Anda di halaman 1dari 29

Halaqah - 01 Pengertian Al Qadha dan Al Qadar Al-Qadar Secara bahasa adalah menentukan, Adapun secara syariat maka

Al-Qadar adalah apa yang sejak dahulu atau Azali sudah Allah tentukan
by Rory Rachmad | in Silsilah Beriman Kepada Takdir at 19 Februari akan terjadi.
Halaqah yang pertama dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan Takdir Allah Dengan demikian Al-Qadar lebih dahulu daripada Al-Qadha, karena Al-
adalah tentang Pengertian Al-Qadha dan Al-Qadar Qadar adalah ketentuan Allah sejak Ajali sedangkan Al-Qadha adalah
keputusan Allah setelah itu berupa pengadaan atau peniadaan atau
Al-Qadha dan Al-Qadar adalah dua kata yang apabila berdampingan maka pengubahan.
masing-masing memiliki makna tersendiri.
Dan keduanya saling melazimi tidak bisa dipisah satu dengan yang lain apa
Al-Qadha secara bahasa diantara maknanya adalah memutuskan, yang Allah tentukan akan dia putuskan dan apa yang menjadi keputusan
menyelesaikan / menyempurnakan dan mewajibkan, Allah berfirman: Allah maka itulah yang dia tentukan sebelumnya.
Namun apabila kata Al-Qadha atau Al-Qadar datang sendiri dalam sebuah
.....ُ‫ُُربُّكَُُأ َ َُّّلُُت َ ْعبدواُإِ َُّّلُُإِيَّاه‬
َ ‫ضى‬َ َ‫َوق‬ kalimat maka maknanya mencangkup makna kata yang lain.

“Dan Rabbmu mewajibkan supaya kalian tidak menyembah kecuali Al-Qadha adalah ketentuan Allah sejak dahulu dan keputusanNya
kepadaNya .....” (Al-Isra’ : 23) demikian pula Al-Qadar adalah ketentuan Allah sejak dahulu dan
keputusanNya.
Dan Allah berfirman:
ِ ‫ضيُبِ ْال َح‬
.....ُ‫ق‬ ِ ‫ّللاُُيَ ْق‬
َّ ‫ُ َۖو‬ Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu
kembali pada halaqah selanjutnya.
“Dan Allah memutuskan dengan benar .....” (Ghafir : 20)

Dan Allah berfirman:

َ َ ‫واُّللاَُُ َك ِذ ْك ِرك ْمُُآ َبا َءك ْمُُأ َ ْوُُأ‬


.....‫شدَُُّ ِذ ْك ًرا‬ َّ ‫ضيْت ْمُُ َُمنَا ِس َكك ْمُُفَُاذْكر‬
َ َُ‫ُۗفَإِذَاُق‬
“Maka apabila kalian menyelesaikan manasik haji kalian hendaklah kalian
mengingat Allah seperti kalian mengingat bapak-bapak kalian atau lebih
banyak .....” (Al-Baqarah : 200)

Adapun secara syariat yang dimaksud dengan Al-Qadha adalah apa yang
Allah putuskan pada makhlukNya baik berupa pengadaan, peniadaan atau
perubahan sesuai dengan Qadar atau ketentuan Allah sebelumnya.
Halaqah - 02 Dalil Wajibnya Beriman Kepada Dan beliau ‫ ﷺ‬bersabda
Takdir Allah ُ‫َيءُُبِقَدَرُُ َحتَّىُالعَجْ زُُوال َكيْس‬
ْ ‫ك ُّلُُش‬
“Segala sesuatu dengan takdir sampai ketidakmampuan dan
by Rory Rachmad | in Silsilah Beriman Kepada Takdir at 19 Februari
kecerdasan” (HR Muslim)
Halaqah yang kedua dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan Takdir Allah
adalah tentang Dalil Wajibnya Beriman Kepada Takdir Allah Adapun dari 'Ijma maka kaum muslimin telah bersepakat atas wajibnya
beriman dengan takdir Allah dan bahwasanya orang yang mengingkari
dengan takdir Allah maka dia telah keluar dari agama islam
Beriman dengan takdir Allah yang baik dan yang buruk adalah termasuk
salah satu diantara 6 rukun iman yang harus diimani dan telah tetap
kewajibannya didalam Al-Quran, As-Sunah dan 'Ijma Berkata Abdullah Ibn Umar radhiyallahu 'anhuma ketika mendengar
tentang munculnya orang-orang yang mengingkari takdir dan bahwasanya
َ َ َ َ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ kejadian terjadi dengan sendirinya tanpa takdir
Dari Al-Quran Allah ‫الى‬‫تع‬ ‫ه و‬ ‫ سُب‬berfirman:
ُ‫ُيءُُ َخلَ ْقنَاهُُبِقَدَر‬َ ُُ‫إِنَّاُك َّل‬
ْ ‫ش‬
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan sesuatu dengan ketentuan”
ُُ‫ُوالَّذِيُيَحْ ِلفُُبِ ِه‬،‫ي‬
َ ِ‫ُُمن‬ ِ ‫ُُوأَنَّه ْمُُب َرآء‬ ِ ‫فَإِذَاُلَ ِقيتَُُأولَئِكَُُفَأ َ ْخبِ ْره ْمُُأَنِيُبَ ِريء‬
َ ‫ُُم ْنه ْم‬
(Al-Qamar : 49) ِ ‫ُُمثْ َلُُأحدُُذَ َهبًاُفَأ َ ْنفَقَهُُ َماُقَبِ َلُُللا‬
َُُ‫ُُم ْنهُُ َحتَّىُيؤْ ِمن‬ ِ ‫ُلَ ْوُُأ َ َّن‬،‫عبْدُُللاُُِبْنُُع َم َر‬
ِ ‫ُُِل َ َح ِد ِه ْم‬ َ
ْ
‫بِالقَدَ ُِر‬
َ َ
Dan Allah ‫الى‬‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬berfirman: “Apabila kamu bertemu dengan mereka maka kabarkanlah kepada
ً ‫ُيءُُفَقَد ََّرهُُت َ ْقد‬
‫ِيرُا‬ َ ُُ‫و َخلَقَُُك َّل‬...
ْ ‫ش‬ َ mereka bahwa aku (Abdullah Ibnu Umar) berlepas diri dari mereka dan
“....Dan Dia menciptakan segala sesuatu maka Dia pun menentukan mereka pun berlepas diri dariku, Demi Dzat yang Ibnu Umar bersumpah
dengan sebenar-benar penentuan” (Al-Furqan : 2) denganNya seandainya salah seorang dari mereka memiliki emas sebesar
gunung Uhud kemudian menginfakannya maka Allah tidak akan
َ َ
Dan Allah ‫الى‬‫تع‬َ َ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬
‫ه و‬ ‫ سُب‬berfirman: menerima darinya sampai dia beriman dengan takdir” (Atsar ini
َّ ‫ُُۚ َو َكانَُُأ َ ْمر‬...
ً ‫ُُّللاُُِقَدَ ًراُ َم ْقد‬
‫ورا‬ diriwayatkan oleh Imam Muslim didalam shahihnya)
“....Dan perkara Allah adalah ketentuan yang sudah ditakdirkan”
Yang demikian karena Allah tidak menerima amalan orang yang kafir dan
(Al-Ahzab : 38)
‫َّ و‬
termasuk kekufuran apabila seseorang mengingkari takdir Allah َ ‫َز‬
‫ع‬
َّ
‫َلى‬ ُٙ
‫ ج‬Berkata Al Imam An Nawawiُ‫ه للا‬‫حِم‬ٙ
‫ر‬
Adapun dari As-Sunnah maka Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda ketika ditanya oleh
‫ِ السَََّلم‬
Malaikat Jibril ُ ََ
‫ليه‬‫ ع‬tentang iman
ْ ‫ُُوأ َ ْه ِل‬
ُُ‫ُُال َح ِل‬ َ ‫ص َحا َب ِة‬ َ ‫سنَّ ِة‬
َُّ ‫ُُو ِإجْ َماعُُِال‬ ُّ ‫بُُ ِوال‬ ْ ‫ُُم‬
ِ ‫نَُُال ِكت َا‬ ْ َ‫ُُالق‬
ِ ‫ط ِعيَّات‬ ْ ‫ُُاِلَدِلَّة‬
ْ ‫ت‬ ِ ‫ظاه ََر‬َ َ ‫َوقَ ْدُُت‬
َُ ‫ُُوتؤْ ِمنَُُ ِب ْالقَدَ ِرُُ َخي ِْر ِه‬
ُ‫ُُوش َِر ِه‬ ِ ‫ُُو ْاليَ ْو ِم‬
َ ‫ُُاآلخ ِر‬ َ ‫ُُوُرس ِل ِه‬ َُ ِ‫أ َ ْنُُتؤْ ِمنَُُبُِالل‬
َ ‫ُُو َمالَئِ َكتِ ِه‬
َ ‫ُُوُكتبِ ِه‬ ‫ُُوت َ َعالَى‬ َّ ‫تُُقَدَ ِر‬
َ ‫ُُّللاُُِس ْب َحانَه‬ ِ ‫علَىُ ِإثْ َبا‬
َ ُُ‫ف‬ِ َ‫ُُو ْال َخل‬
َ ‫ف‬ِ َ‫سل‬ ِ ‫َو ْال َع ْق ِد‬
َّ ‫ُُمنَُُال‬
“Telah banyak dalil-dalil yang jelas tetapnya yang saling menguatkan dari
“Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, Al-Quran, As-Sunnah dan Ijma Shahabat dan para Ahlul halli abdi yaitu
rasul-rasulNya, hari Akhir dan engkau beriman dengan takdir yang baik orang-orang yang punya wewenang dari tokoh-tokoh kaum muslimin dari
maupun yang buruk” (HR Muslim) kalangan salaf dan khalaf yang menunjukkan atas penetapan takdir
Allah ‫الى‬ ََ ‫َ َتع‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬
‫ه و‬ ‫( ”سُب‬Al Minhaj Syarah Shahih Muslim Ibnu Al
Hajjaj jilid I/155) 1. Beriman dengan takdir termasuk diantara 6 rukun iman yang harus di
imani dan pokok aqidah yang harus diyakini yang tidak sah iman seorang
ُٙ
Dan berkata Ibnu Hajarُ‫ه للا‬‫حِم‬ٙ
‫ر‬ hamba tanpanya
‫وُمذهبُالسلفُقاطبةُأنُاِلمورُُكلهاُبتقديرُللاُتعالى‬
َ
“Dan Manhaj seluruh salaf bahwa perkara-perkara semuanya dengan 2. Beriman yang benar dengan takdir Allah yang mencakup beriman
takdir Allāh ‫( ”تَعَا َلى‬Fathul Baari Jilid 11 halaman 478) dengan ilmu Allah penulisanNya, kehendakNya dan penciptaanNya
termasuk bagian dari mentauhidkan Allah didalam rububiyah dan sifat-
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu sifatNya, karena Al-qadha (memutuskan) dan Al-qadar (menentukan)
kembali pada halaqah selanjutnya. adalah termasuk pekerjaan Allah dan pekerjaan Allah adalah termasuk
sifat-sifatNya

Barangsiapa yang tidak beriman dengan takdir maka dia bukan seseorang
yang mengEsakan Allah didalam rububiyahNya dan ini membawa
pengaruh buruk pada tauhid uluhiyahNya

Adapun orang yang beriman dengan Al-qadha dan Al-qadar maka akan
terjaga tauhid rububiyah nya dan uluhiyahNya, berkata Abdullah Ibnu
Abbas radhiyallahu 'anhuma

ْ ‫ُُالع ْر َوة‬
” ُ‫ُُالوثْقَى‬ ْ ‫ي‬َ ‫ُُوآ َمنَُُبِ ْالقَدَ ِرُُفَ ِه‬ َ ‫ع َّز‬
َ ‫ُُو َج َّل‬ َ ِ‫ْالقَدَرُُن‬
َ ‫ُفَ َم ْن‬،ُُ‫ظامُُالت َّ ْو ِحي ِد‬
َّ َ‫ُُو َّحد‬
َ َُُ‫ُُّللا‬
َ ‫بُُ ِب ْالقَدَ ِرُُنَ ْق‬
َ‫ضُُالت َّ ْو ِحي ُد‬ َ َّ‫ىُو َكذ‬
َ َ‫ُُّللاَُُت َ َعال‬ َُ ‫امُُلَ َه‬
َ ‫ُو َم ْن‬،ُ‫ا‬
َّ َ‫ُُو َّحد‬ َ ‫ص‬َ ‫” الَّتِيُّلُا ْن ِف‬
“Takdir adalah aturan tauhid, barangsiapa mengesakan Allah dan
beriman dengan takdir maka inilah tali yang kuat yang tidak akan terlepas
dan barangsiapa mentauhidkan Allah dan mendustakan takdir maka dia
telah membatalkan tauhidnya” (atsar ini dikeluarkan oleh Al-friyabi
Halaqah - 03 Kedudukan Iman Dengan Takdir Di didalam kitab beliau Al-qadar halaman 143)
Dalam Agama Islam
Yang dimaksud dengan takdir adalah aturan tauhid yaitu beriman dengan
by Rory Rachmad | in Silsilah Beriman Kepada Takdir at 19 Februari takdir menjadikan teratur dan lurus tauhid seseorang
Halaqah yang ketiga dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allah
3. Beriman dengan takdir Allah adalah beriman dengan Qudratullah
"Kedudukan Iman Dengan Takdir Di Dalam Agama Islam".
(kemampuan Allah) barangsiapa yang tidak beriman takdir berarti dia
tidak beriman dengan Qudratullah
Iman dengan takdir Allah memiliki kedudukan yang tinggi didalam agama
islam diantara yang menunjukkan ketinggian kedudukannya:
Berkata Zaid Ibnu Aslam:
‫ُفمنُكذبُبالقدر؛ُفقدُجحدُقدرةُللاُعزُوجل‬،ُ‫القدرُقدرةُللاُعزُوجل‬ … ُۖ‫َّاي‬
َُ ‫ُُوإِي‬ ِ ‫بُُلَ ْوُُ ِشئْتَُُأ َ ْهلَ ْكت َه ْم‬
َ ‫ُُم ْنُُقَبْل‬ َ ‫…قَا َل‬
ِ ‫ُُر‬
“Takdir adalah kemampuan Allah ‫ُو ُ َج َّلى‬ َُ ‫ عَ َُّز‬barangsiapa yang “… Musa berkata wahai Rabbku seandainya Engkau menghendaki niscaya
mendustakan takdir maka dia telah mengingkari kemampuan Allah ُُ‫ُُو‬ َ ‫عَ َّز‬ Engkau telah menghancurkan mereka dan diriku sebelum ini… ”
َّ
‫( ” َجلى‬atsar ini dikeluarkan oleh Al-friyabi didalam kitab beliau Al-qadar (Surat Al-A’raf : 155)
halaman 144)
Tiga ayat diatas menunjukkan keimanan para Nabi 'alayhimusallam
4. Beriman dengan takdir berkaitan dengan hikmah Allah ilmuNya, terhadap takdir Allah ‫َّى‬
‫َل‬ ‫َّ و‬
‫َ ج‬ ‫َز‬ ‫ع‬
kehendakNya dan penciptaanNya maka barangsiapa yang mengingkari
takdir berarti dia telah mengingkari ilmu Allah kehendakNya dan 7. Diantara yang menunjukkan ketinggian, kedudukan beriman dengan
penciptaanNya takdir di dalam agama islam bahwa takdir berkaitan langsung dengan
kehidupan manusia setiap harinya, seperti sehat, sakit, kaya, miskin, kuat,
5. Beriman yang benar dengan takdir Allah akan membuahkan kebaikan lemah, bahagia, sengsara, nikmat, azab, hidayah, kesesatan dan lain-lain.
yang banyak dan kebahagiaan di dunia dan akhirat
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu
Sebagaimana akan datang penyebutannya di halaqah-halaqah yang kembali pada halaqah selanjutnya.
terakhir dari silsilah ini, dan kebodohan tentang beriman dengan takdir
ataupun kesalahpahaman menyebabkan berbagai penyimpangan dan
kesengsaraan di dunia dan akhirat

