Anda di halaman 1dari 19

SATUAN ACARA PENYULUHAN KISTA OVARIUM DI POLIKLINIK

KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM PUSAT


dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG

DISUSUN OLEH :
Dedes Sahpitra Nugroho Anis W.
Dian Agustina Putri Ovi Maftukhatus M.
Lita Gustina Tanda B. Rani Ohcta Sari
Lussy Saswina Subrayan
Muflih Pratama Waode Raniati

PEMBIMBING AKADEMIK : Miskiyah Tamar, S.Kep., Ns., M.Kep.


PEMBIMBING KLINIK : Siti Aisyah,Am.Keb, SKM

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PALEMBANG


PROGRAM PROFESI NERS
TAHUN 2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Stase : Keperawatan Maternitas


Pokok bahasan : Kista Ovarium
Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien
Hari / Tanggal : Kamis, 02 Januari 2020
Waktu : 10.00 WIB
Ruangan : Poliklinik Maternitas Rumah Sakit Umum Pusat dr. Mohammad
Hoesin Palembang

A. Tujuan instruksional umum


Setelah mendapat penyuluhan, diharapkan pasien dan keluarga pasien di Poliklinik
Maternitas mampu mengetahui tentang Kista Ovarium.

B. Tujuan instruksional khusus


1. Peserta mengetahui tentang pengertian kista ovarium
2. Peserta mengetahui tentang klasifikasi kista ovarium.
3. Peserta mengetahui tentang penyebab kista ovarium.
4. Peserta mengetahui tentang tanda dan gejala kista ovarium.
5. Peserta mengetahui tentang pemeriksaan kista ovarium.
6. Peserta mengetahui tentang penatalaksanaan kista ovarium.
7. Peserta mengetahui tentang komplikasi kista ovarium.

C. Materi penyuluhan
Materi terlampir
D. Metode penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
Metode ceramah dipadukan dengan metode diskusi dan tanya jawab yang
dimaksudkan untuk memotivasi minat dan keterlibatan peserta penyuluhan.

E. Media Penyuluhan
1. Leaflet
F. Pengorganisasian
Pembimbing akademik : Miskiyah Tamar, S.Kep., Ns., M.Kep.
Pembimbing klinik : Siti Aisyah,Am.Keb, S.km
Moderator : Lita Gustina Tanda Bela
Narasumber :- Dedes Sahpitra
- Waode Raniati
Notulen : Lussy Saswina
Fasilitator :- Muflih Pratama
- Rani Ohcta Sari
- Dian Agustina Putri
- Ovi Maftukhatus Maslukhah
Observer : Nugroho Anis Wijanarko
Dokumentasi : Subrayan

G. Job Description
No
Nama Sie Job Description
.
1. Moderator 1. Membuka dan menutup acara
2. Mengatur jalannya acara dari awal hingga akhir
3. Memperkenalkan diri dan tim penyuluhan
4. Menjelaskan kontrak waktu penyuluhan
5. Memimpin jalannya acara
1. Narasumber 1. Menyampaikan materi penyuluhan
2. Menggali pengetahuan peserta tentang materi yang akan
disampaikan
3. Menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh peserta
2. Fasilitator 1. Membantu dan mengondisikan peserta selama penyuluhan
berlangsung
2. Meminta tanda tangan peserta yang hadir (absensi)
3. Membantu mengajukan pertanyaan untuk evaluasi hasil
4. Memfasilitasi peserta untuk aktif bertanya
3. Notulen 1. Mencatat pertanyaan peserta dan jawaban penyaji sebagai
dokumentasi kegiatan
2. Mencatat proses kegiatan penyuluhan disesuaikan dengan rencana
kegiatan pada SAP
3. Menyusun laporan dan menilai hasil kegiatan penyuluhan
4. Observer 1. Mengawasi dan mengevaluasi selama penyuluhan berlangsung
2. Mencatat situasi pendukung dan penghambat proses kegiatan
penyuluhan
5. Dokumentas Mendokumentasikan selama kegiatan berlangsung
i

H. Rencana penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan peserta
1. 5 menit Pembukaan :
a. Memberikan salam a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
d. Menyebutkan materi dan kegiatan yang akan memperhatikan
dilakukan c. Menjawab
e. Menggali pengetahuan peserta tentang pertanyaan
peraturan ruangan

