Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

GAYA KEPEMIMPINAN
OTORITER VS DEMOKRATIS

NAMA KELOMPOK :
1. OKKY CINTYA
2. RINA WAHYU

PROGRAM S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PATRIA HUSADA BLITAR
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Keperawatan.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu pandangan tentang gaya
kepemimpinan demokratis dan otoriter, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa STIKes Patria Husada
Blitar. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Untuk itu, kepada dosen pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan
pembuatan makalah saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran
dari para pembaca.

Blitar, Oktober 2018

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kita tentunya sudah tidak asing dengan istilah
kepemimpinan. Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh
pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Dari hal tersebut
kita ketahui bahwa kepemimpinan di perlukan untuk mengatur segala sesuatunya agar
berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin di capai. Kepemimpinan di pimpin oleh seorang
pemimpin.
Seperti yang kita ketahui bahwa hampir semua aspek kehidupan kita ada
pemimpinnya. Contohnya saja dalam keluarga saja ada seoarang ayah yang memimpin
keluarga, yang mengatur anggota keluarga. Pemimpin itu sangat banyak tipenya. Salah
satunya adalah tipe pemimpin demokratik dan otoriter. Pemimpin demokratik adalah
pemimpin yang mempunyai ciri tanggung jawab dan kerjasama yang baik, kekuatan pada
partisipasi aktif anggota, menghargai setiap potensi, dan juga memanfaatkan setiap
anggota sesuai dengan keahliannya. Sedangkan gaya kepemimpinan otoriter pemimpin
yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara
penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang
otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah
diberikan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kepemimpinan?
2. Apa saja jenis-jenis kepemimpinan?
3. Bagaimana proses untuk menjadi seorang pemimpin?
4. Bagaiman ciri seorang pemimpin?
5. Apa fungsi dan tanggung jawab pemimpin?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan
2. Untuk mengetahui jenis-janis kepemimpinan
3. Untuk mengetahui bagaimana proses menjadi pemimpin
4. Untuk mengetahui ciri seorang pemimpin
5. Untuk mengetahui fungsi dan tanggung jawab pemimpin
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kepemimpinan


Beberapa ahli berpandapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya :
a) Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan
wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian
dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
b) Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan
wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan
yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai
tujuan perusahaan.
c) Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu
menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya.
Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang yang religius, dalam artian
menerima kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara kumulatif,
kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang
berlainan.

2.2 Jenis-Jenis Kepemimpinan


a) Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang
diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung
jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan
hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
b) Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang
secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan
bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis
pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para
bawahannya.
c) Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para
bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang
dihadapi.

