Anda di halaman 1dari 32

Bahan Ajar Geografi Kelas XI SMA

Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang

Satuan Pendidikan : SMA


Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : XI/Genap
Materi Pokok : Dinamika Kependudukan di Indonesia

Kompetensi Inti
KI3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi


Dasar
3.5 Menganalisis Pertemuan 1
dinamika 3.5.1 Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi
kependudukan di dinamika kependudukan
Indonesia untuk 3.5.2 Mengukur angka fertilitas, mortalitas dan
perencanaan migrasi
pembangunan. 3.5.3 Menghitung angka pertumbuhan dan proyeksi
penduduk
3.5.4 Mengklasifikasikan jenis-jenis mobilitas
penduduk dan tenaga kerja.
Pertemuan 2
3.5.5 Menganalisis kualitas penduduk Indonesia
3.5.6 Menganalisis indeks pembangunan manusia
3.5.7 Menjelaskan bonus demografi dan dampaknya
terhadap pembangunan
3.5.8 Menganalisis upaya menghadapi bonus
demografi
Pertemuan 3
3.5.9 Mengidentifikasi masalah akibat dinamika
kependudukan di Indonesia
3.5.10 Menjelaskan upaya penanggulangan masalah
yang ditimbulkan akibat dinamika

Dinamika Kependudukan di Indonesia | 1


Bahan Ajar Geografi Kelas XI SMA

Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang

kependudukan
Pertemuan 4
3.5.11 Menjelaskan sumber-sumber data
kependudukan
3.5.10 Menganalisis metode pengelolaan data
kependudukan
3.5.11 Menganalisis data kependudukan

4.5 Menyajikan data 4.5.1 Menyajikan data kependudukan dalam bentuk


kependudukan tabel dan grafik
dalam bentuk 4.5.2 Merangkum informasi mengenai dinamika
peta, tabel, grafik, kependudukan Indonesia
dan/atau gambar

MATERI AJAR

Pertemuan 1

Indikator:
3.5.1 Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi dinamika kependudukan
3.5.2 Mengukur angka fertilitas, mortalitas dan migrasi
3.5.3 Menghitung angka pertumbuhan, proyeksi penduduk, dan komposisi
penduduk
3.5.4 Mengklasifikasikan jenis-jenis mobilitas penduduk dan tenaga kerja.

A. Dinamika Kependudukan
Penduduk Indonesia menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
24 tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006
tentang Administrasi Kependudukan adalah warga Negara Indonesia dan orang
asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Warga Negara Indonesia adalah orang-
orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
undang-undang sebagai warga Negara Indonesia.
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat
setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk Indonesia
berdasarkan sensus tahun 2010 adalah 237.556.363 orang. Jumlah penduduk
Indonesia akan meningkat sekitar 3 sampai 4 juta jiwa pertahun. Pertambahan ini
menyebabkan perubahan jumlah penduduk secara terus menerus.Perubahan
jumlah penduduk yang terjadi secara terus menerus ini disebut dinamika
penduduk.
Dinamika penduduk atau perubahan jumlah penduduk dapat dilihat dari
beberapa faktor, yaitu:

Dinamika Kependudukan di Indonesia | 2


Bahan Ajar Geografi Kelas XI SMA

Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang

1. Kelahiran (Natalitas)
Natalitas merupakan kemampuan riil seorang wanita untuk melahirkan, yang
dicerminkan dalam jumlah bayi yang dilahirkan. Dalam dinamika
kependudukan, natalitas merupakan hal yang penting, karena tingkat
kelahiran akan mempengaruhi banyaknya jumlah penduduk di suatu wilayah.

Fator-faktor yang mendukung (pronatalitas) terhadap kelahiran antara lain:

a) Masa perkawinan di usia muda


b) Tingkat kesehatan yang baik
c) Anggapan banyak anak banyak rezeki
d) Kebutuhan tenaga kerja, khususnya di daerah agraris tradisional
e) Kurangnya informasi mengenai KB
f) Keinginan memperoleh anak laki-laki sebagai penerus keturunan

Yang termasuk ke dalam faktor-faktor yang menghambat terhadap kelahiran


(anti natalitas) antara lain:

a) Penundaan masa perkawinan


b) Program keluarga berencana
c) Anggapan anak merupakan beban orang tua.
d) Semakin banyak wanita karir

Angka kelahiran dapat diklasifikasikan menjadi angka kelahiran kasar (crude


birth rate/CBR), angka kelahiran umum (general fertility rate/GFR), dan
angka kelahiran menurut kelompok usia (age specific birth rate/ASBR).

a. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR)


Angka kelahirankasar adalah banyaknya kelahiran dalam satu tahun
tertentu per seribu penduduk pada pertengahan tahun yang sama. CBR
memudahkan untuk membandingkan masyarakat atau wilayah yang satu
dengan wilayah lainnya.
RUMUS
𝐵
𝐶𝐵𝑅 = 𝑥𝑘
𝑃
Keterangan :

CBR = angka kelahiran kasar


B = jumlah bayi yang lahir hidup pada periode tahun tertentu
P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun
k = konstanta, biasanya 1.000

Dinamika Kependudukan di Indonesia | 3


Bahan Ajar Geografi Kelas XI SMA

Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang

Contoh Soal:
Pada tahun 2016 jumlah penduduk suatu daerah pada petengahan tahun
sebesar 248.500.000 jiwa. Sedangkan jumlah kelahiran pada tahun
tersebut sebesar 5.218.500 jiwa. Berapakah nilai CBr untuk daerah
tersebut?
Jawab:
𝐵
𝐶𝐵𝑅 = 𝑥1000
𝑃

5.218.500
= 𝑥1000
248.500
= 21

Angka kelahiran kasar di daerah tersebut pada tahun 2016 sebesar 21.
Artinya, pada tahun 2016, dari setiap 1.000 penduduk di daerah tersebut
terdapat 21 kelahiran.

Angka kelahiran kasar dapat diklasifikasikan atas tiga kelompok berikut:

1) Tinggi, apabila angka kelahiran kasar lebih dari 30 untuk setiap


1.000 penduduk.
2) Sedang, apabila angka kelahiran kasar berjumlah 20-30 untuk setiap
1.000 penduduk
3) Rendah, apabila angka kelahiran kasar kurang dari 20 jiwa untuk
setiap 1.000 penduduk.

b. Angka Kelahiran Umum (General Fertility Rate/GFR)


Angka kelahiran umum (general fertilityrate/GFR) memperlihatkan
jumlah bayi yang lahir hidup dari setiap seribu penduduk wanita yang
berusia reproduktif, 14 sampai 49 tahun.
RUMUS
𝐵
𝐺𝐹𝑅 = 𝑥𝑘
𝑃 𝑓 (15− 49)

Keterangan :
CBR : angka kelahiran kasar
B : jumlah bayi yang lahir hidup selama 1 tahun
𝑃𝑓 (15 − 49) : jumlah penduduk wanita usia reproduktif pada
pertengahan tahun
k : konstanta, biasanya 1.000

Dinamika Kependudukan di Indonesia | 4


Bahan Ajar Geografi Kelas XI SMA

Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang

Contoh Soal:
Di tahun 2016 di suatu wilayah, jumlah penduduk usia 15-49 tahun
adalah 30.351.000 jiwa. Jumlah kelahiran bayi pada tahun tersebut
adalah 2.982.500 jiwa. Berapakah angka kelahiran umum di wilayah
tersebut?
Jawab:
𝐵
𝐺𝐹𝑅 = 𝑓 𝑥1000
𝑃 (15 − 49)

2.982.500
= 𝑥1000
30.351.000
= 98,25

Pada tahun 2016, angka kelahiran dari wanita kelompok umur 15-49
tahun di wilayah tersebut adalah 98,25. Artinya, pada tahun 2016 di
wilayah ini terdapat 98-99 kalahiran bayi hidup dari setiap 1.000 wanita
kelompok umur 15-49 tahun.

c. Angka Kelahiran Menurut Kelompok Usia (Age Specific Birth


Rate/ASBR)
Angka kelahiran menurut kelompok usia (ASBR) menunjukkan
banyaknya kelahiran dari wanita pada suatu kelompok pada tahun
tertentu per 1.000 wanita pada kelompok umur dan pertengahan tahun
yang sama. interval usia reproduksi yang biasa digunakan adalah 15=19,
20-24, 25-29, 30-34, 35-39, 40-44, dan 45-49 tahun. ASBR lebih akurat
dibanding GFR karena ASBR didasarkan pada kelompok usia.

RUMUS
𝐵𝑥
𝐴𝑆𝐵𝑅𝑥 = 𝑥𝑘
𝑃𝑥

Keterangan :
CBR : angka kelahiran kasar
B : jumlah bayi yang lahir hidup selama 1 tahun
𝑓
𝑃 (15 − 49) : jumlah penduduk wanita usia reproduktif pada
pertengahan tahun
k : konstanta, biasanya 1.000

Dinamika Kependudukan di Indonesia | 5


Bahan Ajar Geografi Kelas XI SMA

Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang

Contoh Soal:
pada tahun 2016, di suatu wilayah terdapat 500.000 wanita yang berumur 20-
24 tahun. Jumlah kelahiran bayi hidup dari wanita kelompo umur tersebut
adalah 8.000 orang. Berapakah angka ASBR wilayah tersebut?
Jawab:
𝐵2
𝐴𝑆𝐵𝑅2 = 𝑥1.000
𝑃2

8.000
= 𝑥1.000
500.000
= 16

Pada tahun 2016, angka kelahiran dari wanita kelompok umur 20-24 tahun di
wilayah ini sebesar 16 jiwa. Artinya, pada tahun 2016, setiap 1.000 wanita
umur 20-24 tahun, terdapat 16 kelahiran.

2. Kematian (Mortalitas)
Menurut UN dan WHO, mati adalah keadaan menghilangnya semua tanda-
tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah
kelahiran hidup.

Faktor yang menunjang angka kematian (pro mortalitas) antara lain:

a. Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan


b. Terjadiya bencana alam seperti tsunami, gempa bumi, gunung meletus,
banjir ataupun longsor.
c. Terjadinya peperangan
d. Wabah penyakit
e. Pembunuhan dan kriminalitas
f. Fasilitas kesehatan yang belum memadai
g. Keadaan gizi penduduk rendah

Sedangkan faktor yang menghambat kematian (anti mortalitas) adalah:

a. Meningkatnya kesadaran penduduk akan pentingnya kesehatan


b. Fasilitas kesehatan yang memadai
c. Meningkatnya keadaan gizi penduduk
d. Kondisi yang aman dan tentram di suatu daerah
e. Ajaran agama yang melarang bunuh diri

Angka kematian diklasifikasikan atas angka kematian kasar atau crude death
rate (CDR) dan angka kematian menurut kelompok umur atau age specific
death rate (ASDR).

Dinamika Kependudukan di Indonesia | 6


Bahan Ajar Geografi Kelas XI SMA

Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang

a. Angka Kematian Kasar (Crude Death rate/CDR)


Angka kematian kasar adalah angka yang menggambarkan banyaknya
kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu untuk setiap seratus
penduduk di suatu wilayah. CDR tidak memperhitungkan umur penduduk
muda, dewasa atau tua.

RUMUS
𝐷
𝐶𝐷𝑅 = 𝑥𝑘
𝑃
Keterangan :
CDR : angka kematian kasar
D : jumlah kematian pada tahun tertentu
P : jumlah penduduk pertengahan tahun
k : konstanta, biasanya 1.000

Contoh Soal:
Pada tahun 2013, jumlah penduduk Indonesia sebesar 248.500.000 jiwa.
Jumlah kematian pada tahun tersebut sebesar 1.491.000 jiwa. Berapakah
angka kematian kasar di Indoensia pada tahun tersebut?
Jawab:
𝐷
𝐶𝐷𝑅 = 𝑥1.000
𝑃
1.491.000
= 𝑥1.000
248.500.000
= 6 𝑗𝑖𝑤𝑎

Pada tahun 2013, angka kematian kasar di Indonesia adalah 6 jiwa.


Artinya dari setiap seribu penduduk, terdapat enam kematian.

Angka kematian kasar dapat diklasifikasikan atas tiga kelompok berikut:

1) Tinggi, apabila angka kematian kasar lebih dari 20 jiwa per seribu
penduduk.
2) Sedang, jika angka kematian kasar antara 10-20 jiwa per seribu
penduduk.
3) Kecil, apabila angka kematian kurang dari 10 jiwa per seribu
penduduk.

Dinamika Kependudukan di Indonesia | 7


Bahan Ajar Geografi Kelas XI SMA

Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang

b. Angka Kematian Menurut Kelompok Umur (Age Specific Death


Rate/ASDR)
Angka kematian menurut kelompok umur/ASDR adalah banyaknya
kematian per seribu penduduk, laki-laki maupun perempuan. Tingkat
akuraasi ASDR lebih tinggi dari CDR karena ASDR didasarkan pada
kelompok umur.

RUMUS
𝐷𝑥
𝐴𝑆𝐷𝑅𝑥 = 𝑥𝑘
𝑃𝑥

Keterangan :
ASDR : angka kematian menurut keompok umur tertentu pada
tahun tertentu
Dx : jumlah kematian pada kelompok umur x pada tahun
tertentu
Px : jumlah penduduk kelompok umur x pada pertengahan
tahun
x : kelompok umur
k : konstanta, biasanya 1.000

Contoh Soal:

Pada tahun 2016, jumlah penduduk berusia 15-19 di suatu wilayah adalah
80.000 jiwa dengan angka kematian 800 orang dari kelompok umur
tersebut. Berapakah besar ASDR di wilayah tersebut?
Jawab:
𝐷𝑥
𝐴𝑆𝐷𝑅𝑥 = 𝑥1.000
𝑃𝑥

800
= 𝑥10.000
80.000
= 10 𝑗𝑖𝑤𝑎

Pada tahun 2016, angka kematian penduduk kelompok umur 15-19 tahun
di wlayah tersebut adalah 10 jiwa. Artinya setiap seribu penduduk
kelompok umur 15-19 tahun, terdapat 10 kematian dari kelompokumur
tersebut.

Dinamika Kependudukan di Indonesia | 8


Bahan Ajar Geografi Kelas XI SMA

Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang

c. Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate/IMR)


Angka kematian bayi adalah angka yang menggambarkan banyakmnya
kematian bayi berusia dibawah satu tahun , per seribu kelahiran hidup
pada satu tahun tertentu. Angka kematian bayi menggambarkan keadaan
sosial ekonomi masyarakat. Jika angka kematian bayi di suatu wilayah
kecil, artinya keadaan sosial ekonomi wilayah tersebut tinggi, dan
sebaliknya. Angka kematian bayi merefleksikan masalah kesehatan yang
berpengaruh langsung terhadap kematian bayi seperti diare, infeksi
saluran pernapasan, kondisi parental, dan lain-lain. Untuk menghitung
angka kematian bayi digunakan persamaan sebagai berikut:

RUMUS
𝐷0
𝐼𝑀𝑅 = 𝑥𝑘
𝐵
Keterangan :
IMR : angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup dalam
tahun tertentu.
D0 : jumlah kematian bayi di bawah 1 tahun pada tahun
tertentu
B : jumlah kelahiran hidup dalam tahun yang sama.
k : konstanta, biasanya 1.000

Contoh Soal:
Pada tahun 2016 di kota A, jumlah kematian bayi adalah 175.000 jiwa, dan
jumlah kelahiran pada tahun tersebut sebesar 1.500.000. Berapakah IMR
di kota tersebut?
Jawab:

𝐷0
𝐼𝑀𝑅 = 𝑥1.000
𝐵

175.000
= 𝑥1.000
1.500.000

= 116,67

Angka kematian bayi pada tahun 2016 di kota terseut adalah 117 jiwa.
Artinya, dari setiap seribu orang bayi yang lahir hidup terdapat 117
kematian bayi.

Dinamika Kependudukan di Indonesia | 9


Bahan Ajar Geografi Kelas XI SMA

Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang

Penggolongan angka kematian bayi adalah sebagai berikut:

1) Kurang dari 35 jiwa, angka kematian bayi rendah


2) Antara 35-75 jiwa, angka kematian bayi sedang
3) Antara 75-125, angka kematian bayi tinggi
4) Lebih dari 125, angka kematian bayi sangat tinggi.
3. Migrasi
Migrasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
penduduk, selain kelahiran dan kematian. Secara sederhana, migrasi
merupakan perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu
tempat ke tempat lain melalui batas politik/negara ataupun batas
administrasi/batas bagian dari suatu negara.
Migrasi terdiri dari imigrasi dan emigrasi. Imigrasi adalah masuknya
penduduk dari suatu negara ke negara lain. Sedangkan emigrasi adalah
keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Angka migrasi
penduduk diantaranya angka migrasi masuk, angka migrasi keluar, angka
migrasi neto, dan angka migrasi bruto.
a. Angka Migrasi Masuk
Angka migrasi masuk menunjukkan banyaknya migran yang masuk per
seribu penduduk daerah tujuan dalam periode tahun tertentu.

RUMUS
𝐼
𝑚𝑖 = 𝑥𝑘
𝑃
Keterangan :
mi ; angka migrasi masuk per 1.000 penduduk pada tahun
tertentu
I : jumlah migran masuk pada tahun tertentu
P : jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
k : konstanta, biasanya 1.000

Contoh Soal:
Pada tahun 2016, penduduk di suatu wilayah sebesar 16.000 orang. Pada
tahun yang sama, migran yang masuk adalah sebanyak 80 orang.
Berapakah angka migrasi yang masuk ke wilayah tersebut?
Jawab:
𝐼
𝑚𝑖 = 𝑥1.000
𝑃

80
= 𝑥1.000
16.000

Dinamika Kependudukan di Indonesia | 10


Bahan Ajar Geografi Kelas XI SMA

Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang

= 5

Jadi, pada tahun 2016, terdapat 5 migran yang masuk per 1.000 orang
penduduk di wilayah tersebut.

b. Angka Migrasi Keluar


Angka migrasi keluar adalah angka yang menunjukkan banyaknya
migran yang keluar per seribu orang penduduk daerah asal dalam waktu
satu tahun.

RUMUS
𝑂
𝑚𝑜 = 𝑥𝑘
𝑃
Keterangan :
mo : angka migrasi keluar per 1.000 penduduk pada tahun
tertentu
O : jumlah migran keluar pada tahun tertentu
P : jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
k : konstanta, biasanya 1.000

Contoh Soal:
Pada tahun 2016, penduduk di suatu wilayah berjumlah 16.000 orang.
Pada tahun yang sama, migran yang keluar dari wilayah tersebut adalah
40 orang. Berpakah tingkat migrasi yang keluar dari wilayah tersebut?
Jawab:
𝑂
𝑚𝑜 = 𝑥1.000
𝑃
40
= 𝑥1.000
16.000
= 2,5

Jadi, pada tahun 2016 di wilayah tersebut terdapat 2-3 migran yang
keluar per seribu penduduk wilayah bersangkutan.

c. Angka Migrasi Neto


Angka migrasi neto adalah selisih antara banyaknya migran yang masuk
dan migran keluar perseribu penduduk di suatu wilayah dalam periode
tahun tertentu.

Dinamika Kependudukan di Indonesia | 11


Bahan Ajar Geografi Kelas XI SMA

Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang

RUMUS
𝐼−𝑂
𝑚𝑛 = 𝑥𝑘
𝑃
Keterangan :
mn : angka migrasi neto per 1.000 penduduk
I : jumlah migran masuk pada tahun tertentu
O : jumlah migran keluar pada tahun tertentu
P : jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
k : konstanta, biasanya 1.000

Contoh Soal:
Pada tahun 2016, penduduk di suatu wilayah berjumlah 16.000 orang.
Pada tahun yang sama, migran yang masuk ke wilayah tersebut sebanyak
80 orang. Jumlah migran yang keluar adalah 50 orang. Berapakah tingkat
migrasi neto di wilayah itu pada tahun 2016?
Jawab:
𝐼−𝑂
𝑚𝑛 = 𝑥1.000
𝑃
80 − 50
= 𝑥1.000
16.000
= 1,9

Jadi, pada tahun 2016, terdapat dua migran masuk dan keluar per seribu
penduduk dalam satu tahun di wilayah tersebut.

d. Angka Migrasi Bruto


Angka migrasi bruto menunjukkan banyanya perpindahan penduduk per
seribu penduduk di tempat asalah dan tempat tujuan migrasi.

RUMUS
𝐼+𝑂
𝑚𝑔 = 𝑥𝑘
𝑃1 + 𝑃2

Keterangan :
mg : angka migrasi bruto
I : jumlah migran masuk pada tahun tertentu
O : jumlah migran keluar pada tahun tertentu
P1 : jumlah penduduk di tempat tujuan
P2 : jumlah penduduk di tempat asal
k : konstanta, biasanya 1.000

Dinamika Kependudukan di Indonesia | 12


Bahan Ajar Geografi Kelas XI SMA

Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang

Contoh Soal:
Pada tahun 2016, penduduk di wilayah A berjumlah 16.000 orang.
Penduduk di wilayah B berjumlah 10.000 orang. Pada tahun yang sama,
migran yang masuk ke wilayah A dari wilayah B sebanyak 80 orang.
Sementara itu, migran yang keluar dari wilayah A seebanyak 50 orang.
Berpakah angka migrasi brutonya?
Jawab:
𝐼+𝑂
𝑚𝑔 = 𝑥1.000
𝑃1 + 𝑃2
80 + 50
= 𝑥1.000
16.000 + 10.000
150
= 𝑥1.000
26.000
= 9,4
Jadi pada tahun 2016 terdapat 9 migrasi masuk dan migrasi keluar di
tempat asal dan tempat tujuan.

B. Pertumbuhan Penduduk dan Proyeksi Penduduk


1. Pertumbuhan Penduduk
Natalitas, mortalitas dan migrasi merupakan variabel yang
mempengaruhi angka pertumbuhan penduduk. Kelahiran dan imigrasi akan
menambah jumlah penduduk. Sementara kematian dan emigrasi akan
mengurangi jumlah penduduk. Angka pertumbuhan penduduk merupakan
angka yang menjunjukkan tingkat pertambahan pendudu per tahun dalam
jangka waktu tertentu.

a) Pertumbuhan Penduduk Alami


Pertumbuhan penduduk alami adalah pertumbuhan penduduk yang
dihitung dari selisih antara kelahiran dan kematian di suatu wilayah.