6. Beriman dengan takdir adalah aqidah seluruh para Nabi dan para Halaqah - 04 Cara Beriman Dengan Takdir ُ‫للا‬
pengikut mereka Bagian 1
َ َ
Allah ‫الى‬‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬berfirman tentang Nabi Nuh ‫عليه السَلم‬
َّ ‫…قَا َلُُ ِإنَّ َماُ َيُأْتِيك ْمُُ ِب ِه‬
ُ‫ُُّللاُُإِ ْنُُشَا َء‬ by Rory Rachmad | in Silsilah Beriman Kepada Takdir at 19 Februari

“Nuh berkata sesungguhnya Allah yang akan mendatangkan tanda


kekuasaanNya apabila Dia menghendaki… ” (Surat Hud : 33) Halaqah yang ke empat dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir ُ‫ للا‬adalah
tentang" Cara Beriman Dengan Takdir Allah Bagian yang pertama"
َ َ
Dan Allah ‫الى‬‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬berfirman tentang Nabi Ismail ‫عليه‬
‫السَلم‬ Cara Beriman Dengan Takdir Allah adalah dengan mengimani Marajibul
Qadar (tingkatkan-tingkatan takdir) yang jumlahnya ada 4 :
…َُ‫صا ِب ِرين‬
َّ ‫ُُمنَُُال‬
ِ ‫ُُّللا‬ ِ ‫ُُقَُا َلُُ َيُاُأ َ َب‬
َُ ُُُۖ‫تُُا ْف َع ْلُُ َمُاُتؤْ َمر‬
َّ ‫ست َِجد ِنيُ ِإ ْنُُشَا َء‬
“Ismail berkata wahai bapakku kerjakanlah apa yang telah diperintahkan 1. Ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu, yang ada dan yang tidak
kepadamu, niscaya engkau akan mendapatkan diriku termasuk orang- ada, yang mungkin terjadi dan yang tidak mungkin terjadi.
orang yang sabar apabila Allah menghendaki” (Surat Ash-Shaffat : 102)
َ َ
Allah ‫الى‬ ‫تع‬َ َ‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬mengetahui yang ada di langit maupun yang
Dan Allah berfirman tentang Nabi Musa ‫عليه السَلم‬ ada di bumi, yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan.
Dan Allah mengetahui apa yang dilakukan oleh makhluk, sebelum Allah
َ َ
Allah ‫الى‬‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬berfirman: menciptakan mereka, mengetahui rezeki, 'ajal dan amalan mereka,
…ُ‫ع ِليم‬
َ ُُ‫َيء‬ َّ ‫ُۗو‬
ْ ‫ّللاُُ ِبُك ِلُُش‬ َ ُ bergerak dan diamnya mereka, kesengsaraan dan kebahagiaan mereka,
bahkan Allah mengetahui siapa diantara mereka yang kelak akan masuk
“Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (Surat Al-Baqarah : 282) ke dalam surga dan siapa yang akan masuk ke dalam Neraka sebelum
Allah menciptakan mereka, bahkan sebelum mereka diciptakan Allah
َ َ
Dan Allah ‫الى‬‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬berfirman: mengetahui siapa diantara mereka yang kelak akan masuk surga dan siapa
diantara mereka yang kelak akan masuk Neraka.
ُُ‫ُُم ْن‬
ِ ‫ُو َماُتَسْقط‬ َ ُُ‫ُُو ْالبَحْ ِر‬ ْ ِ‫ُويَ ْعلَمُُ َماُف‬
َ ‫يُالبَ ِر‬ َ ُُ‫ُُّلُُيَ ْعلَم َهاُ ِإ َّّلُُه َو‬
َ ‫ب‬ ْ ‫َو ِع ْندَهُُ َمفَاتِح‬
ِ ‫ُُالغَ ْي‬
ُُ‫ُُو َّلُُيَا ِبسُُ ِإ َّّلُُفِيُ ِكت َاب‬
َ ‫طب‬ ْ ‫ُُر‬
َ ‫ُُو َّل‬
َ ‫ض‬ ِ ‫ُُاِل َ ْر‬
ْ ‫ت‬ ِ ‫اُو َّلُُ َحبَّةُُفِيُظل َما‬ َ ‫َو َرقَةُُ ِإ َّّلُُيَ ْعلَم َه‬
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda didalam hadits Ibnu Abbas radhiyallahu
'anhuma ketika Nabi ‫ ﷺ‬ditanya tentang anak-anak orang-orang musyrikin
ُ‫م ِبين‬ beliau mengatakan
“Dan di sisi-Nya kunci-kunci ilmu ghaib tidak mengetahuinya kecuali Dia, ‫للاُأعلمُبـماُكـانواُعامليـن‬
dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan lautan dan tidaklah “Allah lebih tau tentang apa yang akan mereka amalkan” (HR Bukhari
jatuh sebuah daun kecuali Allah mengetahuinya dan tidak ada satu biji di dan Muslim)
kegelapan-kegelapan bumi dan tidak ada sesuatu yang basah maupun
Dan beliau ‫ ﷺ‬bersabda:
kering kecuali semuanya tertulis di dalam kitab yang nyata (Al Lauhul
Mahfudz) ” ( Surat Al-An’am : 59)
‫ماُمنـكمُمنُنفسُإّلُوقدُعلمُمنزلهاُمنُالجنةُوالنـار‬
Allah mengetahui yang sudah terjadi, yang sedang terjadi dan yang akan “Tidak ada sebuah jiwa kecuali telah diketahui tempatnya di dalam surga
terjadi, bahkan Allah mengetahui apa yang tidak terjadi, seandainya dan neraka” (HR Bukhari dan Muslim)
terjadi bagaimana kejadiannya.
Kewajiban seorang muslim adalah berbaik sangka kepada Allah yang telah
َ َ َ َ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ memberikan hidayah kepada agama islam ini dan Sunnah Rasulullah ‫ﷺ‬
Allah ‫الى‬‫تع‬ ‫ه و‬ ‫ سُب‬berfirman:
kemudian istiqamah dalam beriman dan beramal shaleh sampai dia
…َُ‫ُُوإِنَّه ْمُُلَُ َكاذِبون‬ َ ُ‫ُۖولَ ْوُُرُدُّواُلَ َعادُواُ ِل َماُنُهوا‬
َ ‫ع ْنه‬ َُ ُ meninggal dunia
“Dan seandainya mereka (yaitu orang-orang kafir) dikembalikan ke dunia
niscaya mereka akan kembali melakukan apa yang mereka sudah dilarang Demikian yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai
darinya dan sesungguhnya mereka adalah berdusta” bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
(Surat Al-An’am : 28)

Yaitu seandainya orang-orang kafir yang diazab didalam Neraka yang


meminta supaya dikembalikan ke dunia untuk beriman dan beramal,
dikabulkan permintaan mereka untuk kembali ke dunia niscaya mereka
akan kafir kembali
َُ‫صا ِلحون‬
َّ ‫ِيُُال‬
َ ‫ضُُ َي ِرث َهاُ ِع َباد‬ ْ ‫ُُالذ ْك ِرُُأ َ َّن‬
َ ‫ُُاِل َ ْر‬ ِ ‫ُُم ْنُُ َب ْع ِد‬
ِ ‫ور‬ َّ
ِ ‫يُالزب‬ ‫َولَقَ ْدُُ َكت َ ْبنَاُ ِف‬
“Dan Kami telah menulis didalam Kitab-kitab yang Kami turunkan setelah
sebelumnya ditulis di dalam Adz-dzikr, bahwa Bumi ini diwarisi oleh
hamba-hambaKu yang shaleh” (Surat Al-Anbiya : 105)

Adz-Dzikr adalah nama lain dari Al-Lauhul Mahfudz, Allah َ َ ‫ْح‬


ُ‫َان‬
‫ه و‬ ‫سُب‬
َ َ َ
‫ تعال‬berfirman:
َ ْ‫ش ْيءُُأَح‬
ُُ‫ص ْينَاهُُ ِفيُ ِإ َمام‬ َ ُُ‫ُوك َّل‬
َ ُُ‫اره ْم‬ َ ‫ُُونَ ْكتبُُ َماُقَدَّم‬
َ َ ‫واُوآث‬ ْ ‫ِإنَّاُنَحْ نُُنحْ ِي‬
َ ‫يُال َم ْوت َى‬
ُ‫م ِبين‬
“Sesungguhnya Kami lah yang menghidupkan orang-orang yang mati dan
Kami lah yang menulis apa yang mereka kerjakan dan bekas-bekas
mereka dan segala sesuatu Kami ihsha didalam Kitab yang jelas”
(Surat Ya-Sin : 120)
Halaqah - 05 Cara Beriman Dengan Takdir Allah Makna Ihsha diantaranya Allah mengetahuinya menjaganya,
Bagian 2 menetapkannya didalam kitab tersebut
by Rory Rachmad | in Silsilah Beriman Kepada Takdir at 19 Februari
Yang dimaksud dengan kitab yang jelas adalah Al-Lauful Mahfudz, dan
Allah ‫ْح‬ َ‫َا‬
‫سُب‬z‫ل‬ ‫تع‬َ َ َ berfirman:
ُ‫ان‬
‫ه و‬
Halaqah yang ke lima dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allah "Cara
Beriman Dengan Takdir Allah Bagian yang kedua"
َّ َ‫عل‬
ُُِ‫ىُّللا‬ ُ ِ ‫ُُو ْاِل َ ْر‬
َ َُُ‫ضُُۗإِ َّنُُذَ ِلكَُُفِيُ ِكت َابُُُإِ َّنُُذَ ِلك‬ َ ‫اء‬
ِ ‫س َم‬ َّ ‫أَلَ ْمُُت َ ْعلَ ْمُُأ َ َّن‬
َّ ‫ُُّللاَُُيَ ْعلَمُُ َماُفِيُال‬
Diantara cara beriman dengan takdir Allah adalah dengan mengimani ُ‫يَسِير‬
tingkatan takdir yang kedua, yaitu “Bukankah kamu mengetahui bahwa Allah mengetahui apa yang ada di
langit dan di bumi sesungguhnya yang demikian ada di dalam kitab,
2. Penulisan Allah terhadap seluruh takdir makhlukNya di dalam Al- sesungguhnya yang demikian sangat mudah bagi Allah”
Lauhul Mahfudz (Surat Al-Hajj : 70)

Maka tidaklah terjadi sesuatu di alam ini kecuali Allah telah menulisnya َ‫َا‬
Dan Allah ‫ل‬ ‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬berfirman:
didalam Kitab tersebut, tidak mungkin apa yang terjadi di alam ini keluar ْ ‫ُُم ْنُُش‬
…ُُ‫َيء‬ ِ ‫ب‬ ْ ‫طنَاُ ِف‬
ِ ‫يُال ِكت َا‬ ْ ‫ُر‬
َّ َ‫ُُ َماُف‬..
dari apa yang sudah Allah tuliskan. “Kami tidak lupakan sesuatu pun didalam Al-Lauhul Mahfudz”
(Surat Al-An’am : 38)
Dalil-dalil tentang Beriman Dengan penulisan Allah terhadap takdir di
dalam Al-Lauhul Mahfudz dari Alquran diantaranya firman Allah َ‫َّ و‬
‫َز‬‫ع‬ َ‫َا‬
Dan Allah ‫ل‬ ‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬berfirman:
َّ
‫َل‬ ‫ج‬
ْ َ ‫ُُو َّلُُأ‬
…ُُ‫صغ ََر‬ َ ‫اء‬ َّ ‫ُُو َّلُُ ِفيُال‬
ِ ‫س َم‬ َ ‫ض‬ ْ ‫ُُمثْقَا ِلُُذَ َّرةُُ ِف‬
ِ ‫يُاِل َ ْر‬ ِ ‫كَُُم ْن‬
ِ ‫ُُر ِب‬ َ ‫ع ْن‬ َ ُُ‫ُو َماُ َي ْعزب‬ َ ُ
ُ‫كَُُو َّلُُأ َ ْك َب َرُُ ِإ َّّلُُ ِفيُ ِكت َابُُم ِبين‬
َ ‫ِم ْنُُذَ ِل‬
“Dan tidak terlepas dari pengetahuan Allāh sesuatu sebesar semut
kecilpun baik di bumi maupun di langit baik yang lebih kecil daripada itu
atau lebih besar kecuali didalam Kitāb yang jelas” (Surat Yunus : 61)

Adapun dari Sunnah maka Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda

ُ‫سنَة‬ َ ‫ضُ ِبخ َْم ِسيْنَُُأ َ ُْل‬


َ ُُ‫ف‬ ِ ‫ُُو ْاِل َ ْر‬
َ ‫ت‬ َّ ‫كتبُللاُمقاديرُالخالئقُُقَ ْب َلُُأ َ ْنُُيَُخلقَُُال‬
ِ ‫س َم َاوا‬
“Allah menulis takdir-takdir bagi para makhlukNya lima puluh ribu tahun Halaqah - 06 Cara Beriman Dengan Takdir Allah
sebelum Allah menciptakan langit dan bumi” (HR Muslim) Bagian 3
Dan Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda
by Rory Rachmad | in Silsilah Beriman Kepada Takdir at 19 Februari

ْ ‫يُالذ ْك ِرُُك َّلُُش‬


ُ‫َيء‬ ِ َ ‫َو َكت‬
ِ‫َبُُف‬
“Dan Allāh menulis di dalam Adz-Dzikr (Al-Lauhul Mahfudz) segala Halaqah yang ke - 6 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan Takdir Allah
sesuatu” (HR Bukhari dan Muslim) adalah tentang Cara Beriman Dengan Takdir Bagian yang ke 3

