Anda di halaman 1dari 21

DAMPAK PEMAKAIAN AC BAGI LINGKUNGAN

Browse » Home » service ac gresik , service ac margomulyo , service ac surabaya , service ac


surabaya barat , service ac surabaya murah , service kulkas surabaya » DAMPAK PEMAKAIAN
AC BAGI LINGKUNGAN

AC atau pendingin ruangan tentulah bukan barang asing lagi bagi kita, apalagi yang tinggal di daerah perkotaan.
Malah AC seakan menjadi peralatan elektronik yang wajib ada mengingat betapa panasnya cuaca belakangan ini. Ada
lembaga pendidikan yang membanggakan gedungnya karena dilengkapi fasilitas AC. Ya, AC seakan-akan menjadi
barang mewah yang patut dibanggakan keberadaannya, padahal bila kita tahu dampak pemakaian AC bagi
lingkungan, kita pastilah berpikir berpuluh kali.
AC menyejukkan suasana di dalam ruangan dan meningkatkan suhu di luar ruangan. Karena itu tak heran bila kita
berjalan di dekat bangunan yang memiliki penyejuk ruangan raksasa, di bagian luar ruangannya pasti terasa panas.
Nah, bila satu rumah memakai AC maka suhu di luar rumah itu akan meningkat, dan apa jadinya bila ada banyak
rumah yang menggunakan AC, bisa dibayangkan berapa besar peningkatan suhunya.,

Tiap unit AC mempergunakan Freon. Freon adalah nama dagang dari bahan kimia yang disebut klorofluorokarbon
atau CFC, digunakan terutama dalam pendinginan dan AC. Freon dan refrigeran lain yang beracun dan dapat
menyebabkan keracunan dan bahkan kematian. Nah, seperti yang kita tahu AC baik itu di rumah, perkantoran, sampai
ke AC yang disewakan untuk berbagai acara juga dilengkapi Freon. Seperti yang kita tahu, Freon atau CFC merupakan
penyebab global warming yang menjadi penyebab banyaknya perubahan di lingkungan hidup, mulai dari
meningkatnya suhu muka bumi sampai mencairnya es di kutub. Pertanyaannya, apa efek samping dari segi kesehatan
jika kita menghirup udara freon?

Akibat pertama adalah keracunan klorofluorokarbon (CFC). Gejala-gejalanya adalah pembengkakan tenggorokan, sulit
bernapas, sakit tenggorokan parah, kehilangan penglihatan, membakar mata, hidung, bibir dan lidah, luka bakar pada
kerongkongan, muntah darah, darah dalam tinja, nyeri perut yang parah, irama jantung abnormal dan peredaran
darah.

Akibat kedua adalah masalah jantung. Penggunaan freon AC berlebihan dapat memunculkan efek samping yang
serius pada jantung. Freon pendingin berpotensi racun untuk jantung dan dapat mengakibatkan serangan jantung,
tekanan darah tinggi dan irama jantung normal amblasnya menuju peredaran darah.

Akibat terakhirnya dan yang paling fatal adalah kematian. The National Institute for Occupational Safety and Health
atau NIOSH sempat melaporkan kematian yang disebabkan oleh irama jantung abnormal dan mati lemas pendingin
di ruang tertutup, tampaknya mereka terkena sindrom sniffing death. Sindrom ini terjadi ketika korban mengalami
inhalansia secara tiba-tiba, menyebabkan pelepasan adrenalin yang menghentikan jantung. Makanya bila AC mobil
nyala, kita sering diminta membuka sedikit jendela, kalau ditutup rapat, bisa-bisa kita mati lemas di dalam mobil.

Pemakaian AC memang sekarang itu layaknya kebutuhan primer apalagi untuk warga di perkotaan. Inilah mungkin
penyebab kenapa bisnis jasa ac dan sewa ac sangat laris di daerah perkotaan. Tapi apakah kita sadar kalau pemakaian
AC terlalu berlebihan itu mengundang banyak dampak negatif? Kenapa begitu? Ini dia 5 alasan simplenya:

AC membuat orang malas berolahraga: sadarkah kamu saat kita sudah masuk kamar dan menyalakan AC, kadang kita
malas untuk keluar. Itu juga kadang menjadi faktor kenapa kita malas bangun pagi untuk berolahraga karena kita
terlalu nyaman dengan kamar kita yang ber-AC.

AC membuat orang mengantuk: saat berada dikantor, apalagi dengan kondisi udara AC yang dinginnya berlebihan,
kadang membuat kita menguap terus menerus.

AC membuat kita malas berkeringat: coba pikirkan seberapa sering kamu berkeringat sejak kamu memakai AC terus
menerus. Pasti tidak sesering dulu bukan?

AC membuat kekebalan tubuh kita berkurang: penyebab utama dari hal ini mungkin karena kurang olahraga dan
kurang bergerak.

AC membuat kita malas beraktivitas: karena terlalu nyaman kadang kita jadi malas melakukan aktivitas lainnya saat
kita sedang menyalakan AC.

Mungkin bakalan ada yang menyangkal 5 alasan di atas, tapi ini hanya pengalaman dari melihat lingkungan sekitar.
Salah satu resiko terbesar bagi kesehatan anak dari penggunaan AC adalah penyakit dan bahaya yang tersembunyi
dalam unit AC sentral. Mold sering ditemukan di sana dan sering kali tidak terdeteksi mold mulai menyebar ke
seluruh dinding. Pada saat itu, pencegahan sudah terlambat.

Apa itu mold? mold adalah jamur yang berkembang pesat pada unit AC dirumah kita. Mold tidak bisa terlihat dengan
mata telanjang, bayangkan mold tersebut berkeliaran dengan bebas dibantu dengan peredaran udara unit AC kita,
mold dapat dan akan muncul dari udara tipis di mana saja. Satu organisme mold dapat berkembang biak dengan
cepat triliunan dalam waktu kurang dari tiga minggu hanya melalui produksi konstan mereka spora!

