Anda di halaman 1dari 12

Marizsa Rahima Indra

2016 – 11 – 087
MODUL II
ANALISA HUBUNG SINGKAT
(SHORT CIRCUIT ANALYSIS)

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mempelajari karakteristik arus gangguan
2. Memperlajari jenis gangguan pada sistem tenaga
3. Mempelajari simulasi gangguan pada Software ETAP
4. Mempelajari manfaat analisa gangguan

II. ALAT DAN PERLENGKAPAN


1. 1 unit PC
2. Software ETAP

Laboratorium Simulasi Sistem Tenaga


STT - PLN
Marizsa Rahima Indra
2016 – 11 – 087
III. TEORI
3.1 Pendahuluan
Tenaga Listrik disalurkan ke konsumen melalui Sistem Tenaga Listrik. Sistem Tenaga
Listrik terdiri dari beberapa subsistem, yaitu Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi. Tenaga
listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan distribusi. Oleh karena itu, jaringan distribusi
merupakan bagian jaringan listrik yang paling dekat dengan masyarakat.
Jaringan distribusi dikelompokkan menjadi dua, yaitu jaringan distribusi primer dan
jaringan distribusi sekunder. Tegangan distribusi primer yang dipakai PLN adalah 20 kV, 12 kV,
6 KV. Pada saat ini, tegangan distribusi primer yang cenderung dikembangkan oleh PLN adalah
20 kV. Tegangan pada jaringan distribusi primer, diturunkan oleh gardu distribusi menjadi
tegangan rendah yang besarnya adalah 380/220 V, dan disalurkan kembali melalui jaringan
tegangan rendah kepada konsumen.
Dalam operasi sistem tenaga listrik sering terjadi gangguan – gangguan yang dapat mengakibatkan
terganggunya penyaluran tenaga listrik ke konsumen. Gangguan adalah penghalang dari suatu
sistem yang sedang beroperasi atau suatu keadaan dari sistem penyaluran tenaga listrik yang
menyimpang dari kondisi normal. Suatu gangguan di dalam peralatan listrik didefinisikan sebagai
terjadinya suatu kerusakan di dalam jaringan listrik yang menyebabkan aliran arus listrik keluar
dari saluran yang seharusnya.
Berdasarkan ANSI/IEEE Std. 100-1992 gangguan didefinisikan sebagai suatu kondisi fisis
yang disebabkan kegagalan suatu perangkat, komponen, atau suatu elemen untuk bekerja sesuai
dengan fungsinya. Gangguan hampir selalu ditimbulkan oleh hubung singkat antar fase atau
hubung singkat fase ke tanah. Suatu gangguan hampir selalu berupa hubung langsung atau melalui
impedansi. Istilah gangguan identik dengan hubung singkat, sesuai standart ANSI/IEEE Std. 100-
1992.
Hubung singkat merupakan suatu hubungan abnormal (termasuk busur api) pada
impedansi yang relatif rendah terjadi secara kebetulan atau disengaja antara dua titik yang
mempunyai potensial yang berbeda. Istilah gangguan atau gangguan hubung singkat digunakan
untuk menjelaskan suatu hubungan singkat. Untuk mengatasi gangguan tersebut, perlu dilakukan
analisis hubung singkat sehingga sistem Proteksi yang tepat pada Sistem Tenaga Listrik dapat
ditentukan. Analisis hubung singkat adalah analisis yang mempelajari kontribusi arus gangguan
hubung singkat yang mungkin mengalir pada setiap cabang didalam sistem (di jaringan distribusi,
transmisi, trafo tenaga atau dari pembangkit) sewaktu gangguan hubung singkat yang mungkin
terjadi di dalam sistem tenaga listrik.

Analisis Hubung Singkat memiliki tujuan, yaitu sebagai berikut.

Laboratorium Simulasi Sistem Tenaga


STT - PLN
Marizsa Rahima Indra
2016 – 11 – 087
1. Untuk menentukan arus maksimum dan minimum hubung singkat.
2. Untuk menentukan arus gangguan tak simetris bagi gangguan satu dan dua line ke tanah,
gangguan line ke line, dan rangkaian terbuka
3. Penyelidikan operasi rele-rele proteksi
4. Untuk menentukan kapasitas pemutus dari circuit breaker
5. Untuk menentukan distribusi arus gangguan dan tingkat tegangan busbar selama gangguan.

Hubung singkat terjadi akibat dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dari
gangguan adalah rusaknya peralatan listrik. Faktor eksternal adalah antara lain cuaca buruk, seperti
badai, hujan, dingin; bencana, seperti gempa bumi, angin ribut, kecelakaan kendaraan; runtuhnya
pohon; petir; aktivitas konstruksi, ulah manusia, dan lain-lain. Sebagian besar gangguan terjadi
karena cuaca buruk, yaitu hujan atau badai, dan pohon.
Gangguan hubung singkat menyebabkan terjadinya interupsi kontinuitas pelayanan daya
kepada para konsumen apabi1a gangguan itu sampai menyebabkan terputusnya suatu rangkaian
(sircuit) atau menyebabkan keluarnya satu unit pembangkit, penurunan tegangan yang cukup besar
menyebabkan rendahnya kualitas tenaga listrik dan merintangi kerja normal pada peralatan
konsumen, pengurangan stabilitas sistem dan menyebabkan jatuhnya generator, dan merusak
peralatan pada daerah terjadinya gangguan tersebut.

Gangguan dapat terdiri dari gangguan temporer atau permanent. Kebanyakan gangguan
temporer di amankan dengan circuit breaker (CB) atau pengaman lainnya. Gangguan permanent
adalah gangguan yang menyebabkan kerusakan permanent pada sistem. Seperti kegagalan isolator,
kerusakan penghantar, kerusakan pada peralatan seperti transformator atau kapasitor. Pada saluran
bawah tanah hampir semua gangguan adalah gangguan permanen. Kebanyakan gangguan
peralatan akan menyebabkan hubung singkat. Gangguan permanen hampir semuanya
menyebabkan pemutusan/gangguan pada konsumen. Untuk melindungi jaringan dari gangguan
digunakan fuse, recloser atau CB.
Namun, berdasarkan kesimetrisannya, gangguan terdiri dari gangguan simetris dan
asimetris. Gangguan simetris adalah gangguan yang terjadi pada semua fasanya sehingga arus dan
tegangan pada masing-masing fasa bernilai sama, yaitu di antaranya Hubung Singkat 3 fasa dan
Hubung singkat 3 fasa ke tanah. Sedangkan gangguan simetris adalah gangguan yang
mengakibatkan arus yang mengalir pada setiap fasa tidak seimbang, yaitu di antaranya hubung
singkat 1 fasa ke tanah, hubung singkat fasa ke fasa, dan hubung singkat 2 fasa ke tanah. Analisis
Hubung Singkat secara umum menggunakan persamaan hubung singkat sebagai berikut.

Laboratorium Simulasi Sistem Tenaga


STT - PLN
Marizsa Rahima Indra
2016 – 11 – 087

a. ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT

Analisis Gangguan Hubung Singkat dilakukan dengan berdasarkan kesimetrisan gangguan


yang terjadi. Analisis gangguan Hubung Singkat dapat dilakukan pada keadaan simetris. Pada
gangguan asimetris perlu dilakukan metode komponen simetris untuk melakukan analisis hubung
singkat.
3.2.1. Komponen Simetris
Komponen simetris digunakan untuk menganalisis terutama sistem yang tidak seimbang,
misalnya saat terjadi hubung singkat tiga phasa, dua phasa dan satu phasa ke tanah. Dimana sebuah
sistem tak seimbang diubah menjadi tiga rangkaian persamaan yaitu rangkaian urutan positif,
urutan negatif, dan urutan nol. Menurut teorema Fortescue, tiga fasor tak seimbang dari sistem tiga
phasa dapat diuraikan menjadi tiga sistem fasor yang seimbang. Himpunan seimbang komponen
itu adalah (Stevenson, 1982: 260):

1. Komponen urutan positif, yang terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya, terpisah satu
dengan yang lainnya dalam phasa sebesar 120o, dan mempunyai urutan phasa yang sama
seperti fasor lainnya.
2. Komponen urutan negatif, yang terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya, terpisah satu
dengan yang lainnya dalam phasa sebesar 120o, dan mempunyai urutan phasa yang
berlawanan dengan fasor aslinya.
3. Komponen urutan nol, yang terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya dan dengan
pergeseran phasa nol antara fasor yang satu dengan yang lain.
Tujuan lain adalah untuk memperlihatkan bahwa setiap phasa dari sistem tiga phasa tak seimbang
dapat di pecah menjadi tiga set komponen.

Gambar Vektor Diagram untuk Komponen Simetris

Laboratorium Simulasi Sistem Tenaga


STT - PLN
Marizsa Rahima Indra
2016 – 11 – 087
Komponen simetris berpengaruh terhadap besarnya impedansi saluran. Impedansi saluran suatu
sistem tenaga listrik tergantung dari jenis konduktornya yaitu dari bahan apa konduktor itu dibuat
yang juga tentunya pula dari besar kecilnya penampang konduktor dan panjang saluran yang
digunakan jenis konduktor ini. Komponen Simetris menyebabkan tegangan jatuh sesuai dengan
urutan arusnya dan tidak mempengaruhi urutan arus lainnya, berarti tiap urutan yang seimbang
akan terdiri dari suatu jaringan. Ketidakseimbangan arus atau tegangan ini akan menimbulkan
pula impedansi urutan positif, urutan negatif, dan urutan nol. Impedansi urutan dapat
didefinisikan sebagai suatu impedansi yang dirasakan arus urutan bila tegangan urutannya
dipasang pada peralatan atau pada sistem tersebut. Seperti juga tegangan dan arus didalam
metode komponen simetris dikenal tiga macam impedansi urutan yaitu sebagai berikut.

1. Impedansi urutan positif (Z1), adalah impedansi tiga phasa simetris yang terukur bila dialiri
oleh arus urutan positif.
2. Impedansi urutan negatif (Z2), adalah impedansi tiga phasa simetris yang terukur bila
dialiri oleh arus urutan negatif.
3. Impedansi urutan nol (Z0), adalah impedansi tiga phasa simetris yang terukur bila dialiri
arus urutan nol.

Laboratorium Simulasi Sistem Tenaga


STT - PLN
Marizsa Rahima Indra
2016 – 11 – 087
IA = I1A + I2A + I0.
IB = a2 I1A + a I2A + I0.
IC = a I1A + a2 I2A + I0.
Dari persamaan tersebut, diperoleh persamaan berikut.
I1A = 1/3(IA + aIB + a2IC)
I2A = 1/3(IA + a2IB + aIC)
I0 = 1/3(IA + IB + IC)
Persamaan di atas, terdapat operator a yang merupakan unit vektor yang membentuk sudut
120 derajat berlawanan jarum jam.

b. Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah

Diperoleh persamaan berikut.

c. Hubung Singkat 3 fasa

Laboratorium Simulasi Sistem Tenaga


STT - PLN
Marizsa Rahima Indra
2016 – 11 – 087

Pada ganguan hubung singkat tiga fasa, gangguan termasuk gangguam simetris, ehingga tidak
perlu menggunakan komponen simetris. Persamaan hubung singkat diperoleh sebagai berikut

Va = Vf – Ia1Za1 = 0

d. Hubung Singkat 2 fasa

Dengan menggunakan komponen simetris, diperoleh persamaan berikut

Ia0 = 0;

Laboratorium Simulasi Sistem Tenaga


STT - PLN
Marizsa Rahima Indra
2016 – 11 – 087
Sehingga diperoleh persamaan berikut.

