektivitasnya. (Hudayat; 1986)
11. Efisiensi
Efisiensi menurut H.Emerson adalah perbandingan yang terbaik antara input dan
output, antara keuntungan dengan biaya, antara hasil pelaksanaan dengan
sumber-sumber yang digunakan dalam pelaksanaan, seperti halnya juga
maksimum yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas.
12. Proses
Proses adalah serangkaian kegiatan yang saling terkait atau berinteraksi yang
mengubah input menjadi output. (id.m.wikipedia.org)
13. Indikator Mutu
Indikator Mutu adalah target dari masing-masing bagian/departemen yang ingin
dicapai dalam jangka waktu tertentu. (sertifikaso.wordpress.com)
14. Perencanaan Mutu
Perencanaan Mutu adalah aktivitas pengembangan produk dan proses yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
15. Kebijakan Mutu
17
Kebijakan Mutu adalah kebijakan resmi dan tertulis dari manajemen perusahaan
tentang komitmen perusahaan dakam memperhatikan dan mempertimbangkan
aspek-aspek mutu dalam aktifitas kesehatan organisasi.
16. Sarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat untuk mencapai
maksud dan tujuan. (kbbi.web.id)
17. Prasarana
Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjangutama
terselenggaranya suatu proses. (kbbi.web.id)
18
Golda / Rh 5 menit
HIV 20 menit
BAB II
SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN SISTEM
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
A. PERSYARATAN UMUM
Puskesmas Bingin Teluk menetapkan, mendokumentasikan, memelihara sistem
manajemen mutu sesuai dengan standar akreditasi Puskesmas Permenkes no 75 tahun
2014 dan Permenkes no 46 tahun 2015. Sistem ini disusun untuk memastikan telah
ditetapkannya persyaratan pengendalian terhadap proses-proses penyelenggaraan
pelayanan kepada masyarakat baik penyelenggaraan upaya puskesmas maupun
penyelenggaraan klinis, yang meliputi kejelasan proses pelayanan dan interaksi proses
dalam penyelenggaraan pelayanan, kejelasan penanggung jawab, penyediaan sumber
daya, penyelenggaraan pelayanan itu sendiri mulai dari perencanaan yang berdasar
kebutuhan masyarakat / pelanggan, verifikasi terhadap rencana yang disusun,
pelaksanaan pelayanan, dan verifikasi terhadap proses pelayanan dan hasil-hasil yang
dicapai, monitoring dan evaluasi serta upaya penyempurnaan yang berkesinambungan
B. PENGENDALIAN DOKUMEN
Secara umum dokumen-dokumen dalam sistem manajemen mutu yang disusun
meliputi :
Dokumen level 1 : Kebijakan
Dokumen level 2 : Pedoman / Manual
Dokumen level 3 : Standar Operasional Prosedur
Dokumen level 4 : Rekaman- rekaman sebagai catatan sebagai akibat pelaksanaan
kebijakan, pedoman, dan prosedur.
C. PENATAAAN DOKUMEN
1. Untuk memudahkan didalam pencarian dokumen mutu akreditasi Puskesmas
dikelompokkan masing- masing BAB/kelompok pelayan UKM dengan diurutkan
setiap urutan tertera dari elemen penilaian dan diberikan daftar secara berurutan.
2. Penataan dengan menggunakan file dan odner yang sudah disepakati ( kuning :
Admen, Merah : Yanis, Hijau : Upaya).
3. Setiap dokumen tim Mutu diberi label sesuai urutan kriteria dalam instrumen
4. Penyimpanan dokumen ada di setiap UKM/UKP dan untuk dokumen Mutu
disimpan di sekretariat (Admen, Pelayanan Klinis, Upaya) dan dikelola oleh
masing- masing penanggung jawab.
5. Dokumen SOP/SK yang dibuat oleh masing- masing pelaksana/upaya dibuat
rangkap tiga ( untuk Master, untuk Tim Admen, dan untuk Pelaksana/Upaya).
25
BAB III
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
A. KOMITMEN MANAJEMEN
Kepala Puskesmas, Penanggung jawab menajemen mutu, Penanggung jawab upaya,
Penanggung pelayanan klinis, dan seluruh karyawan Puskesmas bertanggung jawab
untuk menerapkan seluruh persyaratan yang ada pada manual mutu ini.