Sebagian besar keluarga mengetahui mereka memiliki masalah mold ketika sudah terlambat, dan penyebab nomor
satu mold sebenarnya adalah AC anda. Di satu sisi AC terlihat sebagai barang mewah, tapi dibalik itu semua mold
penyebab lingkungan yang sempurna lembab dan tersembunyi untuk pertumbuhan jamur. Maka itu pengecekan dan
perawatan rutin mesti dilakukan.

Nah, inilah tanda-tanda AC memiliki masalah:

Jika mengalami masalah termostat dan sistem pengkondisian udara pada AC, bisa jadi yang rusak adalah
termostatnya. Cara yang baik untuk mengetahui masalah ini adalah apabila jika salah satu bagian dari ruangan sangat
dingin sedangkan bagian lain tidak sama sekali alias pendinginan tidak merata.

Jika tagihan listrik mengalami lonjakan besar selama satu bulan yang sangat panas tapi ruangan anda masih panas,
itu berati unit AC tidak berfungsi maksimal. Inefisiensi ini mungkin saja terjadi karena jumlah aliran udara yang datang
dari ventilasi udara menurun, menyebabkan tagihan naik.

Jika AC tidak memancarkan udara dingin walaupun telah dilakukan pembersihan, kemungkinan besar kompresornya
yang bermasalah. Tapi jika udara yang dipancarkan tidak merata itu bearti masalah terjadi pada duct work.

Jika kerusakan pada Ac terjadi karena kebocoran refrigeran, Sebaiknya segera panggil petugas agar diperiksa dan
diperbaiki secepatnya. Jika dibiarkan, air bocor dari AC anda akan membentuk es di dalam unit AC yang akan
menyebabkan kerusakan jangka panjang.

Jika tercium bau busuk atau menyengat yang datang dari ventilasi udara AC ini berarti bahwa ada isolasi kawat AC
yang telah terbakar habis. Sedangkan jika bau apek, biasanya menunjukkan bahwa ada kehadiran jamur di dalam
unit.

Mesin penyejuk ruangan (AC) ternyata lebih berbahaya bagi lingkungan hidup ketimbang yang selama ini diduga
orang.

Di dalam mesin itu terdapat zat pendingin yang merusak. Karena permintaan AC tiga sampai empat kali lebih besar
daripada yang diduga, banyak zat berbahaya yang terpancarkan ke alam bebas. Demikian sebuah hasil penelitian di
Belanda yang diumumkan pada Selasa (23/6).

Menurut penelitian ini, pada 2050 semua jenis mesin penyejuk ruangan dan mesin pendingin akan menyebabkan 15
persen pemanasan bumi. Sekarang paling banter masih mencapai 3 persen.

Khususnya di China dan India permintaan terhadap mesin penyejuk ruangan meningkat tajam. Lembaga perencanaan
lingkungan Belanda, PBL, berseru supaya mesin penyejuk ruangan menggunakan zat-zat yang tidak terlalu
membahayakan lingkungan hidup. Dunia usaha sekarang tengah mengembangkan zat semacam ini.

Kebayang kan Mesin yang sekarang sudah Bukan jadi barang mewah Ini Tenyata Menjadi faktor Penyebab Kerusakan
Lingkungan kita

saat ini digunakan di rumah dan kantor di seluruh dunia, tapi banyak dari efek negatif dari udara yang. AC sentral
memang faktor penting saat iklim panas. Namun, pusat AC dapat memperburuk masalah kesehatan tertentu dan
mencemari udara dengan partikel organik. Menurut National Institutes of Health, AC juga telah menjadi salah satu
media penyebaran penyakit.

Berikut beberapa contoh dampak negatifnya:

Memperburuk Kondisi Pernafasan

Menurut "International Journal of Epidemiology", AC sentral membuat kondensasi pada kumparan pendingin dan
arus pembuangan menjadi tempat berkembangnya mikroorganisme dan jamur. Dampak tersebar nya adalah kondisi
pernafasan kita yang akan memburuk. Kita bisa terserang penyakit pernapasan asma, bronkitis atau dapat mengalami
infeksi paru-paru serius, sesak napas.

Pencemaran Udara Dalam Ruangan

Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) memperingatkan bahwa polusi udara dalam ruangan mungkin lebih besar
akibat AC karena orang-orang menghabiskan sebagian besar waktu di dalam ruangan mereka, hal ini meningkatkan
faktor risiko untuk orang dengan masalah pernapasan dan penyakit kardiovaskular.

Menurut EPA, udara AC dapat menyebarkan polutan dalam ruangan seperti bakteri, jamur, jamur, virus, serbuk sari
dan bulu binatang. Udara luar diperlukan untuk mengurangi jumlah polusi udara di ruangan. konstruksi bangunan,
yaitu memiliki pondasi dan konstruksi yang cukup kuat dan aman untuk penghuni di dalamnya serta dibuat dari
bahan bangunan yang tahan lama, mudah untuk dipelihara, terdapat jaringan listrik dan bersifat tahan api.

Nah, ada begitu banyak masalah kesehatan yang bisa ditimbulkan karena penggunaan AC, dampak buruk pemakaian
AC bagi lingkungan juga terbilang banyak terutama efek rumah kaca yang ditimbulkannya. Jadi, daripada memakai
AC yang hanya memberikan kesejukan sesaat, mengapa kita tidak memperindah lingkungan tempat kita hidup
dengan menanam aneka tanaman rindang.
Menanam aneka bunga memang perlu waktu, namun efek yang ditimbulkannya juga bersifat jangka panjang, selain
mampu menyejukkan, tanaman juga kadang menyerap berbagai zat berbahaya di lingkungan rumah seperti yang
dilakukan tanaman lidah mertua atau Sansiviera. Di samping menyejukkan, indah, dan sehat, bukankah lingkungan
tempat kita tinggal juga terselamatkan. Bila kita merusak lingkungan tempat kita hidup tanpa kita sadari hanya atas
nama kenikmatan sesaat, seandainya lingkungan hidup benar-benar rusak, mesti kemanakah kita pergi ?