Dan Beliau ‫ ﷺ‬bersabda Selain beriman dengan penulisan takdir ajali yang mencakup seluruh
perkara, maka para ulama menyebutkan bahwa termasuk beriman
ْ ‫ارُُوُ َمُْق َعده‬
ُ‫ُُال َجنَّ ِة‬ ِ ‫بُُ َُم ْق َعده‬
ِ َّ‫ُُمنَُُالن‬ َُ ‫ُُأ َ َحدُُ ِإ‬
َ ِ‫ّلُوقَ ْدُُكت‬ ِ ‫اُم ْنك ْم‬
ْ ‫ُُم‬
ُ ‫ُن‬ ُِ ‫َم‬ dengan penulisan takdir adalah beriman dengan beberapa jenis penulisan
“Tidak ada diantara kalian kecuali sudah di tulis tempat nya didalam takdir yang lain. yang merupakan bagian dari penulisan takdir ajali
Neraka dan tempatnya di dalam surga” (HR Bukhari dan Muslim)
1. Takdir Umri
Demikian yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai
bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. Yaitu penulisan takdir seseorang diawal umurnya ketika didalam rahim
ibunya, ditulis rezeki, ajal, amalan, kesengsaraan dia dan kebahagiaannya

Dalilnya adalah hadits Abdullah Ibnu Mas’ud ‫ رضي للا عنه‬Rasulullah ‫ﷺ‬
bersabda

ُُ‫ُُمثْ َل‬ َ ُ‫ُث َّمُُيَك ْونُُفيُذلك‬،‫ط ِنُُأ ِم ِهُُأ َ ْربَ ِعيْنَُُيَ ْو ًما‬
ِ ً‫علَقَة‬ ْ َ‫إنُُأ َ َحدَكمُيجْ َمعُُخلقهُُفِ ْيُُب‬ َّ
ُ،‫ُُالر ْو َح‬ ْ
ُّ ‫سلُُال َملَكُُفيَ ْنفخُُفِ ْي ِه‬ َ ‫ُث َّمُُي ْر‬، َ‫ُُمث َلُُذَلِك‬ ً
ِ ‫ضغَة‬ ْ ‫ُث َّمُُيَك ْونُُفيُذلكُم‬، َ‫ذَلِك‬
،‫س ِعيْد‬ َ
َ ُُ‫ش ِقيُُأ ْو‬
َ ‫ُو‬،
َ ‫ع َم ِل ِه‬
َ ‫ُو‬، َ َ ‫ُُر ْزقِ ِه‬
َ ‫ُوأ َج ِل ِه‬، ِ ْ‫ُ ِب َكت‬:‫َر َواهُُ( َويؤْ َمرُُ ِبأ َ ْربَعُُِ َك ِل َمات‬
ِ ‫ب‬
ُ‫ُُوم ْس ِلم‬
َ ‫ي‬ ِ ‫ْالبخ‬
ُّ ‫َار‬
“Sesungguhnya salah seorang diantara kalian dikumpulkan penciptaanya
di perut ibunya selama 40 hari, kemudian didalamnya sebagai segumpal
darah selama 40 hari, kemudian didalamnya sebagai segumpal daging
selama 40 hari, kemudian diutus seorang malaikat kemudian meniup
nyawa didalamnya dan diperintahkan dengan 4 kalimat yaitu menulis
rezekinya, ajalnya, amalannya dan apakah dia sengsara atau orang yang Halaqah - 07 Cara Beriman Dengan Takdir Allah
bahagia” (HR Bukhari dan Muslim) Bagian 4

2. Takdir Hauli by Rory Rachmad | in Silsilah Beriman Kepada Takdir at 19 Februari

Yaitu takdir khusus kejadian selama satu tahun ditentukan dimalam


Lailatul Qadar Halaqah yang ke - 7 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Dengan Takdir Allah
adalah tentang Cara Beriman Dengan Takdir Allah Bagian yang ke 4
َ َ
Allah ‫الى‬‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬berfirman:
َ َ‫إِنَّاُأ َ ْنزَ ْلنَاهُُفُِيُلَ ْيلَةُُمب‬
َُ‫ار َكةُُُُۚإُِنَّاُكنَّاُم ْنذ ِِرين‬ Diantara cara beriman bengan takdir Allah adalah dengan mengimani
tingkatan takdir yang ke-3 yaitu:
ُ‫ُفِي َهاُي ْف َرقُُكُ ُّلُُأ َ ْمرُُ َح ِكيم‬
“Sesungguhnya Kami telah turunkan Al-Quran pada malam yang 3. Masyiiatullah (kehendak Allah)
berbarakah, sesungguhnya Kami memberikan peringatan di dalamnya di
pisahkan seluruh perkara yang kokoh” (Surat Ad-Dukhan : 3- 4) Dan yang dimaksud masyiiatullah adalah beriman bahwa apa yang Allah
kehendaki pasti terjadi dan apa yang tidak Allah kehendaki maka tidak
3. Takdir Yaumi
akan terjadi
Yaitu pelaksanaan apa yang sudah ditulis pada waktu yang sudah
Dan apa yang ada dilangit dan dibumi berupa bergeraknya sesuatu atau
ditentukan, dalilnya adalah firman Allah
....ُ‫ُُك َّلُُيَ ُْومُُه َوُُفِيُشَأْن‬
diamnya sesuatu maka dengan kehendak Allah dan tidak mungkin terjadi
dikerajaan Allah ‫الى‬َ َ‫تع‬َ َ‫ُ و‬ َ ‫ْح‬
‫َانه‬ ‫ سُب‬apa yang tidak dikehendakiNya,
“Setiap hari Dia (Allah) dalam sebuah urusan” (Surat Ar-Rahman : 29)
diantara dalilnya dari Al-Quran adalah firman Allah
Diantara urusan Allah adalah mengampuni dosa, menciptakan, ُ‫ش ْيئًاُأ َ ْنُُيَقُو َلُُلَهُُك ْنُُفَيَكون‬
َُ َُُ‫ُمرهُُإِذَُاُأ َ َراد‬
ْ َ ‫إِنَّ َماُأ‬
melenyapkan, menghidupkan, mematikan, memuliakan, dan “Sesungguhnya perkara Allah apabila menginginkan sesuatu adalah
menghinakan, memberi dan menahan dan lain-lain. Dan perlu diketahui mengatakan 'Jadilah' Maka jadilah dia” (Surat Ya-Sin : 82)
bahwa takdir yaumi, hauli dan 'umri tidak keluar dari apa yang sudah
َ َ
Dan Allah ‫الى‬‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫سُب‬ berfirman:
tertulis di dalam takdir Ajali

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu ُ‫ضُُكلُّه ْمُُ َج ِميعً ُا‬ ْ َ ‫يُاِل‬
ِ ‫ُر‬ ْ ‫ُنُُ ِف‬ َ ُّ‫ُُرب‬
ْ ‫ُكَُُآل َمنَُُ َم‬ َ ُُ‫…ولَ ْو‬
َ ‫شُا َء‬ َ
kembali pada halaqah selanjutnya. “Dan seandainya Rabbmu mungkin menghendaki niscaya akan beriman
seluruh yang ada dibumi” (Surat Yunus : 99)
َ َ
Dan Allah ‫الى‬‫تع‬َ َ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬
‫ه و‬ ‫ سُب‬berfirman: by Rory Rachmad | in Silsilah Beriman Kepada Takdir at 19 Februari

Halaqah yang ke - 8 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan Takdir Allah


ُُ‫ُُوت ِع ُّزُُ َم ْن‬ ِ ‫ُُالم ْل‬
َ ‫كَُُم َّم ْنُُتَشَاء‬ ْ ‫ُُوت َ ْن ِزع‬
َ ‫يُالم ْلكَُُ َم ْنُُتَشَاء‬
ْ ِ‫كَُُالم ْل ِكُُتؤْ ت‬
ْ ‫ق ِلُُاللَّه َّمُُ َما ِل‬
adalah tentang Cara Beriman Dengan Takdir Allah Bagian yang ke 5
ُُۖ‫ُُوت ِذ ُّلُُ َم ْنُُتَشَاء‬
َ ‫…تَشَاء‬
“Katakanlah Yaa Allah yang memiliki kerajaan, Engkau memberi Diantara cara beriman dengan takdir Allah adalah dengan mengimani
kekuasaan kepada siapa yang Engkau kehendaki dan mencabut tingkatan Takdir yang ke-4 yaitu:
kekuasaan dari siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau memuliakan
siapa yang Engkau kehendaki dan menghinakan siapa yang Engkau 4. Penciptaan Allah terhadap sesuatu
kehendaki” (Ali ‘Imran 26)
َ َ
Maksudnya Allah ‫الى‬ ‫تع‬َ َ‫ُ و‬ َ ‫ْح‬
‫َانه‬ ‫ سُب‬adalah Pencipta segala sesuatu
َ َ
Dan Allah ‫الى‬‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬berfirman: yang ada di langit maupun yang ada di bumi (sifat-sifatNya dan
ْ ‫ُُر‬
َُ‫بُُُّال َعالَ ِمين‬ ْ َ ‫َو َماُُت َشَاءونَُُ ِإ َّّلُُأ‬
َّ ‫ُنُُيَشَا َء‬
َ ‫ُُّللا‬ amalanNya)
“Dan tidaklah kalian menginginkan kecuali dengan kehendak Allah Rabb Menciptakan pelaku dan amalan yang dilakukan
semesta alam” (Surat At-Takwir : 29) Menciptakan orang yang beriman dan keimanannya
Menciptakan orang yang kafir dan kekafirannya
Adapun dari As-Sunnah, maka Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda Menciptakan orang yang taat dan ketaatannya
Menciptakan pelaku maksiat da kemaksiatannya
ُ‫ُارزقنيُإن‬،َُُ‫ُارحمنيُإنُشئت‬،َُُ‫ُالله َّمُُاغفرُليُإنُشئت‬:ُ‫ّلُيقلُأحدكم‬ Menciptakan setiap yang bergerak dan gerakannya
ُ‫ُّلُم ْك ِرهَُُله‬،ُُ‫ُإنَّهُُيفعلُُماُيشاء‬،ُ‫عز ْمُُمسألت َه‬
ِ ‫ُول َي‬،َُُ‫شئت‬ Dan setiap yang diam dan diamnya
“Janganlah salah seorang dari kalian mengatakan Ya Allah ampunilah aku
jika Engkau menghendaki, sayangilah aku jika engkau menghendaki, Tidak ada yang mencipta selain Allah ‫َّى‬
‫َل‬ ‫َّ و‬
‫َ ج‬ ‫َز‬‫ ع‬Dialah Al-Khaliq dan
berilah aku rezeki apabila engkau menghendaki. Maka hendaklah dia َ
selainnya adalah makhluk Allah ‫َالى‬
‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ
ُ‫َان‬
‫ْح‬‫ سُب‬berfirman:
menguatkan permintaannya karena Allah melakukan apa yang َُ ‫ّللاُُ َخلَقَك ْم‬
َُ‫ُُو َماُت َ ْع َملون‬ َّ ‫َو‬
dikehendaki tidak ada yang memaksanya” (HR Bukhari) “Dan Allah yang menciptakan kalian dan apa yang kalian kerjakan” (Surat
Ash-Shaffat : 96)
ُٙ
Berkata Al Imam Asy Syafi’iُ‫ه للا‬‫حِم‬ٙ
‫ر‬
َ َ
Dan Allah ‫الى‬‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬berfirman:
ْ ‫ُُ–ُو َماُ ِشئْتُُإنُلَ ْمُُت َشأُُْلَ ْم‬
ُ‫ُُيكن‬ َُ ْ ‫ُوإنُُلمُأشَأ‬،
ْ َ‫َماُ ِشئْتَُُ َكُان‬ ُُۖ‫ُيء‬ َّ
“Apa yang Engkau kehendaki yaa Allah terjadi, meskipun aku tidak
ْ ‫ش‬
َ ُُ‫…ّللاُُخَا ِلقُُك ِل‬
“Allah yang menciptakan segala sesuatu” (Surat Az-Zumar : 62)
menghendakinya dan apa yang aku kehendaki kalau Engkau tidak
menghendakinya maka tidak akan terjadi” (atsar ini dikeluarkan oleh Al
Dan Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:
Lalikai didalam kitab beliau Syarhu Ushuli Itiqadi Ahli sunnati wal Jamaah
Minal kitabi wa Sunnah Wa ijmai shahabat IV halaman 702)
َّ
‫إنُُللاَُُخلقُك َّلُُصانعُُوُصنعت َه‬
Halaqah - 08 Cara Beriman Dengan Takdir Allah
Bagian 5
“Sesungguhnya Allah Dialah yang menciptakan setiap pelaku dan apa
yang dia lakukan” (HR Al Hakim didalam Al Mustadrak dan di shahih kan by Rory Rachmad | in Silsilah Beriman Kepada Takdir at 19 Februari

oleh Syaikh Al Albaniُ‫ُ للا‬‫حِم‬ٙ


‫ه‬ٙ ‫)ر‬
Halaqah yang ke - 9 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan Takdir Allah
Inilah 4 tingkatan takdir yang barangsiapa tidak beriman dengan salah adalah tentang Beriman Dengan Takdir dan Mengambil Sebab Bagian
satunya maka dia tidak beriman dengan Al-Qadha dan Al-Qadar yang Pertama

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu Seorang yang beriman selain diperintah untuk beriman dengan takdir
kembali pada halaqah selanjutnya. Allah juga diperintah untuk mengambil sebab dan bertawakal kepada
َ َ
Allah ‫الى‬ ‫تع‬َ َ‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬dan tidak bertawakal kepada sebab tersebut,
rezeki sudah oleh Allah ‫َّى‬
‫َل‬ ‫َّ و‬
‫َ ج‬ ‫َز‬‫ ع‬dan kita diperintahkan untuk mencari
rezeki yang halal.

