Anda di halaman 1dari 31

INSTALASI LISTRIK

RUMAH TANGGA

Makalah

Dibuat untuk menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia jurusan teknik elektro

Oleh:

Nama: Muhammad Imaduddin


NIM: 061730311371
Kelas: 5LF

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

PALEMBANG

2019
KATA PENGANTAR

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 3

BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................... 9

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 26

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 28

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Listrik merupakan salah satu penunjang kehidupan masyarakat di dunia,
baik di daerah pedesaan sampai perkotaan. Kebutuhan listrik pada saat ini dirasa
cukup banyak. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki luas wilayah yang
cukup besar. Seiring dengan tidak meratanya jumlah kelahiran dan persebaran
penduduk pada setiap wilayah atau pulau yang ada di Indonesia mengakibatkan
konsentrasi kepadatan penduduk hanya terdapat pada beberapa tempat saja, secara
khusus hanya terdapat pada kota-kota besar saja. Inilah yang menyebabkan
kebutuhan energi listrik diperkotaan sangat dibutuhkan, untuk menunjang
kehidupan yang semakin canggih di era modern seperti sekarang.

Akan tetapi, listrik tak selamanya bisa menghidupi dan memberikan energi
secara terus menerus, karena ada kalanya listrik yang kita gunakan mengalami
pemadaman. Padamnya listrik di suatu daerah merupakan pertanda bahwa pasokan
listrik dalam sistem interkoneksi sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan
listrik masyarakat dan industri yang terus meningkat yang diakibatkan gangguan
dan penurunan produksi listrik dari beberapa pembangkit listrik. Listrik yang
sekarang kita gunakan, umumnya didapatkan dari berbagai macam pembangkit
dengan menggunakan energi yang ada, seperti matahari, angin, air, dan juga energi
terbarukan seperti panas bumi, dll. Namun, ada juga energi / sumber lain yang dapat
dijadikan sebagai bahan bakar untuk pembangkit, contohnya adalah nuklir,
batubara, minyak bumi, dll.

Dari energi tersebut, listrik dihasilkan di dalam pembangkit. Energi


tersebut diolah menjadi tenaga mekanik yang dapat menggerakkan mesin, sehingga
dapat menjadi energi listrik yang kemudian di salurkan ke pelanggan. Indonesia
sndiri telah mendirikan berbagai macam pembangkit, seperti Pembangkit Listrik
Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik

1
2

Tenaga Bayu / Angin (PLTB), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Banyaknya
pembangkit listrik yang ada seperti PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) harus
menghasilkan jumlah tenaga lisrik dalam jumlah yang cukup besar. Mengingat
bahwa Indonesia memiliki banyak kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan
menjadi sumber listrik. Dimana PLTU sendiri merupakan salah satu pembangkit
terbesar yang ada di Indonesia, seperti PLTU Suralaya dan PLTU Paiton yang ada
di Pulau Jawa.

Sebagai sumber energi sebuah PLTU adalah batu bara. Sebuah


pembangkit listrik jika dilihat dari bahan baku untuk memproduksinya, maka
Pembangkit Listrik Tenaga Uap bisa dikatakan pembangkit yang berbahan baku
Air. Menapa tidak UAP? Uap disini hanya sebagai tenaga pemutar turbin,
sementara untuk menghasilkan uap dalam jumlah tertentu diperlukan air.
Menariknya didalam PLTU terdapat proses yang terus menerus berlangsung dan
berulang-ulang. Prosesnya antara air menjadi uap kemudian uap kembali menjadi
air dan seterusnya. Dalam hal ini, penulis akan membahas tentang salah satu
pembangkit listrik terbesar yang ada di Indonesia untuk dijadikan makalah dengan
judul “Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)”.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam pembuatan karya ilmiah ini antara lain :
1. Apa saja bagian – bagian PLTU?
2. Bagaimana prinsip dan cara kerja dari PLTU?
3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan dari PLTU?
4. Bagaimana dampak dan upaya pengenalian dampak dari pembangunan
PLTU di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan


Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini antara lain, yaitu:
1. Sebagai bahan kajian para mahasiswa mengenai PLTU
2. Sebagai metode pengumpulan data tentang PLTU
3. Mengetahui Pentingnya PLTU di Indonesia sebagai pemasok listrik
terbesar

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pembangkit Listrik


2.1.1. Pengertian Pembangkit Listrik
Pembangkit Listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang
berfungsi membangkitkan energi listrik dengan mengubah sumber energi lain
menjadi energi listrik. Sumber energi tersbut dapat berupa energi air, bahan bakar
minyak, batu bara, angin, surya dan lain-lain. Masing – masing pembangkit
mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda-beda, sehingga penggunaannya
disesuaikan dengan kepentingannya. Pembangkit Listrik biasanya digolongkan
menurut prinsip kerja dan sumber energi yang digunakan.

Bagian utama dari Pembangkit Listrik adalah generator, yakni mesin yang
berputar yang mengubah energi mekanis menjadi energi listrik dengan
menggunakan prinsip medan magnet dan penghantar listrik. Mesin generator ini
diaktifkan dengan menggunakan berbagai sumber energi yang sangat bermanfaat
dalam suatu Pembangkit Listrik.

2.1.2. Fungsi Pembangkit Listrik


Adapun fungsi dari Pembangkit Listrik adalah untuk membangkitkan dan
memproduksi tegangan listrik untuk kehiupan sehari – hari dengan cara mengubah
suatu energi tertentu menjadi energi listrik yang berguna bagi masyarakat luas
untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi bagi peralatan2 yang menggunakan
energi listrik.

2.1.3. Tujuan Pembangunan Pembangkit Listrik di Indonesia


Tujuan adanya pembangkit listrik sederhana tersebut adalah berikut ini :
1. Bertujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan
energi ayng dihasilkan oleh bahan bakar fosil yang jumlahnya terbatas,
dari waktu ke waktu energi tersebut bisa habis.

3
4

2. Menyediakan energi listrik dengan menggunakan sumber daya yang bisa


diperbarui sehingga energinya tidak akan pernah habis, jika energinya
habis. Energi tersebut bisa diperbarui.
3. Menghemat energi listrik yang bersumber pada sumber daya yang tidak
bisa diperbarui atau bahan bakar fosil yang tidak bisa diperbarui.

2.1.3. Jenis – jenis Pembangkit Listrik


Beberapa contoh jenis pembangkit tenaga listrik yaitu PLTA, PLTU,
PLTG, PLTN, PLTS, dan lainnya.

1. PLTA
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah pembangkit yang
mengandalkan energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan
energi listrik. Energi listrik yang dibangkitkan ini biasadisebut sebagai
hidroelektrik. Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah
generator yang dihubungkan ke turbin yang digerakkan oleh tenaga
kinetik dari air. Pembangkit Listrik Tenaga air tidak hanya terbatas
pada air dari sebuah waduk atau air terjun, melainkan juga meliputi
pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air dalam bentuk lain
seperti tenaga ombak. Contohnya PLTA BAKARU Sulawesi selatan,
PLTA sigura-gura Sumatera Utara

Gambar 1. PLTA
5

2. PLTU
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit yang
mengandalkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik.
Pada PLTU, uap ditampung dan disalurkan untuk memutarkan turbin
uap. Energi mekanis dari putaran turbin diubah menjadi energi
listrik oleh generator.

Gambar 2. PLTU

3. PLTN
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir ini menggunakan energi panas yang
dihasilkan oleh reaktor nuklir untuk memutarkan turbin uap. Dari turbin
inilah energi mekanis diubah menjadi energi listrik. Contohnya PLTN
di Jepang dan OBNINKS di Uni Soviet.
6

Gambar 3. PLTN

4. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)


Pembangkit listrik ini menggunakan cahaya matahari sebagai energi
utama. Energi dari cahaya matahari dapat langsung diubah menjadi
energi listrik oleh konventer generator dan disimpa didalam baterai.

Gambar 4. PLTS

5. Pembangkit Listrik Tenaga Angin / Bayu (PLTB)


Digunakan untuk meutarkan baling-baling kemudian putaran tersebut
digunakan untuk memutarkan generator. Dari generator inilah energi
mekanik diubah menjadi energi listrik melalui bantuan solarcell.
7

.
Gambar 5. PLTB
6. PLTPB
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah pembangkit
listrik yang menggunakan panas bumi sebagai sumber energinya.
Listrik dari tenaga panas bumi saat ini digunakan di 24 negara,
sementara pemanasan memanfaatkan panas bumi digunakan di 70
negara. Perkiraan potensi listrik yang bisa dihasilkan oleh tenaga panas
bumi berkisar antara 35 s.d. 2.000 GW.[2] Kapasitas di seluruh dunia
saat ini adalah 10.715 megawatt (MW), dengan kapasitas terbesar
di Amerika Serikat sebesar 3.086 MW. Tenaga panas bumi dianggap
sebagai sumber energi terbarukan karena ekstraksi panasnya jauh lebih
kecil dibandingkan dengan muatan panas bumi.

2.2. Uap Air


2.2.1. Pengertian Uap Air
Uap air adalah gas yang terjadi dari proses pemanasan air (H2O).
menjadi Uap air uap air mempunyai potensi kekuatan yang luar biasa yang bisa
digunakan untuk menggerakkan turbin listrik PLTU, kereta uap, atau mesin uap.
Uap air di alam bisa berupa awan atau kabut. Uap air yang terjadi secara alami
disebabkan oleh pemanasan Matahari dan oleh panas Bumi contoh pemanasan oleh
Matahari dikenal pemanasan di lautan luas merupakan permukaan air yang sangat
8

besar dan penguapannya banyak sekali sehingga bisa menyebabkan pengaruh


musim kemarau atau musim hujan di suatu wilayah. Uap air bergerak ke arah
wilayah yang lebih panas menyebabkan pergerakan uap air yang disebut angin.
Pemanasan oleh panas Bumi contohnya di tempat sumber-sumber air panas.

2.2. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)


2.2.1. Pengertian PLTU
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit yang
mengandalkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik. Bentuk
utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah Generator yang seporos dengan turbin
yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap panas/kering. Pembangkit listrik
tenaga uap menggunakan berbagai macam bahan bakar terutama batu bara dan
minyak bakar serta MFO untuk start up awal. PLTU menggunakan fluida kerja air
uap yang bersirkulasi secara tertutup. Siklus tertutup artinya menggunakan fluida
yang sama secara berulang-ulang.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Bagian – bagian PLTU


Pada PLTU terdapat bagian – bagian utama dan bagian penunjang /
peralatan bantu, antara lain :
3.1.1. Bagian Utama
1. Boiler
Boiler berfungsi untuk mengubah air(feedwater) menjadi uap panas lanjut
(superheated steam) yang akan digunakan untuk memutar turbin.

Gambar 6. Boiler pada PLTU

2. Turbin Uap
Berfungsi untuk mengkonversi energi panas yang dikandung oleh uap
menjadi energi putar (energi mekanik). Poros turbin dikopel dengan poros
generator sehingga ketika turbin berputar generator juga ikut berputar.

9
10

Gambar 7. Turbin Uap


Komponen-komponen Turbin
1. Sudu
Konversi energi terjadi melalui/pada sudu turbin. Turbin mempunyai
susunan sudu bergerak berselang-seling dengan sudu tetap. Sudu
bergerak dan sudu tetap tersebut berkerja besama untuk mengubah
energi panas dalam uap menjadi energi mekanis berotasi.
2. Nozel
Nozel berfungsi untuk merubah energi (pipa pancar) potensial menjadi
energi kinetik dari uap.
3. Disck (roda turbin)
Disck berfungsi untuk meneruskan tenaga putar turbin kepada pesawat
yang digerakkan. Tenaga yang dihasilkan poros ini tenaga mekanis uap.

3. Kondensor
Kondensor berfungsi untuk mengkondensasikan uap bekas dari turbin (uap
yang telah digunakan untuk memutar turbin).
11

Gambar 8. Kondensor

4. Generator
Generator berfungsi untuk mengubah energi putar dari turbin menjadi
energi listrik.

Gambar 9. Generator

Dengan adanya Rotor yang bergerak secara mekanis berotasi tentu terjadi
kontak dengan stator yang mengakibatkan terjadinya panas maka perlu
sistem pendinginan berikut pengenai sisitem pendinginannya:
1. Sistem Pendinginan Stator
Pembangkit tenaga listrik berpendingin hidrogen yang lebih besar
seringkali mempunyai sistim pemdingin terpisah untuk mendinginkan
12

statornya. Batangan- batangan stator (stator bars) didalam sebuah


generator membawa arus hubungan output pembangkit. Aliran arus yang
melewati batangan-batangan ini menghasilkan jumlah panas yang
berarti/signifikan . Untuk generator yang berpendingin hidrogen yang
lebih kecil, hidrogen itu saja biasanya sudah dapat menghisap panas.
Akan tetapi generator yang lebih besar sering mempunyai sistim
pendingin air tambahan bagi batangan-batangan statornya. Batangan
stator yang umum terdiri atas sejumlah konduktor yang berlubang. Air
yang mengalir melewati konduktor ini menghisap panas yang dihasilkan
oleh arus yang dibawa batangan tersebut.