BAHAYA PENGGUNAAN CFC


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keseimbangan alam sering terganggu akibat ulah manusia, es di kutub mencair setiap harinya,
hutan-hutan terbakar secara tiba-tiba oleh raoleh radiasi sinar matahari. Pemanasan global sudah
mengancam bumi.

Pemanasan global itu berawal dari industri yang menghasilkan bahan-bahan yang berbahaya bagi
ozon seperti CO2 dan CFC. Zat yang dinamakan CFC (Kloro Floro Karbon) banyak digunakan sebagai
pelarut dalam pembersih alat-alat elektronik seperti kulkas dan AC.

Secara umum, setiap rumah didunia memiliki setidaknya satu AC dan satu kulkas. Berdasarkan itu
kita bisa bayangkan berapa banyak CFC yang digunakan diseluruh dunia. Itu belum termasuk
penggunaan CFC dikantor-kantor dan gedung-gedung bertingkat.

Berbagai negara di duniapun mulai mengurangi penggunaan CFC, termasuk di Indonesia. Namun,
tidak semua orang benar-benar pahan bagaimana CFC dapat merusak bumi. Penyusunpun berusaha
membahas lebih detail mengenai hal tersebut.
B. Perumusan Masalah

Penyusun membatasi perumusan masalah dalam karya ilmiah ini menjadi menjadi:

1. Apakah pengertian CFC?

2. Apakah kegunaan CFC?

3. Apakah Dampak dari penggunaan CFC?

4. Bagaimana penanggulangan dari Penggunaan CFC yang mengancam bumi?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk melengkapi tugas mata pelajaran Bahasa
Indonesia kelas XII IPA 1 semester genap materi seminar tahun ajaran 2007-2008

D. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data dalam karya ilmiah ini adalah:

1. Metode Kepustakaan

Dengan mengambil beberapa referensi dari buku, koran dan sumber tertulis lainnya

2. Metode Internet

Dengan menggunakan beberapa situs dan mengambil beberapa data yang berhubungan erat dengan
tugas karya ilmiah ini.
BAB II

Pengertian CFC

A. Pengertian CFC dan Ozon

CFC adalah klorofluorokarbon, yaitu senyawa-senyawa yang mengandung atom karbon dengan
klorin dan fluorin terikat padanya. Dua CFC yang umum adalah CFC-11 (Trichloromonofluoromethane
atau freon 11) dan CFC-12 (Dichlorodifluoromethane)

CFC merupakan zat-zat yang tidak mudah terbakar dan tidak terlalu toksik.

Satu buah molekul CFC memiliki masa hidup 50 hingga 100 tahun dalam atmosfer sebelum dihapuskan

OZON (O3) adalah molekul yang terdiri dari tiga atom oksigen yang berbentuk gas pada suhu
kamar. Ikatan antaratom oksigen dalam molekul ozon ini agak lemah dibandingkan dengan molekul
oksigen yang terdiri atas dua atom (O2), sehingga salah satu dari ketiga atom oksigennya mudah lepas
dan bereaksi dengan molekul yang lain.

Ozon merupakan bahan yang beracun. Gas ini sangat reaktif dan banyak digunakan untuk bahan
pemucat (bleaching), penghilang bau, dan sterilisasi. Ozon terutama terbentuk dan terurai di daerah
ekuator di mana terdapat hutan tropis yang cukup luas.

B. MEKANISME PERUSAKAN LAPISAN OZON

Dalam waktu kira-kira 5 tahun, CFC bergerak naik dengan perlahan ke dalam stratosfer (10 – 50
km). Molekul CFC terurai setelah bercampur dengan sinar UV, dan membebaskan atom KLORIN. Atom
klorin ini berupaya memusnahkan ozon dan menghasilkan LUBANG OZON..

Lubang ozon di Antartika disebabkan oleh penipisan lapisan ozon antara ketinggian tertentu
seluruh Antartika pada musim semi. Pembentukan ‘lubang’ tersebut terjadi setiap bulan September dan
pulih ke keadaan normal pada lewat musin semi atau awal musim panas.

Dalam bulan Oktober 1987, 1989, 1990 dan 1991, lubang ozon yang luas telah dilacak di seluruh
Antartika dengan kenaikan 60% pengurangan ozon berbanding dengan permukaan lubang pra-ozon.
Pada bulan Oktober 1991, permukaan terendah atmosfer ozon yang pernah dicatat telah terjadi di
seluruh Antartika.
BAB III

Kegunaan CFC

Pada zaman sekarang, banyak sekali kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, barang yang
dibutuhkan oleh masyarakat sekarang banyak sekali yang menggunakan CFC. Sebagian dari mereka
menggunakan CFC dengan cara yang tidak terkira banyaknya. Selama bertahun-tahun, senyawa-
senyawa kimia tersebut secara luas dipakai untuk berbagai keperluan, seperti:

1. Alat-alat pendingin ruangan (air conditioner/AC)


CFC yang digunakan pada alat pendingin ruangan (air conditioner/AC) lebih dikenal dengan freon yang
digunakan sebagai pendingin.

2. Media pendingin di lemari es

Sama halnya seperti AC, pada kulkas terdapat CFC yang digunakan sebagai pendingin walaupun tidak
berpengaruh terlalu banyak coba bayangkan apabila seluruh masyarakat di dunia ini menggunakan
lemari es berapa banyak CFC yang terbuang tiap harinya.

3. Bahan pelarut

CFC yang terdapat pada bahan pelarut banyak digunakan bagi kilang-kilang elektronik. sebagai pelarut
untuk pembersih dan untuk tujuan pengeringan minyak.

