Anda di halaman 1dari 101

SKRIPSI

ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN KONTRAKTOR


DALAM MENGIKUTI E-TENDER
DI KABUPATEN GIANYAR

HALAMAN JUDUL

Oleh :

GUSTI MADE AGUS ARYA UMBARA

NIM. 1715124053

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI BALI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI D4 MANAJEMEN PROYEK
KONSTRUKSI
2021
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI BALI
Jalan Kampus Bukit Jimbaran, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali – 80364
Telp. (0361) 701981 (hunting) Fax. 701128
Laman: www.pnb.ac.id Email: poltek@pnb.ac.id

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN KONTRAKTOR


DALAM MENGIKUTI E-TENDER
DI KABUPATEN GIANYAR

Oleh :

GUSTI MADE AGUS ARYA UMBARA

NIM. 1715124053

Laporan ini Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk


Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma IV Pada Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Bali

Disetujui oleh :

Bukit Jimbaran, -- Agustus 2021


Pembimbing I, Pembimbing II,

I Made Anom Santiana, S.Si.,M.Erg. I Wayan Suasira, ST.,MT.


NIP. 1964092319990310001 NIP. 197002211995121001

Disetujui,
Politeknik Negeri Bali
Ketua Jurusan Teknik Sipil

Ir. I Wayan Sudiasa, MT


NIP. 196506241991031002

ii
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
POLITEKNIK NEGERI BALI
Jalan Kampus Bukit Jimbaran, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali – 80364
Telp. (0361) 701981 (hunting) Fax. 701128
Laman: www.pnb.ac.id Email: poltek@pnb.ac.id

SURAT KETERANGAN TELAH MENYELESAIKAN SKRIPSI


JURUSAN TEKNIK SIPIL
Yang bertanda tangan dibawah ini, Dosen Pembimbing Skripsi Prodi D IV
Manajemen Proyek Konstruksi Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali
menerangkan bahwa :
Nama Mahasiswa : Gusti Made Agus Arya Umbara
NIM : 1715124053
Jurusan/Program Studi : Teknik Sipil/Manajemen Proyek Konstruksi
Tahun Akademik : 2020/2021
Judul : ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN
KONTRAKTOR DALAM MENGIKUTI
E-TENDER DI KABUPATEN GIANYAR
Telah dinyatakan selesai Menyusun Skripsi dan bisa diajukan sebagai bahan ujian
komprehensip.

Bukit Jimbaran, -- Agustus 2021


Pembimbing I, Pembimbing II,

I Made Anom Santiana, S.Si.,M.Erg. I Wayan Suasira, ST.,MT.


NIP. 1964092319990310001 NIP. 197002211995121001

Disetujui,
Politeknik Negeri Bali
Ketua Jurusan Teknik Sipil

Ir. I Wayan Sudiasa, MT


NIP. 196506241991031002

iii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama Mahasiswa : Gusti Made Agus Arya Umbara

NIM : 1715124053

Jurusan/Program Studi : Teknik Sipil/Manajemen Proyek Konstruksi

Tahun Akademik : 2020/2021

Judul : ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN

KONTRAKTOR DALAM MENGIKUTI

E-TENDER DI KABUPATEN GIANYAR

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan Judul di atas, benar merupakan

hasil karya Asli/Original.

Demikianlah keterangan ini saya buat dan apabila ada kesalahan dikemudian hari

maka saya bersedia untuk mempertanggungjawabkan.

Bukit Jimbaran, -- Agustus 2021

Materai 10.000

Gusti Made Agus Arya Umbara

iv
ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN KONTRAKTOR
DALAM MENGIKUTI E-TENDER
DI KABUPATEN GIANYAR

GUSTI MADE AGUS ARYA UMBARA


1715124053

(Program Studi Diploma IV Manajemen Proyek Konstruksi, Politeknik Negeri Bali)

ABSTRAK
Pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah di Kabupaten Gianyar dilakukan secara
elektronik E -Tendering. Dalam pelaksanaannya partisipasi dan nilai penawaran peserta lelang
cenderung menurun baik pada saat lelang konvensional maupun pada saat lelang elektronik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan kontraktor dalam dalam mengikuti
e-ter, faktor yang mempengaruhi partisipasi atau kontraktak mengikuti e-tender, dan kekurang apa
saja yang terdapat dalam pelaksanaan e-tender di Kabupaten Gianyar. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini sebanyak 73 perusahaan kontraktor di Kabupaten Gianyar pada Analisa
tingkat kemampuan kontraktor, dan 43 perusahaan pada analisis faktor dan kekurangan yang
dimana jumlah ini menggunakan yang pengambilan sampelnya dilakukan dengan menggunakan
teknik simple random sampling dengan purposive sampling dan pengumpulan datanya
menggunakan observasi dari GAPENSI Kabupaten Gianyar dan kuesioner. Analisis data
dilakukan dengan analisis deskriptif. Dari hasil analisis kontraktor di Kabupaten Gianyar dominan
berkulifikasi K1 maka dari itu tingkat kemampuan kontraktor dalam mengikuti e-tender paling
dominan pada proyek yang bernilai Rp.0 – Rp. Rp.0 – Rp.1Milyar. Dan untuk kategori e-tender
paling tinggi di kualifikasi B2 dengan tingkat kemampuan kontraktor dapat mengikuti proyek yang
bernilai Rp.0 – Rp.50Milyar. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemampuan kontraktor
mengikuti e-tender dari hasil analisis faktor sistem pembayaran menunjukkan adanya pengaruh
(signifikan).Kekurangan paling tinggi frekuensinya berada pada kekurangan Pelatihan dan
Sosialisasi Lelang Elektronik.

Kata Kunci: Tingkat Kemampuan, Kontraktor, E-Tender

v
ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN KONTRAKTOR
DALAM MENGIKUTI E-TENDER
DI KABUPATEN GIANYAR

GUSTI MADE AGUS ARYA UMBARA


1715124053

(Program Studi Diploma IV Manajemen Proyek Konstruksi, Politeknik Negeri Bali)

ABSTRACT
The implementation of government procurement of goods/services in the Gianyar
Regency is carried out electronically by E-Tendering. In practice, the participation and bid value
of bidders tends to decrease both during conventional auctions and electronic auctions. This study
aims to determine the level of contractors' ability to participate in e-tenders, factors that affect
participation or contracts not to participate in e-tenders, and what deficiencies exist in the
implementation of e-tenders in Gianyar Regency. The sample used in this study were 73 contractor
companies in Gianyar Regency in the analysis of the contractor's ability level, and 43 companies
in the factor and deficiency analysis where this number used the sampling method using simple
random sampling technique with purposive sampling and data collection using observation. from
GAPENSI Gianyar Regency and questionnaires. Data analysis was carried out by descriptive
analysis. From the results of the analysis of contractors in the Gianyar Regency, the dominant
qualification is K1. Therefore, the contractor's ability to participate in e-tenders is the most
dominant in projects valued at Rp.0 - Rp. 1Billion. And for the category e-tender highest in the B2
qualification with the contractor's ability level, they can participate in projects worth Rp.0 -
Rp.50Billion. The factors that affect the level of contractor's ability to participate in e-
tenders from the results of the payment system factor analysis show a (significant) effect. The
highest frequency deficiency is the lack of Electronic Auction Training and Socialization. 

Keywords: Ability Level, Contractor, E-Tender

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi yang berjudul
“ANALISIS TINGKAT KEMAMPUAN KONTRAKTOR DALAM
MENGIKUTI E-TENDER DI KABUPATEN GIANYAR” dapat terselesaikan
dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan oleh
mahasiswa D4 Manajemen Proyek Konstruksi Jurusan Teknik Sipil Politeknik
Negeri Bali.
Penulis menyadari dalam penyusunan Skripsi ini tidak akan selesai tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini saya ingin
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak I Nyoman Abdi, SE, M.eCom selaku Direktur Politeknik Negeri
Bali.

2. Bapak Ir. I Wayan Sudiasa, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil.

3. Bapak Made Sudiarsa, ST. MT Selaku Kaprodi D4 Teknik Sipil.

4. Bapak I Made Anom Santiana, S.Si.,M.Erg selaku dosen pembimbing 1.

5. Bapak I Wayan Suasira, ST.,MT selaku dosen pembimbing 2.

6. Serta semua pihak yang membantu dan memberikan dukungan dalam


pelaksanaan penyusunan Skripsi ini.
Saya menyadari Skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga akhirnya
Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan khususnya Teknik Sipil.

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI..................................................................ii
SURAT KETERANGAN TELAH MENYELESAIKAN SKRIPSI................iii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI..................................................................iv
ABSTRAK..............................................................................................................v
ABSTRACT...........................................................................................................vi
KATA PENGANTAR.........................................................................................vii
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xi
DAFTAR TABEL................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................4
1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah..........................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................5
2.1 E-Tender......................................................................................................5
2.2 Tujuan dan Manfaat E-Tender.....................................................................6
2.3 Pihak-pihak Yang Terlibat Dalam Proses Pengadaan Barang/Jasa.............7
2.4 LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik).........................................13
2.4.1 Implementasi LPSE di Indonesia.....................................................14
2.4.2 Proses Pendaftaran di LPSE.............................................................15
2.5 Proses Pengadaan Barang dan Jasa Secara Elektronik (E-Tender)...........16
2.5.1 Perencanaan.....................................................................................16
2.5.2 Persiapan..........................................................................................17
2.5.3 Metode Pemilihan Penyedia Jasa Konstruksi..................................18
2.5.4 Pelaksanaan......................................................................................20

viii
2.6 Jenis-Jenis Kontrak Yang Digunakan........................................................20
2.6.1 Kontrak Unit Price (harga satuan)...................................................21
2.6.2 Kontrak Unit Price (harga satuan)...................................................21
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................23
3.1 Rancangan Penelitian.................................................................................23
3.2 Populasi dan Sampel..................................................................................23
3.2.1 Populasi............................................................................................23
3.2.2 Sampel..............................................................................................24
3.3 Penentuan Sumber Data.............................................................................25
3.3.1 Data Primer......................................................................................25
3.3.2 Data Sekunder..................................................................................25
3.4 Pengumpulan Data.....................................................................................26
3.4.1 Angket/Kuesioner............................................................................26
3.4.2 Observasi..........................................................................................26
3.5 Variabel Penelitian.....................................................................................26
3.6 Instrumen Penelitian..................................................................................27
3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian.....................................................................28
3.7.1 Lokasi Penelitian..............................................................................28
3.7.2 Waktu Penelitian..............................................................................28
3.8 Tata Laksana atau Protokol Penelitian.......................................................28
3.8.1 Tahap Persiapan...............................................................................28
3.8.2 Tahap Pelaksanaan...........................................................................29
3.8.3 Analisis Data....................................................................................30
3.8.4 Alur Penelitian.................................................................................30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................33
4.1 Analisis Tingkat Kemampuan Kontraktor Dalam Mengikuti E-Tender....33
4.2 Kuesioner...................................................................................................37
4.3 Analisis Data..............................................................................................37
4.3.1 Uji Validitas.....................................................................................37
4.3.2 Uji Reliabilitas.................................................................................38
4.4 Analisis Deskriptif.....................................................................................39
4.4.1 Variabel Faktor Kontraktor Mengikuti E-Tender............................40

ix
4.4.2 Variabel Kekurangan dalam Pelaksanaan E-Tender........................43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................55
5.1 Kesimpulan................................................................................................55
5.2 Saran..........................................................................................................55
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................57
LAMPIRAN

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Alur Pikir........................................................................................31Y


Gambar 4. 1 Jumlah Kontraktor pada Masing-Masing Kualifikasi.......................53
Gambar 4. 2 Grafik Hasil Analisis Deskriptif Faktor............................................64
Gambar 4. 3 Grafik HAsil Analisis Deskriptif Kekurangan..................................70

xi
DAFTAR TABEL

YTabel 4. 1 Tingkat Kemampuan Melaksanakan Pekerjaan......................................


Tabel 4. 2 Hasil Uji Validitas................................................................................54
Tabel 4. 3 Hasil Uji Reliabilitas.............................................................................56
Tabel 4. 4 Descriptive Statistics.............................................................................56
Tabel 4. 5 Variabel Faktor Kontraktor Mengikuti E-Tender.................................57
Tabel 4. 6 Variabel Kekurangan Pelaksanaan E-Tender.......................................60

xii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Data GAPENSI Kabupaten Gianyar


2. Tabulasi Data dan Kuesioner
3. Analisis Data SPSS V25

xiii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem pengadaan barang/jasa kini dapat dilakukan secara
elektronik melalui internet (E-Tender). Sistem ini pada perspektif
pemerintahan Indonesia dipercaya sebagai suatu alat untuk mewujudkan
good govermance dan pelayanan publik, karena dapat meningkatkan
efesiensi biaya, efektivitas, waktu siklus yang lebih cepat, meningkatkan
transparansi paket pekerjaan yang dilelang, menyediakan public
monitoring yang lebih baik, meningkatkan persaingan yang sehat dan
meningkatkan akuntabilitas pemerintah. Saat ini mulai banyak terlihat
kelemahan lelang konvensional seperti korupsi, kolusi dan nepotisme
(KKN) serta kurangnya ketransparanan dalam proses pengadaan yang
membuat masyarakat khususnya pemerintah semakin gencar untuk
mengatasinya [1].
Pengadaan barang dan jasa harus diusahakan dengan menggunakan
dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan
dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dan dapat
dipertanggungjawabkan. Di dalam peraturan Kementerian Keuangan
Republik Indonesia, karakteristik dalam menentukan efisiensi pengadaan
barang dan jasa pemerintah dapat diukur dengan penilaian kebutuhan,
penilaian metode pengadaan, survei harga, dan penerapan prinsip-prinsip
dasar [2]. Adapun prinsip pengadaan barang dan jasa harus efektif sesuai
dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat
yang sebesarbesarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan. Dengan
penerapan prinsip efektif maka pengadaan barang dan jasa harus sesuai
dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan.
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010, tolak ukur efektifitas yang
dimaksudkan dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah adalah harus
2

sesuai dengan kebutuhan dan sasaran yang telah dtetapkan serta


memberikan hasil yang sebesar-besarnya [3]. Sedangkan, efisiensi
berarti Pengadaan Barang dan Jasa harus diusahakan dengan
menggunakan dana dan daya yang minimum untuk mencapai kualitas
dan sasaran dalam waktu yang ditetapkan atau menggunakan dana yang
telah ditetapkan untuk mencapai hasil dan sasaran dengan kualitas yang
maksimum [3]. Disamping itu, e-procurement dapat pula meningkatkan
efisiensi dan efektifitas pada pengadaan barang dan jasa umum,
mengurangi biaya, menaikkan kompetisi, untuk menjamin persamaan
kesempatan dan perlakuan. Secara umum, tujuannya adalah menjamin
integritas, kepercayaan masyarakat, dan transparansi dalam prosedur
pengadaan barang/jasa umum [4].
Dari sisi penyedia jasa kontruksi, keberhasilan dalam mengikuti
sistem lelang adalah salah satu faktor penentu kelangsungan hidup
perusahaan. Penerapan lelang secara elektronik pada saat ini seharusnya
sudah jadi kebutuhan bagi perusahaan kontruksi, mengingat manfaatnya
yang cukup banyak dibandingkan dengan cara konvensional, yaitu
terjadinya peningkatan efisiensi dalam hal meminimalkan waktu
pelaksanaan, mengurangi biaya operasional dan meningkatkan
manajemen informasi ke seluruh area pembelian. Namun di Indonesia
baru sedikit kontraktor yang mau dan mampu dapat melaksanakan e-
procurement. Salah satu penyebnya karena terbatasnya kemampuan
sumber daya serta ketersedian teknologi dari setiap kontraktor tesebut
[4].
Belum banyak penelitian di Indonesia yang mengemukakan apa
hambatan yang dihadapi bila sebuah perusahaan penyedia jasa kontruksi
mengikuti pelelangan elektronik. Namun di beberapa negara yang telah
melakukan penelitian mengenai e-tender ditemukan manfaat &
hambatan e-tender yang dialami penyedia barang/jasa dalam melakukan
kerjasama pengadaan barang/jasa secara elektronik dengan pemerintah
di negaranya tersebut [4]. Berdasarkan penelitian tersebut, Indonesia
3

dapat memanfaatkannya sebagai acuan dan sumber informasi yang dapat


dikembangkan lebih lanjut untuk mengetahui hambatan yang dapat
dialami oleh perusahaan penyedia jasa konsultansi dalam melakukan
pelelangan elektronik yang optimal, sehingga tujuan efisiensi dan
efektifitas yang diinginkan oleh perusahaan dapat tercapai [2].
Oleh karena itu untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas,
akses pasar dan persaingan usaha yang sehat, diperlukan usaha untuk
memperbaiki tingkat efisiensi proses pengadaan yang mendukung proses
monitoring dan audit serta memenuhi akses informasi yang real time
sehingga dilakukanlah pengadaan barang/jasa pemerintah secara
elektronik (e-procurement) [1]. Berdasarkan penelitian ini, Kabupaten
Gianyar dapat memanfaatkannya sebagai acuan dan sumber informasi
yang dapat dikembangkan lebih lanjut, untuk mengetahui hambatan
yang dapat dialami oleh kontraktor dalam melakukan pelelangan
elektronik yang optimal, sehingga tujuan efisiensi dan efektifitas yang
diinginkan oleh kontraktor dapat tercapai, sehingga tingkat sumber daya
manusia di Kabupaten Gianyar dapat berlangsung dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Menganalisa seberapa tingkat kemampuan kontraktor dalam
mengikuti e-tender di Kabupaten Gianyar?
1.2.2 Faktor apa saja yang mempengaruhi kontraktor untuk mengikuti
e-tender di Kabupaten Gianyar?
1.2.3 Kekurangan apa saja yang masih ada dalam pelaksanaan e-
tender di Kabupaten Gianyar?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Untuk mengetahui tingkat kemampuan kontraktor dalam
mengikuti e-tender di Kabupaten Gianyar.
4