2. Sistem Pendinginan Rotor


Pendinginan dengan udara jarang digunakan pada pembangkit tenaga
listrik yang besar, karena pendinginan dengan udara bukanlah alat yang
efisien untuk menyingkirkan panas yang jumlahnya besar. Sebagian
besar pembangkit tenaga listrik yang besar menggunakan sistim
pendinginan hidrogen untuk mempertahankan temperatur kerja yang
sesuai. Hidrogen digunakan dengan jumlah yang sama, ia menyerap lebih
banyak panas daripada udara, sehingga pembangkit tenaga listrik lebih
umum memakai pendingin hidrogen.Untuk melepaskan panas dari
komponen-komponen yang ada didalam generator rotor hidrogennya
harus disirkulasikan disekitar komponen-komponen yang panas.

3.1.2. Bagian – bagian Penunjang / Peralatan Bantu


1. Desalination Plant (Unit Desal)
Peralatan ini berfungsi untuk mengubah air laut (brine) menjadi air tawar
(fresh water) dengan metode penyulingan (kombinasi evaporasi dan
kondensasi). Hal ini dikarenakan sifat air laut yang korosif, sehingga jika
air laut tersebut dibiarkan langsung masuk ke dalam unit utama, maka dapat
menyebabkan kerusakan pada peralatan PLTU.
13

Gambar 10. Desalination Plant

2. Reverse Osmosis (RO)


Mempunyai fungsi yang sama seperti desalination plant namun metode
yang digunakan berbeda. Pada peralatan ini digunakan membran semi
permeable yang dapat menyaring garam-garam yang terkandung pada air
laut, sehingga dapat dihasilkan air tawar seperti pada desalination plant.

Gambar 11. Reverse Osmosis

3. Unit Demin
Berfungsi untuk menghilangkan kadar mineral (ion) yang terkadung dalam
air tawar. Air sebagai fluida kerja PLTU harus bebas dari mineral, karena
jika air masih mengandung mineral berarti konduktivitasnya masih tinggi
14

sehingga dapat menyebabkan terjadinya GGL (gaya gerak listrik) induksi


pada saat air tersebut melewati jalur perpipaan di dalam PLTU.

Gambar 12. Demin


4. Hidrogen Plant (Unit Hidrogen)
Pada PLTU digunakan hydrogen (H2) sebagai pendingin Generator.

Gambar 13. Hidrogent Plant

5. Chlorination Plant (Unit Chlorin)


Berfungsi untuk menghasilkan senyawa natrium hipoclorit (NaOCl) yang
digunakan untuk memabukkan/melemahkan/mematikan sementara mikro
organisme laut pada area water intake. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya pengerakkan (scaling) pada pipa-pipa kondensor
maupun unit desal akibat perkembangbiakan mikro organisme laut tersebut.
15

Gambar 14. Chlorination Plant

6. Auxiliary Boiler (Boiler Bantu)


Pada umumnya merupakan boiler berbahan bakar minyak (fuel oil), yang
berfungsi untuk menghasilkan uap (steam) yang digunakan pada saat boiler
utama start up maupun sebagai uap bantu (auxiliary steam).

Gambar 15. Auxiliary Boiler

7. Coal Handling (Unit Pelayanan Batubara)


Merupakan unit yang melayani pengolahan batubara yaitu dari proses
bongkar muat kapal (ship unloading) di dermaga, penyaluran ke coal yard
sampai penyaluran ke coal bunker.
16

Gambar 16. Coal Handling

8. Ash Handling (Unit Pelayanan Abu)


Merupakan unit yang melayani pengolahan abu baik itu abu jatuh (bottom
ash) maupun abu terbang (fly ash) dari Electrostatic Precipitator hopper dan
SDCC (Submerged Drag Chain Conveyor) pada unit utama sampai ke
tempat penampungan abu (ash valley/ash yard).

Gambar 17. Ash Handling


17

3.2. Prinsip dan Cara Kerja PLTU


3.2.1. Konversi Energi di PLTU
Energi mekanik yang diberikan oleh uap uap ke turbin akan menyebabkan
rotor generator berputar. Rotor generator adalah magnet yang besar berputar
didalam kumparan sehingga menghasilkan energi listrik. Proses konversi energi
pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu :
1. Energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam bentuk
uap bertekanan dan temperatur tinggi.
2. Energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran.
3. Energi mekanik diubah menjadi energi listrik.

3.2.2. Prinsip Kerja


PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup.
Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang.
Urutan sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut :

1. Pertama air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan
pemindah panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil
pembakaran bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap.
2. Kedua, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu
diarahkan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik
berupa putaran.
3. Ketiga, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar
menghasilkan energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet
dalam kumparan.

Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan air
pendingin agar berubah kembali menjadi air. Air kondensat hasil kondensasi uap
kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler. Demikian siklus ini
berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.Putaran turbin digunakan untuk
memutar generator yang dikopel langsung dengan turbin sehingga ketika turbin
berputar dihasilkan energi listrik dari terminal output generator.Sekalipun siklus
fluida kerjanya merupakan siklus tertutup, namun jumlah air dalam siklus akan
18

mengalami pengurangan. Pengurangan air ini disebabkan oleh kebocoran


kebocoran baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Untuk mengganti air
yang hilang, maka perlu adanya penambahan air kedalam siklus. Kriteria air
penambah (make up water) ini harus sama dengan air yang ada dalam siklus.

3.2.3. Proses Kerja PLTU

Gambar 18. Skema Proses Kerja PLTU

1. Air dari laut dipompa kemudian dialirkan melalui pipa dan masuk ke proses
desalinasi. Dalam proses ini air laut yang mengandung garam-garam maka
akan dipisahkan garamnya, sehingga air yang sudah didesalinasi tidak
mengandung garam-garam.
2. Setelah air tidak mengandung garam maka air akan dipompa menuju tanki
make up water tank. Setelah dari Make Up water tank kemudian air dipompa
menuju Demin Water Tank.
3. Dari demin water tank maka air akan dipompa kemudian melewati
kondensor,di dalam kondensor air yang berasal dari water demin tank
kemudian akan bercampur dengan air yang berasal dari uap air sisa turbin.
4. Setelah air keluar dari kondensor kemudian air dipompa menuju LP Heater.
LP Heater adalah Low Pressure Heater,fungsinya untuk memanaskan air
supaya suhunya layak untuk dip roses di Daerator. Agar proses pelepasan
ini berlangsung sempurna, suhu air harus memenuhi suhu yang disyaratkan.
Oleh karena itulah selama perjalanan menuju Dearator, air mengalamai
19

beberapa proses pemanasan oleh peralatan yang disebut LP (Low Pressure


Heater). Daerator biasanya terletak di lantai atas PLTU,tapi bukan lantai
yang paling atas.
5. Dari dearator, air turun kembali ke Ground Floor. Sesampainya di Ground
Floor, air langsung dipompakan oleh Boiler Feed Pump / BFP (Pompa air
pengisi) menuju Boiler atau tempat “memasak” air. Bisa dibayangkan
Boiler ini seperti panci, tetapi panci berukuran raksasa. Air yang
dipompakan ini adalah air yang bertekanan tinggi, karena itu syarat agar uap
yang dihasilkan juga bertekanan tinggi. Karena itulah konstruksi PLTU
membuat dearator berada di lantai atas dan BFP berada di lantai dasar.
Karena dengan meluncurnya air dari ketinggian membuat air menjadi
bertekanan tinggi.
6. Sebelum masuk boiler air mengalami beberapa proses pemanasan di HP
(High Pressure) Heater. Setelah itu barulah air masuk boiler untuk dilakukan
pemanasan lebih lanjut.
7. Setelah air masuk ke dalam Boiler maka air akan dipanaskan sampai
terbentuk uap. Untuk menguapkan air tersebut maka dibutuhkan
Boiler,boiler tersebut untuk menghasilkan api menggunakan bahan
bakar,bahan bakar tersebut bisa berupa batu bara / minyak & gas. Untuk
membantu proses pemanasan digunakan juga FDF ( Force Draft Fan),FDF
akan menghisap udara luar,udara tersebut kemudian dipanaskan dan udara
tersebut akan disemprotkan di sekitar boiler,sehigga pemanasan akan lebih
optimum. Dari pemanasan tersebut akan terdapat sisa-sisa pembakaran yang
berua gas,gas sisa tersebut akan dibuang melalui cerobong asap.
8. Setelah terbentuk uap,maka uap tersebut masih berupa uap jenuh,uap
tersebut tidak akan kuat untuk menghasilkan turbin. Sebelumnya uap
tersebut akan disimpan di dalam steam drum yang berfungsi sebagai
penampungan uap air sebelum menuju super heater.Supaya uap tersebut
bisa menggerakan turbin sehinngga uap akan dialirakan menuju Super
Heater. Dalam Super heater uap tersebut akan dihilangkan kadar
airnya,sehingga uap tersebut benar-benar kering. Di dalam boiler juga
20

terdapat economizer,economizer berfungsi untuk menyerap gas hasil


pemanasan super heater yang akan digunakan untuk memanaskan air
pengisi sebelum masuk ke main drum.
9. Setelah itu uap dari Super heater akan mengalir menuju HP Turbin dan
kemudian menggerakan turbin tersebut,setelah itu sisa uap akan kembali
menuju reheater dalam boiler untuk kembali dipanaskan supaya uapnya kuat
untuk menggerakkan LP Turbin.
10. Setelah uap dari reheater maka uap akan menuju LP Heater dan
menggeerakan turbin tersebut,karena poros-poros HP Turbin & LP Turbin
terhubung ke Generator maka jika kedua turbin ikut berputar maka
generator juga ikut berputar. Putaran generator inilah yang akan
menghasilkan perbedaan potensial listrik yang kemudian menghasilkan
listrik. Kemudian listrik akan ditampung dan kemudian akan disalurkan.
11. Dari LP Turbin masih terdapat sedikit sisa uap,dari sisa tersebut maka uap
air akan dikondensasi oleh kondensor,sehingga akan menjadi cair kembali
dan akan digunakan kembali dan ada yang dibuang kembali ke laut.

Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah sebagai
berikut:

1. Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan


2. Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang bakar
dengan udara kemudian di bakar.
3. Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar
melalui nozel (nozzle).
4. Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat saluran
pembuangan.

Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi
kerugiankerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh
turbin gas dan berakibat pada menurunnya performa turbin gas itu sendiri.
21

Kerugian-kerugian tersebut dapat terjadi pada ketiga komponen sistem turbin gas.
Sebab-sebab terjadinya kerugian antara lain:

1. Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan


(pressure losses) di ruang bakar.
2. Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan
terjadinya gesekan antara bantalan turbin dengan angin.
3. Berubahnya nilai Cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan
temperatur dan perubahan komposisi kimia dari fluida kerja.
4. Adanya mechanical loss, dsb.

3.2.4. Sistem Pembakaran Menggunakan Batubara


Sistem pembakaran pada PLTU keramasan dilakukan di dalam boiler yang
letaknya terpisah dari turbin atau dapat disebut mesin pembakar luar.
Dalam PLTU terjadi perubahan dari energi kimia dari bahan bakar menjadi energi
panas untuk memanaskan air yang kemudian berubah menjadi energi mekanik yang
menggerakkan turbin lalu berubah lagi menjadi energi listrik dalam generator.
Pada PLTU batu bara, batu bara sendiri adalah sebagai bakar utama.
Instalasi pembangkit tenaga listrik menggunakan mesin turbin dengan
menghasilkan energy listrik dengan bahan bakar batu bara.Persediaan batu bara
tersebut ditampung dilapangan terbuka dan untuk kebutuhan pembakaran diboiler
batu bara tersebut ditampung pada bunker ditiap boiler.
Mula-mula batu bara dari luar dialirkan ke penampung batu bara dengan
conveyon, kemudian dihancurkan dengan menggunakan pulverized fuel coal. Lalu
batu bara tersebut menjadi tepung halus , tepung halus batu bara tersebut kemudian
dicamapur dengan udara panas oleh forced draught. Dengan tekanan tinggi
campuran tersebut akan disemprotkan ke boiler yang akan dialirkan kepipa boiler
dan menjadi uap setelah itu uap tersebut dialirkan kesuper heaters yang akan
menggerakan turbin. Selain itu ada beberpa metode juga dalam prinsip kerja PLTU
batu bara ada metode pembakaran tetap,serbuk,dan mengambang.
Ada beberapa metode dalam pemerosesan bahan bakar batu bara yaitu
dengan metode pembakaran lapisan tetap, Metode pembakaran batu bara
22

serbuk,dan metode pembakaran lapisan mengambang. Dan memiliki prinsip-


prinsip kerja tersendiri dalam metode tersebut.

1. Metode lapisan pembakaran tetap.


Metode lapisan pembakaran tetap tersebut menggunakan stoker boiler
untuk proses pembakarannya. Dalam metode ini batu bara yang
digunakkan mengandung kadar abu yang tidak terlalu rendah maka batu
bara perlu dilakukan pengurangan jumlah fine coal yang ikut tercampur
dlam batu bara tersebut.

2. Metode pembakaran batu bara serbuk.


Pada metode ini batu bara diremuk terlebih dahulu dengan menggunakan
coal pulverizer ,kemudian bersama-sama dengan udara pembakaran
disemprotkan ke boiler untuk dibakar. Metode pembakaran ini sangat
sensitive batubara yang digunakan harus memikiki sifat ketergrusan
dengan HGI(Hardgrove Grindabillity Index). Metode pembakaran ini
menghasilkan abu yang terdiri dari clinker ash dan sisanya adalah fly ash.

3. Metode pembakaran lapisan mengambang.


Metode pembakaran tersebut menggunakan crusher untuk meremuk batu
bara terlebih dahulu. Metode pembakaran ini tidak seperti metode
pembakaran yang lainnya dengan meletakkan batu bara diatas kisi api
tetapi didalam metode ini campuran batu bara disemprotkan dan
menggunakan udara pada saat pembakaran, butiran-butiran tersebut dijaga
agar dalam posisi mengambang dengan cara melewatkan angin dengan
berkecepatan tertentu dari bagian bawah boiler sehingga butiran-butiran
batu bara tersebut mengambang.

3.3. Kelebihan dan Kekurangan PLTU.


Dibanding jenis pembangkit lainnya PLTU memiliki beberapa keunggulan.
Keunggulan tersebut antara lain :

1. Dapat dioperasikan dengan menggunakan berbagai jenis bahan bakar


(padat, cair, gas).
2. Dapat dibangun dengan kapasitas yang bervariasi
23

3. Dapat dioperasikan dengan berbagai mode pembebanan


4. Kontinyuitas operasinya tinggi
5. Usia pakai (life time) relatif lama

Namun PLTU mempunyai beberapa kelemahan yang harus dipertimbangkan


dalam memilih jenis pembangkit termal. Kelemahan itu adalah :

1. Sangat tergantung pada tersedianya pasokan bahan bakar


2. Tidak dapat dioperasikan (start) tanpa pasok listrik dari luar
3. Memerlukan tersedianya air pendingin yang sangat banyak dan kontinyu
4. Investasi awalnya mahal

3.4. Dampak Pembangunan PLTU dan Upaya Pengendalian Dampak


3.4.1. Dampak Pembangunan PLTU
Pembangunan PLTU memiliki dampak tersendiri baik bagi lingkungan
maupun bai lingkungan di lokasi PLTU tersebut dibangun. Dampak yang timbul
akibat pembangunan PLTU ini ada yang bersifat positif, namun ada juga yang
bersifat negatif.
Dampak positif dari pembangunan PLTU diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Menambah sumber tenaga listrik baru, sehingga dapat membantu mengatasi
masalah kekurangan sumber energi listrik yang sedang terjadi.
2. Mengurangi angka pengangguran, karena PLTU akan mempekerjakan
warga di sekitar lokasi untuk menjadi karyawan.
3. Membuka lahan pekerjaan baru bagi warga.
4. Lokasi dibangunnya PLTU akan lebih berkembang dari sebelumnya.