4. Bahan dorong

CFC digunakan sebagai bahan dorong dalam penyembur (aerosol), diantaranya kaleng semprot
pengharum ruangan, penyemprot rambut, minyak wangi (parfum).

5. Proses pembuatan plastik

untuk menghasilkan plastik busa seperti busa polistirena atau poliuretana yang memuai

Selain itu CFC juga banyak digunakan sebagai blowing agent dalam proses pembuatan foam (busa),
sebagai cairan pembersih (solvent), bahan aktif untuk pemadam kebakaran, bahan aktif untuk fumigasi
di pergudangan, pra-pengapalan, dan produk-produk pertanian dan kehutanan.

BAB IV

Dampak dari Penggunaan CFC

CFC dapat merusak lapisan ozon. Pada lapisan atmosfir yang tinggi, ikatan C-Cl akan terputus
menghasilkan radikal-radikal bebas klorin. Radikal-radikal inilah yang merusak ozon. CFC sekarang ini
telah digantikan oleh senyawa-senyawa yang lebih ramah lingkungan.
CFC juga bisa menyebabkan pemanasan global. Satu molekul CFC-11 misalnya, memiliki potensi
pemanasan global sekitar 5000 kali lebih besar ketimbang sebuah molekul karbon dioksida. Di
Indonesia, manifestasi pemanasan global, antara lain, terganggunya siklus hidro-orologis yang telah
merusak sebagian besar sumber daya air (SDA) di Indonesia. Juga, meluasnya areal lahan kering. Itu
harus disikapi dengan pencarian bibit unggul tanaman pangan lahan kering. Juga, meluasnya lahan bera
(lahan yang tidak bisa ditanami) sebagai akibat terjangan intrusi air laut.

Baru-baru ini, Inter-governmental Panel on Cimate Change (IPCC) memublikasikan hasil


pengamatan ilmuwan dari berbagai negara. Isinya sangat mengejutkan. Selama tahun 1990-2005,
ternyata telah terjadi peningkatan suhu merata di seluruh bagian bumi, antara 0,15 - 0,3 C. Jika
peningkatan suhu itu terus berlanjut, diperkirakan pada tahun 2040 (32 tahun dari sekarang) lapisan es
di kutub-kutub bumi akan habis meleleh.

Jika bumi masih terus memanas, pada tahun 2050 akan terjadi kekurangan air tawar, sehingga
kelaparan pun akan meluas di seantero jagat. Udara akan sangat panas, jutaan orang berebut air dan
makanan. Napas tersengal oleh asap dan debu. Rumah-rumah di pesisir terendam air laut. Luapan air
laut makin lama makin luas, sehingga akhirnya menelan seluruh pulau. Harta benda akan lenyap, begitu
pula nyawa manusia.

Ozon mengabsorpsi radiasi ultraviolet yang dipancarkan matahari. Radiasi ini mempunyai
panjang gelombang di bawah 400 nm. Spektrum dari radiasi ini, yang terletak pada panjang gelombang
di antara 290 nm - 320 nm, lebih dikenal dengan istilah radiasi UV-B. Telah terbukti bahwa peningkatan
dosis radiasi UV-B yang mencapai bumi mengakibatkan meningkatnya kasus penyakit kanker kulit,
menurunkan hasil panen, dan sangat mempengaruhi kehidupan plankton dan larva ikan laut Di lapisan
stratosfer ozon merupakan lapisan pelindung yang melindungi bumi dari spektrum radiasi matahari yang
berbahaya untuk kehidupan.

Tanpa adanya filter dari lapisan ozon, akan lebih banyak radiasi UV-B yang menembus atmosfer
dan akan mencapai ke permukaan bumi. Beberapa studi eksperimen terhadap tumbuhan, binatang, dan
uji klinis terhadap manusia menunjukkan adanya efek yang berbahaya bila terpapar radiasi UV-B secara
berlebihan. Di permukaan bumi atau di lapisan troposfer ozon merupakan gas polutan yang
keberadaannya harus diusahakan minimum. Karena di permukaan bumi, ozon bisa berkontak langsung
dengan lingkungan atau kehidupan dan menunjukkan sisi destruktifnya. Oleh karena itu, ozon di lapisan
ini Biasa disebut “ozon Jelek” karena ozon bereaksi sangat kuat dengan molekul lain, ozon dengan
konsentrasi tinggi berbahaya bagi kehidupan

Beberapa studi mendokumentasikan adanya efek yang berbahaya dari ozon terhadap produksi
panen, pertumbuhan, hutan dan kesehatan manusia. Efek ini kontras dengan efek ozon stratosfer yang
menguntungkan. Oleh sebab itu, keberadaan ozon di atmosfer mempunyai arti yang sangat penting bagi
kehidupan di bumi ini. Mengingat hal tersebut maka keberadaan ozon di atmosfer harus selalu dipantau
agar dapat diupayakan tindakan-tindakan antisipasi yang diperlukan.

BAB V

Penanggulangan CFC

Seperti yang telah kita ketahui, Dunia mulai memperhatikan dampak CFC terhadap bumi kita.
Sejak tahun 1975, dikhawatirkan aktivitas manusia akan mengancam lapisan ozon. Oleh karena itu, atas
permintaan “United Nations Environment Programme” (UNEP), WMO memulai Penyelidikan Ozon
Global dan Proyek Pemantauan untuk mengkoordinasi pemantauan dan penyelidikan ozon dalam jangka
panjang. Semua data dari pemantauan di seluruh dunia diantarkan ke Pusat Data Ozon Dunia di
Toronto, Kanada, yang tersedia kepada masyarakat ilmiah internasional.

