Anda di halaman 1dari 27

T U G A S M A K A LA H

BODI

"ACTIVE BODY CONTROL"

Di Susun Oleh :

No. Nama Program Studi No. REG

1. Ayub Nugroho S 1 Pend. Teknik Mesin 5315062204

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


Gedung B Kampus A Komplek UNJ Rawamangun
Jl. Rawamangun Muka, Jakarta Timur
Telp. 4751523 – 47864808
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya kepada penulis, sehinngga dapat menyelesaikan tugas
mata kuliah Bodi dengan judul Active Body Control.
Banyak hambatan dan tantangan yang penulis hadapi dalam penulisan
makalah ini, namun dengan bantuan dari berbagai pihak penulis dapat
menyelesaikan tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs.Adi Try Triasmadi, M.Pd. Selaku Dosen yang memberi
penulis masukan, saran dan bimbingan dari awal sampai selesainya
tugas ini.
2. Seluruh keluarga dan orang tua penulis yang telah membantu baik moril
maupun materil.
3. Rekan-rekan yang telah memberi penulis dukungan.
4. Perpustakaan Universitas Negeri Jakarta.
5. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun guna menunjang kesempurnaan makalah ini.
Besar harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Jakarta, April 2010

Penulis
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : AYUB NUGROHO


No. REG : 5315062204
Mata Kuliah : Bodi
Judul : Sistem Active Body Control ( ABC )
Tanggal : 17 Maret 2010
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Filosofi Dibalik Sistem Active Body Control ( ABC )

BAB II PEMBAHASAN
A. Sistem Active Body Control ( ABC )
1. Pompa Hidrolik
2. Pipa Hidrolik
3. Reservoir
4. Blok Katup
5. Aktuator
6. Anti_Roll Bar
7. Accelerometer
8. ABC ECU
9. Indikator Peringatan
B. Sistem Operasi
1. Sistem Kerja Hidrolik
2. Sistem Kerja Mekanik ABC
3. Sistem Kerja Kelistrikan ABC

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Filosofi Dibalik Sistem Active Body Control ( ABC )


Active Bodi Control adalah suatu sistem yang dirancang oleh insinyur
Rover untuk meningkatkan handling dinamis dan karakteristik suspensi dari
Discovery yang baru. Pada intinya, ini adalah suatu sistem untuk memantau
efek gaya lateral selama kendaraan menikung dan membuat pentesuaian pada
suspensi untuk mengimbangi gaya tersebut.
Ketika menikung efek akselerasi lateral pada bodi kendaraan dihasilkan
oleh poros bodi mengenai poros suspensi melingkar. Reaksi akselerasi lateral
pada pusat massa gravitsi pegas menghasilkkan torsi tentang poros melingkar.
Torsi ini pada suspensi pasif normal kendaraan diredam oleh pegas dan Anti-
Roll Bar. ( lihat gambar dibawah ini )

Keterangan :
1. Reaksi Bodi
2. Pusat Gravitasi
3. Gaya lateral oleh efek gaya sentrifugal saat menikung
Anti-Roll Bar ( pada pegas kendaraan konvensional ) adalah pegas yang
menahan berbagai pergerakan roda pada poros roda. Efek ini terjadi pada saat
salah satu roda mengalami pergerakan tetapi tidak memiliki efek pada
pergerakan parallel poros roda.
ABC menggantikan Anti-Roll Bar standar dengan Bar yang biasa
dikontrol. Peralatan ini dapat menyesuaikan tingkat kekakuan Bar sesuai
dengan kebutuhan. Bagian dari actuator hidrolik dihubungkan dari satu bar ke
bar. Sistem ABC menggunakan accelerometer untuk memantau akselerasi
lateral pada kendaraan ( walaupun pada saat menikung tajam ) dan
mempergunakan jumlah tekanan hidrolik yang sebelumnya sudah ditentukan
oleh actuator. Kemudian tekanan ini diterjemahkan dahulu sehingga menjadi
gaya pada actuator dan kemudian menjadi torsi yang akan bekerja diantara as
roda dan bodi kendaraan. Gaya ini akan meredam torsi yang dihasilkan oleh
gaya lateral kendaraan ketika menikung.
Roll Control Module dikontrol oleh tekanan. Jika salah satu roda
menghantam gundukan selama menikung, selanjutnya tidak ada lagi tekanan
pada roda tersebut pada kondisi ini, hanya pegas yang akan meredam kejutan,
tidak seperti suspensi pasif dimana Anti_roll Bar juga meredam pergerakan
roda ketika menghantam gundukan. Fitur ini meningkatkan kualitas dalam
mengendarai ketika menikung.
Prinsip dari ABC adalah mengurangi “body roll” secara signifikan dalam
seluruh keadaan dan menghilangkan efek “body roll” tersebut. Slain itu juga
dapat mengoptimalisasi sambungan poros roda untuk kemempuan super off
road. Sistem ABC dirancang untuk menghilangkan pergerakan bodi
kendaraan secara menyeluruh sampai gaya lateral mencapai 0,4G. grafik
dibawah ini akan menunjukan hubungan tersebut. Keuntungan bagi
pengendara adalah kendaraan semakin stabil dan responsive, karena
berkurangnya bodi roll secara signifikan. Keunutngan yang lainnya adalah
karakteristik pengendalian yang lebih mudah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Active Body Control ( ABC )