2.3 Proses Untuk Menjadi Seorang Pemimpin


a) Percaya diri bisa dimiliki di berbagai macam situasi. Bayangkan Anda mengatakan,
”Saya tidak tahu jawabannya,” sambil melihat ke bawah, ibu jari diputar-putar, dan
kaki anda menunjukkan kegelisahan. Sekarang bayangkan Anda mengatakan, “Saya
tidak tahu jawabannya,” dengan kepala menghadap ke atas, bahu tegak, dan melihat
ke mata orang yang sedang diajak bicara. Tidak mengetahui sesuatu adalah hal yang
wajar -- tetap percaya diri walaupun Anda tidak megetahui hal tersebut! Kurangnya
pengetahuan tidak ada hubungannya dengan kepercayaan diri Anda (atau kemampuan
untuk memimpin).
b) Tegas tetapi baik. Berikut ini adalah contoh dari sikap kepemimpinan yang buruk:
garpu-garpu di sebuah penerbangan selalu menghilang dan tidak ada yang mengetahui
penyebabnya. Setelah melalui sebuah penyelidikan, ditemukan bahwa orang yang
bertugas untuk mencuci piring membuang garpu-garpu tersebut karena mereka tidak
bisa membersihkannya dengan benar (yang akan menyebabkan mereka mendapat
teguran).[1] Jika Anda bersikap terlalu angkuh, tim Anda akan membuang garpu-garpu
Anda. manajemen yang berbeda akan menghindari hal ini. Jadilah orang yang baik
dan simpan semua alat pemotong Anda.
c) Mempunyai keahlian. Mempunyai suatu tingkat pengetahuan akan membantu Anda
merasa percaya diri dan lebih terlihat sebagai seorang pemimpin. Anda bisa
memimpin dengan pengetahuan yang kurang, tetapi hanya masalah waktu sebelum
orang lain datang dengan pengetahuan dan karisma yang lebih dan mengambil gelar
pemimpin dari Anda. Jadi bagaimanapun, siapapun yang akan Anda pimpin, mulailah
belajar! Hal itu akan menjadi bermanfaat di masa yang akan datang.
d) Menjadi pengambil keputusan. Anda sedang berada diantara teman-teman, berdebat
mengenai apa yang akan dilakukan malam itu. Semua orang membuang-buang waktu
mereka dengan mengeluh dan menolak ide orang lain, hingga seseorang maju dan
berkata “teman-teman, kita akan melakukan hal "ini”." Orang itu naik ke atas, melihat
bahwa situasinya perlu diarahkan, dan mengambil kendali. Pemimpin, pemimpin,
pemimpin.
e) Memperhatikan pengikut Anda. Walaupun mereka bukan pemimpin, bukan berarti
mereka adalah orang yang bodoh. Mereka akan mengetahui apakah Anda benar-benar
mempunyai welas asih dan benar-benar perhatian kepada mereka. Dan jika Anda
tidak, mereka akan menyingkirkan Anda. Ingat siapa yang membantu pekerjaan
Anda! Tanpa mereka Anda tidak punya orang untuk dipimpin dan bukan seorang
pemimpin lagi.
f) Percaya bahwa semua orang bisa menjadi seorang pemimpin. Sejujurnya, setiap
orang mempunyai keinginan untuk dipimpin. Bayangkan kehidupan ini sebagai
sebuah jalan yang gelap -- semakin banyak pemimpin, maka semakin banyak orang di
depan Anda yang menerangi jalan. Mana yang Anda inginkan? Orang tidak hanya
menginginkan pemimpin, tetapi mereka juga mencari pemimpin. Untuk alasan itu,
maka setiap orang bisa menjadi pemimpin. Anda hanya harus mengisi kekosongan itu.

2.4 Arti Pemimpin yang Baik


Arti pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan,
khususnya kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi
orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
pencapaian satu atau beberapa tujuan. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki
kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang , sehingga dia
mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu untuk pencapaian satu tujuan.