Pada tahun 1977, pertemuan pakar UNEP mengambil tindakan Rencana Dunia terhadap lapisan
ozon. Dan tahun 1987, ditandatangani Protokol Montreal, suatu perjanjian untuk perlindungan
terhadap lapisan ozon. Protokol ini kemudian diratifikasi oleh 36 negara termasuk Amerika Serikat.

Pada tahun 1990 Pelarangan total terhadap penggunaan CFC sejak diusulkan oleh Komunitas
Eropa (sekarang Uni Eropa) pada tahun 1989, yang juga disetujui oleh Presiden AS, George Bush. Dan
tahun 1991, untuk memonitor berkurangnya ozon secara global, National Aeronautics and Space
Administration (NASA) meluncurkan Satelit Peneliti Atmosfer yang digunakan untuk mengukur variasi
ozon pada berbagai ketinggian dan menyediakan gambaran jelas pertama tentang kimiawi atmosfer di
atas.

Pada tahun 1995, lebih dari 100 negara setuju untuk secara bertahap menghentikan produksi
pestisida metil bromida di negara-negara maju. Bahan ini diperkirakan dapat menyebabkan
pengurangan lapisan ozon hingga 15 persen pada tahun 2000. Kemudian ditahun yang sama, disetujui
CFC tidak diproduksi lagi di negara maju pada akhir tahun dan dihentikan secara bertahap di negara
berkembang hingga tahun 2010. Hidrofluorokarbon atau HCFC, yang lebih sedikit menyebabkan
kerusakan lapisan ozon bila dibandingkan CFC, digunakan sementara sebagai pengganti CFC.

Indonesia telah menjadi negara yang turut menandatangani Konvensi Vienna maupun Protokol
Montreal sejak ditetapkannya Keputusan Presiden No 23 Tahun 1992. Berdasarkan Keputusan Presiden
itu, Indonesia juga punya kewajiban untuk melaksanakan program perlindungan lapisan ozon (BPO)
secara bertahap.

Secara nasional Indonesia telah menetapkan komitmen untuk menghapus penggunaan BPO
(Bahan Perusak Lapisan Ozon) pada akhir tahun 2007, termasuk menghapus penggunaan freon dalam
alat pendingin pada tahun 2007. Untuk mencapai target penghapusan CFC pada tahun 2007, Indonesia
telah menyelenggarakan beberapa program. Dana untuk program penghapusan CFC diperoleh dalam
bentuk hibah dari Dana Multilateral Montreal Protocol (MLF), di mana UNDP menjadi salah satu
lembaga pelaksana. Dengan dukungan dari UNDP, Indonesia telah melaksanakan 29 proyek investasi
tersendiri di sektor busa dan 14 proyek investasi tersendiri di sektor pendinginan. Pekerjaan di kedua
sektor ini telah membantu mengurangi produksi CFC Indonesia sebanyak 498 ton metrik dan 117 ton
metrik di masing-masing sektor.

Hal ini juga didukung oleh Peraturan Departemen Industri No.33 Tahun 2007 yang akan
melarang penggunaan CFC (klorofloro karbon atau freon) untuk proses manufaktur mulai Juli 2008.
Indonesia berencana untuk melarang impor metil bromida dan CFC yang merupakan BPO, mulai 1
Januari 2008, atau dua tahun lebih cepat dari tenggat waktu yang ditargetkan Protokol Montreal untuk
penghapusan CFC di negara-negara berkembang, dan tujuh tahun lebih cepat untuk penghapusan metil
bromida.

Sesungguhnya penipisan ozon ini dipicu dari tingginya pemakaian CFC, namun guna
menormalkan kembali kondisi ozon, diperlukan kerja sama yang baik dari semua pihak. Tindakan yang
dapat kita lakukan saat ini demi memelihara lapisan ozon, misalnya mulai mengurangi atau tidak
menggunakan lagi produk-produk rumah tangga yang mengandung zat-zat yang dapat merusak lapisan
pelindung bumi dari sinar UV ini. Untuk itu, diperlukan upaya meningkatkan kesadaran dan partisipasi
aktif masyarakat dalam program perlindungan lapisan ozon, pemahaman mengenai penanggulangan
penipisan lapisan ozon, memperkenalkan bahan, proses, produk, dan teknologi yang tidak merusak
lapisan ozon. Bila tidak, maka proses penipisan ozon akan semakin meningkat dan mungkin saja akan
menyebabkan lapisan ini tidak dapat dikembalikan lagi ke bentuk aslinya.

Walaupun begitu, tetap saja penggunaan CFCtidak akan mudah lepas begitu saja dari kehidupan
manusia. Penghapusan penggunaan CFC di Indonesia, tampaknya tidak mudah dilakukan. Terutama
karena alat-alat pendingin yang ada sekarang, misalnya kulkas dan AC, mayoritas masih menggunakan
tekhnologi berbasis CFC. Untuk mengantisipasi penggunaan CFC berlebihan, telah ditemukan cara yang
dinilai sangat bermanfaat. Yakni melakukan daur ulang CFC, dan mencari bahan alternatif pengganti.

