Disusun oleh
Titani Silviana Hidayat 1316030052
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan ini.
Penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan ini dilakukan dalam rangka memenuhi
salah satu syarat untuk mencapai gelar Diploma Tiga Politeknik. Penulis menyadari
bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan
sampai pada penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan ini, sangatlah sulit bagi
penulis untuk menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan ini. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Benny Nixon, ST., MT selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan
laporan Praktik Kerja Lapangan ini;
2. Ody Suryana, selaku pembimbing PKL di PT. Telekomunikasi Indonesia, PT.
Telkom Akses dan seluruh rekan Tim Project CCAN dan Maintenance yang
telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data yang penulis perlukan;
3. Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan bantuan dukungan
material dan moral;
4. Sahabat yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan laporan
Praktik Kerja Lapangan ini.
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan Praktik Kerja
Lapangan ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
ke Fiber Optic Pada PT. Spectrum Kind Telesonic 7 PT. Telekomunikasi Indonesia,
Tbk”.
Gambar 2.1 merupakan struktur jaringan lokal akses tembaga Secara umum
sistem JARLOKAT terdiri dari jaringan konvensional yang dimulai dari sentral MDF,
melalui kabel primer sampai ke Rumah Kabel (RK) yang dilanjutkan dengan kabel
sekunder sampai di Distribution Point (DP) dan dilanjutkan dengan kabel penanggal
(drop wire) sampai di Kotak Terminal Batas (KTB) dan dilanjutkan dengan Instalasi
Kabel Rumah (IKR) sampai ke Roset dan pesawat telepon.
sekunder serta titik sambungan antara jaringan kabel primer dan kabel sekunder.
Kapasitas dari RK yang dikeluarkan oleh PT. Telkom sama. Untuk rumah kabel
dengan satu pintu memiliki kapasitas kapasitas 1200 pair sedangkan sedangkan
rumah kabel dengan dua pintu memiliki kapasitas 2400 pair. Gambar 2.3
menunjukkan rumah kabel.
Pada Gambar 2.3 merupakan rumah kabel yang dimiliki oleh PT. Telkom.
Rumah kabel pada gambar merupakan rumah kabel dengan 1 pintu. Adapun fungsi
dari RK adalah sebagai berikut :
1. Tempat penyambungan kabel primer dengan kabel sekunder.
2. Tempat peralihan kabel besar menjadi beberapa bagian kabel kecil.
3. Tempat dilaksanakannya pengetesan guna melokalisasi gangguan.
4. Tempat pelaksanaan penjamperan antara terminal blok di sisi primer
dengan terminal blok di sisi sekunder.
5. Mempermudah fleksibilitas rentangan kabel yang ada di lapangan.
sampai dengan 0.8 mm. Kabel sekunder dipasang dengan cara tanam langsung atau
atas tanah (kabel udara). Kapasitas sekunder biasanya bervariasi 1.1 sampai dengan
1.5 dari kapasitas kabel primer.
Gambar 2.5 merupakan kotak terminal batas. Kotak terminal batas memiliki
beberapa fungsi antara lain:
a. Pembatas antara instalansi kabel rumah (IKR) pada rumah pelanggan dengan
saluran penanggal pada jaringan kabel telepon lokal.
b. Tempat terminasi awal IKR dan tempat terminasi akhir saluran penanggal
dari jaringan kabel telepon.
c. Tempat penyambungan antara IKR pada rumah pelanggan dengan saluran
penanggal dari jaringan lokal.
d. Tempat menentukan ada tidaknya dial tone (nada pilih).
Cahaya yang ada di dalam fiber optic sulit keluar karena indeks bias dari kaca lebih
besar daripada indeks bias dari udara. Sumber cahaya yang digunakan adalah laser
karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit.
Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan
sebagai saluran komunikasi. Fiber optic umumnya digunakan dalam sistem
telekomunikasi serta dalam pencahayaan, sensor, dan optik pencitraan. Efisiensi dari
fiber optic ditentukan oleh kemurnian dari bahan penyusun gelas. Semakin murni
bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang diserap oleh serat optik. (P. Dwi, 2009)
2. Dispersi
Dispersi adalah pelebaran pulsa yang terjadi ketika sinyal merambat
melalui sepanjang fiber optic. Dispersi akan membatasi lebar bandwidth dari
fiber optic. Dispersi yang terjadi pada fiber optic secara garis besar ada dua
yaitu dispersi intermodal dan dispersi intramodal dikenal dengan nama lain
dispersi kromatik disebabkan oleh dispersi material dan dispersi waveguide.
core yang besar (50 – 400 µm) digunakan untuk menaikkan efisiensi coupling
pada sumber cahaya yang tidak koheren seperti LED. Karakteristik
penampilan fiber optic ini sangat bergantung pada macam material/bahan
yang digunakan. Berdasarkan hasil penelitian, penambahan presentase bahan
silica pada fiber optic ini akan meningkatkan kinerja (performance). Tetapi
jenis serat optik ini tidak populer karena meskipun kadar silika ditingkatkan,
rugi-rugi dispersi sewaktu transmit tetap besar, sehingga hanya baik
digunakan untuk menyalurkan data/informasi dengan kecepatan rendah dan
jarak relatif dekat (Z. Kerry, 2016). Gambar 2.9 menunjukkan perambatan
cahaya dalam multimode step index.
core dan 100 – 150 µm untuk cladding. Biaya pembuatan jenis fiber optik ini
sangat tinggi bila dibandingkan dengan jenis singlemode. Rugi-rugi transmisi
minimum adalah sebesar 0,70 dB/km pada panjang gelombang 1,18 µm dan
bandwidth frekuensi 150 MHz sampai dengan 2 GHz. Oleh karenanya jenis
fiber optic ini sangat ideal untuk menyalurkan informasi pada jarak menengah
dengan menggunakan sumber cahaya LED maupun LASER, di samping juga
penyambungannya yang relatif mudah (Z. Kerry, 2016). Gambar 2.10
menunjukkan perambatan cahaya dalam multimode graded index.
(2.2)
1. Wall / On Pole
ODP wall / on pole adalah sebuah ODP titik letaknya berada pada dinding
atau tiang. ODP wall/on pole digunakan untuk instalasi distribusi kabel udara
dan kabel dropcore berada pada atas tanah (aerial).
2. Pedestal
ODP pedestal adalah ODP yang berada pada permukaan tanah. ODP
pedestal digunakan untuk instalasi distribusi kabel tanah, kabel duct dan kabel
dropcore bawah tanah dengan pelindung pipa PVC.
3. Closure
ODP closure bersifat sangat fleksibel karena bisa diletakkan pada bawah
tanah, atas tiang, maupun di antara dua tiang (untuk kabel distribusi aerial).
Gambar 2.9 menunjukkan ODP closure.
ditransmisikan melalui Optical Distribution Network (ODN) akan diubah oleh ONT
menjadi sinyal elektrik yang diperlukan untuk service pelanggan. Pada Gambar 2.13
menunjukan salah satu jenis ONT .
Rasio Redaman
1:2 2,8 – 4,0 dB
1:4 5,8 – 7,5 dB
1:8 8,8 – 11 dB
1:16 10,7 – 14,4 dB
1:32 14,6 – 18,0 dB
BAB III
HASIL PELAKSANAAN PKL
infrastruktur jaringan. PT. Telkom Akses didirikan pada tanggal 12 Desember 2012
dan sejak saat itu aktif dalam pekerjaan jasa konstruksi penggelaran jaringan akses
broadband termasuk sebagai lessor penyediaan Network Terminal Equipment (NTE)
serta menyediakan pekerjaan jasa Manage Service Operasi dan Pemeliharaan (OM,
Operation & Maintenance) jaringan akses broadband.
Dalam struktur organisasi PT. Telkom Akses terdapat divisi Corporate
Customer Access Network (CCAN). Divisi CCAN memiliki sebuah fungsi untuk
menjamin kualitas layanan yang prima ke pelanggan dari segmen Enterprise,
Government dan Business.