1.3.2 Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi


kontraktor dalam mengikuti kegiatan e-tender.
1.3.3 Untuk mengetahui kekurangan dalam pelaksanaan e-tender di
Kabupaten Gianyar.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Sebagai tingkat pemahaman pelaku usaha kontraktor dalam
mengikuti e-tender di Kabupaten Gianyar.
1.4.2 Agar dapat mengetahui alasan kontraktor dalam mengikuti suatu
kegiatan e-tender di Kabupaten Gianyar.
1.4.3 Agar pihak pengadaan barang/jas dan kontraktor di Kabupaten
Gianyar dapat mengatasi kekurangan dalam pelaksanaan e-
tender di Kabupaten Gianyar.

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah


Untuk membatasi ruang lingkup penelitian agar tidak terlalu luas
sehingga nantinya memberi arah yang lebih baik dan memudahkan
dalam penyelesaian suatu masalah sesuai tujuan yang ingin dicapai,
perlu dilakukan pembatasan sebagai berikut :

1. Analisis tingkat kemampuan kontraktor dalam mengikuti e-tender


hanya pada kontraktor yang beralamat di Kabupaten Gianyar.
2. Jumlah sampel yang diambil berdasarkan jumlah kontraktor yang
terdaftar pada GAPENSI Kabupaten Gianyar.
3. Penelitian ini hanya dilakukan di Kabupaten Gianyar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 E-Tender
Sebagaimana diatur dalam Pasal 131 ayat (1) Peraturan Presiden
Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa pemerintah
bahwa K/L/D/I wajib melaksanakan pengadaan barang/jasa secara
elektronik (e-tender) untuk sebagian/seluruh paket-paket pekerjaan pada
Tahun Anggaran 2011 [3].  Ketentuan teknis operasional pengadaan
barang/jasa secara elektronik mengacu pada Peraturan Kepala LKPP
Nomor 2 Tahun 2010 Tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik,
Peraturan Kepala LKPP Nomor 1 Tahun 2011 Tentang e-
tender, Peraturan Kepala LKPP Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Standar
Dokumen Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah secara Elektronik. 
Terhadap informasi, transaksi elektronik pada pelaksanaan pengadaan
barang / jasa pemerintah secara elektronik mengacu pada Undang-
undang nomor 11 tahun 2008 tentang ITE [5].
Pengadaan barang / jasa pemerintah secara elektronik dapat
dilakukan dengan e-tender atau e-Purchasing. Setelah Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 di rubah menjadi Peraturan Presiden
No. 12 Tahun 2021 Pasal 1 yaitu Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
yang selanjutnya di sebut Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan
Pengadaan Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah
yang dibiayai oleh APBN/APBD yang prosesnya sejak identifikasi
kebutuhan, sampai dengan serah terima hasil pekerjaan [6].
E-Tender merupakan tata cara pembelian barang/jasa melalui
sistem katalog elektronik. Di dalam menjalankan E-Tender terdapat
aplikasi SPSE yang di kembangkan oleh LKPP untuk diterapkan oleh
instansi-instansi pemerintah di seluruh Indonesia. Instansi pemerintah di
Indonesia sangat beraneka ragam begitu pula dengan anggaran yang

5
6

mereka miliki. Ada instansi daerah yang memiliki anggaran lebih dari 7
trilyun dan ada pula yang hanya puluhan hingga ratusan miliar saja per
tahun. Kondisi ini menjadi pertimbangan LKPP dalam mengembangkan
sistem e-procurement SPSE.
SPSE dikembangkan dengan semangat free license. Instansi
dengan anggaran yang terbatas tetap dapat menerapkan SPSE karena
tidak diperlukan biaya lisensi kecuali pembelian server dan sewa akses
internet. SPSE dikembangkan menggunakan Java dan database Postgre
SQL sehingga dapat berjalan di Platform Linux. SPSE dikembangkan
sejak tahun 2006 dengan mengacu business process yang tertuang pada
Kepres nomor 80 tahun 2003 tentang pengadaan barang dan jasa
pemerintah [7].
Dalam mengembangan SPSE, LKPP melibatkan instansi-instansi
terkait yaitu Lembaga Sandi Negara dan Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan(BPKP). Lembaga Sandi
Negara mengembangkan Aplikasi Pengaman Dokumen (APENDO).
Dokumen penawaran dari peserta lelang di-enkripsi dan di-
dekripsi menggunakan Aplikasi Pengaman Dokumen (APENDO). Sub
sistem e-audit dikembangkan bekerja sama dengan Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan yang memungkinkan SPSE
mengeluarkan informasi detail tentang proses lelang untuk keperluan
audit [2]. Pengadaan barang/jasa secara elektronik bertujuan untuk :
1. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas;
2. Meningkatkan akses pasar dan persaingan usaha yang sehat;
3. Memperbaiki tingkat efisiensi proses pengadaan;
4. Mendukung proses monitoring dan audit; dan
5. Memenuhi kebutuhan akses informasi yang real time.

2.2 Tujuan dan Manfaat E-Tender


Adapun tujuan dan manfaat e-tender adalah :
7

1. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengadaan


barang/jasa pemerintah.
2. Menjamin persamaan kesempatan, akses dan hak yang sama bagi
para pihak pelaku pengadaan barang/jasa.
3. Menciptakan situasi yang kondusif agar terjadi persaingan yang
sehat antar penyedia barang/jasa.

2.3 Pihak-pihak Yang Terlibat Dalam Proses Pengadaan Barang/Jasa


Berdasarkan Peraturan Presiden No 12 Bab III Pasal 8 Tahun 2021
tentang Pengadaan Barang/Jasa terdapat banyak pihak yang terlibat
didalamnya dari proses penyusunan dan penetapan rencana
penganggaran, persiapan hingga pelaksanaan pengadaan barang/jasa,
antara lain [6] :
1. PA (Pengguna Anggaran)
2. KPA (Kuasa Pengguna Anggaran)
3. PPK (Penjabat Pembuat Komitmen)
4. Pejabat Pengadaan
5. Pokja Pemilihan (Kelompok Kerja Pemilihan)
6. Agen Pengadaan
7. Penyelenggara Swakelola
8. Penyedia
Pihak-pihak pelaku pengadaan barang dan jasa tersebut masing-
masing memiliki wewenang yang berbeda-beda yaitu sebagai berikut
[6]:
a. PA (Pengguna Anggaran)
1) PA sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 8 huruf a
memiliki tugas dan kewenangan :
a) Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
anggaran belanja
b) Mengadakan perjanjian dengan pihak lain dalam batas
anggaran belanja yang telah ditetapkan
8

c) Menetapkan perencanaan pengadaan


d) Menetapkan dan mengumumkan RUP
e) Melaksanakan Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa
f) Menetapkan Penunjukan Langsung untuk
Tender/Seleksi ulang gagal
g) Menetapkan PPK
h) Menetapkan Pejabat Pengadaan
i) Menetapkan Penyelenggara Swakelola
j) enetapkan tim teknis
k) menetapkan tim juri/tim ahli untuk pelaksanaan melalui
Sayembara/Kontes
l) menyatakan Tender gagal/Seleksi gagal, dan
m) menetapkan pemenang pemilihan/Penyedia untuk
metode pemilihan:
i. Tender/Penunjukan Langsung/E-purchasing untuk
paket Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai Pagu
Anggaran paling sedikit di atas
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah);
atau
ii. Seleksi/Penunjukan Langsung untuk paket
Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai Pagu
Anggaran paling sedikit di atas
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)
2) PA untuk pengelolaan APBN dapat melimpahkan
kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada
KPA sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
3) PA untuk pengelolaan APBD dapat melimpahkan
kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
sampai dengan huruf f kepada KPA.
9

b. KPA (Kuasa Pengguna Anggaran)


1) KPA dalam Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 huruf b melaksanakan pendelegasian sesuai
dengan pelimpahan dari PA.
2) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
KPA berwenang menjawab Sanggah Banding peserta
Tender Pekerjaan Konstruksi.
3) KPA dapat menugaskan PPK untuk melaksanakan
kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
terkait dengan:
a) Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
anggaran belanja; dan/atau
b) Mengadakan perjanjian dengan pihak lain dalam batas
anggaran belanja yang telah ditetapkan.
4) KPA dapat dibantu oleh Pengelola Pengadaan Barang/Jasa.
5) Dalam hal tidak ada personel yang dapat ditunjuk sebagai
PPK, KPA dapat merangkap sebagai PPK.
c. PPK (Penjabat Pembuat Komitmen)
1) PPK dalam Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 huruf c memiliki tugas:
a) Menyusun perencanaan pengadaan;
b) Menetapkan spesifikasi teknis/Kerangka Acuan Kerja
(KAK);
c) Menetapkan rancangan kontrak;
d) Menetapkan HPS;
e) Menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan
kepada Penyedia;
f) Mengusulkan perubahan jadwal kegiatan;
g) Menetapkan tim pendukung;
h) Menetapkan tim atau tenaga ahli;
10

i) Melaksanakan E-purchasing untuk nilai paling sedikit


di atas Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah);
j) Menetapkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;
k) Mengendalikan Kontrak;
l) Melaporkan pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan
kepada PA/KPA;
m) Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan
kepada PA/KPA dengan berita acara penyerahan;
n) Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen
pelaksanaan kegiatan; dan
o) Menilai kinerja Penyedia.
2) Selain melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), PPK melaksanakan tugas pelimpahan kewenangan
dari PA/KPA, meliputi:
a) Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
anggaran belanja; dan
b) Mengadakan dan menetapkan perjanjian dengan pihak
lain dalam batas anggaran belanja yang telah
ditetapkan.
3) PPK dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat dibantu oleh Pengelola Pengadaan
Barang/Jasa.
d. Pejabat Pengadaan
Pejabat Pengadaan dalam Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 huruf d memiliki tugas :
1) Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Pengadaan
Langsung;
2) Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Penunjukan
Langsung untuk pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah);
11

3) Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan Penunjukan


Langsung untuk pengadaan Jasa Konsultansi yang bernilai
paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah); dan
4) Melaksanakan E-purchasing yang bernilai paling banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
e. Pokja Pemilihan (Kelompok Kerja Pemilihan)
1) Pokja Pemilihan dalam Pengadaan Barang/Jasa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf e memiliki
tugas:
2) Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan pemilihan
Penyedia;
3) Melaksanakan persiapan dan pelaksanaan pemilihan
Penyedia untuk katalog elektronik; dan
4) Menetapkan pemenang pemilihan/Penyedia untuk metode
pemilihan:
a) Tender/Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan
nilai Pagu Anggaran paling banyak
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); dan
b) Seleksi/Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan
Jasa Konsultansi dengan nilai Pagu Anggaran paling
banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
5) Pokja Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
beranggotakan 3 (tiga) orang.
6) Dalam hal berdasarkan pertimbangan kompleksitas
pemilihan Penyedia, anggota Pokja Pemilihan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dapat ditambah sepanjang
berjumlah gasal.
7) Pokja Pemilihan dapat dibantu oleh tim atau tenaga ahli.
f. Agen Pengadaan
12

1) Agen Pengadaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8


huruf f dapat melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa.
2) Pelaksanaan tugas Agen Pengadaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mutatis mutandis dengan tugas
Pokja Pemilihan dan/atau PPK.
3) Pelaksanaan tugas Pokja Pemilihan dan/atau PPK
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Agen Pengadaan diatur
dengan Peraturan Kepala Lembaga.
g. Penyelenggara Swakelola
1) Penyelenggara Swakelola sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 huruf h terdiri atas Tim Persiapan, Tim Pelaksana,
dan/atau Tim Pengawas.
2) Tim Persiapan memiliki tugas menyusun sasaran, rencana
kegiatan, jadwal pelaksanaan, dan rencana biaya.
3) Tim Pelaksana memiliki tugas melaksanakan, mencatat,
mengevaluasi, dan melaporkan secara berkala kemajuan
pelaksanaan kegiatan dan penyerapan anggaran.
4) Tim Pengawas memiliki tugas mengawasi persiapan dan
pelaksanaan fisik maupun administrasi Swakelola.
h. Penyedia
1) Penyedia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf i
wajib memenuhi kualifikasi sesuai dengan barang/jasa
yang diadakan dan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2) Penyedia sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertanggung jawab atas:
a) Pelaksanaan Kontrak;
b) Kualitas barang/jasa;
c) Ketepatan perhitungan jumlah atau volume;
13

d) Ketepatan waktu penyerahan; dan


e) Ketepatan tempat penyerahan

2.4 LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik)


Layanan Pengadaan Secara Elektronik adalah layanan pengelolaan
teknologi informasi untuk memfasilitasi pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa secara elektronik. UKPBJ/Pejabat Pengadaan pada
Kementerian/Lembaga/ Perangkat Daerah yang tidak memiliki Layanan
Pengadaan Secara Elektronik dapat menggunakan fasilitas Layanan
Pengadaan Secara Elektronik yang terdekat dengan tempat
kedudukannya untuk melaksanakan pengadaan secara elektronik. Selain
memfasilitasi UKPBJ/Pejabat Pengadaan dalam melaksanakan
pengadaan barang/jasa secara elektronik Layanan Pengadaan Secara
Elektronik juga melayani registrasi penyedia barang dan jasa yang
berdomisili di wilayah kerja Layanan Pengadaan Secara Elektronik yang
bersangkutan [6].
Pengadaan barang/jasa secara elektronik akan meningkatkan
transparansi dan akuntabilitas, meningkatkan akses pasar dan persaingan
usaha yang sehat, memperbaiki tingkat efisiensi proses pengadaan,
mendukung proses monitoring dan audit dan memenuhi kebutuhan akses
informasi yang real time guna mewujudkan clean and good
government dalam pengadaan barang/jasa pemerintah.
Dasar hukum pembentukan Layanan Pengadaan Secara Elektronik
adalah Pasal 73 Nomor 12 Tahun 2021 tentang pengadaan barang/jasa
pemerintah yang ketentuan teknis operasionalnya diatur oleh Peraturan
Lembaga LKPK Nomor 14 Tahun 2018 tentang Layanan pengadaan
Secara Elektronik [6]. Layanan Pengadaan Secara Elektronik dalam
menyelenggarakan sistem pelayanan Pengadaan Barang/Jasa secara
elektronik juga wajib memenuhi persyaratan sebagaimana yang
ditentukan.
14