Dokumen terkait :
Komitmen bersama karyawan-karyawati Puskesmas Bingin Teluk
Dokumen terkait :
1. Prosedur identifikasi persyaratan pelanggan
2. Prosedur penanganan keluhan pelanggan
3. SK Tim Survey Kepuasan dan keluhan pelanggan
C. KEBIJAKAN MUTU
Seluruh karyawan berkomitmen untuk menyelenggarakan pelayan yang berfokus pada
pelanggan, memperhatikan keselamatan pelanggan, dan melakukan penyempurnaan
yang berkelanjutan dengan sasaran terwujudnya masyarakat sehat, mandiri, dan
berwawasan. Kebijakan mutu dituangkan dalam Surat Keputusan Kepala Puskesmas
yang meliputi kebijakan mutu pelayanan klinis dan kebijakan mutu pelayanan UKM.
Dokumen terkait :
Surat Keputusan Kebijakan Mutu Puskesmas Bingin Teluk
26
Dokumen terkait :
1. Sasaran Mutu Poli / Unit Pelayanan UKP
2. Sasaran Mutu Program-program UKM
Dokumen terkait :
1. Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu Kinerja Puskesmas
2. SOP Rapat Tinjauan Manajemen
Perawat
1. Melaksanakan pengkajian lanjutan keperawatan pada individu
2. Mengajarkan PHBS pada individu dalam rangka melakukan upaya promotif
41
Bidan
1. Mempersiapkan pelayanan kebidanan kasus fisiologis tanpa masalah
2. Mempersiapkan pelayanan kebidanan kasus fisiologis dengan masalah
3. Mempersiapkan pelayanan kebidanan kasus patologis
4. Melakukan anamnesa kasus fisiologis tanpa masalah
5. Melakukan anamnesa kasus fisiologis dengan masalah
6. Melakukan anamnesa kasus patologis
7. Melaksanakan pemeriksaan fisik klien pada kasus fisiologis tanpa masalah
8. Melakukan pemeriksaan fisik klien pada kasus patologis kebidanan
9. Membuat diagnosa kebidanan sesuai dengan hasil pengkajian pada kasus
fisiologis tanpa masalah
10. Membuat diagnosa kebidanan sesuai dengan hasil pengkajian pada kasus
patologis kebidanan
11. Melaksanakan asuhan kebidanan pada klien kasus fisiologis tanpa masalah
pada persalinan kala I
12. Melaksanakan asuhan kebidanan pada klien kasus fisiologis tanpa masalah
pada persalinan kala II
13. Melaksanakan asuhan kebidanan pada klien kasus fisiologis tanpa masalah
pada persalinan kala III
14. Melaksanakan asuhan kebidanan pada klien kasus fisiologis tanpa masalah
pada persalinan kala IV
15. Melaksanakan asuhan kebidanan pada klien kasus fisiologis bermasalah pada
persalinan kala I
16. Melaksanakan asuhan kebidanan pada klien kasus fisiologis bermasalah pada
persalinan kala II
17. Melaksanakan asuhan kebidanan pada klien kasus fisiologis bermasalah pada
persalinan kala III
18. Melaksanakan asuhan kebidanan pada klien kasus fisiologis bermasalah pada
persalinan kala IV
19. Melaksanakan asuhan kebidanan pada kesehatan reproduksi remaja
20. Rujukan asuhan kebidanan
21. Melakukan tugas jaga sore
22. Melakukan tugas jaga malam
23. Membuat laporan ibu
43
Sanitarian
1. Melayani pasien di klinik sanitasi
2. Observasi lapangan klinik sanitasi
3. Inspeksi sanitasi rumah tangga
4. Inspeksi TTU
5. Inspeksi TP2M
6. Penyuluhan ke masyarakat
7. Pengelohan dan analisa data inspeksi
8. Menyusun rencana kerja
9. Melakukan pencatan dan pelaporan hasil pelaksanaan kesehatan kerja
10. Melakukan pengawasan DAMIU
11. Melakukan pengawasan TPM
Asisten Apoteker
1. Menyiapkan ruangan, peralatan dan bahan-bahan untuk kegiatan produksi
