Anda di halaman 1dari 8

BAB V

SENSOR DAN TRANSDUSER

Tujuan Instruksional Khusus


Setelah akhir kuliah mahasiswa dapat mengenal dengan benar beberapa sensor dan
transduser dan penerapannya pada kendali sebuah mesin industri.
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah akhir kuliah mahasiswa dapat :
- mengenal beberapa sensor dan tranduser on/off dengan benar,
- menjelaskan prinsip kerja sensor dan tranduser on/off dengan benar,
- menerapkan sensor dan transduser on/off sebagai perangkat kendali pada mesin,

5.1 Pengenalan Sensor dan Transduser


Sensor dan transduser yang digunakan di industri sangat banyak baik jenis
maupun modelnya. Pada bagian ini akan diperkenalkan beberapa sensor dan transduser
dan dibatasi pada operasi dua posisi atau on/off saja, di antaranya adalah :
- pressure switch, sebagai sensor dan transduser tekanan fluida,
- flow switch, sebagai sensor dan trnasduser aliran fluida,
- level detector switch, sebagai sensor dan transduser tinggi muka fluida,
- thermostat, sebagai sensor dan transduser suhu/temperature,
- limit switch, sebagai pembatas gerakan secara mekanik,
- dan lain-lain.
a. Pressure switch
Pressure switch ini berfungsi sebagai pengindera/penyensor tekanan fluida di dalam
bejana tertutup, dan mengubah kuantitas ini ke dalam kuantitas listrik. Perangkat ini
bekerja di daerah yang dapat disetel pada tekanan tinggi dan rendah.
Prinsip kerja :
- pada tekanan tinggi (high), kontak-kontak-
nya bekerja (NO tertutup dan NC terbuka),
- pada tekanan rendah (low), kontak-kontak-
nya kembali ke posisi semula,
Gambar 5.1 Simbol untuk diagram
pressure switch.

V-1
Jadi posisi kontak benar-benar pada dua posisi, yaitu on atau off jika dua keadaan
ini tercapai.

b. Flow switch
Flow switch ini berfungsi sebagai pengindera/penyensor aliran fluida di dalam
bejana tertutup, dan mengubah kuantitas ini ke dalam kuantitas listrik. Perangkat ini
bekerja pada kuantitas aliran yang cukup sesuai dengan spesifikasinya.
Prinsip kerja :
- Jika aliran fluida yang diindera kuantitasnya
cukup sesuai dengan spesifikasinya, maka
kontak-kontaknya akan bekerja (NO tertutup

Gambar 5.2 Simbol untuk diagram dan NC terbuka),


flow switch. - Kontak-kontaknya akan kembali ke posisi
semula jika kuantitas aliran yang diindera
kurang dari yang dispesifikasikan.
Jadi posisi kontak benar-benar pada dua posisi, yaitu on atau off jika dua keadaan
ini tercapai.

c. level detector switch


Level detector switch ini berfungsi sebagai pengindera/penyensor tinggi muka
(level) fluida cair di dalam bejana, dan mengubah kuantitas ini ke dalam kuantitas
listrik. Perangkat ini bekerja pada daerah yang dapat disetel pada posisi high dan
low. Ada dua jenis level detector yang beredar di pasaran, yaitu float switch dan
liquid level control.
Prinsip kerja float switch
Sebagai pengindera/sensor adalah 2 pengapung
(float), float pertama mengindera level low dan
yang kedua level high. Prinsip kerjanya adalah
Gambar 5.3.a Simbol untuk diagram
sebagai berikut :
float switch.
- ketika semua pengapung menggantung (jw :
nggandhul) berarti level rendah, kedua float ini
cukup untuk menarik tuas sakelar secara

V-2
mekanik, sehingga kontak-kontaknya bekerja
(NO tertutup dan NC terbuka),
- pada level cairan tinggi (high), semua float
mengapung dan tidak membebani secara
mekanik pada sakelar maka kontak-kontaknya
kembali ke posisi semula,
- ketika yang nggandhul hanya satu pengapung
saja tidak mengubah posisi sakelar.
Jadi posisi kontak benar-benar pada dua posisi,
yaitu on atau off jika pada dua daerah ini tercapai.

Gambar 5.3.b Simbol untuk diagram


Liquid level control (WLC).

Prinsip kerja liquid level control


Perangkat ini yang banyak dijumpai di pasaran adalah jenis water level control
(WLC). Sebagai pengindera/sensor adalah 3 elektroda, elektroda E1 pengindera level
high, E2 level low, dan E3 berfungsi sebagai lup aliran listrik, mereka ini dipasang
tetap dan tidak mengapung. Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut :
- perangkat harus dicatu dengan tenaga listrik,
- ketika semua elektotra tidak tersentuh air atau hanya menyentuh E3, WLC ini
belum aktif (kontak pada posisi normal),
- ketika elektroda E2 dan E3 tersentuh air, WLC ini juga belum aktif (kontak posisi
normal),
- ketika elektroda E1, E2 dan E3 tersentuh air, maka WLC ini aktif, maka kontak-
kontaknya bekerja (NO tertutup dan NC terbuka),
- ketika air turun dan tidak lagi menyentuh E1 (sementara E2 dan E3 masih
tersentuh air), kondisi ini belum mengubah posisi WLC (kontak-kontaknya
masih bekerja)
- ketika air turun dan tidak lagi menyentuh E1 dan E2 (sementara E3 masih
tersentuh air), maka posisi WLC berubah sehingga kontak-kontaknya kembali ke
posisi semula.
Jadi posisi kontak benar-benar pada dua posisi, yaitu on atau off di daerah antara
posisi E1 dan E2.
V-3
d. thermostat switch
Thermostat switch ini berfungsi sebagai pengindera/penyensor suhu di dalam ruang
atau bejana tertutup, dan mengubah kuantitas ini ke dalam kuantitas listrik.
Perangkat ini bekerja di daerah yang dapat disetel pada posisi suhu panas high dan
panas low
Prinsip kerja :
- pada suhu tinggi (high), kontak-kontaknya
bekerja (NO tertutup dan NC terbuka),
- pada suhu rendah (low), kontak-kontaknya
kembali ke posisi semula,
Gambar 5.4 Simbol untuk diagram
Thermostat switch. Jadi posisi kontak benar-benar pada dua posisi,
yaitu on atau off jika dua keadaan ini tercapai.

e. limit switch
Limit switch dapat saja tidak dikategorikan sebagai sensor dan transduser, karena
bekerjanya tidak berbeda dengan perangkat yang lain seperti push button. Namun
beberapa literatur mengategorikannya sebagai sensor dan transduser, karena
fungsinya. Perangkat ini berfungsi sebagai pembatas suatu gerakan mekanik
Prinsip kerja :
- ketika limit switch dipasang di suatu tempat
untuk membatasi gerakan sebuah benda atau
barang, ketika benda menyentuh kepala limit
switch, maka kontak-kontaknya bekerja (NO
Gambar 5.5 Simbol untuk diagram tertutup dan NC terbuka),
limit switch.
- ketika barang atau benda ini tidak menyentuh
lagi kepala limit switch, kontak-kontaknya
akan kembali ke posisi semula,

5.2 Penerapan Sensor dan Transduser


a. Penerapan Pressure Switch pada bejana bertekanan
Penerapan pressure switch sebagai perangkat kendali pada sebuah plant berupa
bejana bertekanan. Sketsa plant ini ditunjukkan pada Gambar 5.6 berikut. Bagian
utama plant ini terdiri atas kompresor yang berfungsi sebagai penyulang tekanan
V-4
pada bejana, dan tangki tekan yang berfungsi sebagai pengendali tekanan pada
bejana.
Prinsip kerja plant :
- Ketika bejana bertekanan rendah karena pemakaian, maka kompresor akan
bekerja dan memberi tekanan ke dalam bejana.

Gambar 5.6 Bejana bertekanan

- Ketika tekanan naik hingga batas tinggi (high), tekanan tinggi ini terdeteksi oleh
pressure switch dan mematikan kompresor, pasokan udara ke bejana terputus.
- Ketika tekanan di dalam bejana kembali turun hingga batas rendah (low) dan
terdeteksi oleh pressure switch dan menghidupkan kembali kopresor.
- Begitu berulang-ulang, sehingga kompresor akan on pada tekanan rendah dan
off pada tekanan tinggi.

b. Penerapan Flow switch pada pompa air limbah


Penerapan flow switch sebagai perangkat kendali pada sebuah plant berupa
pompa air limbah. Sketsa plant ini ditunjukkan pada Gambar 5.7 berikut. Bagian
utama plant terdiri atas pompa air limbah dan penampung air limbah.