2. 15 Pemberian materi :
menit a. Menjelaskan tentang pengertian kista ovarium Menyimak dan
memperhatikan
b. Menjelaskan tentang klasifikasi kista ovarium.
c. Menjelaskan tentang penyebab kista ovarium
d. Menjelaskan tentang tanda dan gejala kista
ovarium
e. Menjelaskan tentang pemeriksaan kista
ovarium.
f. Menjelaskan tentang penatalaksanaan kista
ovarium.
8. Menjelaskan tentang komplikasi kista
ovarium.
4. 5 menit Diskusi: Tanya jawab 1) Peserta
menanyakan hal-
hal yang belum
jelas pada
pemateri
2) Pemateri
memberikan
jawaban
4. 5 menit Evaluasi :
1) Memberikan pertanyaan kepada peserta Menjawab
seputar materi yang disampaikan pertanyaan dari
2) Memberikan reward atau pujian bagi peserta pemateri
yang mampu menjawab

Penutup :
Mengucapkan salam dan terima kasih Menjawab salam
2. Setting tempat penyuluhan

Keterangan:
1 1. Moderator
6 2 2. Narasumber
3. Peserta
3 4. Fasilitator
3 4 3
5. Observer
4
6. Notulen
3 3 3

3. Metode Evaluasi
(1) Metode evaluasi : Tanya jawab
(2) Jenis evaluasi : Lisan

4. Evaluasi Struktur
(1) Persiapan Media
Media yang digunakan dalam ceramah semua lengkap dan dapat digunakan dalam
penyuluhan yaitu:
a. Leaflet
b.
(1) Persiapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk leaflet dengan ringkas, menarik, lengkap mudah
dimengerti oleh peserta.

5. Evaluasi proses
(1) Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta mampu
memahami materi yang disampaikan melalui ceramah dan leaflet yang diberikan
(2) Peserta memperhatikan saat ceramah berlangsung.
(3) Kehadiran peserta diharapkan 80% dan tidak ada peserta yang meninggalkan
tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
(4) Peserta antusias bertanya hal yang belum dimengerti tentang materi.
6. Evaluasi Hasil
(1) Pengertian kista ovarium
(2) Pengertian, klasifikasi, penyebab, tanda dan gejala, pemeriksaan,
penatalaksanaan, komplikasi kista ovarium
LAMPIRAN MATERI

A. Kista Ovarium
1. Pengertian Kista Ovarium
Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun besar, kistik
maupun solid, jinak maupun ganas (Wiknjosastro, 2007).
Kista ovarium (kista indung telur) berarti kantung berisi cairan, normalnya
berukuran kecil, yang terletak di indung telur (ovarium) (Nugroho, 2010)
Kista ovarium (atau kista indung telur) berarti kantung berisi cairan,normalnya
berukuran kecil, yang terletak di indung telur (ovarium). Kistaindung telur dapat
terbentuk kapan saja, pada masa pubertas sampaimenopause, juga selama masa
kehamilan (Bilotta. K, 2012).
Kista indung telur adalah rongga berbentuk kantong berisi cairan di dalam
jaringan ovarium. Kista ini disebut juga kista fungsional karena terbentuk setelah telur
dilepaskan sewaktu ovulasi (Yatim, 2005)
2. Klasifikasi Kista Ovarium
Menurut Nugroho (2010), klasifikasi kista ovarium adalah :
1. Tipe Kista Normal
Kista fungsional ini merupakan jenis kista ovarium yang paling banyak
ditemukan. Kista ini berasal dari sel telur dan korpus luteum, terjadi bersamaan
dengan siklus menstruasi yang normal.
Kista fungsional akan tumbuh setiap bulan dan akan pecah pada masa
subur, untuk melepaskan sel telur yang pada waktunya siap dibuahi oleh
sperma. Setelah pecah, kista fungsional akan menjadi kista folikuler dan akan
hilang saat menstruasi. Kista fungsional terdiri dari: kista folikel dan kista
korpus luteum. Keduanya tidak mengganggu, tidak menimbulkan gejala dan
dapat menghilang sendiri dalam waktu 6 – 8 minggu.

