PROPOSAL
Oleh:
LARA SHINTA
1910841003
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
i
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................................ 6
1.4.1 Manfaat Teoritis ................................................................................................. 6
1.4.2 Manfaat Praktis................................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 8
2.1 Penelitian yang Relevan ................................................................................................ 8
2.2 Teori .............................................................................................................................. 13
2.2.1 Evaluasi Kebijakan ............................................................................................. 13
2.2.2 Model Evaluasi Kebijakan Menurut William N. Dunn ...................................... 14
2.2.3 Program Pencegahan Stunting ............................................................................ 18
2.3 Skema Pemikiran .......................................................................................................... 19
2.4 Definisi Konsep ............................................................................................................ 20
2.5 Definisi Operasional ..................................................................................................... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................................... 23
3.1 Pendekatan Penelitian dan Desain Penelitian ............................................................... 23
3.2 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................................ 23
3.2.1 Wawancara.......................................................................................................... 24
3.2.2 Dokumentasi ....................................................................................................... 24
3.3 Teknik Pemilihan Informan .......................................................................................... 24
3.4 Peranan Peneliti ............................................................................................................ 25
3.5 Proses Penelitian ........................................................................................................... 26
3.6 Unit Analisis ................................................................................................................. 26
3.7 Teknik Analisis Data..................................................................................................... 27
3.8 Teknik Keabsahan Data ................................................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 31
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan...................................................................................... 10
Tabel 2.2 Definisi Operasional ........................................................................................... 21
Tabel 3.1 Daftar Informan .................................................................................................. 25
Tabel 3.2 Daftar Informan Triangulasi ............................................................................... 30
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Prevensi Stunting di Pasaman Barat .............................................................. 5
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
beliau menetapkan visi dan misi untuk Indonesia kedepannya. Dengan beberapa
visi dan misi diantaranya tetap memfokuskan pada bidang kesehatan dan
pembangunan SDM untuk mewujudkan Indonesia maju. Untuk mendorong visi dan
menjadikan isu-isu kesehatan menjadi fokus dan prioritas dari Kemenkes. Dalam
banyak isu kesehatan yang ada, Kemenkes menetapkan enam isu kesehatan menjadi
fokus Kemenkes di tahun 2021 yang disebut Program Nasional. Enam kegiatan
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB),
nasional. Salah satu isu kesehatan yang menjadi prioritas tersebut terdapat program
stunting, yang mana masih menjadi prioritas dari Pemerintah Republik Indonesia
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dengan
memperbaiki intervensi spesifik dan sensitif, yakni mendorong para ibu hamil
infeksi, pemberian PMT, tambahan tablet darah bagi remaja, pemantauan dan
pembangunan SDM. Maka stunting adalah permasalahan yang besar yang harus
segera diatasi mengingat puncak bonus demografi yang akan terjadi di tahun 2030
generasi penerus bangsa yang sehat dan berdaya saing global sehingga bonus
demografi yang terjadi dapat memberikan dampak atau hasil yang positif dan bukan
angka stunting terus megalami penurunan dalam 5 tahun terakhir, dari 37,2%
(2013) menjadi 27,67% (2019), semua hal tersebut berkat upaya yang terus
dilakukan oleh Kemenkes dan pemerintahan baik pusat dan daerah dalam
jauh dari terget penurunan prevalensi stunting yaitu sampai pada angka 14% pada
3
tahun 2024. Sehingga, untuk dapat mencapai target sebesar 14% di tahun 2024,
maka setiap tahun angka stunting harus mengalami penurunan sebesar 2,7%.
sesuai dengan perkembangan anak pada umumnya, hal tersebut bisa disebabkan
oleh banyak hal. Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek adalah kondisi
gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan
gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan (Fitriani Pramita
Gurning et al., 2021). Stunting dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang meluputi
faktor biologis, psikologis, dan sosial. Stunting bukan hanya berdampak pada
kondisi fisik anak tetapi berdampak pada hal lainnya, berdsarkan penelitian
Giyaningtyas dan Ika juita yang dikutip oleh Primasari & Anna Keliat (2020)
perkembangan mental dan motorik serta membuat anak-anak lebih rentan terhadap
masalah kesehatan masyarakat dapat dianggap kronis bila prevalensi stunting lebih
Artinya kondisi Indonesia yang angka stuntingnya lebih tinggi atau berada
kronis. Menurut Unicef pada tahun 2019 sebanyak 1 dari 3 balita atau 149 juta balita
di dunia. Selain itu menurut United Nations Children's Emergency Fund (UNICEF)
4
lebih dari setengah anak stunting atau sebesar 56% tinggal di Asia dan lebih dari
sepertiga atau sebesar 37% tinggal di Afrika (Fitriani Pramita Gurning et al., 2021).