Gambar 5.7 Sketsa instalasi pemompaan air limbah

V-5
Prinsip kerja :
- ketika pompa bekerja, memindahkan air dari penampung air limbah ke sistem
pengolahan air limbah, aliran air ini dideteksi oleh flow switch,
- ketika air yang dipompakan kapasitasnya cukup dan flow switch kontak-kontak
bekerja dan mengendalikan pompa bekerja terus,
- ketika pompa bekerja dan bagian suction (sisi hisap) tersumbat, maka kapasitas
alirannya kurang dari spesifikanya dan ini terdeteksi oleh flow switch, maka
kontak-kontak tidak bekerja mematikan pompa terus.

c. Penerapan level detector switch pada pompa menara air


Penerapan level detector switch (WLC) sebagai perangat kendali pada sebuah
plant berupa pompa air pengisi menara air. Sketsa plant ini ditunjukkan pada
Gambar 5.8 berikut. Bagian utama plant terdiri atas pompa air bersih dan tangki air
atas atau menara air (water tower).
Prinsip kerja plant
- Ketika level air di menara rendah/low karena
pemakaian, maka pompa air akan bekerja
dan mengisi air ke dalam menara.
- Ketika level naik hingga batas tinggi (high),
level ini terdeteksi oleh WLC dan
mematikan pompa air, pasokan air ke menara
terputus.
- Ketika level di menara kembali turun hingga
batas rendah (low) dan terdeteksi oleh WLC
dan menghidupkan kembali pompa air.
Gambar 5.8 Sketsa instalasi pompa
pengisian air ke menara air - Begitu berulang-ulang, sehingga pompa air
akan on pada level rendah dan off pada level
tinggi.
d. Penerapan thermostat switch pada mesin tungku listrik
Penerapan thermostat switch sebagai perangat kendali pada sebuah plant
berupa tungku pemasak listrik. Sketsa plant ini ditunjukkan pada Gambar 5.9
berikut. Bagian utama plant ini terdiri atas elemen pemanas listrik dan ruang
pemasak.
V-6
Prinsip kerja plant
- Ketika suhu di ruang pemasak rendah, maka
elemen pemanas listrik akan bekerja dan
memberi panas di dalam ruang pemasakan.
- Ketika suhu naik hingga batas tinggi (high),
suhu tinggi ini terdeteksi oleh thermostat
switch dan mematikan elemen pemanas, maka
suhu akan turun.
- Ketika suhu di dalam ruang pemasak turun
hingga batas rendah (low), suhu ini terdeteksi
Gambar 5.9 Sketsa tungku pemasak listrik oleh thermostat switch dan menghidupkan
kembali elemen pemanas.
- Begitu berulang-ulang, sehingga elemen akan
on pada suhu rendah dan off pada suhu tinggi.

e. Penerapan limit switch pada plant penyortiran barang


Penerapan limit switch sebagai perangkat kendali pada sebuah plant berupa
mesin penyortir barang. Sketsa plant ini ditunjukkan pada Gambar 5.10 berikut.
Bagian utama plant ini terdiri atas sabuk konveyor dan katub pneumatik.
Prinsip kerja
- Ketika konveyor berjalan dan membawa
barang-barang yang akan disortir.
- Saat barang sampai di tempat penyortiran yang
dideteksi oleh limit switch (menyentuh kepala
limit switch), maka limit switch mematikan
motor konveyor dan mengaktifkan katup
pneumatik.
- katup pneumatik memukul barang dan barang

Gambar 5.10 Sketsa mesin penyortiran keluar dari konveyor untuk proses lanjut.
barang penerapan limit switch sebagai - Saat barang telah keluar dari konveyor, maka
perangkat kendali.
limit switch tak tersentuh sehingga kontak-
kontak ke posisi semula, dan menghidupkan
kembali konveyor. Begitu seterusnya.
V-7
5.3 Latihan
a. Rancanglah rangkaian daya dan kendali pada plant seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 5.6 di atas.
b. Rancanglah rangkaian daya dan kendali pada plant seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 5.7 di atas.
c. Rancanglah rangkaian daya dan kendali pada plant seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 5.8 di atas.
d. Rancanglah rangkaian daya dan kendali pada plant seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 5.9 di atas.
e. Rancanglah rangkaian daya dan kendali pada plant seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 5.10 di atas.

V-8

Anda mungkin juga menyukai