Gambar 3.1 menunjukkan struktur organisasi pada PT. Telkom Akses. Divisi
assurance merupakan divisi yang bertanggung jawab untuk menangani gangguan
jaringan fiber optic maupun jaringan tembaga. Pada divisi assurance dibagi
menjadi dua bagian, salah satunya yaitu corporate service. Divisi assurance untuk
corporate service bertanggung jawab dalam menangani gangguan pada pelanggan
corporate. Divisi assurance corporate service dipimpin oleh seorang team leader
dengan membawahi para teknisi BGES (Bussiness, Government, Enterprise
Segment).
dan PT. Spectrum Kind Telesonic 7, menangani gangguan masal pada area
Pasar Kemis dan BSD, dan menangani gangguan melalui logic sistem.
Sistem yang digunakan untuk menangani gangguan antara lain: telnet,
embassy, dan ibooster.
4. Pada minggu kedelapan kegiatan PKL yang dilakukan, yaitu memasang
layanan AstiNet pada PT. Penta Valent, standby di PT. Telkom Indonesia
dalam menyiapkan data untuk laporan PKL, dan perpisahan dengan
karyawan PT. Telkom Indonesia dan PT. Telkom Akses.
PT. Spectrum Kind Telesonic 7 memiliki jumlah 17 nomor telepon yang disewa
pada PT. Telkom Indonesia. Terdapat 7 line nomor telepon PT. Spectrum Kind
Telesonic 7 yang mengalami gangguan seperti terlihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 menunjukkan daftar nomor telepon yang terkena gangguan sehingga
tidak bisa melakukan panggilan incoming maupun outgoing.
Pada kasus gangguan untuk layanan voice pada PT. Spectrum Kind Telesonic 7
disebabkan oleh kerusakan fisik. Upaya perbaikan untuk kerusakan fisik yang terjadi
pada PT. Spectrum Kind Telesonic 7 sebelumnya sudah dilakukan penanganan
gangguan dengan cara memindahkan port pada omset sekunder, penarikan drop wire,
dan melakukan reboundry dengan memindahkan jaringan ke DP yang berbeda.
Namun, gangguan untuk layanan voice pada PT. Spectrum Kind Telesonic 7 tetap
terjadi dengan jarak waktu yang cukup sering. Adapun dugaan terjadinya gangguan
berulang secara terus menerus dikarenakan kabel primer yang merupakan kabel
penghubung antara MDF dengan RK mengalami kerusakan, seperti korosi ataupun
kabel putus. Hal ini disebabkan mengingat usia kabel yang memang sudah terlampau
tua. Penanganan gangguan pada kabel primer termasuk jarang dilakukan karena letak
kabel yang berada pada permukaan tanah sehingga tidak efisien bila dilihat dari segi
waktu maupun kepuasan pelanggan yang menginginkan layanan kembali berfungsi.
Maka dari itu, PT. Telkom Indonesia berupaya melakukan penanganan gangguan
dalam jaringan telekomunikasi dengan melalukan peralihan penggunaan media
tranmisi kabel fiber optic, yaitu dengan migrasi jaringan.
Tabel 3.2 merupakan deskripsi tiket PT. Spectrum Kind Telelesonic 7 yang
diterima teknisi dalam bentuk pesan via aplikasi Telegram.
6. Microtest
Microtest adalah alat pengujian berbentuk seperti telepon, digunakan untuk
mengecek tone dan nomor tumpangan (pelanggan).
7. Handphone
Handphone yang berisi nomor aktif digunakan sebagai tujuan dalam
melakukan pengujian untuk layanan voice.
9. Toolkit Set
Toolkit set merupakan seperangkat alat yang terdiri dari stripper, tang
potong, dan cutter.
Panjang gelombang
1310 nm
Daya dalam µW
Pada Gambar 3.13 menunjukkan daya yang terdapat pada ODP – PSK –
FBQ/08. Nilai daya yang diterima pada ODP adalah -23,06 dBm. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai daya pada sisi ODP sudah baik dan telah memenuhi
standar yang ditetapkan oleh PT. Telkom Indonesia yang berada pada rentang -16
dBm s.d. -25 dBm untuk daya. Sebelum dilakukan penarikan kabel drop core dari
salah satu ODP dilakukan pengukuran daya pada tiga ODP terdekat untuk
dijadikan perbandingan. Tabel 3.3 menunjukkan hasil pengukuran daya dari tiga
ODP terdekat dengan PT. Spectrum.