Layanan yang tersedia dalam Sistem Pengadaan Secara Elektronik


saat ini adalah tender yang ketentuan teknis operasionalnya diatur
dengan Peraturan Lembaga LKPK Nomor 9 Tahun 2018 tentang Tata
Cara E-Tender. Selain itu LKPK juga menyediakan fasilitas Katalog
Elektronik (E-Catalogue) yang merupakan sistem informasi elektronik
yang memuat daftar,jenis, spesifikasi teknis dan harga barang tertentu
dari berbagai penyedia barang/jasa pemerintah, proses audit secara
online (E-Audit), dan tata cara pembelian barang/jasa melalui katalog
elektronik (E-Purchasing) [6].
2.4.1 Implementasi LPSE di Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan lebih dari
13.000 pulau. Infrastruktur teknologi informasi masih menjadi
kendala besar dalam implementasi eprocurement. Di sebagian
besar wilayah, internet masih merupakan barang yang mahal. E-
Procurement memerlukan bandwith yang cukup besar karena di
dalamnya ada proses upload dokumen dengan ukuran beberapa
megabyte. Sangat tidak efisien, atau tidak mungkin, jika ada satu
server tunggal, di Jakarta misalnya, untuk melayani seluruh
instansi di Indonesia. Ada lebih dari 600 instansi di seluruh
Indonesia. Implementasi secara tersebar dipilih karena pengguna
dan penyedia barang/jasa berada pada lingkup geografis yang
terbatas/clustered [1].
Setiap instansi perlu membangun LPSE dan memiliki
server sendiri. Secara alamiah, pihak-pihak yang terlibat di dalam
proses pengadaan berada pada lingkup geografis yang terbatas.
Tidak semua penyedia memiliki akses internet yang cukup besar
(idealnya minimal 1 mbps) untuk melakukan upload dokumen
penawaran. Belum lagi kebiasaan penyedia untuk mengirimkan
penawaran di jam atau menit terakhir. Kondisi ini menyebabkan
potensi kegagalan upload sangat besar. Untuk itu, jika dokumen
penawaran berukuran besar dan bandwidth di sisi penyedia tidak
15

memadai, mereka dapat datang ke kantor LPSE untuk upload


dari jaringan lokal (LAN) dengan kecepatan 100 mbps. Fasilitas
upload melalui LAN ini tidak mungkin tersedia jika server LPSE
terpusat di Jakarta [1].
Memang ada pertanyaan dari penyedia: apa bedanya
dengan lelang konvensional jika penyedia masih perlu datang ke
kantor LPSE untuk memasukkan penawaran. Jawaban
pertanyaan ini adalah, mahalnya biaya akses internet bukan di
ranah kewenangan dan tanggung jawab LPSE sehingga LPSE
tidak dapat membuat akses ini menjadi murah. Untuk membuat
biaya akses murah merupakan tanggung jawab pemerintah dalam
hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik
Indonesia. Jika biaya akses internet telah dapat sangat murah,
penyedia tidak perlu lagi datang ke kantor LPSE [1].
2.4.2 Proses Pendaftaran di LPSE
Semua proyek pemerintah, baik pemerintah daerah maupun
pemerintah pusat, harus melalui LPSE. Jika perusahaan
kontraktor belum memiliki akun LPSE, maka segera mendaftar
di LPSE terdekat di kota kontraktor [8]. Proses pendaftaran dapat
dilakukan secara online dengan cara sebagai berikut :
1. Penyedia harus memiliki email
2. Akses website LPSE kota terdekat, contoh di Gianyar
http://lpse.gianyarkab.go.id/eproc4 kemudian klik tulisan
”mendaftar sebagai Penyedia barang/jasa”
3. Masukan email perusahaan di halaman Pendaftaran,
4. Setelah mengisi form pendaftaran online, siapkan berkas-
berkas yang harus dilengkapi, yaitu:
a. KTP direksi/direktur/pemilik perusahaan/pejabat yang
berwenang di perusahaan (salinan)
b. NPWP (asli dan salinan)
16

c. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)/Surat Izin Jasa


Konstruksi (SIUJK)/Izin usaha lain sesuai bidang masing-
masing (asli dan salinan)
d. Tanda daftar perusahaan (TDP) (asli dan salinan)
e. Surat keterangan domisili usaha/SITU (asli dan salinan)
f. Akta pendirian perusahaan dan akta perubahan terakhir
(asli dan salinan)
g. Untuk badan usaha PT (Perseroan Terbatas) melampirkan
pengesahan akta yang diterbitkan oleh Kementerian
Hukum dan HAM (asli dan salinan).
h. Print formulir keikutsertaan yang telah diisi dan
ditandatangani di atas materai.
i. Print formulir pendaftaran yang telah diisi lengkap
(identitas perusahaan, akta, izin usaha, pemilik, pengurus,
dan staf ahli).
5. Berkas-berkas yang sudah lengkap dibawa ke kantor unit
LPSE di mana anda mendaftar, untuk dilakukan Verifikasi
Perusahaan.
6. Setelah dilakukan verifikasi dan diterima, user id dan
password akan diaktifkan dan penyedia barang/jasa dapat
mengikuti proses Lelang Elektronik di LPSE Kota
/kabupaten tersebut.
7. Setelah melakukan proses pendaftaran secara online, calon
penyedia melakukan proses pendaftaran secara offline
dengan datang langsung ke LPSE setempat.
2.5 Proses Pengadaan Barang dan Jasa Secara Elektronik (E-Tender)
Dalam proses pengadaan barang/jasa secara elektronik diperlukan
suatu perencanaan yang matang agar tercipta proses pelaksanaan
pengadaan barang/jasa yang sesuai dengan aturan yang berlaku. Adapun
proses pengadaan barang/jasa berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 12
17

Tahun 2021 terdapat dua proses pengdaan barang/jasa yaitu melalui


swaloka dan melalui penyedia yaitu [6] :
2.5.1 Perencanaan
1. Perencanaan pengadaan melalui swaloka proses meliputi [6] :
a. Penetapan tipe swakelola :
1) Swakelola Tipe I yaitu Swakelola yang direncanakan ,
dilaksanakan dan diawasi oleh K/L/PD penanggung
jawab anggaran;
2) Swakelola Tipe II yaitu swakelola yang direncanakan
dan diawasi oleh K/L/ PD penanggung jawab anggaran
dan dilaksanakan oleh K/L/PD lain pelaksana Halaman
17 Modul Peraturan Presiden No 12 Tahun 2021
swakelola;
3) Swakelola Tipe III yaitu swakelola yang direncanakan
dan diawasi oleh K/L/PD penanggung jawab anggaran
dan dilaksanakan oleh Ormas Pelaksana Swakelola;
atau
4) Swakelola Tipe IV yaitu swakelola yang direncanakan
oleh K/L/PD penanggung jawab anggaran dan atau
berdasarkan usulan kelompok Masyarakat, dan
dilaksanakan serta diawasi oleh kelompok masyarakat
pelaksanan swakelola
b. Penyusunasn Spesifikasi teknis/KAK dan
c. Penyusunan perkiraan biaya/ Rencana Anggaran Biaya
(RAB)
2. Perencanaan pengadaan melalui Penyedia Prosesnya meliputi :
a. Penyusunan spesifikasi teknis/KAK;
b. Penyusunan Perkiraan Biaya/RAB;
c. Pemaketan Pengadaan Barang/Jasa;
2.5.2 Persiapan
1. Persiapan pengadaan barang/jasa melalui swakelola meliputi :
18

a. Penetapan sasaran (ditetapkan oleh PA/KPA)


b. Penetapan Penyelenggara swakelola
1) Untuk tipe I ditetapkan oleh PA/KPA
2) Untuk Tipe II Tim persiapan ditetapkan oleh PA/KPA,
tim pelaksana ditetapkan oleh K/L/PD lain pelaksana
Swakelola
3) Untuk Tipe III Tim persiapan dan tim pengawas
ditetapkan oleh PA/KPA serta tim pelaksanan
ditetapkan oleh pimpinan ormas pelaksana swakelola
Modul Peraturan Presiden No 12 Tahun 2021 Halaman
18
4) Untuk tipe IV penyelenggara swakelola ditetapkan oleh
pimpinan kelompok masyarakat pelaksana swakelola
c. Penetapan Rencana Kegiatan (dilakukan oleh PPK)
d. Penetapan jadwal pelaksanaan
e. Penetapan RAB
2. Persiapan pengadaan barang dan jasa melalui Penyedia
Persiapan Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia oleh PPK
meliputi kegiatan:
a. Menetapkan HPS; (Pasal 26)
b. Menetapkan rancangan kontrak; (Pasal 27 -28)
c. Menetapkan spesifikasi teknis/KAK;dan/atau (Pasal 19)
d. Menetapkan uang muka, jaminan uang muka, jaminan
pelaksanaan, jaminan pemeliharaan, sertifikat garansi,
dan/atau penyesuaian harga ( Pasal 29 – 37)
2.5.3 Metode Pemilihan Penyedia Jasa Konstruksi
Dalam Pemilihan penyedia jasa kontruksi terdapat beberapa
metode yang di gunakan yaitu [6] :
1. E-Purchasing; Dilaksanakan untuk barang/pekerjaan
konstruksu/ jasa lainnya yang sudah tercantum dalam katalog
elektronik ( Pasal 38 Angka 2)
19

2. Pengadaan Langsung; Dilaksanakan untuk barang/pekerjaan


konstruksi/jasa lainnya yang bernilai paling banya Rp. 200
Juta.
3. Penunjukan Langsung.
Dilaksanaan dalam keadaan tertentu. Dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan penyiapan kegiatan yang mendadak
untuk menindaklanjuti komitmen internasional yang
dihadiri oleh Presiden/Wakil Presiden;
b. Barang/jasa yang bersifat rahasia untuk kepentingan
Negara meliputi intelijen, perlindungan saksi, pengamanan
Presiden dan Wakil Presiden, Mantan Presiden dan
Mantan Wakil Presiden beserta keluarganya serta tamu
negara setingkat kepala negara/kepala pemerintahan, atau
barang/jasa lain bersifat rahasia sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
c. Pekerjaan Konstruksi bangunanyang merupakan satu
kesatuan sistem konstruksi dan satu kesatuan tanggung
jawab atas risiko kegagalan bangunan yang secara
keseluruhan tidak dapat direncanakan/diperhitungkan
sebelumnya;
d. Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang hanya
dapat disediakan oleh 1 (satu) Pelaku Usaha yang mampu;
e. Pengadaan dan penyaluran benih unggul yang meliputi
benih padi, jagung, dan kedelai, serta pupuk yang meliputi
Urea, NPK, dan ZA kepada petani dalam rangka
menjamin ketersediaan benih dan pupuk secara tepat dan
cepat untuk pelaksanaan peningkatan ketahanan pangan;
f. Pekerjaan prasarana, sarana, dan utilitas umum di
lingkungan perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan
Rendah yang dilaksanakan oleh pengembang Halaman 19
20

Modul Peraturan Presiden No 12 Tahun 2021 yang


bersangkutan;
g. Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang spesifik
dan hanya dapat dilaksanakan oleh pemegang hak paten,
atau pihak yang telah mendapat izin dari pemegang hak
paten, atau pihak yang menjadi pemenang tender untuk
mendapatkan izin dari pemerintah;atau
h. Barang/Pekerjaan Konstruksi

4. Tender Cepat;
Dilaksanakan dalam hal:
a. Spesifikasi dan volume pekerjaannya sudah dapat
ditentukan secara rinci;dan
b. Pelaku Usaha telah terkualifikasi dalam Sistem Informasi
Kinerja Penyedia
5. Tender Dilaksanakan dalam hal tidak dapat menggunakan
metode dari 1 sampai 4 diatas.
2.5.4 Pelaksanaan
1. Pelaksanaan pengadaan barang/jasa melalui swakelola [6]
a. Pelaksanaan
b. Pembayaran
c. Pengawasan dan pertanggung jawaban
2. Pelaksanaan pengadaan barang/jasa melalui Penyedia [6]
a. Pelaksanaan pemilihan penyedia
b. Pelaksanaan Kontrak
c. Pembayaran Prestasi Pekerjaan
d. Serah terima hasil pekerjaan.
2.6 Jenis-Jenis Kontrak Yang Digunakan
Dalam proses pengadaan barang/jasa yang berlangsung terdapat
beberapa jenis-jenis kontrak yang digunakan untuk proyek pelelangan
pekerjaan konstruksi yang akan berlangsung sebgaimana yang telah di
21

tetapkan oleh Peraturan Presiden No terdapat lima jenis kontrak yaitu


[6]:
1. Lumsum
2. Harga Satuan
3. Gabungan Lumsum dan Harga Satuan
4. Terima Jadi (Turnkey)
5. Kontak Payung
Namun pada proses pengadaan barang/ jasa Kabupaten Gianyar
hanya menggunakan jenis kontrak Lumsum dan Haga Satuan.

2.6.1 Kontrak Unit Price (harga satuan)


Kontrak harga satuan (unit price contract) adalah penilaian
harga setiap unit pekerjaan telah dilakukan sebelum pekerjaan
konstruksi dimulai. Pemilik telah menghitung jumlah unit yang
terdapat dalam setiap elemen pekerjaan. Berdasarkan arti kata
unit price contract, dapat dipahami bahwa perikatan terjadi
terhadap harga satuan setiap jenis/item pekerjaan sehingga
kontraktor hanya perlu menentukan harga satuan yang akan
ditawar untuk setiap item dalam kontrak. Penentuan besarnya
harga satuan ini harus mengakomodasi semua biaya yang
mungkin terjadi seperti biaya overhead, keuntungan, biaya-biaya
tak terduga dan biaya untuk mengantisipasi resiko Dalam
kontrak jenis ini, pembayaran akan dilakukan kepada kontraktor
yang besarnya sesuai dengan kuantitas terpasang menurut hasil
pengukuran akhir. Oleh sebab itu, pemilik perlu meyakinkan
hasil pengukuran kontraktor dengan melakukan pengukuran
sendiri.
2.6.2 Kontrak Unit Price (harga satuan)
Kontrak biaya menyeluruh (lump sump contract) ini
digunakan pada kondisi kontraktor akan membangun sebuah
22

proyek sesuai rancangan yang ditetapkan pada suatu biaya


tertentu. Jika terjadi perubahan baik desain, jenis material dan
segala sesuatu yang menyebabkan terjadinya perubahan biaya,
maka dapat dilakukan negosiasi antara pemilik dan kontraktor
untuk menetapkan pembayaran yang akan diberikan kepada
kontraktor terhadap perubahan pekerjaan tersebut. Semua biaya
yang dikeluarkan untuk setiap pekerjaan tambah kurang harus
dinegosiasikan antara pemilik dan kontraktor. Persyaratan utama
dalam 29 mengaplikasikan kontrak jenis ini adalah perencanaan
benar-benar telah selesai sehingga kontraktor dapat melakukan
estimasi kuantitas secara akurat. Jika anggaran biaya dari pemilik
terbatas maka jenis kontrak ini menjadi pilihan yang tepat karena
memberi nilai pasti terhadap biaya yang akan dikeluarkan.
Pekerjaan konstruksi yang tepat untuk kontrak jenis ini antara
lain pembangunan gedung.
BAB III
METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan jenis penelitian yaitu analisis
deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui tingkat
kemampuan kontraktor dalam mengikuti e-tender di Kabupaten Gianyar
serta faktor yang mempengaruhi dan menjadi hambatan sehingga
menimbulkan kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan e-tender. Dengan
objek penelitian yaitu paket pekerjaan konstruksi pada e-tender
Kabupaten Gianyar dalam kurun waktu 2015-2021. Penelitian kualitatif
adalah pengukuran yang objektif dan statistik melalui perhitungan ilmiah
berasal dari sampel orang atau orang-orang yang diminta untuk
menjawab sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan
frekuensi dan persentase tanggapan mereka [9].
Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan
masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau
objek dalam penelitian dapat berupa orang, lembaga, masyarakat dan
yang lainnya yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
tampak atau apa adanya. Metode penelitian deskriptif ini dilakukan
untuk mengetahui keberadaan variable mandiri, baik hanya pada sat
variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri atau variabel bebas)
tanpa membuat perbandingan variabel itu sendiri dan mencari hubungan
dengan variabel lain. [12]

3.2 Populasi dan Sampel


3.2.1 Populasi
Populasi adalah sekumpulan objek yang menjadi pusat
perhatian, yang padanya terkandung informasi yang ingin
diketahui. Objek ini disebut dengan satuan analisis. Satuan

23
24

analisis ini memiliki kesamaan perilaku atau karakteristik yang


ingin diteliti. populasi bukan hanya orang tapi juga obyek dan
benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah
yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Penelitian sampel baru boleh di laksanakan apabila keadaan
subyek di dalam populasi benar-benar homogen [sugiyono].
Populasi pada penelitian ini adalah setiap perusahaan kontaktor
di Kabupaten Gianyar yang berjumlah 73 perusahaan kontruksi
yang terdaftar pada GAPENSI Kabupaten Gianyar.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteritik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
missal karena keterbatan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti
akan mengambil sampel dari populasi itu [sugiyono]. Apa yang
dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan
untuk populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan metode simple random sampling, dimana setiap
perusahaan kontraktor memiliki kesempatan yang sama untuk
dimasukkan sebagai sampel.
Berdasarkan data jumlah kontraktor, jumlah populasi
adalah 73 populasi. Metode simple random sampling dapat
dihitung menggunakan rumus berikut ini yaitu :
N
n=
1+ N × e2

Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan 10%.
25

Berdasarkan rumus di atas sampel dapat dihitung sebagai


berikut :
73
n= =43
1+73 × 0,12

Dari perhitungan diatas, sampel yang diperoleh sebanyak 43


sampel.

3.3 Penentuan Sumber Data


3.3.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari


sumber atau tempat dimana penelitian dilakukan secara
langsung[]. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui
kuesioner, observasi langsung, dan mengadakan wawancara
secara langsung dengan staf yang membidangi untuk
mendapatkan data-data yang relevan dengan pembahasan
penelitian. Dapat diartikan data primer merupakan data yang
diperoleh dari pihak kontraktor dan dinas pengadaan barang/ jasa
di daerah Kabupaten Gianyar. Adapun data primer dari penelitian
ini yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi dan kekurangan
dalam pelaksanaan e-tender yang dihadapi oleh kontraktor.
Selain itu juga Data Primer dalam penelitian ini dapat berupa
informasi mengenai gambaran umum mengenai alur kegiatan e-
tender yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Gianyar.

3.3.2 Data Sekunder


Data sekunder adalah sumber data penelitian yang
diperoleh melalui media perantara atau secara tidak langsung
yang berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik
26

yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara


umum []. Contoh data sekunder dalam penelitian ini seperti
informasi mengenai perusahaan kontraktor yang terdaftar di
GAPENSI Kabupaten Gianyar beserta kualifikasinya.

3.4 Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data [11]. Pengumpulan data
dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka
mencapai tujuan penelitian. Ada berbagai metode pengumpulan data
yang dapat dilakukan dalam sebuah penelitian. Metode pengumpulan
data ini dapat digunakan secara sendiri-sendiri, namun dapat pula
digunakan dengan menggabungkan dua metode atau lebih. Metode
Pengumpulan Data dalam penelitian ini yaitu :
3.4.1 Angket/Kuesioner
Angket/kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab[11].
Angket/kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang
lebih efisien bila peneliti telah mengetahui dengan pasti variabel
yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden.
3.4.2 Observasi
Observasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang
dilaksanakan dengan mengadakan pengamatan secara langsung
dengan pihak-pihak yang terkait[11].

3.5 Variabel Penelitian


Variabel merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari sehingga diperoleh
informasi, hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan
pengertian variabel secara teoritis menurut [9].Variabel adalah sebagai
27

atribut seseorang atau obyek yang mempunyai “variasi” antara satu


orang dengan yang lain atau suatu obyek dengan obyek lain. Dalam
penelitian ini penulis melakukan pengukuran terhadap keberadaan suatu
variabel dengan menggunakan instrumen penelitian. Setelah itu penulis
akan melanjutkan analisis untuk mencari pengaruh suatu variabel dengan
variabel lain. Menurut [10], berdasarkan hubungan antara satu variabel
dengan variabel lain.
Variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua macam, yaitu:
variabel terikat (dependent variable) atau variabel yang bergantung pada
variabel lainnya, dan variabel bebas (independent variable) atau variabel
yang tidak tergantung pada variabel lainnya. Variabel Dependent
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variabel independen. Variabel Dependent dalam penelitian ini
adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kontaktor dalam mengikuti
suatu e-tender dan kekurangan dalam pelaksanaan e-tender . Sedangkan
Variabel Independent yaitu variabel yang mempengaruhi atau
menyebabkan terjadinya perubahan. Variabel Independent dalam
penelitian ini adalah tingkat kemampuan dalam pelaksanaan e-tender.

3.6 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Dengan kata lain instrumen
penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
[11]. Instrumen penelitian dapat berupa check list, multiple choice,
ratingscale, pedoman wawancara, lembar observasi, catatan berkala,
hingga kamera untuk foto atau untuk merekam gambar.
Penelitian ini terdiri atas dua variabel dependen dan satu variabel
independen. Masing-masing instrumennya adalah :
a. Instrumen untuk mengukur variabel faktor yang mempengaruhi
kontaktor dalam mengikuti suatu e-tender yaitu checklist.
28

b. Instrumen untuk mengukur variabel kekurangan yang terdapat


dalam pelaksanaan e-tender yaitu checklist.
c. Instrumen untuk mengukur variabel tingkat kemampuan
perusahaan kontraktor yang terdaftar pada GAPENSI Kabupaten
Gianyar yaitu catatan dari hasil observasi.

3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian


3.7.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini bertempat di Kabupaten Gianyar, dimana


dalam penelitian ini subjek penelitian yang penulis gunakan yaitu
seluruh kontraktor yang terdaftar pada GAPENSI Kabupaten
Gianyar.

3.7.2 Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan sesuai jadwal penyusunan skripsi
pada kalender akademik tahun ajaran 2020/2021 jurusan Teknik
Sipil, Politeknik Negeri Bali.

3.8 Tata Laksana atau Protokol Penelitian


Dalam menyusun suatu rancangan penelitian, peneliti harus benar-
benar memahami bagaimana langkah-langkah yang harus ditempuh
dalam proses penelitian. Klasifikasi tahap-tahap penelitian yaitu tahap
persiapan dan tahap pelaksanaan dari tahap-tahap tersebut akan terdapat
hasil yang di inginkan peneliti[11].
3.8.1 Tahap Persiapan
Terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh peneliti,
ditambah dengan satu pertimbangan yaitu etika penelitian lapangan.
Tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut :
1. Menyusun rancangan penelitian
Rancangan penelitian mengatur sistematika yang akan
dilaksanakan dalam penelitian. Memasuki langkah ini peneliti harus
29

memahami berbagai metode dan teknik penelitian. Metode dan teknik


penelitian disusun menjadi rancangan penelitian. Mutu keluaran
penelitian ditentukan oleh ketepatan rancangan penelitian serta
pemahaman dalam penyusunan teori.
2. Memilih lapangan penelitian.
Pemilihan lapangan penelitian diarahkan oleh teori substansif
yang dirumuskan dalam bentuk hipotesis kerja walaupun masih tentatif
sifatnya. Dalam menentukan lapangan penelitian kita harus mempelajari
dan mendalami fokus serta rumusan lapangan penelitian.
3. Mengurus Perizinan
Yang harus diketahui oleh peneliti sebelum melakukan penelitian
adalah siapa saja pihak yang berwenang dalam memberikan izin bagi
pelaksanaan penelitian dan juga persyaratan lain yang diperlukan dalam
mengurus perizinan.
3.8.2 Tahap Pelaksanaan
Dalam tahapan ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu memahami
latar penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan dan berperan
serta sambil mengumpulkan data.
1. Memahami Latar Penelitian dan Persiapan Diri.
a. Pembatasan latar dan peneliti
Peneliti harus tahu bagaimana cara menempatkan diri sebagai
peneliti yang dikenal atau tidak.
b. Pengenalan hubungan peneliti di lapangan
Hubungan akrab antara subjek dan peneliti alangkah baiknya
harus dibina. Hal ini akan sangat berguna bagi peneliti dalam
menggali informasi karena antara peneliti dan subjek penelitian
dapat saling bekerja sama dengan saling bertukar informasi.
c. Jumlah waktu studi
Seorang peneliti hendaknya perlu menentukan pembagian waktu
agar waktu yang digunakan di lapangan dapat dimanfaatkan
seefisien dan seefektif mungkin.
30

2. Mengumpulkan Data
a. Mencatat data
Proses penelitian, peneliti diwajibkan untuk mencatat data yang
kemudian dapat dilengkapi dan disempurnakan bahkan
dikembangkan untuk menjadi bahan penelitian.
b. Analisis di lapangan
Seorang peneliti, harus mengenal adanya analisis data di
lapangan walaupun analisis data secara intensif barulah
dilakukan sesudah ia selesai melakukan penelitian di tempat
tersebut.
3.8.3 Analisis Data
Data primer dan data sekunder yang telah dikumpulkan
dianalisis menggunakan metode statistik deskriptif untuk
memperoleh tujuan penelitian ini yaitu: mengetahui tingkat
kemampuan kontraktor dalam mengikuti e-tender di Kabupaten
Gianyar serta faktor-faktor yang mempengaruhi dan hambatan
yang dihadapi oleh kontraktor dalam mengikuti e-tender.
Selanjutnya, tingkat kemampuan kontraktor dalam mengikuti e-
tender diolah menggunakan aplikasi Excel untuk mengetahui
tingkat kemampuan kontraktor dalam mengikuti e-tender di
Kabupaten Gianyar. Serta data dari faktor-faktor yang
mempengaruhi dan hambatan yang dihadapi oleh kontraktor
dalam mengikuti e-tender diolah menggunakan aplikasi SPSS
untuk mengetahui validitas dan reliabilitas data yang telah
diperoleh. Tingkat kemampuan serta faktor-faktor yang
berpengaruh dan hambatan yang dihadapi oleh kontraktor dalam
mengikuti e-tender disajikan dalam bentuk tabel dan diagram,
sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai tingkat
kemampuan serta faktor-faktor yang berpengaruh dan hambatan
yang dihadapi oleh kontraktor dalam mengikuti e-tender.
3.8.4 Alur Penelitian
31

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa tingat


kemampuan kontraktor dalam mengikuti e-tender di Kabupaten
Gianyar serta faktor-faktor yang mempengaruhi dan kekurangan
di dalam e-tender yang dihadapi kontraktor untuk memenangkan
e-tender. Metode yang digunakan yaitu dengan menggunakan
metode kualitatif melalui penyebaran kuisoner ke perusahaan
kontruksi yang berdomisili di daerah Gianyar, dalam kurun
waktu 2020-2021 dengan kualifikasi tingkatan kontraktor.
Data dalam penelitian ini daftar nama-nama perusahaan
kontruksi yang terdaftar di dalam organisasi GAPENSI Kab
Gianyar (data sekunder) dan data kuisioner yang telah diisi oleh
para kontraktor (data primer). Kedua data tersebut diolah
menggunakan analisis statistik deskriptif dengan aplikasi IBM
SPSS Statistics V25. Hasil analisis data adalah tingkat
kemampuan, faktor, dan kekurangan yang mempengaruhi
kontraktor dalam mengikuti e-tender.
32

MULAI

PERMASALAHAN

IDENTIFIKASI
PERMASALAHAN

KAJIAN
PUSTAKA

DATA
SEKUNDER
DATA PRIMER Data Jumlah
Hasil Kuesioner Kontraktor dan
Kualifikasi dari
GAPENSI

ANALISIS DATA
Statistik Deskriptif

PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN

SELESAI
Gambar 3. 1 Alur Pikir
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Tingkat Kemampuan Kontraktor Dalam Mengikuti E-Tender
di Kabupaten Gianyar
Kabupaten Gianyar merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di
Provinsi Bali. Sama halnya dengan kabupaten lainnya yang ada di Provinsi
Bali, Kabupaten Gianyar sedang giat-giatnya berusaha menjadikan
daerahnya sebagai daerah yang maju dalam berbagai hal guna menunjang
pembangunan daerah. Pembangunan daerah baik dari infrastruktur maupun
ekonomi sedang dilakukan oleh daerah Kabupaten Gianyar. Dalam
mengelola pembangunan daerah diadakan pula sejumlah proyek konstruksi
yang dilakukan oleh pemerintah dengan merekrut sejumlah kontraktor untuk
mengikuti lelang pengadaan jasa kontraktor
E-Tender adalah sebuah sistem lelang dalam pengadaan barang/ jasa
dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi berbasis internet
[6]. Dengan e-tender proses lelang dapat berlangsung secara efektif, efisien,
terbuka, bersaing, transparan, adil/tidak diskriminatif dan akuntabel
sehingga diharapkan dapat mencerminkan keterbukaan/ transparansi dan
juga meminimalisir praktik curang KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme)
dalam lelang pengadaan barang/jasa yang dapat merugikan keuangan negara
[13].
Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kabupaten Gianyar
adalah unit kerja yang dibentuk diseluruh Kementrian/Lembaga/Satuan
Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya untuk menyelenggarakan sistem
pelayanan pengadaan barang dan jasa secara elektronik serta memfasilitasi
ULP (Unit Layanan Pengadaan) / Pejabat Pengadaan pada Kementrian /
Lembaga / Perguruan Tinggi/BUMN yang tidak membentuk LPSE dapat
menggunakan LPSE yang terdekat dengan tempat kedudukannya untuk
melaksanakan pengadaan secara elektronik [14].