ABC menggunakan sistem hidrolik yang terdiri dari Reservoir, Pipa,
Pompa, Blok Katup, dan 2 buah Actuator ( satu disetiap 2 buah modul
pengontrol putaran ). Actuator tersebut menghasilkan torsi yang digunakan
untuk suspensi. Untuk mengotrol sistem hidolik, 2 buah accelerometer yang
digunakan untuk memberikan informasi mengenai gaya lateral kendaraan
kepada ACE ECU. Transduser tekanan yang tergabung pada sistem monitor
tekanan hidrolik, memberikan masukan sinyal yang digunakan oleh ABC
ECU untuk memantau pengotrol arus elektrik ke katup pengontrol tekanan.
ACE ECU juga menggunakan input yang berasal dari sistem ECU kendaraan
untuk memantaunya:
• Ketika mesin bekerja
• Kecepatan kendaraan
• Posisi gir mundur
Informasi diatas dibutuhkan untuk kontrol sistem perhitungan. Sistem
ABC bekerja secara bebas dari sistem suspensi udara otomatis, walaupun
sistem tersebut menggunakan input kecepatan kendaraan dari Self-Levelling
Anti_Lock Bracking System ( SLABS ) ECU. Berikut adalah penjelasan
tentang bagian-bagian dari sistem hidrolik :

1. Pompa Hidrolik
Pompa hidrolik terletak pada mesin dan digerakan oleh V-Belt. Pompa
hidrolik ini adalah pompa dengan piston radial yang berbeda dari pompa
power steering konvensional. Pompa power steering dapat menghasilkan
tekanan yang besar pada putaran mesin yang rendah. Sistem ABC bekerja
melebihi rata-rata mesin seluruhnya, dan juga membutuhkan pompa untuk
mengirimkan aliran yang konstan dari putaran mesin rendah ke putaran
mesin tinggi. Tipe pompa power steering yang digunakan membutuhkan
sampai 6 kali tenaga mesin untuk menggerakannya.

Aliran atau karakteristik mesin dari tipe pompa radial akan dijelaskan
pada grafik dibawah ini.
2. Pipa Hidrolik
Aliran pipa menuju blok katup yang terletak pada sasis bagian kanan,
melalui tekanan tinggi. Pipa ini sangat penting yang terdiri dari dua pegas
peredam dan pembatas, yang panjang, posisi, dan diameternya dapat
disesuaikan untuk mengurangi tibgkat kebisingan dan getaran. Pompa
pembangkit aliran multi piston yang tiap piston mengeluarkan gaya
hidrolik pada sauran keluar. Getaran tersebut telah dipekecil oleh
rancangan pompa yang baik, tetapi pompa tetap menghasilkan getara, jika
kecapatan kendaraan melebihi rata-rata.

Gambar Letak Pipa Pada Sasis

Pipa tersebut terletak pada bagian depan dan belakang tanpa


menggunakan bracket isolator. Jika pipa atau bracket dipindahkan, harus
secra hati-hati untuk memastikan bahwa pipa dipasang kembali pada posisi
yang sebenarnya. Pipa hidrolik tergabung dalam sistem ACE dari pompa
sampai blok katup dan dari blok katup sampai reservoir. Tulisan pada pipa
harus cocok dengan tanda tulisan pada plat penghubung blok katup sebagai
berikut :
• “A”. Ada 2 “A” – satu untuk pipa depan dan satu untuk pipa belakang.
• “B”. Ada 2 “B” – satu unutk port depan dan satu untuk port belakang.
• “P”. Pipa ini adalah pipa tekanan dari pompa ABC.
• “T”. Pipa ini kembali ke reservoir ( tangki ).
Pipa hidrolik yang mengirikan tekanan ke actuator dari blok katup tidak
boleh dipotong atau digabungkan. Tiap actuator memiliki 2 pipa yang
melintas sepanjang sasis. Pipa ini terbuat dari stainless steel sahingga
tahan pengikisan.

3. Reservoir
Reservoir sistem ABC dikombinasikan dengan reservoir fluida power
steering, tetapi reservoir tersebut terpisah, sehingga tidak ada fluida yang
tercampur, karakteristik dari pompa piston radial dan sistem ABC memang
demikian, dalam kasus kekurangan fluida sehingga suara tidak terdengar
dari sistem, sehingga pengemudi dapat mengindikasikan bahwa sedang
terjadi masalh. Jika fluida pada reservoir berjurang, maka Sistem ABC
ECU akan memberikan peningkatan.
Sangatlah penting untuk memeriksa ketinggian fluida pada reservoir
dan kebocoran pada sistem. Sistem ABC membutuhkan oli bersih yang
tidak terkontaminasi. Oli yang digunakan pada sistem ini adalah oli semi
sintetik ( Texaco 14315 ). Kapasitas oli pada sistem tersebut adalah 1,62
liter.

4. Blok Katup
Blok katup terletak pada sasis, dibawah tempat duduk bagian kanan.
Dudukan pipa blok katup masing-masing memiliki sistem “O” ring yang
ganda dan bracket plastic. Jika penutup diganti maka bracket ring juga
perlu diganti dengan menggunakan baut 10 mm yang baru. Blok katup
terdiri dari filter. Filter ini harus diganti sesuai dengan jadwal
pemeliharaan. Filter in juga harus diganti jika fluidanya telah
terkontaminasi. Ada 3 katup solenoid yang tergabung kedalam blok katup.
Yang pertama adalah katup pengontrol tekanan proporsional. Katup ini
dipasang pada bagian belakang blok katup. Katup ini “normally open”
ketika mesin bekerja dan putaran stasioner kendaraan, oli mengalir bebas
dari pompa, melewati katup dan kembali ke reservoir dengan jumlah
tekanan yang sangat rendah.
Pada kasus ini sistem bekerja pada tekanan sisa. Tekanan sisa terjadi
akibat panjang dan diameter pipa sama dengan port pada blok katup dan
pegas yang sangat lembut pada katup pengontrol tekanan proporsional.
Ketika kendaraan menikung, alat ini ECU mengatur arus pada katup
dengan sinyal 200 Hz PWM ( Pulse Width Modulated ) untuk
menyesuaikan tekanan yang melewati katup sesuai dengan tingkat yang
dibutuhkan. Tekanan ini dapat berubah secara tak terbatas melebihi
tekanan rata-rata yang bekerja untuk memastikan sistem opersional
berjalan baik. Katup tidak akan menghentikan aliran fluida yang melalui
blok katup, tetapi menyeimbangkan gaya yang ada didalam untuk
menghasilkan tekanan balik.

Ada 2 buah katup solenoid lain yang berhubungan dengan kumparan


katup yang terletak pada bagian atas blok katup. Katup ini “normally
close”. Jadi hanya akan terbuka pada saat kendaraan menikung. Hanya
satu katup yang bekerja untuk memastikan sudut yang sesuai pada bagian
depan dan belakang actuator yang terbuka untuk mengontrol tekanan,
sementara sisi yang berlawanan terbuka menuju reservoir. Untuk
mengontrol sistem, hanya salah satu katup yang akan terbuka.
ABC ECU memberikan arus bolak-balik pada kumparan katup dengan
frekunsi 200 Hz PWM. ECU mengontrol lebar gelombang, salah satu arus
menumbuk atau menahan. Arus yang disuplai keseluruh solenoid berasal
dari naterai. Arus yang mengalir minimal 3,75 Ampere untuk 250
miliSekon arus yang diberikan untuk menahan arus sebesar 1,65 ± 0,3
Ampere.