Tabel 3.3 menunjukkan hasil pengukuran pada tiga ODP terdekat dengan PT.
Spectrum Kind Telesonic 7. Hasil pengukuran didapatkan bahwa ODP – PSK –
FBQ/08 memiliki nilai paling baik dikarenakan nilai daya yang besar dan
memenuhi standar yang telah ditetapkan PT. Telkom Indonesia yang berada pada
rentang -16 dBm s.d. -25 dBm. Maka dari itu, dapat dilakukan penarikan kabel
drop core dari ODP – PSK – FBQ/08 sampai sisi pelanggan.
Penarikan kabel drop core dari ODP dilakukan sesuai dengan letak
penempatan ONT pada sisi pelanggan. Penempatan ONT pada PT. Spectrum Kind
Telesonic 7 terdapat pada ruang server lantai 1. Sebelum menghubungkan kabel
drop core dengan ONT dilakukan penyambungan kabel drop core dengan patch
cord pada roset. Roset merupakan perangkat pasif yang ditempatkan pada sisi
pelanggan yang merupakan titik terminasi akhir pada fiber optic. Gambar 3.15
menunjukkan penyambungan kabel fiber optic pada roset.
Pada Gambar 3.15 merupakan hasil penyambungan kabel fiber optic pada
roset. Penyambungan dilakukan dengan metode fusion splicing, Fusion splicing
adalah metode penyambungan yang memberikan hasil permanen dan menimbulkan
redaman paling rendah. Nilai redaman yang didapatkan dari hasil splicing adalah 0,01
dB. Redaman splicing dikatakan baik dikarenakan telah memenuhi standar yang
ditetapkan PT. Telkom Indonesia, yaitu 0,2 dB. Penyambungan kabel fiber optic yang
telah dilindungi oleh sleeve disolasi menggunakan perekat berupa lakban hitam.
Gambar 3.16 menunjukkan hasil pengukuran daya pada sisi ONT. Nilai daya
pada pelanggan PT. Spectrum Kind Telesonic 7 mencapai -28,62 dBm yang mana
telah dijadikan standar bahwa daya pada sisi pelanggan bernilai -16 dBm s.d. -25
dBm. Nilai daya dapat dipastikan melebihi standar yang telah ditetapkan oleh PT.
Telkom Indonesia dan akan mempengaruhi sinyal yang diterima pada ONT. Maka
dari itu, perlu dilakukan troubleshooting dan perbaikan untuk memperbesar nilai
daya.
baik karena nilai yang tidak terlalu kecil dan telah memenuhi standar PT. Telkom
Indonesia yang berkisar antar -16 dBm s.d. -25 dBm. Dengan nilai daya memenuhi
kriteria standarisasi, maka dari itu instalasi ONT ZTE F821 dapat dilakukan.
Power dalam
kondisi baik
Kabel patch cord yang telah tersedia setelah dilakukan proses migrasi
disambungkan ke port PON pada ONT. Kabel patch cord sebelumnya sudah
melalui pengukuran nilai daya untuk memastikan daya yang diterima pada sisi
pelanggan. Gambar 3.20 menunjukkan proses menghubungkan kabel patch
cord ke ONT.
Pada saat kabel patch cord telah terhubung dengan ONT maka lampu
indikator ALM akan berkedip berwarna merah. Dalam hal ini ONT sedang
menlakukan proses sinkronisasi dari belum aktifnya ONT hingga ONT dapat
aktif. Gambar 3.21 menunjukkan lampu indikator ALM berkedip merah.
lapisan kulit terluar digunakan cutter dan untuk mengupas kulit kabel tembaga
dalam menggunakan tang pengupas
Dalam mengurutkan kabel E1, kabel diurutkan dan dipasangkan sesuai
dengan aturan yang sudah ditetapkan seperti ditunjukkan pada Gambar 3.27.