dalam rangka produksi sediaan farmasi non steril
2. Mendistribusikan perbekalan farmasi dalam rangka pendistribusian
perbekalan farmasi
3. Mengumpulkan bahan-bahan atau data-data dari berbagai sumber / acuan
dalam rangka penyiapan rencana kegiatan kefarmasian
4. Mengumpulkan data-data dalam rangka perencanaan perbekalan farmasi
5. Menerima dan memeriksa perbekalan farmasi dalam rangka penerimaan
perbekalan farmasi
6. Menyimpan perbekalan farmasi dalam rangka penyimpanan perbekalan
farmasi
7. Menerima dan menyeleksi persyaratan administrasi resep serta menghitung
harga obatnya dalam rangka dispening resep individual
8. Merekapitulasi data-data dalam rangka perencanaan perbekalan farmasi
9. Menyiapkan daftar usulan perbekalan farmasi yang merupakan program
pemerintah dalam rangka pengadaan perbekalan farmasi melalui jalur non
pembelian
10. Mengemas obat dan memberi etiket dalam rangka produksi sediaan farmasi
non steril
11. Menyiapkan obat dan membuat etiket dalam rangka dispening resep
individual
12. Membuat laporan pemakaian obat rasional
13. Program khusus pelayanan kesehatan dalam rangka pengabdian masyarakat
14. Meracik obat
15. Membuat kartu stok obat
Administrasi
1. Mengelola surat menyurat
2. Mengkoordinir surat masuk dan surat keluar
3. Mengkoordinir pengelolaan administrasi kepegawaian puskesmas
4. Mengisi buku induk pegawai
5. Membuat daftar kenaikan pangkat pegawai puskesmas
6. Membuat berkas pengajuan kenaikan pangkat
7. Membuat daftar kenaikan gaji berkala pegawai puskesmas
8. Membuat berkas pengajuan kenaikan gaji berkala
9. Mengajukan berkas pengajuan kenaikan pangkat
46
BAB IV
TINJAUAN MANAJEMEN
A. UMUM
Dalam upaya peningkatan mutu perlu dilakukan pembahasan bersamaantara
manajemen dan pelaksana tentang permasalahan-permasalah yang terkait dengan
implementasi sistem manajemen mutu, pencapaian sasaran/indikator mutu dan kinerja
serta umpan balik masyarakat/pelanggan tentang mutu/kinerja Puskesmas.
Untuk menyelesaikan masalah Puskesmas dan memperbaiki mutu Puskesmas
maka perlu dilakukan Audit. Audit merupakan suatu proses pengumpulan informasi
untuk memperbaiki mutu pelayanan. Ada 2 jenis audit yaitu : 1) Audit Internal
merupakan audit yang dilakukan di dalam Puskesmas yang pelaksananya adalah petugas
dari dalam lingkungan Puskesmas; 2) Audit Eksternal merupakan audit yang dilakukan
diadalam Puskesmas namun pelaksananya adalah petugas atau tim dari luar Puskesmas.
Penetapan Audit Internal berdasarkan Prioritas masalah, Rencana pengembangan
pelayanan, Persyaratan suatu sistem manajemen yang digunakan sebagai acuan,
Persyaratan kontrak, Evaluasi terhadap rekanan dan Resiko yang berpotensi.
Tahapan dalam Audit Internal yaitu :
1. Menyusun rencana audit : menentukan unit kerja yang akan diaudit, tujuan audit,
jadwal audit, menyiapkan instrumen audit
2. Mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen audit yang disusun
berdasarkan standar audit
3. Menganalisa data audit, perumusan masalah, prioritas masalah dan rencana tindak
lanjut
4. Pelaporan dan diseminasi hasil
Teknik yang dilakukan dalam audit internal dapat berupa Wawancara, Observasi
baik secara langsung maupun tidak langsung, Telaah dokumen dan Telusur dokumen.
Pembahasan masalah mutu dan kinerja dapat dilakukan dalam unit kerja, antar
unit kerja, untuk masalah-masalah yang bersifat teknis dan operasional yang dilakuan
48
baik terjadwal (minimal dua kali dalam setahun) maupun insidensial sesuai dengan
kebutuhan. Permasalahan mutu, kinerja, dan permasalahan yang terjadi dalam
penerapan sistem manajemen mutu secara periodik juga perlu dibahas bersama yang
melibatkan seluruh jajaran yang ada dalam organisasi. Pembahasan tersebut dilakukan
dalam pertemuan tinjauan manajemen atau pertemuan telah manajemen mutu dan
kinerja. Pertemuan tinjauan manajemen adalah proses evaluasi terhadapkesesuaian dan
efektifitas penerapan sistem manajemen mutu yang dilakukan secara berkala dan
melibatkan berbagai pihak yang terkait dengan operasional kegiatan organisasi.
CONTOH
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
AUDIT INTERNAL KELAS IBU HAMIL
I. Pendahuluan:
Program Pembangunan Kesehatan Di Indonesia Masih Di Prioritaskan Pada
Upaya Pebingkatan Derajat Kesehatan Ibu Dan Anak Terutam Apada Kelompok
Yang Paling Rentan Yaitu Salah Satu Kelompok Tersebut Adalah Ibu Hamil.
Perlu Di Persiapkan Seoptimal Mungkin Secara Fisik Dan Mental. Selama
Dalam Masa Kehamilan Sehingga Di Dapatkan Ibuu Dan Bayi Yang Sehat.
3. Kinerja proses
4. Pencapaian sasaran mutu
5. Status tindakan koreksi dan pencegahan yang dilakukan
6. Tindak lanjut terhadap hasil tinjauan manajemen yang lalu
7. Perubahan terhadap kebijakan mutu
8. Perubahan yang perlu dilakukan terhadap sistem manajemen mutu/sisttem
pelayanan
C. LUARAN TINJAUAN
Hasil yang diharap dari tinjauan manajemen adalah peningkatan efektifitas sistem
manajemen mutu, peningkatan pelayanan terkait dengan persyaratan pelanggan, dan
identifikasi perubahan-perubahan, termasuk penyediaan sumber daya yang perlu
dilakukan.
Dokumen terkait : SOP Tinjauan Manajemen
51
BAB V
MANAJEMEN SUMBER DAYA
Bingin Teluk sesuai dengan peraturan yang berlaku, yang merupakan bagian tidak
terpisahkan pada manual mutu ini.
C. INFRASTRUKTUR
Berdasarkan hasil analisis SWOT, organisasi menilai kekuatan terhadap
kelemahannya, dan peluang terhadap ancaman dari pesaing. Ada 4 kuadran posisi
organisasi hasil analisis SWOT. Analisis SWOT didasarkan pada peninjauan dan
penilaian atas keadaan-keadaan yang dianggap sebagai kekuatan (strength), kelemahan
53
D. LINGKUNGAN KERJA
Sering kali kita melihat banyak slogan yang tertulis disekitar tempat kerja tentang
kebersihan, tetapi semua itu diabaikan dan sering kali kita juga melihat para karyawan
membuang sampah secara sembarangan, sehingga atasan menegur dan menasehati, akan
tetapi tidak di patuhi. Itu semua terjadi akibat kurangnya kesadaran akan pentingnya
kebersihan tersebut terutama dilingkungan tempat kita bekerja. Tentu kita sebagai
karyawan tidak mau konsentrasi bekerja menjadi terganggu akibat hal tersebut. Untuk
mencapai hal tersebut perlu dilakukan tindakan yang bersifat mengajak kesadaran kita
sehingga kita menjadi disiplin.
Dunia kerja membutuhkan kebersihan untuk kenyamanan dalam setiap orang
bekerja. Tanpa ruang kerja yang bersih maka perasaan nyaman tidak diperoleh. Jika
perasaan nyaman tidak dipeoleh oleh karyawan maka jelas akan menurunkan
produktifitas kerja. Kondisi ini tentu tidak diinginkan oleh siapapun terkecuali
manajemen Puskesman Bingin Teluk.
2. Jika hal pertama tidak dituruti, atasan wajib menegur para karyawan yang
melanggar.
3. Memberikan sanksi tersendiri bagi karyawan yang melanggar tata tertib,
terutama tentang kebersihan lingkungan kerja.
4. Memberikan arahan tentang kehidupan kerja yang berbudaya lingkungan.
Dengan tindakan ini maka kebersihan dan sekaligus kedisiplinan akan tercapai,
sehingga pada akhirnya kebersihan dan kedisiplinan akan terus terlaksana dan terjaga,
selain itu juga dapat mengharumkan nama baik Puskesmas Bingin Teluk, karena diakui
pelanggan bahwa karyawan di Puskesmas Bingin teluk sangatlah disiplin dan patuh akan
peraturan yang dibuat.
Puskesmas Bingin Teluk menetapkan dan mengelola lingkungan kerja yang
dibutuhkan untuk mencapai kesesuaian dengan persyaratan Puskesmas, antara lain :
1. Menetapkan bahwa lingkungan fisik didalam dan diluar gedung Puskesmas
merupakan daerah bebas asap rokok, bersih dan aman.
2. Mengelola lingkungan kerja dengan cara menerapkan prinsip 5R sesuai prosedur
kegiatan Tata Graha dengan Prinsip 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin).
BAB VI
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
A.6. Pembelian
Pembelian untuk kegiatan UKM dapat melalui anggaran Dinas Kesehatan dengan
cara Puskesmas mengajukan daftar alat-alat/bahan-bahan yang dibutuhkan.
1) Pelaksana kegiatan UKM membuat usulan permintaan barang yang dibutuhkan
kepada bendahara inventaris Puskesmas Bingin teluk.
60
pelaksana setiap upaya mampu mengidentifikasi dan mampu telusur atas segala
kegiatan masing-masing upaya, baik telusur sistem maupun telusur dokumen.
3) Analisis data
Hasil yang tidak sesuai atau tidak tercapai dilakukan analisispenyebab masalah,
dengan tahapan identifikasi masalah, tetapkan prioritas masalah, tentukan
penyebab masalah, tentukan alternatif pemecahan masalah, buat keputusan
pemecahan masalah yang akan direncanakan untuk depan, melalui mekanisme
penyusunan perencanaan tingkat puskesmas.
4) Peningkatan berkelanjutan
Mekanisme yang harus dilakukan untuk mengendalikan peningkatan
berkelanjutan dengan manajemen mutu dengan tahapan / siklus : perencanaan,
pelaksanaan, analisis, dan tindak lanjut untuk semua penyelenggaraan secara
terus menerus.
5) Tindakan korektif
Hasil audit internal, hasil monitoring indikator kinerja dan indikator mutu dapat
dilakukan tindakan korektif untuk perbaikan pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
6) Tindakan preventif
Dari hasil analisis masalah tersebut diidentifikasi penyebab kegagalan tahun
sebelumnya, sehingga saat perencanaan perlu ditentukan kegiatan antisipasif
agar kegagalan tidak terulang kembali.
4) Pelayanan KIA-KB
a) Cakupan kunjungan ibu hamil K-1
b) Cakupan kunjungan ibu hamil K-4
c) Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
d) Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
e) Cakupan neonatus yang ditangani
f) Cakupan persalinan di fasilitas kesehatan
g) Cakupan kunjungan neonatus lengkap
h) Cakupan kunjungan bayi
i) Cakupan bayi yang sudah di SDIDKT
j) Cakupan KB Aktif
k) Cakupan KB pasca bersalin
5) Pelayanan Imunisasi
a) Cakupan pemberian imunisasi HB0
b) Cakupan pemberian imunisasi BCG
c) Cakupan pemberian imunisasi DPTHB-BiB 1,2 dan 3
d) Cakupan pemberian imunisasi POLIO 1,2,3 dan 4
e) Cakupan pemberian imunisasi Campak
f) Cakupan pemberian imunisasi TT 1 dan TT 2
g) Cakupan pemberian imunisasi anak sekolah (BIAS)
h) Cakupan desa/kelurahan UCI
i) Cakupan Bias Campak kelas 1SD
65
9) Pelayanan DOTS
a) Cakupan kegiatan ketuk pintu dalam rangka penjaringan suspek TB di desa
b) Cakupan kunjungan rumah untuk Follow Up tata laksana
c) Cakupan pendampingan pengawasan minum obat (PMO) untuk pasien TB
kategori 2
d) Cakupan penyuluhan kepada masyarakat mengenai penyakit TB paru
BAB VII
PENUTUP