2.5 Ciri Seorang Pemimpin


Menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah. Banyak yang mencela walaupun
sudah banyak upaya dilakukan. Tidak hanya orang lain, bahkan oleh anggota timnya
sendiri.
Lantas, seperti apa pemimpin yang baik itu. 10 Ciri pemimpin yang baik berikut akan
memberikan sedikit gambaran kepada Anda semua, bagaimana harapannya seorang
pemimpin akan menjadi lebih baik.
a) Jujur dan Dapat Dipercaya
b) Mampu Bertanggung Jawab
c) Mampu Menentukan Skala Prioritas
d) Mampu Mendelegasikan Tugas
e) Cepat Menangani dan Mengatasi Masalah
f) Memiliki Sikap Positif
g) Kemampuan Berkomunikasi Efektif
h) Keberanian Sosial dan Percaya Diri
i) Mampu Mengembangkan Setiap Anggota Tim
j) Mampu mengendalikan keadaan
2.6 Fungsi dan Tanggung Jawab Seorang Pemimpin
Fungsi utama seorang pemimpin menurut Davis Krench dan Richard S.
Krutchfield sebagai berikut :
1. Perencana
2. Pelaksana
3. Penyusun kebijakan
4. Tenaga ahli
5. Wakil kelompok luar
6. Pengawas dan pengendali pertalian-pertalian di dalam kelompoknya
7. Pelaksana hukuman dan pujian
8. Pelerai bawahannya yang bersengketa
9. Suri teladan bawahannya
10. Lambang suatu kelompok
11. Penanggung jawab
12. Tokoh bapak
13. Kambing hitam
14. Pecinta ideologi bagi kelompoknya
Tanggung jawab pemimpin :
Tanggung jawab seorang pemimpin terdiri dari 2 tahap, yaitu :
1. Kewajiban untuk menyelesaikan tugas
2. Mempertanggungjawabkan kepada atasan atau kepada orang yang
mendelegasikan wewenang mengenai hasil yang telah dicapai.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Tipe Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan gaya demokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang lain
agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara
berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan
bawahan. Gaya kepemimpinan demokratis berciri:
1. Wewenang pimpinan tidak mutlak
2. Pimpinan melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan
3. Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
4. Kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
5. Komunikasi berlangsung timbal balik
6. Pengawasan dilakukan secara wajar
7. Prakarsa datang dari pimpinan maupun bawahan
8. Banyak kesempatan bagi bawahan untuk mengeluarkan pendapat
9. Tugas diberikan bersifat permintaan
10. Pujian dan kritik seimbang
11. Pimpinan mendorong prestasi bawahan
12. Kesetiaan bawahan secara wajar
13. Memperhatikan perasaan bawahan
14. Suasana saling percaya, menghormati dan menghargai
15. Tanggung jawab dipikul bersama
Berikut bagan yang menjelaskan perbedaan gaya kepemimpinan otoriter dan gaya
kepemimpinan demokratis.

Bidang Urusan Gaya Otoriter Gaya Demokratis

Pembuat perencanaan Pemimpin Pemimpin & kelompok

Pemecah masalah Pemimpin Pemimpin & kelompok

Pembuat keputusan Pemimpin Pemimpin & kelompok

Arah komunikasi Ke bawah Bawah,atas,menyilang


Tanggung jawab Pemimpin Pemimpin & kelompok

Tanggung jwb akhir Pemimpin Pemimpin

Kepercayaan Tidak ada Tinggi

Hubungan Rendah Tinggi

Wewenang Tidak ada Banyak

Manajemen krisis Baik Buruk

Perubahan Buruk Baik

3.2 Kelebihan dan kekurangan kepemimpinan Demokratis


Kelebihan Kepemimpinan Demokratis
a. Lebih memperhatikan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi.
b. Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan diambil
dengan dorongan dan bantuan dari pemimpin.
c. Kegiatan-kegiatan didiskusikan, langkah-langkah umum untuk tujuan
kelompok dibuat, dan jika dibutuhkan petunjuk-petunjuk teknis pemimpin
menyarankan dua atau lebih alternatif prosedur yang dapat dipilih.
d. Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan
pembagian tugas ditentukan oleh kelompok.
e. Menekankan dua hal yaitu bawahan dan tugas.
f. Pemimpin adalah obyektif atau fact-minded dalam pujian dan kecamannya
dan mencoba menjadi seorang anggota kelompok biasa dalam jiwa dan
semangat tanpa melakukan banyak pekerjaan.