1. Test call
Pengujian telah aktif atau tidaknya nomor telepon yang digunakan adalah
dengan melakukan test call. Test call dilakukan menggunakan sebuah alat
yang bernama microtest dengan memasukkan nomor telepon aktif yang
digunakan pada handphone sebagai nomor telepon yang dituju.
Terdapat 2 faktor penentu keberhasilan dari test call yang dilakukan, yaitu
sebagai berikut:
1. Terdengar nada sambung setelah memasukkan nomor telepon yang
dituju pada microtest.
2. Terlihat tampilan panggilan masuk pada layar handphone yang
digunakan sebagai telepon tujuan.
Di sisi lain, test call dianggap belum berhasil ditentukan dengan faktor
berikut
1. Nada sambung tidak terdengar pada saat memasukkan nomor telepon
yang dituju.
2. Tidak adanya tampilan panggilan masuk pada layar handphone yang
digunakan sebagai telepon tujuan.
Pada Gambar 3.29 menunjukkan pengujian test PT. Spectrum Kind
Telesonic 7.
Pada tabel 3.4 menunjukkan hasil akhir dari pengujian test call yang
dilakukan pada seluruh nomor telepon yang digunakan pada PT. Spectrum
Kind Telesonic 7.
Tabel 3.4 menunjukkan hasil pengujian test call pada handphone. Pada
pengujian test call memiliki dua indikator, yaitu nada sambung dan tampilan
identitas nomor telepon pada layar handphone. Pada tabel 3.4 simbol
memiliki arti bahwa pengujian berhasil.
Pada hasil pengujian test call dari 17 nomor PT. Spectrum Kind
Telesonic 7 dapat dilihat bahwa test call telah berhasil. Indikator nada
sambung akan terdengar ketika memasukkan nomor telepon yang digunakan
pada handphone dan menekan tombol dial pada microtest. Indikator tampilan
nomor pada layar handphone muncul setelah adanya nada sambung pada
proses test call.
Proses pengujian test call dari 17 nomor PT. Spectrum Kind Telesonic 7
telah berhasil dilakukan. Hal ini mengartikan bahwa seluruh nomor telepon
yang digunakan PT. Spectrum Kind Telesonic 7 telah berhasil diinstalasi dan
konfigurasi pada ONT maupun sistem. Berhasilnya pengujian test call juga
menandakan bahwa pemasangan card reader dan kabel E1 terpasang dengan
benar.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan dari hasil pengamatan yang dilakukan selama penulis melakukan
praktik kerja lapangan di PT. Telkom Akses, dapat disimpulkan bahwa :
1. Migrasi jaringan dilakukan sebagai solusi dari gangguan berulang yang
disebabkan oleh kerusakan pada kabel primer, yaitu korosi dan kabel
terputus.
2. Nilai rata-rata pengukuran daya power pada ODP memperoleh nilai
sebesar 23,81 dBm, sesuai dengan standarisasi yaitu -16 dBm s.d. -25
dBm.
3. Keberhasilan migrasi jaringan tembaga ke fiber optic untuk layanan voice
dinyatakan dengan pengujian test call yang berhasil dan pemeriksaan
nomor telepon pada sistem yang berstatus normal.
4.2 Saran
Setelah melaksanakan kegiatan PKL di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk,
beberapa saran diberikan untuk PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Adapun saran
yang diberikan, antara lain:
1. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk dapat meningkatkan kualitas
pelayanan dengan mengkonfirmasi terlebih dahulu kepada pelanggan
sebelum melakukan migrasi jaringan.
2. Teknisi atau pembimbing lapangan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
diharapkan lebih memperhatikan dalam keamanan dan keselamatan kerja
dengan menggunakan safety belt dan helm dalam penanganan gangguan
mengingat terdapat perangkat yang berada pada tiang cukup tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Zhang, Kerry. 2016. Single-mode Fiber vs. Multimode Fiber: Which to Choose?.
http://www.fiberopticshare.com [23 Januari 2019]