Barat yang berada di urutan 22 setelah urutan provinsi lainnya dengan prevalensi
sedang (Riskesdas, 2018) yang dikutip oleh Noflida, Resty., (2020). Bentuk dari
kegiatan stunting sendiri berupa pemberian asupan gizi yang baik untuk ibu hamil,
tablet tambah darah pada anak remaja dan perbaikan sanitasi dilingkungan
masyarakat.
Pasaman barat merupakan salah satu kabupaten yang berada pada wilayah
Provinsi Sumatera Barat. Kabupaten Pasaman Barat sendiri resmi berdiri pada
tanggal 7 Januari 2004 dengan luas wilayah 3.887,77 Km2. Pasaman Barat sendiri
merupakan salah satu kabupaten yang termasuk dalam 100 kabupaten yang
Sumber: Sister.pasamanbarat.go.id
tahun 2018 adalah Kecamatan Lembah Melintang 32,9% yang kemudian turun
menjadi 10,3% dan naik lagi menjadi 18,4 % di tahun 2020. Sedangkan untuk
kecamatan yang mengalami peningkatan prevalensi stunting di tahun 2020 ada dua
Walaupun hasil penurunan angka stunting di Pasaman Barat bisa dikatakan masih
6
jauh dari standar target yang ditetapkan oleh Kemenkes RI untuk dapat mencapai
demografi yang akan terjadi pada tahun 2024. Maka peneliti tertarik untuk meneliti
mencapai sasaran atau ada faktor hal lainnya. Oleh karena itu peneliti mengambil
Berdasarkan dari paparan peneliti pada latar belakang masalah, maka dapat
1.3.Tujuan Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
stunting.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Studi Penelitian yang Relevan
Penelitian terdahulu yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh
Utara. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian
terintegrasi untuk intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sentisif telah
tidak berjalan dengan sebagaimana mestinya. Salah satu faktornya yaitu lemahnya
SDM yang masih kurang pada setiap OPD, lalu anggaran yang belum bisa
Rahmia Yunita Sari S, Rizky Widya Astuti, Ummu Balwis Munafarida Sinambela
Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2020. Penelitian ini
ini adalah dari sisi kekuatan, bahwa ketersediaan sarana pelayanan seperti
puskesmas dapat dikatakan sudah ada dan tersebar di Kota Medan. Lalu pada segi
9
tenaga pengelola program juga sudah dapat dikatan baik karena sudah dilakukan
pemberian Pendidikan dan pelatihan. Dari sisi kelemahan yaitu adanya keterbatasan
petugas dalam pemantauan dan keterbatasan waktu serta focus Dinas Kesehatan
yang beralih pada penanggulangan wabah Covid-19. Dari sesi peluang, sudah ada
pelaksanaan program stunting. Dari sisi ancaman yaitu masyarakat yang masih
yang masih kurang dan keadaan pandemic Covid-19 yang sedang melanda
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Medan tahun 2020, sudah dilakukan tetapi
masih belum optimal yang mana dibuktikan dengan target pencapaian atas program
stunting nasional yang tidak tercapai oleh Dinas Kesehatan Kota Medan. Itu semua
terjadi karena pandemic Covid-19 yang sedang terjadi membuat fokus Dinas
Kesehatan beralih.