َ َ
Allah ‫الى‬‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬berfirman:
َّ ‫ُُوا ْذكر‬
َُُ‫واُّللا‬ َ ِ‫ُُّللا‬ ْ َ‫واُم ْنُُف‬
َّ ‫ض ِل‬ ِ ‫ُُوا ْبت َغ‬
َ ‫ض‬ ِ ‫يُاِل َ ْر‬
ْ ِ‫ص َالةُُفَا ْنتَشِرواُف‬
َّ ‫تُُال‬ ِ َ‫ضي‬ ِ ‫فَإِذَاُق‬
َُ‫يراُلَعَلَّك ْمُُت ْف ِلحون‬
ً ِ‫َكث‬
“Kemudian apabila sudah selesai shalat Jum'at maka hendaklah kalian
menyebar dipermukaan bumi dan carilah dari karunia Allah dan
perbanyaklah didalam mengingat Allah, semoga kalian beruntung” (Surat
Al-Jumu’ah : 10)

َ َ
Dan Allah ‫الى‬‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬berfirman:
ْ ‫ُُّللا‬
…ُۚۗ ‫ُُالبَ ْي َُع‬َّ ‫…وأ َ َح َّل‬
َ
“..dan Allah telah menghalalkan jual beli..” (Surat Al-Baqarah : 275)

Dan didalam sebuah hadits Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

ُُ‫ُُم ْنُُأ َ ْن‬


ِ ‫ظ ْه ِر ِهُُفَيَبِيعَ َهاُ َخيْرُُلَه‬
َ ُ‫علَى‬
َ ُ‫طبُُفَيَحْ ِملَ َها‬ ِ َ‫َِل َ ْنُُيَحْ ت َِز َمُُأ َ َحدك ْمُُح ْز َمة‬
َ ‫ُُم ْنُُ َح‬
ُ‫ُُرج ًالُُي ْع ِطي ِهُُأ َ ْوُُيَ ْمنَعه‬
َ ‫يَسْأ َ َل‬
“Sungguh salah seorang diantara kalian mencari satu ikat kayu bakar
kemudian mengangkatnya diatas punggungnya lebih baik daripada dia
meminta orang lain baik diberi atau tidak diberi” (HR Bukhari dan Muslim
dari Abu Hurairah ‫)رضي للا عنه‬
Halaqah - 09 Beriman Dengan Takdir &
Dan beliau ‫ ﷺ‬bersabda
Mengambil Sebab Bagian 1
ُ‫صا‬ َّ ‫ىُّللاُُِ َح َّقُُت ََو ُّك ِل ِهُُلَر ِز ْقت ْمُُ َك َماُت ْرزَ ق‬
ِ ‫ُُالطيْرُُت َ ْغد‬
ً ‫وُخ َما‬ َّ َ‫عل‬َ َُُ‫لَ ْوُُأَنَّك ْمُُك ْنت ْمُُت ََو َّكلون‬ Halaqah yang Ke - 10 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan Takdir Allah
‫طانًا‬ َ ‫َوت َروحُُ ِب‬ adalah tentang Beriman Dengan Takdir dan Mengambil Sebab Bagian
“Seandainya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah niscaya kalian yang ke 2
akan diberi rezeki, sebagaimana burung diberi rezeki pagi-pagi mereka
pergi dalam keadaan lapar dan datang di sore hari dalam keadaan Banyak dan sedikitnya keturunan sudah ditakdirkan oleh Allah ‫َّى‬
‫َل‬ ‫َّ و‬
‫َج‬ ‫َز‬ ‫ع‬
kenyang” (HR At Tirmidzi dan Ibn Majjah, dishahihkan oleh Syaikh Al tetapi bukan berarti seorang muslim menunggu tanpa usaha untuk
ُٙ
Albaniُ‫ه للا‬‫حِم‬ٙ
‫)ر‬ mendapatkan keturunan, bahkan dia diperintahkan untuk menikah
sebagai sebab dan upaya untuk mendapatkan keturunan. Rasulullah ‫ﷺ‬
Dan burung didalam mencari rezeki tidak hanya berdiam diri dan bersabda
berpangku tangan disarang nya tetapi dia pergi mencari sebab didalam ُ‫ُُبكمُاِلمم‬
َ ْ َ‫اُال َود ْود‬
‫ُُال َول ْودَُُفَإِنِيُم َكاثِر‬ ْ ‫ت َزَ َّوج ْو‬
mendapatkan rezeki tersebut “Nikahilah wanita yang penyayang lagi subur karena sesungguhnya aku
membanggakan banyaknya kalian didepan umat yang lain” (HR Abu Daud
Dan dahulu para Nabi ‫ السَلم عليهم‬bekerja dan mereka adalah orang- ُٙ
dan An Nasaii dishahihkan oleh Syaikh Al Albani ُ‫ه للا‬‫حِم‬ٙ
‫)ر‬
orang yang beriman dengan takdir Allah. Allah َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫سُب‬
َ َ َ
‫ تعالى‬berfirman ‫َّ و‬
Sakit dan kesembuhan dari penyakit sudah ditakdirkan oleh Allah َ ‫َز‬ ‫ع‬
َّ
‫َلى‬‫ ج‬namun kita diperintahkan untuk menjauhi sebab terkena penyakit
ُ‫ُُويَ ْمشونَُُفِي‬
َ ‫ام‬ َّ
َ َ‫ونَُُالطع‬ ‫س ِلينَُُإِ َّّلُُإِنَّه ْمُُلَيَأْكل‬ ْ ‫كَُُم‬
َ ‫نَُُالم ْر‬ ِ َ‫س ْلنَاُقَ ْبل‬
َ ‫َو َماُأ َ ُْر‬ dan diperintahkan pula untuk berobat apabila seseorang ditimpa sakit
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda
ُۗ‫ق‬ُِ ‫…اِلَس َْوا‬ ْ
َّ َ‫إنُُللا‬
“Dan Kami tidaklah mengutus sebelummu seorang Rasul pun kecuali
‫ُُعزُُوج َّلُُحيثُُخلقُالدا َءُُخلقُالدوا َءُُفتداووا‬ َّ
mereka memakan makanan dan pergi ke pasar” (Surat Al-Furqan : 20) “Sesungguhnya Allah ‫َّى‬‫َ ج‬
‫َل‬ ‫َّ و‬
‫َز‬‫ ع‬ketika menciptakan penyakit Dia juga
menciptakan obatnya, maka berobat lah kalian” (HR Ahmad dari Annas
Dan didalam sebuah hadits Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda ُٙ
bin Malik ‫ رضي للا عنه‬dan dihasan kan oleh Syaikh Al Albani ُ‫ه للا‬‫حِم‬ٙ
‫)ر‬
ً ‫كَانَُُزَ َك ِريَّاُنَ َّجارُا‬
Dan beliau ‫ ﷺ‬bersabda tentang sikap seorang muslim terhadap tha’un
“Dahulu Nabi Zakaria adalah seorang tukang kayu” (HR Muslim)
yaitu wabah penyakit yang merata yang terjadi disebuah daerah
Dan Nabi Musa ‫ السَلم عليه‬pernah pernah bekerja sebagai seorang
penggembala untuk orang yang shaleh dari madyan selama beberapa ُ‫إذاُسمعتمُبِهُبأرضُُفالُتقدمواُعلَي ِهُُوإذاُوق َعُُبأرضُُوأنتمُبِهاُفالُتخرجوا‬
َ َ
tahun, sebagaimana Allah ‫الى‬‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬sebutkan didalam surat Al َُ ‫ص‬
‫رف‬ َّ َ‫ُُفحمد‬
َ ‫ُُّللاَُُعمرُُوان‬ ِ ‫فراراُمنه‬
ً
Qashash ayat 27. “Apabila kalian mendengar tha’un di sebuah daerah, maka janganlah
Halaqah - 10 Beriman Dengan Takdir & kalian datang kesana dan apabila terjadi disebuah daerah sedangkan
Mengambil Sebab Bagian 2 kalian berada disana maka kalian jangan keluar dari daerah tersebut
karena lari dari nya” (HR Al Bukhari dan Muslim)
by Rory Rachmad | in Silsilah Beriman Kepada Takdir at 19 Februari
Kematian juga musibah sudah ditakdirkan oleh Allah ‫َّى‬
‫َل‬ ‫َّ و‬
‫َ ج‬ ‫َز‬ ‫ ع‬dan kita
diperintahkan untuk mengambil sebab keselamatan
perkara-perkara dunia maka juga diperintahkan mengambil sebab
Dahulu Rasulullah ‫ ﷺ‬bersama keimanan beliau yang dalam tentang didalam perkara-perkara akhirat
masalah takdir beliau berperang memakai baju perang, menggunakan
senjata, mengatur siasat perang, mengatur pasukan dan lain-lain. Dan ini Seorang yang beriman diperintahkan mengambil sebab mendapatkan
semua menunjukkan bahwa selain kita diperintah beriman dengan takdir kebahagiaan diakhirat dan mengambil sebab keselamatan dari adzab
Allah kita juga diperintah untuk mengambil sebab yang diperbolehkan
Dan sebab mendapatkan kebahagiaan diakhirat dan keselamatan dari
Demikian yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai azab di akhirat adalah beriman dengan syariat Allah dengan cara
bertemu kembali pada halaqah selanjutnya menjalankan perintah, menjauhi larangan, membenarkan kabar-kabar
Allah ‫َّى‬
‫َل‬ ‫َّ و‬
‫َ ج‬ ‫َز‬ ‫ ع‬mengimani janji pahala, dan juga mengimani ancaman-
ancaman terhadap dosa

َ َ
Allah ‫الى‬‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬berfirman

ْ ‫ص َحاب‬
‫ُُال َجنَّ ُِةُُۖه ْمُُفِي َهاُخَا ِلدون‬ ْ َ ‫تُُأوُلَئِكَُُأ‬
ِ ‫صا ِل َحا‬
َّ ‫ع ِملواُال‬ َُ ‫َوالَّذِينَُُآ َمن‬
َ ‫واُو‬
“Dan orang-orang yang beriman dan beramal shaleh merekalah
penduduk surga, mereka kekal didalamnya” (Surat Al-Baqarah : 82)

َ َ
Dan Allah ‫الى‬‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬berfirman:

ُُ‫اُاِل َ ْن َهار‬ ِ ‫ُُو َرسولَهُُيد ِْخ ْلهُُ َجنَّاتُُتَجْ ِر‬


ْ ‫يُم ْنُُتَحْ تِ َه‬ َّ ِ‫ُو َم ْنُُي ِطع‬
َ َ‫ُُّللا‬ َّ ‫تِ ْلكَُُحدود‬
َ ُُِ‫ُُّللا‬
ْ ‫كَُُالفَ ْوز‬
ُ‫ُُالعَ ِظيم‬ ْ ‫ُوذَ ِل‬ َ ُ‫خَا ِلدِينَُُفِي َها‬
ُ‫عذابُُم ِهين‬ َ َ
َ ُُ‫اُوله‬ َ ‫َاراُ َخُا ِلدًاُفِي َه‬ ْ ِ ‫ُُويَتَعَدَُُّحُدودَهُُي ْد‬
ً ‫ُخلهُُن‬ َ
َُ ‫ُرسوله‬ َ ‫ُُو‬ َّ ‫ص‬
َ َ‫ُُّللا‬ ِ ‫َو َم ْنُُيَ ْع‬
“Itulah batasan-batasan Allah dan barangsiapa yang mentaati Allah dan
Halaqah - 11 Beriman Dengan Takdir dan RasulNya, Allah akan memasukkan dia kedalam surga yang mengalir
Mengambil Sebab Bagian 3 dibawahnya sungai-sungai mereka kekal didalamnya dan yang demikian
adalah keberuntungan yang sangat besar dan barangsiapa yang
by Rory Rachmad | in Silsilah Beriman Kepada Takdir at 19 Februari
bermaksiat kepada Allah dan RasulNya dan melanggar batasan-batasan
Halaqah yang Ke - 11 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan Takdir Allah Allah maka Allah memasukkan dia kedalam neraka dan dia akan
adalah tentang Beriman Dengan Takdir dan Mengambil Sebab Bagian mendapatkan adzab yang menghinakan” (Surat An-Nisa 13-14)
yang ke 3
Para shahabat Nabi ‫ ﷺ‬ketika dikabarkan oleh Nabi ‫ ﷺ‬bahwa tidak ada
Telah berlalu bahwa kebahagiaan dan kesengsaraan telah ditakdirkan sebuah jiwa kecuali telah diketahui tempatnya didalam surga dan neraka,
tempat seseorang disurga atau dineraka telah ditakdirkan dan seorang mereka bertanya
yang beriman sebagaimana dia diperintahkan mengambil sebab didalam ‫ُُ!ُفلمُُنعملُُ؟ُأفالُنت َّ ِكلُُ؟‬
َ ِ‫ياُرسو َلُُللا‬
“Wahai Rasulullah, untuk apa kita beramal? Mengapa kita tidak pasrah diantara mereka yang mengingkari keumuman Masyiah Allah dan
saja” penciptaanNya.

Beliau ‫ ﷺ‬menjawab dengan jawaban yang ringkas Mereka berkata “Allah yang mencipta manusia dan manusia lah yg
menciptakan amalannya sendiri”
ُ‫سرُُُِل َماُخ ِلقَُُلَه‬
َّ ‫ّلُا ْع َملواُفَُكلُُم َي‬
“Tidak demikian, akan tetapi beramallah kalian, karena masing-masing Dan mereka berkata “Bahwa amalan manusia adalah dengan kehendak
akan dimudahkan melakukan apa yang dia diciptakan untuknya” manusia semata dan tidak ada hubungan sama sekali dengan kehendak
(HR Al Bukhari dan Muslim) Allah”

Beliau ‫ ﷺ‬bersabda Sehingga mereka dinamakan Al-Majusiyyah karena orang-orang Majusi


ُ‫ُُوّلَُُت َ ْع ِج ْز‬ َ ‫علَىُ َماُيَُ ْنفَع‬
َّ ‫كَُُوا ْست َ ِع ْنُُ ِب‬ meyakini bahwa pencipta ada 2 yaitu Pencipta kebaikan dan Pencipta
َ ِ‫ُاّلل‬ َُ ُُ‫ص‬
ْ ‫احْ ِر‬
keburukan
“Hendaklah engkau melakukan apa yang bermanfaat untukmu dan
memohon lah pertolongan kepada Allah dan jangan engkau merasa
lemah” (HR Muslim) 2. Aliran Al-Musyrikiyyah

Dari dalil-dalil diatas kita mengetahui bahwa seorang yang beriman Yaitu aliran yang mengikuti jalan orang-orang Musyrikin. Mereka
diperintahkan untuk beriman dengan takdir Allah dan diperintahkan untuk mengakui takdir Allah tetapi mengingkari syariat Allah dan tidak
beriman dengan syariat Allah. mengikutinya
Halaqah - 12 Aliran Sesat Yang Menyimpang Di
Dinamakan Al-Musyrikiyyah karena orang-orang Musyrikin mengakui
Dalam Masalah Takdir
takdir Allah dan tidak mau mengikuti syariat Allah yang intinya adalah
by Rory Rachmad | in Silsilah Beriman Kepada Takdir at 19 Februari tauhid
َ َ
Allah ‫الى‬ ‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬berfirman tentang mereka
Halaqah yang ke 12 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan Takdir Allah
adalah tentang Aliran Sesat Yang Menyimpang Di Dalam Masalah Takdir ِ ‫َاُو َّلُُ َح َّر ْمن‬
… ُۚ ُُ‫َاُم ْن‬ َ ‫ُُّللاُُ َماُأ َ ْش َر ْكن‬
َ ‫َاُو َّلُُآبَاؤن‬ َّ ‫سيَقولُُالَّذِينَُُأ َ ْش َركواُلَ ْوُُشَا َء‬َ
ُ‫َيء‬
ْ ‫ش‬
Diantara aliran sesat yang menyimpang di dalam masalah takdir adalah: “Akan berkata (orang-orang Musyrikin) seandainya Allah menghendaki
niscaya kita tidak akan berbuat syirik demikian pula bapak-bapak kami
1. Aliran Al Majusiyyah dan tentunya kami tidak akan mengharamkan sesuatu...” (Surat Al-An’am
: 148)
Yaitu aliran yang mengikuti jalan orang-orang Majusi. Mereka adalah
orang-orang yang beriman dengan syariat akan tetapi mendustakan takdir Demikianlah ucapan orang-orang Musyrikin ketika mereka diajak oleh
Allah, ada diantara mereka yang mengingkari ilmu Allah dan mengatakan Rasulullah ‫ ﷺ‬untuk bertauhid, mereka menolak tauhid dan beralasan
bahwa Allah tidak mengetahui sesuatu kecuali setelah terjadinya dan bahwa kesyirikan mereka adalah dengan takdir Allah
Maka setiap orang yang berdalil dengan takdir dalam membolehkan - Keinginan Allah menciptakan manusia dan hewan
kemaksiatan pada hakikatnya dia telah mengikuti jalan orang-orang - Menciptakan orang yang taat dan orang yang berbuat maksiat
Musyrikin - Menciptakan ketaatan dan kemaksiatan, dan lain lain

Adapun Ahlussunnah maka seperti yang sudah berlalu mereka beriman Dalil iradah kauniyyah qadariyyah adalah firman Allah ‫َّى‬
‫َل‬ ‫َّ و‬
‫َ ج‬ ‫َز‬ ‫ع‬
dengan takdir dan beriman dengan syariat
ُ‫ش ْيئًاُأ َ ْنُُيَقُو َلُُلَهُُك ْنُُفَيَكون‬
َُ َُُ‫ُمرهُُ ِإذَُاُأ َ َراد‬
ْ َ ‫ِإنَّ َماُأ‬
Demikianlah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai “Sesungguhnya perkara Allah apabila menginginkan sesuatu adalah
bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. mengatakan jadilah maka jadilah dia”(Surat Ya-Sin : 82)

َ َ
Dan Allah ‫الى‬‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫سُب‬ berfirman:
… ُ‫ُُّللاَُُُيَ ْفعَلُُ َماُي ِريد‬
َّ ‫إِ َّن‬
“Sesungguhnya Allah melakukan apa yang Dia inginkan”
(Surat Al-Hajj: 14)

َ َ
Dan Allah ‫الى‬‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬berfirman:

َ ُُ‫ضلَّهُُ َيجْ َع ْل‬


ُُ‫صد َْره‬ ِ ‫ُۖو َم ْنُُي ِر ْدُُأ َ ْنُُي‬ ِ ْ ‫صد َْرهُُ ِل‬
َ ُ‫ْلس َْال ُِم‬ َ ُُْ‫ُُّللاُُأ َ ْنُُ َي ْه ِد َيهُُ َي ْش َرح‬
َّ ‫فَ َم ْنُُي ِر ِد‬
ُِ ‫س َم‬
‫اء‬ َّ ‫ض ِيقًاُ َح َر ًجاُ َكأَنَّ َماُ َي‬
َّ ‫صعَّدُُ ِفيُال‬ َ
Halaqah - 13 Dua Macam Iradah Atau Keinginan “Barangsiapa yang Allah inginkan untuk diberi hidayah maka Allah
Allah lapangkan dadanya untuk menerima islam dan barangsiapa yang Allah
inginkan untuk disesatkan maka Allah akan menjadikan dadanya sempit
by Rory Rachmad | in Silsilah Beriman Kepada Takdir at 19 Februari lagi sesat seperti ketika dia berusaha naik keatas... ”
(Surat Al-An’am : 125)
Halaqah yang ke 13 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan Takdir Allah
adalah tentang Dua Macam Iradah (keinginan Allah) Dan masiyah (kehendak Allah) yang disebutkan didalam halaqah yang ke-7
adalah nama lain dari Iradah Kauniyyah Qadariyyah
Diantara perkara yang penting dipahami oleh setiap muslim didalam
masalah beriman dengan takdir Allah bahwa Iradah (keinginan Allah) ada 2. Iradah Sar'iyyah Diniyyah
dua macam
Yaitu keinginan Allah yang berkaitan dengan syariat agama yang Allah
1. Iradah Kauniyyah Qadariyyah turunkan

Yaitu keinginan Allah yang berkaitan dengan penciptaan dan kejadian- َ َ


Allah ‫الى‬‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬menginginkan manusia mengikuti syari'atNya
kejadian yang ditakdirkan oleh Allah ‫َّى‬
‫َل‬ ‫َّ و‬
‫َ ج‬ ‫َز‬ ‫ ع‬seperti dan agamaNya, menginginkan mereka menjalankan perintah Allah dan
menginginkan mereka meninggalkan larangan Allah. Dalil iradah syar'iyah
diniyyah diantaranya adalah firman Allah ‫ع َّز َو َجلَّى‬
َ

ً ‫ط ِه َرُك ْمُُت َْط ِه‬


‫يرا‬ َ ‫ُُوي‬
َ ‫ت‬ ْ ‫ُُأ َ ْه َل‬
ِ ‫ُُالبَ ْي‬ ُ‫س‬ ِ ‫ع ْنكم‬
َ ْ‫ُُالرج‬ َ ‫ُُّللاُُ ِلُيُ ْذه‬
َُ ُُ‫ِب‬ َّ ‫إِنَّ َماُي ِريد‬
“Sesungguhnya Allah hanya menginginkan untuk menghilangkan kotoran
dari kalian wahai Ahlul bait dan membersihkan kalian dari dosa dengan
sebenar-benarnya” (Surat Al-Ahzab : 33)

َ َ
Dan Allah ‫الى‬‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬berfirman
ُ‫علَيْك ْم‬
َ ُُ‫وب‬ ْ َ ‫ّللاُُي ِريدُُأ‬
َ ‫ُنُُيَت‬ َّ ‫…و‬
َ
“Dan Allah menginginkan untuk menerima taubat kalian… ” (Surat An-
Nisaa : 27)

Dan dari Anas bin Malik ‫ رضي للا عنه‬dari Nabi ‫ ﷺ‬beliau bersabda:
Halaqah - 14 Perbedaan Antara Iradah Kauniyah
ْ ‫عذَابًاُيَ ْو َم‬ Qadariah dan Iradah Syar’iyyah Dinniyah
ُُ‫ض‬ ْ ِ‫ُلَ ْوُُأ َ َّنُُلَكَُُ َماُف‬:ُُ‫ُُال ِقيَا َم ِة‬
ِ ‫يُاِل َ ْر‬ ِ َّ‫ُِل َ ْه َو ِنُُأ َ ْه ِلُُالن‬:ُ‫يقولُللاُتعالى‬
َ ُُ‫ار‬ ِ
َ ِ ‫ُ”ُأ َردْت‬:ُُ‫ُفَيَقول‬،ُُ‫ُنَ َع ْم‬:ُُ‫ُفَيَقول‬،ُ”ُُ‫َيءُُأَك ْنتَُُت َ ْفتَدِيُبِ ِه‬
ِ ‫ُُم ْنكَُُأ ْه َو‬
ُُ‫نَُُم ْن‬ َ ْ ‫ِم ْنُُش‬ by Rory Rachmad | in Silsilah Beriman Kepada Takdir at 19 Februari
َ َّ َ
‫ُفَأبَيْتَُُ ِإّلُُأ ْنُُت ْش ِركَُُ ِبي‬،ُ‫ش ْيئًا‬ َ ُ‫ُُّلُُت ْش ِركَُُ ِبي‬ َ
َ ‫ُأ ْن‬،ُُ‫بُُآدَ َم‬ ْ َ َ َ‫َهذ‬
ِ ‫ُوأ ْنتَُُفِيُصل‬،ُ‫ا‬
Halaqah yang ke 14 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan Takdir Allah
َ َ
“Allah ‫الى‬ ‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬berkata kepada penduduk neraka yang adalah tentang Perbedaan Antara Iradah Kauniyyah Qadariyyah dan
paling ringan adzab nya di hari kiamat, seandainya engkau memiliki Iradah Syar’iyyah Dinniyah
seluruh apa yang ada dibumi apakah engkau akan menebus dengannya?
Maka dia berkata : Iya, Maka Allah berkata Aku menginginkan dirimu Perbedaan Antara Iradah Kauniyah Qadariah dan; Iradah Syar’iyyah
yang lebih ringan dari pada ini, sedangkan engkau saat itu berada Dinniyah diantaranya:
didalam sulbi adam yaitu supaya engkau tidak menyekutukan Aku
sedikitpun maka engkau pun enggan, kecuali menyekutukan diriKu” (HR 1. Iradah Kauniyah melazimkan terjadinya apa yang diinginkan oleh Allah,
Bukhari dan Muslim) misalnya Allah menginginkan menciptakan matahari maka terciptalah
Matahari
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu
kembali pada halaqah selanjutnya. sedangkan Iradah Syar’iyyah maka tidak melazimkan terjadinya apa yang
Allah inginkan, seperti secara syariat Allah menginginkan keislaman Abu
Lahab tetapi hal tersebut tidak terjadi

2. Bahwa Iradah Kauniyyah tidak melazimkan apa yang Allah inginkan


tersebut dicintai oleh Allah akan tetapi terkadang kejadiannya ada yg
dicintai oleh Allah misal keimanan orang yang beriman dan terkadang ada
yang kejadiannya tidak dicintai oleh Allah seperti kemaksiatan
Adapun Iradah Syar’iyyah maka kejadiannya pasti sesuatu yang dicintai 3. Kemaksiatan orang yang berbuat maksiat
oleh Allah seperti keimanan orang yang beriman, ketaatan orang yang
taat dan lain lain Kemaksiatan orang yang berbuat maksiat berkaitan dengannya Iradah
Kauniyyah saja dan tidak berkaitan dengannya Iradah Syar’iyyah berkaitan
3. Iradah Kauniyah tidak melazimkan bahwa itu diperintah oleh Allah, dengannya Iradah Kauniyyah karena Allah mentakdirkan, mewujudkan
sedangkan Iradah Syar’iyyah melazimkan bahwa hal tersebut dan menciptakan kemaksiatan tersebut dan tidak berkaitan dengannya
diperintahkan oleh Allah artinya setiap yang diinginkan oleh Allah secara Iradah Syar’iyyah karena secara syariat Allah tidak mencintai dan
syari'at berarti dia diperintahkan menginginkan kemaksiatan tersebut

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu 4. Kekufuran Orang Yang Beriman Yang Tidak Terjadi
kembali pada halaqah selanjutnya.
Halaqah - 15 Beberapa Contoh Keadaan Yang Hal ini tidak berkaitan dengannya dua Iradah, tidak berkaitan dengannya
Berkaitan Dengan Iradah Syar’iyyah & Iradah Iradah Syar’iyyah karena secara syariat Allah tidak mencintai dan tidak
Kauniah menginginkan kekufuran orang yang beriman dan tidak berkaitan
dengannya Iradah Kauniah karena Allah tidak mentakdirkan kekufuran
by Rory Rachmad | in Silsilah Beriman Kepada Takdir at 19 Februari orang yang beriman dan tidak mewujudkan nya serta tidak
menciptakannya.
Halaqah yang ke 15 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan Takdir Allah
adalah tentang Beberapa Contoh Keadaan Yang Berkaitan Dengan Iradah Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu
Syar’iyyah dan Iradah Kauniyyah kembali pada halaqah selanjutnya.

1. Keimanan Abu Bakar

Keimanan Abu Bakar berkaitan dengannya dua Iradah sekaligus (Iradah


Syar’iyyah dan Iradah Kauniyyah), berkaitan dengannya Iradah Syar’iyyah
karena Allah mencintai dan menginginkan keimanan Abu Bakar dan
berkaitan dengannya Iradah Kauniyyah karena Allah mentakdirkan,
mewujudkan dan menciptakan keimanan Abu Bakar

2. Keimanan Abu Jahal

Keimanan Abu Jahal berkaitan dengannya Iradah Syar’iyyah saja dan tidak
berkaitan dengannya Iradah Kauniyyah. Berkaitan dengannya Iradah
Syar’iyyah karena Allah mencintai dan menginginkan keimanan Abu Jahal
dan tidak berkaitan dengannya Iradah Kauniyyah karena Allah tidak
mentakdirkan, mewujudkan dan menciptakan keimanan Abu Jahal
Dan adapun Al-Jabriyah maka mereka mengatakan bahwa semua yang
terjadi adalah dengan iradah dan penciptaan Allah dan setiap yang
diinginkan oleh Allah dan diciptakan pasti dicintai oleh Allah dan
kekufuran serta kemaksiatan diciptakan oleh Allah berarti kekufuran dan
kemaksiatan dicintai oleh Allah ‫َّى‬
‫َل‬ ‫َّ و‬
‫َ ج‬ ‫َز‬ ‫ع‬

Dengan demikian kita mengetahui bahwa orang-orang Al-Qadariyyah


tersesat karena meyakini terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan oleh
Allah didalam kerajaan Allah dan mereka benar ketika mengatakan kalau
Allah tidak mencintai kekafiran dan kemaksiatan dan kita mengetahui
Halaqah - 16 Aliran Yang Menyimpang Di Dalam bahwa orang-orang Al-Jabriyah tersesat karena meyakini bahwa
Masalah Iradah Syar’iyyah & Iradah Kauniah kekufuran dan kemaksiatan dicintai oleh Allah dan mereka benar ketika
by Rory Rachmad | in Silsilah Beriman Kepada Takdir at 19 Februari
meyakini bahwa Allah yang mentakdirkan itu semua

Halaqah yang Ke-16 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allah Aliran Yang Adapun Ahlussunnah maka Allah memberikan petunjuk kepada mereka,
Menyimpang Di Dalam Masalah Iradah Syar’iyyah dan Iradah Kauniyyah mereka meyakini bahwa Allah mentakdirkan segala sesuatu termasuk
kekafiran dan kemaksiatan, Dan Allah tidak mencintai kekafiran dan
Aliran yang menyimpang di dalam masalah iradah syar’iyyah dan iradah kemaksiatan
kauniah adalah Al-Qadariyyah dan Al-Jabriyah
Dari keterangan diatas diketahui bahwa syubhat Al-Qadariyyah dan Al-
Al-Jabriyah, mereka tidak membedakan antara iradah syar’iyyah dan Jabriyah, satu yaitu mereka tidak membedakan antara dua Iradah Allah
iradah kauniyyah, mereka menganggap bahwa semua yang terjadi adalah dan meyakini bahwa setiap yang diciptakan oleh Allah berarti dicintai oleh
dicintai oleh Allah Allah, padahal tidak semua yang diciptakan oleh Allah dicintai oleh Allah
‫َّى‬‫َ ج‬
‫َل‬ ‫َّ و‬
‫َز‬‫ع‬
Adapun Al-Qadariyyah mereka menganggap bahwa setiap yang
diinginkan oleh Allah pasti dicintai oleh Allah dan yang tidak Allah cintai Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu
dan ridhai berarti terjadi tidak dengan keinginan Allah dan tidak kembali pada halaqah selanjutnya
diciptakan oleh Allah dan diantara yang tidak dicintai oleh Allah adalah
kekafiran dan kemaksiatan

Dengan demikian kekafiran dan kemaksiatan tidak diciptakan oleh Allah


karena Allah tidak mencintainya, kemudian akhirnya mereka
menyimpulkan bahwa seluruh amalan makhluk semuanya bukan dengan
iradah dan penciptaan Allah tetapi dengan Iradah makhluk tersebut tanpa
campur tangan iradah Allah dan penciptaan Allah
”Doa itu adalah ibadah” (Hadis Shahih diriwayatkan oleh Abu Daud, At
Tirmidzi, An Nasai dan Ibn Majjah)

Dan Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda


‫وّلُيردُالقدرُإّلُالدعاﺀ‬
“Dan tidak menolak Al-Qadar kecuali Doa ” (Hadits Hasan diriwayatkan
oleh Ibnu Majah)

Dan bukanlah yang dimaksud dengan doa bisa menolak takdir, bahwa doa
bisa melawan takdir Allah yang sudah Allah tulis akan tetapi makna Al-
Halaqah - 17 Peran Doa Didalam Beriman Qadar disini adalah Al-Muqaddar yaitu sesuatu yang ditakdirkan artinya
Dengan Takdir Allah doa bisa menjadi sebab berubahnya keadaan yang ditakdirkan oleh Allah
menjadi keadaan lain yang juga ditakdirkan oleh Allah
by Rory Rachmad | in Silsilah Beriman Kepada Takdir at 19 Februari

Contoh seseorang ditakdirkan sakit kemudian dia berdoa kepada Allah


Halaqah yang Ke-17 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allah Peran Doa
meminta kesembuhan kemudian Allah mengabulkan doanya dan
Didalam Beriman Dengan Takdir Allah
menakdirkan kesembuhan bagi orang tersebut
Takdir telah tertulis akan tetapi bukan berarti seseorang meninggalkan Dan doa yang dipanjatkan oleh seseorang kepada Allah adalah bagian dari
berdoa kepada Allah takdir Allah, lalu bagaimana dikatakan bahwa doa bisa melawan takdir
Allah ‫َّى‬
‫َل‬‫َ ج‬‫َّ و‬
‫َز‬‫ع‬
Berdoa adalah bagian dari mengambil sebab yang diperintahkan untuk
mendapatkan kebaikan dunia maupun kebaikan akhirat, Allah َ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬
‫ه و‬ ‫سُب‬ Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu
َ َ
‫الى‬ َ berfirman
‫تع‬ kembali pada halaqah selanjutnya
ُُ‫يُأ َ ْست َِجبُُْلَك ْم‬ َ ‫َوقَا َل‬
ُ ِ‫ُُربُّكمُُادْعون‬
“Dan berkata Rabb kalian, hendaklah kalian berdoa kepadaKu niscaya
Aku akan mengabulkan untuk kalian” (Surat Ghafir : 60)

َ َ
Dan Allah ‫الى‬‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬berfirman
ُ‫ان‬
ِ ‫ع‬َ َ‫عنِيُفَإِنِيُقَ ِريبُُُۖأ ِجيبُُدَع َْوةَُُالدَّاعُُِ ِإذَاُد‬ ُِ َُُ‫سأَلَك‬
َ ُ‫ع َبادِي‬ َ ُ‫…و ِإذَا‬
َ
“Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang diriKu, maka
sesungguhnya Aku adalah dekat mengabulkan doanya orang yang berdoa
kepadaKu ” (Surat Al-Baqarah : 186)

Dan doa adalah ibadah sebagaimana sabda Nabi ‫ﷺ‬


‫الدعاءُهوُالعبادة‬
yang Allah kehendaki akan Dia lakukan karena sesungguhnya ucapan
seandainya ini membuka amalan syaitan” (HR Muslim)

Namun ketika berbuat maksiat dan dinasehati maka tidak boleh seseorang
Halaqah - 18 Kapan seseorang boleh beralasan berhujjah dengan takdir atas maksiat yang dia lakukan kemudian dia
dengan Takdir mengatakan “saya berbuat maksiat karena takdir Allah” atau “kalau Allah
menghendaki niscaya saya tidak berbuat maksiat” dan lain lain
by Rory Rachmad | in Silsilah Beriman Kepada Takdir at 19 Februari

Orang-orang musyrikin ketika dahulu didakwahi oleh para Nabi untuk


Halaqah yang Ke-18 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan Takdir bertauhid mereka menolak dan mereka berhujjah dengan takdir atas
Allah Kapan seseorang boleh beralasan dengan Takdir kesyirikan dan kemaksiatan yang mereka lakukan

Takdir dijadikan hujjah dan alasan didalam musibah dan bencana dan َ َ
Allah ‫الى‬‫تع‬َ َ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬
‫ه و‬ ‫ سُب‬berfirman
tidak boleh dijadikan hujjah dan alasan didalam dosa dan kemaksiatan
ُُ‫َاُو َّل‬
َ ‫ُُو َّلُُآبَاؤن‬ َ ‫َيءُُنَحْ ن‬ ْ ‫ُُم ْنُُش‬ ِ ‫َاُم ْنُُدونِ ِه‬ِ ‫عبَ ْدن‬ َّ ‫َوقَا َلُُالَّذِينَُُأ َ ْش َركواُلَ ْوُُشَا َء‬
َ ُ‫ُُّللاُُ َما‬
ِ ‫َيءُُُ َكذَ ِلكَُُفَعَ َلُُالَّذ‬
Ketika musibah seseorang mengatakan "ini adalah takdir Allah” dan “ini
adalah dengan izin Allah” Atau mengatakan “apa yang Allah kehendaki
ُُ‫ىُالرس ِلُُإِ َّّل‬
ُّ َ‫عل‬
َ ُُ‫ِينَُُم ْنُُقَ ْب ِل ِه ْمُُُفَ َه ْل‬ ْ ‫ُُم ْنُُش‬ِ ‫َاُم ْنُُدونِ ِه‬
ِ ‫َح َّر ْمن‬
pasti terjadi” ُ‫ْالبَ َالغُُالمبِين‬
ْ
“Dan berkata orang-orang musyrikin seandainya Allah menghendaki
Maka hal ini akan membawa ketenangan dan kebaikan pada dirinya. Allah niscaya kami tidak menyembah selain Allah sedikit pun kami dan bapak-
َ َ
‫الى‬‫تع‬َ َ
‫ه و‬ ُ‫ن‬ َ‫َا‬
‫ْح‬‫ سُب‬berfirman: bapak kami dan niscaya kami tidak mengharamkan sedikit pun
demikianlah orang-orang sebelum mereka maka tidak ada kewajiban atas
(ُُ‫َيء‬
ْ ‫ّللاُُ ِبك ِلُُش‬ َ ُُ‫اّللُُِيَ ْه ِدُُقَ ْلبَه‬
َّ ‫ُو‬ َّ ِ‫ُۗو َم ْنُُيؤْ ِم ْنُُب‬ َُّ ‫صيبَةُُ ِإ َّّلُُ ِبإ ِ ْذ ِن‬
َ ُِ‫ُُّللا‬ ِ ‫ُُم ْنُُم‬
ِ ‫اب‬ َ َ ‫َماُأ‬
َ ‫ص‬ rasul kecuali menyampaikan dengan jelas” (Surat An-Nahl : 35)
ُ‫ع ِليم‬
َ )
“Tidaklah menimpa sebuah musibah kecuali dengan izin Allah dan Adapun ucapan Nabi Adam ‫ السَلم عليه‬yang disebutkan didalam
barangsiapa yang beriman kepada Allah maka Allah akan memberikan hadits

َُُ‫ُأنتَُُآدمُُالَّذيُأخرجتكَُُخطيئتكَُُمن‬:ُ‫سى‬
petunjuk kepada dirinya dan Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu”(Surat At-Taghabun : 11) َ ‫ُفقا َلُُلَهُُمو‬،ُ‫احت َّجُُآدمُُوموسى‬
ُ،ُُ‫ُث َّم‬،ُ‫هُوبكالمه‬
ِ َّ
ِ‫ذيُاصطفاكَُُّللاُُبرسالت‬ َّ ‫ُأنتَُُموسىُال‬:ُُ‫الجنَّ ِةُُ؟ُفقا َلُُلَهُُآدم‬
Dan Nabi ‫ ﷺ‬bersabda َّ َّ
ُ‫يُُقب َلُُأنُأخلَقَ ؟ُفقالُرسولُُللاُُِصلىُللاُُعليهُوسلم‬ َّ ‫ت َلومنيُعلىُأمرُُقد َِرُُعل‬
‫سى‬ َ ‫ُفح َّجُُآدمُُمو‬:
ُُ‫ُقَدَُر‬:ُُ‫ُولَ ِك ْنُُق ْل‬,ُ‫ا‬ َ َ‫ُلَ ْوُُأَنِيُفَعَ ْلتُُ َكذَاُلَ َكانَُُ َكذ‬:ُُ‫َيءُُفَالُت َق ْل‬
َ َ‫اُوُُ َكذ‬ ْ ‫صابَكَُُش‬ َ َ ‫َوإِ ْنُُأ‬ “Adam dan Musa saling berhujjah, maka berkata Musa engkau adalah
ُِ ‫ط‬
‫ان‬ َ ‫ش ْي‬ َ ُُ‫ُفَإ ِ َّنُُلَ ْوُُت َ ْفت َح‬,ُُ‫ُُوُُ َماُشَا َءُُفَعَ َل‬
َّ ‫ع َم َلُُال‬ َ ِ‫للا‬ Adam yang dosamu telah mengeluarkanmu dari surga berkata Adam
”Dan apabila engkau tertimpa musibah maka janganlah engkau engkau adalah Musa yang Allah telah memilihmu sebagai seorang Rasul
mengatakan seandainya aku melakukan demikian niscaya akan demikian dan memilihmu sebagai manusia yang pernah diajak bicara oleh Allah,
dan demikian, akan tetapi ucapkanlah ini adalah takdir Allah dan apa kemudian engkau mencelaku atas sebuah perkara yang telah ditakdirkan
untukku sebelum aku diciptakanmaka Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda Adam telah
mengalahkan Musa dalam berhujjah Beliau ‫ ﷺ‬mengucapkannya dua by Rory Rachmad | in Silsilah Beriman Kepada Takdir at 19 Februari

kali (HR Al Bukhari dan Muslim)


Halaqah yang Ke-19 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan Takdir Allah
Maka perlu diketahui bahwa Nabi Adam ‫ السَلم عليه‬didalam hadits ini adalah tentang Makna Ucapan Rasulullah ‫ ﷺ‬Kejelekan Tidak Kepadamu
tidak berhujjah dengan takdir atas dosa yang beliau lakukan akan tetapi
beliau berhujjah dengan takdir atas musibah yang menimpa beliau dan َ َ
Allah ‫الى‬‫تع‬َ َ‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬yang menciptakan segala sesuatu yang
keturunan beliau, yaitu musibah keluarnya beliau dari surga yang efeknya bermanfaat maupun yang memudharati, yang baik maupun yang buruk.
juga dirasakan oleh keturunan beliau ‫السَلم عليه‬
Adapun sabda Nabi ‫ ﷺ‬didalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu Imam Muslim
kembali pada halaqah selanjutnya ‫والشرُليسُإليك‬
” Dan kejelekan tidak disandarkan kepadamu”

Maka hadits ini tidak menunjukkan bahwa kejelekan tidak dicipta oleh
Allah, Para ulama telah menjelaskan bahwa makna hadits ini

1. Ini adalah bentuk adab kita kepada Allah ‫َّى‬


‫َل‬ ‫َّ و‬
‫َ ج‬ ‫َز‬‫ ع‬Tidak boleh kita
berkata “wahai Yang Menciptakan kejelekan” atau “Wahai Pencipta
Babi” Meskipun Allah ‫الى‬َ َ
‫تع‬َ َ‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬Dialah Yang Menciptakan itu
semua

2. Allah ‫الى‬َ َ َ َ
‫تع‬ ‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬tidak menciptakan secara murni kejelekan.
kejelekan yang Allah ciptakan pasti ada hikmahnya dilihat dari sisi hikmah
inilah kejelekan yang menimpa manusia tersebut adalah baik dipandangan
Allah ‫َّى‬
‫َل‬‫َ ج‬ ‫َّ و‬
‫َز‬ ‫ ع‬maka tidak boleh disandarkan kejelekan kepada Allah
َّ
‫َلى‬ ‫َ ج‬ َّ
‫َز و‬ ‫ع‬

Misalnya Allah mentakdirkan rezeki ada diantara manusia yang diluaskan


rezekinya dan ada yg disempitkan, disempitkan dengan hikmah dan di
luaskan dengan hikmah