Namun tidak hanya dampak positif yang timbul dari pembangunan PLTU,
dampak negatifnya juga timbul seiring pembangunan PLTU, diantaranya adalah :

1. Tahap pra konstruksi : pembukaan lahan, pencemaran akibat pembakaran


lahan, kecemburuan sosial antara pemilik lahan dengan masyarakat sekitar
2. Tahap konstruksi : kerusakan jalan akibat angkutan berat yang membawa
alat dan bahan untuk membangun PLTU, timbulnya permasalahan sosial di
24

sekitar lokasi pembangunan PLTU, pencemaran udara oleh semen yang


digunakan untuk pembangunan bangunan PLTU.
3. Tahap operasi :
a. Dampak Kerusakan Akibat Pencemaran Lingkungan : Dalam dampak
terhadap lingkungan secara makro dapat dikelompokkan kedalam
dampak terhadap lingkungan Abiotik (A), Biotik (B), dan Cultur (C).
ketiga jenis lingkungan tersebut saling interaksi dan interdependensi satu
dengan yang lain. Adanya interaksi menyebabkan terjadinya dampak
secara langsung yang dirasakan, sedangkan terjadinya dampak secara
langsung yang dirasakan, sedangkan adanya interdependensi
menyebabkan dampak secara tidak langsung.
b. Dampak Terhadap Kesehatan :Dampak terhadap kesehatan terjadi akibat
perubahan kualitas lingkungan. Meningkatkan kasus diare, ISPA,
penyakit kulit, penurunan IQ akibat Pb atau logam berat lain, merupakan
contoh penyakit yang terjadi akibat pencemaran lingkungan. Pada
umumnya mekanisme terjadi melalui oral (mulut), pernafasan atau iritasi
melalui kulit. Kerugian terhadap kesehatan merupakan kerugian besar
akibat kerusakan lingkungan.
c. Dampak Terhadap Perairan : Perairan pada suatu wilayah terdiri dari
materi dan energi untuk mendukung kehidupan, yang popular dengan
daya dukung lingkungan. Polutan merupakan materi dan energi asing
yang memasuki badan air, sehingga menurunkan daya dukung
lingkungan. Kondisi tercemar terjadi bila perubahan tersebut
menyebabkan badan air berubah dari peruntukannya. Bahan organik
merupakan bahan yang dominan sebagai polutan.
Pasca operasi : lahan yang tidak bisa dipergunakan lagi, kasus penyakit pada
masyarakat yang tinggi, perairan yang telah tercemar, meningkatnya angka
pengangguran karena ketiadaan lahan pekerjaan.

3.4.2. Upaya Pengendalian Dampak


Hasil kajian menyimpulkan bahwa untuk mengantisipasi dan
meminimalkan potensi dampak yang diakibatkan oleh pembangunan PLTU
25

khususnya pada aspek lingkungan dan sosial, maka semua pihak terkait perlu
memperhatikan dan memahami serta mematuhi peraturan dan kebijakan terkait baik
berupa Regulasi, Undang-Undang, Hukum, Peraturan Pemerintah, dan lain
sebagainya, serta memiliki komitmen untuk melaksanakannya dengan baik, benar
dan penuh tanggung jawab.
Berdasarkan kesimpulan kajian tersebut, maka rekomendasi yans diajukan
adalah:
a) Rencana pengelolaan lingkungan yang bersifat komprehensif mulai pada
tahap pra-konstruksi, dan pasca konstruksi
b) Adanya pedoman yang bersifat aplikatif yang dapat digunakan oleh semua
pihak baik intern maupun ekstern PLN yang dijadikan sebagai acuan
dalam setiap rencana dan pelaksanaan pembangunan pembangkit listrik
c) Memasukkan penanganan dampak lingkungan dalam kinerja baik intern
PLN maupun pihak-pihak lain terkait yang memiliki peran dan tanggung
jawab dalam pelaksanaan proyek (kontraktor maupun konsultan terkait)
d) Adanya sosialisasi secara simultan mengenai rencana pra-konstruksi,
konstruksi, dan paska konstruksi PLTU dan potensi dampak yang
dimungkinkan timbul kepada segenap stake holders dan pihak-pihak
terkait baik intern maupun ekstern PLN

Adanya tim dan lialison officer yang profesional guna mengkomunikasikan


rencana dan pelaksanaan pembangunan PLTU serta untuk menjembatani antar
pihak manakala terjadi permasalahan baik itu dikarenakan oleh kesenjangan
komunikasi atau hal lain sehingga menyebabkan terjadinya konflik.
26

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
27
DAFTAR PUSTAKA

28

Anda mungkin juga menyukai