stunting bagi anak, tetapi masyarkakt menganggap bahwa stunting terjadi akibat
dalam implementasinya dilihat dari aspek komunikasi, dimana dinas terkait telah
melakukan sosialisasi stunting kepada masyarakat serta dampak stunting bagi anak,
tetapi masyarkakt menganggap bahwa stunting terjadi akibat dari faktor keturunan
bukan kekuarangan gizi. Dilihat dari teori Edward III, dari segi sumber daya,
implementasi kebijakan ini memiliki sumber daya yang cukup, namun masih
kekurangan SDM dari sisi kauntitas dan kualitas untuk melakukan penyuluhan
implementasi kebijakan tersebut telah dinilai cukup kuat namun masih harus ada
pembenahan dari sisi regulasi untuk lebih tegas dalam menangani permasalahan
stunting serta menghilangkan ego sectoral antar SKPD yang bertanggung jawab
Tabel 2.1
Penelitian yang Relevan
Nama Peneliti Judul Penelitian Metode yang Hasil Penelitian
Digunakan
11
teori yang relevan yag digunakan untuk dasar dalam melaksanakan penelitian.
Sebuah kebijakan publik harus tetap diawasi dan salah satu mekanisme
untuk menilai atau melihat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan suatu kebijakan
14
lingkuangan kebijakan, kinerja yang dicapai, dampak yang terjadi dan sebagainya.
Evaluasi kebijakan adalah hal yang penting dalam kebijakan publik karena
merupakan suatu proses untuk menilai seberapa jauh suatu kebijakan publik dapat
membuahkan hasil yaitu dibandingkan antara hasil yang diperolah dengan tujuan
dan/atau target kebijakan publik yang ditentukan. Evaluasi kebijakan publik bukan
hanya melihat hasil (outcomes) atau dampak (impacts), tetapi juga untuk melihat
kebijakan adalah :
kriteria yang jelas dalam menilai bagaimana suatu kebijakan telah dilakukan
dengan baik.
telah dapat dicapai melalui tindakan publik. Dalam hal ini, ebaluasi
tercapai.
nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target. Nilai diperjelas dengan
tujuan dan sasaran, anlis dapat menguji alternatif sumber nilai (misalnya,
yang lain.
Di bawah ini adalah kriteria Evaluasi Kebijakan menurut Dunn, sebagai berikut:
kebijakan atau disebut juga ebaluasi sumatif. Dunn membagi tiga pendekatan
evaluasi implementasi kebijakan, yaitu evaluasi semu, evaluasi formal dan evaluasi
Dunn:
a. Evaluasi Semu
untuk menghasilkan informasi yang andal dan valid tentang hasil kebijakan, tanpa
berusaha mempertanyakan nilai atau nilai hasil ini kepada orang, kelompok, atau
masyarakat secara keseluruhan. Asumsi utama dari evaluasi semu adalah bahwa
ukuran nilai atau nilai jelas dengan sendirinya atau tidak kontroversial. Dalam
variasi dalam hasil kebijakan dalam hal input kebijakan dan variabel proses.
b. Evaluasi Formal
untuk menghasilkan informasi yang andal dan valid tentang hasil kebijakan tetapi
Asumsi utama evaluasi formal adalah bahwa tujuan dan sasaran yang diumumkan
18
secara resmi adalah ukuran yang tepat dari nilai atau nilai kebijakan dan program.
deskriptif untuk menghasilkan informasi yang andal dan valid tentang hasil
Perbedaan utama antara evaluasi teoretis keputusan, di satu sisi, dan evaluasi semu
dan evaluasi formal di sisi lain, adalah bahwa evaluasi teoretis keputusan mencoba
memunculkan dan membuat eksplisit tujuan dan sasaran yang tersembunyi serta
nyata dari para pemangku kepentingan. Salah satu tujuan utama evaluasi keputusan
Dunn, yang terdiri dari 6 (enam) indikator evaluasik kebijakan yaitu Efektivitas,
stunting pada janin, ibu hamil, balita, anak-anak. Program pencegahan stunting
nagari yang dituangkan dalam 5 (lima) paket layanan. Lima paket layanan tersebut
terdiri dari:
d. Perlindungan sosial
Indikator Evaluasi:
1. Efektivitas
2. Efisiensi
3. Kecukupan
4. Pemerataan
20
Konsep bisa disebut sebagai istilah dan definisi yang merupakan gambaran
secara abstrak akan suatu kejadian baik individu, kelompok yang menjadi pusat
berkaitan satu dengan lainnya. Untuk dapat batasan yang jelas pada masing-masing
berikut:
yang mana pertumbuhan pada janin, bayi dalam kandungan, balita, anak-
anak, dan remaja yang mengalami pertumbuhan yang tidak sesuai standar
atau normalnya yang dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pola hidup dan
kondisi kekurangan gizi pada janin, bayi dalam kandungan, balita, anak-
sebagai berikut:
Tabel 2.2
Definisi Operasional
6. Melakukan
pengawasan terhadap
dengan riview kinerja
tahunan.