RUMUS
𝑇 = 𝐿−𝑀

Keterangan :
T : jumlah penduduk alami
L : jumlah kelahiran dalam periode tahun tertentu
M : jumlah kematian pada periode tahun tertentu

Dinamika Kependudukan di Indonesia | 13


Bahan Ajar Geografi Kelas XI SMA

Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang

Contoh Soal:
Di suatu wilayah diketahui terdapat jumlah kelahiran 967.000 jiwa dan
kematian sebanyak 695.000 jiwa. Hitunglah pertumbuhan penduduk
alaminya!
Jawab:

X = (L - M)

= 967.000 – 695.000

= 308.000 jiwa
Jadi pada tahun 2016, pertumbuhan penduduk alami di wilayah tersebut
adalah 308.000 jiwa.

b) Pertumbuhan Penduduk Total


Pertumbuhan penduduk total adalah suatu pertambahan penduduk yang
tidak hanya selisih dari angka kelahiran dan kematian penduduk, tetapi
juga memperhitungkan migrasi (imigrasi dan emigrasi) penduduk.
RUMUS
𝑇𝑡 = 𝐿 − 𝑀 + (𝐼 − 𝐸)

Keterangan :
Tt : jumlah penduduk total
L : jumlah kelahiran dalam periode tahun tertentu
M : jumlah kematian pada periode tahun tertentu
I : jumlah imigrasi dalam periode tahuntertentu
E : jumlah emigrasi dalam periode tahun tertentu

Contoh Soal:
Di tahun 2016, jumlah kelahiran kasar di suatu wilayah adalah 967.000
jiwa. Jumlah kematian kasar adalah 659.000 jiwa. Jumlah imigrasi adalah
ebesar 889.000 jiwa, dan emograsi sebesar 512.000 jiwa. Hitunglah
pertumbuhan penduduk totalnya!
Jawab:

Tt = (L-M) + (I-E)

= (967.000 – 695.000) + (889.000 – 512.000)

= 308.000 + 377.000

= 685.000 jiwa.

Dinamika Kependudukan di Indonesia | 14


Bahan Ajar Geografi Kelas XI SMA

Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang

Jadi pertumbuhan penduduk total di wilayah tersebut pada tahun 2016


adalah 685.000 jiwa.

2. Proyeksi Penduduk
Jumlah penduduk pada masa yang kana datang dapat diperkirakan
dengan menggunakan data penduduk saat ini. Informasi mengenai perkiraan
jumlah penduduk di masa mendatang sangat penting dalam perencanaan
pembangunan, seperti untuk merencanakan penyediaan sarana dan prasarana
kesehatan, pendidikan dan perumahan.

RUMUS
𝑃𝑛 = 𝑃0 1 + 𝑟 𝑛

Keterangan :
Pn : jumlah penduduk pada tahun ke-n
P0 : jumlah penduduk pada tahun ke-0 atau tahun dasar
O : jumlah migran keluar pada tahun tertentu
n : jumlahtahun antara 0 ke-n
r : tingkat pertumbuhan penduduk per tahun (dalam persen)

Contoh Soal:
Pada tahun 2001, jumlah penduduk Indonesia tercatat 205 juta jiwa.
Tingkat pertumbuhan penduduk per tahun adalah 1,5%. Berapakah
proyeksi penduduk Indonesia untuk tahun 2016?
Jawab:
Pn = P0 (1 + r)n
= 205 (1+1,5%) 15
= 205 (1+ 0,015)15
= 205 (1,0015)15
= 205 (1,25)
= 256,3
Jadi, proyeksi penduduk Indonesia untuk tahun 2016 dengan tingkat
pertumbuhan penduduk 1,5% pertahun adalah 256,3 juta jiwa.

C. Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja


Mobilitas penduduk adalah pergerakan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain,
baik untuk sementara maupun untuk jangka waktu yang lama atau menetap secara
permanen. Mobilitas seperti ini disebut dengan mobilitas fisik. Ada dua jenis
mobilitas fisik, yaitu mobilitas permanen dan mobilitas nonpermanen.

Dinamika Kependudukan di Indonesia | 15


Bahan Ajar Geografi Kelas XI SMA

Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang

1. Mobilitas Permanen
Mobilitas permanen disebut juga dengan migrasi. Mobilitas permanen adalah
perpindahan penduduk untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain
melewati batas administratif atau batas polotik/negara.
a) Migrasi eksternal, adalah perpindahan penduduk dari suatu negara ke
negara lain.
1) Imigrasi, adalah masuknya penduduk dari satu negara ke negara lain
dengan tujuan menetap. Orang yang melakukan imigrasi disebut
imigran.
2) Emigrasi merupakan keluarnya penduduk dari suatu negara ke
negara lain dengan tujuan menetap. Orang yang melakukan emigrasi
disebut emigran.
3) Reimigrasi adalah proses kembalinya penduduk ke negara asalnya
setelah pindah dan menetap di negara asing.
b) Migrasi Internal
1) Transmigrasi, adalah pemindahan dan perpindahan penduduk dari
suatu daerah untuk menetap ke daerah lain yang ditetapkan di dalam
wilayah Indonesia untuk kepentingan pembangunan Negara karena
alasan-alasan yang dipandang perlu oleh pemerintahan berdasarkan
ketentuan yang doatur dalam undang-undang.
2) Urbanisasi adalah bertambahnya proposisi penduduk yang berdiam di
daerah kota yang disebabkan oleh proses perpindahan penduduk ke
kota dan atau akibat perluasan kota. Urbanisasi disebabkan oleh
faktor pendorong a) desa mengalami kelebihan penduduk, b) banyak
penduduk desa tidak mempunyai tanah untuk bercocok tanam, c)
pendapatan rendah, d) penduduk desa pergi ke kota gunamemperbaiki
taraf hidup yang rendah, dan faktor penarik a) kota menyediakan
lapangan kerja yang luas, b) kota memiliki fasilitas umum yang lebih
baik, misalnya fasilitas kesehatan, tempat rekreasi bdan hiburan, serta
pusat perdagangan c) kota merupakan pusat pendidikan dan
kebudayaan sehingga sangat menarik bagi orang-orang desa untuk
bersekolah di kota.
3) Ruralisasi merupakan bentuk perpindahan penduduk dari kota ke
desa yang merupakan kebijakan dari proses urbanisasi.

2. Mobilitas Nonpermanen
Mobilitas nonpermanen adalah perpindahan penduduk untuk sementara
waktu dari suatu tempat ke tempat lain. Mobilitas non permanen dapat
dikelompokkan menjadi:
a) Komutasi (mobilitas ulang alik) adalah bentuk mobilitas penduduk
nonpermanen, pergi dan pulang dalam tempo kurang dari 24 jam. Pelaku

Dinamika Kependudukan di Indonesia | 16


Bahan Ajar Geografi Kelas XI SMA

Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang

mobilitas tidak menginap di tempat tujuan. Pelaku mobilitas ini disebut


komuter atau pelaju. Contohnya, seorang yang berdomisili di Padang,
tetapi berkerja di Padang Pariaman.
b) Sirkulasi, adalah bentuk mobilitas penduduk nonpermanen yang
dilakukan dengan menginap di tempat tujuan untuk sementara waktu.
Pelakunya disebut sirkuler.
3. Mobilitas Tenaga Kerja
Berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
tenaga kerja adalah penduduk yang telah berusia 18 tahun atau lebih dan tidak
menganut batas umur maksimal. Jadi, penduduk yang berusia kerja (usia 18
tahun ke atas) yang aktif secara ekonomi, masih digolongkan sebagai tenaga
kerja. Pola mobilitas tenaga kerja umumnya mengikuti pola mobilitas
penduduk. Berdasarkan mobilitas tenaga kerja, ada dua tipe tenaga kerja,
yaitu:
a) Stayer adalah tenaga kerja yang bekerja pada lokasi yang sama dengan
tempat tinggal.
b) Movers, adalah tenaga kerja yang bekerja di lokasi yang berbeda dengan
tempat tinggalnya. Movers terdiri dari dua tipe, yaitu pekerja komuter dan
pekerja sirkuler.

Dinamika Kependudukan di Indonesia | 17


Bahan Ajar Geografi Kelas XI SMA

Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang

Pertemuan 2

Indikator:
3.5.5 Menganalisis kualitas penduduk Indonesia
3.5.6 Menganalisis Indeks Pembangunan Manusia
3.5.7 Menjelaskan bonus demografi dan dampaknya terhadap pembangunan
3.5.8 Menganalisis upaya menghadapi bonus demografi

A. Kualitas Penduduk Indonesia


Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 tahun 2009 tentang
Perkembangan kependudukan dan Pembangunan Keluarga, kualitas penduduk
adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan nonfisik yang meliputi derajat
kesehatan, pendidikan, pekerjaan, produktifitas, tingkat sosial, ketahanan,
kemandirian, kecerdasan, sebagai ukuran dasar untuk mengembangkan
kemampuan dan menikmati kehidupan sebagai manusia yang bertakwa,
berbudaya, berkepribadian, berkebangsaan dan hidup layak.
1) Kesehatan
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang
kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual,
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis.tingkat kesehatan dapat diindikasikan dari angka
kematian bayi, angka kematian ibu melahirkan, kecukupan gizi makanan, dan
usia harapan hidup.
Angka kematian bayi adalah angka yang menunjukkan banyaknya
kematian bayi pada usia 0 tahun dari setiap 1000 kelahiran hidup pada tahun
tertentu. Angka kematian bayi merupakan indikator yang menggambarkan
keadaan derajat kesehatan masyarakat.
Pada 2016, hasil riset Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa angka
kematian bayi (AKB) mencapai 25,5. Artinya, ada sekitar 25,5 kematian
setiap 1.000 bayi yang lahir. Selama beberapa tahun terakhir, AKB Indonesia
berangsur-angsur mengalami penurunan. Bahkan, perkembangan AKB di
Indonesia cukup menggembirakan dalam waktu 20 tahun tmenunjukkan
penurunan. Pasalnya, pada 1991 AKB pernah mencapai angka 68.
Namun demikian, AKB di Indonesia masih termasuk tinggi dibandingkan
dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura yang sudah di bawah
10 kematian per 1.000 kelahiran bayi. Kematian bayi merupakan salah satu
indikator sensitif untuk mengetahui derajat kesehatan suatu negara dan
bahkan untuk mengukur tingkat kemajuan suatu bangsa. Tingginya kematian
bayi pada usia hingga satu tahun menunjukkan masih rendahnya kualitas
sektor kesehatan di negara tersebut.

Dinamika Kependudukan di Indonesia | 18


Bahan Ajar Geografi Kelas XI SMA

Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang

Grafik 1. Angka kematian bayi per 1000 kelahiran di Indonesia tahun 2012-2016

Sumber: http://databoks.katadata.co.id

Angka harapan hidup adalah perkiraan rata-rata tambahan umur seseorang


yag diharapkan dapat terus hidup.

Grafik 2. Peningkatan angka harapan hidup di Indonesia tahun 2010-2013

Sumber: http://databoks.katadata.co.id

2) Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu indikator kualitas penduduk. Semakin
tinggi tingkat pendidikan yang dicapai, semkin tinggi kualitas sumber daya
manusia yang dimiliki. Pencapaian kualitas pendidikan di suatu daerah dapat

Dinamika Kependudukan di Indonesia | 19


Bahan Ajar Geografi Kelas XI SMA

Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang

dilihat dari persentase angka partisipasi sekolah, angka melek huruf, dan rata-
rata lama sekolah.
3) Pendapatan per Kapita
Pendapatan perkapita merupakan pendapatan rata-rata penduduk suatu negara
pada suatu periode tertentu. Pendapatan perkapita dipengaruhi oleh besar
kecilnya produk nasional bruto (PNB) atau gross national product (GNP)
serta jumlah penduduk. Pendapatan perkapita Indonesia meningkat setiap
tahunnya.
4) Indeks Pembangunan Manusia
Dalam UNDP (United Nations Development Programme), pembangunan
manusia adalah suatu proses untuk memperbesar pilihan-pilihan bagi
manusia. Indeks Pembangunan Manusia dijadikan sebagai kekayaan bangsa
yang sesungguhnya. Tujuan utama pembangunan adalah menciptakan
lingkungan yang memungkinkan bagi rakyat untuk menikmati umur panjang,
sehat, dan menjalankan kehidupan yang produktif.
Manfaat IPM adalah sebagai berikut:
a. PM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam
upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk).
b. IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu
wilayah/negara.
c. Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena selain sebagai
ukuran kinerja Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu
alokator penentuan Dana Alokasi Umum (DAU).

Pembangunan manusia diuukur dengan indeks pembangunan manusia


(IPM). Dimensi pembentuk IPM adalah umur panjang dan hidup sehat,
pengetahuan, dan standar hidup yang layak. Komponen-komponen yang
berpengaruh terhadap IPM adalah angka harapan hidup, rata-rata lama
sekolah, harapan lama sekolah, dan produk nasional bruto perkapita.

B. Bonus Demografi dan Dampaknya Terhadap Pembangunan


Bonus demografi berasal dari dua kata, yaitu bonus dan demografi. Bonus
artinya tambahan atau pemberian di luar batas-batas yangberhak didapatkan.
Sedangkan demografi berasal dari bahasa Yunani yaitu Demos yang berarti rakyat
dan Grafein yang berarti menulis. Berdasarkan istilah, demografi adalah ilmu
yang mempelajari memngenai komposisi, besar dan distribusi penduduk berupa
kelahiran, kematian, perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial.
Bonus demografi adalah masa dimana angka beban ketergantungan antara
penduduk usia produktif dengan penduduk usia tidak produktif mengalami
penurunan hingga mencapai angka dibawah 50. Artinya, setiap penduduk usia
produktif menanggung sedikit penduduk usia tidak produktif. Untuk mendapatkan

Dinamika Kependudukan di Indonesia | 20


Bahan Ajar Geografi Kelas XI SMA

Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang

bonus demografi tersebut maka kualitas sumber daya manusia harus ditingkatkan
secara maksimal melalui pendidikan, pelayanan, kesehatan, dan penyediaan
lapangan pekerjaan.
Bonus demografi tidak selalu menguntungkan bagi suatu negara. Peluang ini
hanya akan menguntungkan jika dimanfaatkan sebaik-baiknya. Jika tidak
dimanfaatkan dnegan maksimal, hal ini akan berbalik menjadi bencana demografi,
karena jumlah usia produktif melimpah tetapi tidak bisa dimanfaatkan. Bonus
demografi menjadi bencana demografi jika penduduk usia produktif tidak
memiliki pendidikan yang memadai dan tidak memperoleh keterampilan yang
cukup. Ketika hal ini terjadi, maka penduduk usia produktif akan menjadi
pengangguran.
Berikut ini dampak bonus demografi:
1. Dampak Positif
a) Terbentuknya generasi emas yang siap memikul tanggung jawab bangsa,
mengabdi dan berkorban pada bangsa, dan bersedia membangun dan
mengelola bangsa.
b) Meningkatnya laju perekonomian Indonesia yang berpengaruh besar
terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.
c) Kehidupan negara Indonesia akan modern, tertata, dan lebih baik
d) Roda perokonomian akan berkembang pesat dan siap bersaing dalam
dunia internasional.
2. Dampak Negatif
a) Semakin sempitnya lapangan pekerjaan
b) Pengangguran semakin banyak
c) Kemiskinan semakin menjadi-jadi
d) Timbulnya kawasan-kawasan slum area (pemukiman kumuh)
e) Kualitas kesehatan menurun
f) Perekonomian yang memburuk
g) Pendidikan rendah, yang mengakibatkan kualitas sumber daya manusia
rendah

Faktor-faktor penentu keberhasilan pemanfaatan bonus demografi dlah


sebagai berikut:

a) Peningkatan kualitas pendidikan. Pendidikan merupakan aspek penting


dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pendidikan
disini tidak hanya pendidikan formal, tetapi juga pendidikan non formal
yang menekankan pada pengembangan ketrampilan.
b) Peningkatan kualitas kesehatan. Peningkatan kualitas kesehatan akan
menjadikan angkatan kerja berkualitas. Selain berkualitas dalam bidang
pendidikan, angkatan kerja juga berkualitas dalam bidang kesehatan.

Dinamika Kependudukan di Indonesia | 21


Bahan Ajar Geografi Kelas XI SMA

Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang

c) Konsistensi dalam penurunan angka fertilitas. Penurunan angka kelahiran


yang konsisten akan menurunkan jumlah anak-anak da akan menjaga
populasi anak-anak pada angka kecil. Denga begitu, angka
ketergantungan akan tetap rendah.
d) Ketersediaan lapangan pekerjaan. Lapangan kerja yang cukup dan sesuai
dengan keahlian angkatan kerja akan membuat anak-anak muda bisa
mengembangkan potensi yang dimilikinya, dan menjadi sumbangan
tenaga yang produktf bagi pengembangan ekonomi negara. Adanya
lapangan pekerjaan yang besar akan mampu menampung jumlah angkatan
kerja yang besar dan mengurangi angka pengangguran.
e) Meningkatnya tabungan keluarga. Tabungan keluarga sangat penting
dalam perencanaan keuangan keluarga. Keluarga memiliki kesempatan
untuk menyediakan pendidikan dan kesehatan yang lebih baik bagi anak-
anaknya.
f) Meningkatnya perempuan yang masuk dalam pasar kerja. Jika angka
kelahiran dapat dikendalikan, ibu atau perempuan akan memiliki lebih
banyak waktu untuk berperan dalam kegiatan perekonomian selain
melahirkan dan merawat anak. Hal ini akan berpengaruh pada
peningkatan pendapatan keluarga.

Dinamika Kependudukan di Indonesia | 22


Bahan Ajar Geografi Kelas XI SMA

Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang

Pertemuan 3

Indikator:
3.5.9 Mengidentifikasi masalah akibat dinamika kependudukan di Indonesia
3.5.10 Menjelaskan upaya penanggulangan masalah yang ditimbulkan akibat
dinamika kependudukan

A. Masalah Akibat Dinamika Kependudukan


1. Ledakan Penduduk
Ledakah penduduk adalah keadaan penduduk degan laju pertumbuhan
yang cepat sebagai akibat dari tingkat kelahiran yang tinggi, sedangkan
tingkat kematian menurun secara tajam. Jika hal ini berlangsung lama, maka
populasi dunia akan terus meningkat. Dampak negatif yang muncul akibat
ledakan penduduk ini adalah sebagai berikut:
a. Memicu terjadinya eksploitasi berlebihan terhdap lahan pertanian yang
berdampak buruh pada produktivitas lahan
b. Meningkatkan aktivitas industri dan rumah tangga yang tidak ramah
lingkungan
c. Lapangan pekerjaan yang dibutuhkan menjadinlebih banyak. Jika
lapangan pekerjaan tidak tersedia, ledakan penduduk akan menimbulkan
masalah pengangguran besar-besaran dan kemiskinan makin meningkat.
d. Memperbesar kebutuhan lahan untuk pemukiman.
e. Peningktatan kebutuhan pada sumber daya air, pangan, dan energi.

Untuk mencegah hal-hal tersebut, pemerintah mengupayakan beberapa hal,


yaitu:

a. Menerapkan program KB melalui program NKKBS, keluarga terdiri dari


ayah, ibu, dan dua orang anak.
b. Menetukan batas terendah usia perkawinan pertama. Usia terendah bagi
perempuan adalah 19 tahun, dan usia terendah bagi laki-laki adalah 21
tahun.
c. Meningkatkan fasilitas sekolah yang dapat menunda usia perkawinan.
2. Sebaran Penduduk yang Tidak Merata
Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran
antarpulau, provinsi, kabupaten maupun antara perkotaan dan pedesaan.
Akibat dari tidak meratanya penduduk, yaitu luas lahan pertanian di Jawa
semakin sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan
industri. Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa belum dimanfaatkan secara
optimal karena kurangnya sumber daya manusia.

Dinamika Kependudukan di Indonesia | 23


Bahan Ajar Geografi Kelas XI SMA

Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang

Untuk mengatasi masalah persebaran penduduk yang tidak merata,


pemerintah melaksanankan beberapa program seperti berikut:
a. Transmigrasi ke wilayah yang jarang penduduknya
b. Pemerataan lapangan kerja dengan mengembangkan industri di luar Pulau
Jawa
c. Pengendalian jumlah penduduk dengan program KB atau penundaan usia
menikah.

Angka kepadatan penduduk menunjukkan rata-rata jumlah penduduk tiap 1


km. Semakin besar angka kepadatan penduduk, maka semakin padat penduduk
yang mendiami wilayah tersebut. Angka kepadatan penduduk beranfaat untuk hal-
hal berikut:
1. Mengetahui konsentrasi penduduk di suatu wilayah
2. Sebagai referensi dalam pelaksanaan pemerataan dan persebaran penduduk
(program transmigrasi)

Ada tiga jenis kepadatan penduduk,yaitu:


1. Kepadatan Penduduk Kasar
Kepadatan penduduk kasar menunjukkan jumlah penduduk untuk setiap
kilometer persegi luas wilayah. Kepadatan penduduk kasar juga disebut
kepadatan penduduk aritmatik. Cara menghitung angka kepadatan penduduk
kasar adalah sebagai berikut:

RUMUS

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 (𝑗𝑖𝑤𝑎)


𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝐾𝑎𝑠𝑎𝑟 =
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑊𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎𝑕 (𝑘𝑚)2

2. Kepadatan Penduduk Fisiologis


Menunjukkan jumlah penduduk untuk setiap kilometer persegi wilayah lahan
yang ditanami (lahan pertanian). Rumusnya adalah sebagai berikut:

RUMUS

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 (𝑗𝑖𝑤𝑎)


𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝐹𝑖𝑠𝑖𝑜𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖𝑠 =
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐿𝑎𝑕𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑖𝑎𝑛 (𝑘𝑚)2

3. Kepadatan Penduduk Agraris


Kepadatan pertanian oenunjukkan jumlah penduduk petani untuk setiap
kilometer persegi wilayah lahan budidaya. Ukuran ini menggambarkan
intensitas pertanian dari petani terhadap lahan pertanian. Cara untuk
menghitung kepadatan penduduk agraris adalah sebagai berikut:

Dinamika Kependudukan di Indonesia | 24


Bahan Ajar Geografi Kelas XI SMA

Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
RUMUS

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑃𝑒𝑡𝑎𝑛𝑖(𝑗𝑖𝑤𝑎)


𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝐴𝑔𝑟𝑎𝑟𝑖𝑠 =
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐿𝑎𝑕𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑖𝑎𝑛 (𝑘𝑚)2

Contoh Soal:
Luas suatu wilayah kecamatan 160 km2. Luas lahan pertanian 120 km2.
Jumlah penduduk pada tahun 2016 adalah 12.000 jiwa. 9.240 penduduk
berprofesi sebagai petani. Hitunglah kepadatan penduduk kasar, kepadatan
penduduk fisiografis, dan kepadatan penduduk agraris!
Jawab:
a. Angka kepadatan penduduk kasar:
12.000
𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝐾𝑎𝑠𝑎𝑟 =
160
= 75
b. Angka kepadatan penduduk fisiografis:

12.000
𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑓𝑖𝑠𝑖𝑜𝑔𝑟𝑎𝑓𝑖𝑠 =
120
= 100
c. Angka kepadatan penduduk agraris:
9.249
𝐾𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝐴𝑔𝑟𝑎𝑟𝑖𝑠 =
120 𝑘𝑚2
= 77

Dinamika Kependudukan di Indonesia | 25


Bahan Ajar Geografi Kelas XI SMA

Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang

Pertemuan 4

Indikator:
3.5.11 Menjelaskan sumber-sumber data kependudukan
3.5.10 Menganalisis metode pengolahan data kependudukan
3.5.12 Menganalisis data kependudukan

A. Sumber-Sumber Data Kependudukan


Sumber data kependudukan dibagi menjadi tiga, yaitu sensus penduduk,
registrasi penduduk, dan survei penduduk.
1. Sensus Penduduk
Sensus penduduk adalah perhitungan jumlah penduduk suatu negara
dengan mengumpulkan , menghitung, dan menyusun data penduduk, baik
penduduk asli maupun pendatang, pada waktu tertentu dan di wilayah
tertentu. Jenis-jenis sensus:
a. Sensus de facto, adalah cara perhitungan jumlah penduduk yang
dilakukan pada setiap orang yang ada di wilayah sensus. Sensus de facto
dapat dilakukan secara serempak di seluaruh daerah, sehingga data
diperoleh lebih cepat dan dapat diolah. Tetapi, ada kemungkinan terjadi
dua kali pencatatan atau lebih pada penduduk yang sama, penduduk
dengan mobilitas dinamis, memiliki kemungkinan untuk tidak tercatat.
b. Sensus de jure adalah sensus yang dilakukan pada tiap penduduk yang
benar-benar penduduk yangberdiam di wilayah sensus. Kesulitan pada
sensus ini jika terdapat penduduk dengan tempat tinggal ganda dan
pergerakan penduduk karena adanya migrasi sirkuler.

Ada dua metode yang digunakan dalam pelaksanaan sensus, yaitu metode
house holder dan metode canvasser. Motode house holder adalah metode
yang digunakan untuk melaksanakan sensus pendudukdengan cara petugas
sensus membagikan angket kepada setiap keluarga untuk dijawab oleh
keluarga sesuai dengan keadaan sesungguhnya. Sedangkan metode canvasser
adalah kegiatan sensus penduduk dengan cara petugas sensus langsung
mendatangi setiap keluarga untuk mengisi daftar perncacahan sesuai dengan
hasil interview dengan keluarga.

2. Registrasi Penduduk
Regristrasi penduduk adalah pencatatan tentang identitas atau ciri-ciri,
status, dan kondisi penduduk yang dilaksanakan secara terus menerus oleh
instansi tertentu atau pemerintah mulai tingkat terendah. Dari data hasil
registrasi akan didapatkan laporan monografi desa tentang kependudukan

Dinamika Kependudukan di Indonesia | 26


Bahan Ajar Geografi Kelas XI SMA

Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang

secara kontinu yang berisi tentang kelahiran penduduk, kematian,


perkawinan, perceraian, dan perpindahan penduduk.

3. Survei
Survei penduduk hampir sama dengan sensus penduduk. Perbedaannya
terletak pada waktu pelaksanaan, wilayah, dan jumlah penduduk yang didata.
Proses pendataan survei hanya dilakukanterhadap sampel penduduk di
beberapa wilayah yang dianggap dapat mewakili atau menggambarkan
karakteristik semua penduduk di sekitar wilayah sampel. Pelaksaan survei
penduduk dapat dilaksanakan kapan saja sesuai dengan kebutuhan dan tidak
memiliki periodisasi seperti halnya sensus penduduk.

B. Metode Pengolahan Data Kependudukan


Pengolahan data kependudukan bertujuan untuk menghasilkan tabel statistik yang
berisi hasil registrasi penduduk, survei, dan sensus penduduk. Tahap ini sangat
menentukan tingkat keakuratan dan ketetapan data statistik yang dihasilkan. Sejak
tahun 1960, BPS telah menggunakan kumputer untuk mengolah data. Dalam
pengolahan data, BPS telah mengembangkan berbagai program aplikasi untuk
data entry, editing, validasi, tabulasi, dan analisis. Tahapan dalam kegiatan
pengolahan data kependudukan adalah sebagai berikut:
a. Proses pengolahan prakomputer, mencakup:
1. Penerimaan dokumen (receiving), yaitu meneriama dan memeriksa
kelengkapan hasil pencacahan
2. Penyimpanan dokumen agar mudah diambil apabila diperlukan dalam
tahap selanjutnya sehingga mudah dikembailkan ke tempat semula
3. Pengelompokan dokumen(batching)
4. Penyuntingan/penyandian (editing/coding), adalah proses memeriksa dan
membetulkan isian serta memberi kode pada field-field yang ditentukan
pada dokumen hasil pendataan.
b. Peroses pengolahan data dengan komputer, yang terdiri atas langkah-langkah
berikut:
1. Instalasi program pengolahan
2. Entri data atau perekaman data, yaitu proses pemindahan data fisik
menjadi data digital
3. Validasi data untuk memastikan semua data sudah memenuhi syarat
4. Back up data, menduplikasi file komputer pada beberapa media
penyimpanan untuk pengamanan data
5. Restore, prose spenggantian pangakalan data (database) yang rusak, yang
digantikan dari pangkalan data hasil back up terakhir
6. Gabung data untuk menggabung pangkalan data kabupaten/kota
7. Pencetakan laporan

Dinamika Kependudukan di Indonesia | 27


Bahan Ajar Geografi Kelas XI SMA

Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang

C. Menganalisis Data Kependudukan


Analisis data kependudukan merupakan tindakan mengolah data menjadi
informasi yang bermanfaat tentang dinamika kependudukan untuk perencanaan
pembangunan. Ada dua pendekatan yang digunakan dalam menganalisis data
kependudukan, yaitu:
1. Pendekatan Kohor (cohort approach)
Analisis menggunakan pendekatan kohor atau kelompok berkaitan dengan
kuantitas dan waktu terjadinya peristiwa demografis untuk anggota kohor,
yang sangat berguna untuk mempelajari kehidupan individu dan implikasinya
bagi masyarakat. Kohor (kelompok) didefenisikan sebagai sekelompok orang
yang mengalami kejadian yang sama-asal periode yang sama. Contohnya,
orang-orang yang lahir tahun 1950-an dianggap sebagai anggota kelompok
kelahiran 1950-an.
Ada tiga elemen dasar dalam analisis kohor, yakni tanggal kalender asal
peristiwa kohor, durasi (jangka waktu yang berlangsung sejak asal peristiwa
kohor), dan tanggal kalender saat terjdinya kejadian yang sedang diteliti.
Kelemahan analisis kohor adalah:
a. Analisis kohor tidak dapat dilakukan secara jelas dan langsung
menunjukkan situasi demografis dalam periode tertentu, yang cenderung
menjadi fokus perhatian bagi pembuat kebijakan dan masyarakat.
b. Penghitungan ukuran demografi kohor memerlukan informasi lengkap
dari setiap individu sampai dia meninggal.

2. Pendekatan Waktu (Period Approach)


Analisis dengan pendekatan waktu mengatasi keterbatasan utama analisis
dengan pendekatan kohor. Ananlsis dengan pendekatan waktu menyelidiki
dan secara jelas menunjukkan kejadian demografis dan perubahannya dalam
satu atau beberapa periode waktu tertentu, yang menjadi kepentingan
pembuat kebijakan, dan amsyarakat. Tujuan utama analisis dengan
pendekatan wakatu adalah untuk mengetahui bagaimana perubahan ukuran
dan komposisi penduduk dari waktu ke waktu.

