Anda di halaman 1dari 1

Gayatri Wailissa lahir di Ambon 31 Agustus 1995.

Ia adalah anak kedua dari 3


bersaudara dari pasangan seorang tokoh religius Deddy Darwis Wailissa, seorang perajin
kaligrafi dan Nurul Idawaty, wanita keturunan Bugis yang tinggal di Jl Sultan Babula
Waihaong, Kota Ambon.

Gayatri adalah alumnus SMA Unggulan Siwalima, Ambon. Saat berusia 16 tahun dan duduk
di kelas 2 SMA, Gayatri telah menguasai berbagai macam bahasa, antara lain bahasa Inggris,
Italia, Spanyol, Belanda, Mandarin, Arab, Jerman, Perancis, Korea, Jepang, dan India, Rusia
dan bahasa Tagalog.

Dia usianya yang terbilang muda, 16 tahun, Gayatri tidak hanya piawai menjadi pembicara di
berbagai konferensi tingkat internasional. Namun ia juga berprestasi di bidang lainnya
diantaranya juara medali perunggu Olimpiade Sains Astronomi 2012 serta Duta Tunas Muda
Pemimpin Indonesia 2013. Di waktu luangnya, Gayatri juga aktif diberbagi bidang
diantaranya adalah instruktur teater, penyiar radio, penerjemah bahasa, dan bahkan menulis
berbagai karya sastra.

Gayatri memang diketahui memiliki kemampuan menakjubkan di bidang linguistik.


Hebatnya, Gayatri bisa menguasai 14 bahasa asing itu tanpa mengikuti kursus. Karena
keterbatasan ekonomi keluarga, Gayatri belajar bahasa asing dari menonton film asing dan
mendengarkan lagu-lagu asing

Gadis poliglot (istilah untuk orang yang menguasai banyak bahasa asing) tersebut sudah lama
menjadi ”anak asuh” TNI-AD, khususnya di lingkungan Kodam XVI/Pattimura, Maluku.
Saat masih di Ambon, sehari-hari Gayatri mendapat kawalan personel TNI-AD. Meski masih
belia, dia sering diminta memberi ”pelajaran” dan motivasi di lingkungan kodam.

Karena kemampuan yang menakjubkan itu, Gayatri didapuk menjadi duta Kodam
V/Brawijaya. Gayatri juga pernah menjadi Duta ASEAN untuk Indonesia di bidang anak
mewakili Indonesia. Gadis belia itu berhasil masuk seleksi untuk menjadi duta anak, mulai
dari tingkat provinsi hingga tingkat nasional. Dia masuk 10 besar dari ribuan siswa yang ikut
seleksi sebelum terpilih mengikuti seleksi mewakili Indonesia menjadi Duta ASEAN untuk
anak tahun 2012-2013. Gayatri, kemudian terpilih mewakili Indonesia ke tingkat Asean dan
mengikuti pertemuan anak di Thailand dalam Convention on the Right of the Child (CRC)
atau Konvensi Hak-Hak Anak tingkat ASEAN.

Sejak Juli 2014 gadis genius itu hijrah ke Jakarta untuk meraih cita-citanya menjadi bagian
dari Badan Intelijen Negara (BIN). Karena itu, dia harus menjalani pendidikan khusus di
Jakarta. Namun, takdir berkata lain. Sebelum meraih apa yang diinginkan, dia keburu
meninggal dunia.
Gayatri Wailissa meninggal dunia pada hari Kamis 23 Oktober 2014 sekira pukul 19.15 WIB
di Rumah Sakit Abdi Waluyo d kawasan Menteng Jakarta Pusat. Gayatri meninggal dunia
setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit tersebut selama empat hari. Oleh dokter
yang menanganinya, Gayatri didiagnosa menderita pendarahan di otak.
Gayatri Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Ambon,

Anda mungkin juga menyukai