Mendaur ulang CFC, dibutuhkan alat yang disebut Recovery CFC. Alat canggih seharga 60 juta
rupiah ini, dinilai sangat membantu mengurangi kebocoran molekul CFC ke udara. Cara kerja alat
Recovery CFC, sangat sederhana. CFC lama di dalam alat pendingin, tak perlu lagi diganti. Tapi cukup
mendaur ulang, sehingga menghasilkan CFC baru. Namun mengurangi dampak penggunaan CFC, tak
hanya dilakukan dengan cara daur ulang. Namun juga dapat melalui penggunaan bahan alternatif
pengganti. Salah satunya Hydro Floro Carbon atau HFC
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada abad ke- 20 ini, jumlah pertumbuhan penduduk di dunia semakin meningkat. Hal ini diiringi
dengan meningkatnya berbagai jenis kebutuhan hidup. Di mulai dari kebutuhan bahan pangan, sandang,
dan papan. Di samping itu, untuk memberikan kenyamanan, kemewahan dan keindahan, manusia juga
membutuhkan barang-barang tambahan, seperti televisi, kulkas, AC ( Air Conditioner ), telepon genggam,
lukisan, mobil dan motor.
Beberapa dari kebutuhan manusia tersebut dapat mengganggu keseimbangan alam. Seperti
penggunaan kulkas dan AC ( Air Conditioner ). Dalam sistem kerja penggunaannya, kulkas dan AC
mengandung gas Chlorofluorocarbon ( CFC ) dalam bentuk freon yang berfungsi sebagai pendingin. Gas
CFC ini cukup berbahaya bagi bumi. Karena dapat merusak lapisan ozon bumi yang akan menyebabkan
peningkatan suhu di bumi. Akibatnya bumi terasa sangat panas dan sering terjadi perubahan iklim yang
tidak menentu.
Pada zaman sekarang, umumnya setiap rumah setidaknya memiiki satu buah AC atau satu buah
kulkas. Bahkan di kantor-kantor dan gedung-gedung bertingkat, memiliki satu AC dan satu kulkas setiap
ruangnya. Fungsi AC bagi masyarakat tersebut adalah sebagai pendingin ruangan dan pemberi
kenyamanan. Sedangkan kulkas umumnya sebagai penyimpan makanan, agar tahan lama.
Kebanyakan dari masyarakat kita terkadang kurang tepat dalam menggunakan AC dan kulkas.
Seperti contohnya di perkantoran. Umumnya, AC yang ada di perkantoran justru membuat pekerjanya
kedinginan. Padahal sirkulasi udara alami di ruangannya cukup bagus. Sikap yang seperti inilah yang akan
menyebabkan terjadinya pemanasan global di bumi.
Masih banyak masyarakat yang belum memahami tentang AC dan kulkas serta zat apa yang
terkandung di dalamnya sehingga dapat menyebabkan pemanasan global. Oleh sebab itu, penulis
berusaha untuk menjelaskan lebih detail tentang gas CFC yang terkandung dalam AC dan kulkas, yang
berfungsi sebagai salah satu kontributor pemanasan global.

1.2 Ruang Lingkup Penulisan


Dari berbagai macam jenis gas rumah kaca penyebab pemanasan global, penulis akan membahas
mengenai gas CFC pada AC (Air Conditioner) dan kulkas, yang juga termasuk kontributor pemanasan
global. Adapun ruang lingkup penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Pemanasan global
2. Efek rumah kaca
3. Gas CFC dan Ozon
4. Kegunaan gas CFC
5. Sistem kerja AC dan Kulkas
6. Dampak dan penanggulangan gas CFC

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memberikan informasi tentang pemanasan global ( global warming ).
2. Untuk mengetahui pengertian efek rumah kaca.
3. Untuk memberikan penjelasan tentang gas CFC, lapisan Ozon, kegunaan gas CFC, dampak dan
penanggulangan gas CFC sebagai kontributor pemanasan global.
4. Untuk mengetahui sistem kerja AC dan kulkas yang mengandung gas CFC.

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penulisan ini adaah sebagai berikut :
1. Dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang pemanasan global ( global warming ) .
2. Dapat mengetahui pengertian efek rumah kaca.
3. Dapat menambah pengetahuan tentang gas CFC, lapisan ozon, kegunaan gas CFC, dampak dan
penanggulangan gas CFC sebagai kontributor pemanasan global.
4. Dapat mengetahui sistem kerja AC dan kulkas yang mengandung CFC.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pemanasan Global
Pemanasan global ( global warming ) adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer,
laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33
± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC)
menyimpulkan bahwa, "Sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20
kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas
manusia".
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan
meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100. Perbedaan angka
perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah
kaca pada masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda
(http://id.wikipedia.org/pemanasan-global).
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti
naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem dan peningkatan suhu
secara global. Akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya
gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang
diperkirakan akan terjadi pada masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang
terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi
perdebatan politik dan publik di dunia mengenai tindakan apa yang harus dilakukan untuk mengurangi atau
membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada.

2.2 Efek Rumah Kaca


Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824. Efek rumah kaca
disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO2), dan gas-gas lainnya di atmosfer.
Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak, batu bara
dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk
menyerapnya.
Energi yang masuk ke bumi :
1. 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer

2. 25% diserap awan


3. 45% diserap permukaan bumi
4. 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi

Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan permukaan
bumi. Sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO 2 dan gas
lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan,
dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh
berbeda.
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida, nitrogen
monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana dan
chlorofluorocarbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah
kaca ( Supriadi, Sutrisno, 2007).