BAB III
METODE PENELITIAN
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metodologi kualitatif yakni bahwa
sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya.
fokus dan tujuan penelitian ini yaitu memberikan penjelasan dan menggambaran
pemecahan masalah yang sesuai dengan fakta yang ada secara sistematis dan akurat
data yang digunakan untuk dapat memperoleh informasi terkait Evaluasi Kebijakan
24
sebagai berikut:
3.2.1 Wawancara
orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
satu teknik pengumpulan data yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari
3.2.2 Dokumentasi
Metode dokumentasi, yaitu mencari data terkait hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
metode lain, metode ini tidak begitu sulit, apabila terdapat kekeliruan sumber
tentang situasi dan kondisi latar penelitian dalam Moeleong (2006) dikutip oleh
Khosiah, Hajrah (2017, h 143). Dalam penelitian ini teknik pemilihan informan
suatu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu atau sleksi khusus
(Sandu Siyoto, 2015). Kriteria khusus informan penelitian ini yaitu pihal-pihak
Tabel 3.1
Daftar Informan
No. Jabatan Keterangan
1. Kepala Bappeda Kabupaten Pasaman Barat Informan sebagai tim koordinasi
pelaksanaan teknis program percepatan
pencegahan stunting di Kabupaten
Pasaman Barat
2. DPMN Kabupaten Pasaman Barat Informan terlibat dalam pelaksanaan
program percepatan pencegahan stunting
di Kabupaten Pasaman Barat
3. Dinas Kesehatan Pasaman Barat Informan terlibat dalam pelaksanaan
program percepatan pencegahan stunting
di Kabupaten Pasaman Barat
4. DPPKBP3A Kabupaten Pasaman Barat Informan terlibat dalam pelaksanaan
program percepatan pencegahan stunting
di Kabupaten Pasaman Barat
5. Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Pasaman Informan terlibat dalam pelaksanaan
Barat program percepatan pencegahan stunting
di Kabupaten Pasaman Barat
penelitian kualitatif menekankan bahwa peneliti sendiri atau dengan bantuan orang
26
lain merupakan alat pengumpul data utama. Peran peneliti dalam sebuah penelitian
sangatlah penting karena merupakan kunci utama dari sebuah penelitian kualitatif.
Proses penelitian ini dilakukan dengan langkah awal yaitu merumuskan apa
saja yang menjadi masalah di tempat penelitian atau objek penelitian tersebut.
atau pendukung penelitian ini. Hal tersebut dilakukan untuk mengumpulkan data
dan informasi yang berguna untuk mengetahui lebih banyak terkait Evaluasi
Barat.
Unit analisis merupakan suatu hal yang menjadi subjek dari penelitian. Unit
analisis adalah satuan yang diteliti, bisa berupa individu, kelompok, benda atau latar
lainnya yang memberikan respon terhadap perlakuan atau hal lainnya yang
dalam penelitian ini yaitu lembaga, yang dimaksud lembaga adalah Pemerintah
27
Kabupaten Pasaman Barat dengan Bappeda Kabupaten Pasaman Barat sebagai tim
koordinasi.
Pada penelitian kualitatif, data yang diperoleh dari berbagai sumber dengan
terus menerus hingga data tersebut jenuh. Semakin lama atau semakin terus
Sehingga berbeda dengan penelitian kuantitatif yang memiliki pola teknik analisis
data yang jelas, sedangkan pada penelitian kualitatif akibat variasi data yang juga
banyak membuat teknik analisis data yang digunakan belum memiliki pola yang
jelas. Analisis data disebut jug pengolahan data dan penafsiran data. Analisis data
penafsiran dan verivikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai social,
akademik dan ilmiah. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu teknik analisis data model Miles and Huberman sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Pasaman Barat, baik dalam bentuk dokumen, data-data dari website terkait, artikel
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka
perlu dicatat secara teliti dan rinci, maka diperlukan analisis data melalui reduksi
penting, mencari tema dan polanya. Peneliti dalam penelitian terkait evaluasi
Barat, data yang diperoleh dilakukan reduksi data terlebih dahulu agar data yang
penelitian.
dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategoris, flowchart dan
memahami apa saja yang terjadi, merencakan kerja selanjutnya berdasarkan apa
yang dipahami.
yang sebelumnya belum pernah ada, temuan bisa berbentuk deskripsi atau
gambaran dari suatu objek yang sebelumnya masih samara tau gelas sehingga
setelah diteliti menjadi jelas. Pada tahap ini peneliti menyimpulkan atau menarik
kesimpulan dari penelitian yang dilakukan agar lebih jelas dan menginterpretasi
kembali data secara terus menerus dengan tujuan mencari informasi yang tepat.
29
dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Triangulasi adalah
suatu cara yang mendapatkan data yang benar-benar absah dengan menggunakan
keabsahan data dengan cara memanfaatkan sesuautu yang lain di luar data itu
sendiri, untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu
membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa
Tabel 3.2
Daftar Informan Triangulasi
No. Jabatan Keterangan
1. Kepala Bappeda Kabupaten Informan terlibat dalam pelaksanaan program
Pasaman Barat percepatan pencegahan stunting di Kabupaten
Pasaman Barat
2. DPMN Kabupaten Pasaman Informan terlibat dalam pelaksanaan program
Barat percepatan pencegahan stunting di Kabupaten
Pasaman Barat
3. Dinas Kesehatan Pasaman Informan terlibat dalam pelaksanaan program
Barat percepatan pencegahan stunting di Kabupaten
Pasaman Barat
Sumber: Olahan Peneliti, Tahun 2021
31
DAFTAR PUSTAKA
Bachri, B. S., Pendidikan, T., & Pendidikan, F. I. (2010). MEYAKINKAN
VALIDITAS DATA MELALUI TRIANGULASI PADA PENELITIAN
KUALITATIF. 10(01), 46–62.
Dunn, William N. 2018. Public Policy Analysis. New York: Routledge.
Fitriani Pramita Gurning, Rahmia Yunita Sari S, Rizky Widya Astuti, & Ummu
Balqis Munfaridah Sinambela. (2021). Implementasi Program Pencegahan
dan Penanggulangan Stunting di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Medan
Tahun 2020. Jurnal Kesehatan, 10(1), 36–42.
https://doi.org/10.37048/kesehatan.v10i1.325
Khosiah, Hajrah, S. (2017). Persepsi Masyarakat Terhadap Rencana Pemerintah
Membuka Area Petambangan Emas di Desa Sumi Kecamatan Lambu
Kabupaten Bima. 1(2), 141–149.
Kemenkes.go.id
Mustari, Nuryanti. 2015. Pemahaman Kebijakan Publik: Forumulasi, Implementasi
dan Evaluasi Kebijakan Publik. Yogyakarta: Leutikaprio.
Noflida, Resty., F. (2020). Determinan stunting pada balita usia 24-59 bulan di
wilayah kerja puskesmas tompe. Ilmiah Kesehatan, 12(2), 187–195.
Peraturan Bupati Nomor 33 Tahun 2019 tentang Aksi Konvergensi Program atau
Kegiatan Percepatan Pencegahan Stunting di Kabupaten Pasaman Barat.
Primasari, Y., & Anna Keliat, B. (2020). Praktik Pengasuhan Sebagai Upaya
Pencegahan Dampak Stunting Pada Perkembangan Psikososial Kanak-Kanak.
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 3(3), 263–272.
https://journal.ppnijateng.org/index.php/jikj/article/view/609
Sister.pasamanbarat.go.id
Siyoto, Sandu, M. Ali Sodik. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta:
Literasi Media Publishing.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. In
Bandung: ALFABETA.
Utami, R. D. P. (2020). Pola Pemberian Makan, Pemberian Asi Eksklusif, Asupan
Protein Dan Energi, Sebagai Penyebab Stunting Di Desa Grogol Ponorogo.
Jurnal Keperawatan Malang, 5(2), 96–102.
https://doi.org/10.36916/jkm.v5i2.114
Wibawanto, S. (2018). Peran Keluarga dalam Perilaku Pembelian Hedonis.
17(02), 1–14.
32