33
34

Proses pengumuman lelang, pendaftaran lelang, penjelasan pekerjaan,


tahapan evaluasi dan kualifikasi, dan tahapan penetapan pemenang telah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan sudah berupaya berlaku adil.
Dalam tahap penawaran harga harus sesuai dengan ketentuan yaitu di bawah
HPS dan di bawah pagu anggaran, selanjutnya dipilih harga terendah kalau
harga terendah ternyata gugur dan tidak bersyarat terus memilih harga yang
selanjutnya, tapi masih dilihat lagi spesifikasi perusahaan nya apabila
perusahaan fiktif maka tidak akan dipilih. E-Tender dapat mencegah korupsi
pengadaan barang dan jasa. Masih terdapat praktik KKN diakibatkan bukan
dalam proses lelang melainkan dalam pelaksanaan pekerjaannya.
Dalam proses evaluasi dan kualifikasi akan diukur tingkat kemampuan
perusahaan kontraktor apakah sudah sesuai dengan yang apa yang
diharapkan dan ditargetkan dalam pembangunan proyek tersebut. Jika sudah
sesuai maka akan dilanjutkan ke tahapan selanjutnya. Sebelum lanjut ke
tahapan lanjutan pihak GAPENSI akan mendata seluruh kontraktor yang
terdaftar tersebut, lalu pihak GAPENSI Kabupaten Gianyar akan
mengelompokkan masing-masing perusahaan kontraktor berdasarkan tingkat
kemampuan yang ditentukan dengan kualifikasi kecil, menengah, dan besar.
Tingkat kualifikasi tersebut diperoleh berdasarkan tingkat kemampuan
kontraktor tersebut dalam melaksanakan pekerjaan yang dihitung melalui
dana yang dimiliki oleh pihak kontraktor tersebut dalam mengerjakan suatu
pekerjaan nantinya.
Kontraktor yang memiliki tingkat kualifikasi yang besar maka akan
memiliki peluang yang besar dalam mengikuti e-tender, di sisi lain
perusahaan kontraktor yang memiliki kualifikasi yang kecil akan terbatas
ruang lingkup kegiatan e-tender yang dapat diikuti. Semakin banyak
perusahaan kontraktor yang memiliki kemampuan yang besar maka terlihat
bahwa kemampuan perusahaan kontraktor pada Kabupaten Gianyar setiap
tahunnya selalu mengalami peningkatan sehingga semakin baik pula potensi
perusahaan kontraktor lokal. Berikut dapat dijabarkan masing-masing
35

kualifikasi perusahaan kontraktor dan juga tingkat kemampuan

KEMAMPUAN MELAKSANAKAN
KUALIFIKASI
PEKERJAAN
KECIL 1 (K1) Rp 0 – Rp 1 Milyar
KECIL 2 (K2) Rp 0 – Rp 1,75 Milyar
KECIL 3 (K3) Rp 0 – Rp 2,5 Milyar
MENENGAH  (M1) Rp 0 – Rp 10 Milyar
MENENGAH (M2) Rp 0 – Rp 50 Milyar
BESAR 1 (B1) Rp 0 – Rp 250 Milyar
BESAR 2 (B2) Rp 0 - Tak terbatas
melaksanakan pekerjaannya :

Tabel 4. 1 Tingkat Kemampuan Melaksanakan Pekerjaan


Sumber: Data diolah

Berdasarkan data dari tabel diatas dapat dilihat setiap kualifikasi memiliki
rentang kemampuannya masing-masing. Rentang kemampuan tersebut
memperlihatkan bahwa mampu atau tidaknya kontraktor tersebut menanggung
biaya dalam proses pengerjaan suatu proyek yang di interpretasikan dalam
rentangan dana. Maka dari itu rentangan kemampuan dalam melaksanakan
proyek/pekerjaan tersebut dapat dijadikan acuan dalam mengkategorikan
tingkatan dari masing-masing perusahaan kontraktor. Semakin besar tingkat
kualifikasinya maka semakin bagus pula peluang perusahaan kontraktor tersebut.
Berdasarkan dari data pada tabel 4.1 dapat dihitung jumlah dari setiap
masing-masing kontraktor yang memiliki kemampuan kecil, menengah, dan
besar. Dari hasil perhitungan tersebut dapat dilihat tingkat kemampuan
kontraktor yang terdaftar pada data GAPENSI Kabupaten Gianyar dominan
di isi oleh kualifikasi tipe kecil/menengah/besar. Nantinya hasil perhitungan
tersebut dapat berguna sebagai acuan seberapa besar peluang kontraktor
yang terdaftar pada GAPENSI Kabupaten Gianyar mengikuti e-tender.
Berikut akan penulis sajikan hasil perhitungan dari tingkat kemampuan
kontraktor yang terdaftar di GAPENSI Kabupaten Gianyar :
36

JUMLAH KONTRAKTOR PADA MASING-MASING KUALIFIKASI


40
36
35

30

25
23

20

15

10 9

5
3

0 0
0 1

Gambar 4. 1 Jumlah Kontraktor pada Masing-Masing Kualifikasi


Sumber: Data diolah

Gambar diagram batang di atas menyajikan data kualifikasi dari


Perusahaan Kontruksi di Kabupaten Gianyar berdasarkan data dari
GAPENSI Kabupaten Gianyar Tahun 2020/2021 dimana untuk kualifikasi
Kecil 1 = 36 Perusahan Kontruksi (49%), Kecil 2 = 3 Pesusahaan Kontruksi
(4%), Kecil 3 = 24 Perusahaan Kontruksi (33%), Menengah 1 = 9
Perusahaan Kontruksi (12%), Menengah 2 = 1 Perusahaan Kontruksi (1%),
dan untuk Besar 1 & Besar 2 tidak ada (0%). Dari hasil data di atas
dijelaskan bahwa tingkat kemampuan kontraktor di Kabupaten Gianyar
berdasarkan Kualifikasi masing-masing perusahaan di simpulkan bahwa
kontraktor di Kabupaten Gianyar dominan berkualifikasi Kecil 1 maka dari
itu tingkat kemampuan kontraktor dalam mengikuti e-tender paling dominan
pada proyek yang bernilai Rp0 – Rp1 Milyar. Dan untuk kategori e-tender
paling tinggi di kualifikasi Besar 2 dengan tingkat kemampuan kontraktor
37

dapat mengikuti proyek yang bernilai Rp0 – Rp50M belum ada satupun
kontraktor yang lolos dalam kualifikasi tersebut.

4.2 Kuesioner
Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data terkait tanggapan
responden atas faktor yang mempengaruhi kontraktor untuk mengikuti e-
tender di Kabupaten Gianyar dan kekurangan dalam pelaksanaan e-tender di
Kabupaten Gianyar. Kuesioner disusun dalam format skala likert dengan
kategori, yaitu:
Sangat Setuju =4
Setuju =3
Tidak Setuju =2
Sangat Tidak Setuju =1

4.3 Analisis Data


4.3.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan dalam kusioner mampu untuk mengungkapkan
sesuatu yang diukur kuesioner tersebut [13]. Uji validitas
dilakukan dengan membandingkan nilai r-hitung dengan nilai r-
tabel yang merupakan hasil dari analisis korelasi pearson. Apabila
nilai r-hitung lebih besar dari r-tabel dengan n =43 maka
pertanyaan dikatakan valid. Hasil pengujian validitas dapat dilihat
pada Tabel 4.2 dibawah ini.
Tabel 4. 2
Hasil Uji Validitas
Butir Keteranga
Variabel r - Hitung r - Tabel
Kuesioner n
Butir ke 1 0,468 0,3008 Valid
Butir ke 2 0,907 0,3008 Valid
Faktor
Butir ke 3 0,795 0,3008 Valid
Butir ke 4 0,612 0,3008 Valid
38

Butir ke 5 0,468 0,3008 Valid


Butir ke 6 0,907 0,3008 Valid
Butir ke 7 0,412 0,3008 Valid
Butir ke 8 0,795 0,3008 Valid
Butir ke 9 0,907 0,3008 Valid
Butir ke 10 0,907 0,3008 Valid
Butir ke 1 0,911 0,3008 Valid
Butir ke 2 0,911 0,3008 Valid
Butir ke 3 0,862 0,3008 Valid
Butir ke 4 0,825 0,3008 Valid
Kekuranga Butir ke 5 0,911 0,3008 Valid
n Butir ke 6 0,887 0,3008 Valid
Butir ke 7 0,754 0,3008 Valid
Butir ke 8 0,887 0,3008 Valid
Butir ke 9 0,940 0,3008 Valid
Butir ke 10 0,559 0,3008 Valid
Sumber: Data diolah
Berdasarkan pengamatan pada rTabel nilai dari sample (N) = 43
sebesar 0,3008 . Maka pada hasil dari uji validitas bahwa semua
instrument mulai dari variabel Ftotal yang terdiri dari F1, F2, F3, F4,
F5, F6, F7, F8, F9, F10 semuanya menghasilkan nilai rHitung >
daripada rTabel. Selain itu variable Ktotal yang terdiri dari K1, K2,
K3, K4, K5, K6, K7, K8, K9, K10 semuanya menghasilkan nilai
rHitung > daripada rTabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
semua instrument dalam penelitian ini dikatakan valid.

4.3.2 Uji Reliabilitas


Uji reliabilitas adalah sebenarnya alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner
dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu [13].
Tingkat reliabilitas suatu variabel penelitian dapat dilihat dari
hasil statistik Cronbach Alpha (α) Suatu variabel dikatakan reliable
jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60 [Ghozali, 2009]. Hasil
39

perhitungan reliabilitas oleh SPSS dapat dilihat pada tabel 4.3


berikut ini:
Tabel 4. 3
Hasil Uji Reliabilitas
Jumah Cronbach'
Variabel Keterangan
Butir s Alpha
Faktor 10 0,893 Reliabel
Kekurangan 10 0,957 Reliabel
Sumber: Data diolah
Dari hasil uji reliabilitas didapatkan nilai dari hasil variabel
Faktor dan Kekurangan mengasilkan nilai alpha cornbach > 0,6.
Sehingga dapat di simpulkan bahwa semua instrument dalam
penelitian ini reliabel.
4.4 Analisis Deskriptif
Penyajian statistik deskriptif bertujuan untuk menggambarkan karakter
sampel dalam penelitian serta memberikan deskripsi variabel yang
digunakan dalam penelitian tersebut. Dalam penelitian ini variabel yang
digunakan adalah Faktor (F), dan Kekurangan (K). Hasil uji statistik
deskriptif disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4. 4
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean
Deviation
Faktor (F) 43 29 40 34.74 3.492
Kekurangan 43 26 40 34.21 4.642
(K)
Valid N 43
Sumber: Data diolah
Tabel 4.5 di atas menunjukkan hasil pengukuran statistik deskriptif
terhadap variabel Faktor (F), jawaban minimum responden
sebesar 29 dan maksimum adalah 40 dengan rata-rata (mean) jawaban
sebesar
34.74 dan standar deviasi sebesar 3.492. variabel Kekurangan (K),
40

jawaban minimum responden sebesar 26 dan maksimum sebesar 40 dengan


ratarata(mean) jawaban sebesar 34.21 dan standar deviasi sebesar 4.642.
4.4.1 Variabel Faktor Kontraktor Mengikuti E-Tender di Kabupaten
Gianyar
Variabel yang bertindak sebagai variable terikat (dependent
variable), pada tingkat kemampuan kontrator dalam mengikuti e-
tender di Kab Gianyar dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4. 5
Variabel Faktor Kontraktor Mengikuti E-Tender
N Frequency Percent
PERTANYAAN PERNYATAAN
O (resp) (%)
Sangat Tidak
0 0
Besar Nilai Setuju
1 Tidak Setuju 2 4,7
Proyek/HPS
Setuju 17 39,5
Sangat Setuju 24 55,8
Sangat Tidak
0 0
Jangka Waktu Setuju
2 Tidak Setuju 0 0
Pelaksanaan
Setuju 27 62,8
Sangat Setuju 16 37,2
Sangat Tidak
0 0
Tingkat Kesulitan Setuju
3 Tidak Setuju 1 2,3
Konstruksi
Setuju 21 48,8
Sangat Setuju 21 48,8
Sangat Tidak
0 0
Setuju
4 Sistem Pembayaran Tidak Setuju 0 0
Setuju 16 37,2
Sangat Setuju 27 62,8
Sangat Tidak
0 0
Syarat Personil dan Setuju
5 Tidak Setuju 2 4,7
SKA/SKT
Setuju 17 39,5
Sangat Setuju 24 55,8
6 Ketersediaan Modal Sangat Tidak 0 0
41

Setuju
Tidak Setuju 0 0
Awal
Setuju 27 62,8
Sangat Setuju 16 37,2
Sangat Tidak
0 0
Ketersediaan Staff ber Setuju
7 Tidak Setuju 1 2,3
SKA dan SKT
Setuju 17 39,5
Sangat Setuju 25 58,1
Sangat Tidak
0 0
Pengalaman Proyek Setuju
8 Tidak Setuju 1 2,3
Sejenis
Setuju 21 48,8
Sangat Setuju 21 48,8
Sangat Tidak
0 0
Perkiraan Jumlah Setuju
9 Tidak Setuju 0 0
Kompetitor
Setuju 27 62,8
Sangat Setuju 16 37,2
Sangat Tidak
Pengumuman Lelang 0 0
Setuju
10 Sejenis Saat Tidak Setuju 0 0
Bersamaan Setuju 27 62,8
Sangat Setuju 16 37,2
Sumber: Data diolah
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dijelaskan bahwa :
a. Faktor Besar Nilai Proyek/HPS sangat setuju yaitu frekuensi
jawaban 24 responden (55,8%), diikuti jawaban setuju 17
responden (39,5%), jawaban tidak setuju 2 responden
(4,7%), sedangkan sangat tidak setuju tidak ada jawaban (0%).
b. Faktor Jangka Waktu Pelaksanaan sangat setuju yaitu
frekuensi jawaban 16 responden (37,2%), diikuti jawaban
setuju 27 responden (62,8%), sedangkan jawaban tidak setuju
dan sangat tidak setuju tidak ada jawaban (0%).
c. Faktor Tingkat Kesulitan Konstruksi sangat setuju yaitu
frekuensi jawaban 21 responden (48,8%), diikuti jawaban
42

setuju 21 responden (48,8%), jawaban tidak setuju 1 responden


(2,3%), sedangkan sangat tidak setuju tidak ada jawaban (0%).
d. Faktor Sistem Pembayaran sangat setuju yaitu frekuensi
jawaban 27 responden (62,8%), diikuti jawaban setuju 16
responden (37,2%), sedangkan jawaban tidak setuju dan sangat
tidak setuju tidak ada jawaban (0%).
e. Faktor Syarat Personil dan SKA/SKT sangat setuju yaitu
frekuensi jawaban 24 responden (55,8%), diikuti jawaban
setuju 17 responden (39,5%), jawaban tidak setuju 2 responden
(4,7%), sedangkan sangat tidak setuju tidak ada jawaban (0%).
f. Faktor Ketersediaan Modal Awal sangat setuju yaitu frekuensi
jawaban 16 responden (37,2%), diikuti jawaban setuju 27
responden (62,8%),
g. Faktor Ketersediaan Staff ber SKA dan SKT sangat setuju
yaitu frekuensi jawaban 25 responden (58,1%), diikuti jawaban
setuju 17 responden (39,5%), jawaban tidak setuju 1
respondenm(2,3%), sedangkan sangat tidak setuju tidak ada
jawaban (0%).
h. Faktor Pengalaman Proyek Sejenis sangat setuju yaitu
frekuensi jawaban 21 responden (48,8%), diikuti jawaban
setuju 21 responden (48,8%), jawaban tidak setuju 1 responden
(2,3%), sedangkan sangat tidak setuju tidak ada jawaban (0%).
i. Faktor Perkiraan Jumlah Kompetitor sangat setuju yaitu
frekuensi jawaban 16 responden (37,2%), diikuti jawaban
setuju 27 responden (62,8%), sedangkan jawaban tidak setuju
dan sangat tidak setuju tidak ada jawaban (0%).
j. Faktor Pengumuman Lelang Sejenis Saat Bersamaan sangat
setuju yaitu frekuensi jawaban 16 responden (37,2%),
diikuti jawaban setuju 27 responden (62,8%), sedangkan
jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada jawaban
(0%).
43

k. Pembayaran e-payment yang terjamin keamanannya, sehingga


memudahkan pihak perintah dalam melakukan pembayaran.