Diantara hikmah disempitkan rezeki seseorang adalah supaya dia tidak


berlebihan di dunia supaya dia banyak berdoa dan mendekatkan diri
kepada Allah dan diantara hikmahnya adalah supaya terjadi saling
Halaqah - 19 Makna Ucapan Rasulullah ‫ﷺ‬ membutuhkan antara orang yang kaya dan orang yang miskin
“Kejelekan Tidak Kepadamu
3. Ada diantara ulama yang mengatakan bahwa makna ucapan Nabi ‫ﷺ‬
“kejelekan tidak di sandarkan kepadamu” maksudnya tidak boleh Amalan Hamba terbagi menjadi dua
bertaqarrub kepada Allah dengan kejelekan
1. Amalan Hamba Idhthirariyyah yaitu Amalan hamba yang seorang
4. Ada diantara Ulama yang mengatakan bahwa maknanya kejelekan tidak hamba tidak bisa memilih seperti gerakan orang yang menggigil
akan sampai kepada Allah, tetapi kebaikan itulah yang akan sampai
kepada Allah, penyandaran kejelekan didalam dalil tidak dilakukan secara 2. Amalan hamba Ikhtiariyah yaitu amalan hamba yang seseorang bisa
khusus kepada Allah tetapi terkadang dengan Penyandaran umum seperti memilih seperti amalan-amalan ketaatan dan amalan-amalan
firman Allah ‫َّى‬
‫َل‬‫َ ج‬‫َّ و‬
‫َز‬ ‫ع‬ kemaksiatan
ُُۖ‫ُيء‬
ْ ‫ش‬ َّ
َ ُُ‫…ّللاُُخَا ِلقُُك ِل‬
“Allah yang menciptakan segala sesuatu” (Surat Az-Zumar : 62) Ahlus Sunnah Wal Jamaah meyakini bahwa Allah yang menciptakan
amalan mereka bukan mereka sendiri yang menciptakan amalan tersebut,
Dan terkadang disandarkan kejelekan tersebut kepada penyebabnya sebagaimana keyakinan orang orang qadariyyah
َ َ
sebagaimana firman Allah ‫الى‬‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫سُب‬
َُ‫ِم ْنُُش َِرُُ َماُ َخلَق‬ َ َ
Allah ‫الى‬‫تع‬َ َ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬
‫ه و‬ ‫ سُب‬berfirman:
“Dari kejelekan apa yang dia ciptakan” (Surat Al-Falaq : 2) َُ ‫ّللاُُ َخلَقَك ْم‬
َُ‫ُُو َماُت َ ْع َملون‬ َّ ‫َو‬
“Dan Allah yang Menciptakan kalian dan apa yang kalian
Dan terkadang Allah ‫الى‬َ َ
‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬menggunakan kalimat pasif kerjakan” (Surat Ash-Shaffat : 96)
sebagaimana firman Allah
‫شدًا‬
َ ‫ُُر‬ َ ‫ضُُأ َ ْمُُأ َ َرادَُُبُِ ِه ْم‬
َ ‫ُُربُّه ْم‬ ِ ‫يُاِل َ ْر‬
ْ ِ‫ُريدَُُبُِ َم ْنُُف‬ َ َ ‫اُّلُُنَد ِْريُأ‬
ِ ‫شُرُُأ‬ َ َّ‫َوأَن‬ Dan Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda
“Dan sesungguhnya kami (bangsa Jin) tidak mengetahui apakah ُ‫صن َعتِ ِه‬ َّ
َ ُ‫إنُُللاَُُخالقُك ِلُُصانِعُُو‬
kejelekan yang diinginkan terhadap penduduk bumi ataukah Rabb mereka “Sesungguhnya Allah yang menciptakan setiap pelaku dan apa yang dia
menginginkan bagi penduduk bumi kebaikan” (Surat Al-Jinn : 10) lakukan” (Hadits Shahih yang diriwayatkan oleh Al Hakim didalam Al
Mustadrak)
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu
kembali pada halaqah selanjutnya Dan Ahlus Sunnah meyakini bahwa para hamba merekalah pelaku dari
apa yang mereka amalkan, Allah yang menciptakan keimanan dan
kekafiran dan seorang hamba dialah yang beriman dan dialah yang kafir.
Allah menciptakan ketaatan dan kemaksiatan dan hamba dialah yang taat
Halaqah - 20 Amalan Hamba / Ikhtiariyah dan dialah yang bermaksiat
Menurut Ahlus Sunnah
Allah menciptakan shalat dan puasa dan hambalah yang melakukan shalat
by Rory Rachmad | in Silsilah Beriman Kepada Takdir at 19 Februari َ َ
dan dialah yang melakukan puasa, bukan Allah ‫الى‬ ‫تع‬ َ َ‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬yang
menjadi pelaku itu semua, sebagaimana yang diyakini oleh orang-orang Al
Halaqah yang Ke-20 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan Takdir َ َ
Jabriyyah Allah ‫الى‬ َ َ
‫تع‬ ‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬berfirman:
Allah Amalan Hamba atau Ikhtiariyah Menurut Ahlus Sunnah
َُ‫ُنُُق َّر ِةُُأَعْينُُ َجُزَ ا ًءُُ ِب َماُ َكانواُ َي ْع َملون‬ِ ‫يُُلَه ْم‬
ْ ‫ُُم‬ ْ ‫فَ َالُُُت َ ْعلَمُُنَ ْفسُُ َمُاُأ‬
َ ‫ُخ ِف‬
“Maka sebuah jiwa tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk
mereka berupaya hal-hal yang menyejukan mata mereka sebagai balasan
atas apa yang mereka amalkan” (Surat As-Sajadah : 17)

Di dalam ayat ini Allah mengabarkan bahwa amal yang dilakukan para
hamba adalah sebab mereka mendapatkan kenikmatan disurga,
menunjukkan bahwa pelaku amalan tersebut adalah hamba dan bukan
Allah. Allah ‫الى‬ َ َ
‫تع‬َ َ
‫و‬ ‫ه‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬memberikan para hamba
َ َ
qudrah (kemampuan) sebagaimana firman Allah ‫الى‬‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫سُب‬
ُ‫ساُإِ َّّلُُو ْسعَ َها‬
ً ‫ُُّللاُُُنَ ْف‬ َ
َّ ‫ّلُُي َك ِلف‬..
“Allah tidak membebani sebuah jiwa kecuali sesuai dengan
kemampuannya” (Surat Al-Baqarah : 286)

Dan Allah juga memberikan mereka iradah atau keinginan. Allah-lah yang
menciptakan iradah pada diri mereka dan iradah mereka dibawah iradah
َ َ
Allah ‫الى‬‫تع‬ َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬Allah berfirman

َ ‫ُُم ْنك ْمُُأ َ ْنُُيَ ْست َ ِق‬


ُ‫يم‬ ْ ‫ُُر‬
ُِ ‫ ِل َم ْنُُشَا َء‬, َُ‫بُُُّالعَالَ ِمين‬ َّ ‫َو َماُُت َشَاءونَُُإِ َُّّلُُأ َ ْنُُيَُشَا َء‬
َ ‫ُُّللا‬
“Bagi siapa diantara kalian yang ingin istiqamah dan tidaklah kalian
menghendaki istiqamah kecuali dengan kehendak Allah Rabb semesta
alam” (Surat At-Takwir : 28-29)

Ini semua menunjukkan tentang bathilnya ucapan Al Jabriyyah bahwa


hamba dipaksa melakukan ketaatan atau kemaksiatan tidak ada pilihan Halaqah - 21 Hidayah Taufik dan Kesesatan
bagi mereka, mereka tidak memiliki qudrah dan iradah keadaan mereka menurut Ahlus Sunnah
seperti gerakan pohon yang tertiup angin mengikuti kemana arah angin
tersebut by Rory Rachmad | in Silsilah Beriman Kepada Takdir at 19 Februari

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu Halaqah yang Ke-21 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan Takdir Allah
kembali pada halaqah selanjutnya adalah tentang Hidayah Taufik dan Kesesatan menurut Ahlus Sunnah

Hidayah terbagi menjadi dua

1. Hidayatul Irsyad, Yaitu Bimbingan dan arahan menuju jalan yang benar
Hidayah jenis ini dimiliki para Nabi dan orang-orang yang mengikuti para
Nabi dari kalangan para dai, karena mereka membimbing dan َ َ
Dan Allah ‫الى‬‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫سُب‬ berfirman:
mengarahkan manusia kepada jalan Allah. Allah ‫الى‬ َ َ
‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫سُب‬ ُُۗ‫ضل‬ ِ ‫ُُّللاُُفَ َماُلَه‬
ِ ‫ُُم ْنُُم‬ َّ ‫…و َم ْنُُ َي ْه ِد‬
َ
berfirman “Dan barangsiapa yang Allah berikan hidayah maka tidak akan ada yang
…ُ‫ُراطُُم ْست َ ِقيم‬ ِ ‫ُو ِإنَّكَُُلَُت َ ْهدِيُ ِإلَى‬
َ ‫ُُص‬ َ ُ bisa menyesatkan dirinya” (Surat Az-Zumar : 37)
“Dan sesungguhnya engkau sungguh-sungguh memberikan hidayah
kepada jalan yang lurus” (Surat Asy-Syura : 52) Dan Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda
‫ِيُُلَ ُه‬
َ ‫ض ِل ْلُُفَالَُُهَاد‬ َُ ‫ُض َّلُُلَه‬
ْ ‫ُو َم ْنُُي‬, ِ ‫ُُّللاُُفَالَُُم‬
َّ ‫َم ْنُُيَُ ْه ِد ِه‬
Maksudnya adalah membimbing dan mengarahkan menuju jalan yang “Barangsiapa yang Allah berikan hidayah maka tidak ada yang
lurus menyesatkan dan barangsiapa yang Allah sesatkan maka tidak ada yang
memberikan hidayah” (HR Muslim)
2. Hidayatu Taufik
Allah memberikan petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki dengan
Yaitu pembukaan hati dan pelapangan dada untuk menerima kebenaran karunia Nya dan anugerah Nya dan Allah lebih mengetahui siapa diantara
dan mengamalkannya., hidayah taufik Ini hanya dimiliki oleh Allah tidak hamba Nya yang berhak untuk mendapatkan petunjuk dan Allah
َ َ
dimiliki oleh Nabi dan dai, Allah ‫الى‬‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬berfirman: menyesatkan siapa yang Allah kehendaki dengan keadilan Nya dan Allah
lebih tahu siapa yang berhak untuk disesatkan.
َُ‫ُوه َوُُأ َ ْعلَمُُبِ ْالم ْهتَدِين‬
َ ُُ‫ُُّللاَُُيَ ْهدِيُ َم ْنُُيَُشَاء‬ َ ‫ُنُُأَُحْ بَب‬
َّ ‫ْتَُُولَ ِك َّن‬ َ َّ‫ِإن‬
ْ ‫كَُُّلُُُت َ ْهدِيُ َم‬ Kesesatan tersebut adalah keadilan Allah bukan kedzhaliman Nya, karena
“Sesungguhnya engkau tidak memberikan kepada orang yang engkau َ َ
Allah ‫الى‬ ‫تع‬َ َ‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬telah menegakkan hujjah atas hamba Nya
cintai akan tetapi Allah lah yang memberikan hidayah kepada siapa yang memberikan kesempatan baginya untuk mengikuti petunjuk Allah,
Dia kehendaki dan Dia lebih mengetahui siapa orang yang mendapatkan diberikan akal untuk berfikir dan memilih, diutus kepada seorang Rasul
petunjuk” (Surat Al-Qashash : 56) yang menjelaskan, diturunkan kepadanya kitab dan diperlukan kepadanya
Hidayah taufik Allah berikan kepada siapa yang dikehendaki dan jalan yang lurus
kesesatan juga Allah berikan kepada siapa yang dikehendaki, Allah
َ َ
‫الى‬ ‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬berfirman: Apabila dia adalah orang yang hilang akalnya atau anak yang belum baligh
…ُُ‫ُُويَُ ْهدِيُ َم ْنُُيَشَاء‬ ْ ‫ُُّللاُُ َم‬
َ ‫ُنُُيَشَاء‬ ِ ‫…ُُ َُكذَ ِلكَُُي‬
َّ ‫ُض ُّل‬ atau orang yang tidur maka tidak ditulis amalannya. Rasulullah ‫ﷺ‬
“Demikianlah Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki dan memberikan bersabda
petunjuk kepada siapa yang dikehendaki” (Al-Muddatstsir : 31)
َ ‫صبيُُِحتَُّىُيَ ْك‬
ُ،َُُۚ‫بر‬ َّ ‫وُعنُُال‬،ُ‫ظ‬
ِ ‫ائمُُحتَّىُيست َي ِق‬
ِ َّ‫ع ِنُُالن‬
َ ُ،‫رفِ َعُُالقلمُُعنُثالثة‬
Barangsiapa yang Allah berikan hidayah taufik tidak ada yang bisa
‫ُُالمجنونُُحتَّىُيعقلُأوُيفيق‬
ِ ‫وعن‬
ِ
“Diangkat pena dari tiga golongan dari orang yang tidur sampai dia
menyesatkannya dan barangsiapa yang Allah sesatkan maka tidak ada
َ َ َ َ َ ‫ْح‬ bangun, dan dari anak kecil sampai dia baligh dan dari orang yang gila
yang bisa memberikan hidayah, Allah ‫الى‬‫تع‬ ُ‫َان‬
‫ه و‬ ‫ سُب‬berfirman:
sampai dia berakal (sadar)” (Hadīts shahih An Nasaii & Ibn Majjah dari
ُُ‫ِيُُلَُه‬
َ ‫ُُّللاُُفَ َالُُهَاد‬ ْ ‫… َم ْنُُي‬
َّ ‫ض ِل ِل‬ Aisyah radiallahu anha)
“Barangsiapa yang Allah sesat maka tidak akan ada yang memberikan
hidayah” (Surat Al-A’raf 186) Orang yang belum sampai kepadanya risalah seorang Rasul maka tidak
َ َ
akan di azab, Allah ‫الى‬‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬berfirman:
ً ‫ُُرس‬
…ُ‫وّل‬ َ ‫ث‬َ ‫حتَّىُُنَ ْب َع‬
َُ َُُ‫ُۗو َماُكُنَّاُم َع ِذبِين‬
َ ُ
“Dan Kami tidak akan mengadzab sampai Kami mengutus seorang
Rasul” (Surat Al-Isra’ : 15)

Apabila sudah sampai kepada mereka petunjuk dan mereka tidak


menerima serta tidak mengamalkan dan lebih memilih durhaka dan
maksiat kepada Allah, maka Allah akan menyesatkan mereka dan ini
adalah keadilan bukan kedzhaliman.

َ َ
Allah ‫الى‬‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬berfirman

ُُ‫َيء‬ َّ ‫ض َّلُُقَ ْو ًماُبَ ْعدَُُ ِإ ْذُُ َهدَاه ْمُُ َحتَّىُُيبَ ِينَُُلَه ْمُُ َماُيَتَّقونَُُُ ِإ َّن‬
ْ ‫ُُّللاَُُ ِبك ِلُُش‬ َّ
ِ ‫انَُُّللاُُ ِلي‬‫َو َماُ َك‬
Halaqah - 22 Aliran yang Menyimpang Didalam
ُ‫ع ِليم‬
َ Hidayah Taufik dan Penyesatan
“Dan tidaklah Allah menyesatkan sebuah kaum setelah memberikan
petunjuk kepada mereka sampai Allāh menjelaskan kepada mereka apa by Rory Rachmad | in Silsilah Beriman Kepada Takdir at 19 Februari
yang mereka taqwai, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu” (Surat At-Taubah : 115) Halaqah yang Ke-22 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan Takdir Allah
adalah tentang Aliran yang Menyimpang Didalam Hidayah Taufik dan
Di dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwasanya Allah menyesatkan Penyesatan
mereka setelah mereka tidak menerima petunjuk Allah yang sampai
kepada mereka Telah menyimpang didalam masalah ini 2 aliran Al-Qadariyyah dan Al-
Jabariyyah, adapun Al Qadariyyah, mereka meyakini bahwa Allah
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu bukanlah yang memberikan hidayah taufik dan Allah bukanlah yang
kembali pada halaqah selanjutnya. menyesatkan dan mereka mengatakan bahwa makna Allah memberikan
hidayah yang datang didalam dalil seperti dalam firman Allah ‫ه‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫سُب‬
َ َ
‫الى‬ ‫تع‬َ َ‫و‬

َّ ‫…ولَ ِك َّن‬
… ُ‫ُُّللاَُُيَُ ْهدِيُ َم ْنُُيَشَاء‬ َ
“Akan tetapi Allāh memberikan hidayah kepada siapa yang
dikehendaki” (Surat Al-Qashash : 56)

Adalah penamaan orang tersebut dengan orang yang mendapatkan


hidayah dan mereka mengatakan bahwa maksud Allah menyesatkan
seperti yang datang didalam firman Allah ‫َّى‬
‫َل‬ ‫َّ و‬
‫َ ج‬ ‫َز‬ ‫ع‬

َ ‫ُُّللاُُ َم ْنُُ َي‬


…ُ…ُ‫شُاء‬ ِ ‫ُُ َكذَ ِلكَُُي‬
َّ ‫ُض ُّل‬
“Demikianlah Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki” (Surat Al-
Muddatstsir : 31)

Adalah penamaan orang tersebut dengan orang yang sesat dan ini
tentunya bertentangan dengan dalil-dalil yang telah berlalu yang
menunjukkan bahwa Allah Dia-lah yang memberikan hidayah taufik dan
Dialah yang menyesatkan