IV. LANGKAH PERCOBAAN


1. Rangkaian Percobaan

Laboratorium Simulasi Sistem Tenaga


STT - PLN
Marizsa Rahima Indra
2016 – 11 – 087

Gambar 3.1 Rangkaian Percobaan Simulasi Hubung Singkat

Laboratorium Simulasi Sistem Tenaga


STT - PLN
Marizsa Rahima Indra
2016 – 11 – 087

Gambar 3.2 Network 1

2. Data yang di input


a. Data Trafo 2 Belitan
Transformer Grounding kVA Prim. Sec. Impedance Prim. Sec.
ID kV kV Grounding Grounding
T1 - 500 150 20 Typical Z&X/R Resistor 40 Resistor 40
T2 - 500 150 20 Typical Z&X/R Resistor 40 Ω
Resistor 40
,,
T3 - 500 150 20 Typical Z&X/R Resistor 40 Resistor 40
T4 - 500 150 20 Typical Z&X/R Resistor 40 Resistor 40
T5 - 500 150 20 Typical Z&X/R Resistor 40 Ω
Resistor 40
T6 - 500 150 20 Typical Z&X/R Resistor 40 Ω
Resistor 40
T7 - 200 20 0.4 Typical Z&X/R Resistor 40 Ω
Resistor 40
T8 - 200 20 0.4 Typical Z&X/R Resistor 40 Ω
Resistor 40
T9 - 200 20 0.4 Typical Z&X/R Resistor 40 Ω
Resistor 40
T10 - 200 20 0.4 Typical Z&X/R Resistor 40 Ω
Resistor 40
T11 - 200 20 0.4 Typical Z&X/R Resistor 40 Ω
Resistor 40
T12 - 200 20 0.4 Typical Z&X/R Resistor 40 Ω
Resistor 40
T13 - 3000 13.8 1 Typical Z&X/R Resistor 40 Ω
Resistor 40
5 Ω
0

Laboratorium Simulasi Sistem Tenaga


STT - PLN
Marizsa Rahima Indra
2016 – 11 – 087

b. Data Beban

LOAD ID Status kV kV % PF
A
Lump1 Continuous 110 20 85
Lump2 Continuous 110 20 85
Lump3 Continuous 110 20 85
Lump4 Continuous 110 20 85
Lump5 Continuous 110 20 85
Lump6 Continuous 110 20 85
Load1 Continuous 200 0.4 -90
Load2 Continuous 200 0.4 -90
Load3 Continuous 200 0.4 -90
Load4 Continuous 200 0.4 -90
Load5 Continuous 200 0.4 -90
Load6 Continuous 200 0.4 -90

c. Data Cable
Cable 1-6 Length : 1 km

d. Data Generator

kW kV PF Rating
Nama Mode Rating Rating (%) Imp / Model

Laboratorium Simulasi Sistem Tenaga


STT - PLN
Marizsa Rahima Indra
2016 – 11 – 087
Gen 1 PF Control 300 13.8 85 Typical Data

Gen 2 PF Control 300 13.8 85 Typical Data

e. Power Grid
MVAsc MVAsc
Nama (3-Phase) (1-Phase) X/R

U1 1 1 42

f. Transmission Line
Line 1
Length : 1 km
Conductor Lib : Metric; 50 Hz; AAAC; Pirelli; KRYPTON 158 mm2
Impedance (User-Difined)

R – T1 R – T2 X Y

Positive 0.21 4.85368 0.36698 3.57303

Negative 0.21 4.85368 0.36698 3.57303

Zero 0.35444 4.9 1.63368 1.26461

3. Buat rangkaian sesuai dengan gambar 3.1


4. Masukan data yang ada pada gambar seperti yang telah disediakan
5. Amati arus yang mengalir pada rangkaian percobaan dengan menggunakan
Load Flow Analysis
6. Kemudian berikan gangguan pada bus dengan menggunakan Short Circuit study case
7. Amati arus gangguan yang terjadi
8. Catat besarnya arus gangguan
9. Periksa Short Circuit Analysis View

Laboratorium Simulasi Sistem Tenaga


STT - PLN

Anda mungkin juga menyukai