2.3 Gas CFC dan Ozon


CFC adalah klorofluorokarbon, yaitu senyawa-senyawa yang mengandung atom karbon dengan
klorin dan fluorin terikat padanya. Dua CFC yang umum adalah CFC-11 (Trichloromonofluoromethane atau
freon 11) dan CFC-12 (Dichlorodifluoromethane).CFC merupakan zat-zat yang tidak mudah terbakar dan
tidak terlalu beracun. Satu buah molekul CFC memiliki masa hidup 50 hingga 100 tahun dalam atmosfer
sebelum dihapuskan. Pada tahun 1970-an, zat-zat kimia seperti chlorofluorocarbon (CFC) dan
hydrochlorofluorocarbon (HCFC) sudah menyebabkan penipisan lapisan ozon. Zat kimia perusak lapisan
ozon ini sangat stabil, sehingga bisa mencapai stratosfer secara utuh. Ketika berada di stratosfer, zat kimia
ini diubah oleh radiasi ultraviolet dari sinar matahari dan mengeluarkan atom-atom klorin perusak ozon.
Setelah lapisan ozon menipis, jumlah bahaya ultraviolet yang mencapai bumi bertambah antara lain
menyebabkan perubahan ekosistem, kanker kulit, dan katarak.
Pada Protokol Montreal bulan September 1987, dicapai kesepakatan Internasional guna melindungi
lapisan ozon. Kesepakatan itu antara lain produksi dan penggunaan CFC-11, CFC-12, CFC-113, CFC-114,
halon, karbon tetraklorida, dan metil kloroform harus dihentikan, kecuali untuk penggunaan khusus. Selain
itu, industri diharapkan mengembangkan bahan pengganti CFC yang bersahabat dengan ozon (ozone-
friendly).
Ozon (O3) adalah molekul yang terdiri dari tiga atom oksigen yang berbentuk gas pada suhu kamar.
Ikatan antara atom oksigen dalam molekul ozon ini agak lemah dibandingkan dengan molekul oksigen
yang terdiri atas dua atom (O2), sehingga salah satu dari ketiga atom oksigennya mudah lepas dan
bereaksi dengan molekul yang lain. Ozon merupakan bahan yang beracun. Gas ini sangat reaktif dan
banyak digunakan untuk bahan pemucat (bleaching), penghilang bau, dan sterilisasi.
Ozon terutama terbentuk dan terurai di daerah ekuator di mana terdapat hutan tropis yang cukup
luas. Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang
berfungsi menyaring radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul
ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil
menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk
lubang - lubang pada lapisan ozon.

2.4 Kegunaan Gas CFC


Pada zaman sekarang, banyak sekali kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, barang yang
dibutuhkan oleh masyarakat sekarang banyak sekali yang menggunakan CFC. Sebagian dari mereka
menggunakan CFC dengan cara yang tidak terkira banyaknya. Selama bertahun-tahun, senyawa-senyawa
kimia tersebut secara luas dipakai untuk pendingin ruangan (AC), media pendingin pada lemari es (kulkas),
bahan pelarut, bahan dorong, dan proses pembuatan plastik.
Selain itu CFC juga banyak digunakan sebagai blowing agent dalam proses pembuatan foam (busa),
sebagai cairan pembersih (solvent), bahan aktif untuk pemadam kebakaran, bahan aktif untuk fumigasi di
pergudangan, pra-pengapalan, dan produk-produk pertanian dan kehutanan.

2.5 Sistem Kerja AC ( Air Conditioner ) dan Kulkas


Sistem dan mekanisme AC banyak dikembangkan oleh para ahli dan setiap perusahaan
produsennya menawarkan berbagai keunggulan dalam setiap sistem yang dipakai. Keunggulan yang
ditawarkan biasanya dalam hal pengoperasian dan energi yang digunakan baik sistem yang di luar
ruangan (outdoor) juga sistem di dalam ruang (indoor). Secara garis besar prinsip kerja air conditioner
adalah sebagai berikut :
1. Udara di dalam ruangan dihisap oleh kipas sentrifugal yang ada dalam evaporator dan udara bersentuhan
dengan pipa coil yang berisi cairan refrigerant. Dalam hal ini refrigerant akan menyerap panas udara
sehingga udara menjadi dingin dan refrigerant akan menguap dan dikumpulkan dalam penampung uap.
2. Tekanan uap yang berasal dari evaporator disirkulasikan menuju kondensor, selama proses kompresi
berlangsung, temperatur dan tekanan uap refrigerant menjadi naik dan ditekan masuk ke dalam
kondensor.
3. Untuk menurunkan tekanan cairan refrigerant yang bertekanan tinggi digunakan katup ekspansi untuk
mengatur laju aliran refrigerant yang masuk dalam evaporator.
4. Pada saat udara keluar dari kondensor udara menjadi panas. Uap refrigerant memberikan panas kepada
udara pendingin dalam kondensor menjadi embun pada pipa kapiler. Dalam mengeluarkan panas pada
kondensor, dibantu oleh kipas propeller.
5. Pada sirkulasi udara dingin terus-menerus dalam ruangan, maka perlu adanya thermostat untuk mengatur
suhu dalam ruangan atau sesuai dengan keinginan.
6. Udara dalam ruang menjadi lebih dingin dibanding di luar ruangan sebab udara di dalam ruangan dihisap
oleh sentrifugal yang terdapat pada evaporator kemudian terjadi udara bersentuhan dengan pipa/coill
evaporator yang di dalamnya terdapat gas pendingin (freon). Di sini terjadi perpindahan panas sehingga
suhu udara dalam ruangan relatif dingin dari sebelumnya.
7. Suhu di luar ruangan lebih panas dibanding di dalam ruangan, sebab udara yang di dalam ruangan yang
dihisap oleh kipas sentrifugal dan bersentuhan dengan evaporator, serta dibantu dengan komponen AC
lainnya, kemudian udara dalam ruangan dikeluarkan oleh kipas udara kondensor. Dalam hal ini udara di
luar ruangan dapat dihisap oleh kipas sentrifugal dan masuknya udara melalui kisi-kisi yang terdapat pada
AC.
8. Gas refrigerant bersuhu tinggi saat akhir kompresi di kondensor dengan mudah dicairkan dengan udara
pendingin pada sistem air cooled atau uap refrigerant menyerap panas udara pendingin dalam kondensor
sehingga mengembun dan menjadi cairan di luar pipa evaporator.
9. Air atau udara pendingin menyerap panas dari refrigerant, sehingga air atau udara tersebut menjadi panas
pada waktu keluar dari kondensor. Uap refrigerant yang sudah menjadi cair ini, kemudian dialirkan ke
dalam pipa evaporator melalui katup ekspansi. Proses ini akan berulang kembali seperti di atas.
Sistem kerja kulkas sama dengan sistem kerja AC. Bedanya AC tidak memiliki bagian luar yang
melindungi kotak pendingin. AC memanfaatkan dinding rumah kita untuk menjaga aliran udara dingin
masuk serta aliran udara panas keluar. Sedangkan kulkas memiliki kotak pendingin yang bisa ditempatkan
di dalam rumah.