5. Aktuator
Sistem ABC memiliki 3 buah actuator . Actuator adalah suatu unit
dalam sistem ini yang menyalurkan tekanan hidrolik dengan menggunakan
blok katup sehingga menjadi gaya dan pergerakan mekanik. Konstruksi
actuator hamper sama dengan silinder hidrolik standar, yang meiliki
diameter piston 40 mm yang dihubungkan oleh batang 14 mm. Gaya yang
dihasilakan oleh actuator ditentukan oleh tekanan didalam actuator
dengan area efektif ( gaya = tekanan x luas penampang ). Tekanan yang
besar digunakan oleh sistem pada saaat kendaraan menikung kekanan.
Konfigurasi dari rangkaian blok katup dan pipa memastikan bahwa kedua
actuator depan dan belakang yang selalu disuplai dengan tekanan yang
sama pada sisi yang sama pada silinder. Ketika salah satu sisi pada
actuator terdapat tekanan maka actuator yang lain mengalirkan fluida ke
reservoir.
Gaya yang digunakan oleh actuator dapat mencahah pergerakan bodi
kendaraan dan bukan perpindahan actuator. Sistem teknologi yang
mengontrol tekanan, bukan memindahkan kontrol.

Gambar Aktuator Depan

Gambar Aktuator Belakang


Actuator memiliki seal yang tidak dapat diperbaiki dan jika terjadi
kebocoran actuator harus diperbaiki. Sebagai contoh kebocoran dapat
terjadi ketika pipa pertama kali dipasang kembali. untuk mencegah
kerusakan yang lebih serius, maka seal harus segera diganti.. seal harus
diganti setiap sambungan dicopot. Jika tidak ada fluida yang mengalir
pada actuator maka sistem tidak dapat bekerja.

6. Anti_Roll Bar
Anti-Roll Bar konvensional adalah pegas torsi yang mencegah
pergerakan relative dari satu roda pada poros roda ke roda yang lain pada
poros roda yang sama. Oleh karena itu, Anti-Roll Bar mencegah body roll
kendaraan ke poros roda. Tingkat kekakuan pegas padaAnti-Roll Bar
menahan pergerakan bodi dari garis poros roda. Anti-Roll Bar kaku
digunakan pada kendaraan ringan maupun kendaraan berat. Kendaraan off
road membutuhkan roda yang besar untuk menhindari slip pada satu roda.
Hal ini memberikan rancangan suspensi kendaraan off road masalah :
mencapai keseimbangan yang tepat antara kemampuan bodi untuk
menyeimbangkan roda utnuk mencegah slip. Hal ini digunakan untuk
menjaga bodi agar tidak terguling ketika kendaraan menikung.
Roll Control Module berbeda dalam konstruksi dengan Anti-Roll Bar
konvensional. Berdasarkan gambar dibawah ini, Roll Control Module
dibuat dari satu bagian tekanan torsi pegas baja (1), lengan panjang (2)
yang berlokasi pada ujung actuator (3) dan poros pada yang terletak pada
torsion bar. Juga, lengan pendek (4) yang berlokasi pada ujung yang lain
dari actuator, yang dipasang dengan kuat pada tekanan torsi. Semua
komponen dibuat dari abaj yang lebih kuat atau tebal dari pada Anti-Roll
Bar konvensional untuk meminimalisasi pembengkokan pada sistem.
1. Cross Bar
2. Long Bar
3. Aktuator
4. Short Bar
Waktu merespon dari sistem ABC sama pentingnya seperti, selama
pencegahan jenis maneuver, akselerasi leteral dari kendaraan dapat
dibangun sampai diatas 2G/s. Sistem tersebut mempunyai kemampuan
untuk membangun sistem tekanan ekivalen sampai dengan 1G dengan
sirkuit utama ( kedua arah katup ditutup ) kurang dari 130 mS. Ketika
menikung, sistem harus menghidari dari tekanan putar, pembengkokan,
rangka sasis bengkok, dll. Hal ini menghasilkan suatu sistem yang cocok
pada respon kendaraan. Sistem ini ditentukan oleh :
• Algoritma kontrol ECU
• Katup waktu respon
• Aliran pompa
• Kondisi tekanan hidrolik
• Kondisi komponen suspensi
Jika actuator dilepas, maka tidak ada ladi penahan body roll. Roll
control module berbeda dari depan kebelakang. Panjang dan lebar
komponen telah dirancang untuk memberikan keseimbangan pada
suspensi depan maupun belakang. Hal ini sama dengan prinsip pegas pasif
konvensional dalam menyeimbangkan gaya yang menggunakan material
pegas berbeda. Sistem ABC memberikan gaya untuk keseimbangan
kendaraan.