D. Komposisi Penduduk dalam Analisis data Kependudukan


Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk pada suatu wilayah
dengan menggunakan dasar kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan sebagai
dasar pengelompokan adalah secara geografis, biologis, sosial, atau ekonomi.
Pengelompokan penduduk ini bertujuan untuk;
a) Mengetahui sumber daya manusia yang ada, baik menurut umur, maupun
jenis kelamin
b) Mengambil suatu kebijaksanaan yang berhubungan degan kependudukan
c) Membandingkan keadaan suatu penduduk dengan penduduk lainnya

Dinamika Kependudukan di Indonesia | 28


Bahan Ajar Geografi Kelas XI SMA

Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang

d) Mengetahui proses demografi yang terjadi pada penduduktersebut melalui


piramida penduduk.

Berdasarkan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin, ada


beberapa konsep dan ukuran yang bisa dipelajari, yaitu:

a) Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)


Sex ration adalah perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dan penduduk
perempuan pada suatu daerah di tahun tertentu. Sex ratio biasanya dinyatakan
dalam banyaknya penduduklaki-laki per seratus perempuan.

RUMUS

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝐿𝑎𝑘𝑖 − 𝑙𝑎𝑘𝑖


𝑆𝑅 = 𝑥 100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑒𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛

Contoh Soal:
Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2016 adalah 179,3 juta jiwa. Terdiri
dari 89,4 juta laki-laki dan 89,9 juta jiwa perempuan. Tentukanlah sex ratio
penduduk Indonesia pada tahun tersebut!
Jawab:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝐿𝑎𝑘𝑖 − 𝑙𝑎𝑘𝑖
𝑆𝑅 = 𝑥 100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎𝑕 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑒𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛

89.400.000
= 𝑥 100
89.900.000
= 99
Jadi, dalam setiap 100 orang perempuan terdapat 99 orang laik-laki.

Besar kecilnya rasio jenis kelamin di suatu daerah dipengaruhi oleh:


1) Rasio jenis kelamin pada saat kelahiran
2) Pola mortalitas antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan
3) Pola migrasi antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan.

b) Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio)


Angka beban tanggungan atau angka ketergantungan adalah angka yang
menyatakan perbandingan antara banyaknya penduduk dalam kelompok umur
produktif. Kelompok umur produktif adalah penduduk berumur atara 15-64
tahun. Sedangkan penduduk umur tidak produktf adalah 0-14 tahun dan 65
tahun ke atas.

Dinamika Kependudukan di Indonesia | 29


Bahan Ajar Geografi Kelas XI SMA

Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang

RUMUS

𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑢𝑠𝑖𝑎 0 − 14 𝑡𝑎𝑕𝑢𝑛 + 65 𝑡𝑎𝑕𝑢𝑛 𝑘𝑒𝑎𝑡𝑎𝑠


𝐷𝑅 = 𝑥 100
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑈𝑠𝑖𝑎 15 − 64 𝑡𝑎𝑕𝑢𝑛

Contoh Soal:
Di kota A , jumlah penduduk adalah 600.000 jiwa dengan jumlah penduduk
berumur 0-14 tahun sebanyak 150.000 jiwa dan jumlah penduduk berumur 65
tahun keatas sebanyak 50.000 orang. Penduduk berumur 15-64 tahun
sebanyak 400.000 0rang. Hitunglah angka bebean ketergantungan kota A!

Jawab:

𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑢𝑠𝑖𝑎 0 − 14 𝑡𝑎𝑕𝑢𝑛 + 65 𝑡𝑎𝑕𝑢𝑛 𝑘𝑒𝑎𝑡𝑎𝑠


𝐷𝑅 = 𝑥 100
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑈𝑠𝑖𝑎 15 − 64 𝑡𝑎𝑕𝑢𝑛
150.000 + 50.000
= 𝑥 100
400.000
= 50.

Jadi, berdasarkan perhitungan dependency ratio diatas, dapat disimpulkan


bahwa setiap 400.000 jiwa usia produktif menanggung 50 orang usia non
produktif.

Angka tersebut menunjukkan angka ketergantungan di daerah A rendah. Jika


DR kurang dari 60, maka angka beban ketergantungan rendah. Jika DR 60-
90, amak angka beban ketrgantungan sedang. Jika R lebih dari 90, maka
angka beban ketergantungan tergolong tinggi. Tingginya angka
ketergantungan dapat menimbulkan beberapa masalah, diantaranya:

1) Usia produktif akan menanggung beban berat dalam memenuhi


kebutuhan golongan non produktif
2) Pendapatan perkapita daerah menjadi turun atau rendah
3) Kemampuan manabung masyarakat menjadi rendah
4) Pertumbuhan perekonomian menjadi lambat

Berdasarkan komposisi umur dan jenis kelamin, amak karakteristik penduduk


dapat dibedakan menjadi tiga ciri, yaitu ekspansif, stasioner, dan konstruktif.

a. Piramida Ekspansif (Penduduk Muda)

Dinamika Kependudukan di Indonesia | 30


Bahan Ajar Geografi Kelas XI SMA

Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang

Piramida penduduk muda berbentuk limas (kerucut), menunjukkan


jumlah umur muda lebih besar, kelahiran tinggi, kematian rendah,
sehingga jumlah penduduk terus bertembah. Contohnya adalah Indonesia.
b. Piramida Stasioner
Piramida penduduk dewasa berbentuk seperti granat, menunjukkan
jumlah umur muda seimbang dengan umur tua, kelahiran rendah,
kematian rendah, sehingga jumlah penduduk tetap. Contohnya Amkerika
Serikat.
c. Piramida Konstruktif
Piramida penduduk tua berbentuk seperti batu nisan, menunjukkan jumlah
penduduk umur dewasa banyak, umur muda sedikit, jumlah penduduk
terus berkurag, kematian lebih besar daripada kelahiran. Contohnya
Jerman dan Swedia.

Gambar 1. Piramida Penduduk

Sumber: http://www.bukupedia.net/2016/05/

Gambar 2. Piramida penduduk Indonesia

Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035

Dinamika Kependudukan di Indonesia | 31


Bahan Ajar Geografi Kelas XI SMA

Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang

DAFTAR RUJUKAN

BPPN. BPS. UNFPA. 2013. Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035. Jakarta:


Badan Pusat Statistik.

BPS. Indeks Pembangunan Manusia. [online].


https://www.bps.go.id/subjek/view/id/26#subjekViewTab1. Diakses pada
21 Oktober 2017.

Huda, Nurul.,dkk. 2014. Suplemen Sumber Belajar Olimpiade Geografi 1.


Jakarta: Bina Prestasi Insani.

Katadata. [online]. Meski Menurun, Angka Kematian Bayi di Indonesia Masih


Tinggi. Artikel. Diterbitkan pada 25 November 2016.
http://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/11/25/meski-menurun-
angka-kematian-bayi-di-indonesia-masih-tinggi. Diakses pada 21 oktober
2017

Lembaga Demografi FEUI. 2007. Dasar-Dasar Demografi. Jakarta: Fakultas


Ekonomi UI.

Nurichwan, mhd. 2015. Bonus Demografi Peluang Memajukan Bangsa Indonesia.


(Online) Diakses tanggal 20 April 2017

Saichudin. 2015. Menuju Bonus Demografi Indonesia. (Online)


fkmalmamrsaya.blogspot.co.id/2015/03/menuju-bonus-demografi-
indonesia-tahun.html. Diakses tanggal 20 April 2017

Sindhu P, Yasinto. 2017. Geografi Untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Suprawoto. 2014. Peluang Demografi Indonesia. Jakarta: Keminfo

Tarigan, Robinson. 2010. Perencanaan Pembangunan. Jakarta: Bumi Aksara

Dinamika Kependudukan di Indonesia | 32

Anda mungkin juga menyukai