4.4.2 Variabel Kekurangan dalam Pelaksanaan E-Tender di


Kabupaten Gianyar
Variabel yang bertindak sebagai variable terikat (dependent
variable) berikutnya, pada tingkat kemampuan kontrator dalam
mengikuti e-tender di Kabupaten Gianyar dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4. 6
Variabel Kekurangan Pelaksanaan E-Tender
N PERNYATAA Frequency Percent
PERTANYAAN
O N (resp) (%)
Sangat Tidak
Kurangnya Pemahaman 0 0
Setuju
1 Terhadap Perpres No. Tidak Setuju 2 4.7
12/2021 Setuju 21 48.8
Sangat Setuju 20 46.5
Sangat Tidak
0 0
Sering Terjadi Setuju
2 Tidak Setuju 2 4.7
Perubahan Peraturan
Setuju 21 48.8
Sangat Setuju 20 46.5
Sangat Tidak
Seringnya Terjadi 0 0
Setuju
3 Gangguan Pada Sistem Tidak Setuju 0 0
SPSE Setuju 25 58.1
Sangat Setuju 16 37.2
Perbedaan Persyaratan Sangat Tidak
0 0
Dokumen Tender antara Setuju
4 Tidak Setuju 0 0
POKJA (Kelompok
Setuju 27 62.8
Kerja) Sangat Setuju 16 37.2
Keterbatasan Waktu Sangat Tidak
0 0
5 dalam Pengajuan Setuju
Tidak Setuju 2 4.7
Dokumen Penawaran Setuju 21 48.8
44

Sangat Setuju 20 46.5


Sangat Tidak
0 0
Keterbatasan Sarana Setuju
6 Tidak Setuju 2 4.7
dan Prasarana
Setuju 20 46.5
Sangat Setuju 21 48.8
Kemampuan Staff Sangat Tidak
0 0
Dalam Teknologi Setuju
7 Tidak Setuju 2 4.7
Informasi, Komputer
Setuju 21 48.8
dan Internet Sangat Setuju 20 46.5
Sangat Tidak
Upload Penawaran 0 0
Setuju
8 Tergantung Kualitas Tidak Setuju 2 4.7
Koneksi Internet Setuju 20 46.5
Sangat Setuju 21 48.8
Sangat Tidak
0 0
Pemahaman Aturan Setuju
9 Tidak Setuju 0 0
Lelang Elektronik
Setuju 27 62.8
Sangat Setuju 16 37.2
Sangat Tidak
Pelatihan dan 0 0
Setuju
10 Sosialisasi Lelang Tidak Setuju 0 0
Elektronik Setuju 16 37.2
Sangat Setuju 27 62.8

a. Kurangnya Pemahaman Terhadap Perpres No. 12/2021 sangat


setuju yaitu frekuensi jawaban 20 responden (46,5%), diikuti
jawaban setuju 21 responden (48,8%), jawaban tidak setuju 2
responden (4,7%), sedangkan sangat tidak setuju tidak ada
jawaban (0%).
b. Sering Terjadi Perubahan Peraturan sangat setuju yaitu
frekuensi jawaban 20 responden (46,5%), diikuti jawaban setuju
21 responden (48,8%), jawaban tidak setuju 2 responden (4,7%),
sedangkan sangat tidak setuju tidak ada jawaban (0%).
45

c. Seringnya Terjadi Gangguan Pada Sistem SPSE sangat setuju


yaitu frekuensi jawaban 16 responden (37,2), diikuti jawaban
setuju 25 responden (58,1%), sedangkan jawaban tidak setuju
dan sangat tidak setuju tidak ada jawaban (0%).
d. Perbedaan Persyaratan Dokumen Tender antara POKJA
(Kelompok Kerja) sangat setuju yaitu frekuensi jawaban 16
responden (37,2%), diikuti jawaban setuju 27 responden (62,8%),
sedangkan jawaban tidak setuju dan sangat tidak setuju tidak ada
jawaban (0%).
e. Keterbatasan Waktu dalam Pengajuan Dokumen
Penawaransangat sangat setuju yaitu frekuensi jawaban 21
responden (55,8%), diikuti jawaban setuju 20 responden (39,5%),
jawaban tidak setuju 2 responden (4,7%), sedangkan sangat tidak
setuju tidak ada jawaban (0%).
f. Kemampuan Staff Dalam Teknologi Informasi, Komputer dan
Internet sangat setuju yaitu frekuensi jawaban 21 responden
(48,8%), diikuti jawaban setuju 20 responden (46,5%), jawaban
tidak setuju 2 responden (4,7%), sedangkan sangat tidak setuju
tidak ada jawaban (0%).
g. Upload Penawaran Tergantung Kualitas Koneksi Internet sangat
setuju yaitu frekuensi jawaban 20 responden (46,5%), diikuti
jawaban setuju 21 responden (48,8%), jawaban tidak setuju 2
respondenm(4,7%), sedangkan sangat tidak setuju tidak ada
jawaban (0%).
h. Upload Penawaran Tergantung Kualitas Koneksi Internet sangat
setuju yaitu frekuensi jawaban 21 responden (48,8%), diikuti
jawaban setuju 20 responden (46,5%), jawaban tidak setuju 2
responden (4,7%), sedangkan sangat tidak setuju tidak ada
jawaban (0%).
i. Pemahaman Aturan Lelang Elektronik sangat setuju yaitu
frekuensi jawaban 16 responden (37,2%), diikuti jawaban setuju
46

Grafik Analisis Deskriptif Faktor


30
25
20
15
10
5
0
F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 F10

Sangat Setuju Setuju


Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

27 responden (62,8%), sedangkan jawaban tidak setuju dan


sangat tidak setuju tidak ada jawaban (0%).
j. Pelatihan dan Sosialisasi Lelang Elektronik sangat setuju yaitu
frekuensi jawaban 27 responden (62,8%), diikuti jawaban setuju
16 responden (37,2%), sedangkan jawaban tidak setuju dan
sangat tidak setuju tidak ada jawaban (0%).
4.4.3 Pembahasan
a. Faktor Kontraktor Mengikuti E-Tender di Kabupaten Gianyar

Gambar 4. 2 Grafik Hasil Analisis Deskriptif Faktor


Sumber: Data diolah
Dari grafik hasil analisis deskriptif di atas dapat disimpulkan
bahwa responden dominan sangat setuju atas faktor yang membuat
kontaktor ikut dalam pelaksanaan e-tender di Kabupaten Gianyar.
Dari faktor di atas frequency paling tinggi berada pada faktor sistem
pembayaran dimana sebanyak 27 responden menjawab dengan
sangat setuju dari total 43 responden.
47

Berdasarkan Peraturan Lembaga Nomor 9 Tahun 2018 dalam


sisitem pembayaran e-tender mengacu kepada beberapa jenis
kontrak yaitu[15]:
1. Kontrak Lumsum
Kontrak Lumsum digunakan dalam hal ruang
lingkup, waktu pelaksanaan, dan produk/keluaran dapat
didefinisikan dengan jelas. Kontrak Lumsum digunakan
misalnya pelaksanaan pekerjaan kontruksi sederhana, dan
pekerjaan kontruksi terintegrasi (design and build).
Pembayaran secara Lump Sum, biasanya diikuti dengan
sejumlah uang yang cukup banyak. uang tersebut,
digunakan untuk membayar barang dan jasa yang secara
periodik [16].
2. Harga Satuan
Kontrak Harga Satuan digunakan dalam hal ruang
lingkup, kuantitas/volume tidak dapat ditetapkan secara
tepat yang disebabkan oleh sifat/karakteristik, kesulitan
dan resiko pekerjaan. Dalam Kontrak Harga Satuan
pembayaran dilakukan berdasarkan harga satuan yang
tetap untuk masing-masing volume pekerjaan dan total
pembayaran (final price) tergantung kepada total
kuantitas/volume dari hasil pekerjaan. Pembayaran
dilakukan berdasarkan pengukuran hasil pekerjaan yang
dituangkan dalam sertifikat hasil pengukuran (contoh
monthly certificate). Kontrak Harga Satuan digunakan
misalnya untuk kegiatan pembangunan gedung atau
infrastruktur [15].
3. Gabungan Lumsum dan Harga Satuan
Kontrak Gabungan Lumsum dan Harga Satuan
digunakan dalam hal terdapat bagian pekerjaan yang
dapat dikontrakkan menggunakan Kontrak Lumsum dan
48

terdapat bagian pekerjaan yang dikontrakkan


menggunakan Kontrak Harga Satuan. Kontrak Gabungan
Lumsum dan Harga Satuan digunakan misalnya untuk
Pekerjaan Konstruksi yang terdiri dari pekerjaan pondasi
tiang pancang dan bangunan atas. Jenis pembayaran
dalam kontrak ini telah ditetapkan sejak awal dalam
Daftar Kuantitas dan Harga (DKH) penetapan item yang
bersifat Harga Satuan atau Lumpsum harus ditentukan
terlebih dahulu [15].
4. Terima Jadi (Turnkey)
Kontrak Terima Jadi digunakan dalam hal
Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu
tertentu dengan ketentuan jumlah harga pasti dan tetap
sampai seluruh pekerjaan selesai dilaksanakan, dan
pembayaran dapat dilakukan berdasarkan termin sesuai
kesepakatan dalam kontrak[17]. Penyelesaian pekerjaan
sampai dengan siap dioperasionalkan/difungsikan sesuai
kinerja yang telah ditetapkan. Kontrak Terima Jadi biasa
digunakan dalam Pekerjaan Konstruksi terintegrasi,
misalnya Engineering Procurement Construction (EPC)
pembangunan pembangkit tenaga listrik, pabrik, dan lain-
lain.[15]
5. Kontrak Payung
Kontrak Payung (Framework Contract) adalah
perjanjian dengan satu atau sejumlah penyedia untuk
melakukan pengadaan barang/jasa dengan menetapkan
harga satuan (syarat dan kondisi untuk dilakukan
transaksi pembelian selama masa perjanjian berlaku) [18].
Kontrak Payung digunakan dalam hal pekerjaan yang
akan dilaksanakan secara berulang dengan spesifikasi
49

yang pasti namun volume dan waktu pesanan belum


dapat ditentukan. Kontrak Payung digunakan misalnya
pengadaan material [15].
Faktor Sistem Pembayaran dalam e-tender di Kabupaten
Gianyar menggunakan beberapa jenis yang telah dinjelaskan dan
dalam pembayaran menggunakan e-payment. E-Payment adalah
sistem pembayaran yang melibatkan teknologi internet sebagai
sarana pengiriman uang. E-Payment merupakan sistem pembayaran
dalam startup kekinian atau bisnis di era digital. Bisnis digital atau
startup akan bekerja sama dengan pihak kedua seperti lembaga
keuangan atau financial technology untuk menyediakan fasilitas[19].
Menurut [20], e-payment dapat didefinisikan sebagai semua
pembayaran yang dilakukan kepada bisnis, bank, atau layanan publik
dari masyarakat atau bisnis, dan dieksekusi melalui jaringan
telekomunikasi atau jaringan elektronik menggunakan teknologi
modern. Berdasarkan definisi ini, pembayaran elektronis yang
dimaksud adalah pembayaran yang dilakukan sendiri oleh pelaku
baik perorangan maupun bisnis, tanpa intervensi dari orang lain.
Oleh karena itu, pembayaran dilakukan dari jarak jauh, tanpa
kehadiran fisik dari pembeli sehingga tidak melibatkan uang kertas.
Masih menurut [20], sistem pembayaran elektronis secara umum
dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori utama, yaitu: online
credit card, electronic cash, electronic cheque, dan smart cards.
Jenis-jenis sistem pembayaran elektronis ke dalam enam kategori.
Kategori tersebut yaitu: card based systems, electronic money, e-
mail payments, electronic checks, other electronic solutions, dan
mobile payments. Pengguna hanya perlu bertransaksi
secara online dengan memanfaatkan internet, tanpa harus datang
jauhjuah untuk bertemu dengan penjual [19].
Dimana dalam penggunaan sistem pembayaran e-payment ini
memiliki banyak manfaat dari penyedia maupun pemiliki
50

pemerintah, manfat-manfaat. Dari sudut pandang pemerintah [21],


pembayaran secara elektronik dapat mendukung penyelenggaraan
adminstrasi publik yang efisien dan efektif. Jika proses administrasi
publik efisien dan efektif maka ekonomi akan lebih berdaya saing.
Dalam konteks ini pembayaran secara elektronik menjadi salah
satu langkah lanjutan yang penting menuju administrasi
pemerintah yang paperless (e-government) yang merupakan salah
satu agenda penting pemerintah. Selanjutnya dengan
meninggalkan proses penagihan dan pembayaran secara manual
maka akan mengurangi bahkan meniadakan kesalahan data,
menghindari proses duplikasi tagihan dan duplikasi proses tagihan.
Manajemen arsip menjadi lebih sederhana, dan staf dapat diarahkan
untuk aktivitas yang lebih penting.
Selain pemerintah tentu dari segi penyedia juga memiliki
manfaat yaitu bermanfaat untuk meningkatkan cash flow
perusahaan, penggunaan sistem penagihan dan pembayaran secara
elektronik juga memiliki banyak manfaat bagi penyedia yang
berkontrak dengan pemerintah. Manfaat tersebut antara lain: (1)
tidak diperlukan biaya pengiriman dan pencetakan tagihan; (2)
pengiriman tagihan secara elektronik dijamin lebih aman dan cepat;
(3) proses validasi tagihan yang dilakukan secara otomatis
memungkinkan kesalahan dapat segera diketahui dan dikoreksi; (4)
mengeliminir potensi tagihan yang hilang atau terselip; (5)
pembayaran lebih cepat dan pasti waktunya; (6) meningkatkan
transparansi dan visibility proses pembayaran; (7) mengurangi
komunikasi untuk menanyakan status pembayaran [21]. Semua
manfaat tersebut pada gilirannya akan membuat proses bisnis dan
transaksi yang dilakukan oleh penyedia menjadi lebih efisien dan
murah.
Dan tentunya dari segi ekonomi dan lingkungan juga
memiliki manfaat, Dari perspektif yang lebih makro, pembayaran
51

yang cepat sangat bermanfaat bagi ekonomi karena mempengaruhi


kemampuan perusahaan untuk berinvestasi dan menciptakan
kesempatan kerja[21]. Dengan demikian dampaknya tidak hanya
dirasakan oleh penyedia tetapi juga berpengaruh pada perputaran
kegiatan ekonomi yang lebih cepat. Jika hal ini terjadi maka dapat
mendukung pembangunan ekonomi melalui pengembangan usaha,
produktivitas dan pertumbuhan. Bagi pemerintah sendiri kinerja
penyerapan anggaran akan jauh lebih baik jika pembayaran dapat
segera dilaksanakan terhadap pekerjaan yang sudah selesai atau
barang yang sudah diterima. Hal ini juga berarti menambah
likuiditas terhadap perekonomian karena uang tidak lama tersimpan
di bank, tapi cepat berputar, sehingga ekonomi lebih produktif.
Pembayaran yang cepat dan tepat waktu juga sangat positif dilihat
dari perspektif etika bisnis dan penerapan tata kelola yang baik
(good governance) karena pembayaran yang tepat waktu merupakan
hak dari penyedia. Ini tentunya membuat iklim usaha menjadi lebih
menarik.
Dari sisi lingkungan transaksi pengadaan yang prosesnya
masih melibatkan penggunaan kertas pasti menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan. Sistem yang masih manual memiliki
dampak negatif terhadap lingkungan akibat penggunaan kertas dan
tinta yang masih cukup tinggi[21]. Jika kita bisa meninggalkan
sistem penagihan dan pembayaran secara manual, kita dapat
meminimalisir kerusakan lingkungan dan sekaligus memperoleh
manfaat ekonomi yang sangat besar. Dengan sistem penagihan dan
pembayaran secara elektronik maka ribuan hingga jutaan tagihan
yang masih menggunakan kertas (paperbase) bisa diubah menjadi
paperless sehingga diperoleh penghematan yang luar biasa. Tidak
diperlukan lagi kertas, amplop/sampul, perangko. Hal ini tentu saja
sejalan dengan konsep pengadaan yang berkelanjutan atau
Sustainable Public Procurement (SPP).
52