Gambar : kista ovarium fungsional

2. Tipe Kista Abnormal


a. Kistadenoma
Merupakan kista yang berasal dari bagian luar sel indung telur.
Biasanya bersifat jinak, namun dapat membesar dan dapat menimbulkan
nyeri.
b. Kista coklat (endometrioma)
Merupakan endometrium yang tidak pada tempatnya. Disebut kista
coklat karena berisi timbunan darah yang berwarna coklat kehitaman.
c. Kista dermoid
Merupakan kista yang berisi berbagai jenis bagian tubuh seperti kulit,
kuku, rambut, gigi dan lemak. Kista ini dapat ditemukan di kedua
bagian indung telur. Biasanya berukuran kecil dan tidak menimbulkan
gejala.
d. Kista endometriosis
Merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium yang
berada di luar rahim. Kista ini berkembang bersamaan dengan tumbuhnya
lapisan endometrium setiap bulan sehingga menimbulkan nyeri hebat,
terutama saat menstruasi dan infertilitas.
e. Kista hemorhage
Merupakan kista fungsional yang disertai perdarahan sehingga
menimbulkan nyeri di salah satu sisi perut bagian bawah.
f. Kista lutein
Merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan. Kista lutein yang
sesungguhnya, umumnya berasal dari korpus luteum haematoma.

Gambar : kista corpus luteum

g. Kista polikistik ovarium


Merupakan kista yang terjadi karena kista tidak dapat pecah dan
melepaskan sel telur secara kontinyu. Biasanya terjadi setiap bulan. Ovarium
akan membesar karena bertumpuknya kista ini. Kista polikistik ovarium yang
menetap (persisten), operasi harus dilakukan untuk mengangkat kista
tersebut agar tidak menimbulkan gangguan dan rasa sakit.
Gambar : kista polikistik ovarium

3. Penyebab Kista Ovarium


Menurut Nugroho (2010), kista ovarium disebabkan oleh gangguan
(pembentukan) hormon pada hipotalamus, hipofisis dan ovarium
(ketidakseimbangan hormon). Kista folikuler dapat timbul akibat hipersekresi dari
FSH dan LH yang gagal mengalami involusi atau mereabsorbsi cairan. Kista
granulosa lutein yang terjadi didalam korpus luteum indung telur yang fungsional
dan dapat membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh penimbunan darah yang
berlebihan saat fase pendarahan dari siklus menstruasi. Kista theka-lutein biasanya
bersifay bilateral dan berisi cairan bening, berwarna seperti jerami. Penyebab lain
adalah adanya pertumbuhan sel yang tidak terkendali di ovarium, misalnya
pertumbuah abnormal dari folikel ovarium, korpus luteum, sel telur.

4. Tanda dan Gejala Kista Ovarium


Manifestasi Klinis Kista Ovarium Menurut Nugroho (2010), kebanyakan
wanita yang memiliki kista ovarium tidak memiliki gejala sampai periode tertentu.
Namun beberapa orang dapat mengalami gejala ini :
1. Nyeri saat menstruasi.
2. Nyeri di perut bagian bawah.
3. Nyeri saat berhubungan seksual.
4. Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai ke kaki.
5. Terkadang disertai nyeri saat berkemih atau BAB.
6. Siklus menstruasi tidak teratur, bisa juga jumlah darah yang keluar banyak.
5. Pemeriksaan Kista Ovarium
Beberapa cara yang dapatdigunakan untuk membantu menegakkan diagnosis
adalah (Bilotta, 2012)
1. Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal
dari ovarium atau tidak, serta untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.
2. Ultrasonografi (USG)
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor,apakah tumor
berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid,
dan dapat pula dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang
tidak.

Gambar : USG kista ovarium

3. Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada
kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.

4. Parasintesis
Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perludiperhatikan bahwa
tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding
kista tertusuk.