7. Accelerometer
Ada 2 buah accelerometer yang digunakan pada sistem. Accelerometer
merupakan komponen elektronik yang mengukur akselerasi.
Accelerometer memiliki tegangan sebesar 5 volt. Accelerometer terletak
pada bodi kendaraan, satu terletak di belakang headlining dari interior
lampu depan, yang kedua terletak di bawah kendaraan dekat. Orientasi dari
accelerometer ini sangat penting untuk operasional yang benar.

Gambar Posisi Accelerometer pada Kendaraan

Ketika memasang sensor kembali haruslah berhati-hati untuk memastikan


slot terpasang pada posisi yang benar bracket sensor harus dalam kondisi
yang baik. Salah meletakan sensor akan mempengaruhi sistem secara
kesluruhan dan pada akhirnya akan mengurangi performa kendaraan.
Gambar dibawah ini menunjukuan posisi accelerometer pada bracket.

Gambar Accelerometer pada Bracket

Posisi bracket pada kendaraan sangat penting. Posisi sensor harus sama
dengan 90o, diambil dari garis yang memanjang dari depan hingga
belakang kendaraan. Jika letak sensor berubah, kalibrasi pada sistem akan
menghilang, funsi dari sistem ABC akan berkurang atau mungkin
menghilang.
Kedua accelerometer terdiri dari rangkaian mekanik dan elektronik
yang sama, tetapi sistem menggunakan cara yang berbeda dalam
memberikan informasi. Sistem dapat bekerja pada accelerometer bawah
jika accelerometer atas rusak. Tetapi tidak akan bekerja jika dalam kondisi
kendaraan mundur. Ketika accelerometer yang atsa rusak, sistem akan
bekerja dengan mengurangi tingkat kecekatan dan pengemudi akan
diberitahukan oleh lampu peringatan.
Accelerometer adalah peralatan elektronik yang sangat sensitive. Tidak
boleh jatuh atau terguncang. Jika accelerometer mengalami guncangan,
maka harus diganti. Dua buah accelerometer digunakan sehingga ECU
dapat mendeteksi tingkat dari kekasaran jalan dan mengubah sistem
kontrol dengan tepat. Letak accelerometer telah diperhitungkan dengan
akurat, sehingga dapat memonitor siyal akselerasi atas dan bawah. ECU
dapat mendeteksi tingkat body roll dan gundukan pada permukaaan jalan.
Kedua accelerometer bekerja secara bersamaan ketika kendaran menikung,
tetapi hanya accelerometer atas yang memberi input guncangan bodi.
Perbedaan pada sinyal dapat digunakan untuk mendeteksi kekasaran jalan.
ECU akan mengubah tingkat sistem bantuan yang tersedia selama
kecepatan kendaraan dibawah 40Km/h (25 mph). Diatas 40 Km/h, sistem
akan memberikan bantuan penuh, tanpa menghiraukan kekasaran
permukaan jalan.
Dibawah 40 Km/h, sinyal accelerometer digunakan untuk mendeteksi
posisi kemiringan kendaraan. Sisi miring dengan akselerasi lateral terbesar
lebih dari ± 0,2G akan dihasilkan pada kedua arah, katup akan ditutup dan
tidak ada bantuan ABC yang diberikan ( bar mengunci). Hal ini
memungkinkan untuk kendaraan untuk mempertahankan pada posisi yang
konstan/tetap;sejajar dengan permukaan jalan.