َ َ
Demikian pula Allah ‫الى‬‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬telah menjadikan hidayah yang
Allah berikan kepada seorang hamba sebagai karunia dan anugerah,
sebagaimana firman Allah Halaqah - 23 Buah Beriman Dengan Takdir Allāh
…ُ‫ان‬ ِ ْ ‫علَيْك ْمُُأ َ ْنُُ َهدَاك ْمُُ ِل‬
ِ ‫ُْلي َم‬ َُ ُُ‫ُُّللاُُ َيم ُّن‬
َّ ‫َُُُۖب ِل‬.. Bagian 1
“Akan tetapi Allah memberikan anugerah kepada kalian dengan
by Rory Rachmad | in Silsilah Beriman Kepada Takdir at 19 Februari
memberikan hidayah kepada keimanan”(Surat Al-Hujurat : 17)
Halaqah yang Ke-23 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan Takdir Allah
Seandainya maksud Allah memberikan hidayah adalah hanya penamaan
adalah tentang Buah Beriman Dengan Takdir Allāh Bagian yang Pertama
pelakunya dengan orang yang mendapatkan hidayah maka ini tidak
dinamakan dengan karunia dan anugerah
Diantara buah beriman dengan takdir Allah ‫َّى‬
‫َل‬ ‫َّ و‬
‫َ ج‬ ‫َز‬ ‫ع‬
Karena seandainya ini adalah karunia atau anugerah, maka kita sebagai
1. Beriman Dengan Takdir adalah sebab seseorang merasakan lezatnya
makhluk juga memberikan karunia dan anugerah sebab kitapun sebagai
iman
makhluk juga menamakan orang tersebut sebagai orang yang
mendapatkan hidayah
Berkata Ubadah Ibnu Shamid kepada putranya:
Adapun Al-Jabariyyah maka mereka meyakini bahwa Allah memaksa
ُ‫ُوما‬،‫ياُبني!ُإنكُلنُتجدُطعمُاإليمانُحتىُتعلمُأنُماُأصابكُلمُيكنُليخطئك‬
mereka tidak memberikan mereka kehendak, tidak memberikan mereka
kemampuan, menghalangi mereka dari sebab-sebab mendapatkan ،‫أخطأكُلمُيكنُليصيبك‬
petunjuk dan ini juga bertentangan dengan dalil-dalil yang telah berlalu Wahai anakku sesungguhnya engkau tidak akan merasakan lezatnya
yang menunjukkan bahwa seorang hamba diberi kehendak dan hakikat keimanan sampai engkau meyakini bahwa apa yang menimpamu
kemampuan diberi kesempatan memilih dan ditunjukkan kepadanya jalan tidak akan luput darimu dan apa yang luput darimu tidak akan
yang lurus menimpamu (diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Majjah)

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu 2. Membuahkan keberanian, keyakinan, tawakal dan bergantung hanya
kembali pada halaqah selanjutnya. kepada Allah, karena dia meyakini bahwa tidak akan menimpa dia kecuali
apa yang sudah Allah tulis

َ َ
Allah ‫الى‬‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬berfirman;
segalanya dan menyadari bahwa mencari pahala dari manusia tidak akan
ْ ‫ىُّللاُُِفَ ُْليَت ََو َّك ِل‬
َُ‫ُُالمؤْ ِمنون‬ َّ َ‫عل‬ َ ‫ُُّللاُُلَنَاُه‬
َ ُ‫ُوُُ َم ْو َّلنَا‬
َ ‫ُو‬ َّ ‫َب‬َ ‫ُصيبَنَاُإِ َُّّلُُ َمُاُ َكت‬ ْ َ‫ق ْلُُل‬
ِ ‫ُنُُي‬ memberikan manfaat
“Katakanlah tidak akan menimpa kami kecuali yang sudah Allah tentukan
untuk kami, Dia-lah penolong kami dan hanya kepada Allah lah orang- 8. Menghilangkan rasa dengki antar sesama muslim karena dia menyadari
orang yang beriman bertawakal” (Surat At-Taubah : 51) bahwa rezeki sudah diatur dan dibagi oleh Allah dengan hikmah yang
dalam lalu untuk apa seseorang dengki dan iri
3. Membuahkan akhlak yang mulia, seperti kedermawan, karena apabila
seseorang mengetahui bahwa kekayaan dan kemiskinan dengan takdir Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu
Allah dia tidak akan takut berinfak fi sabilillah kembali pada halaqah selanjutnya.

4. Membuahkan rasa syukur ketika mendapatkan nikmat, menyadarkan


kenikmatan tersebut kepada Allah, karena Dia-lah yang mentakdirkan,

َ َ
Allah ‫الى‬‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬berfirman
ُِۖ‫نَُُّللا‬ ْ ‫ُُم‬
َُّ ‫ُنُُنِ ْع َمةُُفَ ِم‬ِ ‫…و َماُ ِبك ْم‬
َ
“Dan nikmat apa saja yang ada pada kalian maka itu adalah dari
Allah” (Surat An-Nahl : 53)

5. Membuahkan petunjuk dan kesabaran ketika mendapatkan musibah,

َ َ
Allah ‫الى‬‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬berfirman

ُُ‫ُُم ْنُُقَ ْب ِلُُأ َ ْن‬


ِ ‫ُُو َّلُُفِيُأ َ ْنفسِك ْمُُ ِإ َّّلُُفِيُ ِكت َاب‬
َ ‫ض‬ ِ ‫يُاِل َ ْر‬
ْ ِ‫صيبَةُُف‬ ِ ‫ُُم ْنُُم‬ ِ ‫اب‬ َ ‫ص‬ َ َ ‫َماُأ‬
َّ َ‫عل‬
ُ‫ىُّللاُُِيَسِير‬ َ َُُ‫نَب َْرأَهَاُُ ِإ َّنُُذَ ِلك‬
“Musibah apa saja yang menimpa baik dibumi maupun pada diri-diri
kalian kecuali sudah ditulis di dalam sebuah kitab sebelum Kami
menjadikannya, sesungguhnya yang demikian adalah sangat mudah bagi
Allah”. (Surat Al-Hadid : 22)

6. Semakin kuat keimanan seseorang dengan takdir Allah maka akan


semakin kuat tauhidnya, karena iman dengan takdir adalah bagian dari
iman dengan Rububiyah Allah, yang konsekuensinya adalah tauhid
Uluhiyyah

7. Membuahkan keikhlasan dan terjauh dari riya, karena orang yang


beriman dengan takdir mengetahui bahwa Allah telah menentukan
…ُُ‫اُوه َوُُشَر‬ َ ُ‫سىُُأ َ ْنُُت ِحبُّوا‬
َ ً ‫ش ْيئ‬ َ ‫ع‬ َ ُ‫اُوه َوُُ َخيْرُُلَك ُْم‬
َ ‫ُۖو‬ َ ً ‫ش ْيئ‬َ ُ‫سىُُأ َ ْنُُت َ ْك َرهوا‬ َ ‫ع‬ َ ‫ُۖو‬
َ ُ
َ ‫ُُوأ َ ْنت ْم‬
َُ‫ُُّلُُت َ ْعلَمون‬ َ ‫ّللاُُ َي ْعلَم‬ َ ُ‫لَك ُْم‬
َّ ‫ُۗو‬
Halaqah - 24 Buah Beriman Dengan Takdir Allah
Bagian 2 “Dan mungkin saja kalian membenci sesuatu dan dia adalah baik bagi
by Rory Rachmad | in Silsilah Beriman Kepada Takdir at 19 Februari
kalian dan mungkin saja kalian mencintai sesuatu dan dia adalah jelek
bagi kalian dan Allah Dia-lah yang mengetahui sedangkan kalian tidak
Halaqah yang Ke-24 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allah adalah mengetahui” (Surat Al-Baqarah : 216)
tentang Buah Beriman Dengan Takdir Allah Bagian yang Kedua
13. Membuahkan keistiqamahan di atas jalan yang lurus baik dalam
9. Membuahkan semangat yang tinggi didalam melakukan kebaikan yang keadaan mendapatkan nikmat atau tertimpa musibah, karena dia akan
berkaitan dengan agama bersyukur ketika mendapatkan nikmat dan akan bersabar ketika dia
terkena musibah
Seperti ibadah, menuntut ilmu, berdakwah dan lain-lain, orang yang
beriman dengan takdir Allah tidak takut celaan orang yang mencela ketika 14. Tidak putus asa dari pertolongan Allah bagaimana pun besarnya fitnah
berdakwah, tidak terlalu hancur hatinya ketika melihat orang yang tidak dan banyaknya ujian, karena dia yakin bahwa akhir yang baik adalah bagi
menerima dakwahnya dan dia tidak pamer atau bangga diri ketika orang-orang yang bertakwa dan ini adalah ketentuan Allah yang sudah
mendapatkan orang yang mendapatkan hidayah dengan sebab dirinya Allah tentukan
karena semua itu sudah ditakdirkan oleh Allah ‫َّى‬
‫َل‬ ‫َّ و‬
‫َ ج‬ ‫َز‬‫ع‬
َ َ
Allah ‫الى‬‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬berfirman
10. Membuahkan semangat yang tinggi didalam berbuat kebaikan yang ْ ‫قُُ ِلي‬ ْ ‫ِين‬
berkaitan dengan dunia
َّ ‫ُو َكفَىُُ ِب‬
ُُِ‫اّلل‬ ِ ‫علَىُالد‬
َ ُُ‫ِينُُك ِل ِه‬ َ ُُ‫ظ ِه َره‬ ِ ‫ُُال َح‬ َ ‫ُُرسولَهُُبِ ْالهدَى‬
ِ ‫ُُود‬ َ ‫ه َوُُالَّذِيُأ َ ْر‬
َ ‫س َل‬
‫ش ِهيدًا‬ َ
Seperti bekerja yang halal, melakukan aktivitas yang diperbolehkan dan “Dia-lah yang telah mengutus Rasul Nya dengan petunjuk agama yang
bermanfaat dan lain-lain dia tidak mudah menyesal dan berputus asa benar untuk menampakkan agama tersebut diatas seluruh agama dan
ketika menghadapi musibah yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut cukuplah Allah sebagai saksi” (Surat Al-Fath : 28)

11. Membuahkan ridha terhadap hukum-hukum Allah baik yang berupa َ َ


Dan Allah ‫الى‬‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬mengatakan
hukum-hukum syariat, maupun hukum-hukum Kauniyyah
ُ‫ُُاِل َ ْش َهاد‬
ْ ‫اُو َي ْو َمُُيَقوم‬ ْ ‫َاُوُالَّذِينَُُآ َمنواُ ِف‬
َ ‫ُيُال َح َيا ِةُُالدُّ ْن َي‬ َ ‫ِإنَّاُلَنَ ْنصرُُرسلَن‬
12. Membuahkan kebahagiaan dan menghilangkan kesedihan karena dia “Sesungguhnya Kami akan menolong Rasul-rasul Kami dan orang-orang
mengetahui dan yakin bahwa Allah memilih yang terbaik baginya didalam yang beriman di kehidupan dunia dan ketika bangkit para saksi”
urusan dunia, agama dan akhir dari perkaranya. (Surat Ghafir : 51)
15. Menjadikan didalam diri seorang hamba Qana'ah (merasa
َ َ
Allah ‫الى‬‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬berfirman cukup) dengan pemberian Allah ‫َّى‬ ‫َ ج‬
‫َل‬ ‫َّ و‬‫َز‬
‫ ع‬tidak rakus terhadap dunia
dan tidak meminta minta kepada orang lain, karena dia meyakini bahwa
rezeki sudah tertulis dan tidak mungkin orang lain bisa menyampaikan
kepadanya sebuah rezeki kecuali apa yang sudah Allah tulis sebelumnya. Halaqah yang Ke-25 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir dengan Allah
adalah tentang Buah Beriman Dengan Takdir Allāh Bagian yang Ketiga
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu
kembali pada halaqah selanjutnya. 16. Berbaik sangka kepada Allāh ketika melihat dirinya diberi hidayah
kepada tauhid, Sunnah dan ketaatan maka dia berbaik sangka kepada
Allah, bahwa Allah menghendaki pada dirinya kebaikan dan ingin
memudahkan dia masuk kedalam SurgaNya

17. Menimbulkan rasa takut didalam diri seorang hamba dari suul
Khatimah, sehingga dia tidak tertipu dengan amal sholeh nya karena dia
tidak tau dengan apa Allah akan menakdirkan akhir amalannya

18. Menimbulkan sifat tidak suka merendahkan orang lain dan


menghinakan orang lain yang terjerumus kedalam kemaksiatan karena dia
tidak tau dengan apa Allah akan menakdirkan akhir dari amalan orang
tersebut

19. Memerdekakan akal dan diri dari khurafat dan tathayyur dan dia
meyakini bahwa segala sesuatu tidak terlepas dari takdir Allah. Tidak ada
yang mendatangkan kebaikan kecuali Allah dan tidak ada yg menolak
kejelekan kecuali Allah

20. Menjadikan seseorang rendah hati dan tidak sombong ketika


diberikan rezeki oleh Allah baik berupa harta, kedudukan maupun ilmu
dan lain-lain, karena ini semua datang dari Allah dan dengan takdir Allah
dan kalau Allah menghendaki Allah akan mengambilnya dari kita sewaktu-
waktu

21. Membawa ketenangan didalam hati dan ketentraman jiwa karena


ketika musibah dia merasa itu yg terbaik dan pasti ada hikmahnya dan dia
mengetahui bahwa orang yang ridha maka Allah akan ridha kepadanya
sehingga dia tidak cemas dan gelisah dan tidak berangan-angan dan
Halaqah - 25 Buah Beriman Dengan Takdir Allāh berandai-andai
Bagian 3
by Rory Rachmad | in Silsilah Beriman Kepada Takdir at 19 Februari
َ َ َ َ َ ‫ْح‬
Akhirnya semoga Allah ‫الى‬ ‫تع‬ ‫ه و‬ ُ‫َان‬ ‫ سُب‬menjadikan kita termasuk
orang yang beriman dengan takdir Allah yang baik maupun yang buruk
hsi 08 abdullah roy
dan semoga Allah ‫الى‬َ َ
‫تع‬َ َ
‫ه و‬ َ ‫ْح‬
ُ‫َان‬ ‫ سُب‬memberikan karunia kepada kita
semua sehingga kita bisa merasakan buah buah yang baik dari beriman
silsilah beriman kepada
dengan takdir dan sesungguhnya Allāh mengabulkan doa. para rasul 'alaihimussalam
َّ ِ ‫ْال َح ْمد‬
َّ ‫ُُّللُُِالَّذِيُُِب ِن ْع َم ِت ِهُُتَتِ ُّمُُال‬
ُ‫صا ِل َحُات‬
Demikianlah yang bisa saya sampaikan didalam Silsilah Beriman Dengan
Takdir Allah dansampai bertemu kembali pada Silsilah Ilmiah selanjutnya
yaitu "Silsilah Sirah Nabawiyyah"

angkatan 181

Abdullah Roy
Di kota Al-Madinah
*Materi audio ini disampaikan didalam Group WA Halaqah Silsilah Ilmiyyah HSI Abdullah Roy

Anda mungkin juga menyukai