Menurut [23] Sustainable Public Procurement (SPP) adalah


sebuah proses dimana organisasi publik memenuhi kebutuhannya
akan barang, jasa, konstruksi dan utilitas untuk mencapai value for
money dalam keseluruhan siklus penggunaan yang menguntungkan
tidak hanya bagi organisasi tersebut, tetapi juga untuk masyarakat
dan ekonomi, sementara dilain sisi secara signifikan mengurangi
dampak negatif terhadap lingkungan.
53

Grafik Analisis Deskriptif Kekurangan

30

25

20

15

10

0
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju


b. Kekurangan dalam Pelaksanaan E-Tender di Kabupaten Gianyar

Gambar 4. 3 Grafik Hasil Analisis Deskriptif Kekurangan


Sumber: Data diolah

Dari grafik hasil analisis deskriptif di atas kita mendapatkan


kesimpulan bahwa responden dominan sangat setuju atas kekurang
dalam pelaksanaan e-tender di Kabupaten Gianyar. Dari kekurangan
di atas frequency paling tinggi berada pada kekurangan Pelatihan dan
Sosialisasi Lelang Elektronik sebanyak 27 responden menjawab
dengan sangat setuju dari total 43 responden.
Pelatihan dan Sosialisis Lelang Elektronik biasanya di lakukan
saat adanya peraturan baru dalam pelaksanaan e-tender, dimana
pelatihan dan sosialisasi ini bertujuan untuk memaksimalkan
pelaksanaan e-tender dari pihak penyedia. Dalam melalukan
pelatihan dan sosialisi pemerintah Kabupaten Gianyar telah
menerapkan SiAP (Sistem Informasi Aplikasi Pengadaan)
Kabupaten Gianyar baru mulai diterapkan sejak 2017 lalu. Aplikasi
ini masih menemui beberapa kesulitan dalam penerapannya,
diantaranya kesiapan dari pengguna itu sendiri yakni Organisasi
Perangkat Daerah Kabupaten Gianyar yang masih dirasa kurang.
Dalam penerapannya, OPD masih mengalami beberapa kesulitan
54

dalam pemenuhan kebutuhan berkas-berkas secara online. Karena


biasanya OPD melakukan pemenuhan kebutuhan berkas-berkas
secara manual dengan kertas, kini OPD dipaksakan untuk bisa
memenuhi kebutuhan berkas-berkasnya secara online, mulai dari
scan berkas sampai mengirim via online [22]. Kesulitan tersebut
diperkirakan diakibatkan oleh kemampuan SDM dari OPD
bersangkutan yang masih kurang. Masih banyak pengguna dari SiAP
yang belum bisa memahami dan mengerti betul penggunaan sistem
tersebut. Masih banyak berkas-berkas terkirim yang salah atau
kurang sehingga berkali-kali dikembalikan ke OPD yang
bersangkutan. Hal tersebut dianggap memperlambat proses
pengadaan oleh Badan Layanan Pengadaan Kabupaten Gianyar,
karena otomatis pengadaan dari paket juga akan terhambat jika
dalam proses pengajuan (pemenuhan berkas-berkas) masih tersendat.
Menurut [21] adapun strategi-strategi yang dilakukan oleh
BLP selaku pengelola aplikasi SiAP dalam menghadapi kendala-
kendala diatas yakni dengan melakukan sosialisasi-sosialisai dan
pelatihan penggunaan aplikasi SiAP secara rutin. Dalam satu tahun
masa percobaan penerapan aplikasi SiAP ini, BLP telah rutin
melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada operator-operator di
masing-masing OPD. Dan sejak Januari 2018 lalu, semua OPD telah
menyatakan diri untuk siap secara penuh menerapkan sistem
pengadaan secara online ini di masing-masing daerahnya.
Kedepannya, pengawasan juga tetap akan dilakukan BLP kepada
tiap-tiap OPD agar proses pengadaan secara online ini benar-benar
bisa menghasilkan manfaat yang sesuai dengan yang diharapkan.
Strategi lain yang dilakukan oleh OPD adalah dengan
menyempurnakan sistem SiAP agar kendala-kendala seperti error
yang akan terjadi bisa seminimal mungkin. Kemudian penambahan
fitur-fitur pendukung aplikasi SiAP juga telah rencana akan
55

dilakukan kedepannya agar pekerjaan terkait proses pengadaan


secara online bisa benar-benar mempermudah pengguna.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil Analisis Tingkat Kemampuan Kontraktor di


Kabupaten Gianyar maka dapat disimpulkan:

1. Hasil analis kontraktor di Kabupaten Gianyar dominan berkulifikasi K1


maka dari itu tingkat kemampuan kontraktor dalam mengikuti e-tender
pada proyek yang bernilai Rp.0 – Rp. 1Milyar. Dan untuk kategori e-
tender paling tinggi di kualifikasi B2 dengan tingkat kemampuan
kontraktor dapat mengikuti proyek yang bernilai Rp.0 – Rp.50M.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemampuan kontraktor
mengikuti e-tender adalah faktor sistem pembayaran yang merupakan
faktor yang paling dominan yang membuat kontraktor mengikuti e-
tender Kabupaten Gianyar.
3. Kekurang dalam pelaksanaan e-tender di Kab Gianyar adalah
kekurangan Pelatihan dan Sosialisasi Lelang Elektronik yang merupakan
kekurangan yang paling dominan di alami kontraktor dalam mengikuti
e-tender Kabupaten Gianyar.
5.2 Saran

Dengan hasil-hasil yang diperoleh serta mempertimbangkan beberapa


keterbatasan penelitian, maka berikut ini dapat disampaikan saran-saran
sebagai berikut:

1. bagi kontraktor untuk menggambarkan bahwa tingkat kemampun


kontraktor dipengaruhi oleh faktor internal yang berasal dari dalam
individu dan faktor eksternal yang berasal dari luar individu masing-
masing kontrator. Begitu juga dalam upaya untuk meningkatkan
kemampuan perusahaan dalam mengikuti e-tender khususnya di daerah

55
56

Kabupaten Gianyar juga dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal


perusahaan. Upaya untuk meningkatkan kemampuan kontraktor dalam
mengikuti e-tender dapat dilakukan tergantung dari kondisi kontraktor
yaitu meningkatkan pengalaman kerja, meningkatkan komunikasi kerja,
dan mengikuti pelatihan-pelatihan.
2. Didalam penelitian ini hanya menggunakan data dari sumber GAPENSI
Kabupaten Gianyar untuk mengukur persepsi responden. Bagi peneliti
berikutnya diharapkan untuk menambah sumber data dari asosiasi
kontraktor lainnya agar data yang di perlohen lebih banyak untuk
mendapatkan hasil yang didapatkan lebih nyata.
DAFTAR PUSTAKA

1. Di, K., & Buleleng, K. (2017). Penawaran peserta lelang elektronik ( e-


procurement ) jasa analysis of factor affecting the participation and value
offers electronic bidders (e-procurement ) countruksion services in
BULELENG regency. 5(1), 1–10.
2. Prinsip-Prinsip Pengadaan Barang/Jasa Apakah Harus Dipedomani?. Kamis,
07 Agustus 2014 03:37 WIB.
https://bppk.kemenkeu.go.id/content/artikel/balai-diklat-keuangan-malang-
artikel-prinsipprinsip-pengadaan-barangjasa-apakah-harus-dipedomani-
2019-11-05-0ba5c22f/
3. LKPP. (2010). Presidential Regulation No 54. Pengadaan Barang Atau Jasa
Pemerintah, Jakarta, 1–139
4. Media, G. (2011). Hardiyansyah, 2011, Kualitas Pelayanan Publik (Konsep,
Dimensi, Indikator dan Implementasinya) , Gava Media, Yogyakarta. Hal.
12. 1. 1–24.
5. Pengadaan, D., & Jasa, B. (2010). Pasal 134 ayat (1).
6. Peraturan Presiden RI Nomor 12 Tahun 2021 (2021). Peraturan Presiden
RI Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Jakarta: Sekretariat Negara
7. RI, K. P. (2003). Keptusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun
2003
8. lpse.lkpp.go.id. 31 Juli 2019 09:18.
https://lpse.lkpp.go.id/eproc4/publik/special
9. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
10. Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung : Alfabeta, CV.
11. Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung : Alfabeta, CV.
12. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: AFABETA, cv.
13. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program
SPSS (edisi ketujuh). Semarang : Universitas Diponegoro.
14. LPSE Kabupaten Gianyar. 17 Juli 2021. lpse.gianyarkab.go.id

57
58

https://lpse.lkpp.go.id/eproc4/publik/special
15. LKPP .(2018) Presidential Regulation No 9. Pengadaan Barang Atau Jasa
Pemerintah, Jakarta, 1–121
16. Irene Radius Saretta. (15 Oktober 2020). Kontrak Lump Sum dan
Bagaimana Penerapannya [online].Available:
https://www.cermati.com/artikel/kontrak-lump-sum-dan-bagaimana-
penerapannya
17. Samsul Ramli.(8 Februari 2014). Yuk Belajar, Jenis Kontrak dan Sifat
Kontrak[online].Available: https://samsulramli.net/2014/02/08/yuk-belajar-
jenis-kontrak-dan-sifat-kontrak/
18. Nidaur Rahmah. (Juli 2019). Mengenal Kontrak Payung: Syarat, Tujuan,
dan
Kelebihannya[online].Available:https://www.pengadaanbarang.co.id/2019/0
7/kontrak-payung.html
19. Harmony. (17 Mei 2021). E-Payment, Sistem Pembayaran Yang
Memudahkan Pebisnis[online].Available:https://www.harmony.co.id/blog/e-
paymentsistem -pembayaran-yang-memudahkan
20. S. Sumanjeet (2009), “Emergence of Payment Systems in the Age of
Electronic Commerce: The State of Art,” Global Journal of International
Business Research., vol. 2, no. 2.
21. Kontrak, T., Barang, I. T. R. P., & Pemerintah, J. (2012). Robin
Suryo. Universitas.
22. Putri, P., Satriawan, G. M. I., Utami, I. G. A. M. P., Putri, I. G. A. P., &
Priyanto, K. I. D. (2019). Penerapan Siap Dalam Proses Pengadaan Barang
Dan Jasa Secara Elektronik Untuk Mewujudkan Good Governance Di
Pemerintah Kabupaten Buleleng. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan
Humanika, 8(3).
23. LKPP- Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Kompleks Rasuna Epicentrum. (8 Mei 2018). Mengenal Sustainable Public
Procurement[online].Available: Mengenal Sustainable Public Procurement –
Business To Government (lkpp.go.id)
59

24.
LAMPIRAN

1. DATA GAPENSI KABUPATEN GIANYAR

DATA DAFTAR KONTRAKTOR GAPENSI KABUPATEN


GIANYAR TAHUN 2020/2021

No Nama Perusahaan Kualifikasi

1 CV. MANDARA GIRI KARYA UTAMA Kecil 1

2 CV. MURDA MAS Kecil 3

3 CV. BALI PERDANA Kecil 1

4 CV. WAHYU SRI NADI Kecil 3

5 CV. TAMAN SARI BUKIT JATI Kecil 1

6 CV. APIT TIGA Kecil 1

7 CV. SARI KARYA Kecil 3

8 PT. ARYA JAYA SEJAHTERA Kecil 1

9 CV. BALE AYU Kecil 3

10 CV. PARARTA JAYA Kecil 3

11 CV. GIRI LUHUR Kecil 1

12 PT. ADI JAYA NATA UTAMA Kecil 1

13 CV. CATUR KARMA Kecil 2

14 CV. JAYA KARMA Kecil 3

15 PT. HARUM JAYA INDAH Menengah 1

16 FA. EKA SAPTA Kecil 3

17 CV. KARANG ASTI Kecil 3

18 CV. SUKAWATI KARYA Kecil 1


19 FA. MERAK Kecil 1

20 PT. SUARA DARMA BANGKIT Kecil 1

21 CV. KARYA UNIVERSAL UTAMA Kecil 3

22 CV. KARYA DEWATA Kecil 1

23 PT. AMERTA SAKTI JAYA Menengah 1

24 CV. SEDANA GOVANA JAYA Kecil 3

25 PT. TRI MANDALA Menengah 1

26 PT. KARYA SRI GALIH Kecil 1

27 CV. SARI KARYA GRAHA Kecil 1

28 CV. WAHYU KARYA PERDANA Kecil 1

29 PT. WANGUN JAYA Menengah 2

30 PT. SARI MUNCUL MEGUNUNG Kecil 3

31 CV. SARI KUSUMA Kecil 1

32 CV. SARI MUNCUL Kecil 3

33 CV. PUTRA DEWATA Kecil 3

34 CV. TUNAS MUNCUL Kecil 1

35 PT. KARYA MUNCUL ABADI Kecil 1

36 CV. MERTA YASA Kecil 1

37 PT. TRI AGUNG JAYA LAKSANA Menengah 1

38 CV. AGET JAYA Kecil 1

39 CV. AKTA JAYA Kecil 2

40 CV. WISNU KARYA Kecil 3

41 PT. MAHARDIKA KARYA UTAMA Menengah 1


42 CV. BATURAN ASRI Kecil 3

43 CV. PANCA WAHANA ASRI Kecil 3

44 CV. GEMINI PERMAI Kecil 3

45 CV. SETIA KARYA Kecil 3

46 CV. ADI GANDA Kecil 3

47 CV. SUASTA KARYA Kecil 3

48 CV. WELAS ASIH Kecil 1

49 CV. TRI JAYA SAKTI Kecil 1

50 CV. ADHI KARYA UTAMA Kecil 1

51 CV. ASRI WAHANA Kecil 1

52 CV. SINAR JAYA Kecil 1

53 CV. DWI YAWANA MANDIRI Kecil 1

54 CV. PANCA KARYA Kecil 1

55 CV. MULIA SIWA JAYA Kecil 3

56 CV. JAYA KERTI Kecil 3

57 CV. KURNIA JAYA UTAMA Kecil 1

58 CV. TIRTA NADI Kecil 1

59 CV. SANJAYA KARYA Kecil 1

60 CV. BHAKTI KARYA UTAMA Kecil 1

61 CV. YONITA Kecil 3

62 CV. JAYA GIRI Kecil 3

63 CV. GUNA KARYA MANDIRI Kecil 1

64 CV. CENDANAMAS MITRA SARANA Kecil 2


65 PT. SARI SENTANA ARKA Menengah 1

66 PT. GLOBAL INTIKON JAYA Kecil 1

67 CV. MIKATARA Kecil 1

68 PT. GEGULAK Kecil 1

69 PT. PESONA BAMBU BALI Menengah 1

70 CV. PRASADA UTAMA Kecil 1

71 PT. BALI QUARTET UTAMA Kecil 1

72 PT. PADA JAYA KONTRAKTOR Menengah 1

73 PT. GUNA WANA GRAHA Menengah 1


2. TABULASI DATA DAN KUESIONER
TABULASI DATA

FAKTOR KONTRAKTOR TOTA


MENGIKUTI E-TENDER (F) L
N
RESPONDEN
O
F F F F F F F F F F1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 Ftotal