8. ABC ECU
ECU pada sistem ABC ECU terdiri dari 3 buah yaitu ABC ECU, Body
Control Unit ( BCU ) ECU, dan Self Levelling Anti-Lock Brake
( SLABS ) ECU. ABC ECU dapat diindentifikasikan karena hanya ECU
ini saja yang menggunakan konektor tunggal dengan 36 Jalur. Pada
kendaraan yang memiliki posisi stir sebelah kiri, posisi ECU pada bracket
tetap dibelakang penumpang – disamping glove box dan tetap
menggunakan bracket yang sama, ( melihat dari kiri ke kanan : SLABS,
BCU, ABC ). Sistem ini disuplai oleh arus yang melelui sekring pada
bagian kotak sekring mesin. Pada sekring ini terdapat relay ABC, yang
juga terletak didalam bagian kotak sekring mesin. ABC ECU mensuplai
relay ABC dengan arus negative. Sinyal pengapian disuplai ke ABC ECU
dengan sekring yang terletak didalam module pengemudi pintar.
9. Indikator Peringatan
Ada 1 lampu peringatan pada sistem ABC, yang terletak pada
dashboard panel indicator. Lampu peringatan dapat menampilkan warna
merah atau kuning. Kedua warna menginformasikan kepada pengemudi
tentang status sistem. Pada beberapa kerusakan, lampu merah akan
berkedip dan nada alarm peringatan akan diaktifkan, mengindikasikan
kepada pengemudi bahwa kendaraan harus dihentikan untuk mencegah
kerusakan yang serius pada sistem ini.
Pada saat ECU baru disesuaikan pada kendaraan, lampu peringatan
warna kuning akan berkedip terus-menerus dan sistem pada keadaan
mengunci bar.. ABC ECU perlu deprogram dengan menggunakan
Testbook dan Kalibrator accelerometer hingga lampu indicator ECU
padam.
Pada kebanyakan keadaan, ketika ECU mendeteksi kerusakan pada
sistem, lampu warna kuning akan menyala dan sistem akan mengunci bar.
Sirkuit utama hidrolik diaktifkan untuk menjalankan sistem pada tekanan
sisa, hanya mengembalikan dimesi pipa dan komponen blok katup
internal. Kondisi ini mengurangi body roll, dengan mengaktifkan modul
pengontrol kemiringan untuk bekerja seperti Anti-Roll Bar pasif yang
sangat keras saat menikung. Bagaimanapun juga sambungan as roda dan
pengemudian kendaraan tidak terlalu terganggu. Jika sistem mendeteksi
kekurangan fluida dalam siskuit primer, lampu warna merah akan berkedip
dan nada peringatan akan diaktifkan. Kondisi peringatan ini akan
berlangsung kira-kira 30 detik. Lampu warna merah mengindikasikan
kepada pengemudi bahwa ia harus berhenti untuk mencegah kerusakan
yang lebih serius. Jika kekurangan oli, maka pengemudi akan merasakan
efek body roll. Karakteristik pengemudian secara aman akan mencegah
seluruh karusakan.
C. SISTEM OPERASI
Pada pengoperasiannya, ABC di bagi menjadi beberapa bagian yaitu :
1. Sistem Kerja Hidrolik
2. Sistem Kerja Mekanik ABC
3. Sistem Kerja Kelistrikan ABC

1. SISTEM KERJA HIDROLIK


Pada bagian ini akan dijelaskan aliran fluida secara detail dan
bagaimana perbedaan tekanan pada sistem pengoperasian ABC. Gambar di
bawah ini menunjukan sistem tersebut yang sedang tidak mendeteksi yang
dibutuhkan untuk mengoperasikan fluida dari reservoir (1) dan
menggenangi sampai pompa hpiston radial (2). Fluida mengalir dari
pompa hidrolik, kemudian ke pipa hidrolik menuju blok katup (4)(5) pada
posisi tertutup, fluida kemudian mengalir ke katup pengontrol tekanan (6)
dan kembali ke reservoir. Pada siklus ini terjadi perbedaan tekanan yang
rendah antara dua sisi dari katup pengontrol tekanan ke pegas pada
kumparan katup, yang telah dijelaskan sebelumnya. Transduser tekanan
(7) memantau tekanan fluida pada sistem dan memberikan infomasi ini ke
ABC ECU.
1. Reservoir 6. Pressure control
2. Hydraulic pump valve
3. High pressure 7. Pressure
filter transducer
4. Spool valve 8. Actuator (front)