6. Penatalaksanaan Kista Ovarium


1. Observasi
Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor (dipantau)
selama 1 -2 bulan, karena kista fungsional akan menghilang dengan sendirinya
setelah satu atau dua siklus haid. Tindakan ini diambil jika tidak curiga ganas
(kanker) (Nugroho, 2010).
2. Terapi bedah atau operasi
Bila tumor ovarium disertai gejala akut misalnya torsi, maka tindakan
operasi harus dilakukan pada waktu itu juga, bila tidak ada 22 gejala akut,
tindakan operasi harus dipersiapkan terlebih dahulu dengan seksama.
Kista berukuran besar dan menetap setelah berbulan-bulan biasanya
memerlukan operasi pengangkatan. Selain itu, wanita menopause yang memiliki
kista ovarium juga disarankan operasi pengangkatan untuk meminimalisir resiko
terjadinya kanker ovarium. Wanita usia 50-70 tahun memiliki resiko cukup besar
terkena kenker jenis ini. Bila hanya kistanya yang diangkat, maka operasi ini
disebut ovarian cystectomy. Bila pembedahan mengangkat seluruh ovarium
termasuk tuba fallopi, maka disebut salpingo oophorectomy.
Faktor-faktor yang menentukan tipe pembedahan, antara lain tergantung
pada usia pasien, keinginan pasien untuk memiliki anak, kondisi ovarium dan
jenis kista.
Kista ovarium yang menyebabkan posisi batang ovarium terlilit (twisted)
dan menghentikan pasokan darah ke ovarium, memerlukan tindakan darurat
pembedahan (emergency surgery) untuk mengembalikan posisi ovarium menurut
Yatim, (2005)

Prinsip pengobatan kista dengan pembedahan (operasi) menurut Yatim, (2005) yaitu:
a. Apabila kistanya kecil (misalnya, sebesar permen) dan pada pemeriksaan
sonogram tidak terlihat tanda-tanda proses keganasan, biasanya dokter melakukan
operasi dengan laparoskopi. Dengan cara ini, alat laparoskopi dimasukkan ke
dalam rongga panggul 23 dengan melakukan sayatan kecil pada dinding perut,
yaitu sayatan searah dengan garis rambut kemaluan.
b. Apabila kistanya besar, biasanya pengangkatan kista dilakukan dengan
laparatomi. Teknik ini dilakukan dengan pembiusan total. Dengan cara
laparotomi, kista bisa diperiksa apakah sudah mengalami proses keganasan
(kanker) atau tidak. Bila sudah dalam proses keganasan, operasi sekalian
mengangkat ovarium dan saluran tuba, jaringan lemak sekitar serta kelenjar limfe.
7. Komplikasi Kista Ovarium
Menurut Wiknjosastro (2007), komplikasi yang dapat terjadi pada kista
ovarium diantaranya:
1. Akibat pertumbuhan kista ovarium
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan pembesaran
perut. Tekanan terhadap alat-alat disekitarnya disebabkan oleh besarnya tumor
atau posisinya dalam perut. Apabila tumor mendesak kandung kemih dan dapat
menimbulkan gangguan miksi, sedangkan kista yang lebih besar tetapi terletak
bebas di rongga perut kadang-kadang hanya menimbulkan rasa berat dalam perut
serta dapat juga mengakibatkan edema pada tungkai.
2. Akibat aktivitas hormonal kista ovarium
Tumor ovarium tidak mengubah pola haid kecuali jika tumor itu sendiri
mengeluarkan hormon.
3. Akibat komplikasi kista ovarium
a. Perdarahan ke dalam kista
Biasanya terjadi sedikit-sedikit sehingga berangsur-angsur menyebabkan kista
membesar, pembesaran luka dan hanya menimbulkan gejala-gejala klinik
yang minimal. Akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam jumah yang banyak
akan terjadi distensi yang cepat dari kista yang menimbukan nyeri di perut.
b. Torsio atau putaran tangkai
Torsio atau putaran tangkai terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5
cm atau lebih. Torsi meliputi ovarium, tuba fallopi atau ligamentum rotundum
pada uterus. Jika dipertahankan torsi ini dapat berkembang menjadi infark,
peritonitis dan kematian. Torsi biasanya unilateral dan dikaitkan dengan kista,
karsinoma, TOA, massa yang tidak melekat atau yang dapat muncul pada
ovarium normal. Torsi ini paling sering muncul pada wanita usia reproduksi.
Gejalanya meliputi nyeri mendadak dan hebat di kuadran abdomen bawah,
mual dan muntah. Dapat terjadi demam dan leukositosis. Laparoskopi adalah
terapi pilihan, adneksa dilepaskan (detorsi), viabilitasnya dikaji, adneksa
gangren dibuang, setiap kista dibuang dan dievaluasi secara histologis.
c. Infeksi pada tumor
Jika terjadi di dekat tumor ada sumber kuman patogen.
d. Robek dinding kista
Terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula sebagai akibat trauma,
seperti jatuh atau pukulan pada perut dan lebih sering pada saat bersetubuh.
Jika robekan kista disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka
perdarahan bebas berlangsung ke uterus ke dalam rongga peritoneum dan
menimbulkan rasa nyeri terus menerus disertai tanda-tanda abdomen akut.
e. Perubahan keganasan
Setelah tumor diangkat perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis yang
seksama terhadap kemungkinan perubahan keganasannya. Adanya asites
dalam hal ini mencurigakan. Massa kista ovarium berkembang setelah masa
menopause sehingga besar kemungkinan untuk berubah menjadi kanker
(maligna). Faktor inilah yang menyebabkan pemeriksaan pelvik menjadi
penting.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Lowdermilk, & Jensen. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas, alih bahasa
Maria A. Wijayarini, Peter I. Anugrah (Edisi 4). Jakarta: EGC.