CV. MURDA
1 35
MAS 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3

CV. BALI
2 34
PERDANA 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3

CV. WAHYU
3 33
SRI NADI 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3

CV. TAMAN
4 SARI BUKIT 32
JATI 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3

5 CV. APIT TIGA 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 38

CV. SARI
6 31
KARYA 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3

7 CV. BALE AYU 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 31

CV. PARARTA
8 40
JAYA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

PT. ADI JAYA


9 33
NATA UTAMA 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3

CV. CATUR
10 32
KARMA 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3

CV. JAYA
11 40
KARMA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

12 FA. EKA SAPTA 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 29

CV. SUKAWATI
13 33
KARYA 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3
14 FA. MERAK 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 38

CV. KARYA
15 38
DEWATA 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4

PT. KARYA SRI


16 32
GALIH 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3

PT. WANGUN
17 39
JAYA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

PT. SARI
18 MUNCUL 34
MEGUNUNG 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3

CV. SARI
19 30
KUSUMA 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3

CV. PUTRA
20 39
DEWATA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

CV. TUNAS
21 39
MUNCUL 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

22 CV. AGET JAYA 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 32

23 CV. AKTA JAYA 4 3 2 4 4 3 4 2 3 3 32

PT.
24 MAHARDIKA 32
KARYA UTAMA 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3

CV. BATURAN
25 34
ASRI 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3

CV. PANCA
26 37
WAHANA ASRI 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4

CV. GEMINI
27 40
PERMAI 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

CV. ADI
28 32
GANDA 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3

CV. SUASTA
29 38
KARYA 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4
CV. WELAS
30 31
ASIH 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3

CV. ADHI
31 32
KARYA UTAMA 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3

CV. DWI
32 YAWANA 37
MANDIRI 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3

CV. MULIA
33 38
SIWA JAYA 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4

CV. KURNIA
34 34
JAYA UTAMA 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3

CV. GUNA
35 KARYA 39
MANDIRI 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

CV.
CENDANAMAS
36 33
MITRA
SARANA 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3

PT. HARUM
37 33
JAYA INDAH 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3

PT. AMERTA
38 40
SAKTI JAYA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

PT. TRI
39 40
MANDALA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

PT. TRI AGUNG


40 JAYA 30
LAKSANA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

PT. SARI
41 SENTANA 38
ARKA 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4

PT. PESONA
42 32
BAMBU BALI 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3

43 PT. PADA JAYA 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 30


KONTRAKTOR

KEKURANGAN DALAM TOTA


PELAKSANAAN E-TENDER (K) L
N
RESPONDEN
O
K K K K K K K K K K1
Ktotal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0

CV. MURDA
1 31
MAS 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4

CV. BALI
2 35
PERDANA 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3

CV. WAHYU
3 34
SRI NADI 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3

CV. TAMAN
4 SARI BUKIT 31
JATI 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3

5 CV. APIT TIGA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

CV. SARI
6 30
KARYA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

7 CV. BALE AYU 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 32

CV. PARARTA
8 39
JAYA 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4

PT. ADI JAYA


9 35
NATA UTAMA 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3

CV. CATUR
10 30
KARMA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

CV. JAYA
11 40
KARMA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

FA. EKA
12 30
SAPTA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
CV.
13 SUKAWATI 31
KARYA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4

14 FA. MERAK 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39

CV. KARYA
15 40
DEWATA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

PT. KARYA SRI


16 31
GALIH 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3

PT. WANGUN
17 40
JAYA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

PT. SARI
18 MUNCUL 30
MEGUNUNG 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

CV. SARI
19 31
KUSUMA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4

CV. PUTRA
20 39
DEWATA 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4

CV. TUNAS
21 40
MUNCUL 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

CV. AGET
22 30
JAYA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

CV. AKTA
23 26
JAYA 2 2 3 3 2 2 2 2 3 4

PT.
MAHARDIKA
24 30
KARYA
UTAMA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

CV. BATURAN
25 31
ASRI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4

CV. PANCA
26 40
WAHANA ASRI 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

27 CV. GEMINI 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
PERMAI

CV. ADI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
28 30
GANDA

CV. SUASTA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
29 40
KARYA

CV. WELAS 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
30 30
ASIH

CV. ADHI 31
31 KARYA
UTAMA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4

CV. DWI 35
32 YAWANA
MANDIRI 4 4 2 3 4 4 4 4 3 4

CV. MULIA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
33 40
SIWA JAYA

CV. KURNIA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
34 31
JAYA UTAMA

CV. GUNA 40
35 KARYA
MANDIRI 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

CV.
CENDANAMAS
36 30
MITRA
SARANA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

PT. HARUM 2 2 3 3 2 4 2 4 3 4
37 30
JAYA INDAH

PT. AMERTA
38 40
SAKTI JAYA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

PT. TRI
39 40
MANDALA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

PT. TRI
40 AGUNG JAYA 30
LAKSANA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
PT. SARI
41 SENTANA 40
ARKA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

PT. PESONA
42 28
BAMBU BALI 3 3 2 4 3 2 3 2 3 3

PT. PADA
43 JAYA 31
KONTRAKTOR 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
.

3. ANALISIS DATA SPSS V25


UJI VALIDITAS
Variabel Faktor

Correlations

F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 F10 Ftotal

F1 Pearson 1 .231 .056 .180 1.000* .231 -.020 .056 .231 .231 .468**
*
Correlation

Sig. (2- .136 .721 .249 .000 .136 .896 .721 .136 .136 .002
tailed)

N 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43

F2 Pearson .231 1 .758** .593** .231 1.000* .362* .758** 1.000* 1.000* .907**
* * *
Correlation

Sig. (2- .136 .000 .000 .136 .000 .017 .000 .000 .000 .000
tailed)

N 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43

F3 Pearson .056 .758** 1 .393** .056 .758** .224 1.000* .758** .758** .795**
*
Correlation

Sig. (2- .721 .000 .009 .721 .000 .148 .000 .000 .000 .000
tailed)

N 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43

F4 Pearson .180 .593** .393** 1 .180 .593** .083 .393** .593** .593** .612**
Correlation

Sig. (2- .249 .000 .009 .249 .000 .598 .009 .000 .000 .000
tailed)
N 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43

F5 Pearson 1.000* .231 .056 .180 1 .231 -.020 .056 .231 .231 .468**
*
Correlation

Sig. (2- .000 .136 .721 .249 .136 .896 .721 .136 .136 .002
tailed)

N 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43

F6 Pearson .231 1.000* .758** .593** .231 1 .362* .758** 1.000* 1.000* .907**
* * *
Correlation

Sig. (2- .136 .000 .000 .000 .136 .017 .000 .000 .000 .000
tailed)

N 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43

F7 Pearson -.020 .362* .224 .083 -.020 .362* 1 .224 .362* .362* .412**
Correlation

Sig. (2- .896 .017 .148 .598 .896 .017 .148 .017 .017 .006
tailed)

N 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43

F8 Pearson .056 .758** 1.000* .393** .056 .758** .224 1 .758** .758** .795**
*
Correlation

Sig. (2- .721 .000 .000 .009 .721 .000 .148 .000 .000 .000
tailed)

N 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43

F9 Pearson .231 1.000* .758** .593** .231 1.000* .362* .758** 1 1.000* .907**
* * *
Correlation

Sig. (2- .136 .000 .000 .000 .136 .000 .017 .000 .000 .000
tailed)

N 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
F10 Pearson .231 1.000* .758** .593** .231 1.000* .362* .758** 1.000* 1 .907**
* * *
Correlation

Sig. (2- .136 .000 .000 .000 .136 .000 .017 .000 .000 .000
tailed)

N 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43

Ftot Pearson .468** .907** .795** .612** .468** .907** .412** .795** .907** .907** 1
al Correlation

Sig. (2- .002 .000 .000 .000 .002 .000 .006 .000 .000 .000
tailed)

N 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Variabel Kekurangan

Correlations

K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10 Ktotal

K1 Pearson 1 1.000* .655** .689** 1.000* .829** .793** .829** .772** .307* .911**
* *
Correlation

Sig. (2- .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .045 .000
tailed)

N 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43

K2 Pearson 1.000* 1 .655** .689** 1.000* .829** .793** .829** .772** .307* .911**
* *
Correlation

Sig. (2- .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .045 .000
tailed)
N 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43

K3 Pearson .655** .655** 1 .756** .655** .700** .512** .700** .929** .534** .862**
Correlation

Sig. (2- .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)

N 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43

K4 Pearson .689** .689** .756** 1 .689** .572** .523** .572** .900** .493** .825**
Correlation

Sig. (2- .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000
tailed)

N 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43

K5 Pearson 1.000* 1.000* .655** .689** 1 .829** .793** .829** .772** .307* .911**
* *
Correlation

Sig. (2- .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .045 .000
tailed)

N 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43

K6 Pearson .829** .829** .700** .572** .829** 1 .622** 1.000* .737** .419** .887**
*
Correlation

Sig. (2- .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .005 .000
tailed)

N 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43

K7 Pearson .793** .793** .512** .523** .793** .622** 1 .622** .606** .224 .754**
Correlation

Sig. (2- .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .149 .000
tailed)

N 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43
K8 Pearson .829** .829** .700** .572** .829** 1.000* .622** 1 .737** .419** .887**
*
Correlation

Sig. (2- .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .005 .000
tailed)

N 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43

K9 Pearson .772** .772** .929** .900** .772** .737** .606** .737** 1 .593** .940**
Correlation

Sig. (2- .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)

N 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43

K1 Pearson .307* .307* .534** .493** .307* .419** .224 .419** .593** 1 .559**
0 Correlation

Sig. (2- .045 .045 .000 .001 .045 .005 .149 .005 .000 .000
tailed)

N 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43

Kto Pearson .911** .911** .862** .825** .911** .887** .754** .887** .940** .559** 1
tal Correlation

Sig. (2- .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)

N 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

UJI RELIABILITAS
Variabel Faktor
Case Processing Summary

N %

Cases Valid 43 100.0

Excludeda 0 .0

Total 43 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.893 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha


Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted

F1 31.12 12.534 .334 .905

F2 31.26 11.052 .921 .864

F3 31.16 11.330 .717 .877

F4 31.00 12.238 .529 .889

F5 31.12 12.534 .334 .905

F6 31.26 11.052 .921 .864

F7 31.07 12.924 .270 .907

F8 31.16 11.330 .717 .877


F9 31.26 11.052 .921 .864

F10 31.26 11.052 .921 .864

Variabel Kekurangan

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 43 100.0

Excludeda 0 .0

Total 43 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.957 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha


Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted

K1 30.84 17.520 .920 .947


K2 30.84 17.520 .920 .947

K3 30.93 18.257 .788 .953

K4 30.88 18.915 .760 .954

K5 30.84 17.520 .920 .947

K6 30.81 17.726 .868 .950

K7 30.84 18.425 .718 .956

K8 30.81 17.726 .868 .950

K9 30.88 18.391 .895 .949

K10 30.63 20.192 .445 .965

ANALISIS DESKRIPTIF

Statistics

Ftotal Ktotal

N Valid 43 43

Missing 0 0

Mean 34.74 34.21

Std. Deviation 3.492 4.642

Variance 12.195 21.550

Range 11 14

Minimum 29 26

Maximum 40 40
Variabel Faktor

Ftotal

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 29 1 2.3 2.3 2.3

30 3 7.0 7.0 9.3

31 3 7.0 7.0 16.3

32 9 20.9 20.9 37.2

33 5 11.6 11.6 48.8

34 4 9.3 9.3 58.1

35 1 2.3 2.3 60.5

37 2 4.7 4.7 65.1

38 6 14.0 14.0 79.1

39 4 9.3 9.3 88.4

40 5 11.6 11.6 100.0

Total 43 100.0 100.0

Variabel Kekurangan

Ktotal

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 26 1 2.3 2.3 2.3

28 1 2.3 2.3 4.7


30 11 25.6 25.6 30.2

31 9 20.9 20.9 51.2

32 1 2.3 2.3 53.5

34 1 2.3 2.3 55.8

35 3 7.0 7.0 62.8

39 3 7.0 7.0 69.8

40 13 30.2 30.2 100.0

Total 43 100.0 100.0

Statistics

F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 F10

N Valid 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43

Missin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
g

Variabel Faktor

F1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Setuju 2 4.7 4.7 4.7

Setuju 17 39.5 39.5 44.2

Sangat Setuju 24 55.8 55.8 100.0

Total 43 100.0 100.0


F2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Setuju 27 62.8 62.8 62.8

Sangat Setuju 16 37.2 37.2 100.0

Total 43 100.0 100.0

F3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Setuju 1 2.3 2.3 2.3

Setuju 21 48.8 48.8 51.2

Sangat Setuju 21 48.8 48.8 100.0

Total 43 100.0 100.0

F4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Setuju 16 37.2 37.2 37.2

Sangat Setuju 27 62.8 62.8 100.0

Total 43 100.0 100.0

F5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Tidak Setuju 2 4.7 4.7 4.7

Setuju 17 39.5 39.5 44.2

Sangat Setuju 24 55.8 55.8 100.0

Total 43 100.0 100.0

F6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Setuju 27 62.8 62.8 62.8

Sangat Setuju 16 37.2 37.2 100.0

Total 43 100.0 100.0

F7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Setuju 1 2.3 2.3 2.3

Setuju 17 39.5 39.5 41.9

Sangat Setuju 25 58.1 58.1 100.0

Total 43 100.0 100.0

F8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Setuju 1 2.3 2.3 2.3


Setuju 21 48.8 48.8 51.2

Sangat Setuju 21 48.8 48.8 100.0

Total 43 100.0 100.0

F9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Setuju 27 62.8 62.8 62.8

Sangat Setuju 16 37.2 37.2 100.0

Total 43 100.0 100.0

F10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Setuju 27 62.8 62.8 62.8

Sangat Setuju 16 37.2 37.2 100.0

Total 43 100.0 100.0

Variabel Kekurangan

Statistics

K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 K8 K9 K10

N Valid 43 43 43 43 43 43 43 43 43 43

Missin 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
g
K1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2 2 4.7 4.7 4.7

3 21 48.8 48.8 53.5

4 20 46.5 46.5 100.0

Total 43 100.0 100.0

K2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Setuju 2 4.7 4.7 4.7

Setuju 21 48.8 48.8 53.5

Sangat Setuju 20 46.5 46.5 100.0

Total 43 100.0 100.0

K3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Setuju 2 4.7 4.7 4.7

Setuju 25 58.1 58.1 62.8

Sangat Setuju 16 37.2 37.2 100.0

Total 43 100.0 100.0


K4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Setuju 27 62.8 62.8 62.8

Sangat Setuju 16 37.2 37.2 100.0

Total 43 100.0 100.0

K5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Setuju 2 4.7 4.7 4.7

Setuju 21 48.8 48.8 53.5

Sangat Setuju 20 46.5 46.5 100.0

Total 43 100.0 100.0

K6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Setuju 2 4.7 4.7 4.7

Setuju 20 46.5 46.5 51.2

Sangat Setuju 21 48.8 48.8 100.0

Total 43 100.0 100.0


K7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Setuju 2 4.7 4.7 4.7

Setuju 21 48.8 48.8 53.5

Sangat Setuju 20 46.5 46.5 100.0

Total 43 100.0 100.0

K8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Setuju 2 4.7 4.7 4.7

Setuju 20 46.5 46.5 51.2

Sangat Setuju 21 48.8 48.8 100.0

Total 43 100.0 100.0

K9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Setuju 27 62.8 62.8 62.8

Sangat Setuju 16 37.2 37.2 100.0

Total 43 100.0 100.0

K10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent


Valid Setuju 16 37.2 37.2 37.2

Sangat Setuju 27 62.8 62.8 100.0

Total 43 100.0 100.0

Anda mungkin juga menyukai