2.6 Dampak dan Penanggulangan Gas CFC


CFC dapat merusak lapisan ozon. Pada lapisan atmosfer yang tinggi, ikatan C-Cl akan terputus
menghasilkan radikal-radikal bebas klorin. Radikal-radikal inilah yang merusak ozon. CFC sekarang ini
telah digantikan oleh senyawa-senyawa yang lebih ramah lingkungan.
CFC juga bisa menyebabkan pemanasan global. Satu molekul CFC-11 misalnya, memiliki potensi
pemanasan global sekitar 5.000 kali lebih besar dibandingkan sebuah molekul karbondioksida. Di
Indonesia, manifestasi pemanasan global, antara lain, terganggunya siklus hidro-orologis yang telah
merusak sebagian besar Sumber Daya Air (SDA) di Indonesia.
Baru-baru ini, Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) mempublikasikan hasil
pengamatan ilmuwan dari berbagai negara. Bahwa selama tahun 1990-2005, ternyata telah terjadi
peningkatan suhu merata di seluruh bagian bumi, antara 0.15 - 0.30C. Jika peningkatan suhu itu terus
berlanjut, diperkirakan pada tahun 2040 ( 32 tahun dari sekarang ) lapisan es di kutub-kutub bumi akan
habis meleleh.
Jika bumi masih terus memanas, pada tahun 2050 akan terjadi kekurangan air tawar, sehingga
kelaparan pun akan meluas di bumi ini. Udara akan sangat panas, jutaan orang berebut air dan makanan.
Napas tersenggal oleh asap dan debu. Rumah-rumah di pesisir terendam air laut. Luapan air laut makin
lama makin luas, sehingga akhirnya menelan seluruh pulau. Harta benda akan lenyap, begitu pula nyawa
manusia.
Ozon mengabsorpsi radiasi ultraviolet yang dipancarkan matahari. Radiasi ini mempunyai panjang
gelombang di bawah 400 nm. Spektrum dari radiasi ini, yang terletak pada panjang gelombang di antara
290 nm - 320 nm, lebih dikenal dengan istilah radiasi UV-B. Telah terbukti bahwa peningkatan dosis
radiasi UV-B yang mencapai bumi mengakibatkan meningkatnya kasus penyakit kanker kulit, menurunkan
hasil panen, dan sangat mempengaruhi kehidupan plankton dan larva ikan laut. Di lapisan stratosfer ozon
merupakan lapisan pelindung yang melindungi bumi dari spektrum radiasi matahari yang berbahaya untuk
kehidupan.
Tanpa adanya filter dari lapisan ozon, akan lebih banyak radiasi UV-B yang menembus atmosfer dan
akan mencapai ke permukaan bumi. Beberapa studi eksperimen terhadap tumbuhan, binatang, dan uji
klinis terhadap manusia menunjukkan adanya efek yang berbahaya bila terpapar radiasi UV-B secara
berlebihan. Beberapa studi mendokumentasikan adanya efek yang berbahaya dari ozon terhadap produksi
panen, pertumbuhan, hutan dan kesehatan manusia. Oleh sebab itu, keberadaan ozon di atmosfer
mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan di bumi ini. Mengingat hal tersebut maka keberadaan
ozon di atmosfer harus selalu dipantau agar dapat diupayakan tindakan-tindakan antisipasi yang
diperlukan.
Hidrofluorokarbon atau HCFC, yang lebih sedikit menyebabkan kerusakan lapisan ozon bila
dibandingkan CFC, digunakan sementara sebagai pengganti CFC.
Sebenarnya penipisan ozon ini dipicu dari tingginya pemakaian CFC, namun guna menormalkan
kembali kondisi ozon, diperlukan kerja sama yang baik dari semua pihak. Tindakan yang dapat kita
lakukan saat ini demi memelihara lapisan ozon, misalnya mulai mengurangi atau tidak menggunakan lagi
produk-produk rumah tangga yang mengandung zat-zat yang dapat merusak lapisan pelindung bumi dari
sinar UV ini.
Oleh sebab itu, diperlukan upaya meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam
program perlindungan lapisan ozon, pemahaman mengenai penanggulangan penipisan lapisan ozon,
memperkenalkan bahan, proses, produk, dan teknologi yang tidak merusak lapisan ozon. Bila tidak, maka
proses penipisan ozon akan semakin meningkat dan mungkin saja akan menyebabkan lapisan ini tidak
dapat dikembalikan lagi ke bentuk aslinya.
Walaupun begitu, tetap saja penggunaan CFC tidak akan mudah lepas begitu saja dari kehidupan
manusia. Penghapusan penggunaan CFC di Indonesia, tampaknya tidak mudah dilakukan. Terutama
karena alat-alat pendingin yang ada sekarang, misalnya kulkas dan AC, mayoritas masih menggunakan
teknologi berbasis CFC. Untuk mengantisipasi penggunaan CFC berlebihan, telah ditemukan cara yang
dinilai sangat bermanfaat. Yaitu melakukan daur ulang CFC dan mencari bahan alternatif pengganti.
Mendaur ulang CFC, dibutuhkan alat yang disebut recovery CFC. Alat canggih seharga 60 juta
rupiah ini, dinilai sangat membantu mengurangi kebocoran molekul CFC ke udara. Cara kerja alat
recovery CFC, sangat sederhana. CFC lama di dalam alat pendingin, tidak perlu lagi diganti. Cukup
mendaur ulangnya, sehingga menghasilkan CFC baru. Dalam mengurangi dampak penggunaan CFC,
tidak hanya dilakukan dengan cara daur ulang. Dapat juga melalui penggunaan bahan alternatif
pengganti. Salah satu bahan penggantinya adalah Hydro Fluoro Carbon atau HFC.

Anda mungkin juga menyukai