5. Spool valve 9. Actuator (rear)

Ketika ABC ECU mendeteksi apa yang dibutuhkan dari sistem untuk
mengoperasikan, alat ini memberikan daya yang dibutuhkan oleh
kumparan katup (4) atau (5) dan katup pengontrol tekanan (6). Katup
pengontrol tekanan ini kemudian mulai untuk membatasi aliran menuju
katup, jadi dapat meningkatkan tekanan pada sistem ketingkat yang
dibutuhkan untuk gaya hidrolik dan solenoid yang diseimbangkan dalam
katup. Fluida akan megalir sampai satu sisi pada kedua akturtor hidrolik
(8) (9) selama peningkatan tekanan, penambahan gaya mengambil
pemenuhan dalam sistem mekanika. Selama actuator bergerak berlawanan
dari tekanan yang masuk, jadi fluida dari sisi lain pada actuator adalah
menggantikan kembali sampai blok katup. Fluida ini dikembalikan ke
reservoir dalam media terpisah pada bukaan kumparan katup yang sama,
yang mana sekarang ini terbuka, untuk mengalirkan fluida bertekanan
kedalam actuator.
1. Reservoir
6. Pressure control valve
2. Hydraulic pump
7. Pressure transducer
3. High pressure filter
8. Actuator (front)
4. Direction spool valve
9. Actuator (rear)
5. Direction spool valve

Hal ini hanya akan terjadi ketika kendaraan bermanufer ekstrim.


Seluruh aliran pompa dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan sistem yang
lengkap, pada pertimbangan angka yang dibutuhkan untuk maneuver
khusus. Pada kebanyakan keadaan, saat kendaraan memasuki tikungan,
kebanyakan aliran dari pompa hidrolik akan tetap melewati katup
pengontrol tekanan proporsional dan kembali ke reservoir. Jika kendaraan
akan mempertahankan kecepatan dan radius secara konstan, tekanan dalam
aktuator akan dipertahankan dan seluruh aliran pompa melewati katup
pengontrol tekanan proporsional. Pada kebanyakan situasi menikung,
akselerasi kendaraan akan berubah-ubah dan oleh karena itu, ECU akan
menyesuaikan berdasarkan tekanan yang dibutuhkan. Hal ini akan
berakibat oli hidrolik mengalir masuk dan keluar dikedua sisi pada
actuator untuk mempertahankan gaya equilibrium yang dibutuhkan pada
saat manufer ekstrim.
Selama kendaraan keluar jalur pada saat menikung, ECU mengurangi
tekanan didalam sistem sesuai kebutuhan. Hal ini selanjtnya
memperbolehkan untuk mengalir kembali dari tekanan sisa pada actuator
ke gaya mekanik didalam suspensi menemukan kembali lengan ayun
actuator keposisi semula. Hanya beberapa kendaraan berhenti sepenuhnya
saat menikung dengan ECU yang mematikan kumparan katup.
Blok katup tidak dapat membatasi atau mengatur tekanan fluida ke
hanya satu actuator. Didalam blok katup terdapat pengeboran dari satu sisi
ke sisi lain. Walaupun ketika blok katup tertutup kedua-duannya, fluida
dapat mengalir bebas dari satu actuator ke actuator lainnya pada sisi yang
sama pada tiap lengan ayun. Fitur ini digunakan pada saat kecepatan
sangat rendah untuk membolehkan tekanan minimnal ke sambungan as
roda ketika off road, masih memberi tahanan yang tinggi ke body roll.
Ketika blok katup tidak bekerja, atau telah terkunci secara elektronik dari
pengoperasian dengan kedua katup tertutup, sistem ABC akan
memerintahkan bar dalam kondisi terkunci.
Sistem dapat bertindak sangat cepat untuk membantu suspensi
kendaraan dalam menghentikan boby roll. Sebagai indikasi, sistem dapat
menghasilkan cukup bantuan untuk menahan body roll pada besaran 0G
samapai 0,5G dalam 250mS. Karena sistem bekerja sangat cepat, hal ini
tidak mungkin untuk dilakukan oleh alat pengukur elektronik biasa. ABC
ECU kemampuan untuk menangkap sinyal sensor yang tidak mungkin dan
menyimpan kesalahan sistem yang sebenarnya. Selain itu juga mampu
untuk berkomunikasi Testbook untuk menyampaikan kesalahan ini dan
untuk menampilkan informasi sistem yang relevan.