Benson Ralp C dan Martin L. Pernoll. 2008. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:
EGC.

Bilotta, Kimberli. 2012. Kapita Selekta Penyakit: Dengan Implikasi Keperawatan. Edisi 2.
Jakarta : EGC.

Heardman. (2011). Diagnosa Keperawatan. Jakarta. EGC.

Heffner, Linda J. & Danny J.Schust. (2008). At a Glance Sistem Reproduksi Edisi II.
Jakarta : EMS, Erlangga Medical Series.

Muslihatun, Nur Wafi. 2009. Dokumentasi Keperawatan. Yogyakarta: Fitramaya.

Nugroho, Taufan. 2010. Kesehatan Wanita, Gender dan Permasalahannya. Yogyakarta :


Nuha Medika.

Purwandari Atik. 2008. Konsep Keperawatan. Jakarta: EGC.

Wilkinson, Judith M. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9. Jakarta: EGC.

Winkjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kandungan Ed.2. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwomo Prawirohardjo.

Yatim, Faisal. 2005. Penyakit Kandungan, Myom, Kista, Indung Telur, Kanker
Rahim/Leher Rahim, serta Gangguan lainnya. Jakarta: Pustaka Populer Obor
Daftar Hadir Peserta Penyuluhan Kista Ovarium
Di Poliklinik Maternitas Rumah Sakit Umum Pusat
dr. Mohammad Hoesin Palembang

Hari/tanggal : Kamis, 02 Januari 2020


Waktu : 08.00 WIB s.d Selesai
Tempat : Ruang Tunggu Poliklinik RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang
NO NAMA ALAMAT TTD
1 25
2 26
3 27
4 28
5 29
6 30
7 31
8 32
9 33
10 34
11 35
12 36
13 37
14 38
15 39
16 40
Daftar Hadir Pelaksana Penyuluhan Kista Ovarium
Di Poliklinik Maternitas Rumah Sakit Umum Pusat
dr. Mohammad Hoesin Palembang

Hari/tanggal : Kamis, 02 Januari 2020

Waktu : 08.00 WIB s.d Selesai

Tempat : Ruang Tunggu Poliklinik RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

No. NAMA JOBDESK TTD

1 Dedes Sahpitra Narasumber 1

2 Dian Agustina Putri Fasilitator 2

3 Lita Gustina Tanda B. Penyaji 3

4 Lussy Saswina Notulen 4

5 Muflih Pratama Fasilitator 5

6 Nugroho Anis W. Observer 6

7 Ovi Maftukhatus M. Fasilitator 7

8 Rani Ohcta Sari Fasilitator 8

9 Subrayan Dokumentasi 9

10 Waode Raniarti Narasumber 10


Daftar Pertanyaan Peserta Penyuluhan Kista Ovarium
Di Poliklinik Maternitas Rumah Sakit Umum Pusat
dr. Mohammad Hoesin Palembang

Hari/tanggal : Kamis, 02 Januari 2020

Waktu : 08.00 WIB s.d Selesai

Tempat : Ruang Tunggu Poliklinik RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

NO NAMA PERTANYAAN JAWABAN

Anda mungkin juga menyukai