Anda di halaman 1dari 3

Fungsi Lapisan Tanah Dasar

Tanah dasar ialah jalur tanah bagian dari jalan tanah yang terletak dibawah pengerasan jalan.
Kekuatan dan keawetan pengerasan jalan itu sangat tergantung pada sifat- sifat dan daya dukung tanah dasar. Oleh
karena itu, maka pada perencanaan pembuatan jalan baru harus diadakan pemeriksaan tanah yang teliti ditempat-
tempat yang akan dijadikan tanah dasar yang berfungsi untuk mendukung pengerasan jalan.
Lapis tanah dasar tersebut bisa berupa adalah:

1. Tanah asli yang dipadatkan


2. Tanah yang didatangkan dari tempat lain dan dipadatkan.
3. Tanah yang distabilisasi, bisa berupa tanah asli bisa juga tanah dari tempat lain.

Ditinjau dari permukaannya, maka lapisan tanah dasar dibedakan menjadi :

1. Lapis tanah dasar bekas galian.


2. Lapis tanah dasar karena timbunan.
3. Lapis tanah dasar yang berupa tanah asli yang telah dibersihkan dari humusnya.

tanah dasar (‘subgrade’), berfugsi sebagai;


– Permukaan tanah dari galian atau timbunan yang dipadatkan
– Merupakan permukaan dasar untuk perletakan bagian-bagian perkerasan lainnya
Jenis Lapisan Tanah Dasar

Tanah Liat Koloidal (Colloid)


Bentuk butir- butir tanah liat koloidal itu bulat dan mempunyai permukaan yang licin. Besar butir- butirnya kurang
dari 1µ (µ dibaca mikron ;1 µ =1/1000 mm). Butir- butirnya diselimuti oleh suatu selaput air. Gaya adhesi tanah liat
koloidal terhadap air itu besar sekali.
- Tanah liat biasa (clay)
Bentuk butir- butir tanah liat biasa itu bulat dan mempunyai permukaan yang licin. Besar butir- butirnya antara 1 µ
dan 5 µ. Gaya Adhesi tanah liat biasa terhadap air itu tidak seberapa besar.
- Tanah lumpur (silt)
Bentuk butir- butir tanah lumpur itu bulat dan mempunyai permukaan yang agak kasar. Besar butir- butirnya antara 5
µ dan 50 µ gaya adhesi tanah lumpur terhadap air itu kecil sekali.
- Pasir halus (fine sand)
Bentuk butir- butir pasir halus itu tidak bulat benar tetapi bersudut- sudut kasar. Besar butir- butirnya antara 50 µ dan
200 µ. Tidak ada gaya adhesi antara butir- butir pasir halus dan air.
- Pasir Kasar (Coarse sand)
Bentuk butir- butir pasir halus itu tidak bulat benar tetapi bersudut- sudut kasar dan tajam. Besar butir- butirnya antara
200 µ dan 2 mm. tidak ada gaya adhesi antar butir- butir pasir kasar dan air.
- Kerikil (gravel)
Bentuk butir- butir kerikil itu bermacam- macam ada yang bulat, bulat telur dan ada yang pipih. Besar butir- butirnya
lebih dari 2 mm.
Spesifikasi
Untuk meningkatkan nilai CBR pada lapisan subgrade dapat digunakan beberapa cara:

1) Stabilisasi kimia
Stabilisasi kimia adalah proses penambahan zat-zat kimia pada tanah dengan tujuan memberikan tanah dasar
(Subgrade) yang lebih baik. Stabilisasi kimia pada lapisan tanah dasar (Subgrade) dapat dilakukan dengan
beberapa cara:
• Stabilisasi lapisan tanah dasar dengan semen
Tanah dasar yang akan distabilisasi dicampur dengan semen dalam jumlah tertentu. Tujuannya adalah untuk
menurunkan plastisitas tanah, juga menurunkan potensi kembang susut tanah.
• Stabilisasi lapisan tanah dasar dengan kapur (lime)
Penambahan dengan kapur pada tanah akan menurunkan liquid limit dan plasticity index dari tanah serta akan
menaikkan kekuatan tanah. Apabila suatu tanah ditambah dengan kapur (lime) maka kapur tersebut akan
mengurangi film air yang mengelilingi butiran tanah, kemudian terjadi penggumpalan butiran-butiran tanah
karena kapur juga berfungsi sebagai bahan ikat. Untuk stabilisasi ini, bagi jenis tanah yang berbatu diperlukan
kira-kira 2-8% kapur, sedangkan untuk tanah yang kohesif diperlukan kira-kira 5-10%.
• Stabilisasi lapisan tanah dasar dengan bitumen (asphalt)
Aspal yang dipakai umumnya asapal cair (cut black asphalt). Stabilisasi dengan aspal cocok untuk tanah yang
berbutir. Terutama untuk jenis tanah dengan kadar butir halusnya rendah. Faktor yang mempengaruhi adalah
kadar dan jenis bitumen dan juga homogenitas daripada campuran. Kadar aspal yang dipakai kira-kira diambil
2-8% dan sebelum aspal dicampurkan, kadar air tanah harus sekecil mungkin.
• Stabilisasi lapisan tanah dasar dengan polimer lateks buatan.
Telah dilakukan pembuatan (sintesa) polimer lateks dengan cara polimerisasi emulsi yang aplikasinya untuk
meningkatkan California Bearing Ratio (CBR) tanah pada sub-grade jalan. Polimer lateks yang dihasilkan
dikarakterisasi dengan Fourier Transform Infrared (FTIR). Kemudian dilakukan pengujian CBR pada tanah yang
dipadatkan setelah dicampur dengan polimer tersebut. Pengukuran CBR dilakukan juga pada sampel yang
direndam dalam air selama 4 hari. Diperoleh bahwa polimer lateks buatan ini memberikan hasil yang sangat
memuaskan dibandingkan dengan polimer lateks lain (import). Hasil uji CBR memberikan nilai CBR sekitar 15-
18 % terhadap tanah murni dengan pemadatan yang sama.
• Stabilisasi lapisan tanah dasar lainnya
Perbaikan tanah dasar dapat menggunakan sodium klorida yang dimodifikasi dengan kapur. Metode
konstruksinya serupa dengan pondasi yang distabilkan dengan sodium klorida.
Beberapa material juga dapat digunakan, seperti sodium silikat, asam fosfat, beberapa bahan kedap air yang
mengandung damar, bahan pengikat yang mengandung damar seperti aniline furfural dan calcium acrylate,
organik lainnya yang bersifat anti air.
2) Stabilisasi mekanis
Stabilisasi mekanis merupakan perbaikan struktur, susunan butiran, sifat-sifat mekanis dari tanah. Stabilisasi
mekanis dapat dilakukan dengan beberapa cara:
• Memampatkan tanah dasar
Keadaan tanah dalam suatu volume terdiri dari unsur-unsur solid, air dan udara. Apabila tanah tersebut
dimampatkan maka volumenya akan berkurang. Sedangkan apabila kemampatan maksimal dicapai, maka
volume udara akan mencapai nol.
• Mencampur tanah dasar dengan bahan yang lebih baik.
Perbaikan ini dapat dilakukan dengan memperbaiki serta menurunkan presentase butiran lempung (clay), karena
lempung mempunyai kembang susut yang sangat tinggi. Apabila suatu tanah mengandung sedikit tanah liat yang
berfungsi sebagai perekat, maka tanah tersebut dapat diperbaiki dengan cara mencampurkan tanah dengan
kandungan tanah liat yang besar. Jika tanah terlalu banyak mengandung tanah liat, maka kondisi tanah tersebut
akan sangat pekat apabila berhubungan dengan air dan perbaikannya dapat diperoleh dengan menambahkan
pasir.

3) Menimbun muka tanah asli dengan bahan timbunan yang lebih baik. (CBR yang lebih tinggi.
Subgrade biasanya adalah tanah setempat yang dipadatkan. Tetapi bila jalan terletak pada peninggian dan
perkerasan jalan harus terletak pada suatu jarak (ketinggian) dari daerah sekitarnya, maka material tanah
timbunan ini harus lebih baik dari material tanah asli. Tanah-tanah subgrade menjadi lebih kokoh dibanding
dengan aslinya, akibat pemadatan atau karena adanya tanah urug dengan material yang lebih baik, disebut
improved subgrade.

Anda mungkin juga menyukai