2. SISTEM KERJA MEKANIK ABC


Ketika ABC meminta respon sistem, katup pada blok katup merespon
dan aktouator memberikan tekanan ke satu sisi pada lengan ayun. Tekanan
pada fluida sekarang berubah sampai gaya mekanik. Berdasarkan sisi
tekanan lengan ayun yang digunakan, lengan ayun akan bergerak secara
bersamaan ( mengurangi panjang secara keseluruhan ) atau secara terpisah
( menambah panjang secara keseluruhan ). Hal ini perlu diingat bahwa
kedua actuator depan dan belakang sama-sama memiliki tekanan yang
tinggi, oleh karena itu, actuator menggunakan gaya yang sama. Gaya
tersebut digunakan untuk as roda depan dan belakang yang berbeda untuk
Roll Control Module yang memiliki perbedaan tuas panjang, pendek, dan
torsi bar yang lebar. Sebelum ditetapkan, sistem membutuhkan tekanan
yang berbeda untuk menggunakan gaya yang sama saat menikung kiri dan
kanan untuk area yang efektif pada batang actuator.
Gaya pada Roll Control Module dikirim ke sasis dengan menggunakan
modul pengontrol bracket sasis dan dengan sambungan stabilizer untuk as
roda kendaraan.

ABC Anti-Roll Bar Yang Memanjang

Selama memperbaiki sistem suspensi, tidak perlu melepaskan beberapa


pipa penghubung hidrolik atau proses pengurangan fluida seluruhnya,
selama sistem tidak memiliki reservoir yang menyimpan energi seperti
ABS atau sistem suspensi udara pada Range Rover

ACE Anti-Roll Bar Memendek


3. SISTEM KERJA KELISTRIKAN ABC
Sensor pada kendaraan memberikan sinyal informasi tentang keadaan
kendaraan dan tekanan pada sistem. Sinyal tekanan yang sebelumnya telah
dibaca, menyediakan umpan balik mekanik ke ECU jadi hal ini dapat
mengatur dengan baik kontrol pada katup pengontrol tekanan didalam blok
katup. Accelerometer memberikan informasi tentang efek gaya lateral
pada kendaraan. ECU menggunakan informasi ini bersamaan dengan
sinyal kecepatan kendaraan yang diberikan oleh SLABS ECU, untuk
menghitung jumlah bantuan yang yang dibutuhkan. Siyal accelerometer
kemudian diproses dalam ECU untuk mengubahnya berdasarka pada nilai
dasar yang sudah ditentukan pada sensor tersebut.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Active Body Control adalah suatu sistem yeng dirancang oleh insinyur
Rover&Mercedes Benz untuk meningkatkan handling dinamis dan
karakteristik suspensi dari Discovery yang baru. Pada intinya, ini adalah suatu
sistem untuk memantau efek gaya lateral selama kendaraan menikung dan
membuat pentesuaian pada suspensi untuk mengimbangi gaya tersebut.

ABC menggunakan sistem hidrolik yang terdiri dari Reservoir, Pipa,


Pompa, Blok Katup, dan 2 buah Actuator ( satu disetiap 2 buah modul
pengontrol putaran ). Actuator tersebut menghasilkan torsi yang diganakan
untuk suspensi. Untuk mengotrol sistem hidolik, 2 buah accelerometer yang
digunakan untuk memberikan informasi mengenai gaya lateral kendaraan
kepada ECU.

B. Saran
Sistem terdiri dari komponen-komponen yang sangat sensitive terhadap
kerusakan, khususnya komponen-komponen elektronik. Oleh karena itu,
diperlukan pemeliharaan yang rutin. Ketika sinyal peringatan memberikan
isyarat kepada pengemudi bahwa terdapat kerusakan pada sistem, maka
segera mungkin kendaraan dibawa ke bengkel. Hal ini bertujuan untuk
mencegah kerusakan yang serius pada kendaraan. Pemeliharaan secara rutin
dapat mencegah kerusakan yang serius pada kendaraan.
DAFTAR PUSTAKA

www.worldcarfans.com
www.us1.webpublication.com
http://en.wikipedia.org

Anda mungkin juga menyukai