Kekurangan Kepemimpinan Demokratis


a. Proses pengambilan keputusan akan memakan
waktu yang lebih banyak.
b. Sulitnya pencapaian kesepakatan.
3.3 Gaya Kepemimpinan Otoriter
Kepemimpinan otoriter merupakan gaya kepemimpinan yang paling tua
dikenal manusia. Oleh karena itu gaya kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di
tangan satu orang atau sekelompok kecil orang yang di antara mereka tetap ada seorang
yang paling berkuasa. Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal.Orang-orang yang
dipimpin yang jumlahnya lebih banyak, merupakan pihak yang dikuasai, yang disebut
bawahan atau anak buah.Kedudukan bawahan semata-mata sebagai pelaksana
keputusan, perintah, dan bahkan kehendak pimpinan.Pemimpin memandang dirinya
lebih, dalam segala hal dibandingkan dengan bawahannya.Kemampuan bawahan selalu
dipandang rendah, sehingga dianggap tidak mampu berbuat sesuatu tanpa
perintah.Perintah pemimpin sebagai atasan tidak boleh dibantah, karena dipandang
sebagai satu-satunya yang paling benar.Pemimpin sebagai penguasa merupakan
penentu nasib bawahannya. Oleh karena itu tidak ada pilihan lain, selain harus tunduk
dan patuh di bawah kekuasaan sang pemimpin. Kekuasaan pimpinan digunakan untuk
menekan bawahan, dengan mempergunakan sanksi atau hukuman sebagai alat
utama.Pemimpin menilai kesuksesannya dari segi timbulnya rasa takut dan kepatuhan
yang bersifat kaku. Kepemimpinan dengan gaya otoriter banyak ditemui dalam
pemerintahan Kerajaan Absolut, sehingga ucapan raja berlaku sebagai undang-undang
atau ketentuan hukum yang mengikat. Di samping itu sering pula terlihat gaya dalam
kepemimpinan pemerintahan diktator sebagaimana terjadi di masa Nazi Jerman dengan
Hitler sebagai pemimpin yang otoriter.

Kelebihan gaya kepemimpinan Diktator :


a) Keputusan dapat diambil secara cepat
b) Mudah dilakukan pengawasan
Kelemahan gaya kepemimpinan Diktator:
a) Keberhasilan yang dicapai adalah karena ketakutan bawahan terhadap atasannya
dan bukan atas dasar keyakinan bersama.
b) Disiplin yang terwujud selalu dibayang-bayangi dengan ketakutan akan hukuman
yang keras bahkan pemecatan.
c) Pemimpin yang diktator tidak menghendaki rapat atau musyawarah.
d) Setiap perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai kelicikan,
pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap perintah atau instruksi yang
telah diberikan.
e) Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan
kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya.
f) Pengawasan bagi pemimpin yang diktator hanyalah berarti mengontrol, apakah
segala perintah yang telah diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik oleh
anggotanya.
g) Mereka melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti orang-orang yang
dianggap tidak taat kepada pemimpin, kemudian orang-orang tersebut diancam
dengan hukuman, dipecat, dsb. Sebaliknya, orang-orang yang berlaku taat dan
menyenangkan pribadinya, dijadikan anak emas dan bahkan diberi penghargaan.
h) Kekuasaan berlebih ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa kritik dan
kecenderungan untuk mengabaikan perintah dan tugas jika tidak ada pengawasan
langsung.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kata pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan


yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya
berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang
berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut
pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya,
keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang
mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan
yang akan diterapkan.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang
pemimpin bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan
pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya
sebelum sibuk memperbaiki orang lain.
Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan
sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri
seseorang. Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership from the inside
out).

4.2 Saran
Penulis bersedia menerima kritik dan saran yang positif dari pembaca.
Penulis akan menerima kritik dan saran tersebut sebagai bahan pertimbangan
yang memperbaiki makalah ini di kemudian hari. Semoga makalah berikutnya
dapat penulis selesaikan dengan hasil yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Kouzes, James M dan Posner, Barry Z. 2004. Leadership The Challenge: Tantangan
Kepemimpinan. Alih Bahasa Wisnu Chandra Kristiaji. Edisi Ketiga. Jakarta:
Erlangga
Nawawi, Hadari. 2003. Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Rivai, Veithzal. 2004. Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi. Jakarta : Raja Grafindo
Persada
Robbins P. Stephen. 2003. Essentials of Organizational Behavior. New Jersey: Prentice-Hall,
Inc.
Thoha, Muhammad. 2007. Perilaku Organisasi: Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Winardi, J. 2000. Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai